• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ETHYLENE OKSIDA SEBAGAI STERILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ETHYLENE OKSIDA SEBAGAI STERILAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ETHYLENE OKSIDA

SEBAGAI STERILAN

MATA KULIAH TEKNOLOGI DAN STERILISASI ASEPTIK DI RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu : Dra. Indah Budiarti, M.Kes., Apt.

Disusun oleh :

Susan Parasanti (12811189)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2012

(2)

ETHYLENE OXIDE

Metode sterilisasi etilen oksida merupakan metode sterilisasi suhu rendah.

Staf yang terlibat:

Hanya personil yang terlatih yang dialokasikan ke daerah dan staf teknik. Wanita hamil tidak boleh dialokasikan ke daerah ini

Tujuan :

- Untuk memastikan bahwa semua sterilisers ETO dioperasikan sesuai dengan kebijakan departemen.

- Untuk memastikan bahwa semua peralatan dikembalikan kotor disterilkan dengan standar yang dapat diterima dan siap untuk digunakan.

- Untuk memastikan bahwa lingkungan kerja yang aman bagi karyawan

PRE- STERILISASI: Yang harus diperhatikan:

1. Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh digunakan oleh petugas terlatih.

2. Pada saat memindahkan wadah dari mesin EtO ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik dan tidak didorong.

3. Pastikan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan Elemen esensial yang perlu diperhatikan:

- Konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/liter - Kelembapan relatif anatara 40% - 100%

- Ruangan harus didesain khusus dan terpisah serta dilengkapi dengan exhaust, berventilasi baik.

4. Menggunakan mesin sterilisasi dengan system siklus purge (pengurasan) yang akan mengevakuasi residu gas secara kontinu sampai pintu mesin terbuka.

5. Menggunakan system exhaust yang khusus sehingga gas dapat dikeluarkan ke bagian luar gedung.

6. Pastikan bahwa mesin sterilisasi telah divalidasi untuk aplikasi dan penggunaan EtO agar mesin dapat dioperasikan dengan baik dan optimal.

(3)

- mata: menggunakan kacamata pelindung seperti “tight fitting google” dan tidak diperbolehkan menggunakan lensa kontak ( untuk melindungi mata jika terjadi percikan dari EtO).

- Tangan: Gunakan sarung tangan nitril pakai ketika bekerja dengan bahan kimia, Personil laboratorium harus benar-benar mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan segera setelah penghapusan sarung tangan. NIOSH merekomendasikan karet butil, Teflon, atau Sarung tangan Silvershield (mempunyai daya proteksi/ daya tembus sulit jika terkena EtO).

- Pernafasan : menggunakan masker “high filtration” dan Untuk keadaan darurat atau contoh dengan tingkat eksposur yang tidak diketahui, gunakan alat pernapasan mandiri. Mengacu pada OSHA 29 CFR 1910,1047 untuk persyaratan perlindungan pernapasan.

- Tubuh dan kaki : button lab coats atau apron lengan panjang yang tahan terhadap cairan atau karet yang tahan terhadap cairan kimia heavy-duty, sepatu berujung tertutup, penutup kepala , dan personal sebelum menggunakan apron juga harus menggunakan pakaian celana panjang dan baju lengan panjang. Perlengkapan ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan kontak kulit dengan EtO.

8. Mengidentifikasi tanggal steril dan expired date tertera pada kemasan instrument yang akan disterilkan.

9. Melengkapi pengujian dan indikator uji rekaman biologi (BI) menurut produsen 10. Penting untuk semua anggota staf menyadari kebijakan dan prosedur yang terkait

dengan sterilisasi EtO.

11. Operator harus tahu bagaimana mengoperasikan sterilisasi ETO aman serta pentingnya aerasi yang memadai.

12. Operator perlu memahami persyaratan lingkungan dan praktek kerja yang aman 13. Operator harus tahu apa prosedur darurat dalam kasus kebocoran atau kecelakaan 14. Operator harus memahami bahwa peraturan harus diikuti

15. Sterilisasi EtO harus dioperasikan sesuai dengan instruksi dari pabriknya

16. Menggunakan wadah sterilisasi dari logam, sehingga penanganan langsung barang atau item dapat dihindarkan.

17. Bahan pengemas harus memudahkan penyerapan gas dan uap sterilan yang baik, dan juga siap melepaskan gas dan uap tersebut dari kemasan dan isinya selama waktu aerasi. Syarat lainnya yaitu dapat menahan mikroorganisme dan bakteri, kuat dan

(4)

tahan lama, mudah digunakan, tidak mengandung racun, segel yang baik, dibuka dengan mudah dan aman, masa kadaluarsa tercantum.

PROSES STERILISASI:

1. Masukkan seluruh kemasan instrument yang akan disterilkan kedalam bag bersamaan dengan ampul dan dosimeternya.

2. Masukkan bag ke dalam chamber mesin

3. Masukkan exhaust tube kedalam bag lalu ikat bag rapat – rapat dengan menggunakan tali velcro.

4. Pastikan power suplai mesin terpasang dengan baik pada stop kontak. 5. Tekan panel ON untuk menyalakan mesin.

6. Perhatikan perintah pada display.

7. Tekan tombol kanan bertuliskan START.

8. Secara otomatis mesin akan mencoba pompa udara apakah dalam kondisi baik. 9. Jika dalam kondisi baik, pada display akan muncul tulisan OK.

10. Lalu tekan tombol kanan bertuliskan PURGE.

11. Secara otomatis mesin akan memompa keluar udara dalam bag melalui exhaust tube. 12. Selama 3 menit udara dalam bag sudah terpompa dengan baik.

13. Perhatikan perintah pada display.

14. Pecahkan Cartridge lalu tutup pintu diikuti dengan menekan tombol kanan untuk memilih proses selama 12 jam dan kiri untuk 24 jam.

Yang diperhatikan:

1. Sterilisasi EtO harus digunakan di ruangan yang berventilasi baik dikontrol dengan berdedikasi knalpot, pengendalian emisi, tertutup ETO sterilisasi / aerator kamar, ventilasi, udara pertukaran dan diberikan pemantauan lingkungan.

2. Jika wadah plastik instrumen / baki yang digunakan, pastikan dapat disterilkan dengan EtO dan aerasi.

3. Memasukkan barang pada mesin sterilisasi EtO, apabila memungkinkan alat-alat dengan waktu aerasi yang sama disterilkan bersamaan. Namun, jika tidak bersamaan, alat/barang dapat dipindahkan ke mesin aerasi dengan menggunakan wadah dari logam (karena logam tidak menyerap EtO).

4. Selama proses berjalan dilarang untuk membuka pintu mesin dan jangan membuka pintu mesin apabila sistem exhaust tidak berfungsi dengan optimal.

(5)

5. Setelah barang dimasukkan kedalam cabinet aerasi dan siklus aerasi sudah dijalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi te;ah selesai.

6. Kartrid sekali pakai harus memberikan volume / konsentrasi EtO yang tepat.

7. Siklus harus cukup lama untuk memungkinkan penetrasi menyeluruh ETO untuk membunuh mikroorganisme.

8. Suhu tidak kurang dari 36 º C (siklus dingin) dan tidak lebih dari 60º C (suklus hangat).

POST STERILISASI:

1. Jika proses sudah selesai, buka pintu mesin lalu keluarkan bag dari dalam chamber. 2. Periksa indikator lalu tekan tombol EXIT pada mesin.

3. Matikan mesin dengan menekan panel ON kearah bawah hingga display mati.

Yang perlu diperhatikan:

1. Prosedur pengeluaran barang harus diikuti dengan seksama ( untuk meminimalisir potensi gas EtO pada petugas kesehatan).

2. Kartrid EtO harus dibuang dengan cara yang aman sesuai gas produsen / pemasok dan kebijakan rumah sakit.

3. Personil paparan harus diukur sebagai rata-rata berdasarkan waktu lingkungan eksposur. Rata-rata konsentrasi paparan personil harus diukur selama periode waktu tertentu, biasanya 8 jam.

4. Memastikan bahwa tidak ada karyawan yang terkena konsentrasi udara dari EtO di kelebihan konsentrasi direkomendasikan oleh pemasok (<1 ppm).

5. EtO tidak akan menembus tanah sehingga pembersihan yang tepat dan dekontaminasi harus dilakukan untuk item yang akan diproses.

6. Cabinets aerasi diperlukan untuk menghilangkan sisa EtO sebelum kontak dengan pasien dan alat.

7. Apabila ada petugas terpapar dengan EtO segera bawa ke ruang gawat darurat untuk evakuasi lebih lanjut.

Tindakan pertolongan

1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik

2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.

(6)

Tindakan pertolongan pada pemaparan mata:

1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena

2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCL 0,9% perlahan selama 15-20 menit.

3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata.

5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/ konsul ke dokter mata.

Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit:

1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat.

2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit.

3. Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. 4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi.

5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron.

6. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

Tindakan pertolongan pada pemaparan gastrointestinal:

1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin 2. Kontraindikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif.

3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskoopi.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2012, CSSD Forum Standar Operating Procedure, available at http://www.wfhss.com/html/members/za_cfsa/za_cfsa__cssd_forums__sop_2012071 6_en.pdf, (diakses 23 desember 2012).

2. Anonim, 2012, SOP Ethylene Oxide, available at

http://redmegapro.blogspot.com/2012/01/sop-ethylene-oxide.html?zx=ba35ca3048b43e39, (diakses 23 Desember 2012).

3. Anonim, 1996, MSSD: Ethylene Oxide, available at http://www.airmet.com.au/ProductFiles/002_ETHYLENE_OXIDE_EN.pdf, (diakses 23 Desember 2012).

4. Husain, F.W., HAsjmy, M.A., Akib, K.M., 2009, Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (central Sterile Supply Department/CSSD) Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait