BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja suatu perusahaan dapat diketahui dan di analisis dari informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan dan
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan (Munawir, 1993). Hasil analisis
informasi laporan keuangan yang menunjukkan kinerja suatu perusahaan
dapat digunakan sebagai dasar penentu kebijakan bagi pihak manajemen
perusahaan. Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio
agar dapat menjelaskan keterkaitan yang ada antara variabel-variabel
bersangkutan yang menghubungkan dua data keuangan yakni laporan
keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi, dengan cara membagi satu
data dengan data lainnya (Hastuti, 2014).
Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kesulitan
keuangan (financial distress) sehingga mampu untuk mengukur sejauh mana
kesehatan sebuah perusahaan (Hastuti, 2014). Financial distress merupakan
sebuah kondisi di mana perusahaan sedang dalam keadaan krisis. Financial
distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan sebelum
terjadinya kebangkrutan atau likuidasi (Platt & Platt, 2002). Suatu perusahaan
mengalami kondisi financial distresss terlebih dahulu sebelum akhirnya
adanya penurunan dana yang diakibatkan oleh penurunan pendapatan
perusahaan dari hasil penjualan atau hasil operasi yang dilakukan untuk
mendapatkan laba, namun hasil yang diperoleh tidaklah sebanding dengan
hutang yang banyak dan telah jatuh tempo (Sastriana & Fuad, 2013).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi financial distress
diantaranya yaitu rasio financial leverage. Leverage diperlukan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang (jangka pendek
dan jangka panjang) (Triwahyuningtias & Muharam, 2012). Terdapat
hubungan negatif antara leverage dengan financial distress (Widarjo &
Setiawan, 2009). Apabila suatu perusahaan terlalu banyak dibiayai oleh
hutang, hal ini beresiko akan menimbulkan kesulitan pembayaran di masa
yang akan datang akibat utang lebih besar dari aset yang dimiliki. Jika
keadaan ini tidak diatasi dengan baik, maka potensi timbulnya kesulitan
keuangan akan semakin besar (Andre, 2013).
Variabel selanjutnya adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas tinggi
suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, baik hubungannya dengan aset, modal sendiri, ataupun penjualan
(Mayangsari, 2015). Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesulitan keuangan (Hapsari, 2012). Hal ini menunjukkan semakin tinggi
profitabilitas yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin kecil
Selain profitabilitas, rasio likuiditas dapat digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dilunasi saat terjadi penagihan. Likuiditas muncul dari keputusan
masa lalu perusahaan mengenai pendanaan dari pihak ketiga, baik yang
berbentuk aset maupun yang berbentuk kas (Hidayat & Meiranto, 2014).
Likuiditas berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan
(Hidayat & Meiranto, 2014). Hal ini dijelaskan apabila perusahaan mampu
mendanai atau melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik maka
potensi perusahaan mengalami kesulitan keuangan akan semakin kecil
(Hanifah, 2013).
Rasio perputaran persediaan merupakan salah satu rasio aktifitas yang
digunakan untuk mengukur berapa kali rata-rata persediaan dijual dan diganti
dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan
dalam memanfaatkan persediaan untuk mendapatkan penghasilan (Munawir,
1993). Analisis atas modal suatu perusahaan dalam bentuk persediaan
tersebut sangatlah penting guna mengetahui kondisi perusahaan saat ini yang
kemudian dihubungkan dengan kondisi keuangan perusahaan di masa
mendatang. Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap kesulitan
keuangan (Yuniarti, 2012). Perputaran persediaan yang relatif rendah
terkadang disebabkan oleh barang persediaan yang terlalu banyak, lamban
dalam peredarannya, ataupun mengalami keausan (Kamaludin & Pribadi,
pengelolaan persediaan tersebut agar dapat digunakan seefisien mungkin
sehingga perusahaan mampu terhindar dari kondisi kesulitan keuangan.
Alasan mengapa suatu perusahaan dikatakan sukses atau gagal yaitu
disebabkan oleh strategi yang ditetapkan perusahaan (Porter, 1991).
