• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Bali merupakan salah satu bahasa daerah yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat penuturnya. Berdasarkan jumlah penuturnya bahasa Bali dapat digolongkan ke dalam bahasa daerah yang besar, karena memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi masyarakat Bali, bahasa Bali memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting di Bali. Bahasa Bali memiliki kedudukan sebagai bahasa daerah dan sebagai bahasa ibu (Suasta, 2013: 3). Sebagai bahasa daerah, bahasa Bali berfungsi sebagai identitas masyarakat Bali, lambang kebanggaan masyarakat Bali, dan sebagai penunjang kebudayaan nasional serta sebagai penunjang bahasa nasional. Kedudukan bahasa Bali sebagai bahasa Ibu berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi, baik dalam situasi resmi maupun situasi tidak resmi.

Keberadaan bahasa Bali sekarang tidak seperti dulu, dimana dalam pemakaian bahasa Bali tidak lagi sebagai bahasa utama dalam berkomunikasi bagi masyarakat Bali. Generasi muda Bali, yang semestinya sebagai pelestari dan pemertahan bahasa Bali malah enggan menggunakan bahasa Bali. Bergesernya keberadaan bahasa Bali tidak membuat generasi muda lebih memperhatikan keberadaan bahasa Bali itu sendiri. Generasi muda Bali merasa lebih gaul jika berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia atau menggunakan bahasa Asing. Perkembangan pemakaian bahasa Bali sangat ditentukan oleh dinamika sosial masyarakatnya.

(2)

2

Masyarakat Bali adalah masyarakat bilingual atau bahkan trilingual. Secara umum bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962: 12, Fishman 1975: 73 dalam Chaer dan Agustina, 2010: 84). Penggunaan bahasa yang dimaksud pada masyarakat Bali adalah bahasa Bali sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, dan bahasa Inggris sebagai bahasa Asing ketiga oleh masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Penggunaan bahasa pertama oleh sejumlah penutur dari suatu masyarakat seperti di Bali yang dwibahasawan atau multi bahasa akan cenderung menurun akibat adanya bahasa kedua yang mempunyai fungsi lebih superior. Bila pengaruh bahasa kedua ataupun bahasa ketiga lebih dominan, maka bahasa ibu akan semakin terdesak dan akan terjadi kepunahan bahasa, bila suatu masyarakat mampu menyeimbangkan kedua bahasa tersebut maka akan terjadi pemertahanan, pelestarian, dan perkembangan bahasa.

Pemertahanan bahasa minoritas seperti bahasa Bali yang dwibahasawan dapat terjadi bila bahasa Bali difungsikan secara konsekuen pada masing-masing ranah oleh penuturnya. Semakin banyak ranah yang menggunakan suatu bahasa, akan semakin bertahan bahasa tersebut. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat yang peduli dengan bahasa Bali agar bahasa Bali tidak mengalami kepunahan. Akademisi lokal dan luar negeri telah banyak menyumbangkan pemikirannya demi perkembangan dan kebertahanan bahasa Bali. Kersten (1984) tentang Bahasa Bali; Tata Bahasa Bali dan Kamus Bahasa Lumrah, Bawa (1981) tentang Struktur Bahasa Bali, Tinggen (1986) mengenai Sor Singgih Bahasa Bali

(3)

3

dan yang tidak kalah pentingnya penelitian Suastra (1995) tentang tingkat tutur dan perubahan sosial dalam lingkungan perkotaan Bali. Upaya lain untuk melestarikan bahasa Bali yaitu adanya media massa berbahasa Bali, baik itu media elektronik maupun media cetak.

Pada media cetak, penggunaan bahasa Bali mendapatkan porsi yang sangat menggembirakan. Banyak media cetak yang berlomba-lomba menyajikan berita berbahasa Bali. Perkembangan media cetak berbahasa Bali juga tidak berjalan berkesinambungan, ini tentunya didasari oleh faktor intern dan ekstern sehingga tidak dipungkiri bahwa banyak media cetak berbahasa Bali yang eksistensinya perlu dipertanyakan.

Bali Orti merupakan salah satu media cetak berbahasa Bali yang menjadi ruang tetap pada harian Bali Post yang hadir setiap Minggunya. Gagasan pembuatan rubrik Bali Orti ini lahir dalam sarasehan bahasa dan sastra Bali di Taman Budaya Denpasar di awal tahun 2006. Dengan adanya Bali Orti, para sastrawan Bali mempunyai tempat untuk menerbitkan karyanya. Sebelum adanya rubrik Bali Orti ini, Bali Post pernah membuka rubrik sastra Bali yang bernama Sabha Sastra Bali, tapi hanya satu halaman setiap pekannya dan hanya berlangsung selama dua tahun dari tahun 1969 sampai tahun 1971. Setelah Sabha Sastra Bali berhenti, para sastrawan Bali menampilkan karyanya dalam majalah Kulkul, majalah Buratwangi, dan majalah Canang Sari. Majalah Kulkul terbit hanya sebentar sedangkan majalah Buratwangi dan majalah Canang Sari sirkulasinya terbatas. Hal ini sangat berbeda dengan Bali Orti, karena Bali Orti

(4)

4

merupakan salah satu rubrik dalam Bali Post, sehingga dapat tersebar keseluruh Bali dan masih bertahan sampai sekarang.

Selain Bali Orti, tahun 2013 media Pos Bali juga menerbitkan berita berbahasa Bali yang diberi nama Mediaswari. Sama halnya dengan Bali Orti, Mediaswari juga merupakan rubrik dalam media Pos Bali dan terbit setiap hari Minggu. Kemunculannya sejak tahun 2013 menambah adanya media cetak lokal berbahasa Bali sebagai sebuah upaya pelestarian bahasa Bali di tenggah derasnya arus globalisasi, yang berimplikasi terkikisnya nilai-nilai budaya lokal masyarakat Bali.

Masing-masing rubrik dalam Bali Post dan Post Bali terdiri dari berbagai macam rubrik yang membangun, beberapa diantaranya adalah rubrik berita utama, cerpen, esay, dan puisi. Dalam penelitian ini, rubrik berita utama dan rubrik cerpen akan ditelaah secara mendalam untuk kemudian dijadikan pijakan dalam membedah permasalahan yang timbul tentang pemertahanan bahasa Bali.

Penelitian terhadap bahasa Bali khususnya yang menyangkut bidang sosiolinguistik telah banyak dilakukan, penelitian oleh Paramarta (2009) dalam tesisnya yang berjudul “Pemertahanan Bahasa Bali Melalui Siaran Berbahasa Bali Di Bali TV”. Lasminy (2001) dalam tesisnya yang berjudul “Kebertahanan Bahasa dalam Keluarga Campuran Etnik Bali-Orang Asing di Bali. Tidak kalah pentingnya penelitian Sumarsono (1993) tentang Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan di Bali.

(5)

5

Dari sekian banyak penelitian tentang bahasa Bali, belum pernah ada yang menyinggung mengenai upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali. Media cetak yang dimaksud dalam penelitian ini bersifat lokal yaitu Mediaswari dan Bali Orti. Dalam kaitannya dengan keberadaan bahasa Bali, media lokal ini mempunyai fungsi dan peranan yang cukup penting. Pemanfaatan media cetak dalam upaya pelestarian bahasa daerah saat ini sangat tepat untuk diterapkan karena media ini mampu menjangkau masyarakat di seluruh Bali bahkan sampai di luar Bali.

Pelestarian suatu bahasa harus dilakukan secara dinamis dengan berkembangnya zaman, supaya tidak menghilangkan identitas diri, karena tidak dapat dipungkiri, Bali sendiri merupakan salah satu daerah tujuan pariwisata yang tidak bisa terlepas dari pengaruh bahasa Asing. Berkaitan dengan kondisi tersebut, ada beberapa hal yang melandasi pemilihan topik dalam tulisan ini, yaitu jika dua bahasah idup berdampingan, ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi diantaranya: (1) setiap bahasa mempertahankan dirinya, (2) bahasa yang satu menguat, sementara bahasa yang lain memudar, dan (3) kedua bahasa berintegrasi membentuk bahasa baru (Paramarta, 2009: 5). Akan tetapi, kemungkinan terbesar yang terjadi adalah yang kedua. Setiap penutur bahasa memiliki ikatan batin yang kuat dengan bahasanya. Karena adanya ikatan batin semacam itu, sesungguhnya masyarakat penutur bahasa manapun memiliki kecemasan akan kepunahan bahasanya. Oleh karena itu, masyarakat Bali harus melakukan upaya-upaya melestarikan bahasa Bali agar bahasa Bali tidak memudar. Pelestarian suatu bahasa dapat dikatakan berhasil apabila penutur bahasa tersebut mempertahankan,

(6)

6

menghormati dan menghargai bahasanya sebagai identitas untuk mengekspresikan kebudayaan yang mereka miliki.

Pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali merupakan salah satu upaya yang relevan untuk pelestarian bahasa Bali sebagai bahasa utama atau bahasa Ibu, mengingat media cetak dapat masuk keseluruh lapisan masyarakat baik orang tua maupun anak-anak sebagai generasi muda yang memiliki peranan penting untuk melestarikan bahasa Bali suatu saat nanti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Ragam-ragam bahasa apa sajakah yang digunakan pada pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi penulisan ragam bahasa pada pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali?

3. Apa sajakah faktor-faktor penunjang dan penghambat upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian ilmiah sudah tentu memiliki suatu tujuan. Demikian juga dengan penelitian ini, memiliki tujuan yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum akan mengedepankan

(7)

7

tentang penelitian sebagai upaya menggali informasi terkait dengan judul penelitian yang dalam hal ini adalah pemertahanan bahasa Bali. Tujuan khusus akan memaparkan tentang upaya untuk mengetahui, mengkritisi dan menginterpretasi ragam-ragam bahasa yang digunakan dalam berita berbahasa Bali khususnya berita utama dan cerpen pada rubrik Mediaswari dan Bali Orti, faktor-faktor yang mempengaruhi ragam bahasa Bali, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat upaya pemertahanan bahasa Bali melalui media cetak berbahasa Bali. Kedua bagian tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk menggali informasi, mendeskripsikan, dan mengetahui penggunaan bahasa Bali dalam berita-berita yang dimuat dalam rubrik Mediaswari dan Bali Orti serta mengungkapkan upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali di tengah- tengah masyarakat Bali dengan latar belakang beraneka bahasa. Selain yang telah diuraikan di atas, penelitian ini juga bertujuan sebagai salah satu upaya dalam pelestarian, pembinaan, dan pengembangan bahasa Bali.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan dan mengkaji ragam-ragam bahasa yang digunakan pada pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali.

(8)

8

2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi penulisan ragam bahasa yang digunakan pada pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali.

3) Mendeskripsikan faktor-faktor penunjang dan penghambat upaya pelestarian bahasa Bali dalam media cetak berbahasa Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian pemertahanan bahasa Bali melalui media cetak berbahasa Bali diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis seperti di bawah ini.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah keilmuan dalam bahasa Bali yang dikaji dari bidang linguistik, khususnya dalam bidang sosiolinguistik. Di samping penelitian ini diharapkan dapat membantu dan dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Secara praktis penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat atau kelompok masyarakat yang peduli dengan bahasa Bali agar lebih gigih memperjuangkan bahasa Bali karena keberadaan

(9)

9

bahasa Bali saat ini sedang mengalami guncangan oleh arus globalisasi.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah dalam hal mengatasi masalah yang dihadapi oleh bahasa Bali.

Referensi

Dokumen terkait

dimana disesi ini terapis akan menggali seluruh informasi dari klien tentang keluhan, efek, dampak dan hal-hal lain yang membuat klien mengalami gangguan

Dengan demikian asumsi yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah pentingnya makna mataraga dan tolopena yang menjadi simbol komunikasi budaya pada proses ritual

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam permainan aktivitas sepakbola

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses komunikasi antarbudaya etnis Tionghoa dan pribumi Komplek Puri Katelia Indah Kecamatan Medan

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi ragi dan lama fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap

Dari seluruh eksperimen posisi bukaan inlet yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi eksisting memiliki performa ventilasi alami yang sudah cukup baik dengan

Hopkins(Sutama 2010 : 15) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri

Skor tersebut berada pada kisaran antara 56-75 dengan kategori cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium virtual cukup efektif digunakan sebagai