• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR MENURUT SISWA-SISWI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR MENURUT SISWA-SISWI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA-SISWI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

P E H A L I N A

NIM : 011114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv ( Dari duri-duri menuju ke bintang-bintang )

? every problem has an answer if you thing positive

? Sega la perkara dapat Ku tanggung didalam Dia yang

memberikan kekuatan kepadaku?

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

♣ Sang Yesus penolongku dan Bunda maria.

♣ Ayahanda Avellinus Apo BA dan

Ibundaku Irawaty Sabina sembah sujud terimakasih atas doa, semangat, dan

kasihnya, “Uci” Sayang “Upak dan Umak”.

♣ Abangku Alfredo, kakakku Rosnaini, abangku Fernando, dan kakakku

yang keempat Yovita roseva.

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,17 Desember, 2008

Penulis

(6)

vi

Nama : Pehalina

Nomor Mahasiswa : 011114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR MENURUT

SISWA-SISWI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Desember 2008

Yang menyatakan

(7)

vii

KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR MENURUT

SISWA-SISWI KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

PEHALINA NIM : 011114028

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendapat siswa-siswi mengenai kegunaan kegiatan bimbingan belajar siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Masalah yang diteliti adalah “Sejauh mana kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut para siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah semua siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang berjumlah 149 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan belajar”. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memuat tentang kegiatan bimbingan belajar. Jumlah seluruh item yang digunakan sebanyak 63 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif yang meliputi pengujian data melalui hasil perhitungan mean teoritik, standar deviasi, serta pengkategorisasia n.

(8)

viii Pehalina 011114028

This study was aimed to describe the students opinions on The Advantages of Learning Guidance Activity According to The 2008/2009 8th Grade Students of SMP Pangudi Luhur I Yogjakarta. The first investigated problem was “ What useful the learning guidance activity according to the 2008/2009 8th grade students of SMP PL I Jogjakarta is.

This study applied descriptive research. The subjects of this study were all the 8th grade students of SMP PL I Yogjakarta who are around 149 students. The instrument used in the study is “The questionnaire of the advantages of learning guidance activity.” the questionnaire consists of questions related to the advantages of learning guidance activity. The total number of items used in this questionnaire is 63 items. The technique of data analysis used in this study is statistical descriptive analysis which included the presentation of data through the calculation results of theoretical mean, deviation standards, and also through the classification based on the norm/ the rule in which classified into low, medium, and high.

The result of the study shows that the advantages of learning guidance according to the 8th grade students of SMP PL I Yogjakarta, are as follows:

1. The total number of students who feel that the advantages of learning guidance activity are low is only 1 student.

2. The total number of students who feel that the advantages of learning guidance activity are medium is around 78 students.

3. The total number of students who feel that the advantages of learning guidance activity are high reaches up to 70 students.

(9)

ix

Puji dan syukur yang berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan berkatNya yang memberi penulis kesempatan untuk dapat belajar di

Universitas Sanata Dharma, hingga penulis dapat mengselesaikan penulisan

skripsi ini, sebagai tugas akhir dan memperoleh sarjana.

Selama menjalani studi di program studi Bimbingan dan Konseling

banyak suka dan duka, untung dan malang yang penulis rasakan, dan pengalaman

pembelajaran yang berharga yang tentunya tidak akan pernah tergantikan oleh

siapapun.

Adapun ucapan terimakasih penulis haturkan dalam menulis skripsi ini,

tentunya melibatkan banyak pihak-pihak yang telah membantu memberi saran,

mengkritik. Sehingga menghantarkan penulis pada penyelesaian penyusunan

skripsi, Oleh karena itu ijinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu A. Setyandari, S.Pd, Psi.,M.A. Dosen pembimbing yang telah

membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran, pengertian, serta

memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan cepat

skripsi ini.

3. Para Dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

(10)

x

5. Ibu Veronica Indriastuti S.Pd Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP

Pangudi Luhur I Yogyakarta.

6. Ibu Natalia Tatik S.Pd Guru Bimbingan dan Konseling SMP Pangudi Luhur

I Yogyakarta.

7. Kedua orang tuaku terimaksih atas doa, semangat, dan kasihnya selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan “2001”.

9. Teman-teman IPMKB (Ikatan dan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat).

10.Teman-teman FKPMKS (Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani

Sintang)

11.Teman-teman LSM YPB, YPPN, PMKRI, GMKI, terus berjuang demi

kemajuan daerah dan pertahankan masing- masing nilai- nilai ideologi.

Penulis

(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL……….... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……… iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

PUBLIKASI ……… vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ………. viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

C. Tujuan Penelitian ………. 4

D. Manfaat Penelitian ……….. 5

E. Batasan Istilah……….. 5

BAB II. KAJIAN TEORI ……… 6

A. Bimbingan dan Konseling ……….. 6

1.Bimbingan ……….. 6

(12)

xii

1. Kegiatan Bimbingan Belajar ……… 14

a. Bimbingan Individual ...……….. 15

b. Bimbingan Kelompok ……… 16

2. Siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta……….. . 16

a. Pengertian Masa Remaja……… 16

3. Program Bimbingan dan Konseling ……… 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….. 19

A. Jenis Penelitian ………. 19

B. Populasi dan Sampel ……… 19

C. Instrumen Penelitian ……… 20

1. Instrumen Pengumpul Data ………. 20

2. Skoring ……….. 21

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ……… 22

1. Validitas Instrumen ……… 22

2. Reliabilitas Instrumen ……… 24

E. Prosedur Pengumpulan Data ……… 26

1. Tahap Persiapan ………. 26

2. Tahap Penelitian……… 27

(13)

xiii

A. Kegunaan Kegiatan Bimbingan Belajar Menurut

Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta … 31

B. Pembahasan ………. 31

BAB V. PENUTUP ……….. 34

A. Ringkasan ………. 34

B. Kesimpulan ………... 36

C. Saran ………. 36

DAFTAR PUSTAKA ………. 38

(14)

xiv

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Kegunaan

Kegiatan Bimbingan Belajar ……… 21

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba ……… 24

Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi

Reliabilitas dan Validitas suatu Tes ……… 25

Tabel 4. Jadwal Penelitian ……….. 27

Tabel 5. Norma Kategori Skor Item Kegunaan Kegiatan

Bimbingan Belajar Menurut Siswa-siswi Kelas VIII SMP

Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009……… 30

Tabel 6. Hasil Kegunaan Kegiatan Bimbingan Belajar

Menurut Siswa-Siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian/Uji coba alat Penelitian... 41

Lampiran 2. Surat keterangan telah penelitian... 42

Lampiran 3. Kuesio ner Uji Coba ……… 43

Lampiran 4. Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner ………. 4 4

Lampiran 5. Reliabilitas Item dengan Penggunaan

Bantuan Komputer Program

SPSS versi 15,0 Windows ………. 45

Lampiran 6. Skor Ganjil dan Genap ……… 46

Lampiran 7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba ………… 47

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian………... 48

(16)

1

Dalam pendahuluan ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pelayanan bimbingan dan konseling menjadi salah satu

pelayanan pendidikan yang dibutuhkan di sekolah, untuk membantu

kelancaran proses belajar dan mengajar serta optimalisasi potensi siswa.

