• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Purwarupa Pengidentifikasi Kendaraan Bermotor Pelanggar Lalu Lintas dengan RFID Berbasis Arduino UNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Purwarupa Pengidentifikasi Kendaraan Bermotor Pelanggar Lalu Lintas dengan RFID Berbasis Arduino UNO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Purwarupa Pengidentifikasi

Kendaraan Bermotor Pelanggar Lalu Lintas dengan

RFID Berbasis Arduino UNO

Adityo Sumantri

1

, Ernita Dewi Meutia

2,

Sayed Muchallil

3

1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala

Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia

1adityosumantri@gmail.com 2ernita.dmeutia@unsyiah.ac.id 3sayed.muchallil@unsyiah.ac.id

Abstrak

Menerobos lampu lalu lintas merupakan pelang-garan aturan lalu lintas yang ikut menyumbang terjadinya kemacetan dan kecelakaan di jalan raya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan sebuah sistem yang dapat meng-identifikasi secara otomatis kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran tersebut. Dalam penelitian ini diba-ngun sebuah purwarupa yang memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengidentifikasi kenda-raan bermotor pelanggar rambu lalu lintas secara otomatis tanpa kontak langsung. Purwarupa ini terdiri dari RFID reader dan RFID tag untuk mengidentifikasi kendaraan serta rangkaian LED sebagai simulasi lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh Arduino Uno. Frekuensi kerja RFID yang digunakan yaitu 125 kHz. RFID reader dipasang di area lampu lalu lintas dan RFID tag dipasang pada tiap-tiap kendaraan. Apabila terdapat kendaraan yang menerobos, maka RFID tag mengirim data atau identitas pelanggar ke RFID reader kemudian meneruskan data tersebut ke komputer untuk ditampilkan pada Serial Monitor. Purwarupa yang dibangun berjalan baik, RFID reader memiliki jangkauan sudut pembacaan yang cukup luas dan dapat mengidentifikasi kendaraan yang melanggar. Jarak optimal yang mampu dijangkau oleh RFID reader 6 cm dan purwarupa ini bekerja baik untuk mendeteksi satu kendaraan yang menerobos lampu lintas.

Kata Kunci

Pelanggaran lampu lalu lintas, RFID tag, RFID reader, Arduino Uno

I. PENDAHULUAN

Penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia semakin hari terus meningkat. Namun, peningkatan ini tidak diimbangi dengan membaiknya perilaku masyarakat dalam berkendara. Angka kecelakaan lalu lintas dalam beberapa tahun ini sangat tinggi. Tahun 2013majakah Gatra mencatat sebanyak 93.578 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia dengan jumlah korban tewas mencapai 23.385 orang [1].

Pada penduduk di Kanada, faktor penyebab ter-jadinya

kecelakaan lalu lintas adalah: aggressive driving (67%),

mengendara over speed (60%), penggunaan HP saat

mengemudi (37%), perilaku berbahaya yang tidak lazim

(45%), unsafe passing (43%), drive just for fun (12%),

menerobos lampu pengatur lalu lintas (72%) [2]. Berdasarkan data tersebut, menerobos lampu pengatur lalu lintas menjadi faktor terbesar terjadinya kecelakaan di Kanada. Fungsi utama lampu lalu lintas adalah untuk mengatur arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan agar arus lalu lintas kendaraan tetap lancar. Namun, pengemudi kendaraan seperti tidak mempedulikan adanya lampu lalu lintas tersebut sehingga pemandangan mene-robos lampu lalu lintas masih sering terlihat. Untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem yang dapat meng-identifikasi kendaraan bermotor yang menerobos lampu lalu lintas secara otomatis. Salah satunya

dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency

Identification (RFID).

Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan RFID untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan tertundanya kendaraan di jalan telah pernah dilakukan pada [3] dengan mensimulasikan sistem pemantauan lalu lintas berbasis RFID. Teknologi RFID juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi pelanggar lampu lalu lintas [4], yang dilengkapi dengan sensor phototransistor, dimana jika hubungan sensor putus, maka RFID akan aktif dan memasukkan data pelanggaran. Sementara foto hasi pemlanggaran diambil dengan menggunakan webcam. Selain itu, teknologi RFID juga digunakan sebagai pen-dukung proses bisnis pada SAMSAT [5] guna mening-katkan kualitas pelayanan administrasi.

Penelitian ini membahas pemanfaatan teknologi RFID sebagai pengidentifikasi kendaraan bermotor pelanggar

lampu lalu lintas berbasis Arduino Uno. RFID reader akan

aktif ketika lampu merah menyala. Apabila terdapat

pengendara yang menerobos lampu lalu lintas, RFID reader

akan mengirimkan informasi berupa nomor unik yang

terdapat pada RFID tag ke PC dan ditampilkan melalui Serial

Monitor.

II. DASAR TEORI

A. Radio Frequency Identification (RFID)

RFID merupakan suatu metode untuk mengidentifi-kasi suatu objek yang dilengkapi dengan label RFID dengan memanfaatkan frekuensi transmisi radio dengan

(2)

mengguna-kan RFID transponder (transmitter + responder). Secara umum terdapat dua komponen utama di dalam sistem RFID

yaitu tag atau transponder dan reader yang terhubung ke

sebuah aplikasi (biasa disebut middleware) yang berfungsi

sebagai pengolah data.

Gambar 1 Komponen utama dalam sistem RFID secara umum [7] Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat cara kerja dari sistem

RFID. Tag atau label RFID yang digunakan adalah jenis label

pasif yang tidak dilengkapi dengan sumber daya. Label ini

mendapatkan dayanya darireader. Pada saat RFID tag berada

dalam jangkauan gelombang elektromagnetik dari RFID

reader, kumparan pada RFID tag akan menerima energi yang

dipancarkan oleh RFID reader. Energi tersebut digunakan

sebagai catu daya dan sinyal trigger, dan akan mengaktifkan

RFID tag (yang secara otomatis akan memancarkan data

sekuensial melalui kumparan pada RFID tag). Data tersebut

merupakan ID yang telah dimodulasi sesuai dengan tag

tersebut. Informasi tersebut akan diterima oleh RFID reader

dan kemudian di-encoding sehingga RFID reader akan

mendapatkan ID dari RFID tag tersebut yang dibawa secara

nirkabel serta sekaligus meneruskan informasi ke aplikasi

atau software untuk dilakukan pengolahan.

1)RFID Tag: RFID tag merupakan komponen yang diletakkan pada objek yang akan diidentifikasi oleh RFID

reader. Komponen ini terbuat dari chip silikon yang dilengkapi sebuah antena kecil dan memori yang dapat

menyimpan dan mengambil data dari RFID reader. Kontak

antara RFID tag dengan reader dilakukan secara nirkabel.

Kode-kode RFID tag dapat dibaca pada jarak yang cukup jauh

dan memiliki nomor yang unik

Berdasarkan catu daya maka sistem RFID tag ini dapat

dibagi menjadi tiga jenisantara lain sebagai berikut:

 RFID Tag Aktif

 RFID Tag Pasif

 RFID Tag Semi-Pasif

2) RFID Reader : RFID reader merupakan komponen pengidentifi-kasi pada sistem RFID. Informasi yang terdapat

di dalam RFID tag hanya dapat diperoleh pada saat RFID tag

telah dibaca oleh perangkat RFID reader. Prinsip kerja RFID

reader serupa dengan tranceiver radio, yaitu memancarkan

dan menerima sinyal. RFID reader akan selalu memancarkan

gelombang elektromagnetik. Jika ada RFID tag yang berada

dalam jangkauan RFID reader, maka RFID tag akan

memberikan informasi ke RFID reader dan kemudian RFID

reader akan meneruskan informasi tersebut ke middleware

atau software.

3) Frekuensi Kerja : Frekuensi kerja sistem RFID meru-pakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem dengan RFID. Frekuensi inilah yang

digunakan untuk jalur komunikasi antara RFID reader dan

RFID tag. Ada empat alokasi frekuensi yang digunakan pada

RFID yaitu: Low Frequency (LF) yang berada pada kisaran

125 hingga 134 kHz, High Frequency (HF) pada 13,56 MHz,

Ultra High Frequency (UHF) pada kisaran 860 hingga 960 MHz, dan gelombang mikro dengan frekuensi 2,45 GHz.

