Bismillahhirohmanirohim...
Dengan mengucap yukur ke hadirat Allah SWT,
akhirnya penyusun dapat berhasil menyelesaikan
hand book berjudul
“
Water Managemen Di PT
BNS
’’
. Perkembangan perkebunan kelapa sawit
yang saat ini semakin pesat menyebabkan
minimnya lahan tingkat S1 dan S2, sehingga
menyebabkan
pemangku
usaha
bisnis
perkelapasawitan dunia mengincar lahan-lahan
marjinal untuk dikonfersikan menjadi kebun
kelapa sawit. Seperti lahan gambut yang
memiliki faktor pembatas tinggi terhadap
agronomis pertumbuhan dan perkembangan
kelapa sawit, sehingga perlu tindakan kultur
teknis yang memadai khususnya di bidang
pengelolaaan Air dan Tanah.
Hal
tersebutlah
yang
melatarbelakangi
penyusunan hand book ini.
INFORMASI UMUM
Secara geografis PT Bhumireksa Nusasejati (PT BNS) terletak dipesisir Pantai Timur Sumatera pada koordinat 00o015” – 00o000” Lintang Utara dan 103o20” – 103o40” Bujur Timur. Secara administratif berada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kateman, Kecamatan Plangiran dan Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dengan total luas HGU 25.662 Ha.
Dari segi tanah, PT BNS 100% adalah tanah gambut (Peat Soil) dengan kedalaman 3 s/d 5 meter dan ketinggian dari permukaan laut antara 2,0 s/d 4,5 meter diatas permukaan laut (dpl). Terendah adalah km 00, dengan ketinggian 2,0 m dpl dan tertinggi adalah km 15 Mandah Estate dengan ketinggian 4,5 m dpl. Dari data tersebut bahwa ada perbedaan ketinggian yang cukup nyata yaitu 2,5 meter, sehingga apabila tidak ada pengelolaan tata air walaupun banjir di km 00 bisa kekeringan di Mandah Estate. Salah satu ciri khas dari PT BNS adalah transportasi yang menggunakan transport air seperti Pompong, Speed Boad, Tug Boat, Pancung/Pontoon , dan lain-lain. Disamping itu, sumber air sangat tergantung kepada curah hujan karena tidak ada sumber air lain seperti sungai atau pegunungan yang dekat sehingga sumber air satu-satunya adalah HUJAN. Untuk itu perlu pengelolaan air yang ada (Water Management) di PT BNS.
“
Mengelolah level air tanah pada
level
optimal
selama
mungkin.
Untuk tanah bukan
–
sulfat masam,
pengelolaan
level
air
tanah
diperlukan agar air dapat dijangkau
oleh akar aktif. Untuk tanah sulfat
masam, pengelolaan level air tanah
harus selalu diatas dari layer asam
sulfat.
Untuk
tanah
gambut,
pengelolaan level air tanah yang
optimal, adalah hal yang sangat
mendasar
untuk
mencegah
terjadinya pengeringan yang tidak
dapat balik dari material gambut
(shrinkage)
dan
menjaga
. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang menunjang water management di PT. Bhumireksa Nusasejati sebagai berikut :
No. Sarana dan Prasarana
Satu an
TBF TBE NPE NLE RSE MDE TOTAL 1 KUT Mtr - 11.500 6.000 - 3.500 - 21.000 2 KCB Mtr - 74.000 72.000 70.300 94.700 95.200 406.200 3 Kolektor Mtr - 6.700 3.000 15.500 14.300 20.000 59.500 4 Parit Tengah Mtr - 73.310 72.000 63.000 84.666 94.668 387.644 5 Parit Tersier Mtr - 278.15
2 301.32 0 428.12 1 626.04 6 638.44 5 2.272.084 6 Bendungan(KCB,
KUT, Kolektor)
Unit - 3 4 14 26 38 85 7 Pintu Air Parit
Tengah
Unit - 29 26 52 26 35 168 8 Pintu Air
Perbatasan Masyarakat (Water gate, Spill Way)
Unit 1 1 1 - 1 1 5
9 Water Level Unit 1 7 4 4 6 22 44 10 Ombrometer Unit - 1 3 1 1 2 8 11 Water Zoning Zon
e
- - 2 2 2 3 9 12 Overflow
(Relokasi)
Gambar
–
gambar dimana water
management belum tertata dengan baik
Menarik bargas karena air surut di KCB (kanal cabang)
Tanaman pokok sawit doyong karena air kering
Kondisi Bunch Reception Area tdk ada air
Bargas di tarik karena kandas tdk ada air
Tujuan dari Water Management PT BNS adalah :
1. Untuk memonitor ketinggian air di kebun sehingga dapat dipertahankan pada ketinggian 50 – 80 dibawah permukaan tanah (dpt).
