• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL PENELITIAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

55 4.1 Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

Jasa Marga berdiri dengan nama PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporation) berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 1 Maret 1978, yang kemudian mengalami perubahan menjadi PT Jasa Marga (Persero) berdasarkan Akta Nomor 187 pada tanggal 19 Mei 1981 di hadapan notaris Kartini Muljadi, SH. Pendirian Jasa Marga telah sesuai dengan Undang-Undang nomor 9 tahun 1969, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang-Undang, PP Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan PP nomor 4 Tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam Pendirian Perusahaan Jasa Marga (Persero) di bidang Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pengadaan Jaringan Jalan Tol serta Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 90/KMK 06/1978 tanggal 27 Februari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan PT Jasa Marga (Persero) di bidang jalan tol. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978. Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT).

(2)

Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR dan Cipularang. Dengan terbitnya Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan Undang-Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun.

Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah. Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 27 tanggal 12 September 2007 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. oleh karena Perseroan akan mengembangkan skala usaha melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat. Berdasarkan akta tersebut, nama Perseroan diubah menjadi “Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporatama) Tbk” atau disingkat “PT Jasa Marga (Persero) Tbk.” Dua bulan kemudian tepatnya tanggal 12 November 2007, Jasa Marga telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia untuk menjadi perusahaan terbuka, dimana Pemerintah melepaskan 30% sahamnya kepada masyarakat.

4.1.1.1 Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Visi dan Misi

Untuk mengkomunikasikan tujuan dan manfaat keberadaan Perseroan serta sasaran jangka panjang Perseroan, maka Perseroan menetapkan Visi dan Misi untuk menegaskan sasaran dan tujuan Perseroan.

Visi : Visi 2017

Menjadi Perusahaan Pengembang dan Operator Jalan Tol Terkemuka di Indonesia.

(3)

Visi 2022

Menjadi Salah Satu Perusahaan Terkemuka di Indonesia . Misi :

1.

Mewujudkan Percepatan Pembangunan Jalan Tol.

2.

Menyediakan Jalan Tol yang Efisien dan Andal.

3.

Meningkatkan kelancaran Distribusi Barang dan Jasa.

4.1.1.2 Tata Nilai Perusahaan

Untuk mencapai Visi dan Misi, perseroan memiliki Tata nilai perusahaan yang secara terus-menerus disosialisasikan kepada segenap Insan Jasa Marga. Tata Nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Jujur

Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan dan Bebas dari benturan kepentingan.

b. Sigap

Jasa Marga SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian.

c. Mumpuni

Jasa Marga MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.

d. Respek

Jasa Marga RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi.

(4)

4.1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (Sumber: Buku Laporan Tahunan 2013 PT Jasa Marga (Persero) Tbk)

(5)

4.1.1.4 Logo Perusahaan

Gambar 4.2 Logo Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Sumber: website resmi perusahaan www.jasamarga.com)

4.1.2 Profil Unit Kerja

4.1.2.1 Struktur Organisasi Divisi Corporate Planning

Berikut ini adalah struktur organisasi dari Divisi Corporate Planning yang terdapat pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk:

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi Corporate Planning (Sumber: Lampiran ke-2.11 Keputusan Direksi PT Jasa Marga

(6)

4.1.2.2 Tugas Divisi Corporate Planning

Dalam menjalankan tugasnya, divisi corporate planning membagi tanggung jawabnya ke dalam dua bagian utama yakni Strategic Planning dan Monitoring Evaluasi atau Corporate Performance Review.

Strategic Planning

Bagian ini memiliki tanggung jawab diantaranya:

Membuat perencanaan jangka panjang (RJPP) yakni, menyusun visi, misi, tata nilai perusahaan, strategi bisnis, gambaran posisi industri, evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya, hingga membuat proyeksi keuangan perusahaan maupun perencanaan jangka pendek (RKAP).

Corporate Performance Review

Bagian ini memiliki tanggung jawab diantaranya:

Memonitor dan mengevaluasi berbagai program kerja yang telah disusun di perencanaan jangka panjang (RJPP) maupun perencanaan jangka pendek (RKAP).

4.1.2.3 Struktur Organisasi Divisi Corporate Secretary

Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 41/KPTS/2013 tanggal 01 Maret 2013 tentang Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Unit Corporate Secretary terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:

1. Corporate Compliance. 2. Investor Relations.

3. Corporate Communication. 4. Corporate Relations.

(7)

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Divisi Corporate Secretary (Sumber: Unit Kerja Corporate Secretary PT Jasa Marga

(Persero) Tbk)

4.1.2.4 Tugas Divisi Corporate Secretary

• Mengelola informasi yang berkaitan dengan lingkungan bisnis dan menjalin hubungan baik antara Perseroan dengan para pihak lembaga penunjang industri pasar modal dan regulator pasar modal.

• Memastikan Perseroan menjalankan prinsip GCG serta mematuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

4.1.3 Profil Informan 4.1.3.1 Profil Informan 1

Informan penelitian yang pertama adalah Strategy Business Manager dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk yaitu ESA. Beliau menjabat sebagai Strategy Business Manager di divisi Corporate Planning. Beliau sudah menjadi karyawan di Jasa Marga selama 4 tahun dan sudah 2 tahun lamanya menjabat pada posisi Strategy Business Manager tersebut. ESA sesuai dengan jobdesc-nya merupakan ujung tombak dalam menyusun dan mengendalikan perencanaan strategi bisnis, program kerja jangka panjang

(8)

perusahaan (RJPP) dan program kerja jangka pendek perusahaan (RKAP) untuk memastikan ketersediaan panduan atas aktivitas organisasi, selaras dengan strategi dan arahan organisasi sehingga dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu ESA dapat dijadikan sebagai salah satu narasumber dalam penelitian ini karena beliau merupakan pihak yang mengetahui dan memahami berbagai informasi terkait sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi kepada karyawan di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

4.1.3.2 Profil Informan 2

Informan penelitian yang kedua adalah Good Corporate Governance (GCG) Manager dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk yaitu LA. Beliau menjabat sebagai Good Corporate Governance Manager di divisi Corporate Secretary. Beliau sudah menjadi karyawan di Jasa Marga selama 5 tahun dan sudah kurang lebih 3 tahun lamanya menjabat pada posisi GGC Manager tersebut. Dahulu sebelum menjabat sebagai GCG Manager, Ibu LA merupakan Kasubbag Administrasi di divisi Corporate Secretary. Namun karena fungsi GCG sangat besar dan belum ada seksi khusus yang menangani fungsi tersebut, maka LA dipindahkan jabatannya menjadi GCG Manager. Divisi Corporate Secretary dan fungsi GCG ini merupakan divisi dan fungsi yang menangani berbagai macam aktivitas perusahaan salah satu nya mengenai tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan memiliki kaitan yang erat menyangkut visi, misi, dan tata nilai perusahaan. Oleh karena itu, Ibu LA sebagai GCG Manager di divisi Corporate Secretary dapat dijadikan sebagai salah satu narasumber dalam penelitian ini karena beliau merupakan pihak yang mengetahui dan memahami berbagai informasi terkait makna nilai-nilai JSMR dan sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi karyawan di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

(9)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Wawancara

4.2.1.1 Makna JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memiliki tata nilai perusahaan, dimana tata nilai tersebut harus ada dalam diri segenap Insan Jasa Marga. Tata nilai ini merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan benar. Tata nilai tersebut adalah:

• Jujur

artinya Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu jujur, adil, transparan dan bebas dari benturan kepentingan.

• Sigap

Jasa Marga sigap melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian.

• Mumpuni

Jasa Marga mumpuni dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.

• Respek

Jasa Marga respek terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi.

Makna tata nilai tersebut juga didukung oleh pendapat yang disampaikan oleh ESA selaku Strategy Business Manager sekaligus key informan dalam penelitian ini. Berikut ini pendapat yang dikemukakan olehnya mengenai filosofi makna dari tata nilai JSMR:

“Bekerja secara JUJUR bebas dari konflik kepentingan. SIGAP sendiri sebetulnya larinya ke costumer focus. Jadi, kita melayani dengan sigap. Artinya, kalo sigap tuh seharusnya lebih preventif. Jadi, kalau ada apa-apa sebelum itu terjadi kita udah siap duluan. Terus MUMPUNI, ya balik lagi kompetensi. Kita terus melakukan inovasi seperti GTO, itu kita duluan yang buat. Sementara RESPEK, karena tata nilai yang bagus itu adalah mencerminkan keseluruhan, jadi sebagai korporasi kita juga nggak boleh melupakan karyawan. Terus ada pemangku kepentingan lainnya, seperti suppliers segala macem. Kita menghormati karyawan karena kita bekerjasama dengan

(10)

karyawan, terus juga pemangku kepentingan lainnya. Artinya, siapa yang bekerjasama dengan Jasa Marga pasti mendapatkan keuntungan bersama.”(ESA).

Sementara itu, pendapat yang hampir serupa juga dikemukakan oleh LA selaku Good Corporate Governance Manager yang juga merupakan key informan dalam penelitian ini, dimana beliau mengartikan makna dari tata nilai JSMR sebagai berikut:

“JSMR, Jujur, Sigap, Mumpuni, Respek. RESPEK, itu terkait juga sama pelanggan. Kalo JUJUR, menghindari KKN gitu, jadi supaya terhindar dan bersih lah karena Jasa Marga kan juga ikut program Jasa Marga Bersih kan ya waktu kemarin itu. MUMPUNI, karena kita sudah berpengalaman 36 tahun. SIGAP, juga berkaitan dengan pelanggan” (LA).

Pada dasarnya JSMR dipilih sebagai tata nilai perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dikarenakan untuk menyelaraskan dengan nama kode saham Jasa Marga. Hal ini di dukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Strategy Business Manager dan Good Corporate Governance Manager Jasa Marga:

“Jadi kita putuskan waktu itu JSMR aja biar sama dengan sahamnya Jasa Marga” (ESA).

Hal serupa yang dinyatakan pula oleh GCG Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk bahwa:

“Jadi gini, kalo kemarin itu dari ngobrol juga sama Bapaknya gitu..kenapa dipilih JSMR itu kan disesuaikan sama kode kita di bursa ya..saham” (LA).

Beliau juga menambahkan bahwa alasan dipilihnya JSMR sebagai tata nilai perusahaan lebih ditetapkan kepada sikap yang diharapkan dari Insan Jasa Marga untuk mengembangkan perusahaan sesuai dengan arah perusahaan. Sehingga JSMR dirasa tepat untuk dipilih sebagai tata nilai PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Sementara itu, alasan lain yang juga mendukung dipilihnya JSMR sebagai tata nilai Jasa Marga karena pada dasarnya tata nilai tersebut dirasakan lebih mudah untuk dipahami oleh segenap Insan Jasa Marga jika dibandingkan dengan tata nilai terdahulunya yang meliputi Passion, Integrity, Learning, and Trust. Hal ini mengingat kondisi karyawan Jasa Marga yang mayoritas terdiri dari petugas operasional dengan latar belakang pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Ke Atas (SMA).

(11)

Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Strategy Business Manager Jasa Marga berikut ini:

“Jujur itu lebih common karena..ya itu tadi lulusan kita kebanyakan SMA, menurut kita jujur itu lebih mudah dijelaskan dibandingkan Integrity tuh apa..itu kan nggak common” (ESA).

Pendapat lainnya juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan LA selaku Good Corporate Governance Manager berikut ini bahwa:

“Kalau sepemahaman saya, yang sebelumnya itu kan Integrity, Passion, Learning, Trust mungkin agak terlalu sulit untuk sampai ke level karyawan yang ada di ujung tombak, kayak petugas tol gitu. Kalau ini kan tata nilai yang sekarang mereka lebih bisa memahami” (LA).

Menurutnya, tata nilai yang terdahulu yang meliputi; Passion, Integrity, Learning, and Trust cukup sulit untuk dipahami jika dibandingkan dengan tata nilai saat ini yakni Jujur, Sigap, Mumpuni, dan Respek.

Selanjutnya nilai-nilai tersebut dibentuk tentunya dikarenakan memiliki fungsi tersendiri bagi perusahaan. Nilai-nilai tersebut dibentuk karena memiliki fungsi yang dapat berdampak pada kehidupan suatu perusahan. Pada tata nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, menurut LA selaku Good Corporate Governance Manager apa bila tata nilai ini benar-benar dipahami dan diterapkan, maka akan membantu Insan Jasa Marga dalam mencerminkan sikap dan perilakunya pada saat bekerja. Sehingga pada akhirnya kehadiran tata nilai ini dapat meningkatkan nilai-nilai perusahaan.

“Nah, karena ini tadi diharapkan lebih mudah untuk dipahami dan di aplikasikan sama Insan Jasa Marga, itu diharapkan bisa tercermin nanti di dalam sikap misalnya sikap kami dalam melayani pelanggan. Kalau seandainya respek atau sigap itu kan nanti peningkatan pelayanan transaksi kami di tol maupun pelayanan yang operasional maupun yang berkaitan dengan bursa efek segala macem. Nah, itu diharapkan bisa meningkatkan nilai-nilai perusahaan” (LA).

(12)

Pada hakikatnya, nilai-nilai perusahaan yang dimiliki oleh Jasa Marga tersebut adalah sebagai upaya dalam memperkokoh posisinya sebagai industry leader di jalan tol. ESA, selaku Strategy Business Manager Jasa Marga menilai bahwa sebenarnya keempat tata nilai tersebut sudah sangat representatif dengan kondisi yang ada di Jasa Marga.