Adapun tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling ini menurut Cribbir

dalam Rahman (2003:18-19) adalah untuk membantu mengarahkan siswa agar

dapat belajar secara efektif dan efisien untuk memanfaatkan potensi yang

dimiliki secara optimal, sehingga siswa mampu mencapai prestasi pada taraf

yang terbaik, sedangkan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

di sekolah dilaksanakan oleh tenaga profesional yang biasa disebut guru

pembimbing.

Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai hak dan tanggung

jawab, wewenang dalam setiap kegiatan bimbingan dan konseling. Selain itu

guru pembimbing juga bertugas membuat sebuah program, yang di berikan

kepada siswa, sesuai dengan kondisi kebutuhan siswa, dimana setiap guru

pembimbing wajib merencanakan program pelayanan bimbingan dan

konseling dalam jangka waktu tertentu. Mengenai program pelayanan

(17)

bidang bimbingan, antara lain: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan

sosial, bidang bimbingan karier, dan bidang bimbingan belajar. Diantara

bidang bimbingan lainnya yang akan diteliti oleh penulis adalah bidang

bimbingan belajar, sebab berdasarkan pengalaman praktek di SMP program

pengalaman lapangan, masih banyak siswa-siswi mengalami proses belajar

yang salah, seperti tidak bisa belajar dengan efektif, tidak bisa membagi waktu

dengan baik, tidak bisa menggunakan buku pelajaran dengan baik, Oleh sebab

itu bidang bimbingan belajar sangatlah berperan penting dalam kemajuan

siswa didalam proses belajar siswa. Adapun yang ditawarkan bidang

bimbingan belajar kepada siswa, yakni agar siswa di dalam proses belajarnya

dapat mengalami suatu perubahan, dimana tahap perubahan itu mengharuskan

siswa belajar dari yang dulunya siswa tidak tahu menjadi tahu, perubahan juga

terjadi tentunya berpengaruh pada pikiran, perasaan, serta nilai- nilai sikap.

Kegunaan kegiatan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa

dalam hal menemukan cara belajar yang baik dan sikap belajar yang baik,

serta membantu dalam hal mengatasi kesulitan yang timbul berkaitan dengan

tuntutan-tuntutan belajar di suatu instansi pendidikan Winkel (1997:140).

Najib (1997) menjelaskan bahwa bimbingan belajar bertujuan membantu

siswa dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar baik, agar

siswa dapat menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta mempersiapkan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Rahman (2003:41-42) menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan belajar

(18)

dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin

tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan. W. Tanlain (25:Handout ) bimbingan belajar siswa adalah

pemberian informasi dan latihan mengenai cara berlatih, cara berpraktek, cara

memecahkan masalah yang berkaitan dengan program pendidikan sekolah

oleh guru pembimbing kepada siswa, baik secara perorangan maupun secara

berkelompok dengan tujuan siswa mahir menerapkan kegiatan belajarnya.

Kegiatan bimbingan belajar biasanya berlangsung di dalam kelas,

melibatkan guru pembimbing dan siswa melalui kegiatan tatap muka.

Bimbingan belajar ini diberikan pada semua siswa yang bermasalah dalam hal

belajarnya, kegiatan ini biasanya disebut dengan pelayanan bimbingan belajar

siswa, sedangkan untuk pemberian pelayanan bisa dilakukan melalui

pelayanan bimbingan perorangan dan kelompok, dengan maksud agar siswa

baik secara perorangan dan kelompok dapat menerima bimbingan belajar

secara menyeluruh, sehingga memudahkan siswa dalam hal memahami proses

perubahan yang terjadi pada cara belajar dan sikap belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas kiranya menjadi titik tolak yang dapat

dijadikan landasan berpikir bagi penulis, untuk mengetahui pendapat sejauh

mana kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut siswa-siswi kelas VIII

SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun ajaran 2008/2009. Adapun yang

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP

Panggudi Luhur I Yogyakarta, sebab siswa-siswi ini tergolong remaja yang

(19)

baik itu secara fisik maup un psikis, sehingga hal ini berpengaruh pada pola

perkembanganya, baik dilingkungan sosial maupun lingkungan sekolah.

Dimana kegiatan di sekolah banyak menawarkan kepada siswa, untuk

mengikuti sejumlah kegiatan seperti ekstrakulikuler, kepramukaan, dan

kegiatan organisasi intra sekolah atau yang biasa disebut OSIS, maka otomatis

hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya seperti cara belajar,

sikap belajar, kebiasaan belajar, dan waktu belajar, sehingga hal ini bisa

menghantarkan siswa pada seputar permasalahan dalam hal belajar, seperti

berdampaknya pada hasil prestasi siswa yang menurun. Oleh karena itu pada

masa ini penting bagi siswa untuk mendapatkan kegiatan bimbingan belajar.

Sedangkan alasan bagi penulis adalah untuk mengetahui sejauh mana

pendapat siswa-siswi mengenai kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut

siswa-siswi kelas VIII SMP Panggudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran

2008/2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka disusun rumusan

masalah sebagai berikut :

Sejauh mana kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut siswa-siswi Kelas

VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kegunaan kegiatan

bimbingan belajar menurut siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I

(20)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk

pengembangan kegiatan bimbingan belajar di sekolah.

E. Batasan Istilah

1. Kegunaan kegiatan bimbingan belajar adalah manfaat yang diperoleh

siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar di sekolah, adapun alat

ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup.

2. Siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009 adalah:

Semua siswa-siswi kelas VIII yang terdaftar di sekolah SMP Pangudi

(21)

6

KAJIAN TEORI

Bab ini memuat mengenai Bimbingan dan Konseling meliputi:

bimbingan (arti, fungsi, dan tujuan), Empat bidang bimbingan dan

konseling Kegiatan bimbingan belajar (bimbingan individual dan

bimbingan kelompok), Siswa-siswi kelas VIII SMP Pangud i Luhur I

Yogyakarta meliputi: (pengertian masa remaja) Program bimbingan dan

konseling di Sekolah.

