• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET BRIEF Peluang Ekspor Gula Di Pasar Taiwan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET BRIEF Peluang Ekspor Gula Di Pasar Taiwan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MARKET BRIEF

Peluang Ekspor

Gula

Di Pasar Taiwan

Oleh :

Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di

Taiwan

▸ Baca selengkapnya: mangga salak pala dan gula di pasar dapat dijadikan

(2)

Kata Pengantar

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat di Taiwan karena berperan sebagai pemanis dan sumber kalori. Permintaan gula semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri pengolahan minuman, seperti industri minuman botol, dan permen atau cokelat yang merupakan contoh industri yang memerlukan gula untuk kelangsungan proses produksinya.

Market brief ini mencoba untuk mengupas tentang situasi dan kondisi gula di pasar Taiwan serta peluang, hambatan perdagangan tren yang sedang berkembang dan strategi dari negara-negara pesaing dalam peningkatan nilai ekspornya. Ditambah lagi, beberapa strategi penetrasi pasar dan rekomendasi pengembangan nilai ekspor gula Indonesia ke Taiwan juga disajikan dalam tulisan ini.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran untuk perbaikan kedepan sangat kami harapkan. Semoga market brief kali ini dapat menambah informasi bagi dunia usaha di Indonesia.

Terima Kasih

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Peta Taiwan...iii

I. Pendahuluan... 1

II. Potensi gula di pasar Taiwan ... 4

2.1. Data Perdagangan dan Potensi Pasar ... 4

2.2. Analisis Persaingan gula di Pasar Taiwan... 9

2.3. Standard dan Regulasi ... 17

2.3.1. Dokumentasi... 17

2.3.2. Bea masuk, tarif dan pajak ... 18

2.4. Saluran distribusi gula di Taiwan ... 19

III. Peluang dan Strategi ... 21

3.1. Analisis SWOT ... 21

3.2. Strategi Pengembangan Industri dan Ekspor gula ... 24

3.2.1. Strategi industri gula dalam negeri ... 24

3.2.2. Strategi pengembangan ekspor gula ke Taiwan... 25

IV. Informasi-informasi penting ... 27

4.1. Perwakilan Taiwan di Indonesia ... 27

4.2. Kamar dagang Taiwan di Indonesia ... 28

4.3. Perwakilan Indonesia di Taiwan ... 28

4.4. Asosiasi Produk Gula di Taiwan ... 28

4.5. Daftar Pameran ... 29

4.6. Daftar Importir gula di Taiwan... 29

(4)

Sekilas Taiwan

Ibukota Taipei

Mata uang Taiwanese Dollar (NTD or TWD)

Luas area 36.000 km2

Populasi 23 juta

Temperatur summer 30OC & winter 13OC

Kode negara 886

Waktu GMT + 8.00

Bahasa resmi Chinese Mandarin

Bahasa

lainnnya Taiwanese , Hakka

Agama Buddhism, Taoism, Christianity

Partai politik Kuo mintang (KMP)

Listrik 110 volts, 60 Hz

Jam kerja

Administratif : Senin-Jumat (9.00-17.00) Toko : Senin-Minggu (11.00-21.30) Tokoconvenience: 24/7

(5)

I. Pendahuluan

Taiwan, dengan populasi 23 juta dan sumber daya alam yang terbatas, telah menjadi kekuatan baru perekonomian dunia dengan Purchasing Power Parity (PPP) per kapita (USD 38,500 akhir tahun 2012), salah satu yang tertinggi di Asia. Taiwan merupakan sebuah pasar produk konsumen yang menarik meskipun memiliki penduduk relatif kecil. Pertumbuhan GDP Taiwan terus mengalami kenaikan mulai dari tahun 2010 (sebesar USD 36,900) hingga pada tahun 2011 (sebesar USD 38,300) dikarenakan terus berkembangnya pertumbuhan ekonomi Taiwan secara global. Taiwan merupakan salah satu negara importir terbesar di dunia, dengan nilai impor sebesar USD 261.6 milyar pada tahun 2012. Sedangkan nilai ekspor Taiwan mencapai USD 288.2 milyar, mengalami penurunan sebesar US$ 19 milyar dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula dengan kegiatan perdagangan luar negeri terhadap gula yang semakin terus berkembang pesat dan terus dibutuhkan sebagai salah satu bahan baku industri terpenting, seperti industri minuman dan makanan.

Industri gula di Taiwan telah memainkan peranan penting dalam industri lokal, bermula dari masa penjajahan Belanda dan mencapai puncaknya saat pendudukan Jepang pada tahun 1895, ketika jenis pabrik gula muncul dan dikembangkan secara insentif. Pada tahun yang sama, terdapat 42 pabrikgula, 113.000 Ha lahan pertanian swasta, mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dan industri gula ini menjadi industri terkemuka di Taiwan. Setelah masa resesi, pemerintah Taiwan terus mengembangkan industri gula dengan mendirikan Sugar Corporation Industry pada 1 Mei 1946, dalam rangka untuk aktif mengembalikan status industri. Pada tahun 1901, Industri gula di Qiaotou

(6)

(Gambar 1) dibuka dan pada tahun ini menjadi era kebangkitan bagi industri gula di Taiwan.

Gambar 1.Mesin pengolahan gula terdapat di QiaoTou, Taiwan Secara umum proses pengolahan gula dimulai dari tebu yang dihasilkan di beberapa daerah di Taiwan seperti Nantou Puli, transportasi seperti kereta diperlukan untuk mengangkut tebu-tebu tersebut ke pabrik gula dan disana tebu tersebut akan diproses menjadi gula, untuk prosesnya dapat dilihat pada

Gambar 2

(7)

Industri gula di Indonesia telah didorong oleh tingginya permintaan dari masyarakat. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang berperan sebagai pemanis dan sumber kalori, pentingnya gula bagi masyarakat di Indonesia tercermin pada kebijakan pemerintah yang menetapkan gula sebagai salah satu dari Sembilan bahan pokok. Dari Biro Pusat Statistik pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kebutuhan gula skala nasional pada tahun 2011 diperkirakan sekitar 3 juta ton sedangkan produksi gula diperkirakan hanya 2.6 juta ton. Permasalahan ini mengharuskan pemerintah melakukan upaya untuk menjaga harga gula dan terus mendorong perkebunan tebu hingga dapat memenuhi kebutuhan nasional. Menurut pusat data dan informasi pertanian (pada tahun 2010) terdapat 8 provinsi yang menghasilkan gula bagi produksi nasional melalui perkebunan rakyat. Jawa timur merupakan penyumbang tebu terbesar (72.57%), Jawa tengah (16.90%) dan Lampung (4.60%), Jawa Barat (3.95%),Di Yogyakarta (1.34%). Sedangkan provinsi lainnya hanya menyumbang kurang dari 1%.

Jenis produk gula yang mencakup gula molases dan jenis lainnya yang akan dikaji dalam market brief kali ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 1).

Tabel 1.Jenis produk gula dan turunannya berdasarkan kode HS

HS Code Product Specification

1703

Tetes gula, yang dihasilkan dari ekstraksi atau pemurnian gula Molasses resulting from the extraction or refining of sugar

1704

Kembang gula (termasuk coklat putih) tidak termasuk Kakao Sugar confectionery (including white chocolate),

(8)

II. Potensi gula di pasar Taiwan

2.1. Data Perdagangan dan Potensi Pasar

Di Taiwan,gula masih merupakan bahan pokok yang paling sering digunakan untuk keperluan memasak. gula juga digunakan oleh warga Taiwan sebagai bahan baku untuk berbagai industri seperti (1) makanan dan (2) minuman serta (3) Industri obat-obatan (sebagai coating / pembungkus pil)

(Gambar 1). Beberapa contoh produk gula dan olahannya yang mendominasi pasar Taiwan:

(a)

(b)

Gambar 3.Gula, produk dan turunannya

Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor gula ke Taiwan karena dukungan agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja. Disamping itu prospek pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan. Indonesia menjadi negara yang

(9)

diperhitungkan dalam hal ekspor gula akibat tuntutan dan permintaan dari Taiwan untuk mengimpor hasil perkebunan yang sangat penting untuk menunjang permintaan pasar tersebut. Menurut biro perdagangan Taiwan, untuk gula yang masuk dalam HS 1703 pada periode 2001-2012 negara pemasok utama gula ke Taiwan ialah Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 21.746% dengan nilai ekspor sebesar 89.883.198 USD, diikuti dengan Filipina sebesar 18.107% senilai 74,842,524 USD, Thailand (18.091%), dan Rusia (10.078%). (Tabel 2).

Tabel 2. Negara Eksportir Gula hasil ekstraksi(HS 1703)ke Taiwan, periode 2001-2012

Rank Country Amount (US$) Share

(%) Quantity (mix) Avg Price (US$/mix) Global Country 413,338,870 100.00 4,003,597,000 0.103 1 Indonesia 89,883,198 21.746 816,022,000 0.110 2 Filipina 74,842,524 18.107 715,829,000 0.105 3 Thailand 74,779,117 18.091 1,086,708,000 0.069 4 Rusia 41,654,597 10.078 277,791,000 0.150 5 Ukraina 26,208,585 6.341 171,198,000 0.153 6 India 20,015,467 4.842 215,397,000 0.093 7 FIJI 19,824,507 4.796 203,449,000 0.097 8 AUSTRALIA 13,227,524 3.200 160,774,000 0.082 9 El salvador 9,762,177 2.362 55,900,000 0.175 10 Guatemala 8,907,771 2.155 54,703,000 0.163

Pada Gambar 4 dapat dilihat fluktuasi jumlah import Taiwan untuk gula hasil ekstraksi. Dapat dilihat fluktuasi impor Taiwan yang mengalami naik turun mulai tahun 2005 hingga tahun 2012. Faktor politik impor ekspor gula dunia dapat mempengaruhi nilai impor gula di Taiwan dan Kisaran harga dan jumlah gula di Taiwan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat curah hujan dan kondisi alam yang berhubungan dengan tanaman tebu. Sedangkan

(10)

ketersediaan tenaga kerja juga dapat mempengaruhi harga dan jumlah ekspor gula hasil ekstraksi.

Gambar 4. Fluktuasi nilai impor gula hasil ekstraksi Taiwan (HS 1703)

Gambar 5.Fluktuasi nilai impor (HS 1703) Taiwan dari Indonesia

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 nilai impor gula hasil ekstraksi Taiwan dari indonesia mengalami titik tertinggi dan hampir mencapai 25,000,000 juta USD, ini akan tanda positif bagi ekspor hasil alam lainnya ke

(11)

Taiwan dan juga RRT. Pada jaman pemerintahan kolonial Belanda, pada masa puncaknya produksi gula luas areal tanaman tebu di Indonesia (khususnya di jawa) hanya mencapai sekitar 200.000 ha. Namun, saat itu Indonesia bias menghasilkan 2.85 juta ton gula setiap tahunnya. Proses produksi yang efisien dan teknologi tepat guna akan membawa dampak positif bagi produksi gula di Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki pabrik gula di Lampung dan produktivitas pabrik ini termasuk efisien di dunia.

