• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM:"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KEMBANG PADMA

OLEH:

PUTU AYU RUSMININGSIH NIM: 2009 01 004

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

(2)

SKRIP

KARYA SENI TARI

KEMBANG PADMA

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S1)

OLEH:

PUTU AYU RUSMININGSIH NIM: 2009 01 004

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2013

(3)

SKRIP

KARYA SENI TARI

KEMBANG PADMA

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S1)

MENYETUJUI :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ni Wayan Parmi, SST., M.Si. Ni Nyoman Kasih, SST., M.Sn NIP. 19530519 197803 2 001 NIP. 19641020 199003 2 001

(4)

Skrip Karya Seni ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, pada:

Hari / Tanggal : Senin, 27 Mei 2013

Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (... ) NIP. 19681231 199603 1 007

Dosen Penguji :

1. I Ketut Partha, SSkar., M.Si (... ) NIP. 19590805 19860301 004

2. A.A.A Mayun Artati, SST., M.Sn (... ) NIP. 19641227 199003 2 001

3. Tri Haryanto, S.Kar., M.Si (... ) NIP. 19620709 199203 1 004

Disahkan pada tanggal: ……….

Mengesahkan : Mengetahui : Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia Denpasar Ketua,

Dekan,

I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Nyoman Cerita, SST., M.FA NIP. 19681231 199603 1 007 NIP. 19611231 199103 1 008

(5)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penata panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penata dapat menyelesaikan skrip karya tari kreasi yang berjudul Kembang Padma ini tepat pada waktunya. Skrip karya tari kreasi Kembang Padma ini merupakan pertanggungjawaban secara konferhensif atas karya tari yang diajukan sebagai tugas akhir untuk mencapai Gelar Sarjana Seni Strata-1 (S-1) Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Skrip karya tari ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu, maka dalam kesempatan ini penata menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, Bapak Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.Skar., M.Hum., atas sarana yang disediakan di lingkungan kampus Institut Seni Indonesia Denpasar.

2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan yang memberikan fasilitas segala kegiatan seni yang dilakukan di Fakultas Seni Pertunjukan.

3. Ibu Ida Ayu Trisnawati, SST., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selama 4 tahun selalu membimbing penata, memberikan dukungan dan memantau perkembangan akademik penata.

(6)

4. Ibu Ni Wayan Parmi, SST., M.Sn dan Ibu Ni Nyoman Kasih S.Sn., M.Sn., selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, masukan serta pertimbangan dalam penulisan skrip karya dan proses dalam menggarap sebuah karya seni tari.

5. I Gede Nadiarta, S.Sn selaku komposer dan Sekaa Semarapagulingan Mujung Manik Mas Padangsambian selaku pendukung musik iringan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran mulai dari proses penggarapan sampai penyajian karya tari dalam Ujian Tugas Akhir. 6. Ni Ketut Karunia Dewi Nirmala, Ni Komang Orhitra Sari, Ni Putu Tina

Ratna Puspa Dewi dan Made Ayu Oka Wijayanti, selaku gerong wanita yang ikut mendukung dan telah meluangkan waktu, tenaga dalam penggarapan sampai penyajian karya tari dalam Ujian Tugas Akhir.

7. Sanggar Cahya Atsyuka yang membantu dalam pembuatan kostum tari dan tata rias kostum penari.

8. Ni Nyoman Wiwik Hartati, S.Sn., selaku penata rias wajah yang telah meluangkan waktu untuk merias penata sesuai dengan konsep garapan. 9. Yunita Mutiara Sari, Ni Luh Putu Widiasih, Putu Ayu Dian Ratna, Luh

Putu Maylandari Putri dan Ni Kadek Yuniari Dewi selaku pendukung tari yang suka rela telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sejak awal proses penggarapan sampai penyajian karya tari dalam Ujian Tugas Akhir. 10. Keluarga tercinta, Bapak Ketut Swardana, Ibu Made Sudiani., S.Pd., SD

(7)

memberikan doa, dukungan moral dan material demi kesuksesan ujian Tugas Akhir penata.

11. Putu Novi Suraparta selaku teman dekat penata yang dengan tulus ikhlas sepenuh hati memberikan doa, dukungan moral kepada penata demi kesuksesan ujian Tugas Akhir.

12. Teman-teman dan adik kelas yang banyak memberi dukungan kepada penata demi kesuksesan ujian Tugas Akhir.

Penata sadari bahwa skrip karya tari ini belum sempurna. Oleh karena itu penata mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skrip karya tari kreasi Kembang Padma. Demikianlah skrip karya tari ini penata tulis, semoga bermanfaat bagi kita semua dan akhir kata penata ucapkan terima kasih.

Om, Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 21 Mei 2013

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN DEWAN PENGUJI SKRIP KARYA SENI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Ide Garapan ... 3 1.3 Tujuan Garapan ... 4 1.3.1 Tujuan Khusus ... 4 1.3.2 Tujuan Umum ... 4 1.4 Manfaat Garapan ... 5 1.5 Ruang Lingkup ... 5

BAB II KAJIAN SUMBER ... 7

2.1 Sumber Tertulis ... 7

2.2 Sumber Pertunjukan ... 8

(9)

BAB III PROSES KREATIVITAS ... 10

3.1 Tahap Penjajagan (eksploration) ... 10

3.2 Tahap Percobaan (improvisasi) ... 13

3.3 Tahap Pembentukan (forming) ... 15

BAB IV WUJUD GARAPAN ... 18

4.1 Deskripsi Garapan ... 18

4.2 Analisis Pola Struktur ... 19

4.3 Analisa Simbol ... 20 4.4 Analisis Estetis ... 20 4.4.1 Aspek Wujud ... 21 4.4.2 Aspek Bobot ... 22 4.4.3 Aspek Penampilan ... 23 4.5 Analisis Materi ... 24 4.5.1 Desain Kelompok ... 24 4.5.2 Materi Gerak ... 25 4.6 Analisis Penyajian ... 27 4.6.1 Kostum ... 30

4.6.2 Tata Rias Wajah ... 37

4.6.3 Musik Iringan Tari ... 46

BAB V PENUTUP ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran-saran ... 56

(10)

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 58 Lampiran 1 Staf Produksi

Lampiran 2 Daftar Nama Pendukung Tari dan Iringan Lampiran 3 Foto-foto

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tahap Penjajagan (eksploration) ... 12

2. Tahap Percobaan (improvisasi) ... 14

3. Tahap Pembentukan (forming) ... 16

4. Kegiatan Proses Kreativitas ... 17

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1: Denah Stage ... 28

2. Gambar 4.2 : Arah Hadap Penari ... 29

3. Gambar 4.3 : Foto Kostum Penari Tampak Depan ... 31

4. Gambar 4.4 : Foto Kostum Penari Tampak Belakang ... 33

5. Gambar 4.5 : Foto Kostum Penari Tampak Samping Kanan ... 35

6. Gambar 4.6: Foto Kostum Penari Tampak Samping Kiri ... 36

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tari Bali merupakan salah satu simbol/cerminan budaya kehidupan masyarakat Bali yang sudah diwarisi sejak zaman lampau yang dalam kesehariannya selalu ditampilkan masyarakatnya baik dalam konteks ritual, sosial maupun lainnya. Itulah yang menyebabkan bentuk–bentuk kesenian Bali tersebut tetap dilestarikan masyarakatnya sampai sekarang.1 Tarian Bali berhubungan erat

dengan lingkungannya; itu tampak jelas pada ekspresi gerak-geraknya. Alam lingkungan merupakan salah satu inspirasinya yang membuat sehingga para pencipta tari mampu melahirkan tari-tarian baru yang kaya akan perbendaharaan gerak.2

Seni tari kini sudah banyak berkembang di kalangan anak-anak sampai dewasa, seperti tari klasik, tradisional dan kreasi baru. Tari kreasi baru merupakan salah satu jenis tarian yang kini banyak diciptakan oleh seniman-seniman tari karena sesuai dengan keinginan masyarakatnya yang sangat mengharapkan sajian-sajian berwarna baru sehingga hal ini dapat melestarikan dan memperkaya kesenian Bali khususnya seni tari. Tari kreasi merupakan jenis tarian yang memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Tari kreasi baru adalah inovasi dari seorang koreografer atau pencipta tari untuk menciptakan suatu tarian baru namun dalam penciptaan tari tersebut masih berpijak pada pola gerak tari tradisi.