“Jadi, kalau menurut saya sangat mendukung lah kalau ini sudah cukup mempresentasikan semua hal-hal kondisi rill yang ada di lapangan” (ESA).

Misalnya, Jujur. Jasa Marga mengelola pendapatan total yang hampir mencapai angka puluhan miliar per harinya. Artinya, dibutuhkan kejujuran untuk tidak melakukan kecurangan. Sigap, Jasa Marga melayani transaksi lebih dari satu miliar dalam setahun atau jutaan transaksi per hari. Artinya, Jasa Marga harus sigap. Terlebih dengan kondisi Jakarta yang semakin hari semakin mengalami kemacetan. Sehingga bila terjadi sesuatu Jasa Marga harus sigap dalam melayani pelanggan secara cepat.

Mumpuni, dimana inovasi harus terus dilakukan karena kondisi traffic yang sudah tidak memungkinkan bila dilihat dari segi pengoperasian jalan tol. Dari segi pengembangan sendiri, investasi Jasa Marga diawal besar yakni, sebesar dua belas triliun rupiah. Oleh karena itu, Jasa Marga harus berinovasi untuk melakukan sesuatu agar biaya pembangunannya menjadi murah. Dengan demikian dibutuhkanlah orang-orang yang mumpuni secara kompetensi.

Sementara Respek, Jasa Marga untuk membuat jalan tol baru harus mempunyai pemegang saham minoritas. Sehingga harus melakukan kerjasama. Umumnya, Jasa Marga bekerjasama dengan Pemda atau swasta lainnya. Artinya, Jasa Marga semakin banyak melakukan kerjasama karena untuk membangun jalan tol tidak dapat dikerjakan secara sendiri. Dibutuhkan sikap yang respek jika ada supplier atau pemegang saham minoritas, bahkan juga terhadap karyawan sekalipun.

Dengan demikian JSMR sebagai tata nilai perusahaan Jasa Marga telah memiliki fungsinya dan sudah sangat mendukung serta mempresentasikan semua hal-hal kondisi riil yang terdapat di lapangan kerja perusahaan.

(13)

4.2.1.2 Strategi Sosialisasi JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Dalam sosialisasi yang dilakukan pada tata nilai perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, maka strategi sosialisasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan menyiapkan berbagai media sosialisasi seperti poster, banner, dan media internal perusahaan, merancang program dalam bentuk kegiatan-kegiatan, hingga sosialisasi yang dilakukan dengan menarik berbagai perwakilan pimpinan baik Direksi maupun pimpinan dari masing-masing unit kerja untuk mensosialisasikan tata nilai perusahaan kepada seluruh karyawannya. Sementara itu, kuesioner juga disiapkan dalam rangka untuk mengevaluasi efektivitas dari sosialisasi yang dilakukan.

Berikut ini pendapat yang disampaikan oleh LA selaku Good Corporate Governance Manager Jasa Marga mengenai strategi yang dilakukan dalam mensosialisasikan tata nilai perusahaan:

“Ya, begitu pertama kali ditetapkan kita langsung briefing untuk mendistribusikan SK-nya ke semua unit kerja, terus cabang juga, terus kita buatkan banner, poster yang kemudian kita distribusikan untuk semua. Terus ada juga kan kewajiban .dari setiap unit kerja maupun Kepala Cabang untuk mensosialisasikan itu secara berjenjang. Kemudian kita bekerjasama dengan divisi Corporate Planning juga melakukan sosialisasi gitu. Ada programnya, ada juga yang kemarin cabang insiatif untuk minta dilakukan sosialisasi kesana. Kemudian kita juga melakukan kuesioner dalam rangka evaluasi efektivitas sosialisasi. Sejauh apa karyawan sudah mengetahui dan memahami arti dari visi, misi, dan tata nilai Jasa Marga yang baru” (LA).

Beliau juga menambahkan bahwa sosialisasi yang sudah dijalankan misalnya pada saat ada pelatihan-pelatihan yang dilakukan di Jasa Marga, maka sebelum pelatihan dimulai wajib menyampaikan tata nilai yang ditampilkan dalam bentuk video terkait visi, misi, dan tata nilai perusahaan Jasa Marga. Kemudian penyesuaian terhadap nametag karyawan dengan tata nilai, visi, dan misi perusahaan juga telah dilakukan. Selain itu, menurutnya Direksi juga menjadi salah satu sosok kunci di dalam mensosialisasikan tata nilai perusahaan. Misalnya, pada saat upacara umunya dalam pidatonya, Direksi turut menyampaikan visi, misi, dan tata nilai.

(14)

Menurutnya, Direksi dianggap lebih leluasa dalam mensosialisasikan tata nilai perusahaan:

“Kalau Direksi kan lebih leluasa lah yah dia. Misalnya nih ada rapat koordinasi, terus yang kedua di event-event baik formal maupun non-formal tuh kayak Safari Ramadhan misalnya ada acara kunjungan kerja ke cabang maupun anak perusahaan, dia selalu sosialisasi. Terus misalnya ada rapat-rapat Direksi. Tapi, itu semua disampaikan secara lisan ya” (LA).

Sedangkan, ESA selaku Strategy Business Manager Jasa Marga mengungkapkan bahwa untuk sosialisasi yang dilakukan terhadap tata nilai perusahaan yang menjalankan adalah Corporate Secretary. Namun menurut pengetahuannnya, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Nah, kalo untuk sosialisasinya itu yang menjalankan adalah Corporate Secretary. Tapi, kalo yang saya tahu yang mereka lakukan itu adalah Pertama, setiap rapat-rapat misalnya temu kinerja segala macem, itu ada sosialisasi tata nilai. Terus juga temen-temen cabang setahu saya karena memang kita juga seperti temen-temen di cabang itu mengikuti penilaian namanya KPKU atau yang common di dunia luar tuh Malcom Baldrige. Nah, disitu kan di nilai juga bagaimana Direksi menurunkan visi, misi nya, tata nilai nya. Nah, karena ini di pertandingkan di cabang dan memang BOD juga memerintahkan untuk mensosialisasikan ini ke temen-temen cabang. Termasuk di gerbang itu juga disosialisasikan lah kenapa harus JSMR” (ESA).

Kemudian, seperti pendapat yang telah disampaikan sebelumnya oleh LA bahwa dalam mensosialisasikan tata nilai, salah satu strategi yang dilakukan adalah bekerjasama dengan divisi Corporate Planning. Pendapat ESA selaku Strategy Business Manager berikut ini mendukung pernyataan yang telah disampaikan oleh LA selaku Good Corporate Governance Manager.

Menurutnya, Corporate Planning memang memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan tata nilai tersebut ke cabang-cabang perusahaan:

“Waktu itu kita hanya ada kewajiban mensosialisasikan ke cabang-cabang. Jadi, Iyaudah kita bantu” (ESA).

Dalam strategi sosialisasi dari JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi ini dilakukan kepada seluruh publik internal perusahaan dalam hal ini Insan Jasa Marga termasuk karyawan yang ditempatkan di anak perusahaan.

(15)

Selain itu, mengingat target sosialisasi yang beragam, maka strategi dalam menyampaikan pesan sosialisasi juga harus disesuaikan dengan targetnya terutama dari segi metode dan juga bahasa yang digunakan. Menurut LA, umunya yang membedakan adalah berdasarkan tingkat golongannya. Kalau untuk tingkat golongan dua ke atas biasanya yang melakukan sosialisasi adalah Direksi. Sementara untuk para karyawan seperti petugas operasional akan lebih menyesuaikan medianya karena dirasa cukup sulit.

“Kalau untuk tingkat golongan dua ke atas gitu kan, biasanya yang melakukan Direksi. Terus juga mungkin kalau menggunakan bahasa yang ada di buku-buku gitu mungkin mereka dengan cepat akan paham. Cuma untuk temen-temen yang di lapangan atau apa, kita akan lebih menyesuaikan medianya. Karena kan ya mungkin agak sulit ya” (LA). Beliau juga menambahkan bahwa untuk jajaran seperti Kepala Unit dan Direksi umumnya cara penyampaiannya cukup dengan mengkoordinasikan SK-nya dan melalui rapat-rapat koordinasi yang dilakukan antara Direksi, Kepala Unit, dan Kepala Cabang:

“Kalau misalnya sama Kepala Unit kita juga nggak mungkin bikin cerdas cermat gitu kan. Karena kan mereka juga udah lebih paham gitu. Biasanya sih kita cukup.iniin SK-nya. Terus kemudian Direksi biasanya lebih ke ini..ke rapat-rapat juga. Jadi, ada rapat-rapat koordinasi yang dilakukan antara Direksi sama Kepala Unit dan Kepala Cabang. Nah, biasanya itu ditampilkan disitu dan secara lisan, Direksi memberikan penjelasan” (LA).

Dengan demikian strategi sosialisasi harus disesuaikan dengan berbagai aspek yang terdapat di perusahaan mulai dari media sosialisasi yang digunakan hingga cara penyampaian pesan sosialisasi. Sehingga sasaran dan tujuan dari sosialisasi pada akhirnya dapat tercapai.

4.2.1.3 Corporate Secretary Dalam Sosialisasi JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Dalam perumusan dan sosialisasi tata nilai perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, terdapat salah satu unit kerja yang dilibatkan dan bertanggung jawab dalam menangani berbagai hal sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi, yakni Corporate Secretary. Corporate secretary, bila dilihat berdasarkan jobdesc yang dimiliki, menurut LA selaku Good Corporate Governance Manager adalah lebih kepada arah untuk memastikan

(16)

Insan Jasa Marga agar menerapkan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance), Compliance, termasuk juga tata nilai perusahaan. Berikut kutipan pendapat yang disampaikan:

“Sebenarnya kita lebih ke ini sih ya..memastikan bahwa Insan Jasa Marga ini menerapkan prinsip-prinsip GCG, Compliance dan termasuk juga tata nilai itu. Kita memastikan itu. Jadi, untuk lebih luas, kita juga melakukan review kajian apabila kita punya rekomendasi untuk perubahan-perubahan yang terkait dengan itu tadi” (LA).

Dalam hal sosialisasi tata nilai perusahaan, pada dasarnya corporate secretary memiliki keterlibatan secara teknis jika dibandingkan dengan corporate planning yang lebih fokus dalam hal perumusan tata nilai perusahaan. Menurut LA selaku Good Corporate Governance Manager, teknis yang dilakukan dalam mensosialisasikan tata nilai Jasa Marga adalah sebagai berikut:

“Kalau teknis nya sih standar ya. Paling kita bikin programnya dulu cabang-cabang mana aja yang mau kita sosialisasiin. Kemudian juga pembagian tim-nya. Kemudian mempersiapkan materi sosialisasi, bagaimana agar yang disampaikan tuh nggak bikin ngantuk ya, mereka juga langsung paham gitu kan. Makanya kita bikin evaluasinya” (LA). Dalam melakukan sosialisasi mengenai nilai-nilai JSMR tersebut pada dasarnya Corporate Secretary juga turut bekerjasama dengan salah satu unit kerja lain yakni, Corporate Planning. Namun corporate planning hanya sebatas melakukan sosialisasi nilai-nilai tersebut pada masing-masing individu yang ada dalam unit kerja mereka. Menurut Strategy Business Manager Jasa Marga, corporate planning hanya melakukan sosialisasi pada internal divisinya saja dengan cara melakukan presentasi. Sebab, menurutnya untuk sosialisasi ini sebenarnya yang lebih fokus menjalankan adalah Corporate Secretary. Berikut kutipan pendapatnya:

“Kalo untuk sosialisasinya itu yang menjalankan adalah Corporate Secretary. Kalo sosialisasi, kita melakukan di internal kita sendiri aja. Kalo Corporate Planning sendiri, ya kita lakukan presentasi, jadi setelah ditetapkan tata nilai itu, maka masing-masing dari kita harus melakukan presentasi, termasuk saya” (ESA).

(17)

Corporate planning pada dasarnya sempat memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan tata nilai tersebut ke cabang-cabang perusahaan. Namun, sosialisasi yang dilakukan tidak secara menyeluruh hingga ke tingkat petugas operasional. Menurutnya, model sosialisasi yang dilakukan pada saat itu berupa presentasi dan tanya jawab saja:

“Kontribusi kita sih ke cabang-cabang kita lakukan. Waktu itu karena kita dimintai untuk melakukan sosialisasi terhadap RJPP yang baru, karena di dalamnya ada perubahan tata nilai, jadi sekalian kita sosialisasikan tata nilai gitu. Jadi, lebih heavy ke top management di cabang sih waktu itu. Jadi, seluruh orang-orang yang ada di cabang itu dipanggil. Kecuali yang di operasional nggak. Jadi, itu modelnya kita lakukan presentasi dan tanya jawab aja” (ESA).

