• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.1 Pemanfaatan e-commerce untuk berbelanja. Sumber : Hootsuite.com (2019)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1.1 Pemanfaatan e-commerce untuk berbelanja. Sumber : Hootsuite.com (2019)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum

Di era tahun 1990an, komputer yang terhubung melalui jaringan hanyalah komputer-komputer besar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan skala nasional dan multinasional. Kini, di era industri 4.0 kemajuan yang paling kita rasakan adalah internet. Dengan konektivitas internet yang memanfaatkan protokol TCP/IP

(Transmission Control Protocol / Internet Protocol) memungkinkan berbagai

perangkat terkoneksi dan tergabung dalam satu jaringan besar seperti yang kenal saat ini yaitu world wide web (www). Pemaanfaatan internet menunculkan berbagai aplikasi digital yang menjadi enabler berbagai hal baik untuk memenuhi kebutuhan individu, organisasi, perusahaan, pemerintah, sosial dan lain sebagainya.

Platform Android & iOS yang merupakan hasil karya perusahaan raksasa

Digital Google dan Apple turut menjadikan boomingnya start up diberbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Dengan patform ini memungkinan internet dapat dipakai berbagai hal (Internet of Things- IoT). Seperti kita ketahui berbagai start up

yang lahir di Indonesia dan beberapa diantaranya sudah menjadi decacorn (nilai pasar atau market capitalization diatas US $ 10 milyar) seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak memanfaatkan internet untuk menciptaan aplikasi digital yang dapat kita nikmati di gawai kita. Start up – start up ini membawa perubahan besar ditataran perekonomian Indonesia khususnya kemajuan usaha-usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Perubahan besar yang terjadi dalam perkonomian Indonesia salah satunya adalah konsep market place yang pada awalnya market place secara phisik menjadi digital

market place. Demikian pula terjadi pergeseran target market yang pada awalnya

sangat segmented menjadi mass market, tentunya hal ini menjadikan peluang bagi besar bagi pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi digital.

(2)

2

Hasil studi Hootsuite.com (Januari 2019) menempatkan Indonesia sebagai negara yang tertinggi dalam berbelanja melalui internet. Hasil studi ini tentunya akan membawa angin segar kepada para pelaku usaha yang bergerak di industri konektivitas, aplikasi digital dan juga para UMKM. Detail prosentasi pemanfaatan e-commerce

untuk berbelanja melalui berbagai perangkat seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 1.1 Pemanfaatan e-commerce untuk berbelanja

Sumber : Hootsuite.com (2019)

Salah satu perkembangan yang sangat terasa di era industri 4.0 ini adalah beralihnya konektivitas pita sempit (narrow band) yang disalurkan melalui jaringan tembaga (copper) menjadi pita lebar (broadband) yang disalurkan melalui jaringan serat kaca (fiber optic). Pelaku usaha konektivitas era ini tidak lagi melayani jaringan melalui tembaga, namun seluruhnya sudah memanfaatkan teknologi serat kaca untuk melayani permintaan konektivitas sampai ke rumah pelanggan (fiber to the home

disingkat FTTH). Ada pun paket layanan yang ditawarkan sangat beragam, mulai layanan 1P yang telepon saja, 2P (telepon dan internet) dan bahkan 3P (telepon, internet dan televisi), 1P internet, 1P telepon. Untuk layanan konektivitas kecepatan yang ditawarkan pun sangat beragam mulai puluhan mega bits per second (Mbps) hingga

(3)

3

ratusan Mbps. Beberapa perusahaan yang menyediakan layanan ini seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

No. Perusahaan Layanan Merek

1 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Telepon, Internet, Televisi 2 PT Broadband Multimedia Tbk Internet, Televisi 3 PT MNC Investama Tbk Internet, Televisi 4 PT.MyRepublic Indonesia Internet, Televisi 5 PT Supra Primatama Nusantara Internet, Televisi

Tabel 1.1 Perusahaan penyedia layanan broadband dan multimedia

Sumber : Data Olahan Peneliti

Tabel diatas merupakan contoh beberapa perusahaan yang menyediakan layanan konektivitas dan juga televisi berbayar dengan teknologi jaringan akses serat kaca (fiber optic). Disamping layanan konektivitas berbasis serat kaca, terdapat juga layanan konektivitas pita lebar nirkable (wireless broadband) yang disediakan oleh berbagai operator telepon seluler seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata.

1.1.1 Profil PT. Telkom Indonesia

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Kepemilikan saham Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Telkom telah mencatatkan sahamnya pada tahun 1995 di dua bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.

(4)

4

Logo PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Gambar 1.2 Logo Telkom

Sumber : Telkom Regional V Jatim Balnus 2020

Dalam menjalankan bisnisnya, Telkom beserta sejumlah anak perusahaannya (TelkomGroup) sangat kreatif sehingga tetap dapat tumbuh secara berkesinambungan

(sustainable). Dengan portofolio TIMES (Telecommunication, Information, Media

and Edutainment serta Services), Telkom selalu menjadi product leader di dalam industri telekomunikasi. Berbagai kreatifitas bisnis sebagai second curve yang telah diluncurkan Telkom

Pada awalnya, Telkom hanya memiliki satu produk item yaitu Telepon rumah. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang pertelekomunikasian dan munculnya era online, pada tahun 1998 Telkom meluncurkan produk yang dinamakan TelkomNet Instan dengan nomor akses 080989999 dan cara koneksinya masih mempergunakan modem dial-up. Ada pun kecepatan yang ditawarkan TelkomNet Instan ini hanya sampai 32Kbps. Teknologi internet dari tahun ke tahun berkembang demikian pesatnya dan kebutuhan bandwidth pun tidak terelakkan lagi. Disatu sisi, akses jaringan masih mempergunakan kabel tembaga (copper). Munculnya teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) yang memanfaatkan kabel tembaga untuk mensolusi kebutuhan pita lebar, dimanfaatkan oleh Telkom untuk mensolusi kebutuhan tersebut dan pada tahun 2004, Telkom meluncurkan produk yang dinamakan Tellkom Speedy dengan rentang kecepatan 384Kbps hingga 2Mbps.

(5)

5

Layanan Indihome sebenarnya adalah layanan internet yang berubah nama, muncul di tahun 1999 berupa Telkomnet Instant, lalu berubah menjadi Speedy pada tahun 2004 yang bertahan hingga 2015. Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga sebagai market leader di industri telelkomunikasi di Indonesia terus berinovasi dan pada tahun 2014, Telkom memperkenalkan kabel TV yang dinamakan Groovia dengan memanfaatkan Telkom Speedy sebagai aksesnya. Brand ini tidak bertahan lama karena pada tahun 2014 Telkom membuat bundling triple play produk telepon, TV kabel dan internet dengan brand baru yang dinamakan IndiHome. Ada pun teknologi akses yang digunakan adalah kabel serat optik dengan varian koneksi internet dari 10Mbps sampai dengan 100Mbps.

Indihome adalah layanan yang dikeluarkan untuk menggantikan layanan sebelumnya, namun layanan ini ditambahkan dengan layanan tv kabel, dan telepon rumah. Peralihan layanan internet menjadi paket internet dengan tv kabel maupun telepon rumah membuat pelanggan belum tentu menggunakan ketiga layanan tersebut, sehingga layanan dipecah menjadi 3 berupa Single Play, Double Play, Triple Play yang memecah layanan menjadi :

1. Single play : Internet

2. Double play : Internet dan telepon rumah

3. Triple play : Internet, TV kabel, dan telepon rumah

Cakupan pelayanan Telkom tersebar diseluruh Indonesia, dan guna melayani calon pelanggan, Telkom membagi pasar kedalam 7 (tujuh) area geografis yang disebut Telkom Regional. Ada pun ketujuh area tersebut adalah :

1. Telkom Regional I meliputi area geografis Sumatera, kepulauan Riau dan sekitarnya.

2. Telkom Regional II meliputi area geografis Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK)

3. Telkom Regional III meliputi area geografis Jawa Barat namun tidak termasuk Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

(6)