                                                                                                                         

1I Made Bandem. Evolusi Tari Bali. Yogyakarta ; Kanisius. 1996. Hal.9 2 I Made Bandem. Etnologi Tari Bali. Yogyakarta ; Kanisius. 1996. Hal.30

(14)

Dengan diberikannya ruang kebebasan dalam mencipta, penata ingin menciptakan sebuah tari kreasi yang dikembangkan dari pola-pola gerak tari tradisi sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangka ujian Tugas Akhir untuk menyelesaikan tugas Strata-1 di Institut Seni Indonesia Denpasar penata menciptakan garapan tari kreasi dengan judul Kembang Padma. Garapan ini dituangkan ke dalam bentuk tari putri halus. Tari kreasi ini diangkat dari salah satu bunga yaitu bunga Lotus atau disebut juga dengan Bunga Padma. Bunga Lotus tersebut ditemukan pada saat penata melaksanakan study lapangan di Puri Lotus Ubud. Disana banyak terdapat tanaman bunga Lotus yang tumbuh indah berwarna putih dan merah muda di dalam kolam yang luas. Darisana penata tertarik untuk mengangkat bunga Lotus sebagai inspirasi dalam menciptakan sebuah karya tari.

Bunga Padma atau biasa disebut Bunga Seroja atau Lotus (Nelumbo nucifera) adalah salah satu tanaman air yang sangat indah dan rajin berbunga. Tanaman ini sangat banyak digunakan untuk keperluan persembahyangan umat Hindu dan Buddha. Menurut beberapa sumber, konon tanaman ini berasal dari India dan Bangladesh, namun pada saat ini penyebarannya sudah sangat umum terutama di Negara Asia.3

Bunga Lotus memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dari bunga lain, yaitu : memiliki kelopak bunga yang besar, sari bunga yang berbentuk kerucut terbalik serta tumbuh dengan anggun dan dianggap oleh masyarakat Bali sebagai

                                                                                                                         

(15)

bunga kesucian hal ini dapat dilihat dari simbol Dewi Saraswati yang cantik duduk diatas bunga Lotus dan selalu menggenggam bunga Lotus. Jika dilihat sepintas, bunga Lotus dan bunga Teratai tampak sama. Namun perbedaannya terlihat jelas pada bunga Lotus daun dan tangkainya tumbuh menjulang ke atas, sedangkan bunga Teratai mengapung diatas permukaan air.

Sumber inspirasi penata dalam menciptakan sebuah tari kreasi baru adalah bunga Lotus Putih. Warna putih melambangkan Bodhi ( bahasa Sansekerta) untuk pencerahan, Murni melambangkan tubuh, pikiran dan jiwa, bersama dengan kesempurnaan spiritual dan perdamaian sifat seseorang.4 Beberapa orang percaya

bahwa Lotus juga simbol dari kekuatan, keberuntungan, dan kehidupan. Bunga Lotus juga menyimbolkan kelahiran dan beauty.5

Bunga Lotus yang tumbuh subur memancarkan pesona anggun dan positif itu mendorong penata untuk memvisualisasikannya dalam bentuk karya tari yang indah dan anggun sebagaimana keindahan pesona bunga Lotus.

Berdasarkan uraian diatas penata menampilkan sifat keagungan dan keanggunan dari bunga Lotus ke dalam bentuk tari kreasi berjudul Kembang Padma dan bertemakan kesucian.

1.2 Ide Garapan

Ide dari tari Kembang Padma ini terinspirasi dari bunga Lotus yang ditata dalam bentuk tari kreasi yang ditarikan dalam bentuk kelompok dengan tema kesucian. Gerak tarinya berpijak pada tari tradisi yang dikembangkan sesuai

                                                                                                                         

4 http://lotusflowerwnm.blogspot.com/

(16)

dengan kebutuhan pada garapan ini. Gerak tarinya lebih banyak diambil dari gerak tari putri.

Kembang yang berarti gadis dan Padma yang berarti Lotus. Pada tari kreasi Kembang Padma ini penata menggambarkan bunga Lotus sebagai seorang gadis yang memiliki sifat anggun, ceria, lincah dan mempesona. Kembang Padma adalah garapan tari kreasi baru yang terinspirasi dari keindahan bunga Lotus yang tumbuh anggun dan bisa dijadikan sebagai dasar dalam penggambaran sosok seorang perempuan yang senantiasa memancarkan kecantikan dan kesucian di dalam dirinya.

Cerita tersebut penata tuangkan ke dalam bentuk tari kreasi yang ditarikan oleh 6 (enam) penari putri dengan durasi waktu 13 menit. Pada garapan ini diiringi dengan gamelan semarapagulingan dan pada bagian tertentu diiringi dengan sendon wanita. Struktur garapan terdiri dari pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad. Kostum yang digunakan masih berpijak pada tradisi yang dimodifikasi.

1.3 Tujuan Garapan

Adapun tujuan garapan yang diperoleh dalam menciptakan suatu karya seni, yaitu :

A. Tujuan Khusus :

1. Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar seni S-1 di Institut Seni Indonesia Denpasar.

(17)

2. Untuk menuangkan praktek dan teori tari yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Institut Seni Indonesia Denpasar.

3. Untuk mentransformasikan wujud bunga Lotus / Padma ke dalam bentuk karya tari.

B. Tujuan Umum :

1. Untuk menambah jenis tari kreasi di lingkungan masyarakat Bali. 2. Untuk memberikan inspirasi bagi seniman tari dalam menciptakan tari

kreasi baru.

3. Untuk menjaga dan melestarikan budaya Bali, khususnya seni tari.

1.4 Manfaat Garapan

Adapun manfaat garapan yang diperoleh dalam menciptakan suatu karya seni, yaitu :

1. Memberikan manfaat bagi penata untuk melatih kemampuan diri dalam berkreativitas menciptakan suatu karya tari.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tari kreasi. 3. Dapat dijadikan bekal terjun di masyarakat sebagai seniman tari Bali.

1.5 Ruang Lingkup

Tari Kembang Padma merupakan karya tari kreasi yang bertemakan kesucian yang idenya terinspirasi dari keindahan bunga Lotus putih. Cerita ini berawal dari penggambaran bunga Lotus yang memberikan aura positif dan menyenangkan. Dilanjutkan dengan keanggunan remaja putri yang bermain penuh

(18)

keceriaan dan diakhiri dengan keagungan dan kesucian remaja putri layaknya bunga Lotus.

Secara umum, garapan ini diwujudkan dalam sebuah tari kreasi putri dalam bentuk kelompok yang ditarikan oleh 6 (enam) penari putri yang merupakan pengembangan unsur-unsur gerak tari putri, seperti : nabdab gelung menggambarkan keagungan, nyeleog menggambarkan kecantikan dan keanggunan remaja putri layaknya bunga Lotus.

Adapun struktur dari garapan ini terdiri dari 5 bagian, yaitu : pengawit, pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad.

1. Pengawit : menggambarkan suasana kuncup dan tumbuhnya bunga Lotus yang memberikan aura positif dan menyenangkan dengan suasana tenang. 2. Pepeson : menggambarkan kecantikan dan keanggunan remaja putri yang

lemah gemulai layaknya bunga Lotus suasana gembira.

3. Pengawak : menggambarkan keagungan remaja putri layaknya bunga Lotus dengan suasana tenang dan agung.

4. Pengecet : menggambarkan kegembiraan remaja putri yang mencerminkan keindahan bunga Lotus dengan suasana gembira.

5. Pekaad : menggambarkan keagungan dan kesucian remaja putri yang diibaratkan bunga Lotus dengan suasana tenang.

(19)

BAB II KAJIAN SUMBER

Dalam menggarap suatu tarian tentunya perlu sumber–sumber yang bisa dijadikan bahan acuan dan bahan pertanggungjawaban sehingga masalah yang dialami dapat terselesaikan. Adapun sumber yang digunakan adalah sumber tertulis dan sumber pertunjukan.

2.1 Sumber Tertulis

Buku dengan judul Bergerak Menurut Kata Hati, Metode dalam menciptakan tari oleh I Wayan Dibia, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, tahun 2003. Dalam buku ini memberikan penjelasan tentang bagaimana menggunakan gerak, dengan proses melihat, merasakan, mengkhayal, mengejawantahkannya dan pembentukan ke dalam sebuah karya seni. Buku ini sangat cocok sebagai pedoman dalam melakukan tahap percobaaan (improvisasi) pencarian gerak–gerak tari.

Buku dengan judul Komposisi Tari Elemen-elemen Dasar, oleh Soedarsono, penerbit ASTI Yogyakarta 1975. Dalam buku ini membahas mengenai aspek komposisi yang meliputi desain lantai, musik, dinamika, dramatik dan tema dalam koreografi kelompok. Buku ini cocok sebagai pedoman dalam menciptakan sebuah karya tari.

Buku dengan judul Pengantar dan Komposisi Tari oleh Soedarsono, penerbit Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta, tahun 1978. Dalam buku ini

(20)

menjelaskan bahwa tari kreasi baru adalah tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapannya.

Buku yang berjudul Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari oleh Sal Murgianto, penerbit Proyek Penggandaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1983. Dalam buku ini menjelaskan mengenai penggunaan warna kostum dengan warna sesuai karakter yang diangkat.