4.2.2 Hasil Observasi

Observasi partisipasi digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan keseharian responden (dalam penelitian ini, fokus pada divisi corporate planning dan corporate secretary). Dengan metode ini, peneliti lebih memungkinkan untuk mengamati kehidupan individu dan kelompok dalam situasi yang riil, dimana keadaan yang ada tidak dapat dikontrol atau diatur secara sistematis.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan selama tiga bulan terhitung 1 Februari 2014, sampai dengan 2 Mei 2014. Peneliti menilai pentingnya observasi agar dapat mengetahui secara mendalam sosialisasi yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk terhadap tata nilai perusahaan secara terperinci. Tata nilai perusahaan yang dimiliki oleh Jasa Marga yakni, JSMR; Jujur, Sigap, Mumpuni, dan Respek yang dijadikan tuntunan pedoman prinsip (guiding principles) dalam berprilaku (behavior) dan mengambil keputusan (decision making) bagi segenap Insan Jasa Marga maupun publik perusahaan lainnya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama menjadi bagian pada salah satu unit kerja yang ada di PT Jasa Marga (Persero) Tbk yakni corporate secretary, dapat diketahui berbagai bentuk strategi sosialisasi terhadap tata nilai perusahaan yang telah dijalankan. Bentuk strategi sosialisasi tersebut diantaranya, pemasangan X-banner yang berlokasi di ruang lobi kantor pusat, penyesuaian nametag karyawan dengan visi, misi, dan tata nilai yang baru, sosialisasi melalui media internal perusahaan, dan salah satu event perlombaan mendesain poster bertema Jasa Marga

(18)

Bersih yang diadakan pada tanggal 1 Maret 2014 dalam rangka mensukseskan HUT Jasa Marga ke 36 Tahun.

Sosialisasi melalui pemasangan X-banner, dilakukan secara rutin karena terpajang setiap saat pada salah satu sudut ruang lobi Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Terdapat dua bentuk X-banner yang terpajang yakni, X-banner yang berisikan informasi seputar visi dan misi perusahaan, dan X-banner yang berisikan informasi seputar tata nilai perusahaan Jasa Marga yakni, JSMR (Jujur, Sigap, Mumpuni, Respek). Sementara itu, penyesuaian nametag para karyawan dengan visi, misi, dan tata nilai yang baru dapat diketahui melalui pengamatan dan survei yang dilakukan terhadap beberapa karyawan Jasa Marga yang mengenakan nametag saat berada di lingkungan kantor. Pada bagian belakang nametag terdapat informasi seputar visi, misi, dan tata nilai Jasa Marga yakni JSMR.

Sedangkan sosialisasi yang dilakukan melalui media internal diketahui oleh peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan kerja praktek yang ditugaskan pada fungsi internal communication di corporate communication yang merupakan bagian dari unit kerja corporate secretary. Pada saat itu jenis media internal yang digunakan untuk mensosialisasikan tata nilai tersebut adalah majalah perusahaan yakni, Berita Jalan Tol (BJT) yang terbit setiap satu bulan sekali.

Selain itu, bentuk strategi sosialisasi tata nilai perusahaan lainnya yang sempat diamati oleh peneliti adalah dengan mengadakan salah satu kegiatan perlombaan yakni, Lomba Desain Poster dalam rangka mensukseskan HUT Jasa Marga yang ke 36 tahun. Konsep kegiatan perlombaan tersebut ditangani oleh fungsi Corporate Communication yang merupakan salah satu bagian dari unit kerja Corporate Secretary. Lomba tersebut berlaku untuk lingkungan internal perusahaan yakni, karyawan Jasa Marga. Teknik perlombaan tersebut adalah dimana para peserta diminta untuk mengirimkan karya desain poster nya yang bertema Jasa Marga Bersih dalam format digital melalui email humasjasamarga@gmail.com dengan Subjek email: LOMBA DESAIN POSTER JASA MARGA BERSIH atau datang langsung ke Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan menyerahkannya pada bagian Komunikasi Perusahaan (Corporate Communication).

(19)

Lomba desain poster Jasa Marga Bersih memberikan kesempatan kepada setiap insan Jasa Marga untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan gerakan Jasa Marga Bersih. Kegiatan perlombaan ini pada dasarnya juga menjadi salah satu wujud dalam mensosialisasikan salah satu unsur yang terdapat pada tata nilai perusahaan Jasa Marga saat ini yakni, Jujur. Konsep acara perlombaan ini dibuat pada bulan Januari 2014. Sementara untuk pekan pelaksanaan lomba desain poster ini, mulai dari pengiriman desain, penilaian, hingga pameran poster dan pengumuman para pemenang dilakukan terhitung pada tanggal 5 Februari - 6 Maret 2014.

Dengan demikian berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa beberapa bentuk strategi sosialiasasi tata nilai perusahaan yang diamati sudah berjalan diantaranya melalui media-media seperti banner, poster, majalah perusahaan.

Kemudian strategi sosialisasi juga dilakukan dalam bentuk gimmick products yakni berupa nametag karyawan yang merupakan identitas diri dari Insan Jasa Marga. Selain itu strategi sosialisasi juga dikemas melalui bentuk kegiatan seperti perlombaan mendesain poster yang bertema Jasa Marga Bersih.

4.2.3 Kajian Dokumen

Selain melalui observasi yang dilakukan pada unit kerja corporate planning, corporate secretary dan wawancara mendalam dengan narasumber, maka peneliti juga melakukan kajian dokumen. Pada kajian dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data-data yang sudah tersedia dan diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data-data yang digunakan dalam kajian dokumen ini merupakan data atau dokumen resmi milik perusahaan yang dikumpulkan oleh peneliti mulai dari buku laporan tahunan, berkas surat, serta website resmi perusahaan yakni, www.jasamarga.com. Selain itu, untuk melengkapi data-data tertulis yang telah diperoleh sebelumnya, peneliti juga membuat dokumentasi dalam bentuk gambar ataupun berupa foto-foto yang terkait dengan penelitian ini.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya berdasarkan hasil wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan mengenai sosialisasi JSMR sebagai tata nilai perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, bahwa salah satu strategi sosialisasi

(20)

yang dilakukan melalui banner yang terpajang di sudut ruangan tepatnya di lobi Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero) Tbk:

Gambar 4.5 Pemasangan X-banner Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan (Sumber: Hasil Observasi Peneliti di Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero)

Tbk)

Penelusuran berbagai informasi yang terkait dengan penelitian dapat dilakukan dengan cara mengakses website resmi PT Jasa Marga (Persero) Tbk yakni, www.jasamarga.com. Berbagai informasi mulai dari profil tentang perusahaan hingga dokumen seperti Buku Laporan Tahunan maupun Laporan Keuangan dapat di download dengan mudah.

Gambar 4.6 Website resmi PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Sumber: www.jasamarga.com)

(21)

Seperti yang dikemukakan pada hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama penelitian bahwa sosialisasi tata nilai perusahaan juga dilakukan melalui media internal salah satunya majalah perusahaan yang dimiliki oleh Jasa Marga yakni, Majalah Berita Jalan Tol (BJT).

Pada bagian cover belakang salah satu edisi majalah tersebut terdapat sosialisasi yang berkaitan dengan tata nilai perusahaan Jasa Marga salah satunya nilai jujur (dapat dilihat pada gambar 4.7). Sosialisasi juga dilakukan dalam bentuk benda seperti figura (dapat dilihat pada gambar 4.8), dan nametag karyawan (dapat dilihat pada gambar 4.9) yang menginformasikan tentang JSMR sebagai tata nilai perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk saat ini.

Gambar 4.7 Sosialisasi Tata Nilai Perusahaan Melalui Majalah Perusahaan (Sumber: Hasil Observasi Peneliti Pada Unit Kerja Corporate Secretary di

(22)

Gambar 4.8 Sosialisasi Tata Nilai Perusahaan Melalui Figura (Sumber: Ruang Rapat Unit Kerja Corporate Secretary PT Jasa Marga

(Persero) Tbk)

Gambar 4.9 Sosialisasi Tata Nilai Perusahaan Melalui Nametag Karyawan (Sumber: Hasil Observasi Peneliti Pada Insan Jasa Marga)

Selain itu, sesuai dengan seperti yang dikemukakan pada hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya, bahwa PT Jasa Marga (Persero) Tbk sempat mengadakan salah satu kegiatan berupa perlombaan mendesain poster yang bertema Jasa Marga Bersih , dimana ini merupakan dalam rangka memeriahkan HUT Jasa Marga ke 36 dan salah satu kegiatan yang turut berkontribusi dalam mensosialisasikan salah satu tata nilai perusahaan yang dianut oleh segenap Insan Jasa Marga, yaitu Jujur. Pada kegiatan lomba tersebut di peroleh lah para pemenang yang terdiri dari Juara I, II, dan III. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh fungsi corporate communication yakni, proposal acara lomba poster maka para pemenang dari perlombaan tersebut memperoleh total hadiah sebesar Rp 6.500.000,-

(23)

Gambar 4.10 Juara I, II, dan III Lomba Mendesain Poster Jasa Marga Bersih (Sumber: Fungsi Corporate Communication Pada Unit Kerja Corporate Secretary

PT Jasa Marga (Persero) Tbk)

Berbagai data tambahan tersebut sangat membantu dalam mendukung penelitian yang dilakukan dan sudah mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan dalam hal ini adalah bagian unit kerja Corporate Planning dan Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Data-data ini mendukung peneliti dalam menghasilkan keakuratan dan kebenaran penelitian.

4.3 Pembahasan

Dalam melakukan sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi kepada karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dibutuhkan suatu fungsi PR sebagai perantara budaya organisasi tersebut kepada seluruh anggota organisasi. Hal ini dikarenakan PR seharusnya menjadi bagian yang mengerti publik organisasi karena PR memiliki kedekatan dengan publiknya. Public Relations seperti yang di jelaskan oleh Bertram R. Canfield (Danandjaja, 2011: 19-20) memiliki fungsi diantaranya untuk mengabdi kepada kepentingan publik; memelihara komunikasi yang baik; dan ketika menjalankan fungsinya kegiatan public relations harus menitik beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik. PR memiliki berbagai fungsi diantaranya mencakup kepada hal-hal yang menyangkut mengabdi kepada kepentingan publik, memelihara komunikasi yang baik, serta suatu kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

(24)

Selain beberapa fungsi yang dijalankan oleh PR, menurut Grunig dan Grunig menjelaskan PR juga dikatakan menjadi bagian yang penting dalam proses sosialisasi budaya perusahaan karena PR menjadi alat dalam membentuk kebijakan publik dan mempengaruhi publik sehingga memiliki peran dalam membentuk publik dan pada akhirnya membentuk suatu budaya di dalam publik tersebut. Public relations membentuk suatu kepercayaan baru melalui komunikasi dengan publiknya misalnya dengan mengkomunikasikan nilai-nilai inti dari organisasi yang ingin disosialisasikan.

Pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Corporate Secretary adalah unit kerja yang menjalankan fungsinya selaku Public Relations untuk bertanggung jawab dalam memelihara hubungan baik di dalam maupun di luar perusahaan terutama dalam hal memelihara dan mengelola komunikasi yang baik salah satunya dalam rangka membantu perusahaan untuk mengadaptasikan nilai nilai yang dimiliki sebagai budaya organisasi bagi seluruh lingkungan internal perusahaan pada khususnya dalam hal ini karyawan Jasa Marga. Dengan melakukan sosialisasi mengenai JSMR sebagai nilai-nilai perusahaan yang baru maka akan menuntun seluruh karyawan Jasa Marga untuk mengetahui, mengenal, dan memahami nilai-nilai tersebut sehingga dapat dijadikan landasan dalam berinteraksi dan berprilaku.

4.3.1 Makna JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan perpaduan antara kepercayaan, harapan-harapan, nilai-nilai yang ditampilkan oleh para anggotanya dan ditularkan dari satu generasi karyawan ke karyawan lainnya secara berkesinambungan. Budaya organisasi ini merupakan komitmen bersama dalam upaya pembentukan norma-norma atau aturan main yang disepakati untuk menentukan sikap, tindakan, perilaku yang dapat diterima seutuhnya dalam suatu organisasi atau perusahaan, mulai dari pimpinan puncak hingga pelaksanaan oleh para karyawannya, serta menunjukkan bagaimana peran dimainkan oleh budaya organisasi dalam menuntun perilaku internal perusahaan untuk mencapai keberhasilan dari suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Robbins (2008:256) menjelaskan bahwa, budaya perusahaan dijelaskan sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Jadi budaya di dalam suatu organisasi itu akan berbeda satu dengan yang lainnya

(25)

karena budaya perusahaan merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota di sebuah organisasi.

Dalam penelitian yang dilakukan pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa berdasarkan Keputusan Direksi No. 50/KPTS/2013 tanggal 01 Maret 2013 JSMR merupakan tata nilai perusahaan yang menjadi Pedoman Prinsip (Guiding Principles) dalam Berprilaku (Behavior) dan Membuat Keputusan (Decision Making). Tata nilai ini merupakan nilai-nilai yang ada dalam setiap Insan Jasa Marga yang merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan benar.

Jujur, memiliki arti bahwa setiap Insan Jasa Marga dalam melakukan pekerjaannya harus jujur, bebas dari KKN, ataupun konflik kepentingan. Sigap, memiliki arti bahwa Jasa Marga harus sigap dalam melayani baik pelanggan maupun pemangku kepentingan. Jasa Marga harus lebih preventif atau sigap saat terjadi sesuatu. Sedangkan Mumpuni, memiliki arti bahwa Jasa Marga mumpuni baik dari segi kompetensi, inovasi, dan konsistensi.

Sementara Respek, Jasa Marga respek baik pada para pemangku kepentingan lainnya, maupun karyawan. Sebab, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dengan Strategy Business Manager Jasa Marga, tata nilai yang baik adalah mencerminkan keseluruhan, jadi sebagai korporasi Jasa Marga tidak boleh melupakan berbagai pihak yang bekerjasama dengannya terutama para karyawan.