6

5. Telkom Regional V meliputi area geografis Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT)

6. Telkom Regional VI meliputi area geografis Kalimantan

7. Telkom Regional VII meliputi area geografis Kawasan Indonesia Bagian Timur 1.1.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

Telkom Regional V dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) dan dibantu oleh 2 (dua) Deputy yaitu Deputy EVP Infrastructure dan Deputy EVP

Marketing. Ditingkat kantor regional, fungsi dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu :

1. Fungsi Marketing, meliputi unit-unit :

a. Consumer Marketing yang bertugas mengalokasikan sumber daya untuk penjualan dan merumuskan strategi implementasi untuk pasar rumah tangga dan atau individu.

b. Customer Care yang bertugas mengalokasikan sumber daya untuk mempertahankan pelanggan dan merumuskan strategi implementasi untuk mempertahankan pelanggan pasar rumah tangga.

c. Business, Government and Enterprise Service yang bertugas mengalokasi

sumber daya, penjualan dan pemeliharaan pelanggan-pelanggan korporasi, pemerintah dan pelanggan bisnis.

d. Regional Wholesale yang bertugas mengalokasikan sumber, penjualan dan

pemeliharaan pelanggan-pelanggan segmen wholesale (operator telekomunikasi dan provider infokom).

2. Fungsi Perencanaan dan pembangunan alat produksi, operasional, delivery dan

assurance meliputi unit-unit :

a. Planning, Engineering dan Deployment yang bertugas melakukan perencanaan, pengalokasian sumber daya dan pembangunan alat produksi. b. Regional Network Operation yang bertugas melakukan perencanaan,

pengoperasian dan pemeliharaan sentral dan backbone telekomunikasi. c. Regional Access Management yang bertugas melakukan melakukan

(7)

7

perangkat disisi pelanggan serta pengawalan kinerja mitra yang melakukan penanganan gangguan pelanggan Telkom.

d. Regional Operation Center yang bertugas mengawal proses pasang baru dan gangguan pelanggan Telkom sehingga durasi waktu selesai sesuai dengan yang dijanjikan.

e. Manage Service Operation yang bertugas mengorganisasikan proses pasang baru kebutuhan konektivitas operator mobile khususnya Telkomsel.

3. Fungsi Supporting meliputi unit-unit :

a. Business Planning and Performance yang bertugas melakukan perencanaan, pengendalian biaya, evaluasi kinerja bisnis secara keseluruhan.

b. Keuangan yang bertugas melakukan pencatatan transaksi-transaksi keuangan perusahaan dan manajemen penagihan piutang.

c. General Affair yang bertugas menjalankan fungsi logistik seperti pengadaan barang dan atau jasa.

d. Human Capital yang bertugas melakukan perencanaan kebutuhan, pengembangan dan pemenuhan sumber daya manusia.

4. Fungsi Pelayanan yang terdiri dari 13 (tigabelas) Wilayah Telekomunikasi (Witel). Fungsi ini meliputi penjualan, pemeliharaan alat produksi, pemeliharaan pelanggan. Ada pun Witel-Witel di lingkukan Telkom Regional V adalah :

a. Witel Surabaya Utara b. Witel Surabaya Selatan c. Witel Denpasar d. Witel Sidoarjo e. Witel Malang f. Witel Kediri g. Witel Jember h. Witel Madiun

(8)

8 i. Witel Nusa Tenggara Barat j. Witel Singaraja

k. Witel Nusa Tenggara Timur l. Witel Pasuruan

m. Witel Madura

Struktur organisasi Telkom Regional V Jatim Balnus tertuang dalam Peraturan Human Capital Management Nomor PR. 202.37/r.02/HK200/COP-A2000000/2018 tanggal 15 Pebruari 2018 tentang Organisasi Divisi Regional V. Ada pun bagan organisasi Telkom Regional V seperti berikut :

(9)
(10)

10

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Telkom Regional V Jatim Balnus

Sumber : Data internal Telkom Divre V 2019

1.2 Latar Belakang Penelitian

Kinerja seringkali dijadikan sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan perusahaan, bahkan kinerja seringkali dijadikan sebuah alasan mengapa suatu perusahaan tidak dapat meraih tujuan dengan maksimal, pentingnya sebuah kinerja karyawan telah disadari oleh perusahaan sejak dini. Kinerja individual dalam sebuah organisasi juga merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan performa dari organisasi tersebut. Tingkat keberhasilan karyawan yang dicapai dalam organisasi, akan dipengaruhi tingkat kinerja dari pegawai secara individu maupun kelompok. Organisasi mengetahui bagaimana kinerja sangat berpengaruh dan munculah paham untuk memaksimalkan kinerja karyawan dalam organisasi. Pemaksimalan kinerja ini membutuhkan kebijakan, budaya, dan bekal yang dibutuhkan oleh karyawan untuk mendukung kinerja.

Meskipun tulisan tentang budaya organisasi dan semua yang berkaitan dengan kinerja organisasi sangat bervariasi, hanya ada beberapa studi yang benar-benar meneliti konsep hubungan ini. Budaya telah ditetapkan sebagai faktor utama yang harus diperhatikan dalam kehidupan organisasi beserta dampak positifnya terhadap keberhasilan kinerja organisasi (Durgadevi & Vasantha, 2017). Terdapat banyak dimensi dari budaya organisasi yang selalu berevolusi, pemilihan Budaya Birokrasi dan Budaya Inovasi menjadi perhatian peneliti dikarenakan dua poin tersebut menurut peneliti adalah hal penting dalam perusahaan. Robbins (2008) menyebutkan tujuh dimensi budaya organisasi, yaitu:

1. Inovasi dan pengambilan risiko, yaitu sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko

2. Perhatian terhadap detail, yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan ketelitian, analisis, dan perhatian terhadap detail

(11)

11

3. Hasil orientasi, yaitu sejauh mana manajemen fokus pada hasil daripada pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut

4. Orientasi hasil, yaitu sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan dampak hasil kerja karyawan

5. Orientasi tim yaitu sejauh mana kegiatan kerja diselenggarakan berdasarkan tim 6. Agresivitas, yaitu sejauh mana karyawan bersikap agresif dan kompetitif 7. Stabilitas, yaitu sejauh mana aktivitas organisasi menekankan pemeliharaan

status quo.

Telkom memiliki budaya yang diberikan semenjak karyawan masuk kedalam perusahaan. Telkom memiliki konsistensi dalam mengelola bisnisnya agar tetap tumbuh dan berkembang dan selalu memiliki impian yang tinggi dan percaya diri mendeklarasikan dirinya dengan visi Be the King of Digital in the Region. Guna mewujudkan visi ini Telkom memiliki misi Lead Indonesian Digital Innovation and

Globalization. Berbekal budaya kerja (corporate culture) The Telkom Way, Telkom

memiliki Budaya seperti digambarkan berikut ini :

Gambar 1.3Tata Nilai Telkom

Sumber : Telkom.co.id, 2020

Dari gambar diatas, menurut sumber bahwa dengan mengaplikasikan tata nilai diatas diseluruh jajaran organisasi. Telkom Regional V sebagai salah satu divisi

(12)

12

Telkom berkomitmen memberikan kinerja yang terbaik kepada stakeholders, termasuk di dalam atribut value proposition 3On3 yaitu jumlah gangguan seminimal mungkin, penanganan gangguan yang cepat, gangguan ulang seminimal mungkin. Hal ini tertuang dalam obsesi EVP Telkom Regional V tahun 2019 berikut :

Gambar 1.5 Obsesi Telkom Regional V Tahun 2019

Sumber data : Wawancara, 2019

Obsesi ini diprioritaskan untuk Regional V yang masih memiliki ketidaksesuaian harapan angka. Tugas ini dilimpahkan kepada Middle Management dari EVP yaitu EVP Deputy Marketing, EVP Deputy Infrastructure dan jajaran Manajer yang merupakan bawahan langsung, untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut. Permasalahan 3on3 merupakan akumulasi dari kinerja karyawan di dalam perusahaan saat ini. Dalam poin pertama, mengharuskan Middle management menuntaskan permasalahan kinerja, dikarenakan 3on3 menjadi sorotan utama EVP guna memperbaiki persepsi kualitas di masyarakat terhadap Indihome.

