Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,
memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk
kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama
penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat
yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
Lampiran A: Resume Film
Sang Penari
Srintil kira-kira 10 tahun sering melihat ronggeng menari, Ia senang dan ingin
menjadi ronggeng. Srintil sering menari di bawah pohon bersama
teman-temannya, tetapi Rasus pergi ketika Srintil menari karena Rasus tidak suka Srintil
jadi ronggeng. Suatu hari terjadi malapetaka yang menimpa Dukuh Paruk,
beberapa orang Dukuh Paruk termasuk ronggeng mati akibat racun tempe
bongkrek yang dijual oleh Santayib, orang tua Srintil.
Ketika Srintil sedang memberikan sesaji di makam Ki Secamanggala,
Sakum memanggil Srintil dan memberitahu bahwa ia kemasukan indang
ronggeng. Sakum adalah orang pertama yang percaya bahwa Srintil kemasukan
indang ronggeng sebelum Sakarya kakek Srintil menyadarinya. Sakarya
meyakinkan Kartareja namun tidak berhasil, tetapi setelah Kartareja melihat keris
yang dimiliki Srintil yang diberikan Rasus, maka Kartareja percaya bahwa Srintil
adalah ronggeng yang dipilihan oleh leluhurnya.
Srintil dimandikan, lalu pentas sebagai ronggeng, ritual berikutnya Srintil
menjalani bukak-klambu. Srintil takut menghadapi bukak-klambu karena
pembelinya, Dower dan Sulam bertengkar hebat. Saat Srintil semakin takut, Rasus
datang menenangkan Srintil. Dalam ketakutannya Srintil menyerahkan keperawan
kepada Rasus. Setelah itu ia masuk kembali dan melayani Dower dan Sulam
secara bergantian karena Kartareja dan Nyai Kartareja telah membuat Sulam
Setelah malam itu Rasus pergi untuk bekerja dengan tentara dan belajar
menjadi tentara. Selama Rasus menjalani latihan, Srintil sering pentas untuk
pesta-pesta pernikahan dan selama pentas Srintil selalu memperhatikan pengantin
dengan wajah yang bahagia. Setelah malam bukak-klambu Rasus dan Srintil
belum pernah ketemu lagi, sampai suatu hari Srintil melihat Rasus yang sudah
menjadi tentara di pasar Dawuan.
Suatu hari Rasus pulang, Srintil kecewa terhadap Rasus sejak malam
bukak-klambu dan Srintil sah menjadi ronggeng. Srintil tidak menyangka kalau
kemelaratan yang menjadikan hambatan Rasus menemui Srintil. Malam itu Rasus
menemui Srintil. Srintil minta untuk dinikahi Rasus, Rasus mensyaratkan mau
menikahi Srintil kalau Srintil bukan ronggeng lagi. Srintil menolak, karena ia
ingin mengabdikan dirinya untuk Dukuh Paruk. Rasus sekali lagi pergi, Srintil
kecewa dan mengurung diri, menolak pelanggan Marsusi, menolak naik pentas.
Diceritakan partai komunis mulai masuk ke Dukuh Paruk, Bakar dengan
murah hati memberi barang-barang untuk Dukuh Paruk dan ronggengnya.
Gapura, tulisan-tulisan di atas genteng, caping merah, toa, dan lain-lainnya yang
berwarna merah. Bakar menjanjikan banyak hal untuk Duku Paruk, sehingga
orang-orang mempercayainya. Sakarya sempat ragu karena ritual yang harus
dilakukan sebelum pentas ronggeng dibatasi, menjadi percaya karena Kartareja
meyakinkannya.
Makam Ki Secamanggala hancur, orang Dukuh Paruk marah dan terhasut
Dukuh Paruk mengamuk dan membakar kebun singkong milik orang lain. Srintil
yang merasa bersalah akhirnya mau naik pentas dan bergabung bersama
kelompok Bakar.
Kelompok ronggeng mulai sering pentas bersama Bakar, sampai suatu hari
kota mengalami kekisruhan dan terdengar sampai ke Dukuh Paruk. Keesokannya
semua orang Dukuh Paruk ditangkap selain Sakum. Semua orang Dukuh Paruk
diintrogasi di penjara. Rasus yang mendengar kabar bahwa semua orang Dukuh
Paruk ditahan, meminta ijin ke sersannya untuk mencari Srintil. Setelah Srintil
dibebaskan, Rasus melihatnya menari lagi bersama Sakum di pasar Dawuan dan
Lampiran B: Resume Novel
Ronggeng Dukuh Paruk
Dukuh Paruk adalah dukuh kecil, miskin, namun tidak subur dan terpencil, Dukuh
Paruk dikelilingi sawah luas. Suatu waktu kemarau panjang membuat desa kering
kerontang 3 anak laki, Rasus, Warta dan Darsun berdebat seru, seluruh tenaga
dikeluarkan untuk mencabut sebatang pohon singkong yang sudah dikencingi.
