KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tersusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020 yang merupakan salah satu wujud dalam pelaksanakan Reformasi Birokrasi sebagai bentuk akuntabilitas kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
LKjIP Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020 disusun dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani ( WBBM ) pada Mahkamah Agung RI sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung 1931A/SEK/OT.01.2/11/2020 tanggal 27 November 2020. Dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta diharapkan mampu mengubah wajah birokrasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menjadi birokrasi bersih,dan melayani sebagaimana harapan masyarakat. Dengan kata lain, ini adalah merupakan pekerjaan besar bagi jajaran Peradilan Tata Usaha Negara untuk secara konsisten terus menegakkan dan meningkatkan komitmen disertai produktivitas kinerja yang optimal dalam pelaksanaan tugas dan peran yang sudah ditetapkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta Tahun 2020 ini merupakan laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban dan
diharapkan juga merupakan bahan evaluasi serta perencanaan untuk penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) selanjutnya untuk lebih baik lagi agar dapat
mewujudkan visi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang sudah ditetapkan yaitu
“Terwujudnya Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang Agung”.
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
peningkatan kualitas dan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Surat.
Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia 1913A/SEK/OT.01.2/11/2020 tanggal 27 November 2020 Tentang Penyampaian Dokumen SAKIP Tahun 2020.
Dengan adanya surat tersebut di atas maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta sebagai kawal depan Mahkamah Agung untuk memberikan pertanggungjawaban kinerjanya berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta 2020.
Penyusunan LKjIP intinya adalah melaporkan hasil “Pencapaian Kinerja” selama tahun 2019 yang diukur dengan membandingkan “Rencana Kinerja” tahun 2020 yang telah ditetapkan secara utuh mengacu pada “Rencana Strategis” Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020-2024.
Untuk mewujudkan terlaksananya tugas pokok dan fungsi pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, telah disusun dan ditetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang didukung dengan anggaran yang tertuang dalam 2 (dua) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dikelola oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2019 dengan Pagu DIPA 526732 sebesarRp. 14.856.529.000,-( Empat Belas Miliar Delapan ratus Lima Puluh Enam Juta Lima Ratus Dua Puluh Sembilan Rupiah ) dan Pagu DIPA 525733 sebesar Rp. 55.400.000,- ( Lima Puluh Lima Juta Empat Ratus Ribu Rupiah ).
Pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi akan diinformasikan sebagai laporan pencapaian hasil kinerja jajaran Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta selama tahun 2020. Adapun pengukuran pencapaian kinerja dengan melihat sasaran, indikator sasaran, target yang diinginkan, realisasi, dan pencapaian target. Setiap keberhasilan dan kegagalan capaian indikator sasaran, diberikan analisis tentang hambatan dan kendala serta penyebab belum tercapainya target yang diinginkan.
D A F T A R I S I
Kata Pengantar ...
Executive Summary ... ii i Daftar isi ...
Daftar Lampiran ... iii iv BAB I Pendahuluan ...
A. Latar Belakang ... B. Tugas dan Fungsi ... C. Sistematika Penyajian ...
1 1 2 4 BAB II Perencanaan Kinerja ...
A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ... 1. Visi dan Misi ... 2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... B. Rencana Kinerja ... C. Perjanjian Kinerja ... 7 7 7 8 9 10 12
BAB III Akuntabilitas Kinerja 13
A. Capaian Kinerja Organisasi ... 1. Membandingkan Antara Target dan Realisasi Kinerja
Tahun ini
2. Membandingkan Antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun Ini dengan Tahun Lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi 4. Analisis Penyebab keberhasilan / kegagalan atau
penigkatan penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau pun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja 13 13 18 21 23 25 28 B. REALISASI ANGGARAN / AKUNTABILITAS KEUANGAN 29
LAMPIRAN
1. SK TIM Penyusunan LkjIP ;
2. Struktur Organisasi ;
3. Reviu Indikator Kinerja Utama ( IKU ) ;
4. Matrix Rencana Strategis 2020 – 2024 ;
5. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2020 ;
6. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2021
7. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2022 ;
8. Perjanjian Kinerja Tahunan ( PKT ) Tahun 2020 ;
9. Perjanjian Kinerja Tahunan ( PKT ) Tahun 2021 ;
10. Rencana Aksi Kinerja Tahun 2021 ;
11. Sertifikat Akreditasi ;
12. Komitmen Zona Integritasi ;
13. Sertifikat ISO 9001:2008
14. Piagam Penghargaan WBK.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya.
Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-asas umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.
Sedangkan untuk menciptakan good govermance diperlukan prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kemudian prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun, disusun dengan mengacu pada penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1931A/SEK/OT.01.2/11/2020 tanggal 27 November 2020
Tentang Penyampaian Dokumen SAKIP Tahun 2020.
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI 1. Kedudukan Pengadilan Tata Usaha Negara
Pengadilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan mengenai Sengketa Tata Usaha Negara sebagimana dimaksud Undang Undang Nomor 51 tahun 2009 perubahan kedua Undang Undang Nomor 5 tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara . Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta.
2. Tugas Pokok
Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun didaerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama.
b. Memberikanpelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan paninjauan kembali serta administrasi Pengadilan lainnya.
c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan TUN (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara).