A. Bimbingan dan Konseling

1. Bimbingan

a. Arti Bimbingan

Menurut kamus Bahasa Inggris bimbingan atau guidance

berasal dari suku kata guide yang diartikan menunjukkan jalan

memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan,

memberikan nasehat. Seiring waktu demi waktu kata bimbingan mulai

populer di lembaga pendidikan khususnya di sekolah. Penyelenggaraan

pelayanan kegiatan bimbingan ini, biasanya dilakukan oleh seorang

tenaga yang disebut dengan guru pembimbing atau guru bimbingan dan

konseling, dimana tugas seorang guru pembimbing adalah berhak,

bertanggung jawab dalam memiliki wewenang untuk menyusun program

bimbingan. Oleh karena itu, untuk menyusun program bimbingan

(22)

pengertian dari bimbingan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan

kemampuannya sebagai seorang gur u pembimbing. Adapun beberapa

pengertian bimbingan antara lain sebagai berikut :

Bimbingan menurut Sukardi, 1996 dalam Rahman (2003:13)

adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar ia mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenali diri sendiri dan

mengatasi persoalan-persoalan, sehingga ia mampu me nentukan jalan

hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain.

Menurut Miller, F.W. 1968 dalam Prayitno (1976:38) menyatakan

bahwa bimbingan adalah proses untuk membantu siswa memperoleh

pengertian tentang diri sendiri dan pengarahan diri sendiri, yang

diharapkan untuk penyesuaian diri yang maksimal baik itu di sekolah,

keluarga, dan masyarakat.

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1981:23) menjelaskan bahwa

bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa, agar kelak siswa

mampu memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya,

agar diharapkan siswa berusaha mengatasi persoalan-persoalan sehingga

dapat menentukan sendiri jalan hidupnya, secara bertanggung jawab tanpa

harus bergantung kepada orang lain.

Stone & Shertzer dalam Winkel (40:1997) menjelaskan “Guidance

is the process of helping individual to understand themselves and their

world” dapat diartikan Bimbingan adalah proses membantu

(23)

Jadi, kegiatan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan

yang mengfokuskan pada perkembagan siswa melalui proses tahap demi

tahap, menuju kearah yang lebih baik, sehingga harapannya kelak siswa

mampu memahami seluk beluk kepribadiannya, yang mencakup antara

lain sikap, sifat, dan watak, dan diharapkan siswa mampu memecahkan

persoalan-persoalan yang dihadapinya, serta siswa mampu menyesuaikan

diri dimanapun ia berada, sehingga kedepannya kelak siswa mampu

mencapai kehidupan sukses dan bahagia.

b. Fungsi Bimbingan

Penyelenggaraan kegiatan bimbingan di sekolah diharapkan

mampu mencapai tujuan optimalisasi, agar kegiatan bimbingan yang

optimal ini dapat membantu dan berkenan demi perkembangan

siswa ke arah yang lebih baik, oleh karena itu selain pengertian dari

bimbingan sebaiknya juga guru pembimbing mengetahui fungsi atau

manfaat bimbingan bagi siswa. Berikut beberapa penjelasan fungsi

bimbingan menurut Prayitno (1976 : 47 ) adalah:

a) Fungsi untuk mengungkapkan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak.

b) Fungsi untuk mengarahkan dan kemajuan pertumbuhan dan

perkembangan anak sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak.

c) Fungsi untuk mencegah anak dari gangguan terhadap kelancaran per-tumbuhan dan perkembangan.

d) Fungsi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak. e) Fungsi untuk pemberian informasi pada anak.

Sedangkan penjelasan menurut Nurihsan. J. A dan Sudianto. A (2004:14)

(24)

a) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan mengenai pemahaman oleh pihak-pihak tertentu yang berkenaan pada pribadi siswa, yang bertujuan mencapai kepentingan pengembangan siswa.

b) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa dalam hal memilih mengenai pilihan jurusan yang ada di sekolah kelak ia tamat dari sekolah, baik itu jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat.

c) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan dan kebutuhan para peserta, guru pembimbing, konselor, yang bertujuan dapat membantu guru untuk memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam hal mengelola dan memilih materi pelayanan yang tepat, atau dalam mengadaptasi bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan yang siswa miliki.

d) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal.

Senada dengan penuturan oleh Wijaya Juhana (1988:94) bahwa fungsi

bimbingan adalah sebagai berikut:

a) Fungsi penyaluran, yaitu pemberian bantuan kepada siswa dalam pemilihan program kegiatan kurikulum seperti ekstrakulikuler, dan pemilihan jurusan pada siswa yang ingin melanjutkan sekolah. b) Fungsi pengadaptasian, yaitu pemberian kepada staf sekolah

kepada guru dalam pengadaptasian program pengajaran yang bertujuan pengembangan siswa.

c) Fungsi penyesuaian, yaitu pemberian bantuan kepada siswa agar dapat menyelaraskan diri dengan lingkungannya dan memperoleh kemajuan secara optimal dalam perkembangan.

Jadi, fungsi bimbingan membantu siswa supaya siswa mampu

memahami, menerima, dan berusaha untuk memecahkan

persoalan-persoalan hidup yang berkaitan dengan proses perkembangan dan

pembentukan diri siswa.

c. Tujuan Bimbingan

Kegiatan bimbingan akan sukses jikalau pengertian, fungsi dan

(25)

mampu membuka cakrawala siswa secara menyeluruh dalam proses

pemantapan kegiatan bimbingan. Dimana hal ini bertujuan membantu

siswa dalam pengembangan diri sehingga siswa diharapkan mampu

mengatasi masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, penting bagi

siswa sebelumnya untuk mengetahui arti, fungsi, dan tujuan awal

kegiatan bimbingan.

Tujuan bimbingan terdiri dari tujuan umum bimbingan dan tujuan

khusus bimbingan. Namun tujuan ini tetap bertujuan untuk mencapai

tujuan secara lebih khusus yang mengupayakan tujuan layanan

bimbingan yang optimal bagi para siswa, khususnya di sekolah.

Tujuan bimbingan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

yang dimiliki siswa didalam mengatasi kesulitannya. Adapun

kesulitan secara umum yang dihadapi siswa yang dikemukakan oleh

Sukardi dan Suma rti (1990 : 4-5) adalah :

1) Kesulitan dalam belajar terutama tampak pada prestasi belajar siswa yang rendah.

