Menimbang
Mengingat
I
\: :::JKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Nomor : 02/SKlKO I-SN2007 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2008-2013 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
: a. bahwa pasal 35 ayat (1) butir (c) Peraturan PemerintahRI Nomor 155 tahun 2000
tentang PenetapanInstitut TeknologiBandungSebagai Badan Hukum Milik Negara,
Senat Akademikbertugasmengaturketentuanmengenaikurikulumpendidikan,tahun
akademik, bahasa pengantar yang digunakan anak didik, gelar akademik, gelar
profesional, sebutan kehormatan, pemberian ijazah dan sertifikat, sesuai dengan
peraturanperundang-undanganyangberlaku;
b. bahwa Sidang Senat Akademiktanggal15 Desember2006 telah mensahkanPedoman
PenyusunanKurikulum 2008-2013InstitutTeknologiBandung;
c. bahwa sebagaitindaklanjutbutir (a) dan (b) di atas, perlu ditetapkandalamKeputusan
SenatAkademik.
: 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999, tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 155 tahun 2000, tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara;
5. Anggaran Rumah Tangga Institut Teknologi Bandung Badan Hukum Milik Negara; 6. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 023/SKlK01-SN2002,
tentang Harkat Pendidikan Institut Teknologi Bandung;
7. Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 004/SK/KOI-MWN2oo6, tentang Pengesahan Pengurus Senat Akademik Institut Teknologi Bandung periode 2006-2008.
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERTAMA : MemberIakukan Pedoman Penyusunan Kurikulum 2008-2013 Institut Teknologi Bandung sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini dengan ketentuan. akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Tembusanyth. :
1. KetuaMajelisWali Amanat;
2. KetuaMajelisGuru Besar;
3. Rektor;
4. Para DekanFakultaslSekolah.
KEDUA
Ditetapkan di Bandung ~ ~ENDIDI-t:~ Pada tanggal26 Januari 2007 ~~ ,\~~NOLOQ ':f;f,~etua, 1...«;$B
'/~~ ' . ' , . 0::~ - - ~ ~ Ii~-
,...V'
\\,,-I-
JJ (I)°<5
c: , 0% 0 ~~ ... Q~ cP~ ~ ~j
41",. ~~" /lProf. Dr. Ir. Tommy Firman
AKAO
~ N[p. 130604362
/'
~
Lampiran SuratKeputusanSenatAkademikITB
Nomor
: 02lSK/KOl-SN2007
Tanggal : 26 Januari2007
PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2008-2013 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
I.
PENDAHULUANKurikulumadalah seperangkatreneana dan pengaturanmengenaitujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta eara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-undangSisdiknas Nomor 20/2003, Pasal 1 (19).
Kurikulumbukan hanya sekumpulanmata kuliah dan silabusnyayang disusunberdasarkanbobot
dan waktu kapan mata kuliah tersebut hams disampaikanke peserta didik, tetapi juga proses
bagaimanapengetahuantersebutdisampaikanke pesertadidik.
Pedoman Penyusunan Kurikulum ITB 2008-2013 disusun dengan merujuk Ketetapan Senat
Akademik ITB Nomor 023/SK/KAI-SN2002,tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi
Bandung. Pedoman ini terdiri dari butir-butir yang merupakan berbagai ketentuan yang perlu
diikutidalampenyusunankurikulumsetiapprogramstudi, sehinggakurikulumitu memperlihatkan
eiri yang khas Institut TeknologiBandung,yaitu memberikandasar yang kuat dalam keilmuan,
teknologidan seni.
Pedoman Penyusunan Kurikulum ini diperuntukkan bagi program studi di semua strata pendidikan di ITB, yaitu program pendidikan sarjana, pendidikan magister dan pendidikan doktor. Kurikulum ketiga strata pendidikan ini pada dasamya disusun sebagai kurikulum program akademik, keeuali pendidikan magister yang juga dapat mempunyai program magister profesional. Di samping itu, bila diperlukan pendidikan sarjana suatu program studi dapat dilanjutkan dengan pendidikan keprofesian sebagai persiapan untuk memasuki profesi tertentu. Kurikulum pendidikan keprofesian ini ditentukan bersama dengan himpunan/masyarakat profesi yang terkait.
