• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menteri Perindustrian Republik Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SAMBUTAN

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA

KAWASAN BARAT INDONESIA TAHUN 2008

Surabaya, 11-14 Maret 2008

Yth. Gubernur Jawa Timur,

Yth. Para Pejabat di lingkungan Departemen Perindustrian,

Yth. Para Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten / Kota di Kawasan Barat Indonesia, dan

Yth. Para Undangan dan Saudara Peserta Rapat Kerja.

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.

(2)

Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal’afiat untuk melaksanakan acara pembukaan Rapat Kerja Departemen Perindustrian Tahun 2008. Adapun tema Rapat kerja ini adalah ”Peningkatan Daya Saing Industri Nasional melalui Konsolidasi Pelaksanaan Pengembangan Klaster dan Kompetensi Inti Industri Daerah”.

Saudara-saudara Sekalian,

Pembangunan sektor industri sangat erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi. Beberapa issue global di bidang ekonomi seperti kecenderungan naiknya harga minyak, kenaikan harga komoditi, ancaman resesi dunia yang dipicu oleh kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat (subprime mortgage) telah menyebabkan permasalahan di sektor industri semakin berat.

Menghadapi hal tersebut diatas, diperlukan suatu upaya yang strategis dan terintegrasi antara pusat dan daerah untuk mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Sesuai dengan semangat otonomi daerah, pemerintah pusat dan daerah yang merupakan entitas yang berbeda tentu lebih leluasa untuk bertindak

(3)

sesuai inisiatif masing-masing. Namun demikian untuk membangun industri yang berdaya saing dan efisien tentu memerlukan kebijakan pengembangan yang terintegrasi. Dengan demikian keberhasilan pengembangan industri nasional sangat tergantung dari kualitas koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah.

Saya harapkan Rapat kerja ini dapat menjadi wahana terkristalisasinya proses penyusunan rencana dan program pengembangan industri di daerah secara lebih berkualitas dan berkelanjutan yang pada akhirnya dapat bersama-sama menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi sektor industri dalam kerangka upaya meningkatkan daya saing industri. Peningkatan daya saing industri secara berkelanjutan akan membentuk landasan kuat untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri baru.

Rapat Kerja Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota Kawasan Barat Indonesia ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2008. Saya menerima laporan dari Saudara Sekjen bahwa rangkaian ini diawali dengan Rapat Kerja dengan Dinas Perindustrian dan Bappeda Provinsi yang sudah terlaksana di Jakarta pada akhir Pebruari lalu, dan akan diakhiri dengan Rapat Kerja dengan Dinas Perindustrian Kawasan Timur Indonesia yang direncanakan akan diselenggarakan

(4)

pada minggu terakhir bulan Maret 2008. Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2008 merupakan kesinambungan dan pendalaman dari Rapat Kerja Departemen Perindustrian tahun 2005 s.d. 2007 yang dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi, sinkronisasi program pembangunan sektor industri antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional dan untuk mendukung percepatan pembangunan industri yang efisien serta dalam rangka penciptaan lapangan kerja, serta penyebaran industri.

Saudara-saudara yang saya hormati,

Sektor industri telah menunjukkan peranan yang penting dan strategis bagi perekonomian nasional baik dalam hal peningkatan nilai tambah maupun dalam upaya memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat luas. Sampai saat ini (data tahun 2007) sektor industri pengolahan masih tetap menjadi kontributor tertinggi pada perekonomian (PDB) nasional. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sekitar 27,01 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sekitar 14,93 persen dan sektor pertanian sekitar 13,83 persen. Sedangkan sektor industri pengolahan non migas memiliki kontribusi sekitar 22,40 persen terhadap PDB nasional.

(5)

Cabang-cabang industri yang memberikan sumbangan tinggi terhadap pembentukan PDB industri pengolahan non migas, adalah cabang industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 29,79 persen; industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 28,70 persen; industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 12,49 persen; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 10,56 persen. Cabang-cabang industri lainnya memiliki peran di bawah 10 persen.

Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan kita harus bekerja keras dengan melakukan upaya-upaya yang sistematis agar industri dapat tumbuh seperti yang diharapkan, dimana untuk tahun 2008 dan tahun 2009 harus dicapai pertumbuhan masing-masing sebesar 6,0 persen dan 6,5 persen.

Saudara-saudara sekalian,

Perlu saya ingatkan kembali kepada kita semua bahwa untuk membangun daya saing industri nasional harus dilaksanakan secara tersinergi, antara pusat dan daerah melalui dua pendekatan. Pertama, melalui pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan dari Pusat (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi

(6)

daerah. Kedua, melalui pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah, dengan Pusat turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya saing. Pada pendekatan terakhir inilah saya ingin mengajak Saudara-saudara untuk lebih fokus memikirkan sektor unggulan daerah Saudara sesuai dengan tema Rapat kerja.

Khusus untuk Industri Kecil dan Menengah tertentu diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar serta menjadi industri pendukung bagi pengembangan klaster industri. Pengembangan IKM memiliki peranan yang penting, baik dalam memperkuat struktur industri maupun dalam menanggulangi pengangguran dan mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, perkuatan industri kecil dan menengah akan ditempuh melalui pengembangan sentra-sentra IKM dengan meningkatkan fasilitas layanan UPT yang didukung oleh kelembagaan yang ada di daerah.

Hadirin sekalian,

Sesuai dengan siklus penyusunan rencana pembangunan, saat ini Departemen Perindustrian telah mempersiapkan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Industri Tahun 2009 yang diharapkan

(7)

menjadi masukan dalam penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2009.

Rencana Kerja Departemen Perindustrian Tahun 2009 disusun berdasarkan berbagai kemajuan yang sudah dicapai di tahun 2007 dan diperkirakan akan dicapai pada tahun 2008, masalah dan tantangan yang diperkirakan akan dihadapi pada tahun 2009, serta berbagai sasaran yang harus dicapai dalam RPJMN dalam pelaksanaan 3 (tiga) Agenda Pembangunan, yaitu: Mewujudkan Indonesia Yang Aman dan Damai; Menciptakan Indonesia Yang Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

Dengan memperhatikan agenda pembangunan nasional serta masalah dan tantangan pokok pengembangan industri tahun 2009, maka sasaran pembangunan sektor industri tahun 2009 secara kualitatif ditetapkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya saing industri manufaktur secara berkelanjutan dengan indikator makin besarnya pangsa pasar domestik yang dikuasai oleh industri dalam negeri dan meningkatkan ekspor produk manufaktur.

2. Meningkatkan kemampuan penerapan standardisasi dan modernisasi teknologi bagi industri.

(8)

3. Meningkatkan kemampuan fasilitasi dalam melakukan kolaborasi pengembangan klaster industri.

4. Meningkatkan upaya pengembangan industri unggulan daerah di provinsi.

5. Meningkatkan kemampuan daerah (kabupaten/kota) dalam membangun kompetensi inti industri daerah.

6. Meningkatkan kemampuan pengembangan sentra-sentra industri kecil dan menengah di daerah.

7. Meningkatkan kemampuan koordinasi dalam pengembangan energi alternatif untuk industri.

8. Meningkatnya kemampuan SDM aparatur baik di pusat maupun di daerah serta dunia usaha khususnya IKM.

Sasaran pertumbuhan industri pada tahun 2009 diproyeksikan sebesar 6,5 persen, dengan rincian pertumbuhan tiap Kelompok Lapangan Usaha Industri diproyeksikan sebagai berikut: (1) industri makanan, minuman dan tembakau 6,14 persen; (2) tekstil, barang kulit dan alas kaki 1,15 persen; (3) barang kayu dan hasil hutan lainnya 0,96 persen; (4) kertas dan barang cetakan 5,96 persen; (5) pupuk, kimia dan barang dari karet 6,05 persen; (6) semen dan bahan galian non logam 4,15 persen; (7) logam dasar, besi & baja

(9)

2,09 persen; (8) alat angkut, mesin dan peralatan 9,80 persen; serta (9) barang lainnya 1,95 persen.