2) Diterapkannya kebiasaan-kebiasaan yang kurang menguntungkan oleh para siswa dalam proses belajar- mengajarnya dan dalam hubungan sosialnya

3) Adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam merencanakan, menentukan putusan dalam melanjutkan studi.

4) Adanya kesulitan yang dihadapi berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan, jabatan atau karier setelah selesai atau tidak melanjutkan studi lanjutan.

5) Adanya berbagai kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan fisik.

(26)

Jadi, sesuai dengan maksud yang sama secara rinci Wijaya

Juhana (1988:94) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan ialah

membantu siswa, agar ia dapat:

1) Mengenal dan memahami dirinya sendiri termasuk kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

2) Mengenal dan memahami lingkungan- lingkunganya.

3) Mengambil keputusan untuk melangkah maju seoptimal mungkin. 4) Berusaha sendiri memecahkan masalahnya.

5) Menyesuaikan diri secara sehat terhadap lingkunganya 6) Mencapai serta meningkatkan mentalnya.

Sedangkan pengertian tujuan bimbingan dan konseling secara umum

menurut buku Pedoman khusus bimbingan dan konseling (2004:4)

adalah:

a. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah memandirikan peserta

didik dan mengembangkan potensi siswa.

b. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah

kepada keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan

potensi siswa.

Penjelasan mengenai kesatuan pengertian mengenai kata

bimbingan dan konseling menunjukan maksud dari bimbingan dan

konseling tersebut yang berarti, bimbingan dan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun

kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, baik itu

dalam bimbingan pribadi, sosial, karier, dan belajar.

Maka, kesimpulan hal- hal pokok mengenai bimbingan dan

(27)

a) Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan.

b) Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui

kegiatan secara perseorangan dan kelompok.

c) Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu peserta

didik untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari- hari secara

mandiri dan berkembang seacara optimal.

d) Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial,

karier, dan belajar.

e) Pelayanan bimbingan dan konseling, harus berdasarkan pada

norma-norma yang berlaku.

Hal serupa dikemukakan oleh Nawawi (1983: 23-24) bahwa tujuan

bimbingan dan konseling adalah bagian dari kegiatan pendidikan, yang

bermaksud membantu siswa agar mampu melakukan penyesuaian diri secara

efektif, baik terhadap dirinya sendiri maupun dengan orang lain atau

masyarakat lingkungan sekitar tempat mereka hidup.

B. Empat Bidang Bimbingan dan Konseling

Kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh memiliki 4

(empat) bidang bimbingan, yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang

bimbingan sosial, bidang bimbingan karier, bidang bimbingan belajar.

penjelasan bidang bimbingan tersebut sebagai berikut:

1. Bidang bimbingan pribadi

Rahman (2003:39) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi adalah

(28)

mengembangkan diri pribadinya, sehingga menjadi pribadi yang mantap

dan mandiri, serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki seperti:

taat pada agama nya, mempunyai kesadaran baik terhadap bakat dan minat,

pemahaman akan potensi diri, kemampuan dalam hal pengambilan

keputusan dan adanya kesadaran akan hidup sehat, kreatif, produktif,

dinamis, serta mempunyai pola hidup baik, pola pikir yang sehat dan

berkualitas, serta mampu mengatasi pengelolaan emosi ya ng dimilikinya

dengan baik.

2. Bidang bimbingan sosial

Mapire (1984:258) adalah bimbingan yang menekankan lebih pada

pelayanan masalah- masalah sosial yang dihadapi oleh siswa-siswi, seperti

permasalahan dalam hubungan relasi antara siswa dan anggota kelompok

lainnya, baik itu kelompok primer maupun skunder, serta hubungan

dengan lawan jenis, teman kelompok belajar, teman sekelas, teman

bermain, para guru serta seputar lingkungan sosial siswa diluar sekolah

baik itu dengan orang tua, saudara.

3. Bidang bimbingan karier

Natawidjaja dalam Gani. (1985:10) Bimbingan karier adalah

proses membantu seseorang, unt uk mengerti dan menerima gambaran

tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya

agar ia dapat: memilih bidang pekerjaan yang sesuai, serta mampu

menyiapkan diri dan memasuki dunia bidang pekerjaan, dan mampu

(29)

4. Bidang bimbingan belajar

Nurihsan dan Sudianto (2004:12) menjelaskan bimbingan belajar adalah

membantu siswa menghadapi memecahkan masalah- masalah belajar seperti

pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, dan perencanaan

pendidikan lanjutan. Sementara tujuan dari bimbingan belajar adalah

membantu siswa dalam memecahkan persoalan berhubungan dengan masalah

belajarnya.

1. Kegiatan Bimbingan Belajar

Penjelasan mengenai tentang bimbingan belajar adalah sebagai berikut:

a) Mendapatkan cara belajar yang efisien.

b) Menentukan cara mempelajari sesuatu dengan menggunakan

buku-buku pelajaran.

c) Memberikan saran dan petunjuk bagaimana memanfaatkan buku-

buku di perpustakaan.

d) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri untuk ulangan

secara tiba-tiba atau ulangan biasa dan ujian.

e) Memilih suatu pelajaran sesuai dengan minat, bakat, kepandaian,

angan-angan kondisi kesehatan fisik-nya.

f) Menunjukan cara-cara mengahadapi kesulitan dalam mata pelajaran

tertentu.

(30)

h) Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di

sekolah maupun untuk pengembangan bakat anak sendiri. Gunarsa dan

Gunarsa (1990: 48-49).

Hal diatas pun serupa dengan penjelasan Ahmadi (1977:19-20)

menyimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar mau membantu siswa dalam

hal:

a) Mendapatkan cara belajar yang efisien.

b) Menentukan cara menggunakan buku-buku pelajaran.

c) Mengatur pembagian waktu dan perencanaan belajar.

d) Membantu mengatasi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.

e) Membantu menghadapi dan mengerjakan tes dengan baik.