Kerja sama di antara mereka terhenti sampai singkong tercabut dari tanah.
Perebutan pun terjadi, Rasus dan Warta mendapat 2 buah sedangkan Darsun 1
buah. Tidak ada protes, mereka sibuk dengan singkong yang ada ditangan
masing-masing. Kejadian ini menggambarkan kerasnya hidup di Dukuh Paruk.
Setelah melahap habis singkong ketiga anak itu kembali menjaga
kambing. Rasus melihat Srintil duduk sendiri yang sedang membuat mahkota di
bawah pohon nangka. Ketiga anak Dukuh Paruk ini lalu bergabung dengan Srintil.
Setelah mahkota jadi, Srintil dipuji bagaikan seorang ronggeng dan mereka
meminta Srintil untuk menari. Srintil pun tidak menolak, karena Srintil senang
dan ingin menjadi ronggeng. Dari kejauhan Sakarya kakek Srintil, melihat Srintil
menari di bawah pohon nangka. Sakarya tidak ragu kalau Srintil kemasukan
indang ronggeng. Keesokan harinya Sakarya meyakinkan Kartareja dukun
ronggeng di Dukuh Paruk bahwa cucunya Srintil kemasukan indang ronggeng.
Awalnya Kartareja tidak percaya tetapi Kartareja mau melihat Srintil pentas.
Malam hari semua orang Dukuh Paruk berkumpul di halaman rumah Kartareja
untuk menyaksikan Srintil menari. Pentas dimulai dan Srintil pun mulai menari
seperti ronggeng. Karena ronggeng sebelum Srintil, meninggal ketika usia Srintil
masih bayi.
Malam itu Dukuh Paruk hidup kembali setelah bertahun-tahun tdak ada
bunyi calung dan gendang, tetapi malam itu juga mengingatkan Dukuh Paruk
terhadap kejadian sebelas tahun lalu. Racun tempe bongkrek menewaskan banyak
orang Dukuh Paruk. Srintil saat itu baru berusia lima bulan pun menjadi yatim
piatu. Hanya kakek dan nenek saja yang dimiliki Srintil. Sama dengan nasib
beberapa anak di pedukuhan itu.
Di usia sebelas tahun Srintil menjadi seorang ronggeng. Semua orang
Dukuh Paruh memanjakan Srintil dengan memberi apa yang mereka miliki.
Semenjak Srintil jadi ronggeng, Rasus merasa jauh. Rasus mencari perhatian
Srintil dengan cara memberikan keris milik ayahnya. Dia berbohong pada
neneknya bahwa ia dapat wangsit dari ayahnya agar memberikan keris itu kepada
ronggeng. Orang Dukuh Paruk memiliki kepercayaan yang besar terhadap hal-hal
mistis. Ketika Srintil mendapati keris itu ia mengucapkan terimakasih ke Rasus
atas kerisnya. Keris itu adalah keris Kyai Jaran Guyang jimat ronggeng.
Setelah melihat keris itu Sakarya dan Kartareja semakin yakin bahwa
Srintil benar-benar seorang ronggeng. Srintil menjalani ritual pertama untuk
menjadi seorang ronggeng. Dia dimandikan di depan makam Ki Secamanggala.
Semua orang Dukuh Paruk mengikuti ritual memandikan Srintil. Di depan
cungkup Ki Secamanggala, Kartareja menaruh pedupaan untuk ritual Srintil.
sedang asik berjoget Kartareja kemasukan roh Ki Secamanggala, maka suasana
sedikit mencekam. Kartareja berjoget sambil menciumi Srintil lalu mendekapnya
erat hingga Srintil sulit untuk bernafas. Sakarya sadar menyuruh Sakum untuk
menghentikan calungnya. Akhirnya Kartareja sadar, dan ritual memandikan
Srintil selesai dengan suasana mencekam. Rasus membawa Srintil pergi agar
Srintil tidak ketakutan lagi.