Buku yang berjudul Mencipta Lewat Tari oleh Y.Sumandiyo Hadi yang diterbitkan oleh ISI Yogyakarta tahun 1990. Dalam buku ini menguraikan tentang proses atau tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang penata tari.

Buku yang berjudul Teori Tari Bali oleh Nyoman Djayus yang diterbitkan oleh Kantor Pembinaan Kesenian Perwakilan Departemen P dan K Propinsi Bali tahun 1979. Dalam buku ini membantu penata dalam mencari istilah-istilah gerak tari, seperti : nyempurit adalah posisi jari tangan ibu jari bertemu dengan jari tengah.

2.2 Sumber Pertunjukan

Sumber ini adalah hasil dari menonton karya seni tari yang dapat memberikan inspirasi terhadap kreativitas yang baru sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk dapat mewujudkan sebuah garapan tari kreasi Kembang Padma.

(21)

2.2.1 Menonton garapan tari yang berjudul Sekar Jepun yang diciptakan oleh Ida Ayu Wimba Ruspawati. Dalam garapan ini, penata mendapatkan gambaran tentang gerak-gerak tari putri.

2.2.2 Menonton garapan tari yang berjudul Menori yang diciptakan oleh Ni Luh Silvia Rostina Sudira. Dalam garapan ini, penata mendapatkan gambaran tentang komposisi tari dalam bentuk tari kelompok.

2.3 Sumber Informasi Teknologi

Sumber ini adalah hasil dari membaca artikel dan mencari informasi melalui media internet yang dapat memberikan penjelasan mengenai bunga Lotus sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk dapat mewujudkan sebuah garapan tari kreasi Kembang Padma.

2.3.1 http://lotusflowerwnm.blogspot.com/ dalam artikel ini penata mendapatkan informasi tentang makna warna bunga Lotus putih.

2.3.2

http://nurjayantilotus.blogspot.com/2011/06/mengenal-lotus-wah-berbicara-tentang.html dalam artikel ini penata mendapatkan informasi tentang simbol dari bunga Lotus.

2.3.3 http://nimadesiandani.wordpress.com/2010/12/30/teratai-putih-kecil/ dalam artikel ini penata mendapatkan informasi tentang nama dari Bunga Padma atau biasa disebut Bunga Seroja atau Lotus (Nelumbo nucifera).

(22)

BAB III

PROSES KREATIVITAS

Tahap – tahap yang dilakukan dalam menciptakan suatu garapan tari tentunya berbeda antara seniman satu dengan yang lain. Dalam menciptakan suatu karya seni tidak mudah, tergantung dengan kemampuan yang dimiliki oleh seniman tersebut. Kesulitan dalam memproses dan menciptakan karya seni membutuhkan waktu yang cukup lama. Seperti dalam proses penciptaan tari Kembang Padma memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

Dalam proses penggarapan tari Kembang Padma ini, penggarap mengambil langkah – langkah dan menyusun bagian demi bagian sehingga terbentuk satu kesatuan bentuk karya seni tari. Adapun tahapan kerja atau proses yang dilakukan adalah tahap penjajagan (eksplorasi), tahap percobaan (improvisasi) dan tahap pembentukan (forming).

3.1 Tahapan Penjajagan (eksplorasi)

Proses ini merupakan tahapan yang paling awal dalam penciptaan karya tari ini. Dalam tahap penjajagan ini penata melakukan eksplorasi termasuk didalamnya memikirkan ide, konsep, tema, dan berimajinasi. Tahap ini penata mencari ide dan mengumpulkan hal-hal yang berhubungan dengan garapan seperti buku dan dokumentasi video pertunjukan. Pada waktu mencari ide penata sempat mengalami kebingungan, tetapi setelah diadakan observasi terjun ke

(23)

lapangan langsung untuk mengamati obyek yang diinginkan akhirnya penata mengambil ide yang terinspirasi dari bunga Lotus.

Studi pustaka juga membantu dalam pembentukan garapan ini mencari buku penunjang yang terkait dengan proses penggarapan dan garapan yang mampu menunjang kesempurnaan garapan tari kreasi Kembang Padma. Selanjutnya penata menghubungi komposer untuk membicarakan masalah ide dan konsep garapan. Penata berkonsultasi dengan I Gede Nadiarta, SSN di Pura Hyang Bakti Mujung Manik Mas, Desa Padang Sambian mengenai konsep tari Kembang Padma yang diiringi dengan gamelan semarapagulingan dan sendon wanita yang akan dipergunakan untuk mengiringi garapan.

Setelah mendapatkan cerita, penata kemudian mencari pendukung tari yang sesuai dengan tema garapan. Kriteria yang digunakan untuk memilih penari adalah tinggi postur tubuh yang sama dengan penata, memiliki tanggung jawab dan loyalitas sehingga siap mendukung kelancaran proses garapan tari kreasi Kembang Padma ini dari awal hingga selesai.

Penataan tata rias wajah dan kostum juga dirancang sesuai dengan konsep garapan dari bentuk, warna dan karakter yang terinspirasi dari melihat bunga Lotus Putih. Kostum tari dirancang oleh penata dan dibantu dalam pembuatannya oleh Sanggar Cahya Artsyuka yang bertempat di Jalan Nusa Indah Denpasar.

Tahap terakhir dalam proses ini adalah nuasen yaitu penata mencari hari baik untuk mengawali proses penuangan konsep garapan. Upacara nuasen dilaksanakan di pura Padma Ardha Nareswari yang bertempat di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar untuk pendukung tari yang bertujuan agar di dalam

(24)

proses diberikan keselamatan, kelancaran serta diberikan ide-ide cemerlang oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.

Tabel 3.1

Tahap Penjajagan (eksploration) Bulan Januari 2013 Periode Waktu

per Minggu

Kegiatan yang

dilakukan Hasil yang didapat

Minggu 1 (Januari)

Mencari ide yang cocok dengan mengamati lingkungan sekitar untuk dapat dijadikan sebuah karya tari dan melihat kemampuan yang dimiliki penata.

Dengan melihat kemampuan yang dimiliki oleh penata maka

diputuskan untuk menggarap tari tradisi kreasi baru yang ceritanya diangkat dari keindahan bunga Lotus, serta menggunakan gerak tari yang tetap berpijak pada pola gerak tari tradisi yang dikembangkan menjadi gerak yang lebih bebas dan menjadi identitas gerak yang sesuai dengan karakter penata.

Minggu 2 (Januari)

Melakukan observasi langsung terjun ke lapangan dan menonton video tari kreasi baru.

Mendapatkan pengetahuan tentang sifat dari bunga Lotus dan

pemahaman tentang tari kreasi yang gerak tarinya lebih bebas dalam penuangannya sesuai dengan ide dan konsep garapan yang diangkat namun tetap berpijak pada pola gerak tari tradisi.

Minggu 3 (Januari)

Mencari konsep dan bentuk yang akan

Keputusan yang diambil adalah menggarap tari kreasi dalam bentuk

(25)

digarap menjadi sebuah garapan tari.

Mencari buku referensi yang terkait dengan garapan.

kelompok yang ditarikan oleh 6 (enam) penari putri.

Mematangkan ide yang terinspirasi dari bunga Lotus.

Minggu 4 (Januari)

Menentukan gerak pokok dan pendukung tari.

Mencari komposer dan penata gerong untuk melakukan diskusi terkait ide yang

diangkat dalam garapan ini.

Menghasilkan sebuah gerak yang menjadi ciri khas penata dalam garapan ini dan memilih 5 (lima) mahasiswi ISI Denpasar sebagai pendukung tari yang memiliki karakter gerak yang sesuai dengan kebutuhan garapan.

Penata memutuskan untuk mempercayakan penata musik iringan tari kepada I Gede Nadiarta, SSN dan penata gerong Desak Made Suarti Laksmi. Menggunakan

gamelan semarapagulingan dan sendon wanita.

3.2 Tahap Percobaan (improvisasi)

Tahap percobaan ini merupakan penuangan ide garapan ke dalam wujud garapan tari, maka dilakukan gerak – gerak improvisasi untuk mendapatkan gerak tari yang khas. Sedikit demi sedkit gerakan yang sudah di dapat langsung dicatat dan direkam, agar lebih mudah mengingat dan merangkai gerak–gerak tari selanjutnya. Sebelum latihan dimulai, terlebih dahulu dijelaskan tentang judul dan

(26)

ide dari konsep garapan yang akan dituangkan ke dalam tari ini. Pada tanggal 5 Januari 2013 mengadakan pertemuan dengan pendukung tari untuk membicarakan jadwal latihan dan memberikan gambaran secara umum mengenai garapan tari yang dibuat.

Saran dan masukan dari pendukung tari juga turut membantu dalam penyempurnaan garapan namun dengan tidak mengubah ide / konsep garapan. Hal ini sangat diperlukan untuk kelancarkan garapan itu sendiri. Latihan dengan pendukung tari dilakukan di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar dan di rumah penata. Percobaan-percobaan gerak terus dilakukan baik dirumah, di kampus, maupun di tempat-tempat lain ketika secara tidak diduga ide itu muncul.

Tabel 3.2

Tahap Percobaan (improvisasi) Bulan Februari 2013 – Maret 2013 Periode Waktu

per Minggu

Kegiatan yang

dilakukan Hasil yang didapat

Minggu 1 dan 2 (Februari)

Eksplorasi gerak sesuai dengan kemampuan penata.

Menggunakan gerak tari tradisi yang dikembangkan sesuai kebutuhan dalam garapan ini sehingga

menghasilkan gerak baru yang lebih bebas.

Minggu 3 dan 4 (Februari)

Menentukan hasil-hasil motif gerak tari yang didapatkan.

Merangkai motif gerak yang digunakan kemudian diingat dan dihafalkan.

Minggu 1 dan 2 (Maret)

Menyusun gerak-gerak yang telah didapat dari

Menemukan struktur global dari garapan ini.

(27)

Minggu 3 dan 4 (Maret)

Mengeksplorasi property selendang untuk mendapatkan efek yang sesuai dengan garapan ini.

Menemukan efek-efek yang sesuai dengan konsep garapan.

3.3 Tahap Pembentukan (forming)

Tahap Pembentukan (Forming) adalah tahap akhir dari proses kreativitas. Tahap ini sangat penting untuk memberikan kesan dan bentuk yang diangkat agar mendapatkan hasil garapan yang baik. Dalam tahap ini dilakukan pemantapan dan melihat kekompakan, ekspresi dan penjiwaan dalam setiap karakter yang dibawakan. Proses bimbingan juga dilakukan guna mencapai karya yang berkualitas. Panyatuan musik iringan dengan gerakan mulai dibentuk agar para pendukung bisa menjiwai dan mengekspresikan secara maksimal maksud dan tujuan dalam garapan Tari Kembang Padma ini dengan baik.

(28)

Tabel 3.3

Tahap Pembentukan (forming) Bulan April 2013 – Mei 2013 Periode Waktu

per Minggu

Kegiatan yang

dilakukan Hasil yang didapat

Minggu 1 dan 2 (April)

Menyelesaikan musik iringan dari bagian 1 sampai bagian 4 dan menata gerak-gerak tari.

Musik iringan dan gerak tari terwujud secara kasar.

Minggu 3 dan 4 (April)

Mengevaluasi dan merevisi gerak tari dan musik iringan.

Garapan terwujud dari bagian 1 sampai bagian 4.

Minggu 1 (Mei)

Menghaluskan garapan yang sudah jadi secara kasar dengan mencari rasa gerak dan

penghayatan terhadap musik.

Garapan terwujud dengan gerak dan pola lantai yang pasti.

Minggu 2 (Mei)

Melakukan latian di panggung procenium Natya Mandala ISI Denpasar.

Garapan terwujud.

Minggu 3 (Mei)

Melakukan gladi kotor dan gladi bersih

menggunakan lighting.

Penguasaan dan penyemprnaan pada garapan.

Minggu 4 (Mei)

Ujian Tugas Akhir Penyajian dan pertanggungjawaban karya.

(29)

Tari Kreasi Kembang Padma

                                         

Tahapan Kegiatan

Rentang Waktu Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei

M 1 M 2 M 3 M 4 M 1 M 2 M 3 M 4 M 1 M 2 M 3 M 4 M 1 M 2 M 3 M 4 M 1 M 2 M 3 M 4 Ujian Proposal Tahap Penjajagan Tahap Percobaan Tahap Pembentuka n Gladi Bersih X Ujian Tugas Akhir O Keterangan : : Tahap Penjajagan : Tahap Percobaan : Tahap Pembentukan : Ujian Proposal X : Gladi Bersih

O : Ujian Tugas Akhir M1 : Minggu pertama

M2 : Minggu kedua M3 : Minggu ketiga M4 : Minggu kekempat

(30)

BAB IV WUJUD GARAPAN

4.1 Deskripsi Garapan

Tari kreasi Kembang Padma adalah sebuah garapan tari yang ditarikan oleh 6 (enam) penari putri, bertemakan kesucian yang ceritanya diangkat dari keindahan bunga Lotus. Kembang yang berarti gadis dan Padma yang berarti Lotus. Pada tari kreasi Kembang Padma ini penata menggambarkan bunga Lotus sebagai seorang gadis yang memiliki sifat anggun, ceria, lincah dan mempesona. Kembang Padma adalah garapan tari kreasi baru yang terinspirasi dari keindahan bunga Lotus yang tumbuh anggun dan bisa dijadikan sebagai dasar dalam penggambaran sosok seorang perempuan yang senantiasa memancarkan kecantikan dan kesucian di dalam dirinya.

Wujud garapan tari kreasi Kembang Padma adalah menyatunya seluruh unsur-unsur tari yang terdiri dari gerak-gerak tari, tata busana, tata rias wajah, musik iringan tari dan tata lampu agar menjadi satu-kesatuan yang utuh sehingga dapat dinikmati oleh penonton.

Garapan tari kreasi baru Kembang Padma diiringi dengan Gamelan Semarapagulingan dan sendon wanita yang dipentaskan di panggung Procenium Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar dengan durasi 13 menit.

(31)

4.2 Analisis Pola Struktur

Tari kreasi baru Kembang Padma ini menggunakan struktur garapan yang terdiri dari pengawit, pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad. Dibawah ini akan diuraikan mengenai struktur tari Kembang Padma :

Bagian pengawit menggambarkan suasana kuncup dan tumbuhnya bunga Lotus yang memberikan aura positif dan menyenangkan dengan suasana tenang. Pada bagian ini 1 (satu) penari berada di tengah menghadap ke belakang dengan level sedang dan 5 (lima) penari membentuk lingkaran menghadap ke depan masing-masing dengan level rendah, posisi ini dilakukan di backstage dengan durasi waktu 2 menit.

Bagian pepeson menggambarkan kecantikan dan keanggunan remaja putri yang lemah gemulai layaknya bunga Lotus dengan suasana gembira. Pada bagian ini posisi penari membentuk huruf ‘W’ dengan durasi waktu 3 menit.

Bagian pengawak menggambarkan keagungan remaja putri layaknya bunga Lotus dengan suasana tenang dan agung. Pada bagian ini posisi penari membentuk huruf ‘V’ dengan durasi waktu 3 menit.

Bagian pengecet menggambarkan kegembiraan remaja putri yang mencerminkan keindahan bunga Lotus. Pada bagian ini gerak penari sangat lincah layaknya remaja putri yang sedang bermain dengan riang gembira dengan durasi waktu 3 menit.

Bagian pekaad menggambarkan keagungan dan kesucian remaja putri yang diibaratkan bunga Lotus. Pada bagian ini 1 (satu) penari berada diatas trap paling atas menghadap ke depan dengan level sedang dan 5 (penari) melakukan pose

(32)

ditangga trap dengan level rendah, posisi ini dilakukan di backstage di atas trap dengan durasi waktu 2 menit.

4.3 Analisa Simbol

Dalam menciptakan suatu karya tari, untuk menyampaikan maksud tertentu kepada penonton mengenai karakter dan jenis tari yang dibawakan biasanya menggunakan beberapa simbol baik dari simbol gerak yang mampu memperlihatkan karakter tari, maupun ciri-ciri dan makna lain yang terdapat dalam karya tari tersebut.

Garapan tari kreasi baru Kembang Padma ini menggunakan beberapa gerak yang dapat dijadikan simbol gerak dan ciri khas, yaitu : nabdab gelung simbol keagungan dan nyeleog simbol keanggunan dan kecantikan. Selain dari segi gerak, simbol lain terdapat juga pada warna kostum yang dominan menggunakan warna putih, hijau dan kuning. Warna putih sebagai simbol dari Lotus putih melambangkan kesucian, warna hijau simbol dari tangkai dan daun Bunga Lotus melambangkan kelahiran, warna kuning simbol dari sari bunga Lotus. Tata rias wajah yang digunakan adalah tata rias putri halus sesuai dengan tema yang diangkat.

4.4 Analisis Estetis

Dalam menikmati suatu karya tari, biasanya seseorang lebih mengutamakan nilai keindahan yang terdapat dalam karya tari tersebut. Keindahan adalah hal yang menimbulkan rasa senang. Begitu pula dalam sebuah

(33)

karya tari yang memiliki nilai keindahan maka penonton akan merasa senang menyaksikan tarian tersebut.

Pada dasarnya setiap karya tari memiliki nilai keindahan tersendiri. Letak keindahan dalam sebuah tarian tentu bagi setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda, oleh sebab itu keindahan merupakan hal yang bersifat relatif. Ada tiga unsur keindahan yang harus diperhatikan dalam penggarapan suatu karya seni, yaitu wujud atau rupa, bobot atau isi, dan penampilan.6 Wujud terdiri dari bentuk dan struktur, bobot terdiri dari suasana, gagasan, dan pesan, sedangkan penampilan terdiri dari bakat, ketrampilan, dan sarana atau media.7

Semua unsur keindahan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh begitu pula keindahan dalam tari kreasi baru terletak pada keutuhan garapan dan simbol-simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penonton.

5.4.1 Aspek Wujud

Aspek wujud dalam garapan tari kreasi Kembang Padma meliputi bentuk dan struktur sebuah karya seni. Wujud disini dapat diartikan sebagai susunan gerak tari Kembang Padma. Tari kreasi baru Kembang Padma ini masih berpijak pada pola gerak tari tradisi yang telah dikembangkan, seperti : agem kanan pokok dan agem kiri pokok dalam tari Bali yang dikembangkan menjadi agem kanan pokok dalam garapan ini adalah tangan kanan ngeluk ke atas posisi jari tangan ngiting / nyempurit dan tangan kiri ngelung kesamping kiri posisi jari tangan ngiting / nyempurit, posisi kaki kiri mengarah ke pojok kiri depan dan kaki kanan

                                                                                                                         

6 Ibid, hal 17 7 Ibid, hal 17-18

(34)

berada di belakang kaki kiri mengarah ke pojok kanan depan dan posisi jari kaki mengarah ke atas, sedangkan agem kiri pokok dalam garapan ini adalah adalah tangan kiri ngeluk ke atas posisi jari tangan ngiting / nyempurit dan tangan kanan ngelung kesamping kanan posisi jari tangan ngiting / nyempurit, posisi kaki kanan mengarah ke pojok kanan depan dan kaki kiri berada di belakang kaki kanan mengarah ke pojok kiri depan dan posisi jari kaki mengarah ke atas.

Garapan dalam tari Kembang Padma terdiri dari bentuk dan struktur. Bentuk dari garapan ini merupakan tari kelompok yang ditarikan oleh 6 (enam) penari putri, sedangkan struktur dalam garapan ini memiliki 5 (lima) bagian yaitu pengawit, pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad.

5.4.2 Aspek Bobot

Karya seni tari yang berbobot adalah karya seni tari yang mampu menyampaikan pesan atau makna dalam sebuah garapan tari kepada penonton maupun pengamat seni. Tiga aspek bobot yang dapat diamati yaitu suasana, gagasan dan pesan. Suasana yang diciptakan dalam garapan tari kreasi Kembang Padma adalah suasana agung, anggun dan keceriaan remaja putri.

Gagasan penata mengangkat Bunga Lotus sebagai inspirasi dalam menciptakan sebuah karya tari karena bunga Lotus memiliki keunikan tersendiri dari bunga yang lain dan sebagai simbol penting dan banyak digunakan di upacara baik dalam agama Budha maupun Hindu. Sebagian besar dewa-dewa agama Budha dan Hindu seringkali digambarkan sedang duduk di atas bunga Lotus.

(35)

Pesan yang disampaikan oleh penata dalam garapan tari kreasi baru Kembang Padma ini adalah sosok seorang perempuan yang senantiasa mempertahankan kesucian dan harga dirinya walaupun dalam kondisi terburuk.

5.4.3 Aspek Penampilan

Dalam pementasan karya tari, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah penampilan. Penampilan yang bagus adalah kesempurnaan dari garapan tari Kembang Padma, karena dalam pementasan salah satu faktor utamanya adalah penampilan. Dalam hal ini ada tiga unsur yang berperan penting dalam penampilan suatu karya seni yaitu bakat, ketrampilan dan sarana. Bakat adalah potensi kemampuan khas yang dimiliki oleh seseorang berkat keturunannya.8 Ketrampilan merupakan kemahiran dalam pelaksanaan sesuatu yang dicapai dengan latihan.9 Sarana adalah wahana ekstrinsik yang mendukung penyajian karya seni. Tari kreasi baru Kembang Padma menggunakan pendukung tari yang disesuaikan dengan tinggi postur tubuh penata, bakat dan ketrampilannya.

Tari ini tidak memakai property namun menggunakan permainan selendang yang terdapat pada kostum masing-masing penari. Gerak-gerak tari yang ditata dengan baik serta pemilihan kostum, tata rias, musik iringan dan tata cahaya yang tepat sangat berperan penting dalam kesempurnaan penampilan tari kreasi baru Kembang Padma.

Mengenai pementasan dan sarana yang digunakan, tari kreasi Kembang Padma dipentaskan di panggung Procenium Natya Mandala Institut Seni

                                                                                                                         

8 Ibid, hal 76 9 Ibid, hal 77

(36)

Indonesia Denpasar. Panggung ini memiliki kelengkapan sarana yang terdiri dari tata panggung, tata cahaya dan kelengkapan pertunjukan yan memadai sesuai dengan kebutuhan penampilan dalam garapan tari kreasi Kembang Padma.

4.5 Analisis Materi

Pada garapan tari kreasi Kembang Padma hal yang paling ditonjolkan adalah kebebasan dalam berekspresi dalam menuangkan gerak-gerak tari ke dalam sebuah karya seni tari namun tetap berpijak pada pola-pola gerak tari tradisi. Walaupun kebebasan merupakan hal yang diutamakan namun gerak yang sudah didapat harus ditata kembali agar dapat menjadi satu kesatuan yang utuh. Perbendaharaan gerak yang utuh dalam garapan ini juga didukung dengan motif/desain yang mampu memberikan kesan menarik dalam garapan tari kreasi Kembang Padma.

4.5.1 Desain Kelompok

Tari kreasi Kembang Padma merupakan garapan tari kelompok yang tidak lepas dari elemen-elemen design kelompok. Empat elemen desain kelompok yang digunakan ialah unison (serampak), balance (berimbang), alternate (selang-seling), dan canon (bergantian).

a. Unison atau serampak adalah desain gerak ini memperlihatkan kekompakan dan keterampilan para penari dalam bergerak. Penguasaan motif ini harus dilakukan dengan latihan yang intensif agar dapat menyatukan dan

(37)

menyamakan gerak sehingga terlihat indah. Desain ini terdapat pada bagian gerak pepeson, pengawak dan pengecet.

b. Balance atau keseimbangan adalah keseimbangan ruang, yaitu mampu membagi kelompok sehingga terbagi menjadi dua pusat perhatian dengan gerak atau pose gerak yang sama. Desain ini terdapat pada bagian pengawak dan pengecet.

c. Alternate atau selang-seling adalah desain gerak ini memberikan kesan kesatuan yang terkadang pecah namun menyatu kembali. Desain ini terdapat pada bagian pengecet.

d. Canon atau bergantian adalah desain gerak yang dilakukan secara bergantian antara penari satu dengan yang lainnya dengan gerak atau pose yang sama. Desain ini terdapat pada pepeson dan pengawak.

4.5.2 Materi Gerak

Salah satu unsur pokok dalam sebuah garapan tari ialah gerak. Gerak dapat menimbulkan kesan ekspresi yang dibutuhkan dalam garapan tari kreasi Kembang Padma. Garapan ini menggunakan motif gerak tradisi dan dipadukan dengan motif gerak yang sudah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun beberapa gerak yang digunakan dalam garapan tari kreasi Kembang Padma ini yaitu :

a. Agem kanan (agem pokok pada garapan ini) adalah tangan kanan ngeluk ke atas posisi jari nyempurit dan tangan kiri ngelung kesamping kiri posisi jari

(38)

nyempurit, posisi kaki kiri mengarah ke pojok kiri depan dan kaki kanan berada di belakang kaki kiri mengarah ke pojok kanan depan.

b. Agem kiri (agem pokok pada garapan ini) adalah tangan kiri ngeluk ke atas posisi jari nyempurit dan tangan kanan ngelung kesamping kanan posisi jari nyempurit, posisi kaki kanan mengarah ke pojok kanan depan dan kaki kiri berada di belakang kaki kanan mengarah ke pojok kiri depan.

c. Nyeleog adalah gerakan badan yang lemah gemulai ke kiri dan ke kanan diikuti gerakan tangan dan kepala.

d. Ngangget adalah gerakan mata ke pojok kanan atas dengan cepat sebanyak 2x.

e. Nyelier adalah salah satu mata dikecilkan dengan posisi pandangan ke depan diikuti gerakan kepala.

f. Sledet adalah gerakan mata ke samping kiri dan kanan.

g. Ulap-ulap adalah gerakan maknawi dalam tari Bali yang dilakukan untuk melihat sesuatu.

h. Nabdab gelung adalah gerakan tangan menyentuh kepala / gelungan.

i. Ngelo adalah gerakan badan berbelak-belok ke kiri dan ke kanan dari bawah ke atas diikuti dengan gerakan tangan.

j. Piles adalah gerakan kaki yang dilakukan dengan memutar ke dalam. k. Kipekan adalah gerakan menoleh ke kanan dan ke kiri.

l. Ngegol adalah gerakan pinggul ke kanan dan ke kiri.

m. Berputar adalah gerakan tubuh yang membentuk garis lingkaran. n. Luru adalah ekspresi wajah riang gembira.