Alasan mengapa budaya organisasi dalam Middle Management sangatlah penting di dalam perusahaan, karena fungsinya untuk memotivasi, coaching serta support terhadap karyawan bawahan yang menjalankan fungsi organik. Dalam

(13)

13

ilmumanajemenindustri.com, tertera bahwa fungsi dari manajemen tingkat menengah

adalah merealisasikan kebijakan yang disusun oleh Manajemen puncak, yang dalam hal ini adalah merealisasikan penurunan angka 3on3 lebih dari 100%. Middle

management juga berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap apa yang terjadi

terhadap bawahannya di dalam perusahaan.

Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil data terbaru yaitu laporan tahun 2019. Berikut adalah data pertumbuhan pelanggan IndiHome pada tahun 2019, prosentase pelanggan terganggu.

Gambar 1.6Pertumbuhan Pelanggan IndiHome Telkom Regional V 2019

Sumber : Data Internal Karyawan (Hasil olahan peneliti)2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pelanggan IndiHome cukup baik, dari bulan Januari 2019 sampai dengan akhir Desember 2019 tumbuh lebih dari 31%. Ada pun kinerja 3On3 di tahun 2019, sebagaimana dipaparkan sebagai berikut :

a. Q (jumlah) Gangguan, merupakan jumlah pelanggan yang terganggu dalam 1(satu) bulan. Target dan realisasi dalam tahun 2019 seperti ditunjukkan dalam grafik berikut. 1, 06 8, 80 5 1, 09 0, 00 7 1, 13 3, 30 9 1, 14 9, 69 2 1, 18 9, 18 0 1, 22 3, 64 9 1, 25 7, 49 3 1, 28 7, 46 0 1, 31 9, 01 7 1, 35 3, 80 4 1, 39 2, 21 4 1, 40 6, 80 9 1,000,000 1,050,000 1,100,000 1,150,000 1,200,000 1,250,000 1,300,000 1,350,000 1,400,000 1,450,000 201901 201902 201903 201904 201905 201906 201907 201908 201909 201910 201911 201912 Lin e In S er vice (L IS ) Bulan

Pertumbuhan pelanggan IndiHome Telkom Regional V Jatim Balnus

(14)

14

Gambar 1.7Prosentase Gangguan Pelanggan IndiHome Telkom Regional 2019

Sumber : Data Internal Karyawan (Hasil olahan peneliti) 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan yang mengalami gangguan menunjukkan penurunan dari bulan ke bulan. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen Telkom Regional V efektif dalam mengendalikan meningkatkan kualitas layanan. Namun demikian, penurunan ini belum mencapai target maksimal 3% pelanggan yang boleh terganggu pada akhir periode 2019.

b. % Gangguan Ulang, merupakan pelanggan yang mengeluhkan produk IndiHome terganggu lebih dari 1(satu) kali dalam bulan yang sama. Target dan realisasi dalam tahun 2019 seperti ditunjukkan dalam grafik berikut.

7.00 7.00 7.00 6.00 6.00 6.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 8. 08 6. 47 6.7 5. 77 5.6 4. 59 5. 81 5. 62 4. 55 4.77 4. 31 4.45 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

% tar ge t d an re al isas i Q g an gg uan

Target dan Realisasi Q GangguanTelkom Regional V Tahun 2019

(15)

15

Gambar 1.8Target & Realisasi Gangguan Ulang IndiHome Telkom Regional V 2019

Sumber : Data Internal Karyawan (Hasil Olahan Peneliti) 2019

Dari grafik diatas terlihat bawah disetiap bulan pelanggan yang mengalami gangguan berulang masih jauh diatas batas yang ditetapkan. Hal ini menggambarkan bahwa penanganan gangguan oleh petugas belum tuntas, dan tentunya hal ini akan membawa persepsi negatif bagi pelanggan IndiHome.

c. Time To Repair (TTR) 3 jam, merupakan penyelesaian gangguan IndiHome

dalam rentang waktu 3 (tiga) jam. Target dan realisasi dalam tahun 2019 seperti ditunjukkan dalam grafik berikut.

7. 00 7. 00 7. 00 6. 00 6. 00 6. 00 4. 00 4. 00 4. 00 3. 00 3. 00 3. 00 15. 48 16. 03 13. 84 12. 52 12. 35 13.47 13. 08 11. 63 12. 33 12. 04 11. 24 11. 27 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

% ta rg et da n r ea lisa si Ga ng gua n Ul ang

Target dan Realisasi Gangguan Ulang Telkom Regional V Tahun 2019

(16)

16

Gambar 1.9Target dan Realisasi TTR 3 Jam IndiHome Telkom Regional V 2019

Sumber : Data Internal Karyawan (Hasil Olahan Peneliti) 2019

Performa penyelesaian gangguan dalam 3 (tiga) jam, menunjukkan bahwa realisasi setiap bulan melebihi angka target yang ditetapkan dan cenderung menunjukkan peningkatan kecepatan penyelesaian gangguan. Menurut Hasan (2013:4), “Pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan”.

1.3 Rumusan Masalah

Tiap perusahaan memiliki budaya yang berbeda untuk membina karyawan dalam menjalankan tugasnya. Budaya ini dibawakan dari Top level management yang percaya jika budaya ini diterapkan dengan baik, maka perusahaan akan tercapai tujuannya. Namun, Top level management tidak selalu terikat dengan Lower level management,

lain halnya dengan Middle management yang mendapat kebijakan dan keputusan langsung dari manajemen atas beserta asas budaya yang harus disalurkan ke karyawan bawah. Semua kebijakan ini disalurkan ke semua karyawan bawah, melalui rapat-rapat

60 .0 60 .0 60 .0 70 .0 70 .0 70 .0 75 .0 75 .0 75 .0 80 .0 80 .0 80 .0 78 .8 6 83.7 4 85 .6 4 84 .9 9 88 .3 6 89 .8 8 91 .5 9 92 .4 1 92 .7 2 93 .5 7 90 .9 9 91 .5 1 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

% tar ge t d an re al isas i

Target dan Realisasi TTR 3 jam Telkom Regional V Jatim Balnus Tahun 2019

(17)

17

dengan kepala cabang maupun workshop yang dilakukan secara berkala. Budaya Organisasi dan Manajemen Menengah saling berkaitan karena dalam Budaya Organisasi karyawanlah yang membuat bisnis berjalan, hal ini dikarenakan budaya organisasi membantu terciptanya komitmen karyawan terhadap organisasi yang lebih besar dari pada kepentingan individu.

Permasalahan yang dihadapi dalam Telkom Regional V tercantum dalam obsesi EVP yaitu penekanan angka 3on3, memiliki ketidaksesuaian dengan ekspetasi perusahaan khususnya Jumlah Gangguan Ulang. Obsesi ini dilimpahkan tanggung jawabnya langsung terhadap manajemenen menengah untuk mendidik bawahannya melalui budaya Telkom. Indikator ini menjadi perhatian serius perusahaan karena merupakan value prorposition dan tolak ukur kinerja, hal ini membawa dampak yang signifikan khususnya terhadap persepsi kualitas IndiHome. Melihat data yang ada di Indihome Regional V, penelitian ini akan lebih sesuai dengan teori Stoica (dkk 2004), Itulah sebabnya mengapa Budaya Organisasi dan Middle Manajemen saling berkaitan karena kinerja karyawan dipengaruhi oleh cara berkomunikasi suatu organisasi dalam mencari dan menggunakan informasi, memahami korelasi antara budaya organisasi dan kinerja tugas karyawan merupakan subjek penelitian yang penting karena dapat meningkatkan kinerja dan menguntungkan perusahaan.

