• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIARAN PERS. Lawan COVID-19: Bertemu Satgas Lawan COVID-19 DPR RI, Mendag Sampaikan Lima Fase New Normal Bidang Perdagangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIARAN PERS. Lawan COVID-19: Bertemu Satgas Lawan COVID-19 DPR RI, Mendag Sampaikan Lima Fase New Normal Bidang Perdagangan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SIARAN PERS

Biro Hubungan Masyarakat

Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711

www.kemendag.go.id

Lawan COVID-19: Bertemu Satgas Lawan COVID-19 DPR RI, Mendag

Sampaikan Lima Fase New Normal Bidang Perdagangan

Jakarta, 29 Mei 2020 – Untuk secepatnya menggerakkan ekonomi rakyat di sektor perdagangan, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan lima fase pembukaan tatanan kehidupan baru (new normal) bidang perdagangan. Penerapan pembukaan aktivitas perdagangan khususnya di tempat-tempat usaha yang menggerakkan roda perekenomian bangsa ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020 mendatang dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat dan pengawasan serta evaluasi secara menyeluruh.

Seluruh elemen di bidang perdagangan kini mulai bersiap. Kementerian Perdagangan telah mempersiapkan Exit Strategy COVID-19 dengan membuka aktivitas perdagangan. Tahapan tersebut terdiri dari lima fase dengan persyaratan yang berbeda tergantung tingkat kerentanan terhadap potensi penyebaran COVID-19,” tegas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat menerima Pimpinan dan Anggota Satgas Lawan COVID-19 DPR RI di Gedung Kementerian Perdagangan Jumat (29/5) sore ini.

Kunjungan Satgas Lawan COVID-19 DPR RI ke Kementerian Perdagangan ini bertujuan selain bersilaturahmi lebaran Idul Fitri 1441 H, yang utama adalah membahas kesiapan Pemerintah dalam pelaksanaan tatanan kehidupan baru (new normal) dengan mengedepankan Protokol Kesehatan pada situasi pandemi COVID-19 di sektor perdagangan di Indonesia.

Mendag Agus Suparmanto yang memimpin pertemuan tersebut didampingi Wamendag Jerry Sambuaga, Sekjen Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana, Irjen Kementerian Perdagangan Srie Agustina, Ketua Badan Pengkajian dan Penelitian Perdagangan Kasan Muhri, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Tjahya Wijayanti, Staf Ahli Mendag Arlinda Imbangjaya dan Sutriono Edi, serta Kepala Biro Umum Sugih Rahmansyah serta Sekretaris Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Moga Simatupang dan Kepala Biro Humas Kemendag Olvy Andrianita.

Sementara itu delegasi DPR RI berasal dari sejumlah fraksi yang dipimpin oleh Koordinator Satgas Lawan COVID-19 DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Beberapa anggota ikut hadir antara lain Gus Nabil, Puti Pramathana Puspa Seruni Guntur Soekarno, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena serta Andre Rosiade, Anggota Komisi VI DPR RI.

(2)

Menurut Mendag, Exit Strategi COVID-19 Kementerian Perdagangan ini akan dilakukan dengan membuka aktivitas perdagangan secara bertahap dan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, pembatasan jam dan kapasitas operasional, pengaturan jumlah kunjungan dan pembatasan waktu sirkulasi pengunjung, serta penyusunan SOP di tempat-tempat kegiatan perdagangan melalui mitigasi risiko.

Ada 5 (lima) tahapan pada EXIT STRATEGY COVID-19 yang disusun Kementerian Perdangangan. Pertimbangan penerapan setiap fase sangat tergantung pada kondisi daerah atau wilayah dengan parameter tingkat penularan di tempat kegiatan masing-masing atau wilayah, tingkat kedisiplinan masyarakat dan pelaku usaha, serta kesiapan Tim Evaluasi dan Pengawasan yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas COVID-19 pusat dan daerah serta Pemerintah Daerah.