Disamping itu dalam rangka terwujudnya pelayanan yang prima kepada para pencari keadilan, di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Standart Operasional Prosedur(SOP), yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta sebagai implementasi dari Undang-Undang No.25/2009 tentang Pelayanan Publik yang muatannya antara lain sebagai berikut :
1. Kejelasan proses kerja untuk setiap proses kerja
2. Kejelasan tugas, tanggung jawab, target dan pengukuran terhadap hasil kerja dari setiap posisi .
3. Kejelasan wewenang yang diberikan atau yang dimiliki oleh setiap posisi untuk mengambil keputusan .
4. Kejelasan resiko dan dampak yang akan muncul bila tugas dan tangung jawab tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya .
5. Tersedianya sistem pengelolaan organisasi .
6. Profesionalisme personel Pengadilan dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab utama harus memiliki keterampilan menggunakan sistem-sistem yang dibangun .
Kondisi-kondisi tersebut diatas secara bertahap akan membawa organisasi menjadi organisasi
yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) yang menjadi salah satu tujuan Reformasi Birokrasi.
Dalam Standar Operasional (SOP) tersebut, telah diatur Standar Operasional Prosedur tentang:
1. Penerimaan Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama . 2. Pencatatan/Registrasi perkara masuk, PMH dan PHS .
3. Pendaftaran perkara dengan pembayaran cuma-cuma (Prodeo) . 4. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli .
5. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi/saksi ahli,. 6. Tata persidangan .
7. Penyelesaian perkara oleh Majelis Hakim .
8. Penyampaian Salinan Putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. 9. Pengambilan Salinan Putusan, Penetapan oleh pihak yang berperkara.
10. Pengembalian Sisa Panjar Biaya Perkara . 11. Proses pemberkasan perkara dan minutasi . 12. Publikasi putusan (Direktori Putusan). 13. Pengarsipan berkas perkara .
14. Pengawasan Eksekusi. 15. Permohonan Banding . 16. Permohonan Perkara Kasasi .
17. Permohonan Perkara Peninjauan Kembali . 18. Penanganan Pengaduan Masyarakat .
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan :
pada bagian ini disajikan penjelasan Umum Organisasi, dengan Penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II Pada Bab Ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja yang bersangkutan.
BAB III A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada Bab Ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategi Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini ;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja sertta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir ;
3. Membandingkan realiasasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi ;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standart nasional (jika ada) ;
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau pengingkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan ;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub ini diuraiakan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen kinerja. BAB IV Pada Bab ini diuraikan simpulan umum atas pencapaian
kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja
Lampiran Perjanjian Kinerja (PK) Satker, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dilaporkan dan rencana kinerja tahun berikutnya, serta lain-lain yang dianggap perlu (penghargaan yang diterima satker)
BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020 - 2024
Berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: W2.TUN.1/644/OT.00/II/2020 tanggal 27 Februari 2020 tentang Penunjukan Tim Penyusunan Renstra Tahun 2015-2019, telah di susun Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020-2024, Renstra ini digunakan setiap tahun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015 – 2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015–2019:
1. VISI MISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Adapun visi dari Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, adalah :
“MEWUJUDKAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA YANG AGUNG” Untuk mencapai visi tersebut, telah ditentukan Misi yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.
3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efesien.
4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien.
5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan di tetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Adapun Tujuan yang hendak di capai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah sebagai berikut
1. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 2. Terpenuhinya rasa keadilan pada masyarakat pencari keadilan 3. Kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan , sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel; Indikator Kinerja yang mendukung sasaran ini antara lain :
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu c. Persentase penurunan sisa perkara
d. Persentase perkara yang Tidak Mengupayakan Upaya Hukum Banding, Kasasi Dan Peninjauan Kembali (PK)
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
2. Meningkatnya Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara; Indikator Kinerja yang mendukung sasaran ini antara lain :
a. Persentase salinan Putusan Yang diterima Oleh para pihak Tepat Waktu b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu
c. Prosentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan; a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase Pencari Keadilan golongan tertentu Yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan;
Indikator Kinerja yang mendukung sasaran ini adalah Persentase Putusan - Persentase Perkara Tata Usaha Negara (TUN) yang ditindaklanjuti. 3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK
Sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha Negara merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Tata Usaha Negara Jakarta adalah :
1. Penyelesaian perkara Tata Usaha Negara, meliputi:
- Memberikan pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan - Penyelesaian berkas perkara.
- Penyelesaian Sisa Perkara.
2. Penyampaian berkas perkara banding, kasasi, PK dan Eksekusi yang lengkap dan tepat waktu.
3. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu 4. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.
5. Pelaksanaan monitoring administrasi kepaniteraan tata kerja dan tata kelola Peradilan Tata Usaha Negara.
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :
2. Layanan perkantoran, meliputi : - Pembayaran gaji dan tunjangan.
- Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran. - Tindak lanjut pengaduan yang masuk.
- Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta di lingkungan Mahkamah Agung. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah:
1. Perangkat pengolah data dan komunikasi, meliputi:
- Sarana dan prasarana percepatan penyelesaian perkara (pengolah data dan komunikasi).
- Sarana dan prasarana kesekretariatan (pengolah data dan komunikasi)
2. Peralatan dan fasilitas perkantoran, meliputi : peralatan dan fasilitas perkantoran. 3. Gedung/bangunan, melipuiti: gedung dan bangunan.