2. Mengumpulkan data-data yang akurat dan terpadu yang berhubungan dengan pengelolaan tata air (water management).
3. Apabila ada masalah dengan ketinggian air maka cepat diketahui dan dilakukan usaha-usaha perbaikan.
4. Menciptakan koordinasi antar kebun maupun PKS dalam penanganan pengelolaan tata air PT BNS.
Definisi – definisi yang ada d PT.BNS yang menyangkut water management
KUT adalah Kanal Utama yang merupakan sarana transportasi kebun dari dan ke PKS serta emplasment dan akses keluar masuk perkebunandan juga berfungsi sebagai kanal kolektor yang berukuran 12 m x 4 m x 8 m.
KCB adalah Kanal Cabang yang merupakan sarana drainase dan transportasi TBS dan logistik dari dan ke TPH dengan ukuran 4 m x 2 m x 2 m.
Parit Kolektor adalah parit penghubung antar KCB dan merupakan batas hamparan blok dengan ukuran 6 m x 3 m x 2 m.
Parit Tengah adalah parit di tengah blok yang berukuran 1,5m x 1m x 1m.
Parit tersier adalah parit dalam blok berukuan 1m x 1m x 0,8m yang berfungsi untuk drainase air dalam blok.
Spill Way adalah pintu air utama yang berada di Km 0,45 dan merupakan pintu air dari KUT ke Sungai Kateman.
Bendungan adalah tanggul untuk penahan air di KUT, kolektor, dan KCB.
Pizzometer adalah alat pengukur ketinggian air di dalam blok.
Pintu air adalah alat untuk mengatur ketinggian air.
Zoning adalah wilayah pengaturan ketinggian air berdasarkan topografi yang relative sama.
Over flow adalah pintu pembuangan air dengan ketinggian tetap.
Ombrometer adalah alat pengukur curah hujan.
Untuk mempertahkanan tinggi air stabil dan diusahakann pada posisi yang ideal 50
– 80 cm dpt, maka setiap kebun mempunyai water zoning masing-masing. Water Zoning masing-masing kebun adalah sebagai berikut :
1. Teluk Bakau Estate (TBE)
Teluk Bakau Etate tidak mempunyai water zoning.
2. Nusa Perkasa Estate (NPE)
Nusa Perkasa Estate (NPE) mempunyai 2 (dua) water zoning yaitu :
a. Water Zoning I : meliputi Divisi I, II, III dan IV dengan luas 3347 ha (83,70%).
b. Water Zoning II : meliputi Divisi LC dengan luas 652 ha (16,30%) (Peta Terlampir).
3. Rotan Semelur Estate
Rotan Semelur Estate (RSE) mempunyai 2 (dua) water zoning yaitu:
a. Water Zoning I : meliputi Divisi I, II, dan V dengan luas 2595 ha (62,72%). b. Water Zoning II : meliputi Divisi III dan IV dengan luas 1542 ha (37,28%)
(Peta Terlampir).
4.Nusa Lestari Estate
Nusa Lestari Estate (NLE) mempunyai 2 (dua) water zoning yaitu:
a. Water Zoning I : meliputi Divisi I, III, dan IV dengan luas 1273 ha (39,96%). b. Water Zoning II : meliputi Divisi I, II dan IV dengan luas 1912 ha (60,03%)
(Peta Terlampir).
5. Mandah Estate
Mandah Estate (MDE) mempunyai 3 (Tiga) water zoning yaitu:
SPILLWAY
Spillway merupakan pintu air yang utama untuk penstabilan level air kanal utama(KUT) sehingga air di KUT normal untuk digunakan sebagai sarana transportasi air untuk mengangkat tandan buah segar(TBS) dan transportasi lainnya. Selain itu spillway juga bertujuan untuk mencegah penetrasi air laut ke kanal utama yang berlebih sehingga kadar garam air di kanal utama km 1,00 sangat rendah karena air dari dari kanal utama di km 1,00 digunakan pabrik untuk mengolah TBS. Spillway terletak di km 0,45 kanal utama. Dahulu spillway menggunakan pintu air dari papan yang mempunyai 8 buah pintu. Tetapi saat ini spillway menggunakan plat besi dan tetap terdiri dari 8 buah pintu. Spillway bisa juga di katakan jantung BNS. Karena spillway adalah pusat pengaturan air di PT.BNS. Spillway dilengkapi dengan Water Level Marker yang bertujuan pembacaan ketinggian level air. Level air yang perlu dijaga -25 cm sampai -40 cm.
Pengecekan air spillway.
1. Setap pagi pukul 08.00 Wib, petugas mengecek level air di pintu air spillway dan mencatat level air pada buku kerja.
2. Jika level air lebih tinggi dari standard, pintu air dibuka sampai level air standar.
3. Jika level air lebih rendah dari standard, pintu air ditutup sampai level air standar.
4. Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri saat bekerja (Pelampung dan tali pengaman)
Perawatan Spillway.
Petugas membersihkan sampah, kayu, yang menghalangi pintu spillway, serta mengecek level air serta mengatasi kebocoran pintu air.
Kondisi Darurat.
Fhoto spillway PT.BNS
Spillway lama pintu dari papan
KETINGGIAN AIR (WATER LEVEL) DI KM 0.5
Ketinggian Air (Water Level ) km 0.5 terletak di Divisi I Teluk Bakau Estate tepatnya di sebelah barat KUT km 0.5. Water level ini berfungsi untuk mengukur posisi permukaan air di KUT dan pasang surut dermaga luar. Posisi ideal adalah -30 s/d -40 cm di bawah permukaan tanah.
Alat pengukur ketinggian air (water level) dibuat dari kayu broti ukuran 4” x 4” x
16’, dicat dasar putih dan tulisan warna merah. Dipasang pada posisi yang aman
dari gangguan transportasi. Titik nol adalah sejajar dengan permukaan tanah, di atas permukaan tanah adalah positif dan di bawah permukaan tanah adalah negatif.
KETINGGIAN AIR
(WATER LEVEL)
DI KM 5
Ketinggian Air (Water Level )
dermaga km 05 terletak di Divisi I Teluk Bakau
Estate tepatnya di sebelah barat KUT km 05 ( blok 2-13 ). Water level ini berfungsi
untuk mengukur posisi permukaan air di KUT km 05. Posisi ideal adalah -40 s/d -60
cm di bawah permukaan tanah (dpt).
USAHA
–
USAHA YANG DAPAT
DILAKUKAN
Diperlukan
pemasangan
tabung pengukur level air tanah
dengan kerapatan 1:25 hektar di
dalam kebun. Tabung pengukur
ini terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran diameter 50-75 mm dan
panjang
1,35m
dan
kedua
bagian ujungnya terbuka.
KETINGGIAN AIR
(WATER LEVEL)
DI KM 11.5
Ketinggian Air (
Water Level
) Km 11,5 terletak di Divisi II Nusa Perkasa Estate
tepatnya di Dermaga Kantor Besar Nusa Perkasa Estate. Water level ini berfungsi
untuk mengukur posisi permukaan air di KUT. Posisi ideal adalah -50 s/d -80 cm di
bawah permukaan tanah (dpt).
KETINGGIAN AIR
(WATER LEVEL)
DI KM 15.5
Ketinggian Air (
Water Level
) Km 15,5 terletak di Divisi III Nusa Perkasa Estate
tepatnya di Dermaga Pos Keamanan Divisi III, Nusa Perkasa Estate. Water level ini
berfungsi untuk mengukur posisi permukaan air di KUT. Posisi ideal adalah - 50
s/d - 80 cm di bawah permukaan tanah (dpt).
KETINGGIAN AIR
(WATER LEVEL)
DI LAND CLEARING KM 13
KETINGGIAN AIR (WATER LEVEL) KM 18
Ketinggian Air (Water Level) Km 18 terletak di Divisi I Rotan Semelur Estate tepatnya di Dermaga Kantor Besar. Water level ini berfungsi untuk mengukur posisi permukaan air di KUT di Rotan Semelur Estate . Posisi ketinggian air ideal adalah - 50 s/d – 80 cm di bawah permukaan tanah (dpt).
KETINGGIAN AIR (WATER LEVEL) KOLEKTOR I TIMUR
Ketinggian Air (Water Level) Kolektor I Timur terletak di Blok 33 -09 Divisi V Rotan Semelur Estate tepatnya di Dermaga Pos Satpam. Water level ini berfungsi untuk mengukur posisi permukaan air di Kolektor I Timur Rotan Semelur Estate . Posisi ketinggian air ideal adalah - 50 s/d – 80 cm di bawah permukaan tanah (dpt).
KETINGGIAN AIR (WATER LEVEL) KOLEKTOR II BARAT
Ketinggian Air (Water Level) Kolektor I Barat terletak di Blok 29 -16 Divisi III Rotan Semelur Estate tepatnya di depan Pondok hujan. Water level ini berfungsi untuk mengukur posisi permukaan air di Kolektor I Timur Rotan Semelur Estate . Posisi ketinggian air ideal adalah -20 s/d – 30 cm di bawah permukaan tanah (dpt).
