• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEJANA UKUR. Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 2010);

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEJANA UKUR. Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 2010);"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BEJANA UKUR

• Tergolong alat ukur metrologi legal yang wajib ditera dan ditera ulang (Permendag No. 8 Tahun 2010);

• Bejana ukur wajib memiliki Ijin Tanda Pabrik atau Ijin Tipe;

• Tidak ada bejana ukur yang digunakan sebagai alat ukur pada transaksi perdagangan secara langsung;

• Bejana ukur hanya digunakan sebagai standar atau referensi untuk mengkalibrasi alat ukur vulume lainnya;

• Bejana ukur dimiliki oleh UPT/UPTD Metrologi Legal dan Perusahaan.

(3)

PENGGUNAAN BEJANA UKUR

Bejana ukur digunakan untuk menguji :

1. Bejana Ukur

2. Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak

3. Tangki Ukur Tetap

4. Tangki Ukur Gerak

5. Meter Arus Bahan Bakar Minyak

6. Meter Prover

7. Meter Air

(4)
(5)

IDENTITAS BEJANA UKUR

Bejana ukur harus memiliki identitas berikut :

a. nomor Surat Izin Tanda Pabrik atau Izin Tipe;

b. pabrik/pembuat;

c. tipe/model;

d. nomor seri;

e. kapasitas nominal;

f. koefisien muai ruang;

g. penggunaan, “kering” dan/atau “basah”; dan

h. tanda tera.

(6)

BAHAN DAN KONSTRUKSI

1. Bejana Ukur dapat terbuat dari gelas, kuningan, baja anti karat, atau bahan lain yang tahan karat dan tidak mudah melentur

2. Konstruksi

 kapasitas nominal bejana ukur mempunyai kelipatan 1x10n L, 2x10n L dan

5x10n L dengan n bilangan bulat positif atau nol.

 harus dilengkapi dengan penyipat datar, baik yang bersifat permanen atau terpisah.

 alat penunjuk kapasitas nominal, dapat berupa skala (majemuk atau tunggal) atau pipa limpah;

 volume cairan pada leher atas yang ditunjukkan oleh garis skala, minimal 1% dari kapasitas nominal, baik untuk bagian skala positif maupun negatif;

 volume cairan pada leher bawah yang ditunjukkan oleh garis skala, minimal 0,5% dari kapasitas nominal, baik untuk bagian skala positif maupun negatif;  Bejana Ukur harus dilengkapi dengan tempat untuk meletakkan termometer

(thermowell).

 dapat dilengkapi dengan pipa pengeluaran, dimana dimensi badan dan lubang pengeluaran dibuat sedemikian rupa, sehingga kecepatan turunnya cairan pada badan tidak melebihi 1 cm/sekon;

(7)

SYARAT PENGGUNAAN

1. Penggunaan bejana ukur dengan sistem kering, bagian dalam bejana ukur dipastikan berada dalam keadaan kering.

2. Penggunaan bejana ukur dengan sistem basah memperhatikan waktu tetes.

3. Waktu tetes bejana ukur : VN ≤ 20 liter → 10 sekon VN > 20 liter → 30 sekon

Note :

Waktu tetes adalah rentang waktu tertentu yang dihitung dari mulai aliran utama putus dan berubah menjadi tetesan.

(8)

PERSYARATAN KEMETROLOGIAN

1. BKD bejana ukur adalah 1/2000 (satu perduaribu) dari kapasitas nominal atau 5 x 10-4 V

N.

2. Perubahan ketinggian cairan pada leher atas minimum 3 mm sama dengan BKD Bejana Ukur yang bersangkutan.

3. Pengujian bejana ukur harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga ketidakpastian yang diperluasnya adalah 1/5 (satu perlima) BKD untuk izin tipe dan 1/3 (satu pertiga) BKD untuk tera atau tera ulang .

(9)

3 mm ΔV = mpe

diameter

KEPEKAAN LEHER

(10)

PEMBUBUHAN TANDA TERA

• Bejana Ukur yang telah diuji dan memenuhi syarat teknis wajib dibubuhi Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak, dan

Tanda Sah secara berurutan pada lemping tanda tera.

• Lemping tanda tera harus dipasang pada bejana ukur dengan cara diikat dengan kawat segel dan diberikan Tanda Jaminan

Plombir (JP) ukuran 8 mm.

• Bejana ukur yang telah ditera atau ditera ulang wajib dibubuhi Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm pada alat justir.

• Bejana Ukur yang telah diuji dilengkapi dengan sertifikat pengujian.

(11)
(12)

METODA KALIBRASI

BUK BUS BUS BUR 1. Metoda pengosongan (withdrawing method) 2. Metoda pengisian (filling method) BUK BUS BUS BUR

(13)

Metoda Kalibrasi

Metoda pengosongan (withdrawing method)

penentuan volume bejana ukur yang dikalibrasi dengan cara

mengeluarkan air yang ada dalam bejana ukur tersebut, dengan memanfaatkan gaya gravitasi, dan menampungnya ke dalam satu atau beberapa bejana ukur acuan dengan volume lebih kecil atau sama dengan bejana ukur yang dikalibrasi.

Metoda pengisian (filling method)

air yang ada pada bejana ukur acuan dicurahkan ke dalam

bejana ukur yang dikalibrasi, dimana jumlah bejana ukur acuan bisa berjumlah satu atau beberapa buah, dengan volume lebih kecil atau sama dengan volume bejana ukur yang dikalibrasi.

(14)

FORMULA DASAR

n i i

BUR

V

BUK

V

1

)

(

)

(

dimana:

V(BUK) = volume bejana ukur yang dikalibrasi V(BUR) = volume bejana ukur referensi

BUK BUS

BUS BUR

(15)

Volume BUR

Volume BUR pada suhu dasar

(tRR)

berdasarkan sertifikat kalibrasinya

Volume BUR pada suhu tRC saat

pelaksanaan kalibrasi

V

RR

V

RC

(16)

Volume BUR pada Saat Kalibrasi

R

RC

RR

RR

RC

V

t

t

V

1

VRC VRR tRR tRCR : : : : :

Volume BUR pada suhu saat kalibrasi Volume BUR pada suhu dasar

Suhu dasar BUR

Suhu air dalam BUR pada saat kalibrasi Koefisien muai kubik bahan BUR

(17)

Volume Air dalam BUK

Volume Air dlm BUK pada suhu tWC saat pelaksanaan kalibrasi Volume BUR

pada suhu tRC saat pelaksanaan

kalibrasi

V

RC

V

WC

(18)

Volume BUK

pada Saat Kalibrasi

WC

RC

RC

WC

V

t

t

V

1

VWC VRC tWC tRC  : : : : :

Volume BUK pada suhu saat kalibrasi Volume BUR pada suhu saat kalibrasi Suhu air dalam BUK pada saat kalibrasi Suhu air dalam BUR pada saat kalibrasi Koefisien muai kubik air

(19)

Volume BUK

Volume Air dlm BUK pada suhu tWC saat pelaksanaan kalibrasi Volume BUK pada suhu dasar

tWR

V

WC

V

WR

(20)

Volume BUK pada Suhu Dasar

W WR WC

WC WR

V

t

t

V

1

VWR VWC tWR tWCW : : : : :

Volume BUK pada suhu dasar

Volume BUK pada suhu saat kalibrasi Suhu dasar BUK

Suhu air dalam BUK pada saat kalibrasi Koefisien muai ruang bahan BUK

WC RC

W

WR WC

RC

WR

V

t

t

t

t

(21)

Modifikasi Rumus

Volume BUK pada Suhu Dasar

WC RC

W

WR WC

RC WR

V

t

t

t

t

V

1

1

WC RC

R

RC RR

W

WR WC

RR WR

V

t

t

t

t

t

t

V

1

1

1

CTL



CTS

V

V

WR

RR

(22)

Modifikasi Rumus CTL

BUK BUK BUR BUR

V

V

WC WC RC RC

V

V

RC WC RC RC WC RC RC WC WC RC

t

t

V

t

t

V

V

V

1

1

WC RC

WC RC

t

t

1

Hukum Kekekalan Massa :

WC RC CTL

(23)

Modifikasi Rumus CTS

R

t

RC

t

RR

W

t

WR

t

WC

CTS

1

1



R

t

RC

t

RR W

t

WR

t

WC R W

t

RC

t

RR

t

WR

t

WC

CTS

1

R

t

RC

t

RR W

t

WR

t

WC

CTS

1

(24)

Aplikasi Rumus

Volume BUK pada Suhu Dasar

CTL



CTS

V V VWR  ( RRa )

CTL



CTS

V VWRRR

Pembacaan penunjukan volume tidak selalu pada skala nol, tetapi kadang-kadang bisa kurang atau lebih, bila beda volume ini Va, maka :

SKALA 0 Va

Dan bila jumlah penakaran BUK lebih dari 1 kali, maka :

 

   n i i i i a RR WR V V CTL CTS V 1 ) (

(25)

Pembacaan Penunjukan Volume pada Skala BUK

Pembacaan penunjukan volume tidak selalu pada skala nol, tetapi kadang-kadang bisa kurang atau lebih, bila beda volume ini Vb, maka :

SKALA 0 Vb

(26)

Koreksi Volume BUK pada Skala Nol

V

P_BUK

= V

N_BUK

+ V

b

K

P_BUK

= V

WR

– V

P_BUK

(27)

Volume Sebenarnya BUK pada Skala Nol

V

BUK

= V

N_BUK

+ K

P_BUK

V

BUK

= V

N_BUK

+ V

WR

– V

N_BUK

– V

b

V

BUK

= V

WR

– V

b

(28)

KALIBRASI BUK 50 liter

No. Penakaran VRR (liter) tRR (oC) Va (mL) tRC (oC) 1 20,000 20 5 20,1 2 20,000 20 3 20,3 3 10,000 20 -2 20,3

• BUR yang digunakan sebagai referensi sebanyak 2 buah dengan volume nominal masing-masing 20 liter dan 10 liter. Penakaran dilakukan sebanyak 3 kali (BUR 20 liter : 2 kali dan BUR 10 liter : 1 kali). Metoda kalibrasi : penakaran masuk.

• Contoh cerapan pengambilan data :

VN BUK (liter) tWR (oC) Vb (mL) tWC (oC) tWC Rata-Rata (oC) 50 28 +15 21,2 21,3 21,4 21,3

(29)

KALIBRASI BUK 50 liter

• Perhitungan V

WR

:

No. Penakaran VRR (liter) Va (mL) CTL CTS VWR (liter) 1 20,000 5 1,000257 1,000304 20,0162 2 20,000 3 1,000215 1,000313 20,0136 3 10,000 -2 1,000215 1,000313 10,0033 VWR Total (liter) 50,0331

• Volume Sebenarnya BUK pada Skala Nol :

VBUK = VWR – Vb

VBUK = 50,0331 – 0,015 = 50,0181 liter

(30)

Volume BUK pada Skala Nominal (NOL)

0 VWR = 50, 0331 L - 10 + 10 + 20

V

BUK

= V

WR

– V

b

= 50,0331 – (+15mL) = 50,0181 L

(31)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

1 1 . .1                    R RC RR W WR WC WC RC a RR WR V V t t t t V     b WR BUK V V V   b m i i WR BUK V V V

 1 

2 2 . .1                    R RC RR W WR WC WC RC a RR WR V V t t t t V    

3 3 . .1                    R RC RR W WR WC WC RC a RR WR V V t t t t V    

.

.

.

m WC WR W RR RC R WC RC a RR m WR V V t t t t V                       1 . . RUMUS AWAL :

(32)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

 

 

         N i i i c u x x f y u 1 2 2 2 i i x f c   

Rumus dasar evaluasi ketidakpastian :

x

1

,

x

2

,

x

3

,....,

x

N

,

f

y

1. Rumus awal :

2. Ketidakpastian standar gabungan :

(33)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

R

RC RR

W

WR WC

WC RC a RR WR V V t t t t V                1 . .

 

V CTLCTS c RR  . CTL CTS

Koefisien sensitivitas :

 

V CTLCTS c a  .

 

RC WR RC V c

WC WR WC V c

 

 

WR

RC RR

R t t CTS V c

 

 

WR

WR WC

W t t CTS V c

 

 

WR R RC CTS V t c

 

WR W WC CTS V t c  

(34)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

R

RC RR

W

WR WC

WC RC a RR WR V V t t t t V                1 . .

 

k u V u RR  SertifikatBUR

Ketidakpastian standar :

 

12 BUR a d V u

 

RC  0,015 u

 

3 ) ( R R d u

 

WC  0,015 u

 

3 ) ( W W d u

  

2 2 2 12                k u d u t

u RC HOM therm sert therm

  

2 2 2 12                k u d u t

(35)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

   

   

   

   

   

   

   

2

   

2 2 2 2 2 2 2 1 WC WC RC RC W W R R WC WC RC RC a a RR RR WR

t

u

t

c

u

t

c

u

c

u

c

u

c

u

c

V

u

V

c

V

u

V

c

V

u

(36)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Koefisien Sensitivitas Ketidakpastian Standar No. Penakaran 1 2 3 No. Penakaran 1 2 3 u(VWR-1) 0,001542 u(VWR-1) 0,001542 u(VWR-1) 0.000833

(37)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

V

BUK

u

V

WR

u

V

WR

u

 

V

b

u

 

V

BUK

u

2 1

2 2

...

2

2 b m i i WR BUK

V

V

V

1 

 

3 BUK BUK V V u  

 

12 BUK b d V u

(38)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

V

BUK

u

V

WR

u

V

WR

u

 

V

b

u

 

V

BUK

u

2 1

2 2

...

2

2

V

BUK

0

,

002620

liter

u

V

BUK

2

u

V

BUK

0

,

005240

liter

U

50

,

0194

0

,

0052

liter

BUK

(39)

Referensi

Dokumen terkait