(39)

o. Kwera adalah ekspresi lemah lembut.

p. Kekuwud adalah ekspresi Kewibawaan / keagungan. q. Nabing adalah gerakan mata melihat ke sudut.

r. Uluwangsul adalah gerakan leher ke kiri dan ke kanan.

s. Ngotag adalah gerakan leher ke kiri dan ke kanan dengan cepat.

4.6 Analisis Penyajian

Penyajian merupakan tahap akhir dalam garapan tari kreasi Kembang Padma. Penyajian tersebut meliputi tempat pertunjukkan, kostum, tata rias wajah, musik iringan tari, perbendaharaan gerak tari dan tata cahaya yang digunakan.

Garapan tari kreasi Kembang Padma ini dipentaskan dan diuji pada hari Jum’at tanggal 24 Mei 2013 pukul 20.00 WITA di panggung proscenium Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar. Penataan panggung mengunakan candi bentar agar memberikan kesan agung pada garapan tari kreasi Kembang Padma. Berikut ini adalah gambaran stage proscenium Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar yang dilengkapi dengan ruang lantai dan arah hadap penari.

(40)

Gambar 4.1. Denah Stage

Keterangan :

C = Centre Stage (pusat panggung) LS = Left Stage (kiri panggung) RS = Right Stage (kanan panggung)

URS = Up Right Stage (pojok kanan belakang panggung) UCS = Up Centre Stage (bagian belakang pusat panggung) ULS = Up Left Stage (pojok kiri belakang panggung) DRS = Down Right Stage (pojok kanan depan panggur;)

Sisi panggung bagian kanan Sisi panggung bagian  kiri   13,70  m   Pit Tempat Orchestra Pit Tempat Orchestra Auditorium (Penonton) 20,89  m   DRS RS URS ULS DLS LS UCS C DCS

Panggung bagian Belakang Candi Bentar

(41)

DCS = Down Centre Stage (bagian depan pusat panggung) DLS = Down Left Stage (pojok kiri depan panggung)

Dalam garapan tari kreasi Kembang Padma, menggunakan beberapa arah hadap yang disesuaikan dengan pola lantai penyajian, yaitu :

Gambar 4.2. Arah Hadap Penari

Keterangan :

1. : Penari menghadap ke depan stage.

2. : Penari menghadap ke diagonal kanan depan. 3. : Penari menghadap ke kanan stage.

4. : Penari menghadap ke diagonal kanan belakang stage. 5. : Penari menghadap ke belakang stage.

6. : Penari menghadap ke diagonal kiri belakang stage. 7. : Penari menghadap ke kiri stage.

8. : Penari menghadap ke diagonal kiri depan stage.

1   2   3   4   5   6   7   8  

(42)

Lintasan Perpindahan :

: Lintasan penari ke segala arah. : Arah putaran.

: Trap hitam.

T1 : Yunita Mutiara Sari T2 : Ni Luh Putu Widiasih T3 : Putu Ayu Rusminingsih T4 : Putu Ayu Dian Ratna T5 : Luh Putu Maylandari Putri T6 : Ni Kadek Yuniari Dewi

4.6.1 Kostum

Kostum adalah faktor penunjang dalam seni pertunjukan khususnya seni tari, dengan melihat jenis, bentuk dan warna busana yang dipakai, penonton akan dapat membedakan karakter / tokoh yang ditampilkan oleh para penari. Kostum juga merupakan pendukung desain ruangan yang melekat pada tubuh penari yang mengandung elemen-elemen wujud, warna, garis, kualitas tekstur dan dekorasi.

Kostum garapan tari kreasi Kembang Padma ini menggunakan busana yang dirancang dengan pola sederhana. Kesederhanaan dalam kostum bertujuan agar penari bisa bergerak dengan bebas, tidak mengganggu rangkaian gerak yang dilakukan tidak membunuh karakter atau tokoh yang diperankan dan tetap memperhatikan unsur keindahan. Kostum tari kreasi Kembang Padma menggunakan warna dasar putih yang mengangkat tentang keindahan bunga Lotus putih. Berikut ini adalah rancangan kostum yang digunakan dalam tari

(43)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 4.3

(44)

Keterangan gambar : 1. Gelungan.

2. Bunga Lotus Putih. 3. Hairfish.

4. Subeng bunga Lotus. 5. Menur. 6. Kalung mote. 7. Gelang kana. 8. Ankin. 9. Pending. 10. Gelang kana. 11. Rempel kamen. 12. Simping.

(45)

1 2 3 4 Gambar 4.4

(46)

Keterangan gambar : 1. Antol.

2. Simping. 3. Selendang.

(47)

Gambar 4.5

(48)

Gambar 4.6

(49)

4.6.2 Tata Rias Wajah

Tata rias wajah pada dasarnya diperlukan untuk menunjukkan karakter tokoh dalam suatu tarian. Selain itu tata rias wajah juga menambah kesan keindahan yang dipadukan dengan kostum serta penataan lampu di atas panggung. Dalam karya tari kreasi Kembang Padma yang dipertunjukan di panggung proscenium Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar dengan lampu-lampu pentas yang kuat, maka dituntut tata rias dengan penggunaan garis-garis muka yang kuat dan tegas serta warna-warna yang lebih tebal. Hal ini juga dipengaruhi adanya jarak antara penari dan penonton dan secara umum dalam tata rias wajah penguatan justru pada bagian garis mata, bibir, dan warna pipi. Tata rias yang digunakan dalam tari kreasi Kembang Padma adalah tata rias putri halus.

Adapun tata rias wajah yang dipergunakan dalam tari kreasi Kembang Padma, yaitu :

• Susu pembersih (cleaning milk) Viva untuk kulit normal, berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajah.

• Penyegar wajah (face tonic) Viva fungsinya untuk menyegarkan kulit wajah. • Alas bedak Krayolan berfungsi untuk menutupi pori-pori wajah dan bedak

tabur dapat melekat dengan baik.

• Bedak tabur Viva warna merah no.5 berfungsi untuk menutupi alas bedak, menghaluskan dan meratakan permukaan wajah.

• Eye shadow Rani warna biru, merah dan kuning berfungsi untuk mempertajam arsiran pada kelopak mata.

(50)

• Pensil alis Rani warna hitam berfungsi untuk mempertegas bentuk alis. • Eyeliner berfungsi untuk mempertegas garis mata.

• Merah pipi Inez berfungsi untuk memberikan bayangan pada pipi sehingga dapat mempertegas garis senyum.

• Lipstik Purbasari no.12 berfungsi untuk mempertegas bentuk bibir dan menambah warna bibir.

• Bulu mata palsu MAC berfungsi untuk menebalkan bulu mata. • Mascara berfungsi untuk melentikkan bulu mata.

• Bindi berfungsi untuk tanda di kening.

• Srinata berfungsi untuk memperjelas tokoh putri halus.

• Lulur Mustika Ratu berfungsi untuk mencerahkan dan menghaluskan kulit badan.

(51)

Tabel 4.1

Pola lantai, suasana, tata lampu (lighting) dan rangkaian gerak Tari Kreasi Kembang Padma

No. Adegan dan Suasana, Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

1. Pengawit : menggambarkan tumbuhnya bunga Lotus yang memberikan aura positif dan menyenangkan, Layar putih sebagai background, Lampu polo sport center Suasana tenang     - 6 penari on stage dengan komposisi melingkar di centre stage, 5 penari duduk dengan level rendah menghadap ke luar lingkaran posisi kaki kanan ditekuk ke depan & kaki kiri ditekuk ke belakang, posisi tangan kanan di depan dada & tangan kiri kesamping kemudian berputar menghadap ke dalam lingkaran melakukan gerakan ngelo dan pose tangan kanan diatas dan tangan kiri di depan dada dan 1 penari berada di tengah lingkaran

menghadap ke belakang dengan level sedang posisi badan rebah ke kiri lalu menghadap ke depan melakukan gerakan ngelo lalu tangan kanan berada diatas dan tangan kiri di depan dada.

2. Idem   - Kemudian 6 penari berdiri & berputar dengan komposisi lurus menghadap ke belakang posisi tangan kanan di atas dan tangan kiri kesamping memegang selendang.

(52)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

3. Idem   - Kemudian berputar membentuk lingkaran besar 5 penari bergerak ditempat menghadap ke dalam lingkaran dengan gerakan ngiluk tengadah posisi tangan kanan di atas, tangan kiri siku-siku dengan level rendah dan 1 penari berada di dalam lingkaran level sedang menghadap ke depan agem kanan posisi tangan kanan di atas, lalu

berputar.

