Rancang Bangun Purwarupa Pengidentifikasi
Kendaraan Bermotor Pelanggar Lalu Lintas dengan
RFID Berbasis Arduino UNO
Adityo Sumantri
1, Ernita Dewi Meutia
2,Sayed Muchallil
31,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia
1adityosumantri@gmail.com 2ernita.dmeutia@unsyiah.ac.id 3sayed.muchallil@unsyiah.ac.id
Abstrak
—
Menerobos lampu lalu lintas merupakan pelang-garan aturan lalu lintas yang ikut menyumbang terjadinya kemacetan dan kecelakaan di jalan raya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan sebuah sistem yang dapat meng-identifikasi secara otomatis kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran tersebut. Dalam penelitian ini diba-ngun sebuah purwarupa yang memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengidentifikasi kenda-raan bermotor pelanggar rambu lalu lintas secara otomatis tanpa kontak langsung. Purwarupa ini terdiri dari RFID reader dan RFID tag untuk mengidentifikasi kendaraan serta rangkaian LED sebagai simulasi lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh Arduino Uno. Frekuensi kerja RFID yang digunakan yaitu 125 kHz. RFID reader dipasang di area lampu lalu lintas dan RFID tag dipasang pada tiap-tiap kendaraan. Apabila terdapat kendaraan yang menerobos, maka RFID tag mengirim data atau identitas pelanggar ke RFID reader kemudian meneruskan data tersebut ke komputer untuk ditampilkan pada Serial Monitor. Purwarupa yang dibangun berjalan baik, RFID reader memiliki jangkauan sudut pembacaan yang cukup luas dan dapat mengidentifikasi kendaraan yang melanggar. Jarak optimal yang mampu dijangkau oleh RFID reader 6 cm dan purwarupa ini bekerja baik untuk mendeteksi satu kendaraan yang menerobos lampu lintas.Kata Kunci
—
Pelanggaran lampu lalu lintas, RFID tag, RFID reader, Arduino UnoI. PENDAHULUAN
Penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia semakin hari terus meningkat. Namun, peningkatan ini tidak diimbangi dengan membaiknya perilaku masyarakat dalam berkendara. Angka kecelakaan lalu lintas dalam beberapa tahun ini sangat tinggi. Tahun 2013majakah Gatra mencatat sebanyak 93.578 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia dengan jumlah korban tewas mencapai 23.385 orang [1].
Pada penduduk di Kanada, faktor penyebab ter-jadinya
kecelakaan lalu lintas adalah: aggressive driving (67%),
mengendara over speed (60%), penggunaan HP saat
mengemudi (37%), perilaku berbahaya yang tidak lazim
(45%), unsafe passing (43%), drive just for fun (12%),
menerobos lampu pengatur lalu lintas (72%) [2]. Berdasarkan data tersebut, menerobos lampu pengatur lalu lintas menjadi faktor terbesar terjadinya kecelakaan di Kanada. Fungsi utama lampu lalu lintas adalah untuk mengatur arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan agar arus lalu lintas kendaraan tetap lancar. Namun, pengemudi kendaraan seperti tidak mempedulikan adanya lampu lalu lintas tersebut sehingga pemandangan mene-robos lampu lalu lintas masih sering terlihat. Untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem yang dapat meng-identifikasi kendaraan bermotor yang menerobos lampu lalu lintas secara otomatis. Salah satunya
dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency
Identification (RFID).
Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan RFID untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan tertundanya kendaraan di jalan telah pernah dilakukan pada [3] dengan mensimulasikan sistem pemantauan lalu lintas berbasis RFID. Teknologi RFID juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi pelanggar lampu lalu lintas [4], yang dilengkapi dengan sensor phototransistor, dimana jika hubungan sensor putus, maka RFID akan aktif dan memasukkan data pelanggaran. Sementara foto hasi pemlanggaran diambil dengan menggunakan webcam. Selain itu, teknologi RFID juga digunakan sebagai pen-dukung proses bisnis pada SAMSAT [5] guna mening-katkan kualitas pelayanan administrasi.