Pada Tabel 3, berdasarkan data departemen perdagangan Taiwan, untuk gula yang masuk dalam HS 1704 pada periode tahun 2001-2012, Jepang menjadi negara pemasok kembang gula ke Taiwan dengan pangsa pasar sebesar 22.861% senilai USD 82,229,901 diikuti oleh Malaysia (10.183%) senilai 36,628,610 sedangkan Indonesia berada di posisi empat, dengan pangsa pasar 8.450% sebesar USD 30,396,177 (Tabel 3)

Tabel 3. Negara eksportir kembang gula(HS 1704),ke Taiwan periode 2001-2012

Rank Country Amount (US$) Share

(%) Quantity (mix) Avg Price (US$/mix) Global Country 359,700,584 100.000 158,347,859 2.272 1 Jepang 82,229,901 22.861 13,352,053 6.159 2 Malaysia 36,628,610 10.183 28,603,160 1.281 3 Amerika Serikat 31,820,003 8.846 7,609,201 4.182 4 Indonesia 30,396,177 8.450 15,593,370 1.949 5 Vietnam 24,923,752 6.929 21,029,203 1.185 6 Thailand 23,227,799 6.458 11,710,834 1.983 7 Belanda 18,828,319 5.234 4,932,930 3.817 8 Jerman 18,583,380 5.166 5,529,953 3.360 9 Swiss 14,200,372 3.948 2,098,204 6.768 10 Inggris 13,644,850 3.793 3,686,728 3.701

(12)

Peringkat Indonesia mengalami turun naik pada periode 2006 dan 2011, dikarenakan pada periode tersebut produksi kembang gula yang cukup rendah dibanding gula hasil ekstraksi. Sedangkan periode 2010 sampai dengan periode 2011, nilai total impor kembang gula Taiwan mengalami kenaikan.

Gambar 6.Fluktuasi nilai impor kembang gula Taiwan (HS 1704)

(13)

2.2. Analisis Persaingan gula di Pasar Taiwan

Pada bagian ini dilakukan perbandingan dan analisis persaingan terhadap 4 negara pengekspor gula (Malaysia, Thailand, Filipina dan

Amerika Serikat) yang berperan cukup besar terhadap pasar gula di Dunia pada umumnya dan Taiwan khususnya.

Malaysia

Industri gula di Malaysia ditandai dengan meningkatnya konsumsi dalam negeri didukung oleh pertumbuhan industri pengolahan makanan yang membutuhkan gula dalam jumlah besar. Pada sektor pasokan gula dengan basis dalam negeri yang kecil, tidak mungkin bagi Malaysia untuk memperluas sektor tersebut sehingga untuk memenuhi permintaan, Malaysia mengimpor gula tebu mentah yang nantinya akan diolah dan disempurnakan di dalam negeri untuk dipakai atau diekspor kembali ke pasar regional.

Budidaya tebu di Malaysia tidak besar, produksi tebu terkonsentrasi di bagian Peninsula Malaysia yang meliputi daerah Perlis dan Kedah. Daerah ini memiliki musim kering yang berbeda yang dibutuhkan untuk proses perkebunan tebu. Beberapa daerah untuk ekspansi telah ditetapkan seperti di daerah Johor dan Sarawak namun masih menunggu keputusan dari pemerintah Malaysia. Untuk proses pengolahan tebu, Malaysia memiliki 4 fasilitas pengolahan tebu, masing-masing di negara bagian Perlis, Kedah, Penang, dan Selangor. Dua dari fasilitas, Gula Padang di negara bagian Kedah, Perlis dan Perkebunan di negara bagian Perlis menjadi sentra proses produksi karena kemampuan fasilitas tersebut untuk mengimpor gula tebu mentah (contohnya Malayan Sugar Manufacturing Company danCentral Sugar Refinery). Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan gula di

(14)

Malaysia, nilai ekspor gula akan terus meningkat dan member tambahan bagi devisa negara dapat terlihat dari Gambar 8, pada tahun 2011 nilai ekspor gula Malaysia mencapai 297,226,417 USD

Gambar 8.Nilai ekspor gula Malaysia

Untuk ekspor gula hasil ekstraksi dan kembang gula dari Malaysia pada periode tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 4.Dari informasi ini dapat disimpulkan bahwa Malaysia merupakan negara yang patut diperhitungkan sebagai negara pesaing Indonesia dalam ekspor gula

Tabel 4.Nilai ekspor Gula hasil ekstraksi dan Kembang gula Malaysia

Sub-Chapter 2007 2008 2009 2010 2011 Cane or beet sugar $150,985,292 $82,023,152 $81,716,800 $171,588,241 $207,809,704 pure lactose, glucose and fructose $11,466,557 $15,662,544 $18,567,755 $24,538,887 $25,570,362 Gula hasil ekstraksi $366,082 $694,624 $615,118 $3,423,991 $762,054 Kembang gula $27,670,366 $36,470,351 $41,079,107 $54,399,137 $63,084,297 Total $190,488,297 $134,850,671 $141,978,780 $253,950,256 $297,226,417

(15)

Thailand

Dalam beberapa tahun terakhir, Thailand telah mengalami penurunan terhadap Industri tebu dan gula. Hal ini sangat bertolak belakang dari kenyataan karena para pengamat menyatakan bahwa Thailand pernah menjadi salah satu industri gula terbesar dunia. Pada tahun 1996, Thailand menjadi negara eksportir gula terbesar di dunia dan terus mengalami peningkatan. Namun karena system politik yang dikembangkan, usaha para petani untuk meningkatkan hasil gula kalah bersaing dengan beras (dalam hal ini pemerintah Thailand lebih memperhatikan industri beras dibandingkan gula). Sekarang, karena tingginya permintaan dalam negeri akan gula. Para produsen gula berusaha meningkatkan kapasitas produksi dan di sisi lain para petani tebu juga terus berusaha untuk meningkatkan produksi tebu agar dapat memenuhi permintaan industri / pabrik pengolahan gula. Pada Gambar 9

dapat dilihat daerah penghasil tebu dan pusat pengolahan tebu menjadi gula

(16)

Gambar 10.Nilai ekspor gula dari Thailand

Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari tahun 2005, ekspor gula Thailand terus mengalami peningkatan hingga pada puncaknya, tahun 2011, ekspor gula Thailand bernilai 3,881,024,028 USD dan diperkirakan akan terus meningkat.