Karakteristik kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh strategi
dan manajerial perusahaan tersebut, diantaranya yaitu strategi Good
Corporate Governance (GCG) (Sastriana & Fuad, 2013). Corporate
governance merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan efisiensi
ekonomis antara pihak manajemen perusahaan, dewan komisaris, para
pemegang saham, dan stakeholders lainnya (Ujiyantho & Agus Pramuka,
2007). Penerapan mekanisme corporate governance yang baik akan
meminimalkan risiko perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Mekanisme
corporate governance yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
Kepemilikan saham oleh manajemen mampu mendorong adanya suatu
pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen
(Handayani & Hadi Nugroho dalam Hendriani, 2011). Kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kesulitan keuangan
perusahaan (Sastriana & Fuad, 2013). Jadi, dengan meningkatnya
kepemilikan manajerial akan mampu mendorong turunnya potensi kesulitan
keuangan (Sastriana & Fuad, 2013). Hal ini disebabkan karena adanya
penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer
Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan karena dengan adanya kepemilikan oleh
investor mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal oleh pihak
manajemen (Mayangsari, 2015). Kepemilikan institusional berpengaruh
negatif terhadap kesulitan keuangan perusahaan (Sastriana & Fuad, 2013).
Kepemilikan institusional akan membuat manajer memfokuskan kinerja pada
perusahaan sehingga dapat mengurangi tindakan manajer yang mementingkan
diri sendiri (Cornett, Marcus, Saunders, & Tehranian, 2007). Struktur
kepemilikan institusional dinyatakan lebih tinggi apabila saham perusahaan
tersebut dimiliki lembaga keuangan yang disponsori oleh bank (Claessens,
Djankov, & Klapper, 1999). Hal ini dijelaskan bahwa bank sebagai pemilik
perusahaan akan menjalankan fungsinya untuk monitoring dan investor
percaya bahwa bank tidak akan melakukan ekspropriasi atas aset perusahaan
(Claessens et al., 1999).
Penelitian ini mengacu pada penelitian Indra Hastuti (2014) yang
meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap kemungkinan
kesulitan keuangan pada Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008-2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada
penelitian sebelumnya menggunakan sampel penelitian seluruh perusahaan
sedangkan penelitian ini menggunakan sampel penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
Dalam penelitian ini juga menambahkan variabel profitabilitas dan perputaran
persediaan. Rasio profitabilitas penting digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan untuk mengukur sejauh mana posisi
keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu, sekaligus sebagai evaluasi
terhadap kinerja manajemen sehingga dapat diketahui penyebab dari
perubahan kondisi keuangan tersebut. Rasio perputaran persediaan penting
dilakukan guna mengukur keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam
persediaan barang yang diharapkan mampu meningkatkan volume penjualan
sehingga perusahaan mampu terhindar dari kesulitan keuangan (financial
distress).
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis
sejauh mana rasio keuangan dan corporate governance mampu memprediksi
terjadinya kesulitan keuangan suatu perusahaan. Sehingga perusahaan mampu
meminimalisir risiko terjadinya kesulitan keuangan dan sebaliknya, dapat
menghasilkan laba atau pendapatan serta pengambilan kebijakan yang baik
untuk keberlangsungan perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
1. Apakah financial leverage berpengaruh negatif terhadap kesulitan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap kesulitan keuangan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
3. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap kesulitan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kesulitan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
5. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kesulitan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
6. Apakah perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap kesulitan
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam
perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah :
a. Memperoleh bukti empiris pengaruh negatif financial leverage terhadap
kesulitan keuangan.
b. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif profitabilitas terhadap
c. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif likuiditas terhadap
kesulitan keuangan.
d. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif kepemilikan manajerial
terhadap kesulitan keuangan.
e. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif kepemilikan institusional
terhadap kesulitan keuangan.
f. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif perputaran persediaan
terhadap kesulitan keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, antara lain :
a. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi tambahan kepada pihak perusahaan
terutama pihak manajemen tentang keadaan kinerja finansial
perusahaan yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan sebagai aksi awal dalam melakukan
tindakan korektif dan evaluasi untuk kemajuan perusahaan dimasa
mendatang.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
sejenis, serta hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian teoritis
dan referensi.
c. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti,
terutama mengenai pengaruh financial leverage, profitabilitas,
likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
perputaran persediaan terhadap kesulitan keuangan pada perusahaan