• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

40   

4.1 Implementasi Sistem

4.1.1 Daftar Komponen yang digunakan

Berikut adalah daftar komponen yang digunakan pada perancangan perangkat keras dari blind spot detection system berbasiskan ATM EGA 168 :

Tabel 4.1. Daftar komponen  

Nama No. Komponen Jumlah Kapasitas

Regulator Modul D14002 (dioda) D1 1 Capasitor C4,C6,C7 3 100µF, 10µF, 100nF LM 7805 U3 1 Ouput 5V Komponen Board Kontroller Crystall Y1 1 12M hz Capasitor C2,C3 2 22pF Capasitor 2 10µF, 100nF Resistor R1,R2,R3 3 1K, 330,330 Variabel Resistor VR0,VR1,VR2 3 10K, 1K, 1K LED L9,L10 2 LCD U2 1 16x2 Buzzer Header 2 (PC2) 1 Sensor Ultrasonic Header 2 (PC0,PC1) 2 ATmega 168 U1 1  

4.1.2 Pemasangan Modul Kontroller

Langkah awal untuk dapat melakukan implementasi dari perancangan blind spot detection system berbasiskan ATM EGA 168 adalah melakukan perakitan setiap komponen yang ada kedalam satu modul yang disebut modul kontroler. Dimana modul

(2)

ini berfungsi sebagai pengontrol dari tiap-tiap modul yang terhubung kedalamnya. Berikut ini adalah gambar modul kontroller yang telah dirangkai (bentuk fisik) :

Gambar 4.1 M odul kontroler

Setelah modul kontroler telah telah terhubung sempurna maka dapat dilihat disini bahwa board berfungsi menjadi media untuk komunikasi antar modul dimana modul LCD terhubung dengan port yang berada dekat dengan regulator sedangkan modul sensor terhubung dengan port yang berada dekat port burner sedangkan buzzer pada port barisan yang berwarna hijau. Berikut adalah gambar dari modul kontroler yang terhubung dengan modul lainnya.

(3)

Gambar 4.2. M odul kontroler yang terhubung dengan modul LCD,modul sensor dan buzzer

(4)

Gambar 4.4 Push button 1 dan 2 (untuk mengaktifkan mode sensor) dan buzzer Yang terhubung ke port yang terdapat pada modul kontroler

4.1.3 Cara pemasangan modul sensor

Pada modul sensor, sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonik, sensor disini adalah bukan dibuat secara manual, namun sensor yang telah ada di pasaran, sensor dalam hal ini juga terhubung ke modul kontroller, yang mana berfungsi menangkap jarak, secara fisik dapat dilihat seperti gambar berikut ini (gambar Sensor yang telah terhubung dengan modul kontroler :

(5)

Gambar 4.5 Sensor yang terhubung dengan modul kontroler

Dalam hal ini sensor terhubung dengan modul kontroler dalam hal pemasangan disesuaikan dengan port yang tersedia pada board, sensor akan bekerja jika modul kontroller menyala, jadi dalam hal ini sensor mengambil daya dari modul kontroller. Berikut adalah perangkaian modul sensor ke dalam kotak :

(6)

Berikut adalah gambar port pin sensor setelah masuk kedalam kotak dan gambar sensor terlihat dari depan ketika telah masuk kedalam kotak :

Gambar 4.7. Port sensor (setelah masuk kotak)

(7)

4.1.4 Modul LCD dan Cara Pemasangannya

LCD dalam hal ini berfungsi sebagai media menampilkan hasil jarak yang didapat oleh sensor, dalam hal ini LCD yang dipakai adalah LCD karakter 16x2 yang telah ada di pasaran. Berikut adalah bentuk fisik dari LCD 16x2 tersebut :

Gambar 4.9 LCD 16x2 Tampak belakang

M odul LCD adalah modul yang berfungsi sebagai pemberi tampilan kepada pengguna, dalam hal ini LCD dihubungkan dengan modul kontroler, dimana sumber daya untuk tampilan daripada LCD juga berasal dari board kontroler, jadi dalam hal ini LCD akan menyala jika modul kontroler juga menyala. Berikut adalah gambar LCD setelah terpasang kedalam papan kotak :

(8)

Gambar 4.10 LCD terpasang pada papan Kotak

4.1.5 Cara pengoperasian sistem

Sistem akan bekerja, jika supply telah ada,dalam hal ini pengoperasian sistem dari alat ini adalah ketika menyala maka pengguna sebaiknya menekan tombol yang terdapat pada modul kontroler disini pengguna memilih apakah mau mengaktifkan sensor untuk mengukur jarak ketika di jalan biasa atau diajalan tol disini tampilan pada LCD untuk mengetahui apakah yang aktif pada saat ini adalah mode untuk di jalan biasa atau jalan tol adalah dengan melihat bintang yang tertera pada LCD jika bintang yang terdapat pada LCD berada dibaris atas maka yang aktif adalah sensor mode jalan biasa jika bintang pada posisi baris bawah maka sensor aktif adalah untuk menghitung jarak pada kondisi jalan tol.seperti terlihat pada gambar berikut ini :

(9)

Gambar 4.11 Alat bekerja,sensor aktif pada kondisi penghitungan jarak di jalan biasa Setelah menekan tombol pilihan, jenis perhitungan jarak yang dilakukan oleh sensor, maka disini sensor akan terus bekerja, menghitung jarak. Jika yang aktif adalah mode untuk jalan biasa, maka sensor akan mengaktifkan buzzer dengan batas maksimum 100cm, jika jarak yang tertangkap disensor adalah kurang dari 100cm,maka buzzer akan berbunyi, namun jika yang akitif adalah sensor dengan kondisi mode adalah jalan tol makan batas max adalah 200cm, jika jarak yang tertangkap kurang dari 200cm maka sensor akan bunyi. Sensor dan modul kontroller, dan modul LCD akan tetap terus bekerja, jika modul tidak dimatikan, jadi dalam hal ini blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 dalam hal aktif atau tidaknya adalah secara manual..

(10)

4.2 Pengujian Modul Sensor Ultrasonik

Dalam blind spot detection system,modul sensor adalah hal yang penting, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian, dalam hal ini pengujian yang dilakukan adalah bagaimana respon sensor tehadap sesuatu jka benda tersebut besar maupun kecil. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali, dan jarak dihitung dalam satuan cm.

Berikut adalah gambar tabel dari hasil pengujian dari akurasi sensor : Tabel 4.2 Tabel data hasil pengujian akurasi sensor

Dari tabel diatas (tabel 4.2) untuk blok yang berwarna kuning, sensor dapat mendeteksi benda, dalam hal ini benda tersebut memiliki permukaan yang kecil, besar ukuran untuk benda kecil adalah 15x6x3 cm sedangkan untuk tabel tang terblok berwarna hijau, sensor dapat mendeteksi benda,dan permukaan benda yang dideteksi adalah lebih besar dengan ukuran benda besar adalah 50x20x10 cm. Sedangkan untuk tabel yang terblok berwarna merah, sensor kurang dapat medeteksi benda, pada tabel yang terblok berwarna merah, benda yang dipakai adalah benda yang memiliki permukaan kecil dan besar. Berikut besar persentase error yang ada pada hasil percobaan :

(11)

Tabel 4.3 Tabel persentase tingkat error percobaan akurasi sensor

Berikut adalah grafik dari persentase erorr pada tabel 4.3 :

Gambar 4.12 Grafik tingkat error pada sensor pada benda berbidang kecil dan besar dengan jarak 30 – 400 cm

(12)

Berikut adalah beberapa gambar hasil implementasi dari ujicoba sensor, dengan metoda jarak dihitung dengan menggunakan panjang ubin yaitu 1 ubin sama dengan 30cm :

Gambar 4.13. Ujicoba sensor pada jarak 60cm

(13)

Gambar 4.15. Ujicoba sensor pada jarak 150cm

(14)

Gambar 4.17. Ujicoba sensor pada jarak 270cm

Gambar 4.18. Jarak yang tampil pada LCD (Pengukuran jarak 270cm) Berikut adalah grafik hasil dari pada ujicoba akurasi dari sensor berdasarkan tabel 4.3 :