Frekuensi rendah umumnya digunakan pada tag pasif,

sementara frekuensi tinggi digunakan pada tag aktif. Pada

frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data

dengan jarak yang jauh, sebab keterbatasan daya yang

diperoleh dari induksi medan elektromagnetik RFID reader.

Jarak komunikasi yang lebih jauh bisa diperoleh dengan menggunakan frekuensi tinggi. [8].

B. Arduino UNO (RFID)

Arduino Uno adalah papan berbasis mikrokontro-ler ATmega 328, yang mempunyai 14 digital input/output pin (di mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power dan tombol reset. Papan ini dapat dicatu langsung ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC adaptor.

Untuk membangun suatu program menggunakan Arduino

dibutuhkan Arduino IDE (Integrated Development

Envi-ronment). Yaitu sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikro-kontroler. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemrograman C [9].

C. Relay

Relay merupakan komponen yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup dan membuka kontak saklar atau untuk mengontrol hubungan rangkaian listrik. Pada

beberapa aplikasi industri, relay merupakan elemen kontrol

yang penting. Secara umum, relay digunakan sebagai

pengatur logika kontrol sistem ataupun sebagai remote

control [10].

Relay terdiri dari coil dan contact. Coil ialah gulu-ngan

kawat yang mendapat arus listrik, sementara contact

merupakan sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari

ada atau tidaknya arus listrik di coil. Ada 2 jenis contact,

antara lain: Normally Open dan Normally Close. Normally

Open adalah kondisi awal sebelum diaktifkan terbuka (open),

sedangkan Normally Close adalah kondisi awal sebelum

diaktifkan tertutup (close).

D. LED (Light Emitting Diode)

LED adalah komponen elektronika yang menghasilkan cahaya. Struktur dasar LED adalah semikonduktor yang dapat

(3)

menghasilkan cahaya saat dialiri arus sebesar 10 mA dan tegangan 2V. Jika tegangan yang diberikan lebih dari 2V, maka dibutuhkan resistor yang dihubungkan secara seri dengan LED [11]

III.METODOLOGI PENELITIAN

Proses rancang bangun ini dimulai dengan membuat diagram blok system seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram blok sistem

Sistem yang akan dirancang terdiri atas beberapa perancangan yang meliputi:

A. Perancangan Perangkat Keras

1) Perancangan Sistem Lampu lalu Lintas: Perancangan lampu lalu lintas ini menggunakan LED sebagai simulasi pengganti lampu lalu lintas. Digunakan sebanyak 12 buah LED. Anoda pada tiap LED dihubungkan dengan pin pada Arduino Uno. Katoda pada tiap LED dihubungkan dengan resistor 220 Ω. Sistem lalu lintas yang dibangun menggunakan sistem pengaturan waktu tetap. Rangkaian sistem lalu lntas ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Blok rangkaian sistem lampu lalu lintas

2) Perancangan Sistem RFID : Pada perancangan sistem

RFID ini digunakan relay sebagai pengontrol RFID reader.

Fungsi relay di sini sebagai saklar untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan RFID reader. Gambar 4 menunjukkan blok rangkaian sistem RFID.

Gambar 4 Rangkaian sistem RFID

B. Perancangan Perangkat Lunak

Algoritma sistem pengidentifikasian kendaraan

bermotor pelanggar lampu lalu lintas berikut menggam-barkan cara kerja purwarupa yang dibangun.

Gambar 5 Flowchart sistem pengidentifikasian kendaraan bermotor pelanggar lampu lalu lintas

Mulai Ada pelanggar? Tidak void setup() digitalWrite 14 = HIGH digitalWrite 7 = HIGH Ya Selesai while(RFID.available() > 0) RFID.read() if(Teks.length() > 12) Serial.println(“ID: “+Teks)

(4)

Komunikasi antara RFID reader dan Arduino Uno

menggunakan komunikasi serial dengan baud rate sebesar

9600 bps (bit per second). Apabila lampu merahmenyala dan

ada pelanggar maka RFID reader akan mendeteksi RFID tag

yang terdapat pada kendaraan dan mengirimkan informasi berupa nomor unik ke komputer dan ditampilkan di Serial Monitor.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Sistem Lalu Lintas

Pengujian yang dilakukan pada sistem lampu lalu lintas yang dibangun menunjukkan bahwa sistem bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Lampu hijau hanya menyala pada tiap satu persimpangan saja. Sementara di tiga persimpangan lainnya lampu merah akan menyala. Sistem lampu lalu lintas yang dibangun menggunakan sistem pengaturan waktu tetap, dengan pengaturan lama menyala lampu merah 24 detik, lampu hijau 5 detik, dan lampu kuning 3 detik. Sistem ini akan berulang setiap 32 detik.

B. Pengujian Sistem RFID

1)Pengujian Relay: Relay yang berfungsi mengaktifkan

RFID reader pada sistem ini berfungsi dengan baik. Hasil

pengujian terlihat pada Gambar 6 (a) dan (b). Ketika lampu

merah belum menyala, RFID reader belum aktif. Ketika

lampu merah menyala, relay otomatis meng-aktifkan reader.

(a) (b)

Gambar 6 (a) LED hijau menyala dan RFID reader belum aktif (b) LED merah menyala dan RFID reader aktif

2)Pengujian Pembacaan RFID Reader Tag: Pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah RFID reader dapat

membaca informasi yang ada pada tag dan dapat

mengirimkan informasi secara serial ke Arduino Uno untuk

ditampilkan pada serial monitor. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa komunikasi antara tag, reader dan

monitor berjalan baik. Semua tag baik yang berbentuk key

maupun card dapat tebaca dengan kode uniknya

masing-masing.

3)Pengujian Jarak Baca RFID reader: Jarak baca reader

terhadap tag diukur dengan menjauhkan tag dari reader

hingga tidak lagi terbaca. Pengukuran dilakukan terhadap

kedua sisi tag baik pada posisi horizontal maupun vertikal

Selain itu juga dilakukan pengujian pengaruh susdut terhadap jarak baca, untuk mendapatkan polarisasi yang terbaik.

Gambar 7 Hasil pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap tag pada posisi horizontal.

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa tag 2, 3 dan 5

memiliki jarak baca maksimal yang dapat dijangkau oleh

reader sebesar 4 cm, pada kedua sisi tag. Sementara tag 1 dan 4 mampu dibaca hingga jarak 5 cm, baik sisi atas mau-pun

bawah. Tag 6 yang merupakan jenis card mempunyai jarak

maksimal pembacaan hingga mencapai 6 cm, baik sisi atas maupun bawah. Dari pengujian ini disimpulkan bahwa pada

pembacaan RFID reader dengan posisi horizontal, jangkauan

RFID reader terhadap RFID tag yang terjauh didapat pada tag

jenis card.

Gambar 8 Hasil pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap tag pada posisi vertikal..

Sementara dari grafik hasil pengujian jarak pembacaan pada gambar 8, diketahui bahwa jarak maksimal yang dapat

dijangkau oleh RFID reader terhadap tag yang didekatkan

secara vertikal yaitu 1,6 cm. Jarak ini diperoleh pada

pengukuran tag 4 baik pada sisi kiri maupun kanan. Pada

umumnya jarak pembacaan pada sisi kanan maupun kiri

hasilnya sama dari masing-masing RFID tag. Hal berbeda

justru pada pengujian jarak pembacaan untuk sisi depan dan

belakang dari tiap-tiap RFID tag, umumnya jarak pembacaan

untuk sisi depan lebih besar dibanding sisi belakang. Hal ini

disebabkan oleh posisi antena pada RFID tag yang letaknya

(5)

Gambar 9 Hasil pengujian pengaruh sudut terhadap pembacaan RFID

reader

Pada pengujian pengaruh sudut terhadap pembacaan

RFID reader dilakukan dengan cara RFID reader diletakkan

pada posisi yang tetap sementara posisi RFID tag

diubah-ubah berdasarkan variasi sudut mulai dari 0° hingga 90°. Dari

data hasil pengujian di atas, diketahui bahwa RFID reader

dapat membaca RFID tag pada sudut 0° hingga 90°. Hasil

pembacaan paling baik yaitu pada sudut 0°. Semakin besar sudutnya jarak baca semakin pendek, sehingga dapat disimpulkan bahwa reader menggunakan antean dengan polarisasi linier. Dengan demikian, dalam pengaplikasiannya

posisi reader perlu diatur agar pembacaan reader terhadap tag

dapat dilakukan secara maksimal. Demikian pula juga

penempatan tag perlu dipertimbangkan agar mudah terbaca

sesuai dengan polarisasi antena reader.

B. Pembacaan RFID Reader dengan 2 Buah RFID Tag

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah RFID

reader mampu membaca 2 buah RFID tag sekaligus.

Pengujian dilakukan dengan meletakkan dua buah RFID tag

secara bersisian dan secara ditumpuk. Pada pengujian dua tag

yang bersisian, kedua tag dapat dibaca oleh reader karena tag

dibaca satu persatu. Sedang pada pengujian pembacaan dua

buah tag yang ditumpuk, hanya tag yang berada paling dekat

dengan reader yang teridentifikasi. Hal ini terjadi karena

sinyal dari reader terhalang oleh tag yang berada di depan,

sehingga tidak dapat mencapai tag yang berada di

belakangnya.

Dari hasil pengujian pada Tabel 3, diketahui bahwa RFID

reader dapat membaca dua buah tag yang bersisian karena tag

dibaca satu persatu. Pada pengujian dua tag yang ditumpuk,

hanya tag yang berada paling dekat dengan reader yang

teridentifikasi. Hal ini terjadi karena sinyal dari reader

terhalang oleh tag yang berada di depan, sehingga tidak dapat

mencapai tag yang berada dibelakangnya.

C. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan

Untuk menguji sistem yang dibangun dibuat sebuah maket perempatan jalan yang dilengkapi dengan sistem lalu lintas

dan RFID reader. Karena ketersediaan RFID reader yang

digunakan pada penelitian ini terbatas, maka hanya satu

persimpangan saja yang dilengkapi dengan RFID reader.

Pengujian yang dilakukan hanya untuk satu jalur saja, dengan

RFID tag dipasang pada bagian depan mobil mainan. Jenis

tag yang digunakan adalah dari jenis key karena lebih mudah

untuk direkatkan pada miniatur mobil.

Dari hasil pengujian jarak baca,diketahui bahwa jarak baca

maksimal RFID tag jenis key adalah 5 cm. Oleh karena itu

RFID reader harus dipasang pada jarak lebih besar dari 5 cm

dari garis marka jalan, agar tidak ada RFID tag yang

terdeteksi ketika kendaraan tersebut berhenti tepat di belakang garis marka jalan. Untuk pengujian keseluruhan purwarupa ini dilakukan dua pengujian. Yang pertama pengujian ketika hanya satu buah mobil yang menerobos lampu merah seperti ditunjukkan pada Gambar 10.

Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa RFID reader

dapat mengidentifikasi kendaraan yang melanggar lampu lalu

lintas dan mengirimkan kode unik dari RFID tag ke personal

computer untuk ditampilkan di Serial Monitor (Gambar 11).

Gambar 10 Pengujian satu buah mobil menerobos lampu lalu lintas

Gambar 11 Hasil pembacaan kode unik RFID tag di Serial Monitor Pengujian kedua adalah ketika dua buah mobil secara bersamaan menerobos lampu merah seperti pada Gambar 12..

(6)

Gambar 12 Pengujian dua buah mobil secara bersamaan menerobos lampu lalu lintas

Hasil pembacaan reader ditunjukkan pada Gambar 13,

dimana hanya satu buah mobil yang teridentifikasi yaitu yang

berada paling dekat dengan reader. Jika sistem ini diterapkan

pada kondisi sebenarnya, jenis RFID yang digunakan

haruslah RFID berbasis UHF atau microwave, karena RFID

jenis tersebut mempunyai jarak baca yang jauh (hingga 10 m).

Reader yang dipakai juga sebaiknya yang mengaplikasikan

anti-collision protocol sehingga mampu membaca beberapa

RFID tag sekaligus.

Gambar 13 Hasil pembacaan kode unik RFID tag di Serial Monitor

V. KESIMPULAN

Dari purwarupa yang dibangun, dapat disimpulkan:

1. Purwarupa pengidentifikasian kendaraan bermotor

pelanggar lampu lalu lintas dengan RFID berbasis Arduino Uno yang dibangun dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi satu kendaraan yang menerobos lampu lalu lintas.

2. Sudut pembacaan RFID reader cukup luas, mampu

menjangkau sudut 0° hingga 90°, meskipun semakin besar sudutnya semakin pendek jarak pembacaan,

dengan jarak maksimal ≤ 6 cm. Oleh karena itu, tag

harus dipasang dengan sudut yang tepat pada kendaraan agar dapat dibaca dengan baik.

3. RFID reader yang digunakan dalam penelitian ini

hanya mampu membaca satu buah tag yang berada

terdekat dengannya.

VI.SARAN

Purwarupa ini dapat dikembangkan dengan menggu-

nakan RFID tag jenis aktif yang dapat dibaca hingga jarak

10 m dan RFID reader yang memiliki kemampuan multi-tags

reading sehingga dapat membaca banyak tag secara bersamaan. Sistem ini kemudian dihubungkan dengan sistem basis data yang menyimpan data dari pemilik kendaraan bermotor.

REFERENSI

[1] Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Transportasi Darat 2014. BPS. Jakarta.

[2] Beirness, D.J., et all. 2002. The Road Safety Monitor 2002 Risk

Driving, November 2002. Ontario: The Traffic Injury Research

Foundation.

[3] Xinyun, Qiu & Xiao, Xiao, “The Design and Simulation of Traffic Monitoring System Based on RFID,” Control and Decision

Conference (2014 CCDC), The 26th Chinese, pp. 4319-4322, 2014.

[4] Billy, “Perancangan Sistem Pengidentifikasian Pelanggaran Lampu Lalu Lintas Secara Otomatis Menggunakan RFID serta Dilengkapi dengan Webcam,” Jakarta: Teknik Elektro, Universitas Tarumangera. 2009.

[5] Prakananda, Muhammad Ilyas, “Rancangan Penerapan Teknologi RFID untuk Mendukung Proses Identifikasi Dokumen dan Kendaraan di SAMSAT,” Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan

Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta, halaman 316-323. 2012.

[6] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, 22 Juni 2009.

[7] Finkenzeller, Klaus, RFID Handbook: Fundamentals and Applications in Contactless Smart Cards, Radio Frequency Identification and Near-Field Communication, Third Edition. John Wiley & Sons, Inc, 2010. [8] Hunt, V. D., Puglia, A. and Puglia, M, RFID - A Guide to Radio

Frequency Identification, New Jersey: John Wiley & Sons, 2007.

[9] Banzi, Massimo, Getting Started with Arduino, Second Edition.

Sebastopol: O’Reilly, 2011.

[10] Wicaksono, Handy, Programmable Logic Controller (Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Gambar

Gambar 1 Komponen utama dalam sistem RFID secara umum [7]
Gambar 3 Blok rangkaian sistem lampu lalu lintas
Gambar 7 Hasil pengujian jarak pembacaan RFID reader terhadap tag pada  posisi horizontal
Gambar 11 Hasil pembacaan kode unik RFID tag di Serial Monitor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengembangan budidaya ikan hias koi di BPPBIH dilakukan mulai dari persiapan kolam pemeliharaan, pemijahan, inkubasi telur, pendederan, dan pembesaran,

Pembelajaran teknik pemeraan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Boleslavsky melalui Enam Pelajaran Pertama Bagi Aktor aplikasinya

Edy Sedyawati mengemukakan bahwa suatu analisis pertunjukan selalu dikaitkan dengan kondisi lingkungan dimana seni pertunjukan tersebut dilaksanakan atau didukung

make a match termasuk dalam kategori baik sekali dengan rata-rata keseuluruhan 89,9%, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini,

Iriantara dalam Ardianto (2011:264) mengartikan “ Media Relations merupakan kegiatan dari Public Relations EksternaI yang membina dan mengembangkan hubungan baik

The lease term is six-years (because it is almost certain that Orlick will contract to lease the asset for the secondary period) which is equal to the useful life of