Jadi, bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan dan

konseling, yang juga sebagai pelayanan pendukung bimbingan dan konseling

di sekolah, adapun realisasi tindak lanjutnya melalui layanan bimbingan

belajar, dimana layanan kegiatan ini biasanya dilakukan dalam kelas dan di

luar kelas yang berupa bimbingan individual/perseorangan dan bimbingan

kelompok.

a. Bimbingan Individual

Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar siswa bisa dilakukan melalui

bimbingan individual/perseorangan dan bimbingan kelompok. Sementara

pengertian dari bimbingan individual menurut Winkel (1997) adalah

bimbingan yang diberikan bilamana siswa yang dilayani hanya satu orang

(31)

pembimbing, dimana melalui kegiatan tersebut terjadi kegiatan tatap muka

antara siswa dan guru, yang pada awalnya siswa datang kepada guru

pembimbing dan siswa-pun mulai mengungkapkan persoalan-persoalan yang

dihadapinya.

b. Bimbingan Kelompok

Kegiatan bimbingan ini diberikan bilamana siswa yang dilayani lebih

dari satu orang yang terdiri dari lima hingga tujuh orang, baik itu kelompok

kecil, kelompok agak besar, atau kelompok sangat besar atau disebut dengan

bimbingan klasikal. Dimana jumlah siswa di perkirakan lebih banyak dan juga

biasanya masalah yang dihadapinya lebih kompleks, seperti masalah belajar

maupun masalah pergaulan, baik itu teman belajar bersama, teman bermain,

dan teman di luar lingkungan sekolah.

2. Siswa -siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

a. Pengertian Masa Remaja

Siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta adalah

siswa-siswi remaja yang terdaftar di sekolah SMP Pangudi Luhur I

Yogyakarta, yang tergolong berada pada rentangan usia antara 12

tahun sampai dengan 14 tahun. Masa remaja adalah masa- masa transisi

dimana siswa remaja sudah memasuki masa puber, yang berarti

siswa-siswi bukan lagi anak-anak tetapi bukan juga disebut dewasa. Oleh

karena itu, masa transisi adalah masa yang berada di tengah-tengah

peralihan. Lebih lanjut lagi Hurlock (1992 : 2006) membenarkan bahwa

(32)

17 tahun dan akhir masa remaja yang bermula dari usia 16 atau 17 tahun

sampai 18 tahun. Di samping itu masa remaja juga dapat diartikan

sebagai masa peralihan dan masa anak ke masa dewasa, yang meliputi

semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan masa dewasa.

Dapat di ambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa

peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke arah kedewasaan, dimana

akhir dari masa remaja sekitar usia 17 atau 18 tahun dimana masa remaja

ini meliputi masa perkembangan bagi siswa-siswi remaja, yang salah

satunya meliputi perkembangan dalam hal belajar, khususnya di sekolah.

3. Program bimbingan dan konseling di sekolah

Kegiatan Pelayanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara

oleh karena adanya program bimbingan, adapun maksud dari program

bimbingan dan konseling ini, menurut Winkel (1997:143) adalah suatu

rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, terkoordinasi,

selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran program

bimbingan dan konseling di laksanakan sesuai dengan tujuan pendidikan

yang wujudnya terealisasi pada kegiatan intrakulikuler, dimana kegiatan ini

berlangsung didalam bentuk pengajaran didalam kelas dan pembimbingan

mengenai topik-topik pelayanan bimbingan dan konseling.

Maka, kegiatan bimbingan dan konseling akan lebih baik jikalau

program bimbingan, dapat terencana dengan syarat-syarat yang baik, seperti

(33)

pada kebutuhan dan permasalahan siswa. Adapun beberapa syarat-syarat

tersebut menurut penjelasan Miller dalam Ahmadi (1977:29).

a) Program bimbinga n hendaknya mempunyai tujuan usaha bersama dan

berkembang tahap demi tahap.

b) Program bimbingan harus mempunyai tujuan ideal dalam pelaksanaan

realistis.

c) Program bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program

pendidikan dan pengajaran.

d) Program pembimbingan diberikan pada semua siswa.

e) Program hendaknya melaksanakan peranan yang penting dalam hubungan

dan masyarakat.

f) Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk

melaksanakan penilaian terhadap diri-sendiri.

Program pelayanan bimbingan dan konseling dibuat berdasarkan hasil

pengalaman dan evaluasi kebutuhan dari tahun-tahun dan periode

sebelumnya.

(34)

19

Pada bab ini akan diuraikan meliputi: jenis penelitian, subjek penelitian,

Instrument penelitian, validitas dan reliabilitas kuesioner, prosedur pengumpulan

data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

metode survei dimana penelitian ini, bertujuan untuk menggambarkan

informasi variabel atau kondisi, “apa adanya” dalam suatu situasi. Lebih

detail penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang

status gejala pada saat penelitian dilakukan Furchan,(1982:415). Variabel

Penelitian adalah kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut siswa-siswi

Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi

Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 149

siswa-siswi. Menurut Furchan (1982 : 419) survei yang mencakup seluruh populasi

yang diteliti disebut sensus, sedangkan survei yang hanya menyelidiki

sebagian saja dari populasi disebut survei sampel. Menurut rencana semua

siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009 menjadi populasi, tetapi sampel penelitian sebanyak 41

(35)

Adapun dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan populasi

yakni siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009, sudah mampu merefleksikan kegunaan kegiatan bimbingan

belajar.

C. Instrumen penelitian

1. Instrument pengumpul data

Alat yang digunakan oleh penulis untuk pengumpulan data adalah

berupa kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan belajar. Kuesioner adalah

sekumpulan daftar peryataan tertulis yang diberikan kepada subjek

penelitian atau siswa (Furchan, 1982 : 249). Adapun kuesioner tersebut

terdiri dari dua bagian (1) kata pengantar, petunjuk (2) identitas siswa,

serta peryataan yang mengungkapkan kegunaan kegiatan bimbingan

belajar, yang terdiri dari 68 butir item peryataan.

Kuesioner ini akan diberikan kepada siswa, dimana keadaan

kuesioner bersifat tertutup, dan disertai pula dengan pilihan jawaban.

Sedangkan butir-butir item kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan

belajar ini, disusun sendiri oleh penulis dengan bantuan dosen

pembimbing.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

menggunakan model skala Likert dengan 4 pilihan jawaban, yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak-Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

(36)

hanya memuat bentuk kisi-kisi daripada kuesioner, dimana kisi-kisi ini

disajikan pada tabel 1 mengenai kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan

belajar sebagai berikut:

Tabel 1

Kisi-kisi kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan belajar

No. Aspek Indikator No item

1. Mendapatkan cara belajar yang efektif

Sementara untuk pemberian skoring item kuesioner dilakukan sebagai

berikut : skor untuk jawaban Setuju Sekali (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak

(37)

D. Validitas dan reliabilitas kuesioner

1. Validitas instrumen

Validitas adalah suatu alat ukur yang mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur oleh alat tersebut Furchan,(1982:281). Dimana dalam

penelitian ini digunakan validitas yang khusus menganalisa setiap item

yaitu validitas isi. Sementara Furchan (1982: 283), menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan validitas isi adalah validitas yang menunjukan

sejauh mana alat yang digunakan mencerminkan sebuah isi yang

diharapkan dimana validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang

dilakukan secara terpisah, oleh sejumlah guru atau para ahli untuk

memeriksa dan memastikan secara sistematis sesuai dengan isi dan tujuan

yang di ukur oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis akan mengukur

pendapat siswa mengenai sejauh mana kegunaan kegiatan bimbingan

belajar menurut para siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi luhur I

Yogyakarta Tahun ajaran 2008/2009.