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang kurikulum yang dikehendaki, baiknya dipelajari dengan saksama Harkat Pendidikan di ITB yang ditetapkan dalam Surat Ketetapan Senat Akademik yang disebutkan di atas, dan lampiran ini.
ll. TUJUAN PENDIDIKAN
Dari Harkat Pendidikan di ITB yang diutarakan dalam Ketetapan Senat Akademik ITB Nomor 023/&K/KA I-SN2002, difahamkan bahwa:
1. Pendidikan -pada dasamya merupakan kegiatan manusia sepanjang hayat dalam rangka memenuhi kapasitas dan meningkatkan kapabilitas intelektualnya.
2. Pendidikan di ITB adalah suatu upaya kreatif mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang berupa ilmuwan yang eendekia (scholars), yang akan menjadi panutan di tengah masyarakat dalam membantu mewujudkan eita-eita masyarakat yang mandiri, sejahtera dan bermartabat.
3. Pendidikan di ITB memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan dirinya seeara optimal sesuai dengan minat dan potensinya. 4. Pendidikan di ITB dilaksanakan melalui bentuk-bentuk berikut ini:
a. Pendidikan keilmuan yang senantiasa menjunjung tinggi tata nilai akademis yang luhur. Pendidikan keilmuan di' setiap strata pendidikan memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif, disertai dengan wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran pemanfaatannya. Dengan demikian, para lulusan ITB akan memiliki naluri pengembangan dan atau penerapan ilmunya, dan memiliki pula kemampuan melaksanakannya, baik seeara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin ilmu;
b. Pengembangan kepribadian yang bermartabat. Pengembangan kepribadian ini mencakup: (i) Pengembangan kepribadian yang menjunjung tinggi etika, memiliki etos keIja, sikap
serta perilaku yang patut diteladani dalam masyarakat profesi yang dimasukinya, termasuk profesi keilmuan;
(ii) Pengembangan kepribadian yang menjunjung tinggi tata nilai yang luhur, serta sikap dan perilaku yang patut diteladani dalam kehidupan bermasyarakat di mana ia berada. Pengembangan kepribadian yang mencakup pengembangan sikap dan perilaku dicapai dengan mengharuskan masa mukim untuk setiap program pendidikan.
5. Pendidikan di ITB mempunyai tujuan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai budaya kecendekiawanan (scholarship), mampu berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita masyarakat keilmuan, masyarakat keprofesian dan masyarakat umum, baik dalam lingkup bangsa sendiri, maupun antar bangsa, regional dan internasional, sesuai dengan tuntutan strata pendidikannya. 6. Dalam upaya menumbuhkan budaya penelitian di dalam masyarakat ilmiah ITB, maka
kegiatan pendidikan di ITB haruslah merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian.
7. Dalam menjalankan proses pendidikan, perlu diperhatikan :
a. Kriteria kualitas, kemampuan, sikap dan perilaku bagi lulusan ITB, yang perlu didasarkan pada peran yang diharapkan akan dipegang oleh lulusan tersebut;
b. Kendali mutu, baik dalam konsep pendidikan, kurikulum maupun pelaksanaan pendidikan beserta pembelajarannya, yang hams dilakukan berdasarkan standar akademis dan profesional yang berlaku dan diakui di dunia intemasional;
c. Indikator keberhasilan pendidikan di ITB, yang perlu ditentukan untuk dipergunakan dalam pengembangan pendidikan yang berkelanjutan, seiring dengan dinamika keilmuan dan kebutuhan masyarakat.
8. Sikap dan proses pembelajaran dalam pendidikan di ITB berorientasi pada pewujudan lulusan yang memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai berikut:
a. menghasilkan penemuan/pengembangan sebagai hasil dari pengalaman penelitian yang sesuai dengan strata pendidikannya;
b. memadukan dan memberdayakan berbagai ilmu pengetahuan yang dikuasainya;
c. melakukan berbagai upaya dalam menciptakan konsep dan pemikiran, ataupun barang atau jasa, bagi kemaslahatan masyarakat;
d. bekeIjasama serta membawakan dirinya, baik dalam masyarakat profesi dengan melaksanakan etika keprofesiannya, maupun dalam masyarakat umum dengan
membawakan nilai-nilai lOOurbangsa.
m.
STRATIFIKASI PENDIDIKAN
1. ITB melaksanakan program pendidikan saIjana dan pendidikan pascasaI)ana secara terintegrasi.
2. Program pascasaIjana terdiri dari program pendidikan magister dan program pendidikan 9oktor.
3. Program saIjana adalah program akademis.
4. Untuk berbagai program studi yang memerlukan, program saIjana dapat diikuti dengan program keprofesian dengan kurikulum yang disusun bersama dengan masyarakat/himpunan profesi yang bersangkutan, untuk kesiapan lulusan memasuki suatu profesi.
5. Program magister adalah program akademis. Namun, orientasinya dapat ke arah keilmuan ataupun ke arah terapan, dimana perbedaan keduanya tercermin dalam kurikulum yang bersangkutan.
6. Program magister dapat merupakan kelanjutan linear program saIjana, dan mungkin pula berupa program lintas disiplin yang disusun sesuai dengan tuntutan keilmuan atau tuntutan keahlian yang dibutuhkan masyarakat.
7. Program doktor adalah program akademis.
8. Bila diperlukan, sesuai dengan kebutuhan, dapat difikirkan pengembangan pendidikan profesional yang setara dengan pendidikan doktor.
9. Setiap strata pendidikanperlu menetapkanpersyaratanakademik untuk penerimaan.Hanya
calon yang sudahmemenuhipersyaratanyang dapat diterimasebagaimahasiswapenuh, tidak
bergantungpadaprogramstudi sebelumnya.
IV. KURIKULUM PENDIDIKAN SARJANA
Kurikulum pendidikan smjana dirancang untuk masa studi 4 tahun dengan beban 144 sks, terdiri dari Tahap Persiapan Bersama (TPB) dan Tahap Smjana, yang masing-masing memiliki beban 36 sks dan 108 sks.
A. KURIKULUM PENDIDIKAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
I. Pendidikan Program TPB merupakanfondasi bagi pendidikan selanjutnya dan pengenalan
cara-cara berfikir secara utuh, untuk membangun pola berfikir yang sistematik, kreatif,
kuantitatif dan kritis. Selain itu, Pendidikan TPB juga merupakan pengenalan kepada
kehidupandan teknikbelajardi perguruantinggi,khususnyadi ITB.
2. KurikulumpendidikanTPB disusunagarmahasiswamemilikikemampuansebagaiberikut:
a. Memilih jurusan pendidikan yang sesuai dengan bakat dan minatnya, serta mampu
mengikutitahappendidikantahapsarjana;
b. Memahami ilmu pengetahuan dasar sebagai landasan pokok bidang ilmu yang akan
dipelajari,yang dapatmenumbuhkanbudayameneliti;
c. Menyadari tentang keterkaitan antara ilmu pengetahuan dasar yang akan menunjang
pemahamanbidang ilmuyang akandipelajari,serta menumbuhkanapresiasiterhadapilmu
pengetahuandasar;
d. Menyadari akan hakekat ketatalaksanaandan pengelolaan alam lingkungan dengan
mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, serta memiliki daya apresiasi terhadap
kekayaanseni dan budayanasional;
e. Berkomunikasidenganbaik yangdilandasidengankemampuanpenalaranyangbaik.
3. Struktur Kurikulumpendidikan TPB dirancanguntuk memberikanciri khusus lulusan ITB
yang menekankanpada pemberiankemampuandan pemahaman tentang ilmu pengetahuan
dasardan matematika,denganbobotmateriyang disusunsesuaidenganketerkaitannyadengan
bidangilmuyang akan ditempuhdi fakultas/sekolahyang bersangkutan,setelahmenyelesaikan
program TPB. Sehubungandengan itu, dan dengan memperhatikanperkembangankeilmuan
duniasertapertumbuhankeilmuandi ITB,makakurikulumTPB dapatdikelompokkanmenjadi
dua kelompok utama, yaitu: kelompok sains/engineering dan
kelompok diluar
sains/enginering. Secara umum, kurikulumTPB memberikan landasan pengetahuan,yang
terdiridari:
a. Matematikadan ilmupengetahuandasar;
b. Pengenalanperkembangansains, teknologidan seni, serta pemahamantentang masalah
lingkungan;
c. Pengenalanteknologiinformasi;
d. Pengenalanilmupengetahuandi fakultas/sekolah;
e. Bahasadan olah raga.
B.
KURIKULUM PENDIDIKAN TAHAP SARJANA1. Kurikulum pendidikan sarjana disusun untuk menghasilkan lulusan dengan profit sebagai berikut:
a. memiliki bekal dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup agar mampu mengamati, mengenali dan melakukan pendekatan pemecahan masalah dalam bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa;
b. mampu menerapkan ilmunya serta mampu menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan mutakhir dalam bidang keilmuannya;
c. memiliki kepekaan sosial dan kebangsaan serta kepekaan terhadap lingkungan pada umumnya.
2. Struktur kurikulum pendidikan sarjana terdiri dari :
a. Kelompok mata kuliah yang mendukung kurikulum pembentuk bidang keahlian. Kelompok mata kuliah ini terdiri atas:
(i) Mata kuliah yang merupakan mata kuliah dasar keilmuan; (ii) Mata kuliah yang merupakan mata kuliah keilmuan; (iii) Mata kuliah bidang keahlian yang khusus.
b. Kelompok mata kuliah yang mendukung kurikulum pembentuk kepribadian, wawasan dan estetika. Kelompok mata kuliah ini terdiri atas mata kuliah humaniora, seni dan sains sosial, komunikasi, olah raga, kesadaran lingkungan, agama dan etika profesi.
3. Mata kuliah dalam kurikulum pendidikan sarjana terdiri dari dua komponen.
a. Komponen mata kuliah wajib, yang terdiri atas matakuliah-matakuliah yang berperan untuk:
(i) Membawakan materi dan ketrampilan bidang ilmu yang merupakan dasar keilmuan, ketrampilan bidang ilmu dan keahlian khusus program studio Matakuliah-matakuliah ini disusun berlandaskan pada kompetensi utama (major) lulusan yang diharapkan, dengan beban sks yang sesuai untuk mencapai kompetensi tersebut;
(ii) Menanamkan nilai keilmuan, sosial dan budaya serta sikap, perilaku dan kepekaan yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan dan merupakan perwujudan tradisi yang hidup di ITB. Dengan beban sks yang memadai, matakuliah-matakuliah ini, yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan soft-skill mahasiswa, merupakan komponen penting untuk membangun kompetensi umum sarjana ITB;
b. Komponen matakuliah pilihan, yang berperan untuk mewadahi minat dan aspirasi pribadi mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam menghadapi masa depannya. Untuk mencapai suatu kompetensi tertenu (minor), matakuliah-matakuliah pilihan dapat dirancang berupa paket perkuliahan dengan beban sks yang mencukupi untuk mencapai kompetensi tersebut. Paket matakuliah minor ini diperuntukan bagi mahasiswa di luar program studi yang bersangkutan, baik yang berasal dari fakultaslsekolah yang sarna maupun lintas fakultaslsekolah.
4. Nilai keilmuan, sosial dan budaya yang harns dimiliki bersama sebagai ciri kesarjanaan diwujudkan dalam bentuk:
a. Perkuliahan yang memberikan pengetahuan ilmu dasar (sains, sosial dan budaya) sebagai acuan keilmuan yang berperan sebagai pembuka wawasan keilmuan ataupun sebagai landasan yang kokoh bagi perkuliahan-perkuliahan lanjutannya, sesuai dengan kelompok bidang ilmunya;
b. Kegiatan yang meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan menanamkan kesadaran akan lingkungan serta permasalahan sosial dan budaya, yang mungkin berupa perkuliahan atau kegiatan lain yang menumbuhkan kematangan emosional dan spiritual serta kemampuan kerjasama kelompok.
5. Materi, proses dan tingkat kecanggihan penyajian perkuliahan perlu memperhatikan latar belakang dan sikap keilmuan penerima kuliah, dengan tetap berpegang pada prinsip penyajian, yaitu kebaruan dan penumbuhan rasa ingin tahu. Penyajian setiap mata kuliah perlu mengikuti ,hakekat keilmuan dari bidang ilmu yang menaungi mata kuliah tersebut, serta selalu
'memperhatikan sasaran kompetensi umum dari program pendidikan sarjana.
6. Mata kuliah pendidikan sarjana harns merupakan landasan yang kokoh dan luas, sehingga menunjang pengembangan dan penerapan dalam pendidikan pada strata selanjutnya.
7. Adanya mata kuliah yang sarna untuk berbagai program studi memungkinkan adanya kelas bersama yang di samping untuk efisiensi pelaksanaan, juga berperan untuk menumbuhkan rasa saling mengerti dan saling menghargai antara berbagai kepakaran dan keahlian, yang akan mendasari tumbuhnya kemampuan kerja antar disiplin.
