• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SNI PADA UKM

DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI

BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

Oleh :

Dr. HARI ADI PRASETYA

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG

(2)

Dasar Hukum

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 49/M-IND/PER/6/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri.

Balai Riset dan Standardisasi Industri yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut Baristand Industri adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

Baristand Industri mempunyai tugas melaksanakan Riset dan Standardisasi serta Sertifikasi di Bidang Industri.

(3)

Latar Belakang

Setelah krisis ekonomi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar.

UKM merupakan bagian penting yang berpengaruh dalam peningkatan daya saing suatu negara.

Standardisasi dan investasi menjadi faktor kunci peningkatan daya saing UKM.

Penerapan standar diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk .

(4)

Tahun 2015 negara-negara Asean sepakat

memberlakukan integrasi ekonomi atas dasar

kerangka

Asean Economic Community

atau

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

(5)

Standar memberikan kontribusi yang baik, diantaranya :

1. Standar membantu berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar. 2. Standar membantu dalam akses pasar ekspor.

3. Standar membantu memberikan praktek bisnis terbaik.

4. Standar membantu operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan berkembang.

5. Standar memberikan kredibilitas dan kepercayaan serta pengakuan konsumen.

(6)

Memperoleh jaminan mutu;

Kepercayaan dari pihak yang berkepentingan (partner usaha, regulator);

Meningkatkan daya saing produk;

Efisiensi proses produksi;

Keteraturan dalam organisasi pelaku usaha;

Mampu mengidentifikasi bila ada masalah;

Perlindungan keselamatan, keamanan atau kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

(7)

Prinsip Regulasi Teknis SNI

Proses Yang Jelas (Penilaian Kesesuaian) Acuan/Persyaratan Yang Jelas : Standar dan Regulasi Teknis Perlakuan Yang Adil Proses dan Persyaratan Yang Sama Efisien Memperbolehkan Untuk Mencapai Tujuan Secara Praktis, Tidak Memperkenankan Hambatan Yang Tidak Perlu

(8)

Sifat-Sifat Regulasi Teknis Tentang Penerapan SNI

• SNI yang telah ditetapkan BSN berlaku di seluruh wilayah Indonesia, dan bersifat sukarela.

• Produsen dapat menerapkan SNI secara sukarela atas hasil produksinya, dengan syarat:

– memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI); dan

– memproduksi dan atau memperdagangkan hasil produksinya sesuai dengan persyaratan SNI yang ditetapkannya.

• Pelaksanaan sertifikasi produk sesuai dengan Pedoman Standardisasi Nasional.

(9)

Pemberlakuan SNI secara Wajib oleh Menteri Perindustrian

9

 SNI dapat diberlakukan secara wajib melalui Peraturan Menteri Perindustrian dengan memperhatikan aspek-aspek keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup, moral hazard dan atau pertimbangan ekonomis. Mengingat kaitannya dengan pengawasan di pasar, sebelum penetapan SNI Wajib dilakukan konsultasi dengan Kementerian Perdagangan.

 SNI yang diberlakukan secara wajib (disebut sebagai SNI Wajib) diberlakukan sama terhadap barang dan atau jasa produksi dalam negeri maupun impor yang diperdagangkan dalam wilayah Indonesia.

(10)

 Produsen yang telah mendapatkan SPPT SNI wajib membubuhkan

tanda SNI pada setiap barang, kemasan dan atau label hasil produksinya yang disertifikasi, kecuali untuk barang yang tidak memungkinkan untuk dicantumkan tanda SNI-nya, kewajiban membubuhkan tanda SNI diganti dengan kewajiban melampirkan copy SPPT SNI pada dokumen yang menyertainya.

 Produsen yang telah mendapatkan SPPT SNI hanya berhak

mempublikasikan produknya dengan tanda SNI sebagaimana tercantum dalam SPPT SNI.

 Ukuran dan bentuk tanda SNI sesuai PP 102 Tahun 2000.

(11)

Pemberian Sertifikat SNI oleh

Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)

11

 SPPT SNI berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun

untuk produk wajib, 3 (tiga) tahun untuk tidak wajib/suka rela, yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang didukung Laboratorium Penguji.

 LSPro melakukan pengawasan terhadap SPPT SNI yang

dikeluarkannya secara berkala dan sewaktu-waktu.

 LSPro, Laboratorium Penguji harus diakreditasi oleh KAN

dan diregistrasi di Kementrian Perindustrian.

 LSpro wajib melaporkan SPPT SNI yang diterbitkannya

kepada Direktur Jenderal Pembina Industri, Kepala BPKIMI cq Ka. Pustan dan Ka. Dinas Pemda yang bertanggung jawab di Bidang Perindustrian.

(12)

 Menteri Perindustrian akan menunjuk LPK LSPro

maupun Laboratorium Uji dalam rangka pelaksanaan/penerapan dan pengawasan SNI Secara Wajib.

 Kepada calon LPK yang akan ditunjuk akan dilakukan

evaluasi dan verifikasi kelayakan penunjukannya oleh tim penilai.

 Terhadap LPK yang telah ditunjuk oleh Menteri

Perindustrian akan dilakukan monitor, pengawasan dan pembinaan dalam rangka pelaksanaan/penerapan proses SPPT SNI.

(13)

SNI dalam Pengawasan Pasar

UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perlindungan

Konsumen : Produk yang sesuai dengan SNI wajib,

diwajibkan memiliki tanda SNI.

Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 tentang

Label dan Iklan Pangan : Label yang dicantumkan

harus sesuai dengan kadar/kandungan yang

diterapkan.

(14)

SNI dan Pengawasan Pasar

14

Produk diproses sesuai syarat mutu.

Konsumen terlindungi.

(15)

Dampak SNI Wajib

15

Tumbuhnya Industri Dalam Negeri

Pabrik Luar

Negeri

→relokasi

ke Dalam Negeri

Kepercayaan konsumen terhadap produk yang

digunakan.

Terciptanya industri jasa (jasa kalibrasi, jasa

pengujian, jasa konsultasi, dsb).

Meningkatnya kompetensi Sumber Daya Manusia di

(16)

Penerbitan SPPT SNI

16

SPPT SNI diterbitkan oleh LPK.

LPK (LSPro dan Laboratorium Uji )

ditunjuk oleh

Menteri Perindustrian.

LPK dipersyaratkan harus terakreditasi

Tata cara penunjukan berdasarkan Permen No. 86

pasal 11 dan 12

Pengujian Luar Negeri

dikirim ke laboratorium uji

(17)

Pengawasan SNI

17

 Kegiatan pengawasan barang dan atau jasa baik yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib maupun yang SNI-nya diterapkan secara sukarela oleh produsen meliputi :

pengawasan barang dan atau jasa di pabrik,

pengawasan barang dan atau jasa impor di kawasan pabean,

khusus SNI Wajib dan

pengawasan barang dan atau jasa yang beredar di pasar.

 Pengawasan di pabrik dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembina Industri dan atau Dinas Pemda yang bertanggung jawab di bidang perindustrian.

 Pengawasan di kawasan pabean dilakukan oleh Ditjen Bea dan Cukai dan Ditjen Perdagangan Luar Negeri.

 Pengawasan di pasar dilakukan oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri.

(18)

Ruang Lingkup Lembaga Sertifikasi Produk Baristand Industri Palembang

LSPr-007-IDN

No SNI Judul

1. SNI 01-3551-2000 Mi Instan

2. SNI 02-2805-2005 Pupuk Kalium Klorida 3. SNI 01-2901-2006 Minyak Kelapa Sawit

4. SNI 02-1760-2005 Pupuk Posfat Alam Untuk Pertanian 5. SNI 02-1760-2005 Pupuk Amonium Sulfat

6. SNI 15-7064-2004 Semen Portland Komposit

7. SNI 15-3758-2004 Semen Masonry

8. SNI 2801-2010 Pupuk Urea

9. SNI 06-1903-2000 Standard Indonesian Rubber (SIR) 10. SNI 15-2949-2004 Semen Portland

(19)

No SNI Judul

13. SNI 01-3553-2006 Baja Lembaran Lapis Seng 14. SNI 01-2973-1992 Air Minum Dalam Kemasan 15. SNI 01-3556-2000 Garam Konsumsi Beryodium 16. SNI 02-2803-2000 Pupuk NPK Padat

(20)

Lingkup Akreditasi Laboratorium Pengujian

Baristand Industri Palembang

(LP-080-IDN)

• Pangan olahan dan pakan • Garam konsumsi

• Tepung Terigu

• Air Minum Dalam Kemasan • Air Mineral Alami

• Pupuk Ammonium Sulfat • Pupuk Dolomit

• Pupuk Posfat Alam untuk Pertanian

• Pupuk TSP

• Pupuk SP-36 plus Zn • Pupuk Kalium Klorida • Pupuk NPK Padat

• Pupuk Urea • Air Limbah

• Udara Ambien

• Emisi Tidak Bergerak

(21)

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG Jl. Perindustrian II No.12 Km.9 Sukarami Palembang

Telp./Faks. 0711 412482

JL. Kapt. A.Rivai No. 92/1975 Palembang Telp./Faks. 0711-350080

email : baristand_plg@yahoo.com

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Keterampilan menulis eksposisi siswa yang berkebiasan membaca rendah yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis

Dari temuan dan analis tersebut maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kelompok masyarakat Towani Tolotang di Kabupaten Sidrap hingga saat ini tetap

[r]

[r]

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 14/M-DAG/PER/3/2007 TENTANG STANDARDISASI JASA BIDANG PERDAGANGAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) WAJIB TERHADAP BARANG DAN

Perjanjian GATT mengatur ketentuan mengenai pengikatan tarif bea masuk (tariff binding) yang diberlakukan negara-negara peserta. Di samping itu, GATT juga menetapkan

adalah tanda sertifikasi yang pada produk, kemasan atau label yang menyatakan bahwa produk tersebut telah

Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium - Seng