• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra Mandiri Sejati)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra Mandiri Sejati)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Leadership Behavior Description

Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas

Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra

Mandiri Sejati)

Vrimayora Rezekhy Anandha

Universitas Bina Nusantara

Management

E-mail: Vrimayorara@gmail.com

ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan hal yang penting. Karena kepemimpinan memungkinkan organisasi untuk bisa menjadi lebih produktif dan bisa memperoleh keuntungan lebih, keberhasilan itu tergantung pada gaya pemimpin dan lingkungan yang diciptakan untuk membuat karyawan berfungsi dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas kepemimpinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebar kuesioner terhadap 30 karyawan CV. Citra Mandiri Sejati. Data dianalisa dengan menggunakan The Ohio State University Leadership Model dan Blake, Mouton, and McCanse Leadership Grid.

Hasil yang dicapai dari penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan supervisor CV. Citra Mandiri Sejati cenderung high structure, cenderung high consideration dan belum efektif. (VRA)

Kata Kunci: Kepemimpinan, Initiating Structure Behavior, Consideration Behavior

PENDAHULUAN

Karyawan adalah aset yang paling berharga dalam setiap organisasi. Karena merupakan aset yang penting, diharuskan perusahaan memperhatikan kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat dilihat sebagai fungsi dari kemampuan untuk melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan. Kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi/dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu dan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran atau absensi, dan kemampuan bekerja sama. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang profesional semuanya menjadi tidak bermakna. Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi.

Keberhasilan karir individu dan nasib organisasi ditentukan oleh efektivitas perilaku pemimpin. Kepemimpinan dianggap penting untuk bisa mencapai sukses, dan beberapa peneliti berpendapat bahwa itu adalah hal yang paling penting. Kinerja karyawan berdasarkan pada perilakunya, dan untuk menjadi sukses, karyawan perlu dimotivasi. Tingkat kinerja yang tinggi terjadi ketika para

(2)

pemimpin membangun lingkungan yang memotivasi, itu menginspirasi pengikut untuk mencapai tujuan. Menurut John Deere CEO, Bob Lane, untuk menjadi sukses, anda harus menetapkan tujuan yang jelas dan memotivasi karyawan untuk mencapai itu. Manajerial perilaku mempengaruhi hasil yang diperoleh organisasi, dan gaya pemimpin mempengaruhi hubungan dengan pengikut dan mempengaruhi motivasi mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

Penting untuk supervisor, memimpin dengan memberikan contoh. Bahkan, Albert Einstein mengatakan, “Setting an example is not the main means of influencing another; it is the only means”. Yang artinya dengan memberi contoh sesuai apa yang terjadi itu adalah cara terbaik, karena pengikut pada dasarnya mengamati perilaku pemimpin, kemudian mengikutinya. Perilaku pemimpin ditentukan berdasarkan sifat yang dimilikinya. Dengan demikian, sifat dan perilaku seiring-sejalan, atau teori sifat kepemimpinan mempengaruhi teori perilaku kepemimpinan. Namun, perilaku lebih mudah untuk dipelajari dan diubah daripada sifat. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti mempelajari perilaku kepemimpinan supervisor berdasarkan teori The Ohio State University yang mengidentifikasi dua gaya perilaku kepemimpinan, yaitu initiating structure behavior dan consideration behavior. Initiating structure behavior mengacu pada sejauh mana pemimpin memberi perintah untuk dapat menyelesaikan pekerjaan, pemimpin berhubungan dekat secara langsung dengan bawahan dengan peran dan tujuan yang jelas atau dengan kata lain manajer mengatakan kepada mereka apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya agar mereka nanti bekerja untuk bisa mencapai tujuan. Consideration behavior, pemimpin berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia ‘karyawan’ dan bagaimana mempererat hubungan dengan karyawannya. Pemimpin sensitif terhadap bawahan, pemimpin menjalin komunikasi dengan karyawan untuk menanamkan kepercayaan, dukungan, dan rasa hormat, sambil memikirkan kesejahteraan mereka.

Dan permasalahannya di saat sedang menghadapi persaingan, perusahaan memiliki masalah internal. Karyawan divisi produksi perusahaan mengalami penurunan kinerja. Penurunan kinerja tersebut dilihat dalam kurun waktu 1 tahun kuantitas produk yang dihasilkan tidak memenuhi target. Dan, jika permasalahan penurunan kinerja karyawan ini tidak segera diselesaikan, perusahaan akan memperoleh kerugian yang tidak sedikit karena harus membayar penalty yang diakibatkan karena perusahaan tidak dapat memenuhi target permintaan akan produk. Untuk itu penulis, berupaya menyelesaikan masalah dengan pendekatan teori Ilmu Manajemen SDM dengan melakukan

Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan. Karena pengelolaan SDM secara sukses bagi perusahaan agar dapat

memaksimalkan daya saing.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ini dirancang untuk mengumpulkan data yang menggambarkan karakteristik orang, peristiwa, atau situasi. Dan, pada penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan karakteristik orang (supervisor). Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan penelitian deskriptif ini untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan tentang perilaku kepemimpinan, membuat perbandingan antara perilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration, dan menentukan perilaku kepemimpinan apa yang efektif yang akan digunakan oleh supervisor. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sensus, karena peneliti mengambil semua populasi sebagai sampel. Dengan jumlah karyawan yang dijadikan sampel adalah seluruh karyawan divisi produksi yang berjumlah 30 karyawan. Kemudian, data yang dipergunakan data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.

HASIL DAN BAHASAN

Berikut merupakan hasil ringkasan penelitian menunjukkan kondisi kepemimpinan supervisor CV. Citra Mandiri Sejati cenderung lebih consideration behavior dibanding initiating structure behavior. Ini berarti gaya kepemimpinan supervisor adalah the middle-of-the-road leader, dimana supervisor memiliki pemikiran yang belum maksimal tapi sudah seimbang untuk keduanya, baik pada produksi maupun pada orang-orang yang bekerja padanya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan ini belum efektif karena attention yang diberikan belum maksimal. Paling tidak yang harus dilakukan supervisor harus cenderung lebih high initiating structure behavior dari pada high consideration

(3)

behavior. Karena kepemimpinan initiating structure behavior dapat lebih efektif dalam mengatur perilaku karyawan dan mendukung proses realisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini

Terdapat Kondisi kepemimpinan supervisor CV. Citra Mandiri Sejati cenderung high initiating structure. Hal ini menunjukkan bahwa supervisor memiliki pemikiran yang belum maksimal terhadap fokus pada pemenuhan kebutuhan karyawan serta mencoba mempererat jalinan hubungan terhadap karyawan.

Kondisi kepemimpinan supervisor CV. Citra Mandiri Sejati cenderung high consideration behavior. Hal ini menunjukkan bahwa supervisor memiliki pemikiran yang belum maksimal untuk memberi tahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan pekerjaan tersebut agar dapat mencapai tujuan (target).

Kepemimpinan supervisor CV. Citra Mandiri Sejati belum efektif, ini ditunjukkan karena kondisi kepemimpinan masih cenderung high initiating structure dan cenderung high consideration behavior. Padahal kepemimpinan yang efektif jika supervisor high initiating structure dan high consideration behavior. Kondisi dimana supervisor mampu fokus menjalankan dengan baik kegiatan produksi dan tetap fokus memikirkan juga orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.

Saran yang dapat diberikan kepada supervisor perusahaan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah :

Disarankan supervisor memberi tahu kepada karyawan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja. Dalam hal ini rata-rata karyawan menyatakan bahwa supervisor tidak memberi tahu kepada karyawan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja. Sehingga ini memungkinkan karyawan untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja, jam kerja pun menjadi berkurang dan bisa membuat karyawan tidak bisa mencapai target. Disarankan supervisor menganjurkan karyawan untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan pekerjaan mereka tanpa harus meminta izin terlebih dahulu dari supervisor. Dalam hal ini rata-rata karyawan merasa enggan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan sendiri, dan untuk selalu meminta izin terlebih dahulu kepada supervisor itu menghambat proses pekerjaan itu sendiri. Jadi penulis menyarankan kepada supervisor CV. Citra Mandiri Sejati untuk menegaskan kepada karyawan, bahwa karyawan bisa mengambil keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan, namun keputusan itu harus dipastikan tidak merugikan pihak perusahaan.

Disarankan supervisor harus mengambil tindakan korektif dengan cepat bagi karyawan yang tidak memenuhi standar atau tidak bisa mencapai target. Tindakan korektif itu bisa meminimalisir segala kekurangan maupun kesalahan yang menghambat karyawan dalam mencapai target.

Disarankan supervisor menetapkan tujuan (target) dengan lebih jelas kepada karyawan sehingga karyawan tahu apa yang perlu dilakukan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan. Penetapan tujuan (target) dengan jelas ini akan membuat karyawan lebih terarah dan tahu yang apa yang perlu dilakukan.

Disarankan supervisor meminta saran dari karyawan ketika membuat keputusan.

Disarankan supervisor menyatakan terima kasih kepada karyawan secara pribadi karena telah melakukan pekerjaan sesuai dengan standar dan mencapai target. Karena dengan menyatakan ucapan terima kasih tersebut, akan membuat karyawan merasa dihargai.