Penelitian ini membahas pemanfaatan teknologi RFID sebagai pengidentifikasi kendaraan bermotor pelanggar
lampu lalu lintas berbasis Arduino Uno. RFID reader akan
aktif ketika lampu merah menyala. Apabila terdapat
pengendara yang menerobos lampu lalu lintas, RFID reader
akan mengirimkan informasi berupa nomor unik yang
terdapat pada RFID tag ke PC dan ditampilkan melalui Serial
Monitor.
II. DASAR TEORI
A. Radio Frequency Identification (RFID)
RFID merupakan suatu metode untuk mengidentifi-kasi suatu objek yang dilengkapi dengan label RFID dengan memanfaatkan frekuensi transmisi radio dengan
mengguna-kan RFID transponder (transmitter + responder). Secara umum terdapat dua komponen utama di dalam sistem RFID
yaitu tag atau transponder dan reader yang terhubung ke
sebuah aplikasi (biasa disebut middleware) yang berfungsi
sebagai pengolah data.
Gambar 1 Komponen utama dalam sistem RFID secara umum [7] Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat cara kerja dari sistem
RFID. Tag atau label RFID yang digunakan adalah jenis label
pasif yang tidak dilengkapi dengan sumber daya. Label ini
mendapatkan dayanya darireader. Pada saat RFID tag berada
dalam jangkauan gelombang elektromagnetik dari RFID
reader, kumparan pada RFID tag akan menerima energi yang
dipancarkan oleh RFID reader. Energi tersebut digunakan
sebagai catu daya dan sinyal trigger, dan akan mengaktifkan
RFID tag (yang secara otomatis akan memancarkan data
sekuensial melalui kumparan pada RFID tag). Data tersebut
merupakan ID yang telah dimodulasi sesuai dengan tag
tersebut. Informasi tersebut akan diterima oleh RFID reader
dan kemudian di-encoding sehingga RFID reader akan
mendapatkan ID dari RFID tag tersebut yang dibawa secara
nirkabel serta sekaligus meneruskan informasi ke aplikasi
atau software untuk dilakukan pengolahan.
1)RFID Tag: RFID tag merupakan komponen yang diletakkan pada objek yang akan diidentifikasi oleh RFID
reader. Komponen ini terbuat dari chip silikon yang dilengkapi sebuah antena kecil dan memori yang dapat
menyimpan dan mengambil data dari RFID reader. Kontak
antara RFID tag dengan reader dilakukan secara nirkabel.
Kode-kode RFID tag dapat dibaca pada jarak yang cukup jauh
dan memiliki nomor yang unik
Berdasarkan catu daya maka sistem RFID tag ini dapat
dibagi menjadi tiga jenisantara lain sebagai berikut:
RFID Tag Aktif
RFID Tag Pasif
RFID Tag Semi-Pasif
2) RFID Reader : RFID reader merupakan komponen pengidentifi-kasi pada sistem RFID. Informasi yang terdapat
di dalam RFID tag hanya dapat diperoleh pada saat RFID tag
telah dibaca oleh perangkat RFID reader. Prinsip kerja RFID
reader serupa dengan tranceiver radio, yaitu memancarkan
dan menerima sinyal. RFID reader akan selalu memancarkan
gelombang elektromagnetik. Jika ada RFID tag yang berada
dalam jangkauan RFID reader, maka RFID tag akan
memberikan informasi ke RFID reader dan kemudian RFID
reader akan meneruskan informasi tersebut ke middleware
atau software.
3) Frekuensi Kerja : Frekuensi kerja sistem RFID meru-pakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem dengan RFID. Frekuensi inilah yang
digunakan untuk jalur komunikasi antara RFID reader dan
RFID tag. Ada empat alokasi frekuensi yang digunakan pada
RFID yaitu: Low Frequency (LF) yang berada pada kisaran
125 hingga 134 kHz, High Frequency (HF) pada 13,56 MHz,
Ultra High Frequency (UHF) pada kisaran 860 hingga 960 MHz, dan gelombang mikro dengan frekuensi 2,45 GHz.
Frekuensi rendah umumnya digunakan pada tag pasif,
sementara frekuensi tinggi digunakan pada tag aktif. Pada
frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data
dengan jarak yang jauh, sebab keterbatasan daya yang
diperoleh dari induksi medan elektromagnetik RFID reader.
Jarak komunikasi yang lebih jauh bisa diperoleh dengan menggunakan frekuensi tinggi. [8].
B. Arduino UNO (RFID)
Arduino Uno adalah papan berbasis mikrokontro-ler ATmega 328, yang mempunyai 14 digital input/output pin (di mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power dan tombol reset. Papan ini dapat dicatu langsung ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC adaptor.
Untuk membangun suatu program menggunakan Arduino
dibutuhkan Arduino IDE (Integrated Development
Envi-ronment). Yaitu sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikro-kontroler. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemrograman C [9].
C. Relay
Relay merupakan komponen yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup dan membuka kontak saklar atau untuk mengontrol hubungan rangkaian listrik. Pada
beberapa aplikasi industri, relay merupakan elemen kontrol
yang penting. Secara umum, relay digunakan sebagai
pengatur logika kontrol sistem ataupun sebagai remote
control [10].
Relay terdiri dari coil dan contact. Coil ialah gulu-ngan
kawat yang mendapat arus listrik, sementara contact
merupakan sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari
ada atau tidaknya arus listrik di coil. Ada 2 jenis contact,
antara lain: Normally Open dan Normally Close. Normally
Open adalah kondisi awal sebelum diaktifkan terbuka (open),
sedangkan Normally Close adalah kondisi awal sebelum
diaktifkan tertutup (close).
D. LED (Light Emitting Diode)
LED adalah komponen elektronika yang menghasilkan cahaya. Struktur dasar LED adalah semikonduktor yang dapat
menghasilkan cahaya saat dialiri arus sebesar 10 mA dan tegangan 2V. Jika tegangan yang diberikan lebih dari 2V, maka dibutuhkan resistor yang dihubungkan secara seri dengan LED [11]
III.METODOLOGI PENELITIAN
Proses rancang bangun ini dimulai dengan membuat diagram blok system seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Diagram blok sistem
Sistem yang akan dirancang terdiri atas beberapa perancangan yang meliputi:
A. Perancangan Perangkat Keras
1) Perancangan Sistem Lampu lalu Lintas: Perancangan lampu lalu lintas ini menggunakan LED sebagai simulasi pengganti lampu lalu lintas. Digunakan sebanyak 12 buah LED. Anoda pada tiap LED dihubungkan dengan pin pada Arduino Uno. Katoda pada tiap LED dihubungkan dengan resistor 220 Ω. Sistem lalu lintas yang dibangun menggunakan sistem pengaturan waktu tetap. Rangkaian sistem lalu lntas ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Blok rangkaian sistem lampu lalu lintas
2) Perancangan Sistem RFID : Pada perancangan sistem
RFID ini digunakan relay sebagai pengontrol RFID reader.
Fungsi relay di sini sebagai saklar untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan RFID reader. Gambar 4 menunjukkan blok rangkaian sistem RFID.
Gambar 4 Rangkaian sistem RFID
B. Perancangan Perangkat Lunak
Algoritma sistem pengidentifikasian kendaraan
bermotor pelanggar lampu lalu lintas berikut menggam-barkan cara kerja purwarupa yang dibangun.