Pembukaan aktivitas perdagangan dapat dilaksanakan di daerah atau wilayah zona hijau dengan angka reproduksi virus kategori Rt < 1. Saat ini ada sekitar lebih dari 100 daerah zona hijau (kabupaten/kota) di 8 provinsi (Aceh, Riau, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jambi, DKI Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau). Kondisi ini bisa bertambah atau berkurang tergantung tingkat kepatuhan dari seluruh elemen masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan yang telah diterapkan. Evaluasi dan penentuan status wilayah tersebut ditetapkan oleh GUGUS TUGAS COVID-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah setempat. “Saat ini daerah yang siap dibuka adalah Semarang, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat yang berada di sekitar Jakarta dengan kontribusi ekonomi yang signifikan. Hal itu berdasarkan hasil Analisis Trend (KSP) dan analisis per kelurahan yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat,” imbuh Mendag Agus.

Jenis aktivitas perdagangan yang akan mulai dibuka dalam ‘new normal’, meliputi pasar rakyat, toko swalayan (minimarket, supermarket, hypermarket, Department Store), restoran/rumah makan/warung makan, kafe, toko obat farmasi dan alat kesehatan, mall atau pusat perbelanjaan,restoran di Rest Area, alon/Spa, tempat hiburan/pariwisata.

Pembukaan aktivitas perdagangan itu disesuaikan dengan fasenya. Pada fase tertentu misalnya pusat perbelanjaan baru bisa dibuka,dengan jam operasional dan jumlah pengunjung yang dibatasi secara bergilir setiap tiga jam,” katanya.

Untuk memperkuat implementasi pembukaan aktivitas perdagangan ini Kementerian Perdagangan telah menyiapkan Surat Edaran (SE) Menteri Perdagangan No. 12 Tahun 2020 tanggal 28 Mei 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan di Sektor Perdagangan. Di dalam SE tersebut diatur SOP Protokol Kesehatan Pasar Rakyat, Ritel Modern, Toko Swalayan, Supermarket, Hypermart, Pusat Perbelanjaan/Department Store, Restoran/Rumah Makan/Warung Makan dan Kafe, Toko Obat/Farmasi dan Alat Kesehatan, Restoran di rest area diperbolehkan secara terbatas, Salon/Spa, Tempat Hiburan/Pariwisata dan Tempat Hiburan tertentu seperti Kebun Binatang, Museum, Galeri Seni serta Pedagang Kaki Lima (PKL) dan aktivitas perdagangan lainnya seperti warteg.

(3)

Menggerakkan Ekonomi

Menurutnya, pembukaan aktivitas perdagangan ini dilakukan karena pandemi COVID-19 telah berdampak ke berbagai aspek kehidupan. Di sektor ekonomi, wabah COVID-19 telah menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 juga diprediksi melambat. Sebelum COVID-19 pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5,3%, dan angka ini menurun menjadi 2,3% setelah adanya COVID-19. Tidak hanya itu, investasi turut terhambat dan ekspor-impor terkontraksi.

COVID-19 juga memaksa para pelaku usaha untuk menutup usahanya. Akibatnya, karyawan terpaksa dirumahkan, bahkan terjadi pemutusan hubungan kerja. Langkah tersebut terpaksa diambil akibat terhentinya operasional secara total akibat pandemi COVID-19. Dampak lanjutannya yaitu meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran, dan kemiskinan.

COVID-19 sangat berdampak pada unit-unit usaha kecil, salah satunya para pedagang di pasar rakyat. Jumlah pedagang diperkirakan dapat menurun sebesar 29%, sementara omzet rata-rata pedagang menurun sebesar 39%. Pemerintah Indonesia telah bekerja keras melakukan tindakan-tindakan untuk melindungi keselamatan rakyat dan ekonomi Indonesia agar keduanya dapat menjadi pemenang dalam melawan virus corona ini,” kata Mendag.