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, secara ringkas garis besar program prioritas indikatif pengembangan sektor industri tahun 2009 meliputi antara lain:

1. Percepatan Pembangunan Kompetensi Inti Industri Daerah melalui Pemberdayaan dan Pembinaan IKM;

2. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri Khusus; 3. Fasilitasi Pengembangan Industri Hilir Komoditi Primer; 4. Restrukturisasi Permesinan Industri;

5. Pilot Proyek Pembangunan Industri Semen Di Papua Barat; 6. Penguatan dan Pengembangan Klaster Industri;

7. Penerapan standardisasi, akreditasi dan peningkatan mutu; 8. Pengembangan Teknologi Baru dan Aplikasi ke Industri;

9. Pengembangan Sekolah Pendukung Kompetensi Inti Industri Daerah;

10. Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati; 11. Pilot Proyek Pengembangan Industri Baja di Kalsel; 12. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri;

(10)

Saudara-saudara sekalian,

Berdasarkan laporan yang saya terima, mengacu pada hasil Rapat Kerja tahun 2007, telah diselenggarakan roadshow pembahasan master plan dan rencana aksi pengembangan industri unggulan provinsi dengan Dinas Perindustrian Provinsi yang saat ini telah tersusun dalam bentuk buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah. Diharapkan, dengan adanya feedback dari daerah, rencananya buku tersebut akan dijadikan lampiran Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Nasional. Oleh karenanya, saya mengharapkan agar Saudara-saudara dapat merumuskan peta panduan pengembangan kompetensi inti daerah Kabupaten/Kota masing-masing yang juga akan dijadikan lampiran Peraturan Menteri Perindustrian dimaksud. Saya tidak ingin lagi melihat adanya program yang kurang baik atau tidak tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah, dimana program yang disusun tidak berlandaskan road map yang telah disusun. Departemen Perindustrian akan melakukan penilaian terhadap program-program yang diusulkan oleh daerah agar betul-betul sinergi dengan program Pusat serta sesuai dengan master plan yang dibuat.

(11)

Melalui Rapat kerja ini sekali lagi saya menghimbau kepada Saudara-saudara agar dapat mempersiapkan Program serta Kegiatan tahun 2009 secara lebih dini, lebih menjawab kepada persoalan yang dihadapi sektor industri, serta lebih terkoordinasi, baik antara unit Eselon I dengan Dinas yang membidangi sektor industri di daerah, maupun dengan instansi-instansi terkait di luar Departemen Perindustrian. Peran aktif Saudara sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing peserta dalam mendukung dan melaksanakan kebijakan industri nasional sangat diharapkan.

Akhir kata, kepada para peserta Rapat kerja, saya ucapkan selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan jalan yang terang bagi kita semua.

Sekian, Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, Maret 2008 MENTERI PERINDUSTRIAN

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperkirakan akibat dari tingginya kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada kelompok usia muda yang berhubungan dengan lebih memungkinkan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran tematik terpadu dalam implementasi kurikulum 2013 ditunjukkan dengan adanya perubahan positif yang terjadi

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Gambar widget box (tombol kontrol dan tampilan monitoring pada

Dengan kehandalan yang tinggi yang ditandai dengan ketepatan waktu perjalanan akan menyebabkan peningkatan dalam kapasitas baik dari sisi pelayanan kepada penumpang maupun

Adapun aspek citra yang ditimbulkan dalam game Call of Duty 4 : Modern Warfare tersusun dengan sangat tepat melalui perpaduan tampilan visual dan narasi yang kuat..

Jurnal Lingkar Widyaiswara ( www.juliwi.com ) Edisi 1 No. Sementara dalam pembentukan Kabupaten baru dalam PP 129/2000 minimal terdiri dari 4 Kecamatan, dalam PP 78/2007

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multinomial yaitu perbandingan antara kelompok sangat miskin dan hampir miskin menunjukkan bahwa rumah yang memiliki kualitas