III. Metode Penelitian dan Definisi Operasional 3.1. Metode Penelitian
3.1.1. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang terdaftar dalam organisasi kelompok tani di desa Kamba sebanyak 312 petani dansampel yang diperlukan adalah 40 responden petani padi sawah. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan persyaratan sampel yang diperlukan.Dalam hal ini peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Alasan dari pertimbangan tersebut karena petani padi sawah ditempat penelitian hampir sebagian besar tidak bergabung dengan kelompok tani yang ada.
3.1.2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan metode survei. Selama melakukan wawancara peneliti berkesempatan mengikuti dan melihat aktivitas para petani dilokasi persawahan sampai pada rumah produksi (penggilingan beras). Data primer diperoleh dari hasil pembagian kuisioner kepada responden petani serta melakukan wawancara. Selain mewawancarai petani, peneliti juga mewawancarai Sekretaris Desa untuk mengetahui masalah dan perkembangan pertanian padi serta mewawancarai seorang pedagang lokal yang berpengalaman dalam jual beli beras. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, studi pustaka, dinas pertanian Kabupaten Poso, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Poso yang berhubungan dengan data-data mengenai produksi beras, luas lahan persawahan, fluktuasi harga beras, harga saprodi.
3.1.3. Teknik Analisis
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensi. Statistik inferensi yaitu analisis statistik yang digunakan untuk pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut hingga dapat memberikan kesimpulan.
3.2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas dari uji multikolinieritas,
heteroskedastisitas, dan auto korelasi. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan bantuan
software SPSS 18.0 for windows. 3.3. Pengujian Hipotesis
3.3.1 Uji Individual (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukan sebesar jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan hipotesis sebagai berikut (Imam Ghozali, 2005):
Hipotesis:
H0: b1= 0 variabel bebas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat.
H1: b1> 0 variabel bebas mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat.
Dalam menerima dan menolak hipotesis yang diajukan dengan melihat hasil output SPSS, apabila nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan H1
diterima (Imam Ghozali, 2005).
3.3.2 Pengujian Serentak (Uji F)
Pengujian F ini dilakukan untuk membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F tabel, sehingga dapat menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah variabel indipenden atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005).
3.3.3 Koefisien Determinasi (R2)
Dalam analisis regresi dikenal dengan satu ukuran yang dapat dipergunakan untuk keperluan dalam penelitian atau observasi, yang dikenal dengan koefisen determinasi. Merupakan suatu ukuran yang menunjukan besarnya sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kegunaan koefisien determinasi yaitu: (a) sebagai ukuran ketetapan/kecocokan regresi yang dibuat dari hasil estimasi kepada sekelompok data hasil observasi. Semakin besar nilai R2, maka semakin bagus pula garis regresi yang tercipta; serta semakin kecil nilai R2, maka semakin tidak tepatnya regresi tersebut untuk mewakili data hasil observasi, (b) untuk mengukur proporsi (presentase) dari jumlah variasi Y yang diterangkan oleh model regresi atau mengukur besar sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
3.4. Uji Skala Produksi (Return To Scale)
Kondisi skala produksi dalam penelitian ini dapat diketahui berdasarkan hasil analisis regresi dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Untuk memudahkan dalam melakukan analisis selanjutnya hasil regresi dimasukan dalam bentuk logaritma sehingga menjadi dalam bentuk linear berganda, dengan model sebagai berikut :
LnY= Ln a + b1Ln X1+ b2Ln X2+ b3Ln X3+ b4Ln X4+ b5Ln X5...(3.3.4.1)
Dimana:
Ln = Logaritma Natural
Y = Produksi Padi Sawah (Kg)
X1 = Luas Lahan (Ha)
X2 = Benih (Kg)
X3 = Pupuk (Kg)
X4 = Pestisida (Ltr)
X5 = Tenaga Kerja (HOK)
Menurut Soekartawi (1993) jika elastisitas yang terdapat pada model fungsi Coob-Douglas dijumlahkan, secara teknis dapat diketahui adanya skala kenaikan hasil atau skala produksi yang telah dicapai. Besaran elastisitas ditunjukan pada model diatas (b1, b2,
b3....b5) yang akan menentukan keadaan skala produksi dengan besaran elastisitasnya lebih
kecil dari satu yang menunjukan kondisi skala menurun (decreasing return to scale), sama dengan satu menunjukan kondisi skala proporsional (constant return to scale), dan lebih besar dari satu (increasing return to scale).
