• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENILAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENILAIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENILAIAN

3.1 Kerangka Penilaian Kondisi

Penilaian kondisi ini membagi peralatan Transformator menjadi beberapa

komponen utama, seperti inti besi, belitan, bushing. Setiap komponen peralatan

akan diberikan nilai berdasarkan parameter kondisi yang ditetapkan. Kondisi

umum transformator dapat dievaluasi setelah setelah seluruh komponen selesai

dinlai.

Parameter kondisi sebagai dasar penilaian sebagai berikut :

• Age (Umur) : Jumlah tahun peralatan atau komponennya mulai beroperasi sejak awal commissioning atau penggantian sebelumnya.

• Physical Condition (Kondisi Fisik) : mengacu pada beberapa fitur dan kinerja peralatan yang dapat diamati dan dideteksi melalui inspeksi visual,

pengukuran dan pengujian. Kondisi Fisik generator & transformator

berbeda, generator misalnya Insulation Resistance dan polarization Index. • Installed Technology Level (Tingkat Teknologi Terpasang) : menunjukkan

kemajuan tingkat desain, machining, instalasi dan material. Tingkat

(2)

• tertinggal menyebabkan penggantian part menjadi lebih sulit dan outage berkepanjangan bila part tersebut rusak.

• Operating Restriction (Pembatasan Operasi) : pembatasan operasi akan meningkat seiring peningkatan proses kerusakan akibat penuaan.

• Maintenance Requirement (Kebutuhan Pemeliharaan) : menunjukkan riwayat kebutuhan pemeliharaan dan kondisi sekarang untuk perbaikan dan

perawatan, khususnya corrective maintenance.

• Specific Test (Uji Khusus) : nilai hasil tes dan analisa data dari tes khusus dapat menunujukkan kondisi kesehatan suatu peralatan misalnya Frequency

Response Analysis pada transformator. Secara detail akan dijelaskan pada

bagian selanjutnya.

3.2 Metrik Condition Assessment Transformator

Dalam condition assessment transformator, kondisi fisik tidak dapat

dinyatakan sebagai bahan evaluasi yang didasarkan pada inspeksi visual saja

karena parameter operasi dapat menunjukkan data yang berbeda sehingga harus

melakukan beberapa tes pengujian untuk kehandalan dari transformator itu

sendiri.

Dengan demikian dalam metrik penilaian kondisi trasformator parameter

utama yang menjadi penilaian tersebut adalah: - Kondisi visual

- Umur

- Teknology yang digunakan - Pembatasan operasi

(3)

- Tes elektrikal

- Kualitas minyak Isolasi

- Data dan kebutuhan pemeliharaan

Parameter tersebut diatas berdasarkan data operasi, pengujian dan

pengukuran sebelumnya, catatan sejarah O&M , gambar desain manufacture,

references dari manual book atau standart yang berlaku, laporan sertifikat uji, dan

data inspeksi sebelumnya menjadi penilaian dari kondisi transformator.

3.3 Kriteria pembobotan

Ada dua kategori dalam kriteria pembobotan.Yaitu skor kriteria pembobotan

utntuk parameter kondisi, kemudian skor kriteria pembobotan untuk parameter

tiap part atau bagian, yang lebih critical dengan part yang lain dengan melihat

kondisi transformator daya secara keseluruhan.

3.4 Rating Criteria

Rating criteria merupakan penilaian setiap bagian komponen transformator

untuk mendapatkan penilaian terhadap kesehatan keseluruhan transformator.

Rating criteria ini dibuat berdasarkan keputusan bersama oleh tim expertise

dengan dasar reference, pengalaman dan pengetahuan tentang transformator.

Berikut rating criteria yang dapat menjadi bahan penilaian kualitas

transformator:

a. Kriteria kondisi Visual

Kondisi visual generator yang mengacu pada fitur-fitur yang dapat

dideteksi atau diobservasi melalui inspeksi visual. Kondisi fisik seperti

tangki, system pendingin, monitoring kondisi minyak, serta masalah

(4)

dengan konsi visual. Hasil dari semua informasi diterapkan pada table 3.1

untuk menetapkan nilai kondisi transformer.