Disarankan supervisor terus mencatat produktivitas karyawan dan memberi tahu karyawan hasil kinerja mereka. Hal ini dapat membuat mengetahui kinerjanya, karyawan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Sehingga karyawan bisa memperbaiki kekurangannya.

Disarankan supervisor terbuka terhadap karyawan untuk membahas masalah pribadi selama waktu bekerja. Dengan ini membahas masalah ini karyawan dapat berbagi cerita tentang masalah, dengan berbagi masalah mampu mengurangi sedikit beban yang ada dan tidak menutup kemungkinan supervisor mampu memberi solusi, sehingga permasalahan karyawan dapat terselesaikan dan karyawan dapat bekerja dengan lebih fokus tanpa ada masalah yang dipikirkan. • Disarankan supervisor memastikan karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan metode standar, untuk memastikan hal itu dilakukan dengan benar. Hal ini dapat menghindari terjadinya

(4)

kesalahan, karena jika terjadi kesalahan akan membutuhkan waktu lebih untuk memperbaikinya, dan waktu untuk mencapai target pun berkurang.

Disarankan supervisor menghabiskan waktu bekerja dengan berbicara pada karyawan untuk dapat mengenal kepribadian karyawan. Dengan mengenal pribadi karyawan, supervisor dapat mengetahui bagaimana untuk menghadapi karyawan dengan baik.

Disarankan supervisor terus menetapkan standar dan tujuan yang lebih tinggi untuk memberi tantangan bagi karyawan. Penetapan standar dan tujuan yang lebih tinggi ini mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih maksimal.

Disarankan supervisor menghabiskan banyak waktu dengan mengarahkan karyawan untuk memastikan karyawan mencapai target. Kegiatan pengarahan ini kegiatan yang akan se

Disarankan supervisor fokus untuk terus meningkatkan produktivitas seperti memotong biaya yang tidak perlu.

Disarankan supervisor mengizinkan karyawan datang terlambat atau pulang lebih awal untuk mengurus masalah pribadi. Ini dilakukan dengan tujuan untuk menghargai karyawan akan masalah pribadi yang mereka tidak bisa abaikan, seperti jika ada keluarga karyawan yang sakit dan dia yang harus mengurusnya.

Disarankan supervisor berusaha untuk menanamkan rasa percaya antara karyawan dengan atasan dan di antara semua rekan kerja. Karena dengan rasa percaya tersebut sesama karyawan dapat bisa menjalin hubungan kerja sama dengan baik.

(5)

REFERENSI

Achua, Christopher F., Lussier, Robert N. (2010). Effective Leadership Fourth

International Edition : Canada: South-Western Cengage Learning

Daft Richard L., Murphy, Jonathan ., Willmott Hugh. (2010). Organizational Theory

and Design Tenth Edition. United States of America: South-Western College

Publishing

Dyck, Bruno, Neubert, Mitchell J. (2009). Principles of Management International

Student Edition. China: South-Western Publishing

Griffin, Ricky W, Moorhead, Gregory. (2011). Organizational Behavior Managing

People and Organizations Ninth Edition. China: South-Western Publishing

Hughes RL., Ginnett RC., Curphy GJ., (2009). Leadership Enhancing the Lessons of

Experience Sixth Edition. Singapore: Mc Graw Hill

Ivancevich, John M., Konopaske, Robert, Matteson, Michael T. (2011).

Organizational Behavior and Management Ninth Edition. New York: McGraw Hill

Higher Education

Kahya Cem., Pabu

Ç

cu Hakan. (2015). Evaluationing Leadership Styles within The

Scope of Rensis Likert’s System-4 Model By Using Fuzzt AHP Approach. IIB

International Refereed Academic Social Sciences Journal. 6(17), 1-23

Li, Chengyan., Bao Lili., Jiang Qiang. (2013). Leadership Styles of Entrepreneurial

Women in Eastern China: Characteristic and Differences. Social Behavior and

Personality. 41(3), 421-432

Puni Albert., Ofei Samuel B., Okoe Abednego. (2014). The Effect of Leadership

Styles on Firm Performance in Ghana. International Journal of Marketing Studies.

6(1), 177-185

Robbins, Stephen P., Coulter, Mary. (2009). Management Tenth Edition. United

States of America: Pearson Prentice Hall.

(6)

Sadasa, Karantiano. (2013). The Influence of Organizational Culture, Leadership

Behavior, and Job Satisfaction Towards Teacher Job Performance. Indian Journal

of Health and Wellbeing. 4(9), 1637-1642

Sekaran, Uma., Bougie R. (2013). Research methods for business : a skill-building

approach sixth edition. Italy: John Wiley & Sons Ltd

Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

(7)

RIWAYAT PENULIS

Vrimayora Rezekhy Anandha lahir di kota Jakarta pada 25 July 1993. Penulis

menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu

Management Bisnis dan Organisasi pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait