RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Polewali
Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/ 1
Materi : Pengetahuan Dasar Geografi Alokasi Waktu : 10 menit (1X pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran
1. KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. KI-3 : memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3. KI-4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran berbasis aktivitasdiharapkan peserta didik mampu:
1. mensyukuri karya sang Pencipta, terlibat aktif dalam proses pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu, jujur, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat 2. Mendeskripsikan pengetahuan dasar geografi
3. Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar geografi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencampaian Kompetensi 3.1. Memahami pengetahuan
dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari
3.1.1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup geografi 3.1.2. Membedakan objek studi formal dan objek fungsional
geografi
3.1.3. Membedakan aspek fisik dan sosial geografi serta penerapannya
3.1.4. Menjelaskan 10 konsep dasar geografi dan penerapannya
3.1.5. Membedakan prinsip geografi dan penerapannya 3.1.6. Menjelaskan pendekatan geografi dan penerapannya 4.1. Menyajikan contoh
penerapan pengetahuan dasar geografi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
4.1.1 Membuat ringkasan materi pengetahuan dasar geografi melalui berbagai sumber.
4.1.2 Membuat powerpoint/video tentang fenomena geosfer yang berkaitan dengan pengetahuan dasar geografi 4.1.3 Mempresentasikan hasil kerja siswa melalui
powerpoint/video.
D. Materi Pembelajaran Pengetahuan Dasar Geografi
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi 2. Objek Studi Geografi
3. Aspek Geografi E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery/Inquiry Learning
Metode : Diskusi Kelompok dan Penugasan F. Media Pembelajaran
• Video pembentukan fenomena geosfer • Gambar-gambar fenomena geosfer • LCD Projector
G. Sumber Belajar
• Buku Geografi Kelas X, Penerbit Erlangga H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I : Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup geografi
3.1.2. Membedakan objek studi formal dan objek fungsional geografi
Tahapan Kegiatan Waktu
Pendahuluan
- Melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) - Apersepsi melalui kilas balik materi IPS/Geografi di SMP/MTs - Memperkenalkan diri dan membuat kontrak belajar bersama - Memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan, apa
manfaatnya, serta menyampaikan SKL 8
2’ Kegiatan Inti Sintaks Model Pembelajaran Discovery Learning
➢ Stimulation (member Stimulus)
- Melakukan ekplorasi terhadap pengetahuan, ide, atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari pembelajaran pada tingkatan kelas sebelumnya tentang geografi
- Mengamati video/peta/gambar-gambar yang disajikan pada slide proyektor di kelas
➢ Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
- Membentuk kelompok 4-5 siswa/perkelompok dengan metode menghitung kelipatan sesuai jumlah siswa yang hadir di kelas secara berurutan
4’
PEMBELAJARAN HOTS
Religius
Innovation
dan
Collaboration
- Mengelompokan diri sesuai angka yang disebutkan dan diberikan nomor kelompok di meja yang sudah disediakan - Memahami lembar kegiatan (LK 3.1.1. ) tentang ruang lingkup
geografi, dan objek studi geografi ➢ Data Collecting mengumpulkan data)
- Menyelesaikan tugas yang diberikan dalam pembelajaran untuk merangsang/menguji jawaban dengan caranya sendiri tentang ruang lingkup geografi, dan objek studi geografi.
➢ Data Processing (mengolah data)
- Melakukan diskusi bersama tentang konsep dasar geografi, prinsip geogafi dan pendekatan geografi
➢ Verification (memverifikasi)
- Mempresentasikan hasil diskusi kelompok sesuai LK 3.1.1 untuk proses tukar pengalaman sesuai nomor udian kelompok yang ditentukan
➢ Generalization (menyimpulkan)
- Menyimpulkan materi tentang ruang lingkup geografi, dan objek studi geografi dalam kelompok
Penutup
- Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami
- Melakukan tes tanya jawab langsung terhadap materi yang dibahas
- Refleksi kegiatan pembelajaran
4’ I. Teknik Penilaian Penilaian Teknik Penilaian Rubrik Penilaian Instrumen Penilaian Remedial ( < KKM) Pengayaan ( >KKM) Sikap : Observasi Terlampir 1) Pembelajaran ulang 2) Pemberian bimbingan secara khusus 3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus 1) Belajar kelompok 2) Belajar mandiri 3) Pembelajaran berbasis tema Pengetahuan : Tes tertulis Keterampilan : Unjuk kerja
Teliti, bertanggung jawab
Creativity,
Literacy
Creativity, Collaboration, Literacy
Communication
Penilaian Teknik Penilaian Rubrik Penilaian Instrumen Penilaian Remedial ( < KKM) Pengayaan ( >KKM) 4) Pemanfaatan tutor sebaya Mengetahui, Kepala Sekolah
Dr,MUSTAPA T M.M
NIP. 19660307 199203 1 009
Polewali, 6 Juli 2021 Guru Mata Pelajaran
AHNUR AHMAD, S.Pd
NIP. 198604092010011015
PERTEMUAN 1: MATERI:
Konsep Geografi
Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan
graphika=lukisan atau tulisan.
Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang..
Hakekat Geografi
Karl Ritter berpendapat bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Berdasarkan konsep itu, bumi sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia. Menurut Huntington (Bintarto, 1977), geografi terbagi menjadi empat cabang, yaitu:
a. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam; b. Pitogeografi yang mempelajari tanaman;
c. Zoogeografi yang mempelajarai hewan; d. Antropogeografi yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner (Bintarto, 1977), cabang-cabang geografi terdiri atas: (1) Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan; (2) Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian; geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik; (3) geografi regional.
Obyek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek material dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama. Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek material itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain.
LAMPIRAN PENILAIAN PENILAIAN SIKAP
Observasi melalui Jurnal Guru
Nama Satuan Pendidikan : SMAN 4 Polewali Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kelas/Semester : X
Mata Pelajaran : Geografi
No. Hari/tgl Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos
/Neg Tindak lanjut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI PENULISAN SOAL
PERTEMUAN 1
SOAL ESSAY
No
.
Cakupan
Materi
IPK
Kls/S
emes
ter
Konten/Materi
Level
Kognitif
Indikator Soal
No.
Soal
1.
pengertian
dan ruang
lingkup
geografi
3.1.1Menje laskan pengertian dan ruang lingkup geografiX/1
ruang lingkup
gegrafi
2
1. Menjelaskan pengertian geogarfi 2. Mendeskripsik an alasan penggunaan istilah georaphica.1
2
2.
obyek study
geografi
3.1.2 Membedak an objek studi formal dan objek fungsional geografiX/1
obyek formal
dan obyek
material
2
3. Mendeskripsika n obyek material geografi 4. Menguraikan obyek formal geografi 5. Membedakan obyek material dan obyek formal geografi3
4
5,6
SOAL PERTEMUAN 1:1. Jelaskan pengertian geografi
2. Mengapa kata geograpicha dijadikan sebagai dasar penggunaan kata geografi. 3. Uraikan yang termasuk obyek material geografi dan berikan contohnya. 4. Uraikan tentang obyek formal geografi!
5. Uraikan perbedaan yang mendasar tentang obyek material dan obyek formal geografi. 6. Perhatikan gambar di bawah ini (skor 20)
Wisatawan Asing melakukan penyeberangan menggunakan sampan yang dikaitkan tali untuk mencapai ke seberang sungai. Sungai yang dilalui merupakan bagian hulu Sungai Wampu Kabupaten Langkat sebagai bagian kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL). Wisatawan asing melakukan penyeberangan untuk melihat penangkaran orang utan.
Berdasarkan kegiatan di atas, uraikan tentang objek studi dan aspek geografi!
KUNCI JAWABAN:
1. Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu. Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
SKOR (5): salah satu jawaban benar
2. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Kata geografi berasal dari
geo=bumi, dan graphein=mencitra. Erasthenes mengarang buku yang bejudul geographica, buku
terebut sangat berperan dalam sejarah keilmuan geografi yang memuat tentang gambaran bumi berdasarkan hasil perjalanan mengelilingi dunia oleh para peneliti.
(skor 10)
3. Obyek material geografi: litosfer (gejala yang terjadi di permukaan bumi: gempa bumi, banjir), hidrosfer (permukaan perairan darat dan laut: ombak, abrasi, sungai), atmosfer (lapisan udara: fenomena cuaca dan iklim), biosfer (flora dan fauna: persebaran flora dan fauna), dan antroposfer (lingkungan hidup manusia: persebaran penduduk, kehidupan social).