Srintil masih harus melaksanakan ritual terakhir yaitu bukak-klambu, di
mana keperawanan Srintil sebagai calon ronggeng disayembarakan. Rasus yang
telah menemukan sosok ibu dalam diri Srintil marah dia tidak terima kalau
keperawanan Srintil disayembarakan. Ketika malam bukak-klambu tiba, siang
harinya Srintil pergi ke makam Ki Secamanggala untuk menaruh sesaji. Ketika
Srintil berjalan menuju ke pemakaman, Rasus mengikutinya. Srintil dan Rasus
duduk di depan makam Ki Secamanggala, membisu dalam sunyinya pekuburan.
Dalam kesunyian, Srintil takut lalu memeluk dan menciumi Rasus. Srintil
membuka bajunya dan hendak menyerahkan keperawanannya kepada Rasus.
Rasus menolak karena tidak seharusnya Srintil melakukan hal itu di pekuburan,
Rasus membantu Srintil untuk mengenakan kembali bajunya.
Dower anak Pecikalan datang ke Dukuh Paruk untuk mengikuti
sayembara, datang membawa dua keping perak sebagai panjar dan ia berjanji akan
datang kembali pada malam bukak-klambu untuk membawakan sebuah ringgit
emas. Saat tiba malam bukak-klambu, Dower datang dengan membawa seekor
kerbau betina yang senilai dengan sebuah ringgit emas. Kartareja tidak langsung
Bila tidak ada yang datang lagi maka ia akan memenangkan Dower dalam
sayembara ini. Suara motor yang berhenti di depan rumah Kartareja membuat
Dower kesal. Ia tahu siapa yang datang yaitu Sulam anak seorang lurah dari
kampung sebrang. Terjadi keributan antara Dower dan Sulam. Dengan licik
Kartareja memberi arak kepada Sulam hingga Sulam mabuk dan tak sadarkan diri.
Dower diberi campuran arak dan air, diberikan kesempatan pertama untuk
menjadi pemenang.
Dibalik keributan antara Dower dan Sulam, Rasus datang untuk
menenangkan Srintil. Srintil yang ketakutan lalu, menyerahkan keperawananya
kepada Rasus. Kali ini Rasus tidak menolak. Srintil kembali ke kamar dan
melayani Dower, lalu gantian Sulam setelah Sulam sadar dari mabuknya.
Malam itu juga Rasus pergi dari Dukuh Paruk ke pasar Dawuan. Setahun
Rasus tidak kembali ke Dukuh Paruk. Srintil sering menemuinya di pasar sering
berceloteh tentang bayi dan perkawinan kepada Rasus. Tahun 1960 kecamatan
Dawuan tidak aman, perampokan terjadi di mana-mana. Saat itu banyak tentara
yang berjaga untuk mengamankan kecamata Dawuan dan Rasus mulai bergabung
dengan tentara menjadi tobang. Perampokan pun terjadi di rumah Srintil, Rasus
dan beberapa tentara menangkap perampok itu.
Orang-orang Dukuh Paruk bangga dengan Rasus. Rasus meminta ijin ke
sersan Slamet untuk tinggal sejenak di Dukuh Paruk. Malam itu Rasus ditemani
oleh Srintil. Srintil minta Rasus untuk menikahinya, namun Rasus menolak karena
Pagi hari ketika bangun Srintil mendapati Rasus sudah pergi dari Dukuh
Paruk, Srintil kecewa dan sakit hati. Semenjak kejadian malam itu Srintil menolak
orang-orang yang datang kepadanya. Ia juga menolak naik pentas. Karena
kelakukan Srintil seperti itu, nyai Kartareja memutuskan tali asmara Srintil dan
Rasus dengan menaru telur wukan dan membacakan mantra di sudut kamar
Srintil. Mantra itu tidak sengaja lumpuh karena dikencingi oleh Srintil. Srintil
juga menolak Marsusi kepala perkebunan karet Wanakeling, dengan kabur ke
Dawuan. Sore hari Srintil pulang bersama nyai Sakarya yang menjemputnya di
pasar Dawuan.
Srintil selalu berceloteh tentang perkawinan dan bayi. Ketika Ia melihat
Goder anak Tampi, Srintil larut dalam ocehan bayi yang lucu. Sisi keibuan Srintil
keluar, maka Srintil mengangkat Goder menjadi anaknya dan Tampi ibu
kandungnya pun tidak menolak bahkan ia merasa senang.
