• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE

STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS)

Soffy Matdyani Drs. Nyoto Harjono, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

292013105@student.uksw.edu

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Mojowetan mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Guru meyampaikan materi dengan menjelaskan secara langsung, siswa hanya mendengarkan, kemudian mengerjakan soal-soal yang diberikan di papan tulis. Kondisi demikian membuat siswa kurang aktif dan permasalahan utama siswa dalam membaca yaitu mengeja setiap kata dan kesulitan dalam menyatukan kata menjadi kalimat sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan proses dan hasil belajar membaca permulaan menggunakan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti melaksanakan 2 siklus yang terdiri dari 3 pertemuan disetiap siklusny dan melaui beberapa tahapan yaitu perencanaan tindakan tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, serta tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik tes berupa soal evaluasi yang dilaksanakan di akhir pembelajaran sedangkan teknik non tes berupa observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui hasil observasi siswa dengan presentase rata-rata skor aktivitas individu siswa meningkat dari kondisi prasiklus sebesar 67% dan meningkat menjadi 78% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 85% pada siklus II. Pada prasiklus nilai rata-rata ulangan harian Bahasa Indonesia siswa kelas 1 adalah 67,7% dengan ketuntasan 43,4%. Setelah diterapkan metode pembelajaran Struktur Ananlisi Sintesis (SAS) rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siklus 1 meningkat menjadi 78% dengan presentase ketuntasan 87%, setalah dilakukan perbaikan maka pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar Bhasa Indonesia yang diperoleh menjadi 85 dengan presentase ketuntasan mencapai 100% dari 36 siswa. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dan hasil belajar Bahasa Indoneisa siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan.

Kata kunci: proses belajar,hasil belajar,Metode Struktur Analisis Sintesis (SAS), membaca permulaan.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses interaksi guru sebagai pendidik dengan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Interaksi dan pembelajaran diperlukan adanya arahan dan rencana dalam pembelajaran. Hal ini dinyatakan karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada pelaksanaan dan pembelajaran tersebut. Perencanaan dan pembelajaran juga bergantung pada bagaiman seorang guru mempersiapkan diri untuk kegiatan pembelajaran tersebut. Seorang pendidik yang profesional akan mengembangkan segala pengetahuan yang telah diperolehnya selama ini dari pengalaman yang sudah dilewatinya. Dalam pembelajaran ini guru akan lebih memfokuskan pada ketrampilan membaca. Pengajaran membaca permulaan ini diberikan kepada peserta didik yang masih tingkat rendah Sekolah Dasar.

Dalam pembelajaran membaca permulaan peneliti akan menggunakan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS). Dari pemilihan metode tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD. Karena kemampuan membaca yang dimiliki siswa kelas 1 SD masih rendah. Kesulitan anak dalam membaca permulaan berupa ketidak mampuan dalam membaca kata dan kalimat secara utuh. Permasalahan utama anak dalam membaca yakni mengeja setiap kata dan kesulitan dalam menyatukan kata menjadi kalimat. Ada juga beberapa siswa yang masih kesulitan membaca dengan lancar. Dengan ini penulis akan menerapkan metode SAS untuk menguji kefektifitasan metode Struktur Analisi Sintesis (SAS) dalam meningkatkan proses dan hasil kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena metode tersebut mampu mewakili metode-metode yang ada dalam membaca permulaan yaitu dengan menggunakan gambar, menggunakan huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana. Metode SAS ini dimulai dari kalimat yang diturunkan menjadi kata-kata, lalu dari kata diturunkan menjadi suku-suku kata, dan yang terakhir suku kata diturnkan menjadi huruf-huruf.

KAJIAN TEORI

Siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan merupakan siswa yang memiliki masalah pada area membaca permulaan, sehingga membutuhkan metode khusus dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran membaca. Permasalahan membaca yang dialami oleh siswa kelas 1 ini menyebabkan prestasi belajar menurun.Penelitian dilaksanakan karena adanya permasalahan pada membaca permulaan pada siswa berkesulitan membaca kelas 1 di SDN 1 Mojowetan. Berdasarkan pengamatan siswa masih mengeja setiap kata yang dibacanya dan mengalami kesulitan saat menyatukan kata menjadi sebuah kalimat. Hal ini cukup terlihat adanya kesenjangan antara permasalahan membaca pada siswa berkesulitan membaca permulaan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.

Salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa berkesulitan membaca permulaan yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru yaitu metode Struktur Analisis Sintetis (SAS). Metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) merupakan suatu cara untuk mengajarkan membaca permulaan pada siswa berkesulitan belajar membaca dengan menampilkan suatu kalimat utuh kemudian diuraikan menjadi kata hingga menjadi huruf-huruf dan kemudian digabungkan kembali menjadi kalimat utuh.

Pelaksanaan metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) ini didukung oleh media yang akan mempermudah siswa dalam proses analisis dan sintesis bacaan saat pembelajaran berlangsung. Adapun media yang digunakan yakni kartu gambar, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat. Media tersebut diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa menyerap materi bacaan. Metode Struktur

(3)

Analisis Sintetis (SAS) ini dapat mengembangkan pengamatan dan pemahaman siswa terkait perbedaan huruf dengan kata, dan kata dengan kalimat. Pengajaran membaca permulaan bagi siswa berkesulitan belajar membaca permulaan dengan menggunakan metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) sebagai alternatif pengajaran di SDN 1 Mojowetan. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat meneingkatkan proses dan hasil kemampuan membaca permulaan pada siswa berkesulitan belajar membaca permulaan.

Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitiannya dilakukan oleh Nuraisyah dengan judul Meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan metode struktur analitik sintetik siswa kelas I SDN Sidomulyo Kec. Lirik, Kabupaten Indragiri hulu. Adapun hasil penelitian ini sebelum tindakan tingkat kemampuan membaca permulaan 42.42 %, kemudian setelah diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS pada siklus I 58.06%, siklus II 63,17 % siklus III semakin meningkat menjadi 73, 87 % 2.

Selanjutnya penelitian yang berjudul Tingkat kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SD swasta YKPP Lirik dilakukan oleh Elmi Eliy. Hasil penelitian ini sebelum tindakan tingkat kemampuan membaca 58,67 % diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS meningkat menjadi 68,70 % dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 78,67 %. Dari hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode SAS dikatakan berhasil.

Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Umi Kalsum yang berjudul Peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan metode Struktur Analitik Sintetik siswa kelas 1 SDN 017 Tanjung Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.Hasil penelitian 9 ini juga meningkat, hasil awal sebelum tindakan adalah 62%. Kemudian diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS, hasilnya meningkat menjadi 78,07% dan pada siklus kedua menjadi semakin meningkat menjadi 87,30%.

METODE PENELITIAN Setting Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 1 SDN 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora semester II tahun pelajaranjaran 2016/2017. Letak sekolah ini berada di desa sehingga untuk belajar sangat cocok karena suasana yang kondusif dan tidak ramai. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.

Setting Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017 di SDN 1 Mojowetan pada kelas 1 semester II tahun 2016/2017 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora yang berjumlah 36 siswa dan dilakukan tahap demi tahap.

Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 26 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kammis dan Teggart yaitu berbentuk spiral dari siklus I ke siklus berikutnya.

(4)

Rencana Pelaksanaan Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (ovservasi), dan refleksi. Model rancangan yang dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah model spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya oleh Kemmis dan McTaggart (2005:66). Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Tahapan perencanaan dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara peneliti, guru kelas, dan guru pendamping khusus untuk mendiskusikan soal pretes, materi, skenario pembelajaran, dan penyusunan Rencana Pembelajaran Individual (RPP).

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas ( acting) dan Pengamatan ( Observing)

Pelaksanaan atau tindakan dilakukan 3 kali pada tiap siklus, setiap pertemuan adalah 35 menit. Dan melakukan tes tiap berakhir siklus, pada pertemuan ke 3 untuk mengukur kemampuan membaca pada anak. Pada tahap ini guru bertindak sebagai kolaborator pengajar dan peneliti sebagai pengamat.Pengamatan dilakukan untuk mengamati kemampuan membaca anak berkesulitan membaca. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi.

3. Refleksi

Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima untuk menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Arikunto (2010: 265) pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner, dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi dan dokumentasi sebagai berikut :

a. Tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasi. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I maupun siklus II. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Active Learning.

b. Obsevasi

Pada observasi ini peneliti melibatkan diri selama pembelajaran untuk mendapat data. Data yang akan diamati yaitu partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS, dan kinerja guru dalam mengerjakan dan menerapkan metode SAS dalam pembelajarn membaca permulaan.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut (Arikunto, 2006, p. 158)dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini data-data

(5)

yang diperoleh berupa nama-nama siswa kelas 1, jumlah siswa kelas 1, nilai rata-rata Bahasa Indonesia kelas 1, dan nilai prasiklus.

Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus.

Instrumen Pengumpulan Data

1). Tes kemampuan belajar membaca permulaan

Instrument tes kemampuan belajar membaca permulaan mengenai pembelajaran membaca menggunakan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis) diberikan kepada anak berkesulitan belajar membaca permulaan. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca anak berkesulitan membaca sebelum tindakan (pre test) dan sesudah tindakan (post test) diberikan. Penilaian kemampuan membaca berpedoman pada pendapat Darmiyati dan Budiasih (1996/1997:205) yang memperhatikan unsur-unsur dalam praktek membaca di kelas I SD mencakup: ketetapan menyuarakan kalimat, kelancaran dalam membaca kalmat, kewajaran intonasi, kejalasan lafal, kenyaringan suara, dan keberanian.