SKOR: 5
4. Obyek formal geografi yaitu cara pandang geografi dalam mengkaji obyek material geografi dari keilmuan geografi.
SKOR 5
5. Perbedaannya terletak pada wujud fenomena alam dan penjelasan tentang obyek tersebut. SKOR 5
Nilai Kelompok
Kelompok LK 1(0-25) Total Nilai I 1. 2. 3. 4. II 1. 2. 3. 4. dst
Rubrik Penilaian Diskusi
Aspek Nilai 0 –10
A. Isi Materi
•
Ketikan dan tulisan menarik dan mudah dimengerti serta sistematis•
Hasil diskusi menggambarkan pengetahuan dasar geografi•
Terlihat perbedaan yang jelas antar ruang lingkup, objek studi B. Kerjasama Kelompok•
Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi•
Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai materi yang di diskusikan•
Keaktifan menanggapi, bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lainC. Presentasi
•
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan audien•
Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang santun dansistematis
•
Menyampaikan materi dengan intonasi dan bahasa tubuh yang menyakinkan audien•
Memberikan tanggapan/jawaban yang benar dan sesuai pemecahan masalahJumlah
Lampiran Media • Video
No Materi Tautan
1 Ruang Lingkup, Objek Studi dan Aspek Geografi
- https://www.youtube.com/watch?v=CCG8DjUzmZQ - https://www.youtube.com/watch?v=USZId2l6glA - https://www.youtube.com/watch?v=6F5oZLpF5EI - https://www.youtube.com/watch?v=iMIUCHMV2X8 • Gambar Sumber: www.google.com
Lembar Kerja 3.1.1 : Ruang Lingkup, dan Objek Studi Nama Kelompok : Ketua Kelompok : Anggota : NO MATERI URAIAN 1 Pengertian Geografi
Menurut Hasil Seminar IGI Tahun 1988 di Semarang 2 Ahli Geografi
MATERI URAIAN CONTOH
3
Objek Studi Geografi - Material
- Formal
4
Aspek Geografi - Fisik
- Non Fisik (sosial) - Teknik
5
CONTOH HUBUNGAN ASPEK FISIK DAN FISIK 1.
2.
CONTOH HUBUNGAN ASPEK FISIK DAN SOSIAL 1.
2.
CONTOH HUBUNGAN ASPEK FISIK DAN TEKNIK 1.
2.
CONTOH HUBUNGAN ASPEK SOSIAL DAN TEKNIK 1.
Lampiran Artikel
PERAN ESEG(ENVIRONMENTAL, SOCIAL AND ECONOMIC GEOGRAPHY) DALAM MENGEKOEFISIENSI LAHAN BUAH DAN SAYURAN UNGGULAN DI KABUPATEN KARO SESUAI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh
Dini Damarpertiwi Dermawan dan Ananda Putri Syifa
Letak geografis Kabupaten Karo berada diantara 2º50’–3º19’ LU dan 97º55’–98º38’ BT dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari luas Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak
pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Daerah ini berada pada ketinggian 280–1.420 meter dpl dengan curah hujan tertinggi pada bulan Nopember sebesar 268 mm dan terendah pada bulan Januari sebesar 64 mm. Suhu udara berkisar antara 18,8 ºC - 19,8ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 84,66 persen (BPS Kab. Tanah Karo, 2000). Keberadaan Gunung Sinabung (2.460 meter dpl) dan Gunung Sibayak (2.212 meter dpl) sebagai gunung tertinggi Sumatera Utara. Gunung Sibayak sampai saat ini belum mengalami erupsi dan berbeda dengan Gunung Sinabung mulai aktif kembali dan bererupsi tahun 2010 semenjak tahun 1600an. Kemudian bererupsi kembali pada bulan september 2013-2014 (http://www.karokab.go.id/in/)
Abu vulkanik letusan Gunung Sinabung menyelimuti pemukiman masyarakat di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Letusan gunung yang disertai dengan gempa itu membuat masyarakat dilanda kepanikan. Akibat letusan gunung berapi, beberapa material yang keluar dari kepundan gunung tersebut antara lain adalah awan panas, material pijar, hujan abu, kemungkinan gas beracun yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda – beda terhadap lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan dampak positif (BPTP Sumatera Utara, 2014).
Bagi Sumatera Utara untuk kebutuhan pasokan buah dan sayurnya berasal dari Kabupaten Karo menjadi terganggu bahkan untuk daerah sekitarnya. Buah dan sayuran yang dihasilkan dari lahan-lahan subur di daerah tersebut antara lain bawang merah, bunga kubis, wortel, sawi, tomat, cabai, kopi, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat buah dan sayur unggulan yang memiliki nilai harga tinggi seperti jeruk, markisa, kol/kubis, kentang dan sebagainya bahkan pasokannya kebutuhan sampai ke luar Sumatera Utara (http://distan.sumutprov.go.id/).
Kondisi Kabupaten Karo mengalami perbedaan setelah erupsi Gunung Sinabung dan perubahan lahan-lahan lainnya menjadi tempat-tempat wisata atau villa-villa mewah. Perubahan lahan yang berubah menjadi pemukiman ataupun perkebunan besar sudah ada di Kabupaten Karo. Padahal sesuai dengan UU RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan sudah mengatur hal tersebut.
Begitu juga masyarakat yang mengungsi pun banyak pindah ke daerah lain yang selama ini mengelola lahannya untuk buah dan sayur unggulan. Dengan demkian, hasil pertanian buah dan sayur
yang berasal dari Kabupaten Karo untuk kebutuhan Sumatera Utara dan sekitarnya sangat menurun karena lahan utama yang subur berada disekitar kaki Gunung Sinabung. Selain itu juga masyarakat juga masih mengalami trauma melakukan kegiatan-kegiatan di bidang pertanian karena lahan pertaniannya rusak bahkan tempat tinggal dan modal yang dimiliki tidak ada lagi.
Buah dan sayur impor masuk ke pasar Indonesia dan Sumatera Utara sehingga masyarakat mulai beralih pada buah dan sayur negara lain. Masyarakat memilih buah dan sayur impor karena faktor harga yang lebih murah. Kondisi ini berpengaruh secara tidak langsung pada pendapatan petani buah dan sayur yang terus menurun. Pengaruh yang begitu besar akibat erupsi Gunung Sinabung bagi masyarakat dan lahan yang ada, dibutuhkan kerja keras untuk mengubahnya sehingga potensi yang ada dapat dipertahankan. Masyarakat banyak kehilangan mata pencahariannya sebagai petani karena lahannya rusak, juga lahan-lahan yang selama ini dijadikan buah dan sayur unggulan sudah tidak ada lagi. Membangun kembali dan bangkit dari keterpurukan suatu keharusan bagi masyarakat agar Kabupaten Karo dapat berdaya saing dengan daerah lain sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.
Untuk melakukan itu, peran Enviromental, Social, and Economic Geography (ESEG) untuk mengekoefisiensi lahan buah dan sayur unggulan di Kabupaten Karo sesuai Pembangunan Berkelanjutan sehingga masyarakat dapat mengatasi masalah dalam perubahan lingkungan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Upaya tersebut dapat dilakukan yaitu:
1. Memetakan Lahan
Melakukan pemetaan lahan potensial buah dan sayur unggulan di Kabupaten Karo menjadi landasan untuk menganalisis dalam mengelola potensi sumberdaya secara ekoefiensi. Pemetaan dapat dilakukan melalui pengumpulan data-data di lapangan, peta, foto udara dan citra satelit. Analisis pemetaan akan memberikan perencanaan selanjutnya yang lebih baik (Sucipto, 2013). Memetakan juga pasar buah dan sayur unggulan di tingkat lokal dan internasional memberikan manfaat bagi daerah untuk mengetahui keunggulan dalam meningkatkan kualitas buah dan sayur unggulan yang dihasilkan di Kabupaten Karo.
2. Pengelolaan Secara Organik
Mengelola lahan buah dan sayur unggulan secara organik akan menjadikan lahan terjaga kesuburan, pH, suhu, kandungan air dan organisme yang ada di dalam lahan tersebut (Afandie, 2002). Begitu pula hama akan sulit berkembang di lahan potensial berbasis organik ini dan sangat berbeda dengan sistem pengolahan yang bersifat kimiawi. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit dan hasil buah dan sayurnya lebih tingg/mahal harganya. Keunggulan uah dan sayur unggulan yang dihasilkan lebih berkualitas karena dapat bertahan lama serta memberikan pengaruh kesehatan yang lebih baik dibandingkan pengolahan dengan zat kimia. Inilah peran dari ESEG pada Enviromental Geography nya.
Mengubah kebiasaan masyarakat yang selama ini pengelolaan lahan buah dan sayur unggulan dari kimiawi menjadi organik sangatlah sulit. Pembimbingan kepada masyarakat pentingnya mengola lahan untuk memenuhi kebutuhan tidak saja pada kepentingan ekonomi, namun menjaga lingkungan hidup sangat penting sesuai prinsip ekoefisiensi. Membudayakan berekoefisiensi pada masyarakat berlandaskan ekologi, sosial dan ekonomi akan menjadikan kehidupan masyarakat di Kabupaten Karo ramah terhadap lingkungannya. Perubahan perilaku di masyarakat untuk menjaga lingkungan secara bersama-sama serta untuk kepentingan bersama oleh masyarakat menyongsong pembangunan berkelanjutan. Social geography inilah sangat penting karena nilai-nilai perubahan perilaku sebagai bagian dari ESEG dalam membangun budaya di masyarakat untuk lebih berekoefisiensi.