8. Dengan adanya strata pendidikan magister dan doktor di atas strata pendidikan sarjana, maka perlu dikembangkan sistematika penentuan posisi mata kuliah pada masing-masing strata pendidikan tersebut, dengan memperhatikan materi kuliah, cara penyajian, serta persyaratan yang hams dipenuhi untuk mampu mengikutinya. Sehubungan dengan itu, penyusunan kurikulum program studi perlu mengacu kepada pohon keilmuan (body of knowledge) bidang yang bersangkutan serta kompetensi utama yang diharapkan. Selain dari itu, kurikulum juga perlu dilengkapi dengan road map matakuliah yang menunjukkan kesinambungan dan
keterkaitan antara satu matakuliah dengan matakuliah lainnya. Hal ini akan meneegah
terdapatnyapertindihanatau kekosongan(gap).
v.
KURIKULUM PENDIDIKAN PASCASARJANAKurikulumprogrampascasarjanaterdiridarikurikulumprogrammagisterdan programdoktoryang
terintegrasidengan kurikulum program satjana. Kurikulumprogram magister diraneang dengan
beban antara 36 sampai dengan 40 sks yang dapat ditempuh dalam waktu 2 tahun. Sedangkan
kurikulumprogram doktor dirancangdenganbeban antara 40 sampai dengan 52 sks yang dapat
ditempuhdalamwaktu3 tahun.
A. PROGRAM MAGISTER
1. Kurikulumpendidikanmagisterdisusunagar lu1usanyang dihasilkanmempunyaikemampuan
lebih dari lulusan pendidikan satjana. terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya,
melakukan analisis dan sintesis. serta menggunakankemampuan evaluasi dalam menarik
kesimpulandari suatukegiatanpenelitian,di sampingkedalamanpenguasaanilmunya.
2. Pendidikanmagister harus bertumpupada pendidikansatjana dan mengacu pada pembinaan
kemampuandalampengembanganataupenerapanilmu atau keahlian,baik dalamsuatubidang
ilmu, maupun dalam interaksi beberapa bidang ilmu. Proses ini perlu dilakukan melaJui
pembahasan yang mendalam tentang anaJisis dan struktur keilmuan yang terlibat, serta
metodologipengembangannya.
3. Strukturkurikulumprogrammagisterterdiridari:
a. MatakuJiah pokok yang mengarah kepada kompetensi utama. termasuk di dalamnya
komponenpenelitian, denganbobotsks yangmemadai;
b. Matakuliah-matakuliahpiJihan danlatau tambaban untuk mendukung dan memperkaya
kompetensiutamanya.
4. Programmagisterdapatberorientasike arabkeilmuanataupunke arah terapan.
a. Pendidikan magister dengan orientasi keilmuan mengantarkan mahasiswanya sedekat
mungkinke state of the art ataufrontier bidangilmunya;
b. Pendidikan magister dengan orientasi terapan mengantarkan mahasiswanya sedekat
mungkindengantuntutankeahlianyangdiperJukandalammasyarakat;
c. Mahasiswayang diterimauntuk masing-masingprogram ini harns memenuhipersyaratan
yang ditetapkan lebih dahulu. Mahasiswa yang potensiaJ, tetapi belum memenuhi
persyaratan, dapat diterima dengan kebarnsan memenuhi persyaratan tersebut sebelum
mulaidenganprogramformaJnya.
5. Beban perkuliahan dan proses pendidikan harns diraneang agar memberi waktu dan
mendorongpesertanyameJakukanpendalamanlebihlanjutdalampemahamanmateri.
B.
PENDIDIKAN DOKTOR1. ,KurikuJum pendidikan doktor disusun dengan tujuan agar lulusannya mempunyai kemampuan 'untuk melakukan penelitian seeara mandiri dan bijaksana menuju hasil yang meneerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. serta mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya.
2. Kegiatan pendidikan doktor:
a. membina kemampuan sintesis dan evaluatif dalam bidang ilmunya. untuk menunjang kemampuan menyumbang pada pengembangan ilmu;
b. bertumpu pada landasan pengetahuan yang luas. kokoh dan mutakhir. Pemilikan dan penguasaan landasan pengetahuan yang demikian merupakan persyaratan mutlak bagi keikutsertaan dan perlu ditunjukkan melalui suatu evaluasi formal;
e. meneakup penelitian dan kegiatan perkuliahan yang mengantarkan mahasiswa pada state of the art area penelitian yang akan diikutinya. memberikan berbagai konsep funda-mentaJ dalam bidang penelitiannya, serta memberikan keluasan wawasan yang sepatutnya dipunyai oJeh seorang doktor.
3. Struktur kurikulum program doktor terdiri dari komponen perkuliahan, penyusunan proposal penelitian, dan komponen penelitian serta penulisan disertasi, masing-masing dengan bobot sks yang sesual.
4. Sebagai pendidikan yang menekankan pembinaan sikap dan perilaku dalam pengembangan ilmu, pendidikan doktor bertumpu pada kegiatan pemagangan, dan karena itu dipersyaratkan: (i) masa mukim bagi pesertanya;
(ii) keaktifan kegiatan penelitian dalam kelompok bidang yang menaungi area penelitian pesertanya.
VI. PROGRAM-PROGRAM KHUSUS
A.
PROGRAM JALUR CEPAT
1. Program jalur cepat dirancang bagi mahasiswa berprestasi tinggi agar dapat menempuh ketiga strata pendidikan dengan waktu yang lebih singkat. Melalui skema ini, program sarjana sampai dengan program magister dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun, sedangkan untuk menyelesaikan program doktor hanya diperlukan waktu studi tujuh tahun sejak mengikuti program safJana.
2. Setiap program studi dapat menentukan mekanisme jalur cepat yang sesuai dengan kondisi kurikulum program sarjana dan program pascasarjananya.
3. Penentuan matakuliah program sarjana yang akan disetarakan atau diakui untuk program pascasarjana ditentukan oleh masing-masing propgram studi dengan pertimbangan tidak mengurangi kualitas akademik lulusan program magister dan doktor.
B. PROGRAM UNGGULAN
1. Program unggulan adalah program khusus yang ditujukan untuk memfasilitasi mahasiswa program sarjana yang berbakat dan termotivasi untuk mengejar keunggulan di bidang keilmuannya melalui pernberian kesempatan pendalaman dan pengayaan akademik di luar batas kurikulum program sarjana pada umumnya.
2. Melalui program unggulan ini, mahasiswa-mahasiswa berbakat dan berprestasi diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Proses penjaringan mahasiswa berbakat ditentukan oleh masing-masing fakultas/sekolah dan program studi yang bersangkutan.
3. Matakuliah unggulan yang ditawarkan pada dasamya adalah matakuliah-matakuliah inti dan pengayaan keilmuan dengan rancangan materi yang bersifat open-ended, dan dilaksanakan secara terpisah dari perkuliahan reguler. Dalam hal ini, setiap program studi dapat menentukan mekanisme program unggulan yang sesuai dengan kondisi kurikulurni1ya.
c.
PROGRAM.KERJA SAMA PENDIDIKAN1. 'ITB dapat -menyelenggarakan program pendidikan bergelar melalui skema kerja sama (joint program) dengan institusi pendidikan tinggi lain yang setara, baik di dalam maupun di luar
negeri.
2. Program kerja sarna institusional di atas dapat berupa sandwich program, twinning program, double degree ataupun dalam bentuk program-program lainnya.
3. Tujuan, sasaran dan kurikulum pendidikan program-program ini ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam suatu memorandum of understanding (MOD) D. PROGRAM PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
1. Program pendidikan berkelanjutan merupakan program pendidikan tidak bergelar, sebagai salah satu kegiatan pernberdayaan masyarakat.
2. Program pendidikan berkelanjutandapat berupa pelatihan,kursus singkat atau pengambilan
satu atau lebihmatakuliahuntukmenambahpengetahuan,ketrampilanatau wawasan.
E.
PROGRAM PENGUMPULAN SKS (CREDIT EARNING)I.
ITB dapat menyelenggarakan program pendidikan bergelar melalui program kegiatan
pengumpulanSKS.
2. Program pendidikan berkelanjutanyang memenuhi syarat sebagai mata kuliah pada suatu
programstudidapatdiakuiuntukprogrampengumpulanSKS.
VII. PENUTUP
Untuk melaksanakan pedoman ini diperlukan kesamaan persepsi dan interpretasi di kalangan semua program studi, yang mendasari penjabaran lebih rinei untuk menyusun kurikulum yang tepat untuk masing-masing program studio
Kurikulum yang dihasilkan melalui mekanisme yang ditetapkan oleh pimpinan ITB, harns disampaikan kepada Senat Akademik untuk disahkan sebelum dijalankan. Kurikulum yang telah dijalankan perlu dievaluasi seeara berkala.
etua,
--~~
Prof. Dr. Ir. Tommy Firman NIP. 130604362
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I