Untuk itulah, ujar Mendag Agus, pemerintah mendorong beroperasinya pasar rakyat dengan mengedepankan protokol kesehatan. Pengelola pasar, pedagang, dan pembeli harus disiplin dalam mentaati dalam mengimplementasikan Protokol Kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan mematuhi SOP Protokol Kesehatan. Pasar harus terus buka dan beroperasi, pedagang harus tetap berdagang, petani tetap menyalurkan hasil panennya ke pasar, dan masyarakat membutuhkan bahan kebutuhan pokok untuk melanjutkan hidupnya sehari-hari.

Kami ingin menggerakkan ekonomi secepat-cepatnya dalam new normal ini. Sebelumnya kita tahu pasar dan pusat perbelanjaan banyak yang tutup. Kita buat protokol kesehatan yang tetap dalan pembukaannya nanti,” jelasnya.

Dalam paparannya, Mendag Agus Suparmanto mengungkapkan new normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. ‘New normal’ utamanya agar warga yang memerlukan aktivitas di luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan.

Jadi, bukan sekedar keluar rumah, bergerombol, atau keluyuran. Pada masa COVID-19 ini, tidak mungkin aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian sehingga menyebabkan banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya, terjadinya kekacauan sosial dan kebangkrutan perusahaan, sehingga aktivitas ekonomi secara nasional berhenti total,” ujar Mendag Agus.

Dijelaskan Mendag, ‘new normal’ harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin dari seluruh elemen masyarakat sebagai antisipasi wabah masih ada di lingkungan sekitar kita sehingga aktivitas ekonomi diperbolehkan beroperasi hanya dengan protokol kesehatan yang telah diterapkan.

Dalam implementasi ‘new normal’ atau kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial, dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelum pandemi tersebut tidak ada, diharapkan dapat mendorong sektor ekonomi agar tidak semakin terpuruk dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.

(4)

Pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat berangsur-angsur kembali normal sambil melihat dan memperhatikan fakta yang terjadi di lapangan. Masyarakat diminta untuk dapat beraktivitas dengan menyesuaikan dan beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru ini.

Diharapkan ‘new normal’ ini dapat menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat Indonesia agar dapat beraktivitas kembali dan menjalankan roda perekonomian sekaligus tetap melawan ancaman COVID-19 dengan secara disiplin menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat. “Kebiasaan baru ini harus diterapkan oleh masyarakat, baik konsumen maupun pelaku usaha, dengan kesadaran tinggi. Semoga adaptasi ‘new normal’ dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga situasi perekonomian kita kembali dapat berangsur pulih dan kehidupan masyarakat dapat kembali normal dan masyarakat tetap sehat seperti sedia kala,” tegasnya.

Apresiasi DPR RI

Dalam kesempatan ini, Koordinator Satgas Lawan COVID-19 DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengapresiasi langka Exit Strategy COVID-19 di bidang perdagangan yang dilakukan Kemendag. “Fase pembukaan aktivitas kegiatan perdagangan dan pengaturan SOP Protokol Kesehatan yang dilakukan Kementerian Perdagangan sudah sangat baik dan perlu diapresiasi,” tegasnya.

Terkait reward and punishment dalam menjalankan fase pembukaan aktivitas perdagangan dan SOP Protokol Kesehatan, Mendag Agus memuji anggota DPR RI sebagai bahan masukan yang sangat baik agar pelaksanaan new normal di bidang perdagangan dapat berjalan lebih baik.

Sementara itu, berbagai masukan DPR RI mendapat perhatian serius Mendag Agus. Salah satunya masukan tentang SOP Protokol Kesehatan apabila di pasar atau pusat perbelanjaan terdapat pedagang yang terjangkit COVID-19. Pasar atau pusat perbelanjaan itu tidak serta merta ditutup. Menjawab masukan tersebut, Mendag Agus meminta pelaku usaha dan Pemda melakukan rapid test hingga test PCR kepada para pedagang. Ini dilakukan untuk memastikan para pedagang, baik di Pasar Rakyat maupun di Pusat Perbelanjaan tidak terjangkit COVID-19.

Stabilkan Harga Gula

Dalam kesempatan itu, anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengapresiasi langkah Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang tak kenal lelah melakukan berbagai upaya menstabilkan harga gula termasuk menggelar operasi pasar gula hingga berhasil menurunkan harga gula pasir menjadi normal kembali.