Tabel 5.Nilai ekspor Gula hasil ekstraksi dan Kembang gula Thailand

Sub-Chapter 2007 2008 2009 2010 2011 Cane or beet sugar and pure sucrose. $1,258,907,624 $1,431,705,387 $1,803,402,600 $2,152,393,574 $3,635,148,943 pure lactose, glucose and fructose $25,801,051 $38,164,639 $40,630,138 $40,985,710 $38,885,562 Gula hasil ekstraksi $36,106,247 $51,131,617 $41,337,523 $30,071,356 $44,448,909 Kembang gula $81,476,100 $123,705,888 $126,434,391 $148,061,271 $162,540,614 Total $1,402,291,022 $1,644,707,531 $2,011,804,652 $2,371,511,911 $3,881,024,028 Filipina

Gula selalu menjadi penyumbang utama perekonomian Filipina, pada tahun 2006 gula menyumbang 1.03% dari produk nasional bruto Filipina.

(17)

Dalam hal ekspor produk pertanian, gula menyumbang sebesar 3.37% dari total ekspor. Sebagai tanaman industri, tebu juga menyediakan sumber perekonomian bagi masyarakat Filipina, saat ini terdapat sekitar 58,996 petani tebu dengan luas lahan sekitar 398,720 hektar. Meskipun pemerintah telah mengidentifikasi sekitar 60,250 hektar lahan sebagai situs perkebunan tebu, dari lahan ini Filipina hanya bisa memasok sekitar 222-225 juta liter bioethanol jumlah ini merupakan salah satu yang terendah diantara negara penghasil gula di Asia Tenggara. Usaha pemerintah untuk mendongkrak pertanian tebu di Filipina dilakukan dengan cara diversifikasi pertanian, daerah Negros di Filipina menjadi salah satu contohnya. Saat ini daerah Negros menyumbang sekitar 55% dari total produksi tebu di Filipina dan berdampak langsung pada produksi gula di Filipina. Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa mulai tahun 2010, program pemerintah tersebut membawa dampak positif dan menempatkan nilai ekspor gula Filipina sebesar 448,206,968 USD.

Gambar 11.Nilai ekspor gula dari Filipina

Pada tahun 2015 nanti, Filipina akan menghadapi tantangan dalam melakukan ekspor impor gula dimana tariff impor untuk gula akan menjadi nol dan AS

(18)

akan terus mengimpor gula ke Filipina sehingga sangat sulit untuk mengendalikan harga gula di Filipina. Pada Tabel 6 dapat dilihat total nilai ekspor gula dari Filipina.

Tabel 6.Nilai ekspor Gula hasil ekstraksi dan Kembang gula Filipina

Sub-Chapter 2007 2008 2009 2010 2011

Cane or beet sugar and pure sucrose,. $83,153,711 $70,501,061 $89,854,910 $39,799,327 $357,840,923 pure lactose, glucose and fructose $1,322,759 $1,260,998 $1,254,529 $1,336,560 $2,338,166 Gula hasil ekstraksi $5,435,502 $10,866,164 $22,149,631 $11,174,200 $30,221,075 Kembang gula $42,404,436 $46,031,924 $48,363,085 $52,703,057 $57,806,804 Total $132,316,408 $128,660,147 $161,622,155 $105,013,144 $448,206,968 Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah produsen gula terbesar kelima dan konsumen terbesar kelima gula dunia. Industri gula Amerika telah menikmati proteksi perdagangan sejak 1789 ketika kongres memberlakukan tariff pertama melawan produksi gula asing. Sejak itu, pemerintah AS terus memberikan dukungan perdagangan dan perlindungan bagi industri gula dalam negeri. Kerangka untuk program gula AS saat ini berakar pada apa yang disebut sebagai “Farm Bill” yang diberlakukan pada 1990. RUU pertanian ini merupakan sarana utama untuk menetapkan kebijakan gula Amerika Serikat dan kebijakan saat ini didasari oleh tiga pilar yaitu : Dukungan harga melalui perjanjian pinjaman prefensial, Kontrol pasar domestik, dan kuota tingkat tariff.

Salah satu daerah di Amerika yang menghasilkan tebu ialah Louisiana, karena didaerah inilah pertama kali tebu ditanam oleh para pendiri Louisiana.