Table 3.1 Rating kondisi visual

Visual Condition Rating Scale Visual Score Excellent Tidak ada defect yang signifikan 8 – 10 Good Beberapa cacat terlihat jelas dan tidak

berpengaruh terhadap fungsi. Tidak terjadi kebocoran minyak isolasi, terdapat karat, cat mengelupas, cacat kecil pada sistem kontrol atau instrumentasi

5 – 7

Fair Kerusakan yang sedang dengan fungsi yang masih memadai, berpengaruh pada efisiensi dan reliabilitas. Beberapa area terjadi kebocoran minyak yang signifikan, tidak berfungsinya beberapa komponen sistem pendingin, penurunan nilai breakdown voltage , kerusakan pada control atau indicator suhu

3 – 4

Poor Kerusakan yang serius setidaknya pada beberapa bagian, funsi tidak memadai, berpengaruh signifikan terhadap efisiensi atau keandalan. Kebocoran minyak yang parah, korosi parah, bermasalah pada sistem pendingin, breakdown voltage dibawah standar, kerusakan pada bushing, overheating dan/atau overload indikator suhu dan sistem proteksi yang abnormal dan vibrasi yang tinggi.

0 - 2

b. Kriteria Umur transformer

Usia transformator merupakan factor penting untuk keandalan,

upgrade, rencana penggantian, dan sebagai indicator dari sisa umur

(5)

kondisi mekanik dan bahan isolasi seperti minyak dan kertas akan berkurang

kualitasnya. Dari indicator usia dapat diidentifikasi tingkat ekonomis dari

transformer dan juga dapat diterapkan untuk rencara perbaikan/upgrade

bahkan penggatian transformer. Kriteria pada table 3.2 merupakan penilaian

dari database HAP pada semua bagian transformer dengan pengecualian pada

bagian bushing karena memungkinkan ada penggantian bushing selama

pemeliharaan.

Table 3.2 Kriteria usia tansformator

Age of theTransformer Age Score < 20 years or App Damage 0% - 19% 9 – 10

20 – 30 years or App Damage 20% - 39% 7 – 8

30 – 35 years or App Damage 40% - 59% 5 – 6

35 – 40 years or App Damage 60% – 79% 3 – 4

> 40 years or App Damage > 80% 1 – 2

c. Kriteria teknologi

Teknologi yang terpasang menunjukkan level peralatan monitoring

yang mungkin berdampak pada keandalan transformator. Ketersediaan

system monitoring yang canggih dapat mendeteksi kondisi abnormal pada

banyak bagian saat transformer beroperasi yang memungkinkan dapat

dijadikan data untuk pemeliharaan. Tabel 3.3 merupakan table untuk

(6)

Tabel 3.3 Kriteria Teknologi yang terpasang

Technology Levels of Enhanced Condition Monitoring Systems

Score for Technology Peningkatan beberapa inovasi sistem pemantauan yang

digunakan yang meliputi: Thermography (pemanen atau

portabl ), DGA on-line monitor, Fiber optic Temperature, sensor Moisture in oil , Partial Discharge monitor, sensors

on-line bushing power factor, sensor vibrasi. (minimal 3 indikator

yang digunakan.)

8 - 10

Peningkatan beberapa inovasi sistem pemantauan yang

digunakan yang meliputi: Thermography (pemanen atau

portable ), DGA on-line monitor, Fiber optic Temperature, sensor Moisture in oil , Partial Discharge monitor, sensors

on-line bushing power factor, sensor vibrasi. (minimal 2 indikator

yang digunakan.)

5 – 7

Peningkatan beberapa inovasi sistem pemantauan yang

digunakan yang meliputi: Thermography (pemanen atau

portabl ), DGA on-line monitor, Fiber optic Temperature, sensor Moisture in oil , Partial Discharge monitor, sensors

on-line bushing power factor, sensor vibrasi. (minimal 1 indikator

yang digunakan.)

1 – 4

(7)

d. Kriteria pembatasan operasi

Pembatasan operasi transformer mengacu pada keterbatasan

kemampuan transformator untuk memberikan output seperti saat kondisi

awal. Misalnya efisiensi efisiensi system pendingin yang dapat menyebabkan

hambatan operasi yang disebabkan oleh thermal. Tabel 3.4 digunakan untuk

menentukan nilai pembatasan operasi pada transformer.

Tabel 3.4 Kriteria pembatasan operasi

Kondisi Pembatasan Operasi

Skor pembatasan

operasi Tidak ada perubahan dari standar desain awal pabrikan, tidak

memiliki kendala saat beroperasi.

8 – 10

Minimal restraints: Beberapa pembatasan operasi

disebabkan ditemukannya temperature isolasi yang berlebih,

penurunan rating isolasi, atau kekurangan sistem pendingin.