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2021
Rencana kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus Rencana kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Adapun Rencana Kinerja Tahunan tahun 2021 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, sebagai berikut :
Rencana Kinerja Tahun 2021
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % b. Persentasi perkara yang diselesaikan tepat
waktu
100 % c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 25 % d. Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60 % 66 % 70 % e. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan pradilan
82,36 % 2. Peningkatan Efektifitas
Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di terima
oleh para pihak tepat waktu 100 % b. Persentase berkas perkara yang
dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % c. Persentase putusan yang menarik
perhatian masyarakat ( sengketa pemilu ) yang dapat di akses secara online dalam waktu 1 hari sejak putus
0 %
3.
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
100 % b. Persentase Pencari Keadilan Golongan
Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum
100 % 4. Meningkatnya Kepatuhan
Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara TUN yang
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, sebagai berikut :
Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 %
b. Persentasi perkara yang diselesaikan
tepat waktu 100 %
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 25 % d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60 % 60 % 60 % e. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan pradilan 90 %
2. Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di
terima oleh para pihak tepat waktu 100 % b. Persentase berkas perkara yang
dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % c. Persentase putusan yang menarik
perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat di akses secara
online dalam waktu 1 hari sejak putus 0 % 3. Meningkatnya Akses Peradilan
Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100 %
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat
layanan Bantuan Hukum 100 %
4. Meningkatnya Kepatuhan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta merupakan pertanggung jawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang diperjanjikan tahun 2020.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi organisasi yang tertuang dalam rumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistimatis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja secara garis besarnya adalah dimaksudkan untuk sebagai alat untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tahun 2020 merupakan pencapaian atas target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020 yang merupakan rencana strategis tahun ke empat dalam renstra 2020-2024 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi pencapaian indikator kinerja dengan target, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai pada tahun 2020.
A.1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2020
Capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tahun 2020 dari masing-masing indikator yang sudah ditetapkan berikut analisisnya akan dibahas berikut ini :
Pengukuran Capaian Kinerja
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentasi perkara yang
diselesaikan tepat waktu 100 % 78,3 % 78,3 % c. Persentase Penurunan Sisa
Perkara
25 % 27 % 108 %
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60% 60% 60% 60% 66% 74,8% 100% 110% 124,6% e. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap layanan pradilan
90% 82.36% 91,51%
2. Peningkatan Efektifitas
Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu
100 % 100 % 100 %
b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat di akses secara online dalam waktu 1 hari sejak putus
0 % 0 % 0 %
3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo
yang diselesaikan 100 % 100% 100%
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum
100 % 100 % 100%
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel a. Presentase sisa perkara yang diselesaikan.
• Sisa Perkara Tahun 2019 = 74 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2020 = 263 Perkara • Perkara Putus Tahun 2020 = 181 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2020 = 72 Perkara
74 Perkara x 100 % = 100 % 74 Perkara
b. Presentase Perkara yang diselesaikan tepat waktu • Sisa Perkara Tahun 2019 = 74 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2020 = 263 Perkara • Perkara Putus Tahun 2020 = 181 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2020 = 72 Perkara
264 Perkara x 100 % = 78,3 % 74 Perkara + 263 Perkara = 337 Perkara Note : 264 Perkara di dapat dari :
Perkara Putus Tahun 2019 ( 181 ) + Dismissal ( 9 ) + Cabut ( 74 ) c. Presentase Penurunan sisa Perkara
• Sisa Perkara Tahun 2019 = 74 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2020 = 263 Perkara • Perkara Putus Tahun 2020 = 181 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2020 = 72 Perkara 74 Perkara – 72 Perkara x 100 % = 27 % 74 Perkara
d. Presentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum
• Banding
Perkara Banding
= 264 Perkara
Perkara Putus Tahun 2020 = 106 Perkara
Perkara Tidak Banding
= 158 Perkara
158 Perkara x 100 %
= 60 %
264 Perkara
• Kasasi
Perkara Kasasi
= 106 Perkara
Putus
= 99 Perkara
Perkara Tidak Kasasi
= 7 Perkara
7 Perkara x 100 % = 66 %
• Peninjauan Kembali (PK)
Putus Kasasi
= 175 Perkara
Peninjauan Kembali ( PK )
= 44 Perkara
Perkara Tidak PK
= 131 Perkara
131 Perkara x 100 %
= 74,8 %
175 Perkara
e.
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan PeradilanNilai
Indeks Kepuasan Pencari Keadilan diperoleh dari hasil konversi atas survei
kepuasan masyarakat yang dilakukan secara berkala terhadap pelayanan
pengadilan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Survei dilakukan
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik Pada tahun 2020 indikator Index
Responden Pencari Keadilan Yang Puas Terhadap Layanan Peradilan
yang ditargetkan sebesar 90 %.
No. Ruang Lingkup Indeks rata- rata Kategori Peringkat
1.
Persyaratan 3,77 Baik 42.
Prosedur 3,73 Baik 53.
Waktu Pelayanan 3,73 Baik 64.
Biaya Tarif 3.57 Baik 85.
Produk spesifikasi jenis layanan3,7 Baik
7
6.
Kopentensi Pelayanan 3,84 Sangatbaik 3
7.