2). Instrumen Lembar Observasi

Panduan Obsrvasi digunbakan untuk mengetahui apakah guru dan siswa sudah mengimplementasikan kegiatan pembelajaran kaitannya dalam penggunaan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS). Selain itu lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) telah dilaksanakan sesuai prosedur dan rancangan. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dalam penelitian ini memakai uji validitas berdasarkan kriteria, dalam pengujian bukti validitas oleh adanya hubungan antara skor tes dengan skor kriteria.Berdasarkan uji validitas dan penafsiran hasil maka diperoleh data soal yang valid sebagai berikut. Dalam menentukan batasan nilai koefisien validitas yang ditentukan oleh Sugiono (2009:178) bahwa bila korelasi tiap faktor bernilai positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan faktor yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang baik .dengan kata lain butir instrumen dinyatakan valid.

Pengujian validitas soal akan dilakukan di SDN 1 Mojowetan Kemudian data berupa nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Sehingga dapat terlihat soal valid dan soal tidak valid. Soal yang valid kemudian akan digunakan untuk evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II ditunjukan pada Tabel 1 dan 2 di bawah ini.

Uji Realiabilitas Instrmen

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang akan dinilainya. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Prasiklus

Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan, peneliti menemukan permasalahan yang muncul pada hasil belajar Bahasa Indonesia kelas 1. Hasil yang mereka peroleh dari rekap nilai ulangan dari guru pengampu yang telah peneliti amati nilainya kurang memuaskan

(6)

banyak nilai yang masih dibawah KKM. Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca permulaan yang di lakukan oleh wali kelas pembelajaran tersebut hanya di lakukan dengan metode ceramah. Terbukti dari hasil observasi guru prasiklus, dari 18 indikator pengamatan memperoleh skor total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 6 skor.

Ternyata aktivitas belajar yang belum optimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hasil tes ulangan harian Bahasa Indonesia menunjukkan nilai rat-rata 67,6 yang berarti belum mencapai KKM (70). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Kemudian ketuntasan belajar prasiklus sebanyak 16 siswa dengan presentase 43.30% dari keseluruhan siswa dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 20 siswa dengan presentase 56.5% dari keseluruhan siswa.

Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada tahap perencanaan penulis bersama guru kolabolator menyususn RPP pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dengan KD 7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat dan menyiapkan alat dan media pembelajaran, serta instrumen tes evaluasi, lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok. Tahap pelaksanaan tindakan guru kolabolator melaksanakan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca permulaan menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Pada tahap observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati aktivitas belajar (aktivitas guru, aktivitas individu siswa, aktivitas kelompok sisiwa) selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Kemudian setelah tindakan pembelajaran terlaksana secara keseluruhan dilakukan refleksi sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang diharapkan.

Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan,tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada tahap perencanaan penulis bersama guru kolabolator menyususn RPP pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dengan KD 7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat dan menyiapkan alat dan media pembelajaran, serta instrumen tes evaluasi, lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok. Tahap pelaksanaan tindakan guru kolabolator melaksanakan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca permulaan menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Pada tahap observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati aktivitas belajar (aktivitas guru, aktivitas individu siswa, aktivitas kelompok sisiwa) selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Kemudian setelah tindakan pembelajaran terlaksana secara keseluruhan dilakukan refleksi sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang diharapkan.

ANALISIS KOMPARATIF

Pada analisis komparatif ini akan di uraikan mengenai perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.

(7)

Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I No. Ketuntasan Belajar Nilai (X)

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Tuntas >70 16 43 33 87 36 0 2. Belum Tuntas <70 20 56 3 13 0 100 Jumlah 36 100 36 100 36 100 Nilai Tertinggi 84 95 100 Nilai Terendah 50 55 70 Nilai Rata-rata 67 78 85

Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia dapat di ketahui bahwa peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dari prasiklus, siklus I, siklus II. Pada prasiklus atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang belum tuntas atau tuntas < 70 berjumlah 20 siswa, dengan presentase 43% sedangkan siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM > 70 hanya 16 siswa dengan presentase 56%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa dengan presentase 87% sementara 3 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan presentase 13%. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di ketahui bahwa semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai KKM yang telah ditentukan.Sehingga masih di perlukan perbaikan lagi pada siklus II. Tindakan di lanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa bisa mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu mencapai nilai KKM >70 dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II semua siswa mencapai ketuntasan. Semua siswa tidak ada yang mendapatkan nilai yang kurang dari KKM.Dari hasil belajar Bahasa Indonesia dan ketuntasan belajar siklus II dapat di ketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian sudah tercapai dengan nilai KKM >70.

Perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada diagram sebagai berikut.

(8)

43% 87% 100% 56% 13% 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas Belum tuntas

Diagram 1 Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS), hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

Peningkatan proses belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.20 perbandingan analisis rata-rata observasi prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 2. Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-rata Presentase Rata-rata Presentase Rata-rata Presentase 1. Aktivitas Guru 24,5 45,3% 32 81 % 52,5 91% 2. Aktivitas Siswa 20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 %

Berdasarkan tabel 4.22 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 32 dengan persentase 81% yang mengalami peningkatan dari aktivitas guru prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan

(9)

aktivitas guru, rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan prasiklus skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2% kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5 dengan persentase 92,3%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 2 sebagai berikut:

Diagram 2 Perbandingan Rata-rata Skor Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I

Berdasarkan diagram 2 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS), hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, pada kerja kelompok dan presentasi dengan penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Siswa juga senang dalam belajar sambil bermain dan berkaitan dengan pelajaran yang sedang dipelajari.Penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menanamkan konsep pada siswa. Selain itu metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) membuat siswa

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Prasiklus siklus 1 siklus 2

(10)

dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bekerja kelompok, menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk situasi belajar yang kondusif.

SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesi (SAS) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SDN 1 Mojowetan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Bahasa Indoensia. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.

Hasil belajar pada tahap pra siklus dari 36 siswa, 16 tuntas dengan presentase 43% dan 20 siswa belum tuntas dengan presentase 56%. Pada siklus I dari 36 siswa, 33 siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yang ditetapkan (≥70) dengan presentase 87 % dan masih ada 3 siswa yang belum tuntas dengan presentase 13%. Pada siklus II dari 36 siswa, 36 siswa sudah memperoleh nilai lebih dari KKM dengan presentase 100%.

SARAN 1. Bagi Guru

Melalui metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) berbantuan media kartu huruf merupakan salah satu metode pembelajaran yang baik untuk diterapkan ke siswa kelas 1 dan dapat mengaktifkan siswa karena inti dari metode ini adalah permainan yang sesuai dengan usia anak.proses pembejaran dikemas bermain sambil belajar. Sehingga dapat dijadikan referensi bagi guru.

2. Bagi Siswa

Melalui metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) siswa antusias dan aktif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia serta pengetahuan yang diperoleh diharapkan bertahan lama dalam ingatan siswa.

3. Bagi Sekolah

Diterapkannya metode pembelajaran pada siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan ini walaupun secara garis besar sudah berhasil, namun masih terdapat beberapa kelemahan salah satunya adalah dari segi tempat. Dimana ruang kelas yang belum luas.Sehingga kegiatan pengaturan tempat duduk sedikit sulit. Diharapkan bagi sekolah agar kelas tersebut mendapatkan kelas yang lebih luas.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Depdikbud

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Penedekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta Revisi 2010.

Broto, A.S. 1980, Pengajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Struktural Analisis Sintesis, Jakarta : IKIP Jakarta

Depdiknas. 2000. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, Dan  Siklus I  No
Diagram 1 Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia  Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II
Diagram 2 Perbandingan Rata-rata Skor Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada  Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini skor MoCA pada subjek lansia hipertensi dengan DM lebih rendah daripada skor MoCA pada subjek

Demikian juga f ( r ,  ) adalah data diskrit karena merupakan fungsi yang mewakili nilai piksel-piksel pada posisi tertentu sepanjang tampang lintang obyek yang

Hubungan antara pengaruh sosial dan minat pemanfaatan sistem informasi dikatakan positif apabila tingkat dukungan akan penggunaan SI dari rekan kerja, atasan maupun

Penelitian tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan juga pernah dilakukan oleh Siska Iktama tentang Analisis Potensi Dan Efektivitas Pemungutan Pajak Mineral Bukan

Immunodeficiency Virus “Kahuripan” di Sukabumi selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut PSRSOD HIV “Kahuripan” merupakan unit pelaksana teknis di bidang

Berilah penilaian pada tekstur tempe yang tersedia di hadapan Saudara dengan skala nilai seperti yang tertulis. Setelah itu berilah komentar atau alasan tentang penilaian

Sebagai balasan bagi Perkara-Perkara yang tersebut di dalam Lampiran Perjanjian Pinjaman Pendidikan / Pinjaman Semula Pendidikan, PERBADANAN dengan ini bersetuju untuk

Kandungan fosfor yang tinggi pada kedua sampel baik tanah supresif maupun tanah yang terinfestasi ganoderma disebabkan ion – ion fosfor (P) yang terikat oleh logam –