4. Idem   - Kemudian 6 penari berdiri dengan komposisi lurus menghadap ke depan posisi tangan kanan di atas dan tangan kiri kesamping

memegang selendang.

5. Pepeson : Layar putih naik dan background menggunakan gapura.

Suasana Agung

  - Kemudian jalan jinjit kedepan membentuk komposisi `W` agem kanan posisi tangan kanan diatas dan tangan kiri kesamping, seledet kanan 2x, melangkah ke kanan lalu agem kiri posisi tangan kiri diatas & tangan kanan siku-siku, sledet kiri 2x lalu berputar ditempat agem kiri lalu posisi badan seklo ke kiri tangan kanan berada diatas & tangan kiri siku-siku, ileg-ileg lalu berputar.

(53)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

6. Idem   - Kemudian 6 penari dengan membentuk komposisi segitiga kiri dan kanan berputar ditempat tangan kiri ambil selendang & tangan kanan siku-siku lalu ngegol lepas selendang dan berputar. 7. Idem   - Kemudian 6 penari

komposisi diagonal kanan berpasangan gerakan kompak badan seklo ke kanan tangan kiri ke atas & tangan kanan siku-siku lalu berputar ditempat, 3 penari menghadap ke depan level rendah & 3 penari menghadap ke belakang level tinggi melakukan gerakan kompak agem kanan dan kiri, kedua tangan di putar kekiri berakhir dikanan, sledet kiri 1x, lalu berdiri sambil ambil selendang dan berputar. 8. Idem   - 6 penari membentuk

komposisi lingkaran lalu buang selendang dan berputar membentuk komposisi selanjutnya.

(54)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

9. Idem   - Kemudian membentuk komposisi 'V' menyempit di belakang, tangan sogok kiri sogok kanan, agem kanan, sledet kanan, lalu gerakan bergantian dengan posisi kedua tangan bertemu diatas kepala, lalu tangan kanan direntangkan ke samping, kiri lalu berputar.

10. Idem   - 6 penari membentuk komposisi diagonal ke kiri,agem kanan, sledet kanan, lalu berputar.

11. Idem   - Kemudian 6 penari membentuk posisi lurus di centre stage dengan posisi arah hadap ke depan lalu hadap kedepan jalan jinjit.

12. Pengawak : menggambarkan keagungan remaja putri layaknya bunga Lotus dengan suasana tenang dan agung.   - 6 penari membentuk komposisi ‘V’ menyempit ke depan, agem kanan, posisi tangan kanan diatas dan tangan kiri ke samping,ileg-ileg, ulap-ulap ke arah pojok kiri depan, sledet kanan, sogok kanan, agem kiri lalu berputar.

(55)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

13. Idem  

 

- 6 penari membentuk komposisi segitiga di pojok kanan depan dan di pojok kiri belakang melakukan gerakan kompak agem kanan dan agem kiri seledet kiri lalu kros tukar posisi.

14. Idem  

 

- 6 penari membentuk komposisi segitiga di pojok kanan depan dan di pojok kiri belakang melakukan gerakan kompak hadap kanan dan hadap kiri lalu jalan ke depan, pose dengan 3 penari level rendah dan 3 penari dengan level sedang, melakukan gerakan kompak agem kiri dan agem kanan lalu cross. 15. Lampu polo sport center Suasana tenang dan agung     - 6 penari membentuk komposisi segienam di centrestage, melakukan gerakan kompak arah badan ke samping kanan, pandangan ke depan, tangan kanan diatas, tangan kiri siku-siku, lalu berputar.

(56)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

16. Pengecet : menggambarkan kegembiraan remaja putri yang mencerminkan keindahan bunga Lotus suasana gembira Idem       - 6 penari membentuk komposisi ‘H’ melakukan gerakan alternit, 3 penari menghadap ke belakang dan 3 penari menghadap ke depan. 17. Idem     - 6 penari membentuk komposisi diagonal ke kanan berpasangan melakukan gerakan kompak, 3 penari menghadap ke depan dan 3 penari menghadap ke belakang. 18. Idem     - 6 penari membentuk komposisi segitiga, 3 dipojok kiri depan dan 3 di pojok kanan belakang, melakukan gerakan ngegol diikuti gerakan tangan kemudian berputar.

19. Idem  

 

- 6 penari membentuk komposisi diagonal kiri saling berhadapan dengan level tinggi, rendah dan sedang, kemudian berjalan ambil selendang.

(57)

No.

Suasana, Adegan dan Tata Lampu

Pola Lantai Uraian Gerak

20. Turun layar putih depan masuk trap Lampu polo sport center Suasana tenang dan agung     - 5 penari membentuk komposisi melingkar dengan level rendah di centrestage melakukan gerakan ngelo dan 1 penari berada di tengah dengan level sedang melakukan gerakan nyleog, nabdab gelung. 21. Pekaad : menggambarkan keagungan dan kesucian remaja putri yang diibaratkan bunga Lotus layar putih naik suasana tenang Idem

 

 

- 5 penari berjalan jinjit tangan kiri ambil selendang dan tangan kanan siku-siku melakukan gerakan cross dan 1 penari berjalan ke depan melakukan gerakan nyeleog dan nabdab gelung lalu berputar ke belakang.

22. Idem  

 

- 6 penari berjalan ke belakang, tangan kanan berada di atas kepala dan tangan kiri memegang selendang. 23. Lampu polo sport backcenter      

- 6 penari berjalan naik ke atas trap melakukan pose tangan kanan di atas kepala dan tangan kiri siku-siku, kepala ileg-ileg.

(58)

4.6.3 Musik Iringan Tari

Musik iringan dalam sebuah garapan tari merupakan salah satu hal yang paling penting karena selain sebagai pengiring tari iringan juga berfungsi untuk memperkuat suasana yang ingin disampaikan. Musik iringan akan memberikan semangat baru dalam sebuah pertunjukan. Untuk mewujudkan dan menghidupkan suasana yang diinginkan, gerak tari dapat disesuaikan dengan ritme dan tempo yang terdapat dalam musik iringan, sehingga dapat berjalan dengan selaras dan harmonis.

Oleh sebab itu, tari kreasi Kembang Padma menggunakan gamelan semarapagulingan dan diiringi oleh sendon wanita. Semarapagulingan adalah Gamelan yang dalam lontar Catur Muni – Muni disebut dengan gamelan Semara Aturu ini adalah barungan madya, yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk raja-raja pada zaman dahulu.10

Penata iringan adalah I Gede Nadiarta, S.Sn seorang alumnus Institut Seni Indonesia Denpasar dengan pendukung gamelan Sekaa Semarapagulingan Mujung Manik Mas, Desa Padangsambian, Denpasar.

Adapun alat musik yang digunakan satu barung semarapagulingan, yaitu : 1. 1 pasang kendang krumpungan : lanang dan wadong.

2. 1 buah kajar.

3. 1 tungguh ceng-ceng. 4. 1 buah gong.

5. 1 buah kemong.

(59)

6. 1 tungguh gentorag. 7. 1 tungguh terompong. 8. 4 tungguh pemade. 9. 4 tungguh kantilan. 10. 2 tungguh jublag. 11. 2 tungguh jegogan. 12. 3 buah suling.

(60)

Notasi Iringan dan Gerong

I. Kawitan Patet Baro : 3(3)...3(3)... 3(3).75.345754354.2(3) Gerong : . . 7. 57.3..4.57....

Am bun nya ha -rum

...3(3).75.345754354.5(7) Gerong : ...1 3 .7...4.1...3 7

Rupan - nya a - dhi luhung

.17.117.17.111(7) Gerong : ...1.5 7 4 .5.3.17 Pa - ra Dewa mah-yun ... ... Gerong : ... .13.1.31 a - ngu - 3(3).75.345754354.2(3) Gerong : 5 .74. 3...3545. 3 1 - la – ti makasara - na ...3(3).75.345754354.5(7) Gerong : ...1.71 .571. 31... A - mus-ti sira .17.117.17.111(7) Gerong : . . . .431. 5.74.31 Dewaning pa - ra Dewa ... ... Gerong : ... .3 4 . 1..