Saya mengapresiasi kerja keras Menteri Perdagangan dalam menstabilkan harga gula dan kini berhasil menjadi normal kembali,” tegas Andre.

– selesai –

Informasi lebih lanjut hubungi: Olvy Andrianita

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan

(5)

Lampiran:

Pembukaan aktivitas perdagangan tersebut dilakukan secara bertahap dengan lima fase, yaitu: Fase I, Fase II, Fase III, Fase IV, dan Fase V yang mengedepankan Protokol Kesehatan secara ketat.

Pada Fase I, pembukaan aktivitas perdagangan, meliputi:

a. Pasar Rakyat, Toko Swalayan (Minimarket, Supermarket, Hypermarket), Restoran/Rumah Makan/Warung Makan, dan Fasilitas Kesehatan (Apotek, Toko Alat Kesehatan).

b. Pasar Rakyat, beroperasi dengan prioritas Protokol Kesehatan yaitu Pemda wajib

melakukan rapid test untuk pedagang secara sampling/acak. Pedagang wajib

menggunakan masker, sarung tangan, dan membersihkan alat dan fasilitas perdagangan. Pengelola wajib menyediakan sarana cuci tangan dengan menggunakan sabun di pasar, membuat rambu jaga jarak aman (physical distancing) 1,5 meter antar pedagang, dan pengunjung dibatasi maksimal 50%.

c. Toko Swalayan (Minimarket, Supermarket, Hypermarket), beroperasi dengan prioritas Protokol Kesehatan yaitu menerapkan jaga jarak antrian dan transaksi pembayaran di kasir dengan jarak 1 meter, jaga jarak pengunjung, memakai penutup wajah bagi pelayan toko (masker/face shield dan sarung tangan), pengunjung menggunakan masker, dan pengelola retail modern wajib menyediakan cuci tangan/hand sanitizer pakai sabun/hand sanitizer. Sedangkan kapasitas orang yang ada di dalam toko dibatasi maksimal 50% per 2 jam.

d. Restoran/Rumah Makan/Warung Makan, kecuali Kafe, beroperasi dengan prioritas Protokol Kesehatan yaitu pengunjung maksimal 30% dari kapasitas serta kewajiban menggunakan masker, sarung tangan bagi pedagang dan pembeli serta menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.

e. Fasilitas Kesehatan (Apotek, Toko Alat Kesehatan), beroperasi atau dibuka secara penh juga dengan menggunakan Protokol Kesehatan yang ketat seperti wajib

menggunakan masker, sarung tangan, menyediakan hand sanitizer bagi pedagang

dan pembeli. Fase II

a. Pembukaan aktivitas perdagangan pada Fase I seperti Pasar Rakyat, Toko Swalayan, Fasilitas Kesehatan, dapat ditingkatkan menjadi Fase II apabila seluruh elemen masyarakat telah menjalankan Protokol Kesehatan secara disiplin.

b. Pada Fase II, Pasar Rakyat dan Toko Swalayan, pengunjungnya dibatasi tetap maksimal 50% dari kapasitas, sedangkan Restoran dapat ditingkatkan menjadi maksimal 40% yang semula 30% pada Fase I.

c. Selain itu, Restoran pada Rest Area, dapat beraktivitas/beroperasi secara bertahap dengan penggunaan protokol kesehatan yang ketat dengan pengunjung maksimal 30% dari kapasitas.

(6)

Fase III

a. Pembukaan aktivitas perdagangan pada Fase II seperti Pasar Rakyat, Toko Swalayan, Fasilitas Kesehatan, dapat ditingkatkan menjadi Fase III apabila seluruh elemen masyarakat telah menjalankan Protokol Kesehatan secara disiplin dan berdasarkan evaluasi BNPB dan Pemerintah Daerah dengan Rt<1.