Dengan demikian keempat nilai inilah yang menjadi makna bersama yang dianut oleh para anggota di sebuah organisasi dalam menuntun perilaku internal perusahaan untuk mencapai keberhasilan dari suatu perusahaan atau organisasi dalam hal ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Selanjutnya, kehadiran dari suatu budaya organisasi tentunya memiliki fungsi bagi setiap organisasi maupun perusahaan, seperti yang disampaikan oleh Moeljono (2005) berikut ini :

• Budaya organisasi adalah memberikan identitas-identitas yang khas kepada anggota organisasi.

(26)

• Budaya organisasi merekatkan setiap anggota organisasi satu sama lain, dan kepada institusi dan sistem organisasi.

• Budaya organisasi memberi standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.

Pada nilai-nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk yakni, JSMR (Jujur, Sigap, Mumpuni, Respek), berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ketika tata nilai tersebut benar-benar dipahami dan diterapkan maka akan membantu Insan Jasa Marga dalam mencerminkan sikap dan perilakunya dalam bekerja. Bahkan, keempat tata nilai tersebut di nilai sangat representatif dengan kondisi Jasa Marga saat ini.

Dalam mengelola pendapatan perusahaan yang begitu besar yang hampir mencapai angka puluhan miliar per hari, Jasa Marga membutuhkan sikap yang Jujur. Keadaan traffic yang sudah tidak memungkinkan lagi, seperti kemacetan lalu lintas membuat Insan Jasa Marga harus bersikap sigap dalam bekerja melayani pelanggan. Selain itu, Jasa Marga juga di tuntut untuk terus melakukan inovasi mengingat kondisi traffic yang sudah tidak memungkinkan bila dilihat dari segi pengoperasian jalan tol. Oleh karena itu Jasa Marga harus mumpuni baik dari segi inovasi maupun kompetensi untuk menangani segala keadaan tersebut.

Sementara respek, mengingat dalam kegiatan usahanya di bidang jalan tol, Jasa Marga harus bekerjasama secara harmonis dengan berbagai pihak baik seluruh karyawan maupun stakeholders nya. Dengan demikian kehadiran JSMR sebagai tata nilai perusahaan tersebut menunjukkan bahwa memiliki fungsi untuk mendorong Jasa Marga dalam melakukan inovasi, produktivitas, dan kredibilitas perusahaan. Bahkan berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara yang dilakukan dengan Good Corporate Governance Manager, pada akhirnya kehadiran tata nilai ini dapat meningkatkan nilai-nilai perusahaan. Ketika nilai-nilai tersebut diterapkan, dan nilai perusahaan pun meningkat, maka tentu akan berdampak pula pada kesinambungan perusahaan dalam hal ini PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Bahkan tata nilai perusahaan di masa lalu, terbukti telah berhasil membawa Jasa Marga dalam mencapai tujuan perusahaan sebagai pemimpin di industri jalan tol di Indonesia dengan menguasai 73 persen jalan tol beroperasi dan 83 persen volume lalu lintas transaksi di Indonesia. Artinya, tata nilai perusahaan (corporate values) terbukti mampu membantu perusahaan dalam mencapai target-targetnya.

(27)

Dengan demikian diharapkan tata nilai perusahaan Jasa Marga saat ini benar-benar dapat dipahami dan diterapkan oleh seluruh Insan Jasa Marga. Sehingga mampu memperkokoh posisinya sebagai industry leader jalan tol di Indonesia.

4.3.2 Strategi Sosialisasi JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Sosialisasi dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk mengenalkan karyawannya dengan budaya perusahaan. Sehingga, dapat dikatakan sosialisasi didalam organisasi merupakan sebuah proses mengadaptasikan karyawan dengan budaya perusahaan (Robbins, 2008: 269).

Dalam mensosialisasikan tata nilai perusahaan (corporate values) di PT Jasa Marga (Persero) Tbk diperlukan sebuah strategi sosialisasi sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mencapai sasaran dan tujuan sosialisasi dari tata nilai perusahaan tersebut. Menurut Susanto et al., (2008: 170-171) strategi dalam sosialisasi budaya perusahaan atau organisasi harus dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kalangan internal organisasi dan kalangan eksternal seperti nasabah, pelanggan, penyalur, saluran distribusi dan lain-lain. Strategi sosialisasi yang disarankan dalam sosilalisasi kepada kalangan internal organisasi, yaitu Inhouse Campaign. Sosialiasi internal diarahkan kepada seluruh anggota organisasi di dalam perusahaan, yang menyangkut semua tingkatan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Program ini dapat memanfaatkan beberapa orang-orang kunci dalam perusahaan, seperti:

Top Manager

Hal ini untuk menunjukkan komitmennya terhadap kebijaksanaan ini.

Core people

merupakan anggota organisasi yang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap penerapan budaya organisasi yang dipilih dari berbagai tingkatan dalam organisasi

• Rekan kerja

adalah yang lebih dulu bergabung diarahkan pada anggota yang baru bergabung, yang berperan sebagai komunikator adalah rekan sekerja.

(28)

Selain itu, dalam strategi mensosialisasikan tata nilai perusahaan (corporate values) dapat dilakukan melalui beberapa media. Beberapa media berikut sebagai strategi sosialisasi, yaitu (Susanto, et al., 2008: 173):

Gimmick products

Berupa emblem, gantungan kunci, dompet, tempat ballpoint, pakaian seragam dan lain-lain yang tujuannya adalah untuk memaksa secara halus para pengguna barang-barang tersebut untuk memahami slogan yang tercantum dalam produk-produk tersebut, terutama yang dikaitkan dengan produk yang dapat dilihat oleh pihak di luar perusahaan.

• Poster

Poster yang berisi slogan budaya organisasi yang dimiliki perusahaan, yang ditempatkan pada sisi-sisi strategis sehingga mudah terbaca atau terlihat oleh semua anggota organisasi, tujuannya sama dengan diatas yaitu untuk memaksa memahami secara halus. Dengan cara demikian seluruh anggota organisasi mau tidak mau harus memahami budaya organisasi.

• Buku Pedoman

Perlu disusun sebuah buku mungil, jika memungkinkan dalam ukuran saku, yang berisi nilai-nilai serta contoh perilakunya sebagai pedoman melaksanakan budaya secara ideal.

Dalam penelitian mengenai sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi ini lebih difokuskan kepada sosialisasi yang dilakukan terhadap publik internal perusahaan dalam hal ini seluruh karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Seperti yang dijelaskan oleh Maria Assumpta, publik internal adalah orang-orang yang berada didalam atau tercakup dalam suatu organisasi yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah (Rumanti,2005:89).