Srintil mendapat tawaran meronggeng pada pentas agustusan, tetapi saat
Srintil tidak langsung menerimanya Srintil mendapat ancaman. Setelah berfikir
dan berbicara dengan Sakarya, Sakum dan Tampi maka Srintil mau menerima
tawaran pentas itu. Tahun 1963, Srintil dan kelompok ronggeng mulai bangkit dan
pentas di acara agustusan. Ketika Srintil pentas, Marsusi menguna-guna Srintil
sehingga sesak nafas berkali-kali.
Srintil mendapat tawaran merongggeng dan menjadi gowok, dari Sentika
yang tinggal di Alaswangkal. Awalnya Srintil hanya menerima tawaran pentas
pernah jadi gowok. Gowok adalah seorang perempuan yang disewa untuk
mendewasakan laki-laki yang menjelang usia nikah namun bertingkah seperti
anak-anak. Setelah Srintil melihat Waras, Srintil baru mau menerima tawaran
menjadi gowok. Selama 4 hari menjadi gowok Srintil kewalahan mengahadapi
sikap Waras yang kekanak-kanakan.
Tahun 1964 ketika paceklik merajalela, kelompok ronggeng Dukuh Paruk
sering naik pentas di tengah rapat umum. Karena sering pentas di tempat rapat
maka kelompok ronggeng kenal dengan Bakar dan politik. Kelompok ronggeng
sudah menjadi bagian yang pasti dari rapat-rapat propaganda yang
diselenggarakan oleh Bakar. Setelah cukup lama ikut dengan Bakar, Srintil
merasakan ada kejanggalan dan pendangkalan makna keberadaanya. Untuk
siapakah ia meronggeng selama ini, itulah yang ada dalam pikiran Srintil. Bakar
memberikan banyak fasilitas kepada kelompok ronggeng dan juga mengganti
nama Ronggeng Dukuh Paruk menjadi Ronggeng Rakyat.
Pada saat Srintil sedang menari, suatu ketika ratusan penonton mabuk dan
meronjeng padi di sawah milik orang lain. Semenjak kejadian itu Srintil menolak
untuk pentas di rapat-rapat lagi. Karena menolak naik pentas, Bakar sedikit
mengancam kelompok ronggeng tersebut dengan membawa nama leluhurnya Ki
Secamanggala. Makam Ki Secamanggala dihancurkan Orang-orang Dukuh Paruk
awalnya mengira Bakar-lah yang menghancurkanya tetapi seseorang menemukan
caping hijau di dekat pekuburan. Karena ingin balas dendam dengan caping hijau
Jakarta mengalami kerusuhan dan orang Dukuh Paruk geger dan takut.
Beberapa malam Dukuh Paruk hampir diserang, karena perasaan takut maka
Srintil dan Kartareja melapor kepolisi untuk minta perlindungan, namun tak di
sangka malah mereka ditangkap dan dipenjara.
Rasus pulang ke Dukuh Paruk untuk melihat neneknya, ketika Rasus
pulang neneknya sudah tidak sadarkan diri dan meninggal di hadapan Rasus.
Orang-orang Dukuh Paruk banyak menaruh harapan kepada Rasus untuk
membawa Srintil pulang karena Rasus adalah seorang tentara.
2 tahun kemudian Srintil dibebaskan dan pulang ke Dukuh Paruk. Tidak
lama setelah kepulangan Srintil, Sakarya kakeknya meninggal. Srintil yang selalu
mengurung diri setelah kepulangannya, ketika bertemu dengan Goder ia merasa
senang dan kembali ceria. Srintil merasa asing dan takut ketika keluar dari Dukuh
Paruk, tetapi ia harus melakukan wajib lapor ke Dawuan sebulan 2 kali. Ketika
ingin melapor Srintil bertemu dengan Marsusi dan diantarnya ke tempat ia
melapor, setelah itu Srintil diantar lagi tetapi tidak pulang ke Dukuh Paruk
melainkan ke Wanakeling. Ketika dalam perjalanan Srintil jatuh dari motor dan
langsung melarikan diri, Srintil bertemu dengan Partadasim dan meminta untuk
diantarkan pulang.
Srintil bertemu dengan Bajus, orang Jakarta yang sedang melakukan
proyek pembangunan irigasi. Bajus sangat baik kepada Srintil dan tidak
macam-macam seperti lelaki yang datang kepadanya. Karena kebaikan Bajus srintil mulai
harapan kepada Bajus untuk dinikahinya, tetapi yang didapat Srintil adalah
kekecewaan yang sangat mendalam hingga mengganggu jiwa Srinitl.