Budaya Organisasi PT. Telkom “The Telkom Way” yang mempunyai aspek 3S yaitu (Solid, Speed, Smart) telah diadaptasi sejak lama, namun pengaruh dari budaya tersebut belum diketahui seberapa besar dengan pasti. Hal ini menjadi kebutuhan untuk diteliti lebih lanjut terkait seberapa besar Kinerja karyawan dipengaruhi oleh Budaya Organisasi di dalam Middle Management di Telkom Regional V terhadap penyelesaian 3on3 sebagai tolak ukur kinerja karyawan saat ini, karena angka pelanggan IndiHome bertumbuh pesat selaras dengan gangguan yang bertambah besar.

(18)

18 1.4 Pertanyaan Penelitian

1. Apakah Budaya Birokrasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V ?

2. Apakah Budaya Inovasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V?

3. Apakah Budaya Birokrasi Organisasi dan Budaya Inovasi Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V?

1.5 Tujuan Penelitian

1 Untuk mengetahui pengaruh Budaya Birokrasi terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V

2 Untuk mengetahui pengaruh Budaya Inovasi terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V

3 Untuk mengetahui pengaruh Budaya Birokrasi dan Budaya Inovasi terhadap Kinerja Karyawan di Indihome di Regional V

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dari aspek teoritis maupun aspek praktis, sebagai berikut :

1.6.1 Aspek Akademik

Penelitian ini diharapkan penulis memberikan manfaat yang dapat digunakan di masa yang akan datang, dengan adanya teori dan problematika yang telah diteliti. 1.6.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pertimbangan untuk meningkatkan pemahaman dari dimensi Budaya Organisasi berupa Budaya Birokrasi dan Budaya Inovasi sehingga perusahaan dapat menyelesaikan masalah dengan keberanian untuk berbicara serta inovasi yang akan diberikan oleh karyawan.

(19)

19 1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan Budaya Birokrasi (X1), Budaya Inovasi (X2) sebagai variabel independen, dan variabel dependen Kinerja Karyawan (Y), dengan memilih Telkom Indihome Divre V sebagai objek penelitian.

1.7.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, pada perusahaan PT.Telkom Indonesia, Jl. Ketintang No.156, Ketintang, Kec. Gayungan, 60231, dengan objek Kinerja Karyawan (penelitian 3on3) pada Middle Management Telkom Divre V

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan pembahasan teori-teori yang digunakan dan juga penelitian terdahulu sebagai dasar untuk menyusun kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian BAB III : Merupakan uraian metode penelitian yang menjelaskan karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas dan reliabilitas, serta Teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV : Merupakan uraian karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Gambar

Gambar 1.1 Pemanfaatan e-commerce untuk berbelanja  Sumber : Hootsuite.com (2019)
Tabel 1.1 Perusahaan penyedia layanan broadband dan multimedia  Sumber : Data Olahan Peneliti
Gambar 1.3 Tata Nilai Telkom  Sumber : Telkom.co.id, 2020
Gambar 1.5 Obsesi Telkom Regional V Tahun 2019  Sumber data : Wawancara, 2019
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan karakter kualitatif yang beragam terdapat pada karakter tipe tumbuh tanaman, bentuk daun, posisi putik terhadap benang sari saat bunga mekar sempurna, bentuk

Ukuran yang dapat diobservasi dalam laporan audit adalah kecenderungan auditor mengeluarkan opini going concern untuk perusahaan yang mengalami tekanan financial.. DeFond et al

Ketika mengoperasikan sebuah alat listrik di luar rumah, gunakan kabel tambahan yang cocok untuk digunakan di luar rumah.. Penggunaan kabel yang cocok untuk digunakan di luar

Hasil analisis data terdapat 120 kesalahan yang dilakukan perawat Medistra Lubuk Pakam. Adapun jenis kesalahan yang dibuat perawat berdasarkan taksonomi linguistik meliputi

return yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh

Penekanannya kepada pembelajaran bermakna iaitu isi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan seharian secara eksplisit telah menarik minat penyelidik untuk meninjau

ternyata memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menangkal senyawa radikal bebas sehingga mencegah terjadinya oksidasi Komponen dari bunga kecombrang yang berperan sebagai

Saya dengan ini mengaku bahawa mana-mana maklumat peribadi saya yang dikumpul atau dipegang oleh Syarikat diperuntukkan dengan keizinan saya untuk ia digunakan, diproses