(19)

Pada Gambar 11 dapat diperoleh data untuk daerah penghasil gula di Amerika Serikat. Warna merah pada peta menandakan daerah penghasil tebu, warna hijau menandakan daerah penghasil gula bit, dan warna kuning menandakan daerah penghasil jagung di negara bagian Amerika Serikat

Gambar 11Daerah penghasil gula di beberapa negara bagian Amerika Serikat

Banyak pertentangan dibalik politik perlindungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat namun melalui kebijakan tersebut pemerintah AS sangat efektif dalam menjaga industri gula dan menjamin harga minimum untuk gula. Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa nilai ekspor gula dari Amerika serikat terus mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2011 nilai ekspor gula asal Amerika bernilai 1,772,564,413 USD dan diperkirakan akan terus meningkat. Begitupun total nilai untuk seluruh ekspor gula dan turunannya

(20)

Gambar 12.Nilai ekspor gula dari Amerika serikat

Amerika Serikat adalah produsen terbesar gula dibelakang Brazil, India, dan RRT. Dukungan pemerintah AS untuk harga gula bit dan tebu adalah salah satu bentuk untuk membatasi impor. Pada periode 1996, Amerika sendiri memproduksi sekitar 55% dari gula yang dikonsumsi dan 45% berasal dari Impor. Sekarang Amerika menghasilkan 88% dari hasil domestik dan mengandalkan 12% dari Impor gula secara keseluruhan

Tabel 7.Nilai ekspor Gula hasil ekstraksi dan Kembang gula Filipina

Sub-Chapter 2007 2008 2009 2010 2011 Cane or beet sugar and pure sucrose $193,537,498 $139,358,629 $104,608,729 $180,686,933 $211,255,886 pure lactose, glucose and fructose $540,620,901 $571,926,300 $546,276,302 $882,279,020 $1,100,186,706 Gula hasil ekstraksi $35,891,075 $33,891,948 $36,603,103 $37,179,289 $38,886,590 kembang gula $312,597,160 $365,522,082 $371,339,230 $382,418,932 $422,235,231 Total $1,082,646,634 $1,110,698,959 $1,058,827,364 $1,482,564,174 $1,772,564,413

(21)

2.3. Standard dan Regulasi 2.3.1. Dokumentasi

Dokumen yang diperlukan untuk pengiriman ke / dari Taiwan termasuk faktur komersial (commercial invoice), bill pendaratan (airway bill), daftar packing (packing list), dan sertifikat asal (certificate of origin). Tagihan komersial harus menunjukkan nilai F.O.B, C & F, atau C.I.F.; asuransi; faktur pengangkutan. Selain informasi yang umumnya termasuk dalam standar bill of lading / airway bill, semua kode barang dan tanda pengiriman pada paket harus ditunjukkan. Bea Cukai di Taiwan tidak memungkinkan kode barang atau kelompok tanda pada pengiriman komoditi campuran.

Secara ringkas produk yang diimport ke Taiwan harus memiliki summary declaration yang ditujukan kepada petugas kepabeaan di tempat produk diturunkan. Produk kemudian berada dalam temporary storage procedure (tidak lebih dari 20 hari atau 45 hari jika dikirim lewat laut). Produk tersebut berada dalam custom supervision sampai dikeluarkannya customs approved treatment or use. Customs approved tersebut terdiri dari: 1) release for free circulation, 2) transits procedure, 3) customs warehousing, 4) inward processing, 5) temporary admission, 6). Entry into a free zone or warehouse. Di Taiwan tidak terdapat zona bebas. Pengemasan perlu diberi perhatian khusus karena harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan terutama untuk produk pertanian dan kehutanan lainnya. Hal yang harus diperhatikan antara lain jenis kemasan dan ukuran kemasan. Informasi pada label produk harus menggunakan bahasa setempat dalam hal ini bahasa Mandarin / Chinese disamping bahasa internasional lainnya. Dual labeling dalam satuan metrik atau non-metrik juga diperkenankan. Taiwan memperketat peraturan

(22)

tentang Chinese labeling untuk semua barang dari negara pengekspor, yang harus ditempelkan sebelum bea cukai. Label yang diperlukan untuk produk kelapa sawit diantaranya 1) nama produk; 2) kegunaan; 3) suhu maksimum; 4) peringatan pemakaian; 5) kontak informasi

2.3.2. Bea masuk, tarif dan pajak

Tarif nominal rata-rata di Taiwan saat adalah 8,2% ; the trade-weighted adalah 2,5%, keduanya turun sedikit mulai 1998. Banyak negara-negara pengekspor telah menyatakan keprihatinan tentang bea masuk yang dikenakan pada pengiriman ekspres tertentu memasuki Taiwan meskipun mereka akan merupakan jasa yang gratis jika dikirim melalui jasa pos. Pajak impor bervariasi, saat ini bea masuk untuk gula berkisar antara 18.5% - 40%.

Untuk info lebih lengkap mengenai tarif dan bea masuk gula, dapat dilihat di website Directorate General of Costum Taiwan, dengan memasukan 1703 atau 1704 (yang merupakan HS CODE untuk Gula hasil ekstraksi dan kembang gula, salah satu produk yang diulas dalam market brief kali ini) pada Tariff database search system,

(http://eweb.customs.gov.tw/RateWebEn/Search1.aspx ).

Untuk sementara ini dalam produk gula Indonesia belum dapat menikmati kemudahan dari GSP (Generalised Scheme Preferences) sehingga tidak dikenakan tariff. Selain bea masuk, importir dari semua negara-negara pengekspor juga harus membayar biaya 0,3% biaya pelabuhan dan pajak nilai tambah 5%. Barang yang masuk Taiwan oleh pengiriman barang atau paket pos dibebaskan dari biaya pelabuhan. Informasi biaya di atas adalah untuk referensi saja. Untuk informasi rinci tentang bea masuk, tarif, pajak, dan biaya

(23)

lainnya yang berkaitan dengan proses bea cukai, kami sarankan agar berkomunikasi dengan importir anda ataufreight forwardersdi Indonesia