Perilaku Pelaksana 3,92 Sangatbaik 2
Hasil Indeks kepuasan masyarakat atas layanan pengadilan pada Pengadilan Tata Usaha Negara jakarta adalah 82.36, angka ini berada di atas ketentuan minimal yang telah ditentukan di dalam Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 yaitu 62,51, sehingga dapat disimpulkan masyarakat para pencari keadilan puas terhadap kinerja pelayanan yang ada di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
1. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Presentase salinan Putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
181 Perkara x 100 %
= 100 %
181 Perkara
b. Presentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, PK yang
diajukan secara lengkap dan tepat waktu
• Banding
173 Perkara x 100 % = 100 %
173 Perkara
• Kasasi
99 Perkara x 100 %
= 100 %
99 Perkara
• Peninjauan Kembali (PK)
44 Perkara x 100 %
= 100 %
44 Perkara
c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat ( sengketa
pemilu ) yang dapat di akses secara online dalam waktu 1 hari sejak di
putus adalah 0 perkara.
2. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Presentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
5 Perkara x 100 % = 100 %
5 Perkara
9.
Penanganan pengaduan, saran dan masukan
3,95 Sangat
baik 1
b. Presentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan
Bantuan Hukum (Posbakum)
45 Orang x 100 % = 100 %
45 Orang
3. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Presentase Perkara TUN yang ditindak lanjuti
Penetapan BHT
= 43 Perkara
43 Perkara x 100 % = 100 %
43 Perkara
Matrik Keadaan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020
No. Perkara Sisa Tahun lalu Masuk Putus Sisa
Perkara 1. Gugatan Tk. I 74 Perkara 263 Perkara 265 Perkara 72 Perkara 2. Permohonan 1 Perkara 23 Perkara 23 Perkara 1 Perkara 3. Banding 67 Perkara 106 Perkara 136 Perkara 37 Perkara 4. Kasasi 76 Perkara 99 Perkara 81 Perkara 94 Perkara
5. PK 29 Perkara 44 Perkara 16 Perkara 57 Perkara
6. Eksekusi 22 Perkara 7 Perkara 7 Perkara 22 Perkara A.2. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun
Perkembangan realisasi kinerja dan capaian kinerja yang terjadi di Pengadilan Tata Usaha NegaraJakarta mengalami kemajuan atau perkembangan menuju yang lebih baik. Perkembangan realisasi kinerja dan capaian kinerja dapat kita lihat dari perbandingan antara tahun 2019 dan tahun 2020 sebagai berikut :
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
TAHUN 2020 NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentasi perkara yang
diselesaikan tepat waktu 100 % 78,3 % 78,3 % c. Persentase Penurunan Sisa
Perkara
25 % 27 % 108 %
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60% 60% 60% 60% 66% 74,8% 100% 110% 124,6% e. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan pradilan 90% 82.36% 91,51% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu
100 % 100 % 100 %
b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
c. Persentase putusan yang menarikperhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus)
0 % 0 % 0 % 3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100 % 100% 100%
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum 100 % 100 % 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara TUNyang ditindaklanjuti
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
TAHUN 2019 NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentasi perkara yang
diselesaikan tepat waktu 79,5 % 79,5 % 79,5 % c. Persentase Penurunan Sisa
Perkara
21 % 21 % 21 %
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 41 % 22 % 52 % 41 % 22 % 52 % 41 % 22 % 52 % e. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan pradilan 90% 90% 90% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu
100 % 100 % 100 %
b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
c. Persentase putusan yang menarikperhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus)
0 % 0 % 0 % 3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum 100 % 100 % 100 % 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara TUNyang ditindaklanjuti
A.3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
PERBANDINGAN KINERJA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA TAHUN 2020
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
1 2 3 4 5
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 %
b. Persentasi perkara yang diselesaikan
tepat waktu 100 % 78,3 %
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 25 % 27 % d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60% 60% 60% 60% 66% 74,8% e. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan pradilan 90% 82.36%
2. Peningkatan Efektifitas Pengelolan
Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di
terima oleh para pihak tepat waktu 100 % 100 % b. Persentase berkas perkara yang
dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 %
c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus)
0 % 0 %
3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi
Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100 % 100%
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat
layanan Bantuan Hukum 100 % 100 %
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan
Pengadilan
Persentase Putusan Perkara TUNyang
PERBANDINGAN KINERJA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA TAHUN 2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
1 2 3 4 5
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100 % 100 %
b. Persentasi perkara yang diselesaikan tepat
waktu 79,5 % 79,5 %
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 21 % 21 % d. Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 41 % 22 % 52 % 41 % 22 % 52 % e. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan pradilan
90 % 94 % 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di
terima oleh para pihak tepat waktu 100 % 100 % b. Persentase berkas perkara yang
dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 %
c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus)
0 % 0 % 3. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100 % 100 %
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum 100 % 100 % 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara TUNyang ditindaklanjuti
A.4. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan ;
Pengukuran Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tahun 2020 mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tertuang pada tabel diatas, untuk capaian sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2020 Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah melaksanakan seluruh kegiatan .
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang memiliki Indikator Kinerja pada tahun 2020, hasil capaian kinerja dari enam sasaran strategis tersebut dapat dijelaskan dalam analisis sebagai berikut :
Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
Sasaran Strategis Peningkatan Penyelesaian Perkara merupakan suatu wujud pelayanan perkara yang cepat menjadi kebutuhan masyarakat dalam hal ini para pencari keadilan mendapatkan access to justice yang baik. Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja dengan target dan realisasi yang terlihat pada table di bawah ini :
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu 100 % 78,3 % 78,3 % c. Persentase Penurunan Sisa Perkara 25 % 27 % 108 % d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK 60% 60% 60% 60% 66% 74,8% 100% 110% 124,6%
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
a. Jumlah Perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2020 sebanyak 337 Perkara, yang terdiri dari
- Sisa Perkara yang diselesaikan pada tahun 2019 sebanyak 74 Perkara, - Perkara yang masuk tahun 2020 sebanyak 263 Perkara ;
b. Perkara yang diputus pada tahun 2020 sebanyak 264 Perkara,
c. Terdapat Penurunan Sisa Perkara pada tahun 2020 sebanyak 72 Perkara dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 74 Perkara
d. Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum pada tahun 2020 sebanyak 158 Perkara, dari Perkara Putus tahun 2020 sebanyak 264 Perkara.
e. Index Responden Pencari keadilan terhadap pelayanan peradilan pada tahun 2020 sebanyak 82,36 % Responden.
Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 1. Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu
100 % 100 % 100 %
b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
a. Minutasi Perkara yang diselesaikan pada tahun 2020 sebanyak 181 Perkara, dari 361 Perkara yang Putus ditahun 2019 ;
b. Perkara permohonan Banding, Kasasi dan PK pada tahun 2020 sebanyak 249 Perkara, dari Seluruh Putusan Perkara tahun 2019 sebanyak 293 Perkara ;
c. Perkara Sengketa Khusus tahun 2020 sebanyak 0 Perkara dari Jumlah Perkara Khusus yang putus tahun 2020 sebanyak 0 Perkara ;
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo
yang diselesaikan 100 % 100 % 100 %
b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan Hukum
100 % 100 % 100 %
a. Jumlah Perkara Prodeo yang masuk dan harus diselesaikan pada tahun 2020 sebanyak 5 (lima) Perkara dari 5 (lima) Perkara Masuk Prodeo tahun 2020 ;
b. Pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (POSBAKUM) sebanyak 43 Perkara pada tahun 2020 ;
Meningkatnya Kepatuhan terhadap putusan pengadilan presentase perkara TUN yang ditindak lanjuti
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya Kepatuhan
Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara
TUNyang ditindaklanjuti 100 % 100 % 100 %
a. Permohonan Ekseskusi yang diajukan pihak pada tahun 2020 sebanyak 7 perkara, dan dapat ditindaklanjuti sebanyak 7 Perkara
A.5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya ;
Sumber daya manusia adalah sumber daya terpenting dalam organisasi karena manusialah yang mampu menggerakan sumber daya lainnya sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.Untuk dapat menyelenggarakan tata kelola lembaga peradilan yang yang baik. Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta membutuhkan sumber daya manusia yang handal. Dalam Hal ini, sebagai lembaga pemerintahan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta didukung oleh sumber daya manusia dari Unsur Pegawai Negeri Sipil dan Honorer.
Sampai dengan 31 Desember 2020, jumlah pegawai sebanyak 76 orang dan tenaga honorer sebanyak 11 orang yang terdiri dari 6 orang pramu caraka, 5 orang satpam.
Dari keseluruhan jumlah pegawai tersebut, dapat dilihat berdasarkan golongan / ruang, eselonisasi, dan jenjang pendidikan. Berdasarkan komposisi golongan, pegawai sebanyak 76 orang terdiri dari atas golongan I sebanyak 1 orang, golongan II sebanyak 6 orang, golongan III sebanyak 39 orang, dan golongan IV sebanyak 30 orang.
pegawai berdasarkan eselonisasi ialah pejabat eselon III sebanyak 2 Orang yaitu Panitera, Sekretaris, eselon IV sebanyak 5 Orang, Fungsional 28 Orang, Juru Sita Pengganti 4 orang.
1 8 39 30 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai yang berpendidikan S3 sebanyak 4 orang, S2 sebanyak 33 orang, yang berpendidikan strata I (S1) berjumlah 24 orang, berpendidikan D3 sebanyak 4 Orang, berpendidikan sekolah menengah atas 10 orang, dan yang berpendidikan SD 1 orang.
- Sulitnya meminta tambahan formasi pegawai dimana jumlah pegawai yang ada terutama staf tidak dapat mencukupi dibanding dengan pekerjaan yang ada dengan kata lain satu sub bagian hanya memiliki maksimal 2 staf;
2 3 2
27
3 Eselon III Eselon IV Setingkat Eselon
IV
Fungsional Juru sita Pengganti S3; 4 S2; 33 S1; 24 D3; 4 SLTA; 10 SD; 1 0 5 10 15 20 25 30 35 0 1 2 3 4 5 6 7
- Kurangnya kualitas sumber daya manusia yang tidak bisa mengikuti era digitalisasi dan trasnparansi ;
➢ Analisis Program / Kegiatan Penunjang Keberhasilan Capaian Kinerja
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakartatelah mempunyai rencana program atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk kurun waktu 1 tahun yaitu tahun 2020 dan untuk jangka menengah tahun 2020 – 2024.
Program atau kegiatan ini sangat menunjang sekali untuk keberhasilan Pengadilan Tata Usaha NegaraJakarta ke masa yang akan datang. Program-program ini diantaranya yang sangat diperlukan yaitu :
1. program penyelesaian perkara, 2. peningkatan tertib administrasi dan 3. Tertib dokumen tata kelola
4. Kualitas sumber daya manusia. 5. Operasional perkantoran 6. Jumlah sarana dan prasarana.
Penyelesaian perkara ini ditujukan untuk para pencari keadilan agar merasa dilayani dengan baik dan merasa puas, Pelayanan penyelesaian perkara ini harus didukung adanya kualitas sumber daya manusia yang memenuhi syarat kejujuran, kepintaran. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk tertib administrasi perkara. Kualitas sumber daya manusia yang baik dan layak dapat menunjang keberhasilan suatu unit kerja. Keenam kegiatan yang ada dalam program tersebut pelaksanaannya harus diawasi oleh instansi yang lebih tinggi agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dan tetap dijalurnya.
Kesemua program itu harus mendapat dukungan agar berjalan dengan baik, terutama dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis baik dari Mahkamah Agung RI ataupun dari Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara. Pemenuhan sarana dan
prasarana sangat diperlukan untuk peningkatan / keberhasilan program yang dibuat dan dilaksanakan di Pengadilan Tata Usaha NegaraJakarta. Pencapaian perjanjian atau pernyataan kinerja itu telah tercantum dalam program / kegiatan yang ada dan menunjang keberhasilan peradilan terutama peradilan tata usaha negara khususnya Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Pelaksanaan ke enam program di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta di lakukan dengan sasaran – sasaran strategis dengan indikator kinerja yang terukur dalam segi waktu dan capaiannya. Sasaran – sasaran dan indikator – indikator tersebut semuanya dituangkan dalam dokumen Renstra dan IKU. Hasil capaian yang telah dilakukan oleh PTUN Jakarta pada Tahun 2020 memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Rendana Kinerja tahun 2020, hal tersebut dapat digambarkan secara umum berupa Capaina Kinerja PTUN Jakartra telah sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan.
B. REALISASI ANGGARAN
Anggaran yang tersedia di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta terdiri dari dua DIPA yaitu :
1. DIPA BUA : DIPA-05.01.526732/2020 Jumah anggarannya sebesar Rp. 14.856.529.000 dipergunakan untuk 2 Program Kegiatan, yang realisasi penyerapannya sebagai berikut :
No. Program Anggaran
(Rp) Realisasi (Rp) (%) 1.
2.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung RI
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung RI Rp. 14.856.529.000 Rp. 22.415.471.000 Rp. 14.494.776.147 Rp. 22.213.310.361 97,56% 99,10%
2. DIPA DIRJEN BADILMILTUN DIPA -005.05.526733/2020
Jumlah anggaran sebesar Rp.
55.400.000
Dengan realisasi penyerapannya sebagai berikut :Program Anggaran
(Rp) Realisasi (Rp) (%) Peningkatan Manajemen Peradilan
Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)
Rp.
55.400.000 36.980.500 Rp. 66,75%
POSBAKUM SIDANG KELILING PRODEO
1 PTUN Jakarta 2020 Januari - -
-Februari - - -Maret - - -April - - -Mei Rp. 1.400.000 - -Juni - - -Juli Rp. 5.200.000 - Rp. 1.800.000 Agustus Rp. 4.800.000 - -September Rp. 5.000.000 - -Oktober Rp. 2.600.000 - -Nopember Rp. 5.200.000 - Rp. 650.000 Desember Rp. 4.600.000 -
-REALISASI ANGGARAN DIPA 05
REALISASI NO Satuan Kerja DIPA Bulan
BAB IV P E N U T U P A. KESIMPULAN
1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020 ini menyajikan berbagai capaian strategis baik yang mencapai target maupun yang belum mencapai target. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
2. Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan hanya ada beberapa yang belum mencapai target dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun berikutnya.
3. Pelaksanaan tugas bidang administrasi perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dilaksanakan dengan tertib sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola Bindalmin, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki / disempurnakan, selain itu Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam rangka ingin terwujudnya pelayanan prima kepada para pencari keadilan, dalam melaksanakan tugasnya juga berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah didiskusikan dengan bagian terkait dengan analisa beban kerja yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta sebagai implementasi dari Undang-Undang No.25/2009 tentang Pelayanan Publik ;
4. Penyelesaian perkara pada tahun 2020 pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta telah memenuhi target dan berhasil dengan baik, dari jumlah sisa perkara tahun 2019 sebanyak
74 perkara, dan Perkara Masuk tahun 2020 sebanyak 263 Perkara maka jumlah sebanyak
337 perkara tersebut telah berhasil diselesaikan sebanyak 264 perkara sehingga sisa perkara pada akhir tahun 2019 sebanyak 74 perkara Sisa perkara tersebut bukan berarti kinerja tidak terpenuhi melainkan karena perkara tersebut belum sampai batas maksimal penyelesaian perkara sesuai SOP yaitu 5 Bulan;
5. Dengan analisis capaian kinerja, keberhasilan dan kegagalan seperti yang telah diuraikan pada Bab diatas, dan dengan gambaran capaian sasaran kinerja diharapkan dapat dijadikan rujukan dan renungan pada masa yang akan datang untuk memperbaiki susunan program dan sasaran yang akan dicapai. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara yang akan terlaksana apabila bidang-bidang dan sub-sub bagian serta komponen pendukungnya saling mengisi,terencana, terstruktur dan terprogram secara komprehensif.
6. LKjIP Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2020 disusun dalam rangka
penerapan Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani ( WBBM ) pada Mahkamah Agung
RI sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta
Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI : 1913A/SEK/OT.01.2/11/2020 tanggal 27 November 2020
B. SARAN - SARAN
1. Perlunya penambahan SDM pegawai CPNS dan Honerer yang memiliki keterampilan dibidang Adminisitrasi;
2. Dibutuhkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk protokol kesehatan dimasa pandemi di tahun anggaran selanjutnya.