(15)

4.3 Tabel Percobaan Implementasi sistem blind spot detection system

(16)

Tabel 4.4. Tabel percobaan ketika berjalan searah (bukan tol)

(17)

Tabel 4.6 Tabel Percobaan ketika di tol berjalan lancar

Tabel 4.7 Tabel Percobaan ketika dijalan biasa posisi 2 jalur berlawanan arah

Catatan : untuk tabel diatas jika tabel ada yang terblok,berwarna abu abu(grey) ,sensor pada saat tersebut tidak digunakan karena kondisi tertentu.

(18)

Untuk tabel yang terblok, berwarna kuning sensor tetap berfungsi, namun ada faktor luar seperti perbedaan antar kendaraan yang melewati area sensor, yang sangat berdekatan jaraknya, yang mempengaruhi kinerja sensor,sensor tidak dapat menangkap jarak yang seharusnya.

4.4 Grafik Percobaan alat

Berikut adalah grafik yang dihasilkan yang mana disesuaikan tabel percobaan

(19)

Gambar 4.21 Grafik pada saat jalan (searah) keadaaan pada merayap

(20)

Gambar 4.23 Grafik pada saat dijalan (bukan tol) posisi jalan 2 arah berlawanan 4.5 Evaluasi Alat

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka didapati bahwa sensor terkadang tidak dapat memberikan respon yang baik ketika dalam kondisi tertentu, kondisi tersebut dipengaruhi oleh luas bidang kendaraan, dan kecepatan dari pada kendaraan yang tertangkap oleh range daripada sensor. Sedangkan untuk fungsi sensor ketika di jalan biasa ataupun tol harus ditekan secara manual.

Sensor dapat bekerja pada berbagai inputan, salah satunya adalah melalui baterai yang memiliki tegangan 9V. Namun dalam kondisi memakai baterai, maka kondisinya baterai akan cepat boros.

(21)

4.5.1 Evalusi di jalan tol

Ketika dijalan tol maka faktor yang mempengaruhi adalah kecepatan kendaraan lain yang berada dalam jangkauan sensor, dan lebar permukaan dari kendaraan yang berada dalam jangkauan sensor tersebut.

4.5.2 Evaluasi di jalan biasa

Ketika berpindah pada jalan biasa faktor yang menjadi kendala dalam kinerja alat adalah faktor padatnya kendaraan sehingga kadang sistem tidak bekerja baik dalam hal meresponi posisi yang dekat dengan sesor apakah posisi kiri atau kanan, walau secara sistem dan program telah dibedakan, antara kanan dan kiri.

Gambar

Tabel 4.1.  Daftar komponen    
Gambar 4.1 M odul kontroler
Gambar 4.2. M odul kontroler yang terhubung dengan modul LCD,modul sensor dan  buzzer
Gambar 4.4 Push button 1 dan 2  (untuk mengaktifkan mode sensor) dan buzzer   Yang terhubung ke port yang terdapat pada modul kontroler
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa calon mahasiswa baru Program S1 Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan Melalui Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Universitas Negeri Padang semester

Parameter yang dibutuhkan dalam desain dan pembuatan sistem pengambilan udara tangki tunda (delay chamber) ini adalah perbedaan tekanan udara atmosfir sekeliling dengan tekanan

10 Pengadaan

Rencana tersebut merupakan kerjasama antara Kementerian Sosial dengan pihak Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Hambatan yang berpotensi tinggi menimbulkan masalah kesehatan (faktor resiko). Dalam bidang kebidanan pertimbangan butir-butir tentang profil keadaan dalam hubungannya

Nilai suhu yang diperoleh selama penelitian masih tergolong baik untuk glass eel yang beruaya di muara Sungai Palu, hal ini selaras dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty

Masalah yang dikaji dalam penelitian Arifiani adalah apakah dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan kemandirian belajar

Berkaitan dengan musik kompang, teori yang demikian dapat dianalisiskan, bahwa beberapa faktor eksternal adalah sebagai penyebab perubahan di dalam sistem sosiokultural