(61)

3(3).75.345754354.2(3) Gerong : . . 34.345.3.4. . . .3 1 ja - gat ...3(3).75.345754354.5(7) Gerong : ..17 . 1543 . 1 . 34.7543... su - trepti sa - bu-mi .17.117.17.111(7) Gerong : ...17.574534.5 7 man - da - la Penyalit : .1713454.31.34.31.34.3134(5) .17.45.17.45.745713(1) .1.7.54(3) 543.543 (5) 434.53457.457(1) .1.7.171.5.7.54(3).13.43.13434 Patet selisir : .43.457.4571(7) II. Pepeson Patet selisir : ..45745.7.457121 .7.5.4.3543.715(7) Gerong : ..45.71.7.457121 ..71.71.3457121 7

Sa – kwehing kembange ring jagat saha warnan nyane mengawe angob

..45745.7.457121 .7.5.4.3543.715(7) Gerong : ..67..76..45.7.1 .34.1..34.71 2 1 7

Ambunya - ne luwir ganda merik su-mirit mare-buk arum

..45745.7.451754 .1.3.4.13413457(5) .35...1.7.2.1 .5.4.5.7.4.3.4.5

Gerong : ...11712421 ....7134....1345

(62)

..3 4 3 4 7(5) Gerong : ..1 7 .1 7 5 Kembang pad - ma ...1757454757571 .7.5.431.313457(5) ...1757454757571 .7.5.431.313457(5) ...1757454757571 .7.5.431.435431(7) .5.7.5.7.5.7.2.(1) .721.721.721754(3) 5 3 4 5...(3) 43454561612(1) Patet P. Ageng : ...543543147 .137.137.135715(7) ...17134.3454317 .171341(3) Patet Selisir : .1.1.1.7.5.5.5.4.5 .4.5.4.5.3.5.4.(3) 13413475.751754(3) 13413475.751754(3) 13413457.4.7.4.7 ..34571(7) Penyalit : Patet Selisir : 7712.712175453543 .543451757121 III. Pengawak Patet P. Ageng : 571.31.75715(7) 1757175734317134 Gerong : ... ...134317134

kembanging sarwa kembang

..717575..4345 754575457545354(3) Gerong : ... ...713453 lintang lu - wih .7..1..43134..7..5..754(3) .7..1..43134..7..5.3.45717(5) 57545754571343175 7131711 .34(3)

(63)

Patet Selisir : .2.1.7.5.4.5.4.(3) .5.4.7.5.1.7.1.(3) .5.4.7.5.1.7.1.(3) .5.4.7.5.1.7 .4.5.1.7.4.5.7.(5) ...5.47.51.2.24.214.21 7 2 1 7 Gerong : ... 4 2 1 7 Sam - pun . 57 .5757 .5 . 3 . 4 . (5) Gerong : . 57 .5757 .3 4 5 7 1 7 5

kasub kasum – bung ma – ka sekar jagat

...5 .47 .51 .2 .21754 .254.254 Gerong : ...5.457.571..421754 .254.254

lu-wir kem –bang nging ad-nyana sarining katahing

1 2 4 5 4 7 5 (4) Gerong : 1 2 4 5 1 7 5 4

Se – kar mau - tama

.5.4.5.4.5.7.2.1.542.1(7) ..21721.7.217545 .217217.2.4.5.1(7) ..21721.7.217545 .2172175.3.5.4.(3) .3.1.1.3.3.1.345 .6456121 Patet P. Ageng : 571.31.75715(7) 1757175734317134 Gerong : ... ...134317134

kembanging sarwa kembang

..717575..4345 754575457545354(3) Gerong : ... ...713453 lintang lu - wih .7..1..43134..7..5..754(3) .7..1..43134..7..5.3.45717(5) 57545754571343175 7131711 .34(3)

(64)

Patet Selisir : .2.1.7.5.4.5.4.(3) .5.4.7.5.1.7.1.(3) .5.4.7.5.1.7.1.(3) .5.4.7.5.1.7 .4.5.1.7.4.5.7.(5) ...5.47.51.2.24.214.21 7 2 1 7 Gerong : ... 4 2 1 7 Sam - pun . 57 .5757 .5 . 3 . 4 . (5) Gerong : . 57 .5757 .3 4 5 7 1 7 5

kasub kasum – bung ma – ka sekar jagat

...5 .47 .51 .2 .21754 .254.254 Gerong : ...5.457.571..421754 .254.254

lu-wir kem –bang nging ad-nyana sarining katahing

1 2 4 5 4 7 5 (4) Gerong : 1 2 4 5 1 7 5 4

Se – kar mau - tama

.5.4.5.4.5.7.2.1.542.1(7) ..21721.7.217545 .217217.2.4.5.1(7) ..21721.7.217545 .2172175.3.5.4.(3) .3.1.1.3.3.1.345 .6456121 Patet P. Ageng : 571.31.75715(7) Penyalit : Patet P. Ageng : .7.7.7.1.1.1.3.4 1345.75.5717 .7.1.1. 34...(5) IV. Pengecet Patet P. Ageng : ..4575..4575.71317 ..1317.17134.575717(5)

(65)

Patet Selisir : ...3.5.4.5.4.5.7 .5.7.5.4.7.1.2.7.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.57(1) 7.175.754.54.57(1) 7.175.754.54.2.(1) .2124524.454542(1) .2124524.7.5.7.(4) .5.7.4.5.1.7.5.(4) .5.7.4.5.745.7.(1) .1.1.2.7.7.7.2.(1) .1.1.2.7.2.1.7.(5) .757.1.2.1.7.5.(4) 53453431.715717535 Patet P. Ageng : ..131(7) .17317.1731715.55.717(5) Patet P. Ageng : ..4575..4575.71317 ..1317.17134.575717(5) ..4575..4575.71317 ..1317.17134.575717(5) Patet Selisir : ...3.5.4.5.4.5.7 .5.7.5.4.7.1.2.7.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.5.(3) .54.53.17217 .57457.5.4.57(1) 7.175.754.54.57(1) 7.175.754.54.2.(1) .2124524.454542(1) .2124524.7.5.7.(4) .5.7.4.5.1.7.5.(4) .5.7.4.5.745.7.(1) .1.1.2.7.7.7.2.(1) .1.1.2.7.2.1.7.(5) .757.1.2.1.7.5.(4) V. Pekaad Patet Selisir : .54.34.34545 .34.57.3453(4) .17.57.17571 .57.12.7.217(5)

(66)

.75.45.75712 .1.75.4(4) .54.34.34545 .34.57.3453(4) .17.57.17571 .57.12.7.217(5) .75.45.75712 .1.75.4(4) .54.34.34545 .34.57.3453(4) .17.57.17571 .57.12.7.217(5) .75.45.75712 .1.75.4(4) .54.34.34545 .34.57.45.7(1) .1.5.1.5.1 .5.1.5.(1) PUPUT

(67)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Seorang seniman dalam menciptakan suatu karya seni khususnya seni tari harus memiliki daya kreativitas, yaitu sebuah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas ini yang menjadi pendorong untuk mendapatkan ide-ide baru dan original walaupun ide tersebut tidak mudah untuk didapatkan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan. Garapan tari kreasi Kembang Padma merupakan sebuah garapan tari kreasi baru yang ditarikan dalam bentuk kelompok oleh 6 (enam) penari putri, bertemakan kesucian yang ceritanya diangkat dari keindahan bunga Lotus. Kembang yang berarti gadis dan Padma yang berarti Lotus.

Pada tari kreasi Kembang Padma ini penata menggambarkan bunga Lotus sebagai seorang gadis yang memiliki sifat anggun, ceria, lincah dan mempesona. Kembang Padma adalah garapan tari kreasi baru yang terinspirasi dari keindahan bunga Lotus yang tumbuh anggun dan bisa dijadikan sebagai dasar dalam penggambaran sosok seorang perempuan yang senantiasa memancarkan kecantikan dan kesucian di dalam dirinya. Garapan ini diiringi dengan gamelan semarapagulingan dan sendon wanita dengan durasi waktu 13 menit yang dipentaskan pada Jum’at, 24 Mei 2013 dalam ujian akhir sarjana seni (S-1), di gedung procenium Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar.

Gambar

Gambar 4.1. Denah Stage

Referensi

Dokumen terkait

KODE WILAYAH KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK TOTAL KETERANGAN... KODE WILAYAH KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

Metode analisis dengan mengacu pada hasil penelitian ini maka data drive test dengan parameter serving system and band yang berbentuk plot dari rute beberapa jalan-jalan protocol

Cuplikan ganggang merah, ganggang hijau ganggang coklat dan ikan kerapu diambil di laut sekitar Lemahabang pada musim penghujan (27 Februari 2003) dan musim kemarau tahun

bahwa sehubungan dengan adanya promosi dan mutasi jabatan di lingkungan Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan serta untuk mengefektifkan pembahasan Rancangan

Pelaksanaan Program dan Kegiatan pada Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar dituangkan dalam Rencana Kerja (Renja) Tahunan, sebagai landasan dan pedoman dalam

Untuk dapat mewujudkan visi ini, BPS Kabupaten Pontianak telah merumuskan 3 pernyataan misi, yakni: (1) menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan

Hoge Raad ternyata telah menolak alasan yang dikemukakan oleh dokter tersebut dengan alasan bahwa perjanjian yang ternyata bertentangan dengan keputusan itu harus