Sementara metode pengujian kesasiahan setiap itemnya, dilakukan

dengan menggunakan validitas isi. Arikunto (1996) mengatakan bahwa

sebuah tes dapat dikatakan valid apabila butir-butir item soal yang dibuat

dapat mengukur setiap aspek berpikir. Penggunaan validitas isi bertujuan

untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat memerinci

setiap aspek yang telah dijabarkan dalam indikator Kegunaan Kegiatan

Bimbingan Belajar. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis

(38)

tepatnya program SPSS ( Stastistical programe for social science ) versi

15,0 for windows, sedangkan untuk memepertegas analisa butir item dari

ujicoba, penulis menggunakan teknik korelasi product moment milik

Pearson, dengan rumus :

N = jumlah responden yang mengisi kuesioner

xy = hasil perkalian antara x dan y

Adapun penentuan kesahihan setiap itemnya menggunakan kriteria

Azwar (65-2007) yang menggunakan patokan/norma koefisien korelasi

minimal 0,30 dimana item yang koefisien korelasinya < angka 0,30 dapat

ditafsirkan sebagai item yang memiliki daya deskriminasi rendah atau

dinyatakan gugur, sedangkan koefisien korelasi ≥ 0,30 dianggap valid. Sementara untuk hasil perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 3.

Sementara untuk proses perhitungan taraf validitas menunjukkan

bahwa dari 68 butir item diperoleh 63 butir item valid. Adapun

rekapitulasi hasil perhitungan validitas uji coba alat ukur disajikan pada

(39)

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Analisis Kuesioner Uji Coba

No. Aspek Indikator No. Item

Reliabilitas suatu alat pengukuran adalah derajat keajegan alat tes

dalam mengukur apa yang hendak diukur (Furchan, 1985 : 295). Dalam

penelitian digunakan metode pengukuran taraf reliabilitas kuesioner, yang

menggunakan metode belah dua (split-half methods), dimana dibuat

pengelompokan belahan item dengan nomor gasal (X) dan belahan item

dengan nomor genap (Y). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas

suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada suatu kelompok,

sedangkan untuk proses perhitungan reliabilitas untuk masing- masing item

(40)

kemudian skor-skor dari belahan pertama gasal (X) dan genap (Y)

dikuadratkan, selanjutnya skor-skor dari belahan pertama gasal (X)

dikalikan dengan belahan kedua genap (Y), dan langkah selanjutnya

melakukan perhitungan skor masing- masing belahan. Adapun bentuk tabel

metode belah dua ini dapat dilihat pada (lampiran 4), setelah itu seluruh tes

menggunakan perhitungan formulasi korelasi dengan rumus Spearman

Brown (Masidjo, 1995) sebagai berikut :

gg

rtt = koefisien reliabilitas

rgg = koefisien korelasi skor-skor item belahan genap dan

belahan gasal.

Sementara itu untuk data hasil uji reliabilitas dan validitas instrument,

dapat dilihat pada (lampiran 6), sedangkan untuk patokan reliabilitas

instrumen ditentukan secara penafsiran umum tentang hasil perhitungan

klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas menggunakan pendapat milik

Garret (1967-176) yang disajikan pada tabel 3 di bawah sebagai berikut :

Tabel 3

(41)

Hasil perhitungan analisis reliabilitas uji coba telah menunjukan bahwa,

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, memenuhi syarat kualitas

keterandalan dengan hasil perhitungan 0,949 dimana angka tersebut masuk pada

kriteria koefisien korelasi dengan tahap klasifikasi reliabilitas tinggi-sangat

tinggi.

E. Prosedur pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

Dalam rangka persiapan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

a. Penyusunan Item- item Kuesioner

(1) Penulis menjabarkan aspek-aspek kegunaan kegiatan

bimbingan belajar.

(2) Penulis menjabarkan indikator- indikator dari kegunaan kegiatan

bimbingan belajar.

(3) Penulis merumuskan kembali item- item yang mengungkap

berbagai aspek yang hendak diteliti berdasarkan daripada

kegunaan kegiatan bimbingan belajar.

(4) Penulis mengkonsultasikan kuesioner kepada dua guru BK

yaitu Ibu Veronica Indriastuti., S.Pd dan Ibu Natalia Tatik,

S.Pd, dan satu orang guru bahasa Indonesia yaitu Ibu JA, Retno

Widyastuti, S.Pd. adapun hal tersebut berdasarkan saran dan

(42)

sejauh mana isi kuesioner tersebut, dapat mampu mewakili para

siswa baik itu apa yang hendak diukur maupun dari segi

pembahasaan isi peryataan kuesioner.

(5) Penulis memperbaiki kuesioner dan memulai dengan ujicoba

alat.

b. Ujicoba alat.

Ujicoba kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitas instrumen, sehingga diperoleh kelayakan kegunaan alat yang

benar-benar handal, sehingga harapannya alat tersebut dapat mewakili

hal yang ingin diukur. Adapun ujicoba kuesioner di ujicobakan hanya

satu kelas saja, dimana pelaksanaannya pada hari selasa tanggal

19-08-2008, pukul 09.45-10.30 di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta, di kelas

VIII B, dengan subjek sejumlah 41 siswa-siswi.

2.Tahap Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada waktu jam mata pelajaran BK, adapun

pelaksanan jadwal penelitian:

Tabel 4 Jadwal Penelitian

No Tanggal Kelas Pukul Jumlah siswa

1. 25-08-2008 VIIIA 10.25-11.05 40 siswa

VIIIC 12.00-12.40 38 siswa

2. 27-08-2008 VIIIE 08.00-08.45 40 siswa

3. 30-08-2008 VIIID 12.00-12.40 31 siswa

(43)

F. Teknik Analisis Data

Prosedur teknik penelitian analisis data deskriptif kegunaan kegiatan

bimbingan belajar menurut siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi Luhur I

Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009, adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor masing- masing jawaban oleh subjek.