4. Promosi dan Kerjasama
Economic geography memiliki peran terutama dalam meningkatkan promosi dan kerjasama ke
semua pihak termasuk keluar negeri untuk pasar ekspor semakin terbuka sehingga berpengaruh pada peningkatkan pendapatan masyarakat. Promosi untuk memasarkan buah dan sayur unggulan sangatlah penting yang harus didukung keunggulan buah dan sayur tersebut. Pemerintah mempunyai fungsi sebagai pihak promosi kepihak luar. Sedangkan petani, pemodal, penyalur, penyedia pupuk organik akan menambah pendapatan keuntungan secara bersama-sama pula. 5. Program Sertifikasi
Selain pengolahan lahan buah dan sayur secara organik, maka usaha lainnya yaitu dapat dilakukan melalui sertifikasi. Buah dan sayur unggulan seperti cabai, tomat, jeruk dan markisa dan lain-lain akan mampu bersaing secara kualitas dan harga dengan buah dan sayur impor lainnya. Keraguan tehadap kualitas buah dan sayur selama ini akan terjawab dengan peningkatan kualitasnya yang tersertifikasi sebagai buah dan sayuran unggulan yang berasal dari Kabupaten Karo dan bersaing di luar negeri.
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo membawa pengaruh di bidang pertanian khusunya lingkungan fisik lahan dan buah dan sayur yang rusak karena ketebalan abu vulkanik yang menutupinya serta material erupsi lainnya. Kekurangan modal yang dimiliki petani dan rasa trauma masyarakat memberikan pengaruh terhadap hasil panen buah dan sayur yang selama ini menjadi unggulan daerah ini. Semakin banyaknya buah dan sayur impor yang beredar, mempengaruhi secara tidak langsung terhadap tingkat pendapatan petani.
Meningkatkan hasil panen buah dan sayur unggulan dengan memanfaatkan lahan yang subur di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara dengan berbagai upaya yang dilakukan petani dan pemerintah daerah. Peran ESEG (Enviromental, Social and Economic Geography) dalam mengekoefisiensi lahan buah dan sayur unggulan di Kabupaten Karo dapat diwujudkan sesuai pembangunan berkelanjutan. ESEG dalam pelaksanaannya melakukan pemetaan lahan, pengolahan secara organik, budaya berekoefisiensi, promosi-kerjasama, program sertifikasi membawa pengaruh pada perubahan kondisi lingkungan lahan akan menjadi lebih baik, masyarakat yang berekoefisiensi,
pendapatan perekonomian meningkat. Buah dan sayur unggulan mampu bersaing terutama pasar daerah sekitarnya seperti di Kota Medan bahkan pasar untuk ekspor ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Bogor: Crestpent Press.
Afandie R, Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta. Kanisius.
BPTP Sumatera Utara, 2014. Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Sinabung
Terhadap.
Karmila Br Ginting, 2013. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Karo Pada Sektor Pertanian. Medan. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Mulyani, Mul, S. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Susilo Astuti Handayani. 2013. Optimalisasi Pengelolaan Lahan untuk Sayuran Unggulan Nasional.
http://tabloidsinartani.com/content/read/ optimalisasi -pengelolaan-lahan-untuk-sayuran-unggulan-nasional/. Tabloid. diakses pada 29 Nopember 2014 Jam 14.22 WIB
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1209 Selasa, 09 Desember 2014
http://distan.sumutprov.go.id/?p=170 Selasa, 09 Desember 2014 Pukul 13.24 WIB
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/05/08/79550/enam-komoditas- buah-dan-sayur-sumut-disertifikasi/#.VIaScWfAa8A Selasa, 09 Desember 2014 Pukul 13.37 WIB
http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2013/02/9.-Agrovigor-Sept-2010-Vol-3-No-2-Pemetaan-Potensi-Pertanian-Sucipto-.pdf
http://www.karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum diakses pada Jum’at, 28 Nopember 2014 Jam 16.08 WIB
http://ekasapta766hi.blogspot.com/2013/01/potensi-kabupaten-tanah-karo-di-sektor.html diakses pada 29 Nopember 2014 Jam 13.17 WIB
http://jurnalorganik.blogspot.com/2013/05/sistem-pertanian-organik.html diakses pada Rabu, 10 Desember 2014 Jam 16.21 WIB