Srintil menjadi gila dan dikurung di kamar, karena orang Dukuh Paruk
takut Srintil melakukan hal yang tidak diduga. Rasus pulang dan mendapati Srintil
yang dikurung di kamar, sangat bau dan kotor. Rasus tidak tega dan membawa
Srintil ke rumah sakit jiwa di kota Eling-Eling. Selama perjalanan Srintil berontak
karena ia ingat akan kenangan pahit selama 2 tahun di dalam penjara kota
Lampiran C: Srintil dalam film
Sang Penari
Kegiatan Srintil
- Srintil waktu kecil mengagumi ronggeng
- Orang tua Srintil, ronggeng dan beberapa orang dukuh
paruk meninggal pada saat kejadian tempe bongkrek
- Setelah dewasa Srintil yakin ingin jadi ronggeng
- Orang Dukuh Paruk mulai memanjakan dan mengaggumi
Srintil
- Sakarya meyakinkan Kartareja dukun ronggeng dengan
menyuruh Srintil pentas, tetapi gagal.
- Rasus memberikan keris Ronggeng kepada Srintil
- Kartareja percaya kalau Srintil kemasukan indang
ronggeng karena keris yang diberikan Rasus
- Srintil menjalankan ritual untuk menjadi seorang ronggeng
- Ritual yang pertama permandian calon ronggeng di depan
makan Ki Secamanggala
- Ritual kedua yaitu bukak-klambu, Srintil takut dan
- Srintil mulai sering pentas, ketika sedang pentas di kawinan
ia selalu memperhatikan pengantin bukan bertayub
- Srintil minta Rasus tinggal di Dukuh Paruk dan meminta
untuk dinikahi, tetapi Rasus nolak karena Srintil masih jadi
ronggeng dan Srintil pun pasrah
- Srintil sakit hati karena di tinggal Rasus, oleh karena itu
Srintil menolak lelaki yang datang kepadanya yaitu marsusi
dan Srintil juga nolak naik pentas
- Kelompok ronggeng mulai bergabung dengan Bakar
- Makam Ki Secamanggala dihancurkann dan orang dukuh
paruk ngamuk
- Srintil mau naik pentas lagi dan bergabung dengan Bakar
- Srintil dan orang-orang Dukuh Paruk ditangkap
Lampiran D: Srintil dalam novel
Ronggeng Dukuh Paruk
Usia Kegiatan Srintil
5 Bulan - Orang tua Srintil Meninggal
- Srintil dirawat oleh kakek dan neneknya
11 Tahun - Srintil mulai menari ronggeng
- Srintil diserahkan ke Kartareja oleh Sakarya untuk jadi
anak asuhannya dan jadi ronggeng lalu pentas untuk
pertama kalinya
- Srintil dimanja oleh orang-orang Dukuh Paruk
- Srintil menjalani ritual permandian dan Bukak-klambu
- Ritual yang pertama permandian calon ronggeng di
depan makan Ki Secamanggala, terjadi keributan karena
Kartareja kemasukan arwah Ki Secamanggala
- Lalu ritual Bukak-klambu terjadi keributan antara Dower
dan Sulam, Srintil takut dan menyerahkan
keperawanannya kepada Rasus
- Srintil resmi jadi ronggeng
- Beberapa bulan jadi ronggeng Srintil sering kepasar
pernikahan dan bayi kepara Rasus
14 Tahun - Rumah Srintil Kerampokan, ditolong oleh rasus yang
bekerja menjadi tobang tentara
- Srintil menemani Rasus beberapa malam dan minta
Rasus untuk menikahinya, Rasus menolak
- Rasus pergi dan Srintil sakit hati dan kejiwaannya
terganggu
- Srintil kabur ke Dawuan dan menolak beberapa lelaki
yang datang kepadanya termasuk Marsusi dan Srintil
menolak naik pentas
- Srintil mengangkat Goder jadi anaknya
- Srintil mendapat tawaran pentas di agustusan dan Srintil
mau untuk naik pentas lagi
- Saat pentas di agustusan Srintil diguna-guna oleh
Marsusi
18 Tahun - Srintil dapat tawaran meronggeng sekaligus jadi gowok
di Alaswangkal
- Srintil menerima untuk meronggeng, awalnya Srintil
19 Tahun - Kelompok ronggeng sering pentas di rapat dan mulai
kenal Bakar
- Bagi Srintil, Bakar bagaikan Ayah karena Bakar
membelikan barang-barang kepada kelompok ronggeng