Gambar 5 Flowchart sistem pengidentifikasian kendaraan bermotor pelanggar lampu lalu lintas
Mulai Ada pelanggar? Tidak void setup() digitalWrite 14 = HIGH digitalWrite 7 = HIGH Ya Selesai while(RFID.available() > 0) RFID.read() if(Teks.length() > 12) Serial.println(“ID: “+Teks)
Komunikasi antara RFID reader dan Arduino Uno
menggunakan komunikasi serial dengan baud rate sebesar
9600 bps (bit per second). Apabila lampu merahmenyala dan
ada pelanggar maka RFID reader akan mendeteksi RFID tag
yang terdapat pada kendaraan dan mengirimkan informasi berupa nomor unik ke komputer dan ditampilkan di Serial Monitor.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Sistem Lalu Lintas
Pengujian yang dilakukan pada sistem lampu lalu lintas yang dibangun menunjukkan bahwa sistem bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Lampu hijau hanya menyala pada tiap satu persimpangan saja. Sementara di tiga persimpangan lainnya lampu merah akan menyala. Sistem lampu lalu lintas yang dibangun menggunakan sistem pengaturan waktu tetap, dengan pengaturan lama menyala lampu merah 24 detik, lampu hijau 5 detik, dan lampu kuning 3 detik. Sistem ini akan berulang setiap 32 detik.
B. Pengujian Sistem RFID
1)Pengujian Relay: Relay yang berfungsi mengaktifkan
RFID reader pada sistem ini berfungsi dengan baik. Hasil
pengujian terlihat pada Gambar 6 (a) dan (b). Ketika lampu
merah belum menyala, RFID reader belum aktif. Ketika
lampu merah menyala, relay otomatis meng-aktifkan reader.
(a) (b)
Gambar 6 (a) LED hijau menyala dan RFID reader belum aktif (b) LED merah menyala dan RFID reader aktif
2)Pengujian Pembacaan RFID Reader Tag: Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah RFID reader dapat
membaca informasi yang ada pada tag dan dapat
mengirimkan informasi secara serial ke Arduino Uno untuk
ditampilkan pada serial monitor. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa komunikasi antara tag, reader dan
monitor berjalan baik. Semua tag baik yang berbentuk key
maupun card dapat tebaca dengan kode uniknya
masing-masing.
3)Pengujian Jarak Baca RFID reader: Jarak baca reader
terhadap tag diukur dengan menjauhkan tag dari reader
hingga tidak lagi terbaca. Pengukuran dilakukan terhadap
kedua sisi tag baik pada posisi horizontal maupun vertikal
Selain itu juga dilakukan pengujian pengaruh susdut terhadap jarak baca, untuk mendapatkan polarisasi yang terbaik.
Gambar 7 Hasil pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap tag pada posisi horizontal.
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa tag 2, 3 dan 5
memiliki jarak baca maksimal yang dapat dijangkau oleh
reader sebesar 4 cm, pada kedua sisi tag. Sementara tag 1 dan 4 mampu dibaca hingga jarak 5 cm, baik sisi atas mau-pun
bawah. Tag 6 yang merupakan jenis card mempunyai jarak
maksimal pembacaan hingga mencapai 6 cm, baik sisi atas maupun bawah. Dari pengujian ini disimpulkan bahwa pada
pembacaan RFID reader dengan posisi horizontal, jangkauan
RFID reader terhadap RFID tag yang terjauh didapat pada tag
jenis card.
Gambar 8 Hasil pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap tag pada posisi vertikal..
Sementara dari grafik hasil pengujian jarak pembacaan pada gambar 8, diketahui bahwa jarak maksimal yang dapat
dijangkau oleh RFID reader terhadap tag yang didekatkan
secara vertikal yaitu 1,6 cm. Jarak ini diperoleh pada
pengukuran tag 4 baik pada sisi kiri maupun kanan. Pada
umumnya jarak pembacaan pada sisi kanan maupun kiri
hasilnya sama dari masing-masing RFID tag. Hal berbeda
justru pada pengujian jarak pembacaan untuk sisi depan dan
belakang dari tiap-tiap RFID tag, umumnya jarak pembacaan
untuk sisi depan lebih besar dibanding sisi belakang. Hal ini
disebabkan oleh posisi antena pada RFID tag yang letaknya
Gambar 9 Hasil pengujian pengaruh sudut terhadap pembacaan RFID
reader
Pada pengujian pengaruh sudut terhadap pembacaan
RFID reader dilakukan dengan cara RFID reader diletakkan
pada posisi yang tetap sementara posisi RFID tag
diubah-ubah berdasarkan variasi sudut mulai dari 0° hingga 90°. Dari
data hasil pengujian di atas, diketahui bahwa RFID reader
dapat membaca RFID tag pada sudut 0° hingga 90°. Hasil
pembacaan paling baik yaitu pada sudut 0°. Semakin besar sudutnya jarak baca semakin pendek, sehingga dapat disimpulkan bahwa reader menggunakan antean dengan polarisasi linier. Dengan demikian, dalam pengaplikasiannya
posisi reader perlu diatur agar pembacaan reader terhadap tag
dapat dilakukan secara maksimal. Demikian pula juga
penempatan tag perlu dipertimbangkan agar mudah terbaca
sesuai dengan polarisasi antena reader.
B. Pembacaan RFID Reader dengan 2 Buah RFID Tag
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah RFID
reader mampu membaca 2 buah RFID tag sekaligus.
Pengujian dilakukan dengan meletakkan dua buah RFID tag
secara bersisian dan secara ditumpuk. Pada pengujian dua tag
yang bersisian, kedua tag dapat dibaca oleh reader karena tag
dibaca satu persatu. Sedang pada pengujian pembacaan dua
buah tag yang ditumpuk, hanya tag yang berada paling dekat
dengan reader yang teridentifikasi. Hal ini terjadi karena
sinyal dari reader terhalang oleh tag yang berada di depan,
sehingga tidak dapat mencapai tag yang berada di
belakangnya.
Dari hasil pengujian pada Tabel 3, diketahui bahwa RFID
reader dapat membaca dua buah tag yang bersisian karena tag
dibaca satu persatu. Pada pengujian dua tag yang ditumpuk,
hanya tag yang berada paling dekat dengan reader yang
teridentifikasi. Hal ini terjadi karena sinyal dari reader
terhalang oleh tag yang berada di depan, sehingga tidak dapat
mencapai tag yang berada dibelakangnya.
C. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Untuk menguji sistem yang dibangun dibuat sebuah maket perempatan jalan yang dilengkapi dengan sistem lalu lintas
dan RFID reader. Karena ketersediaan RFID reader yang
digunakan pada penelitian ini terbatas, maka hanya satu
persimpangan saja yang dilengkapi dengan RFID reader.
Pengujian yang dilakukan hanya untuk satu jalur saja, dengan
RFID tag dipasang pada bagian depan mobil mainan. Jenis
tag yang digunakan adalah dari jenis key karena lebih mudah
untuk direkatkan pada miniatur mobil.
Dari hasil pengujian jarak baca,diketahui bahwa jarak baca
maksimal RFID tag jenis key adalah 5 cm. Oleh karena itu
RFID reader harus dipasang pada jarak lebih besar dari 5 cm
dari garis marka jalan, agar tidak ada RFID tag yang
terdeteksi ketika kendaraan tersebut berhenti tepat di belakang garis marka jalan. Untuk pengujian keseluruhan purwarupa ini dilakukan dua pengujian. Yang pertama pengujian ketika hanya satu buah mobil yang menerobos lampu merah seperti ditunjukkan pada Gambar 10.
Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa RFID reader
dapat mengidentifikasi kendaraan yang melanggar lampu lalu
lintas dan mengirimkan kode unik dari RFID tag ke personal
computer untuk ditampilkan di Serial Monitor (Gambar 11).
Gambar 10 Pengujian satu buah mobil menerobos lampu lalu lintas
Gambar 11 Hasil pembacaan kode unik RFID tag di Serial Monitor Pengujian kedua adalah ketika dua buah mobil secara bersamaan menerobos lampu merah seperti pada Gambar 12..
Gambar 12 Pengujian dua buah mobil secara bersamaan menerobos lampu lalu lintas
Hasil pembacaan reader ditunjukkan pada Gambar 13,
dimana hanya satu buah mobil yang teridentifikasi yaitu yang
berada paling dekat dengan reader. Jika sistem ini diterapkan
pada kondisi sebenarnya, jenis RFID yang digunakan
haruslah RFID berbasis UHF atau microwave, karena RFID
jenis tersebut mempunyai jarak baca yang jauh (hingga 10 m).
Reader yang dipakai juga sebaiknya yang mengaplikasikan
anti-collision protocol sehingga mampu membaca beberapa
RFID tag sekaligus.
Gambar 13 Hasil pembacaan kode unik RFID tag di Serial Monitor
V. KESIMPULAN
Dari purwarupa yang dibangun, dapat disimpulkan:
1. Purwarupa pengidentifikasian kendaraan bermotor
pelanggar lampu lalu lintas dengan RFID berbasis Arduino Uno yang dibangun dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi satu kendaraan yang menerobos lampu lalu lintas.
2. Sudut pembacaan RFID reader cukup luas, mampu
menjangkau sudut 0° hingga 90°, meskipun semakin besar sudutnya semakin pendek jarak pembacaan,
dengan jarak maksimal ≤ 6 cm. Oleh karena itu, tag
harus dipasang dengan sudut yang tepat pada kendaraan agar dapat dibaca dengan baik.
3. RFID reader yang digunakan dalam penelitian ini
hanya mampu membaca satu buah tag yang berada
terdekat dengannya.
VI.SARAN
Purwarupa ini dapat dikembangkan dengan menggu-
nakan RFID tag jenis aktif yang dapat dibaca hingga jarak
10 m dan RFID reader yang memiliki kemampuan multi-tags
reading sehingga dapat membaca banyak tag secara bersamaan. Sistem ini kemudian dihubungkan dengan sistem basis data yang menyimpan data dari pemilik kendaraan bermotor.
REFERENSI
[1] Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Transportasi Darat 2014. BPS. Jakarta.
[2] Beirness, D.J., et all. 2002. The Road Safety Monitor 2002 Risk
Driving, November 2002. Ontario: The Traffic Injury Research
Foundation.
[3] Xinyun, Qiu & Xiao, Xiao, “The Design and Simulation of Traffic Monitoring System Based on RFID,” Control and Decision
Conference (2014 CCDC), The 26th Chinese, pp. 4319-4322, 2014.
[4] Billy, “Perancangan Sistem Pengidentifikasian Pelanggaran Lampu Lalu Lintas Secara Otomatis Menggunakan RFID serta Dilengkapi dengan Webcam,” Jakarta: Teknik Elektro, Universitas Tarumangera. 2009.
[5] Prakananda, Muhammad Ilyas, “Rancangan Penerapan Teknologi RFID untuk Mendukung Proses Identifikasi Dokumen dan Kendaraan di SAMSAT,” Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta, halaman 316-323. 2012.
[6] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, 22 Juni 2009.
[7] Finkenzeller, Klaus, RFID Handbook: Fundamentals and Applications in Contactless Smart Cards, Radio Frequency Identification and Near-Field Communication, Third Edition. John Wiley & Sons, Inc, 2010. [8] Hunt, V. D., Puglia, A. and Puglia, M, RFID - A Guide to Radio
Frequency Identification, New Jersey: John Wiley & Sons, 2007.
[9] Banzi, Massimo, Getting Started with Arduino, Second Edition.
Sebastopol: O’Reilly, 2011.
[10] Wicaksono, Handy, Programmable Logic Controller (Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.