Efisiensi dan desain part tidak ditemukan.

5 – 7

Moderate restraints: Pembatasan operasi yang kerap dilakukan disebabkan temperatur, sering derating , vibrasi

berlebih, degradasi system pendingin yang berlebih

3 – 4

Severe condition: Transformator daya tidak memenuhi standart operasional yang dibutuhkan dan memiliki degradasi

yang signifikan

(8)

e. Rating kriteria DGA

DGA merupakan alat penting untuk memantau dan menentukan

kesehatan transformer. Sample DGA menyediakan diagnosa untuk

mendeteksi fault dan kondisi abnormal seperti overheating, partial discharge,

arcing, pyrolysis, dan penurunan nilai isolasi yang ada didalam transformer.

Dengan menganalisa laju pebentukan gas mudah terbakar akan sangat

berguna untuk kinerja operasional dan rencana pemeliharaan. Tren data DGA

harus dilakukan dalam tiap bulannya untuk menghitung tingkat gas yang

terbentuk maupun yang terlarut. Tabel 3.5 menunjukkan penilaian pada

kondisi DGA.

Tabel 3.5 Kriteria penilaian DGA

Dissolved Gas-in-Oil Analysis (DGA) Scoring Criteria Skor DGA

Total Dissolved Combustible Gas (TDCG) generation rate < 30 ppm (parts per million)/month AND all individual combustible gas generation rates < 10 ppm/month. Exceptions: CO generations < 70 ppm/month AND acetylene (C2H2) generation rate = 0 ppm.

10

Total Dissolved Combustible Gas (TDCG) generation rate >= 30 and < 50 ppm/month AND all individual combustible gas generation rates < 15 ppm/month. Exceptions: CO generations < 150 ppm/month AND

acetylene (C2H2) generation rate = 0 ppm.

7

Total Dissolved Combustible Gas (TDCG) generation rate >= 50 and < 80 ppm/month AND all individual combustible gas generation rates < 25 ppm/month. Exceptions: CO generations < 350 ppm/month AND

acetylene (C2H2) generation rate < 5 ppm/month.

3

Total Dissolved Combustible Gas (TDCG) generation rate >=80 ppm/month AND all individual combustible gas generation rates < 50 ppm/month. Exceptions: CO generations >= 350 ppm/month AND acetylene (C2H2) generation rate < 10 ppm/month.

(9)

f. Rating pengujian elektrik

Tes elektrik pada transformer daya dilakukan untuk mengetahui

kesehatan pada bagian belitan, inti besi, dan bushing. Tes ini mencakup tes

factor disipasi daya (tan delta) belitan, tahanan isolasi,excitation current, tan

delta bushing, Resistance DC, Frequency Respone Analysis, dan short

impedance. Tabel 3.6 menunjukkan kriteria penilaian elektik tes pada

transformer.

Tabel 3.6 Kriteria penilaian elektrik tes

Routine Electrical Tests Scoring

Skor Electrical Test Winding Insulation power factor (PF) < 0.5% dan dinilai

Good, nilai current excitation normal dan sebanding. Bushing C1 %PF < 75% dari nameplate dan dinilai Good, Bushing C1

capacitance < 10% lebih baik dari nilai nameplate, transformer

winding resistance +/- 5% dan seimbang seperti pada data dari vendor.

10

Winding Insulation power factor (PF) < 0.5% dan dinilai Good, nilai current excitation normal dan sebanding. Bushing C1 %PF < 75% dari nameplate dan dinilai Good, Bushing C1

capacitance < 10% lebih baik dari nilai nameplate, transformer

winding resistance +/- 5% dan seimbang seperti pada data dari vendor. (4 dari 5 kriteria terpenuhi)

8

Winding Insulation power factor (PF) < 0.5% dan dinilai Good, nilai current excitation normal dan sebanding. Bushing

(10)

Routine Electrical Tests Scoring

Skor Electrical Test C1 %PF < 75% dari nameplate dan dinilai Good, Bushing C1

capacitance < 10% lebih baik dari nilai nameplate, transformer

winding resistance +/- 5% dan seimbang seperti pada data dari vendor. (3 dari 5 kriteria terpenuhi)

Winding Insulation power factor (PF) < 0.5% dan dinilai Good, nilai current excitation normal dan sebanding. Bushing C1 %PF < 75% dari nameplate dan dinilai Good, Bushing C1

capacitance < 10% lebih baik dari nilai nameplate, transformer

winding resistance +/- 5% dan seimbang seperti pada data dari vendor. (2 dari 5 kriteria terpenuhi)

3

Winding Insulation power factor (PF) < 0.5% dan dinilai Good, nilai current excitation normal dan sebanding. Bushing C1 %PF < 75% dari nameplate dan dinilai Good, Bushing C1

capacitance < 10% lebih baik dari nilai nameplate, transformer

winding resistance +/- 5% dan seimbang seperti pada data dari vendor. (1 dari 5 kriteria terpenuhi)

1

Tidak ada kriteria diatas yang terpenuhi 0

g. Rating kriteria isolasi minyak

Isolasi minyak juga merupakan bagian penting pada transformator

daya. Minyak mengandung sifat dielektrik dari sistem isolasi, memiliki

batasan isolasi dari perubahan kimiwi dan suhu minyak, dan sebagai media

(11)

dianalisa dan sifat elektrik dari minyak dapat ditentukan. Karena semua

kertas isolasi dan pressboard terendan didalam minyak, sifat minyak

memiliki dampak langsung pada proses degradasi isolasi. Data kualitas

minyak akan dibandingkan dengan tabel 3.7 untuk menentukan apakah

minyak isolasi masih dalam kriteria yang masih diterima. Tabel 3.8

merupakan penilaian kriteria kualitas minyak isolasi.

Tabel 3.7 Suggested Limits for Continued Use of Service-Aged Insulating Oil

Test and Method Voltage Class of Transformer

<= 69kV >69-<230 kV >=230 kV Dielectric Strength ASTM D1816 1 mm gap kV, min 2 mm gap kV, min 23 40 28 47 30 50 Neutralization No. ASTM D974 mg KOH/g maximum 0.20 0.15 0.10 Interfacial Tension ASTM D971 mN/m minimum 25 30 32 Power Factor@20C ASTM D924 25 C % maximum 0.5 0.5 0.5 Water Content ASTM D1533 ppm maximum 35 25 20

(12)

Tabel 3.8 Penilaian minyak isolasi

Insulating Oil Quality Test Scoring

Score for Oil Quality Pengujian kondisi oil terakhir menunjukkan neutralization number

(acid), interfacial tension (IFT), dielectric strength, % power factor, dan water content masih dalam kondisi yang dapat diterima.

10

Pengujian kondisi oil terakhir menunjukkan neutralization number

(acid), interfacial tension (IFT), dielectric strength, % power factor, dan water content masih dalam kondisi yang dapat diterima. (4 dari

5 kriteria terpenuhi)

8 – 9

Pengujian kondisi oil terakhir menunjukkan neutralization number

(acid), interfacial tension (IFT), dielectric strength, % power factor, dan water content masih dalam kondisi yang dapat diterima. (3 dari

5 kriteria terpenuhi)

5 – 7

Pengujian kondisi oil terakhir menunjukkan neutralization number

(acid), interfacial tension (IFT), dielectric strength, % power factor, dan water content masih dalam kondisi yang dapat diterima. (2 dari

5 kriteria terpenuhi)

2 – 4

Pengujian kondisi oil terakhir menunjukkan neutralization number

(acid), interfacial tension (IFT), dielectric strength, % power factor, dan water content masih dalam kondisi yang dapat diterima. (1 dari

5 kriteria terpenuhi)

1

(13)

h. Rating kriteria pemeliharaan rutin

Kondisi trafo daya dapat dilihat dari jumlah pemeliharaan korektif yang

telah dilakukan maupun yang harus dilakukan. Faktor yang harus

dipertimbangkan untuk melakukan penilaian korektif meliputi : • Kebutuhan pemeliharaan seiring dengan factor usia operasi • Kualitas hasil tren data yang menurun pada pengujin isolasi • Kegagalan atau masalah unit trip yang pernah terjadi sebelumnya • Kandungan gas mudah terbakar pada minyak

• Pengalaman kegagalan pada industry pembangkit dengan desain transformer yang sama

Hasil dari riwayat pemeliharaan transformer (prediktif dan korektif) dan data

tren dianalisa dan diterapkan pada table 3.9.

Table 3.9 Kriteria penilaian pemeliharaan

Maintenance Requirement Rating Criteria Score Minimum Level (kondisi normal) – pemeliharaan preventif

rutin, analisis minyak dan pengujian rutin dilakukan pada

frekuensi yang direkomendasikan.