* Rt = laju angka reproduksi virus.

b. Rumah Makan/Restauran, Toko Obat/Farmasi dan Alat Kesehatan, aktivitas perdagangan tetap seperti Fase II, dan khusus untuk restoran pengunjung dibatasi maksimal 40% dari kapasitas.

c. Pada Fase II, Kafe belum dapat beroperasi, sementara pada Fase III Kafe dapat beroperasi dengan pengunjung maksimal 30% dari kapasitas dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat.

d. Restoran di Rest Area, sesuai Fase II.

e. Pada Fase ini Mall/Pusat Perbelanjaan/Department Store, juga boleh dibuka secara terbatas dengan Protokol Kesehatan yang ketat dengan jumlah pengunjung maksimal 35% dari kapasitas per 2 jam secara bergilir.

Keterangan: titik rawan pada pusat perbelanjaan Mal antara lain adalah area foodcourt. Untuk itu perlu pembinaan dan pengawasan yang ketat dalam menjalankan Protokol Kesehatan.

f. Tempat Hiburan Tertentu (Kebun Binatang, Museum, Galeri) dibuka secara terbatas dengan pengunjung maksimal 50% dari kapasitas dan penjualan tiket dilakukan secara online.

g. Sedangkan Salon/Spa dan Tempat Hiburan lainnya, belum boleh beroperasi pada Fase ini.

Fase IV

a. Parameter yang diterapkan pada Fase IV sama dengan Fase sebelumnya.

b. Pasar Rakyat, Toko Swalayan, Fasilitas Kesehatan, tetap beroperasi seperti Fase Ill, namun khusus untuk restoran pengunjung maksimal dibatasi 40% dari kapasitas.

c. Restoran di Rest Area, dapat beraktivitas/beroperasi dengan pengunjung menjadi

maksimal 50% dari kapasitas.

d. Mall, Pusat Perbelanjaan, Department Store, boleh dibuka secara terbatas dengan

35% pengunjung dari kapasitas per 2 jam secara bergiliran.

e. Tempat Hiburan tertentu seperti Kebun Binatang, Museum, Galeri Seni dapat dibuka dengan Protokol Kesehatan yang ketat dan pengunjung dibatasi menjadi maksimal 50% dari kapasitas dan penjualan tiket dilakukan secara online.

f. Selain itu, Salon/Spa dan Tempat Hiburan lainnya, dapat dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat.

Fase V

a. Pada Fase ini, setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh, apabila hasil Rt<1 dan masyarakat tertib menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, maka aktivitas

(7)

perdagangan dapat dibuka secara penuh namun tetap dengan menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat yang sebelumnya belum diberlakukan.

b. Evaluasi aktivitas Perdagangan ini akan terus dilakukan sampai vaksin ditemukan dan disebarluaskan kepada masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didasarkan pada asumsi efficient market yang terdiri dari sedikit investor, di mana masing-masing mempunyai informasi dan harapan yang sama atas sekuritas; tidak ada

Hubungan yang positif tersebut berarti semakin tinggi suatu perusahaan menghasilkan pertumbuhan laba usaha maka akan semakin meningkat pula kemampuan perusahaan

Program kerja ini berupa edukasi tentang New Normal secara tidak langsung yang dibagikan di grup whatsaap desa kemudian poster dicetak dan di lakukan penempelan di

KKN UNNES Bersama Melawan Covid-19 yang dilaksanakan di Desa Purwareja RT 01 RW 02, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 10 program kerja,

Program kerja individu pilihan yang terdiri dari, Sosialisasi Gizi Seimbang, Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer, Media Edukasi New Normal, Edukasi PHBS, dan

Varian ini cenderung kebal terhadap pengobatan COVID-19 dan memiliki gejala seperti varian Beta yaitu demam, kehilangan indra penciuman atau perasa, sakit kepala, batuk

2 Masyarakat di Tenggilis Surabaya Pengabdian Masyarakat Kerjasama dengan DPR RI (Komisi IX) : Pelatihan Pencegahan dan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid 19 pada

Program kerja edukasi pola hidup bersih dan sehat (cuci tangan), sosialisasi makanan bergizi, sosialisasi kesehatan ibu, anak, dan lansia, serta info penanganan