2. Membuat tabulasi skor subjek.

3. Menghitung skor total tiap subjek.

4. Menghitung skor total tiap item peryataan subjek.

5. Menghitung dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang

meliputi penyajian data melalui hasil perhitungan mean teoritik, kemudian

standar deviasi, dan pengkategorisasian menurut norma yang telah

ditentukan.

Kategorisasian kegunaan kegiatan bimbingan didasarkan model

distribusi normal dengan kategori jenjang, dimana tujuan dari kategorisasi ini

adalah memposisikan subjek penelitian pada pengelompokan-pengelompokan

yang terpisah secara berjenjang, menurut patokan kriteria hasil berdasarkan

atribut yang akan diukur.

Patokan kriteria berjenjang ini, berpedoman pada Azwar (2007:108) yang

mengelompokan tingkat kegunaan kegiatan bimbingan belajar subjek

penelitian pada tiga penggolongan kriteria yaitu rendah, sedang, dan tinggi,

sementara untuk penggolongan dan keterangan masing- masing kriteria dapat

(44)

X < (µ-1,0s ) : rendah

(µ-1,0s ) = X<(µ-+1,0s ) : sedang

(µ-1,0s ) = X< : tinggi

Keterangan :

Xitem maksimum teoritik : Skor tertinggi skala item.

Xitem minimum teoritik : Skor terendah skala item.

s ( item teoritik ) : Standar daviasi teoritik yaitu luas jarak

rentangan yang dibagi dalam 6 satuan

deviasi sebaran.

µ ( item teoritik) : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis

Xitem maksimum teoritik dan Xitem

minimum teoritik.

Berdasarkan keterangan di atas maka, langkah selanjutnya mencari skor daripada

jumlah subjek dalam kategori rendah, sedang, tinggi. Adapun pengkategorisasian

ini bertujuan sebagai patokan/norma dalam pengelompokan skor subjek penelitian

berdasarkan tingkatan kegunaan kegiatan bimbingan belajar. Kategorisasi rendah,

sedang, tinggi, kegunaan kegiatan bimbingan belajar secara keseluruhan (dengan

? item total =63), Adapun perolehan penggolongan proses perhitungan dengan

menggunakan bantuan kalkulator, sementara hasilnya sebagai berikut:

Xmaksimum teoritik : 63x4 = 252

Xminimum teoritik : 1x63 = 63

Range : 252 – 63 = 189

Standar deviasi : 189 – 6 = 31,5

(45)

Mean teoritik (M) = Skor max + Skor min

Penentuan atau penggolongan kategorisasi norma/patokan perhitungan, skor,

dan kategori kegunaan kegiatan bimbingan belajar secara umum dapat dilihat

pada tabel 5 dibawah ini :

Tabel 5

Norma Kategori skor item Kegunaan Kegiatan Bimbingan Belajar Siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Perhitungan Rentangan skor Kategori

Xitem < µ -1.0s

Berdasarkan tabel di atas, maka data skor total tiap item selanjutnya akan

dikelompokan ke dalam kategori yaitu, skor dalam kategori rendah, skor dalam

kategori sedang, dan skor dalam kategori tinggi, tentunya hal tersebut berdasarkan

rentangan skor yang ada. Sementara untuk penggolongan kategori seperti rendah,

bisa di katakan kurang ideal, sedangkan kategori sedang bisa di katakan cukup

ideal dan kategori tinggi bisa di katakan sangat ideal. Adapun maksud dari hal

tersebut untuk lebih mengetahui kelompok siswa dalam hal pendapat siswa

merasakan kegunaan kegiatan bimbingan belajar.

(46)

31

Bab ini memuat hasil penelitian dan jawaban dari masalah penelitian,

yaitu: Seberapa bergunakah kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut

siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun ajaran

2008/2009.

A. Kegunaan Kegiatan Bimbingan Belajar menurut siswa -siswi kelas VIII

SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut siswa-siswi kelas VIII SMP

Pangudi Luhur I tampak pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6

Hasil kegunaan kegiatan bimbingan belajar menurut siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Kategori Skor Jumlah subjek Persentase

Sangat berguna 189 - 252 70 47 % Cukup berguna 126 - 188 78 52 %

Kurang berguna 63 - 125 1 1 %

Total 149

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa 70 subjek (47%) menyebutkan bahwa

kegiatan bimbingan belajar “sangat berguna”, sementara 78 subjek (52%)

menyebutkan kegiatan bimbingan belajar “cukup berguna”, dan 1 subjek (1%)

menyebutkan kegiatan bimbingan belajar “ kurang berguna”.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi (52%),

menyebutkan bahwa kegiatan bimbingan belajar dirasakan cukup berguna.

(47)

bimbingan belajar didasarkan pada kebutuhan–kebutuhan siswa dalam hal belajar,

hal ini bearti sesuai dengan harapan ideal. Adapun kebutuhan-kebutuhan itu

diantaranya adalah sebagai berikut Sukardi ( 81:1983 ) :

a. Siswa memiliki kondisi fisik sehat.

b. Siswa memiliki jadwal belajar teratur di rumah. c. Siswa memiliki disiplin dalam belajar.

d. Siswa memiliki ruangan tempat belajar yang sesuai.

e. Siswa mempersiapkan peralatan-peralatan belajar yang baik. f. Siswa semangat dalam hal belajarnya.

g. Siswa mampu konsentrasi dalam belajar.

h. Siswa percaya diri terhadap kemampuan dirinya sendiri. i. Siswa memiliki penerangan/lampu belajar yang sesuai.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa (47%) siswa menyebutkan

bahwa kegiatan bimbingan belajar sangat dirasakan manfaatnya (sangat

berguna). Hal ini bearti kegiatan bimbingan belajar sesuai dengan harapan

ideal. Adapun beberapa hal yang menyebutkan bahwa kegiatan bimbingan

belajar siswa, sesuai dengan harapan ideal Sukardi (1995) sebagai berikut

adalah:

a. Siswa yang merasakan kegiatan bimbingan belajar, adalah siswa yang mampu mengatur waktu dalam hal belajarnya.

b. Siswa yang merasakan kegiatan bimbingan belajarnya, adalah siswa yang mampu menggunakan buku-buku pelajaran dengan baik.

c. Siswa yang merasakan kegiatan bimbingan belajarnya, adalah siswa yang mampu mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.

d. Siswa yang merasakan kegiatan bimbingan belajar, adalah siswa yang mampu memilih bidang studi yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi, serta fisik dan kesehatannya.

e. Siswa yang merasakan kegiatan bimbingan belajar, adalah siswa yang mampu mempersiapkan diri dalam hal belajar dan ujian maupun tes.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa (1%) siswa menyebutkan

bahwa kegiatan bimbingan belajar dirasakan kurang berguna. Dapat dikatakan

(48)

Keadaan ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti misalnya,

motivasi yang kurang untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Selain itu

kegiatan bimbingan belajar yang di lakukan secara klasikal kemungkinan

tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk sungguh–sungguh

mendapatkan perhatian yang diperlukan berkaitan dengan kebutuhanya, hal ini

didukung oleh adanya beberapa kelemahan-kelemaha n dari bimbingan

klasikal yaitu; Kebutuhan individual masing- masing siswa akan informasi

yang lebih spesifik tidak dapat sepenuhnya diterima, misalnya pemberian

informasi yang di sampaikan tidak akan dapat terlalu mendalam dan lengkap,

karena tingkat kedalaman dan kelengkapan yang di butuhkan oleh

masing-masing siswa dalam kelompok tidak sama, sehingga informasi yang di

sampaikan di selaraskan dengan kebutuhan rata–rata dalam kelompok; dan

tidak semua siswa akan sama–sama tertarik dan melibatkan diri, karena daya

tangkap, minat, dan tingkat kedewasaan berbed–beda, Winkel dan Sri hastuti

(2004:333).

Menyadari hal diatas, maka pelaksanaan pelayanan kegiatan bimbingan

belajar sangatlah penting bagi siswa, dimana kegiatan bimbingan belajar

(49)

34

P E N U T U P

Bab ini memuat ringkasan, kesimpulan dan saran-saran. Bagian ringkasan

memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, jenis penelitian, instrumen

penelitian, teknik analisis data, dan hasil penelitian. Bagian kesimpulan memuat

pembahasan, sedangkan bagian saran-saran memuat untuk pihak sekolah SMP

Pangudi Luhur I Yogyakarta.

A. Ringkasan

Kalangan siswa-siswi khususnya remaja SMP yang berusia 12-15

tahun banyak mengalami permasalahan seputar belajar. Adapun seputar

permasalahan belajar siswa ini menyangkut belajar yang kurang efektif,

seperti : siswa mengalami cara belajar yang kurang efektif, tidak bisa

menggunakan buku pelajaran dengan baik, tidak bisa membagi waktu dalam

hal belajarnya, tidak bisa menghafal dengan baik, tidak bisa meringkas dengan

baik, kebiasaan belajar yang kurang baik, dan dalam sikap serta cara

belajarnya siswa kurang bisa menghadapi ujian/tes dengan baik.

Menyadari hal tersebut, siswa memerlukan bantuan dalam hal

kegiatan belajarnya. Adapun bantuan yang diberikan dari pihak sekolah, yaitu

program Bimbingan dan Konseling khususnya kegiatan bimbingan belajar.

Sementara arti dari bimbingan belajar adalah membantu siswa dalam hal

menemukan cara belajar, sikap belajar, dan kebiasaan belajarnya, dan

(50)

menghafal dengan baik, siswa bisa mengatur jadwal belajar dengan baik,

siswa mampu menggunakan buku-buku pelajaran dengan baik, dan siswa

mampu menghadapi ujian atau tes dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendapat siswa

mengenai sejauh mana merasakan kegunaan kegiatan bimbingan belajar

menurut siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2008/2009. Adapun penelitian ini dituangkan ke dalam rumusan

masalah sebagai berikut : Seberapa bergunakah kegunaan kegiatan bimbingan

belajar menurut siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009?

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

metode survey. Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi

Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009, dimana jumlah subjek

penelitiannya 149 siswa dari 207 siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

a) Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“kuesioner kegunaan kegiatan bimbingan belajar” yang berjumlah 63 item

valid. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi,

dimana validitas isi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan para ahli,

secara terpisah. Untuk mengukur isi butir-butir per-itemnya, kemudian guru

memeriksa dan memastikan isi alat ukur. Sementara untuk mempertegas

(51)

milik Pearson dan perhitungan formulasi korelasi dengan rumus Spearman

and Brown dengan hasil 0,949.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

(1) menentukan skor dari masing- masing pilihan jawaban yang sudah

diberikan oleh subjek penelitian dan membuat tabulasi skor masing- masing

butir item, (2) menghitung total skor dari masing- masing subjek penelitian dan

total skor tiap item, (3) mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan

analisis statistic deskriptif yang meliputi perhitungan mean, standar daviasi,

serta kategorisasi skor tiap item.

Hasil penelitian siswa-siswi kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

tahun ajaran 2008/2, bahwa 47% dari 70 subjek kegunaan kegiatan

bimbingan belajar sangat tinggi, sedangkan 52% dari 78 subjek menunjukan

bahwa sedang, sementara hasil rendah menunjukan angka 1% dari 1 subjek.

B. Kesimpulan

Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur I merasakan

manfaat dari kegunaan kegiatan bimbingan belajar.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai layanan kegiatan bimbingan

belajar menurut siswa-siswi Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

(52)

1. Kegiatan bimbingan belajar sebaiknya ditingkatkan kembali, agar semakin

banyak siswa yang merasakan menfaat dari kegiatan bimbingan belajar.

2. Kegiatan bimbingan belajar ada sebaiknya selalu melihat

kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi.

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 6

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penggunaan Beberapa Warna Cahaya Lampu Terhadap Perkembangan Kumbang Beras Sitophilus oryzae (L.) (Dibimbing oleh.. EFFENDY

Struktur vegetasi jenis pohon pada kawasan Kampung Sewan Distrik Sarmi Kabupaten Sarmi berdasarkan nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR), dominansi relatif (DR)

Tabel 1.1 Persamaan, Perbedaan dan Originalitas Penelitian Nama Peneliti, Orisinalitas No Persamaan Perbedaan Judul Penelitian 1 Apriliya Safitri, - Pengembangan - Objek Penelitian

penggunaan fasilitas atau jasa yang diberikan terhadapnya. Pembayaran tersebut bersifat wajib karena si pembayar telah memanfaatkan fasilitas atau jasa dari orang

Visi Kementerian Perindustrian sampai dengan 2014 : Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Pasal 1 angka 9 yang dimaksud Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang tidak termasuk dokter PTT, diangkat oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), Posisi Kas, Growth, Leverage (DER), dan Likuiditas (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa dengan penambahan styrofoam pada beton membuat campuran adukan beton memiliki kemudahan pengerjaan (workability) yang