KETINGGIAN AIR (WATER LEVEL) KANAL CABANG 17.5
PINTU AIR
( WATER GATE)
PARIT PENJURU
Pintu air Penjuru merupakan tempat membuang air bila terjadi kelebihan air,
pintu air tersebut terletak di KCB 8.5 ke arah timur ( blok 10-10 ).posisi ideal air
adalah -30 cm s/d
–
40 cm dpt.
PINTU AIR
( WATER GATE)
SABAR MENANTI
Pintu air parit Sabar Menanti merupakan tempat membuang air bila terjadi
kelebihan air, pintu air tersebut terletak di KCB 4 ke arah timur ( blok 1-12 ).
Posisi ideal air adalah -30 s/d 40 cm dpt
PINTU AIR
( WATER GATE)
PARIT TUJUH PENJURU
PINTU AIR ( WATER GATE) PARIT BIKUAN
Pintu air (water gate) terletak di pringgan Blok 34-10 Divisi I RSE dengan Parit Bikuan Desa Blaras Kecamatan Mandah. Pintu air Parit Bikuan merupakan salah satu outlet PT. BNS yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran air dari Kebun Rotan Semelur terutama pada musim hujan. Posisi ketinggian air ideal adalah -50 s/d – 80 cm dari permukaan tanah (dpt).
PINTU AIR ( WATER GATE) KM 18
Pintu air (water gate) terletak di Bendungan KCB 18 Blok 28-13 Divisi II tepatnya di dekat colektion point RSE. Pintu air ini berfungsi untuk memonitor ketinggian air dan mengatur pengeluaran air dari zoning II Kebun Rotan Semelur. Posisi ketinggian air ideal adalah -10 s/d –20 cm dari permukaan tanah (dpt).
Ketinggian air dipertahankan pada level -10 s/d –20 cm dari permukaan tanah (dpt).
Jika ketinggian air dibawah -10 cm dpt, petugas harus membuka pintu air hingga ketinggian air kembali pada posisi antara -10 s/d –20 cm dpt.
PINTU AIR ( WATER GATE) PARIT GURAH BARU
Fhoto sesudah water management
telah di kelola dengan baik
Kanal Utama tdk lagi mengalam kekeringan
Fhoto sesudah water management
telah di kelola dengan baik
Bargas container sudah tdk di tarik lagi
Boat pancung bisa masuk ke KCB
Manfaat Water
Managemen
-
Untuk menjaga drainase yang lebih
banyak
untuk
menstabilkan
pertumbuhan tanaman kelapa sawit
-
Untuk mengelola level air tanah pada
level optimal selama mungkin.
-
Untuk tanah bukan sulfat masam,
pengelolaan level air tanah diperlukan
agar air dapat dijangkau oleh akar aktif.
-
Untuk tanah sulfat masam, pengelolaan
level air tanah harus selalu di atas dari
layer asam sulfat.
-
Untuk tanah gambut, pengelolaan level
air tanah yang optimal, adalah hal yang
sangat mendasar untuk mencegah
terjadinya pengeringan yang tidak dapat
balik dari material gambut
(shrinkage)
dan
menjaga
permukaan
tanah
Ageng Sayfullah Hendro
adalah mahasiswa Institut
Pertanian
STIPER
Yogyakarta,
di
samping
aktifitas sebagai mahasiswa
penyusun
juga
aktif
diberbagai
Organisasi
Kemahasiswaan baik ting -
kat Internal maupun eksternal seperti UKM
KMSL-MIC, METAFISIKA, SMI, DAN FL2MI.
Penyusun lahir di Palembang, 27 April
1991.
Saat
ini
penyusun
sedang
menyelesaikan kuliah S-1 pada minat
manjemen produksi kelapa sawit fakultas
pertanian INSTIPER.
Pengalaman di kebun Penyusun
PT. Swakarsa ( KALTENG ) 2011
1.
Kedua orang Tua Ku yang selalu
membimbingku dari kecil hingga
sekarang.
2.
Bpk. Totok Ariono selaku Estate Manager
Rotan Semelur Estate.
3.
Bpk. Henry Manurung slaku SA Rotan
Semelur Estate.
4.
Seluruh Assisten Divisi di Rotan Semelur
Estate.
5.
Seluruh Supervisi di Rotan Semelur
Estate.
6.
Semua orang yang tidak dapat saya
sebut yang telah membatu dan
1.
Vandemicum Minamas
2.
SOP Minamas
3.
Laporan Magang