9 – 10

Low Level – Dilakukan sejumlah pemeliharaan korektif dalam skala yang kecil. Perbaikan part yang dapat dilakukan saat

preventive yang dijadwalkan secara periodic dan tidak

mengharuskan padamnya unit(misalnya pemeliharaan system

pendingin, kalibrasi meter dan indicator, kebocoran ringan)

(14)

Maintenance Requirement Rating Criteria Score Moderate Level – Beberapa pemeliharaan korektif yang

menyebabkan pemadaman unit saat pemeliharaan preventif

(misalnya penggantian bushing, perbaikan kebocoran minyak,

perbaikan system pendingin, purifikasi minyak)

5 – 6

Significant/Extensive Level – Pemeliharaan yang membutuhkan perbaikan yang signifikan, force outage dan pemadaman unit

yang lama karena pemeliharaan (misalnya kebocoran minyak

yang signifikan, penggantian system pendingin, overheating

pada instalasi kontrol).

3 – 4

Severe Level – Pemeliharaan korektif yang disebabkan kondisi yang parah pada trafo, telah dilakukan pemadaman berulang

ulang, kerap dilakukan perbaikan, pemakaian dan komponen

yang abnormal sehingga dilakukan pemeliharaan yang intens.

0 – 2

i. Rating kriteria kualitas data transformator

Penilaian kualitas data menunjukkan kualitas inspeksi, pengujian, dan

hasil pengujian untuk mengevaluasi kondisi tiap bagian dari transformer.

Semakin muthakhir dan lengkap dalam inspeksi, semakin baik konsisten

dalam pengujian dan pengambilan data tren seperti yang telah

direkomendasikan oleh pabrikan. Kegiatan yang dilakukan meliputi inspesi

manual dan pengumpulan data (pengukuran, tes, catatan pemeliharaan,

history operasi, gambar desain, laporan commissioning, dan lai-lain). Kriteria

yang disarankan untuk mendapatkan penilaian kualitas data transformer dapat

(15)

Table 3.10 Penilaian kriteria ketersediaan data

Data Availability, Integrity and Accuracy

Data Quality

Score High – Semua kebijakan dan prosedur pemeliharaan

transformator telah diterapkan oleh unit pembangkit dan telah

dilaksanakan pemeliharaan rutin dan pengujian dalam

frekuensi normal. Data dan informasi yang diperlukan semua

tersedia untuk data penilaian.

8 – 10

Medium – Dilakuan satu atau lebih inspeksi rutin, tes dan pengukuran dalam kurun 6-24 bulan terakhir, atau sebagian

kecil dari data informasi dan dokumen yang tidak tersedia

untuk data penilaian.

5 – 7

Low – Dilakuan satu atau lebih inspeksi rutin, tes dan pengukuran dalam kurun 24-36 bulan terakhir, dan beberapa

data tidak tersedia untuk data penilaian

3 – 4

Very Low – Dibutuhkan satu atau lebih inspeksi, tes dan pengukuran dalam kurun >36 bulan terakhir, atau banyak data

yang tidak tersedia.

(16)

3.5 Penilaian Transformator

Pada table 3.11 diperlihatkan nilai dan assesmen kondisi untuk transformer dimana Indikator Kondisi (CI) dapat dihitung dengan rumus

𝐶𝐼 =∑𝐽=1,𝑁𝐾=1,𝑀𝑆𝐶(𝐾,𝐽)𝑥𝐹(𝐾)𝑥𝐹(𝐽)

∑𝐽=1,𝑁𝐾=1,𝑀𝐹(𝐾)𝑥𝐹(𝐽) … (3.1)

Dimana :

• M : Total jumlah parts

• K : Identifikasi nomor dari part • N : Jumlah total parameter kondisi

• J : Nomor identitas dari parameter kondisi • SC(K,J): Skore kondisi part untuk kondisi parameter

• F(J) : Weighting factor untuk parameter kondisi didefinisikan berdasarkan tingkat kepentingan dari parameter kondisi dari keseluruhan assesmen kondisi

• F(K) : Weighting factor untuk part / item, didefinisikan

berdasarkan tingkat kepentingan terhadap keseluruhan kondisi komponen

(17)

Tabel 3.11 Nilai kriteria keseluruhan kondisi transformer Transformer Ta xon om y I D Visu al C on dit io n S co re Ag e S co re In st alle d T ec hn olo gy Sc ore O pera tig R es tri ct io ns Sc ore D isso lv ed G as -in -O il An aly sis S co re Tra ns fo rme r E lect ri ca l Te st s S co re In su la tin g O il Q ua lit y Te st s S co re Ma int ena nc e Req ui re men t S co re D at a Q ua lit y S co re W ei gh tin g Fa ct or s f or Pa rt s Core NA NA 2.0 Windings NA NA 2.5 Insulating Fluid 2.5 Bushings 2.0 Cooling system NA NA 1.5 Tap Changer 1.0

Tank & Other NA NA NA NA 0.5

Weighting Factor for

condition Parameter 1.0 1.5 1.0 1.5 2.5 2.5 1.5 1.0 Data Quality

CONDITION INDICATOR

Perhitungan hasil CI dengan nilai 0 - 10 beserta saran yang dianjurkan ditunjukkan pada tabel 3.11. Berdasarkan nilai range CI dapat dibuat keputusan pembatasan pengoperasian atau keputusan evaluasi lebih mendalam.

Tabel 3.12 CI dan saran berdasarkan kondisi CI 7 ≤ CI ≤ 10 Good Continue O&M without restriction

3 ≤ CI ≤ 7 Fair Continue operation tapi re-evaluation suggested 0 ≤ CI ≤ 3 Poor Immediate evaluation and O&M adjustment required

3.6 Tahapan Penilaian Kondisi Transformator

Dari sisi jenis pemeliharaan yang dilakukan oleh pembangkit, penulis membagi

kelompok penilaian part transformator berdasarkan komponen inti dari transformator

(18)

(belitan), isolasi minyak, bushing, system pendingin, tap changer, tangki dan

komponen peralatan lainnya (panel, indicator, sistem proteksi) dimana komponen

peralatan transformer ini akan menjadi objek rating kriteria penilaian (tabel 3.11).

Penilaian kondisi tiap objek komponen melalui serangkaian pengujian baik

berupa visual, laboratorium, maupun tes elektrik. Pengujian yang dilakukan pada

komponen transformator diantaranya adalah:

a) Core : Excitation Current

b) Windings : - insulation resistance/polaritas index test - Winding resistance

- Turn ratio & polarity

- TanΔ test (dissipation factor) - FRA (Frequency Respone Analyzer) c) Bushing : Pengujian tanΔ (Disipasi Faktor Daya)

d) Minyak : DGA (Dissolved Gas-in-Analysis), Furan, dan physical test

oil quality

Setelah melakukan serangkaian pengujian, tiap komponen dinilai berdasarkan

rating kriteria yang diinput kedalam tabel 3.11 untuk mendapatkan nilai kondisi

indicator CI. Hasil perhitungan CI dapat dijadikan acuan bagi unit pembangkit untuk

melakukan perbaikan atau investasi peralatan komponen atau dapat dijadikan

Gambar

Table 3.1 Rating kondisi visual
Table 3.2 Kriteria usia tansformator  Age of  theTransformer  Age Score
Tabel 3.3 Kriteria Teknologi yang terpasang  Technology Levels of Enhanced Condition Monitoring
Tabel 3.4 Kriteria pembatasan operasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program kerja pendampingan belajar bertujuan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pelaksaan belajar secara daring, bantuan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kemasan, kewajaran harga dan brand awareness terhadap brand loyalty Wisatawan Nusantara di Toko

Program acara Komunitas Unik dijadikan referensi program acara yang akan dibuat menjadikan objek Trail yang ditampilkan sebagai referensi, perbedaannya adalah gaya

Berdasarkan point 3 tersebut maka akan dilakukan pelelangan ulang dengan tahapan dimulai dari pengumuman pengadaan barang dan jasa sesuia dengan ketentuan dalam Perpres 54 tahun

Sebagai penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dampak suatu program, maka salah satu pendekatan yang logis untuk digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui apakah mekanisme low power dapat berjalan dengan baik yang ditandai dengan perbedaan nilai arus yang dikonsumsi

Adsorpsi Batubara Peringkat Rendah Termodifikasi Hidrogen Peroksida Terhadap ION Logam Kadmium Dan Besi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berkaitan dengan Wilmar, Greenpeace telah mendokumentasikan kebakaran di hutan lahan gambut dalam di konsesi kelapa sawit; perusakan hutan hujan besar-besaran dan perkebunan