2.4. Saluran distribusi gula di Taiwan

Ada tiga jenis produsen gula di Taiwan yaitu: petani kecil independen, produsen dalam pengembangan tanah, dan perkebunan swasta. Di Taiwan skema lahan pengembangan milik petani tebu memiliki luas lahan kurang dari 100 ha. Lahan pengembangan ini di perkenalkan oleh pemerintah untuk memukimkan kembali lahan-lahan yang berpotensi sebagai lahan tanam bagi tanaman tebu. Perkebunan swasta di Taiwan memiliki luas lahan sekitar 200 ha dan dioperasikan oleh perusahaan swasta. Beberapa perkebunan tertentu memiliki pabrik dan pengolahan tebu masing-masing atau sudah memiliki agen khusus yang nantinya akan dijual ke beberapa industri besar ataupun kecil melalui agen perantara ataupun langsung seperti padaGambar 13

(24)

Dari Gambar 13 dapat dilihat Pabrik gula yang mendapatkan pasokan tebu / gula bit / jagung umumnya melakukan proses pengolahan hingga menjadi gula. Bahan baku gula atau turunannya disalurkan kepada Industri besar (industri minuman, cokelat, permen atau industri lain yang berbahan baku gula) dan juga disalurkan ke agen. Dari agen ini lah gula gula tersebut disalurkan ke Pedagang grosir, agen pengecer lain yang lebih kecil atau di jual keluar negri (ekspor). Untuk pasar luar negeri ini Taiwan biasanya membeli gula dari negara lain lalu mengemasnya dan menjual kembali. Dari Pedagang grosir sampai ke pengecer hingga ke tangan konsumen, melalui jalur distribusi inilah umunya pasokan gula di Taiwan disalurkan dari pabrik atau dari agen importer (Gambar 14).

Gambar 14. Jalur distribusi Gula di pasar Taiwan dengan Importir gula

Pada umumnya para eksportir dari Indonesia dapat langsung berhubungan dengan para importir dari Taiwan melalui kegiatan pameran atau

(25)

melakukan kontak pendahuluan dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei. Daftar para importir untuk setiap produk impor telah tersusun rapi di KDEI Taipei termasuk untuk gula dan produk turunannya ini. Para eksportir dari Indonesia dapat pula melakukan kontak dengan agent yang merupakan general trading company. Agen ini bertindak sebagai perantara yang akan menghubungkan dengan para importir. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah perlunya informasi yang akurat terhadap profil dari importir yang akan kita hubungi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penipuan, KDEI Taipei dalam hal ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi awal.

III. Peluang dan Strategi

3.1. Analisis SWOT Strenght /Kekuatan

 Terdapat diversifikasi bisnis di Taiwan yang memerlukan bahan dasar gula baik itu untuk industri makanan dan minuman, coklat, permen atau kembang gula lainnya sehingga menyebabkan banyaknya permintaan produk ini di pasar Taiwan

 Taiwan merupakan jembatan awal untuk masuk ke dalam pasar RRT

 Masyarakat Taiwan sudah terbiasa dengan menggunakan gula alami dibandingkan gula buatan lainnya seperti pemanis buatan dari gula jagung

 Biaya bahan dasar (biaya bahan baku tebu, pekerja, proses pengolahan) yang cukup rendah dibandingkan dengan negara lain.

(26)

 Terdapat banyak investor asing yang tertarik untuk terlibat dalam industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri gula.

 Dukungan dari pemerintah juga memberi nilai tambah bagi industri gula. Karena seperti telah diulas pada pendahuluan, gula termasuk kedalam Sembilan bahan pokok yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga proses produksi dan pemasaran gula sangat diperlukan.

 Penggunaan atau pengolahan limbah / ampas tebu sebagai bahan baku untuk pabrik kertas dan material lainnya yang ramah lingkungan juga sedang digalakan sebagai tanggapan terhadap isu lingkungan hidup. Usaha gula dapat menghasilkan produk samping seperti ethanol, ragi roti, papan serat, pulp dan kertas yang mempunyai peluang pasar yang cukup terbuka baik di pasar domestik maupun internasional. Pengembangan produk hasil samping pengolahan tebu yang sinergis dapat memberikan dukungan finansial bagi industri gula. Weakness /Kelemahan

 Ketersediaan tanaman tebu yang sangat dipengaruhi oleh iklim, sumber daya manusia dan keteresediaan lahan akan mempengaruhi rantai produksi gula

 Ketatnya isu akan hama yang menjangkit tanaman tanaman tebu akan mempengaruhi kualitas gula yang dihasilkan

 Kecenderungan dari konsumen untuk membeli gula buatan dengan alasan diet atau faktor kesehatan lainnya

 Infrastruktur yang tidak optimum antara ladang tebu dengan pabrik pengolahan tebu menjadi gula yang menyebabkan para petani tebu

(27)

harus mengirim ke pabrik pengolahan sehingga menambah biaya produksi gula.

 Faktor bahasa yang akan menjadi masalah berarti dalam berkomunikasi dengan importir di Taiwan.

 Lemahnya hubungan dengan para importir di Taiwan. Campur tangan pemerintah yang belum maksimal dalam membangun hubungan berkepanjangan.

 Harga minyak dunia yang rapuh dan tidak stabil dan dipengaruhi oleh resiko tingkat suku bunga, fluktuasi harga, kredit serta kas masuk suatu negara.

 Belum berkembangnya kerjasama antar pelaku bisnis industri dalam penerapan kemitraan. Serta kurangnya motivasi dari pengusaha yg salah satunya diakibatkan kurangnya modal. Termasuk biaya marketing dan biaya penetrasi pasar luar negeri.

 Kurangnya informasi terhadap kondisi pasar dan permintaan pasar luar negeri.