3.5. Efisiensi Harga
Efisiensi harga atau sering pula disebut allocative efficiency dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur efisiensi usahatani (Nilam Sari, 2010). Nilai efisiensi harga dapat tercapai apabila perbandingan antara nilai produktivitas marginal (NPMx) sama dengan
harga input (Px). Untuk dapat menjelaskan nilai NPMxmaka perlu diketahui nilai dari
produk fisik marginal atau marginal physical product (MPP) yang menggambarkan perubahan penggunaan satu satuan input yang digunakan. Adapun persamaannya sebagai berikut:
PPMxi = Produk Fisik Marginal dari Xi
Y = Geometrik mean dari output X = Geometrik mean dari input Xi
bi = koefisien regresi dari masing-masing faktor produksi (Xi)
Selanjutnya nilai produk marginal (NPM) dapat dihitung dengan perkalian antara produk fisik marginal dengan harga satu-satuan output yang dihasilkan (Py). Adapun
persamaannya sebagai berikut:
NPMxi= PPMxi. Py...(3.3.4.2)
Keterangan :
NPMxi = Nilai produk marginal dari input xi
Py = Harga rata-rata satu-satuan unit produksi (Y)
Indeks efisiensi faktor produksi ditentukan dengan cara membandingkan nilai produk marginal (NPM) faktor produksi dengan harga faktor produksi. Adapun persamaannya sebagai berikut:
Ef =
=
1...(3.3.4.3) Keterangan :Ef = Indeks efisiensi harga faktor produksi (xi)
NPMxi= Nilai produk marginal menggunakan xi
Pxi= Harga faktor produksi xiyang digunakan 3.6. Definisi Operasional
Berikut merupakan definisi operasional dari beberapa konsep yang digunakan dalam melakukan penelitian:
a) Jumlah Produksi (Y)adalah jumlah total dari produksi padi sawah berupa Gabah Kering Panen (GKP) yang di produksi oleh petani selama satu tahun dengan dua kalimusim panen. Satuanyang digunakan yaitu kilogram (kg).
b) Harga Produksi (PY) adalah harga yang ditetapkan dalam menjual hasil produksi
usahatani padi sawah berupa Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga Rp 4.500 per kg.
c) Luas lahan (X1)adalah besarnya lahan yang digunakan untuk menanam padi oleh
petani selama satu tahun dengan dua kali musim tanam. Satuanyang digunakan yaitu (Ha).
d) Harga Sewa Lahan (Px1) adalah harga yang ditetapkan untuk menyewakan lahan usahatani padi sawah dengan harga Rp 1.500.000 per ha.
e) Jumlah Benih (X2)adalah jumlah bibit padi yang ditanam oleh petani selama satu
tahun dengan dua kali musim tanam. Satuan yang digunakan yaitu kilogram (kg) f) Harga Benih (Px2) adalah harga yang ditetapkan untuk penjualan benih padi sawah
yang juga dibeli oleh petani dengan harga Rp 6.475 per kg.
g) Jumlah Pupuk (X3) adalah jumlah pupuk yang digunakan petani pada saat proses
produksi selama satu tahun dengan dua kali musim tanam. Satuan yang digunakan yaitu kilogram (kg)
h) Harga Pupuk (Px3) adalah harga jual yang ditetapkan dan dibeli oleh petani untuk perawatan tanaman padi sawah, dengan harga Rp 2.602 per kg.
i) Jumlah Pestisida (X4) adalah jumlah obat pertanian berupa cairan maupun bubuk yang
digunakan petani untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman padi selama proses perawaatan tanaman dengan satuan liter (ltr)
j) Harga Pestisida (Px4) adalah harga jual yang ditetapkan dan dibeli oleh petani untuk perawatan tanaman padi sawah, dengan harga Rp 30.000 per liter
k) Jumlah Tenaga kerja (X5) adalah jumlah orang atau para petani yang bekerja di sawah
pada masa tanam dan masa panen.
l) Harga Tenaga Kerja (Px5) adalah harga yang ditetapkan untuk membayar tenaga kerja dalam hal ini petani yang mengelolah usahatani padi sawah, dengan harga sewa Rp 7.800 per are.
m) Petani adalah pemilik lahan pertanian sekaligus penggarap yang mengelolah usaha tani padi sawah. Dalam hal ini peran petani sangat dibutuhkan sebagai penentu keberhasilan usaha tani padi sawah dengan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan beras setiap tahunnya.