dan ia juga baik kepada Srintil tidak seperti para lelaki
lainnya
- Kelompok ronggeng menjadi bagian yang pasti dan
selalu ikut rapar-rapat propaganda yang diselenggarakan
oleh bakar
- Srintil merasakan ada pendangkalan makna keberaannya
sebagai ronggeng yang mulai dibatasi ritual sebelum
meornggeng dan pergantian lirik lagu
- Selama Srintil ikut bakar dia bingung untuk siapa dia
meronngeng
- Bakar mengganti nama Ronggeng Dukuh Paruk menjadi
Ronggeng Rakyat dan Srintil merindukan Dukuh paruk
- Srintil mendapatkan pengalaman baru yang
mengguncang jiwanya, ratusan penonton mabuk dan
meronjeng padi di sawah milik orang lain
untuk pentas di rapat yang diselenggarakan oleh bakar
20 Tahun - Makam Ki Secamanggala dihancurkan dan kelompok
ronggeng bergabung kembali dengan bakar dengan
tujuan untuk membalas dendam terhadap caping hijau
- Terjadi kerusuhan di Jakarta dan Bakar
menyembunyikan diri di Dukuh Paruk
- Dukuh Paruh mendapat ancaman, Srintil dan Kartareja
minta perlindungan polisi tetapi mereka berdua malah di
tahan di penjara
- Selama Srintil di tahan, Sakarya dan Sakum meminta
Rasus untuk mencari Srintil
23 Tahun - Srintil bebas dan pulang ke Dukuh Paruk
- Sepulangnya Srintil dari penjara, kejiwaan Srintil
terganggu tetapi ketika dia bertemu dengan Goder, Srintil
mulai bangkit dari keterpurukannya
- Ketika Srintil kepasar Dawuan untuk berbelanja, Srintil
merasa takut dan asing
- Srintil harus melakukan wajib lapor 2 kali dalam 1 bulam
Marsusi tetapi Srintil menolak
- Srintil dibawa Marsusi ke Wanakelinh, Srintil berontak
dan pulang kedukuh paruk diantar oleh Partadasim
- Nyai Kartareja menyuruh Srintil menemani Tamir orang
Jakarta dan Srintil menolak lagi
- Srintil bertemu Bajus, Srintil menaru harapan kalau
Bajus akan menikahinya karena kebaikan yang dia
berikan kepada Srintil selama ini, tetapi Srintil malah
dikecewakan oleh Bajus
24 Tahun - Srintil sangat sakit hati dan kejiwaanya benar-benar
terganggu
- Srintil dikurung dikamar karena sikapnya yang aneh
- Rasus pulang dan melihat keadaan Srintil yang buruk,
Rasus langsung membawanya ke Rumah Sakit Jiwa di
kota Eling-Eling
- Selama perjalanan Srintil berontak karena dia Trauma
dengan kota Eling-eling
Lampiran E: Perbandingan Karakter Srintil
Adegan Novel Film
Malapetaka tempe bongkrek
Srintil 5 bulan Srintil anak-anak (±8-10 tahun) Srintil kecil joget dibawah
pohon
Rasus senang Rasus pergi
Yang yakin kalau Srintil ronggeng
Sakarya Sakum
Sakarya meyakinkan Kartareja bahwa Srintil kemasukan Indang Ronggeng
Sesudah pentas pertama Sebelum pentas pertama
Keris yang dikasih ke Srintil
Milik ayahnya Rasus menemukan ditanah
Tujuan Rasus kasih keris ke Srintil
Karena perbincangan orang-orang kalau keris yang dipakai tidak cocok
Karena Srintil sangat ingin menjadi
ronggeng Rasus pergi dari DP &
kenal tentara
Setelah malam bukak-klambu
Sebelum malam bukak-klambu DP kenal Bakar Dari rapat-rapat Dari awal film
Srintil minta dinikahi oleh Rasus
Sebelum nenek Rasus meninggal
Sesudah nenek Rasus meninggal
Srintil nolak naik pentas Murug dan kembali ceria ketika ketemu Goder
Murung dan menjadi gila
Tentara tau kalau DP “merah”
Ronggeng DP ikut rapat Dapat laporan
Srintil di penjara Ketika Srintil melapor minta perlindungan
Srintil ditahan di DP
Yang dipenjara Hanya kelompok
ronggeng
Semua orang DP kecuali Sakum
Srintil bebeas dari penjara Srintil hidup dalam keadaan tertekan
Rasus bertemu Srintil menari di pasar Dwauan