3. Meningkatkan pelaksanaan Diklat pada Pegawai dan Bimbingan Teknis dengan diklat ditempat maupun melalui aplikasi daring dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan berintegritas tinggi ;
C. PENUTUP
Sebagai upaya penguatan akuntabilitas dan mewujudkan transparansi pelaksanaan tugas pemerintah dalam pencapaian reformasi birokrasi di tubuh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam penyusunan laporan kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) melibatkan semua unsur yang terkait, mulai dari Pimpinan, para Hakim, Pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh Staf, yang telah berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai target sesuai program kerja yang telah tersusun;
Kami menyadari masih ada beberapa program kerja yang belum dapat diselesaikan sesuai dengan target yang diprogramkan. Akan tetapi secara umum pelaksanaan tugas pokok menunjukkan angka cukup memuaskan, sebagaimana uraian dalam laporan ini.
STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA SESUAI JABATAN NOMENKLATUR PELAKSANA
KETUA IRHAMTO, SH. WAKIL KETUA PANITERA MUHAMMAD, SH. SEKRETARIS ONO HARYONO, SE.
PANITERA MUDA PERKARA SRI HARTANTO, SH.M.Kn.
PANITERA MUDA HUKUM Hj. ROMLAH, SH.MH. • Pengadministrasi Hukum : - Sukarnadi • Pengadministrasi Registrasi Perkara : • - • Pengelola Perkara : - Dewi Puryanih, SH. - Harry Marangkup Tua,
S.Sos.
• Analis Perkara Peradilan : - Andrew Jonathan Tarigan,
SH. • Bendahara : - • Pengelola Keuangan : - Nurwita, A.Md. • Pengadministrasi Hukum : 1. Solihin 2. Gendro • Pengadministrasi Registrasi Perkara : -
• Analis Perkara PEradilan : - Purwoyo, SH. HAKIM
KA.SUB.BAG.PERENCANAAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PELAPORAN TIAS DESCARIASTY, SH. • Analis Akuntabilitas Kinerja Aparatur : - • Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan : • Pengolah Informasi dan
Komunikasi : - Metti Susanti. - M. Agam Aljernih.
KA.SUB.BAG.UMUM DAN KEUANGAN IKA SALAHUDDIN, SE.
• Penyusun Laporan Keuangan : - • Pengadministrasi Persuratan : 1. Fransiska Junita • Bendahara : - Nanik Setyorini, A.Md.
• Pengelola Barang Milik Negara :
• - • Pengemudi :
- Abdul Kodir. • Teknisi Sarana dan
Prasarana : - Sugeng Siswoyo • Pranata Barang dan Jasa :
- • Pengadministrasi Pustakawan : - Mustopa • Pranata Kearsipan : - Luddimin, SH. • Ajudan : - KA.SUB.BAG.KEPEGAWAI AN, ORTALAK MILATUL KHANIFAH, SH. • Analis SDM Aparatur : - • Pengelola Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian : - • Pengelola Kepegawaian : • Pengadministrasi Kepegawaian : - Slamet Sugiarto. PANITERA PENGGANTI JURUSITA PENGGANTI 1. Afikri, SE.MH.
2. Murti Handayani Pribadi, A.Md. 3. Junita Angelia Simanungkalit, A.Md. 4. Bagus Nurhadi Widjoyo.
REVIU INDKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA NO KINERJA
UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA
1 2 3 4 5 6 1 Terwujudya Proses Peradilan yang Pasti Transparan dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Jumlah sisa perkara yang diselesaikan
___________________________________ X 100% Jumlah sisa perkara yang harus diselesikan
Catatan :
Sisa perkara = Sisa perkara tahun sebelumnya
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentasi perkara yang diselesaikan tepat waktu
Jumlah perkara yang iselesaikan tahun berjalan
____________________________________ X 100% Jumlah perkara yang ada
Catatan :
▪ Jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk
▪ Jumlah perkara yang ada = jumlah perkara yang diterima tahun berjalan ditambah sisa perkara tahun sebelumnya
▪ Penyelesaian tepat waktu = penyelesaian yang diselesaikan pada tahun berjalan
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase Penurunan Sisa
Perkara ___________ X 100% Tn.1 - Tn Tn.1
Catatan :
▪ Tn = Sisa perkara tahun berjalan
▪ Tn.1 = Sisa perkara tahun sebelumnya ▪ Sisa perkara = Perkara yang belum di putus pada
tahunberjalan Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum ▪ Banding ▪ Kasasi ▪ PK
Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum _________________________________________ X 100% Jumlah putusan perkara
(Jumlah Putusan TK. Pertama, Banding, dan Kasasi)
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan pradilan Catatan :
▪ PERMENPAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Pebruari 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Index Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instasi Pemerintah, sesuai PERMENPAN RB No. 12 tahun 2014 tentang pedoman survey Kepuasan Masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan Index Kepuasan Pencari Keadilan
2 Peningkatan Efektifitas Pengelolan Penyelesaian Perkara a. Persentse Salinan putusan yang di terima oleh para pihak tepat waktu
Jumlah Isi Putusan yang diterima tepatwaktu
________________________________________ X 100% Jumlah putusan (Jumlah Putusan 1 Tahun)
Catatan :
▪ Tepat waktu = Pengadilan harus menyiapkan Salinan putusan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak perkara diputus .
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
Jumlah berkas perkara yang diajukan Banding,Kasasi dan PK secara lengkap (Total Seluruh Permohonan)
X 100%
Jumlah putusan (Jumlah Putusan Seluruhnya) Catatan :
▪ Tepat waktu untuk permohonan Banding 60 (enam puluh) hari, Kasasi 65 (enampuluh lima) hari dan PK 74 (Tujuh puluh empat) hari sesuai dengan buku II TUN Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan TUN.
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus)
Jumlah perkara sengketa Khusus yang di upload dalam website __________________________________________ X 100%
Jumlah perkara Khusus yang putus Catatan :
▪ Tepat waktu = Pengadilan harus menyiapkan Salinan putusan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak perkara diputus .
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
3 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
Jumlah Perkara Prodeo yang diselesaikan _________________________________________ X 100%
Jumlah putusan Catatan :
▪ Perma No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Peradilan
Dirjen : Badilmiltun TUN dan Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentse Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan Bantuan HUkum
Jumlah Pencari keadilan Golongan Tertentu yang Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
_________________________________________ X 100%
Jumlah Pencari Keadilan Golongan Tertentu Catatan :
▪ Perma No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Peradilan ▪ Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan
(marjinal)
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara TUN yang ditindaklanjuti
Jumlah Putusan Perkara TUN yang ditindaklanjuti X 100 % Jumlah Putusan Perkara yang sudah BHT
Catatan :
▪ BHT = Putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap dan executable
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Keterangan :
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel a. Presentase sisa perkara yang diselesaikan.
• Sisa Perkara Tahun 2018 = 94 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2019 = 267 Perkara • Perkara Putus Tahun 2019 = 220 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2019 = 74 Perkara
94 Perkara x 100 % = 100 % 94 Perkara
b. Presentase Perkara yang diselesaikan tepat waktu • Sisa Perkara Tahun 2018 = 94 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2019 = 267 Perkara • Perkara Putus Tahun 2018 = 220 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2018 = 74 Perkara
287 Perkara x 100 %
94 Perkara + 267 Perkara = 361 Perkara=79,5 % Note : 287 Perkara di dapat dari :
Perkara Putus Tahun 2019 ( 220 ) + Dismissal ( 22 ) + Cabut ( 45 ) c. Presentase Penurunan sisa Perkara
• Sisa Perkara Tahun 2018 = 94 Perkara • Perkara Masuk Tahun 2019 = 267 Perkara • Perkara Putus Tahun 2019 = 220 Perkara • Sisa Perkara Tahun 2019 = 74 Perkara 94 Perkara – 74 Perkara x 100 % = 21 % 94 Perkara
d. Presentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum • Banding
Perkara Banding = 207 Perkara Perkara Putus Tahun 2019 = 147 Perkara Perkara Tidak Banding = 60 Perkara 60 Perkara x 100 % = 41 %
147 Perkara • Kasasi
Perkara Kasasi = 107 Perkara
Putus = 87 Perkara
Perkara Tidak Kasasi = 20 Perkara 20 Perkara x 100 % = 22 %
87 Perkara
• Peninjauan Kembali (PK)
Putus Kasasi = 87 Perkara
Perkara Tidak PK = 46 Perkara 46 Perkara x 100 % = 52 %
e.
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan PeradilanNilai Indeks Kepuasan Pencari Keadilan diperoleh dari hasil konversi
atas survei kepuasan masyarakat yang dilakukan secara berkala
terhadap pelayanan pengadilan di Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta. Survei dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Pada tahun
2020 indikator Index Responden Pencari Keadilan Yang Puas Terhadap
Layanan Peradilan yang ditargetkan sebesar 90 %.
Tabel Hasil Pengukuran Indeks Kepuasaan Masyarakat
No. Ruang Lingkup Indeks rata-rata
Kategori Peringkat
1 Persyaratan 3,77 Baik 4
2 Prosedur 3,73 Baik 5
3 Waktu Pelayanan 3,73 Baik 6
4 Biaya Tarif 3.57 Baik 8
5 Produk spesifikasi jenis
layanan 3,7 Baik 7
6 Kopentensi Pelayanan 3,84 Sangat
baik 3
7 Perilaku Pelaksana 3,92 Sangat
baik 2
8 Maklumat Pelayanan 3,52 Baik 9
9 Penanganan pengaduan,
saran dan masukan 3,95 Sangat baik 1
Hasil Indeks kepuasan masyarakat atas layanan pengadilan pada Pengadilan Tata Usaha Negara jakarta adalah 82.36, angka ini berada di atas ketentuan minimal yang telah ditentukan di dalam Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 yaitu 62,51, sehingga dapat disimpulkan masyarakat para pencari keadilan puas terhadap kinerja pelayanan yang ada di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
2. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Presentase salinan Putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu 220 Perkara x 100 % = 100 %
220 Perkara
b. Presentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
• Banding 207 Perkara x 100 % = 100 % 207 Perkara • Kasasi 107 Perkara x 100 % = 100 % 107 Perkara • Peninjauan Kembali (PK) 41 Perkara x 100 % = 100 % 41 Perkara
c. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat ( sengketa pemilu ) yang dapat di akses secara online dalam waktu 1 hari sejak di putus adalah 0 perkara.
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Presentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
25 Perkara x 100 % = 100 % 25 Perkara
b. Presentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
11 Orang x 100 % = 100 % 11 Orang
4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Presentase Perkara TUN yang ditindak lanjuti
Penetapan BHT = 25 Perkara 25 Perkara x 100 % = 100 %