Opportunities /Peluang

 Semakin maraknya pasar gula hasil ekstraksi dari tebu di seluruh dunia termasuk Taiwan sehingga ekspansi produk gula ke Taiwan akan lebih mudah

 Reputasi Indonesia sebagai negara penghasil gula sudah dikenal oleh Taiwan sehingga dengan reputasi ini akan memudahkan ekspor gula dari Indonesia

(28)

 Jumlah permintaan yang lebih cepat dari pada ketersediaan bahan baku di semua sektor akan mempermudah akses masuk gula ke Taiwan

 Penggunaan kultur jaringan pada tanaman tebu diharapkan akan menghasilkan bibit unggul yang tahan hama dan dapat bertahan di lingkungan yang ekstrim serta pengolahan teknologi tepat guna pada proses produksi gula sehingga mempercepat proses produksi

Threat /Ancaman

 Banyaknya negara di Asia Tenggara penghasil gula yang berasal dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam serta negara - negara seperti Amerika dan India

 Penyakit hama tanaman yang menyerang tebu seperti Tryporyza vinella F(Hama penggerek pucuk)

 Defisit bahan baku walaupun beberapa daerah sangat memiliki potensi untuk menghasilkan tanaman tebu

 Melemahnya daya saing industri dalam negeri karena kekurangan biaya dasar input

 Kurangnya ketersediaan lahan tanam bagi tanaman tebu

 Keterbatasan kapasitas produksi karena beberapa pabrik tidak dapat bertahan di level nasional atau internasional

3.2. Strategi Pengembangan Industri dan Ekspor Gula 3.2.1. Strategi industri gula dalam negeri

 Menetapkan Standard Nasional Indonesia untuk mempertahankan konsistensi produk gula sehingga dapat meningkatkan nilai jual ekspor.

(29)

 Melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk menjamin kelestarian tebu sebagai bahan pokok gula

 Memperbaiki sarana dan prasarana penunjang industri gula. Restrukturisasi dan optimasi lahan tanam tebu

 Pemerintah bersama dengan APEGTI (Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia) harus berupaya menggalakan pemasaran gula asal Indonesia ke mancanegara

 Bekerjasama dengan Asosiasi Petani Tebu indonesia yang merupakan wadah berhimpun seluruh petani tebu, tempat para petani melakukan perbaikan hasil bagi tetes dan gula

 Bekerja sama dengan lembaga penelitian Indonesia dalam pengembangan teknik kultur sel dan jaringan untuk tanaman tebu dan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi atau pengolahan gula

 Industri gula di daerah jawa umumnya memiliki infrastruktur yang cukup mendukung. Namun irigasi dan sarana jalan dan transportasi untuk mengangkut tebu di beberapa tempat belum memadai. Seperti contoh Jati Barang, Jawa Tengah, sarana jalan untuk mengangkut tebu di beberapa lokasi kurang memadai akibatnya untuk beberapa lokasi tersebut ongkos angkut tebu sebagai salah satu komponen biaya utama menjadi lebih mahal.

3.2.2. Strategi pengembangan ekspor gula Indonesia ke Taiwan

 Harga gula dunia diperkirakan akan terus tinggi karena defisit perdagangan gula sejak tahun 2004, desakan terhadap Eropa dan Amerika serikat serta kecenderungan harga minyak bumi yang masih

(30)

tinggi mendorong lebih banyak tebu yang diproses untuk ethanol sebagai bahan bakar alternative. Situasi perdagangan gula dunia ini sangat berpengaruh terhadap kondisi di dalam negeri. Kecenderungan tingginya harga gula dalam negeri mendorong produsen gula dalam negeri untuk mengembangkan bisnis gula sehingga dapat memberikan kelebihan produksi untuk diekspor.

 Bekerjasama dengan Asosiasi Gula Indonesia (AGI) yang merupakan koordinasi dari PTPN dan PT yang bergerak dibidang produksi gula. Peranan AGI ini akan memberikan informasi IPTEK yang berhubungan dengan produsen dan konsumen baik dalam maupun luar negeri. Salah satu contohnya melalui kegiatan seminar di dalam dan luar negeri yang membahas masalah pergulaan Indonesia dan dunia.

 Pembangunan sistem informasi. Pemasaran Informasi pasar berguna untuk membuka peluang pasar dan menghindari distorsi pasar. Penguatan kerjasama dengan penjaringan pemasaran baik yang berada di pusat-pusat perdagangan komoditi maupun di negara tujuan, termasuk Taiwan

 Menetapkan standard nasional dan dokumentasi yang baik sehingga untuk memudahkan proses pengiriman gula ke Taiwan

 Membangun dan mempromosikan merk lokal dipasar Internasional. Serta Perluasan ekspor ke pasar potensial baru. Menggencarkan promosi produk Indonesia ke Taiwan. Aktif mengikuti berbagai pameran dagang yang secara berkala diadakan di Taiwan. Detail pameran yang berlangsung di Taiwan dapat dilihat pada Bagian 4

(31)

 Peningkatan efisiensi pelayanan ekspor-impor, pelabuhan, kepabean dan administrasi (verifikasi dan retribusi) perpajakan. Untuk mencegah maraknya impor illegal maka pemerintah perlu menetapkan pengenaan verifikasi terhadap import gula dari negara asal barang.

 Penyediaan bibit unggul agar dapat bersaing dipasar internasional. Selama ini bibit unggul dihasilkan oleh P3GI. Usaha pembibitan kebun bidang datar dilakukan oleh perusahaan besar baik PTPN maupun perusahaan swasta serta pusat penelitian perkebunan gula Indonesia.

 Peran pemerintah terhadap pengembangan usaha gula sangat besar dibuktikan dengan banyaknya kebijakan yang mempunyai dimensi luas seperti kebijakan input dan produksi, distribusi dan kebijakan harga

 Meningkatkan ketersediaan pelayanan jasa termasuk jasa profesional (keuangan, akuntasi, konsultasi, pemasaran, notariat, pengujian, sertifikasi, konsultan hukum, dll) dan jasa publik (perizinan, dll).

IV. Informasi – Informasi Penting

4.1. Perwakilan Taiwan di Indonesia

Taipei Economic and Trade Office Jakarta, Indonesia (TETO) Address: Gedung Artha Graha, Lt. 17. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia

Telephone:

General/Economic/Information/Overseas Compatriot Enquiries: (021) 515-3939

Email:

Public Affairs Division/General Enquiries: idn@teto.or.id Economic Division: economic@teto.or.id

(32)

Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) Taiwan Trade Centre, Jakarta

Address:

Wisma G.K.B.I., 17th floor, Suite 1717, Jl. Jend. Sudirman No. 28,

Jakarta 10210, Indonesia Tel. : +62 (21) 5741102 Fax : +62 (21) 5741082 E-mail : jakarta@taitra.org.tw

http://jakarta.taiwantrade.com.tw/

4.2. Kamar Dagang Taiwan di Indonesia

Chinese International Economic Cooperation Association (CIECA) Address:

7F, 85 Ba De Road, Sec. 4, Taipei 105, Taiwan, R.O.C. Tel: 886-2-2528-8833

Fax: 886-2-2742-5342 / 2747-0611 / 2747-0626 E-mail: service@cieca.org.tw

4.3. Perwakilan Indonesia di Taiwan

Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI) Address:

6F, No. 550, Rui Guang Road, Neihu District, Taipei, Taiwan 114 email : ieto@ms8.hinet.net

Tel : (886-2) 8752-6170 Fax : (886-2) 8752-3706

4.4. Asosiasi Produk gula di Taiwan

Taiwan Sugar Corporation

Address: No.68, Shengchan Rd., East Dist., Tainan City 701,Taiwan www.taisugar.com.tw

(33)

4.5. Daftar Pameran

Kaohsiung Sugar Refinery Exhibition

Organizer : Taitra

Address: 24, Tangchang Rd., Qiaotou Dist., Kaohsiung

Website :http://www.krtco.com.tw/en/travel-1_detail.aspx?ID=131

The Taiwan Best Food Products & Equipment Fair

Periode : Annualy

Organizer:Taipei Visitors Association

Chinese Culinary Exhibition Organizing Committee

Add : 3F, No. 185, Kang Chian Rd., Neihu Dist., Taipei, Taiwan Tel : 886-2-2659-6000 ext. 132

Fax : 886-2-2659-7000

Contact : Mr. Kuo-Hsiung Yu

Email : exd@chanchao.com.tw

Website :www.chanchao.com.tw

Taipei International Food Show

Periode : Annualy

Organizer :China External Trade Development Council (CETRA) CETRA Exhibition Department

Add : No. 5, Hsin-Yi Rd., Sec. 5, Taipei, Taiwan 10548 Tel : 886-2-2725-1111 ext. 619

Fax : 886-2-27586203

Contact : Mr. Chen LiTien/ Specialist Email : litien@cetra.org.tw

4.6. Daftar Importir Gula di Taiwan SESODA Corporation

Taipei Taiwan +886-2-27047272 jcp@sesoda.com.tw

(34)

YI-FENG FOOD CO., LTD.

New Taipei City + 886-2-22678377

1Fl., No.54, Lane 55, Chung Yi Rd., Tu-Cheng City, New Taipei City http://www.xpos.com.tw yifeng_OK@hotmail.com

CHIA HSIANG FA Enterprises Co., LTD

Taipei 886-2-22655885

No.15,Alley 27,Lane 195,Yongfeng rd., Tucheng District, Taipei Country http://www.chfa.com.tw

San Hsing Candy Factory

Chiayi +886-5-3711565

No. 85-12 Chun Chu Li, Taipao City, Chiayi County 61244, Taiwan http://www.sunbrand.com.tw/index.html

K.F.Lings Co., Ltd.

Taiwan +886-3-3638057

NO. 294, Fu rong St., Pa Der City, Tar Yuan Hsieng, 33463, Taiwan http://www.kfl.com.tw/

REFERENSI

Bureau of Foreign Trade (BOFT), www.trade.gov.tw

The Agriculture Department, (COA) Council of Agriculture, www.coa.gov.tw Department of Health (DOH), www.doh.gov.tw

Gambar

Gambar 2. Proses pengolahan gula di Taiwan
Tabel 1. Jenis produk gula dan turunannya berdasarkan kode HS
Gambar 3. Gula, produk dan turunannya
Tabel 2. Negara Eksportir Gula hasil ekstraksi (HS 1703) ke Taiwan, periode 2001-2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan table program dan investasi berdasarkan sektor, maka untuk menjamin keterpaduan program bidang cipta karya, usulan program- program di kelompokan kembali dan

Simpulan, Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh edukasi kelompok pada pengendalian tekanan darah dikalangan anggota klub Prolanis Klinik

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Padat Tebar Ikan Nila

Tanggal akhir periode sebelumnya September 30, 2019 Prior period end date. Mata uang pelaporan Rupiah / IDR Description of

Saat ini, proses pelaksanaan CRM yang telah diterapkah oleh Shianna Salon terbagi 2, yaitu oleh pemilik dan pegawai Pemilik selalu menjaga hubungan dengan pelanggannya

Selanjutnya Peterson (1992) dalam buku “Managing Succesful Learning“ mengungkapkan bahwa dengan menggunakan perta-nyaan yang efektif berarti guru mendorong siswa

Namun, masih terdapat beberapa siswa yang mengalami masalah dalam penyelesaian tugasnya dengan menghabiskan waktu untuk urusan hiburan semata (jalan-jalan di mall,

Melihat fenomen diatas maka untuk itu ingin mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Pekon Sumur Jaya Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat tentang