Strategi sosialisasi kepada kalangan internal perusahaan, yaitu Inhouse Campaign, dilakukan dengan memanfaatkan beberapa orang-orang kunci dalam perusahaan seperti Direksi dan seluruh masing-masing Kepala Unit Kerja sebagai perwakilan untuk mensosialisasikan sekaligus menjadi role models bagi seluruh karyawan yang ada di Jasa Marga. Dengan ditariknya para perwakilan tersebut, diharapkan pemahaman mengenai JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi

(29)

tersebut dapat tercapai secara menyeluruh bahkan hingga ke level karyawan yakni petugas operasional seperti petugas pengumpul tol.

Dalam strategi sosialisasi yang dilakukan untuk menyampaikan JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi kepada seluruh pihak internal perusahaan dalam hal ini karyawan PT Jasa Marga (Persero) tbk, terdapat suatu arus komunikasi dalam organisasi yakni, komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas.

Abdullah (2008:64-71) menjelaskan yang dimaksud dengan komunikasi ke bawah adalah informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, diantaranya : (1) informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, (2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, (3) informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi, (4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan (5) informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). Sedangkan untuk pemilihan metode dan media dalam proses komunikasi ke bawah dapat melalui: (1) tulisan saja, (2) lisan saja, (3) tulisan diikuti lisan, dan (4) lisan diikuti tulisan.

Pada sosialisasi yang dilakukan mengenai JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan terhadap karyawan Jasa Marga, Jajaran BOD atau Direksi dan masing-masing Kepala Unit Kerja yang ada menjadi salah satu pihak yang memiliki tanggung jawab sebagai perwakilan untuk mensosialisasikan nilai-nilai organisasi tersebut kepada seluruh anggota organisasi dalam hal ini karyawan. Sosialisasi yang mereka lakukan umumnya dengan menggunakan metode secara lisan baik yang disampaikan pada kegiatan-kegiatan perusahaan yang bersifat formal seperti pada saat upacara, maupun dalam berbagai kegiatan non-formal pada saat terdapat acara tertentu yang diselenggarakan oleh perusahaan, misalnya pada saat melakukan kunjungan ke cabang-cabang perusahaan atau salah satu kegiatan seperti Safari Ramadhan sebagai sarana silahturahmi diantara seluiruh karyawan Jasa Marga yang diadakan secara rutin setiap satu tahun sekali.

Sementara itu, arus komunikasi juga berlangsung dalam bentuk komunikasi ke atas. Komunikasi ke atas adalah ketika informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Jenis komunikasi ini biasanya mencakup : (1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Artinya, apa yang sedang terjadi di pekerjakan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih

(30)

harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa; (2) masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; (3) berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan; dan (4) perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.

Pada sosialisasi yang dilakukan mengenai JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan terhadap karyawan Jasa Marga, Corporate Secretary sebagai unit kerja yang melakukan kegiatan sosialisasi tersebut juga harus menjalin komunikasi dengan kalangan atas seperti jajaran BOD dan setiap Kepala Unit yang ada di Jasa Marga. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi agar kelak nilai-nilai-nilai-nilai tersebut tidak hanya dipahami dan dijalankan oleh para anggotanya, namun juga para pimpinan selaku petinggi yang ada dalam perusahaan. Sosialisasi yang dilakukan untuk komunikasi ke atas ini umumnya dilakukan secara tertulis melalui penyampaian SK terkait visi,misi, dan nilai-nilai perusahaan saat ini serta secara lisan pada saat rapat koordinasi yang dilakukan antara Direksi dan masing-masing Kepala Unit baik dari cabang-cabang perusahaan maupun kantor pusat.

Selain itu, metode lainnya yang digunakan untuk menjalin arus komunikasi ke atas dalam hal terkait dengan kegiatan sosialisasi ini adalah kuesioner. Dimana Corporate Secretary menyiapkan kuesioner sebagai sarana untuk mengevaluasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan sekaligus sebagai sarana saran bagi para karyawan mengenai strategi sosialisasi yang dijalankan apakah sudah berjalan dengan baik sehingga mereka dapat mengenal dan memahami nilai-nilai tersebut. Dengan demikian melalui kuesioner tersebut diharapkan setiap saran dan pendapat para karyawan mengenai sosialisasi dari nilai-nilai tersebut dapat didengar oleh para top management yang ada di perusahaan.

Selain komunikasi ke bawah dan ke atas, pada kegiatan sosialisasi dalam penelitian ini juga terdapat suatu komunikasi horizontal yakni penyampaian informasi di antara rekan – rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu – individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Hal ini terlihat dimana Corporate Secretary turut melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya yakni Corporate Planning.

(31)

Corporate Planning turut melakukan suatu sosialisasi yang dilakukan kepada setiap anggota yang ada di dalam unit kerjanya dimana berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara yang dilakukan dengan Strategy Business Manager yang dilakukan oleh corporate planning melakukan sosialisasi pada internal divisinya dengan cara melakukan presentasi.

Dengan demikian teknis yang dilakukan dalam mensosialisasikan JSMR sebagai nilai-nilai budaya Jasa Marga antara lain dengan menyusun program sosialisasi ke cabang-cabang perusahaan, membentuk tim sosialisasi, mempersiapkan materi sosialisasi, dan melakukan evaluasi terhadap hasil sosialisasi melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan Jasa Marga untuk mengukur kefektifan sosialisasi yang dilakukan mengenai sejauh mana tingkat pemahaman Insan Jasa Marga terhadap tata nilai, visi, dan misi perusahaan.

(32)

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Gambar 4.2 Logo Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk  (Sumber: website resmi perusahaan www.jasamarga.com)
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Divisi Corporate Secretary  (Sumber: Unit Kerja Corporate Secretary PT Jasa Marga
Gambar 4.5 Pemasangan X-banner Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan  (Sumber: Hasil Observasi Peneliti di Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kedua variabel prediktor tersebut dicari seberapa besar kontribusinya sehingga diketahui bahwa kontribusi perhatian

Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua dan paling dekat dengan masyarakat memiliki peranan

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat simpulkan bahwa pelayanan prima di UPTD Puskesmas Loa Janan telah melaksanakan fungsinya dengan baik

Kecepatan rencana sebaiknya diambil sama atau mendekati kecepatan maksimum yang diijinkan, karena debit rencana atau debit puncak tidak sering terjadi maka debit dan kecepatan

Sasaran yang harus dicapai melalui penelitian ini yaitu: menentukan perhitungan tarif komersil berdasarkan struktur komponen biaya pokok pada lintas Sibolga-Teluk

150.000,- (serratus lima puluh ribu rupiah) setelah itu terdakwa mengambil uang dari anak korban saat berjalan dan setalah terdakwa mengambilnya setelahnya terdakwa tidak

Tabel 2 menunjukkan nilai validitas pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafisan sebesar 1,00 yang berarti LKS berbasis inkuiri terbimbing sangat