• Tidak ada hasil yang ditemukan

CBR Filsafat Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CBR Filsafat Pendidikan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan tinggi. Dalam kaitan dengan pendidikan anak usia SD, guru harus mengetahui benar sifat sifat tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak sesuai harapan orang tua dan masyarakat. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.

Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang pencipta.

1.2 TUJUAN

Critical Report Book ini bertujuan untuk :

1. Membandingkan dua buku Filsafat Pendidikan dengan pengarang yang berbeda

2. Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu buku

1.3 MANFAAT

1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan

2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri.

BAB II ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

Buku Utama

1. Judul buku : Filsafat Pendidikan

2. Pengarang : Drs. Anas Salahudin, M.Pd. 3. Penerbit : Pustaka Setia

4. Tahun terbit : 2011 5. Kota terbit : Bandung 6. Tebal buku : 238 halaman 7. Ukuran : 16 x 24 cm Buku Pembanding

1. Judul buku : Filsafat pendidikan

2. Pengarang : Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, Ms 3. Penerbit : Unimed press

4. Tahun terbit : 2013 5. Kota terbit : Medan 6. Tebal buku : 163 halaman 7. Ukuran : 18 x 25 cm

8. ISBN : 978-602-7938-38-0

2.2 RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Pembanding

1. Bab I: Pengertian Filsafat Dan Filsafat Pendidikan 

 a. Pengertian filsafat

- Secara etimologi : kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dan dalan bahasa arab falsafash yang keduanya dari bahasa yunani yakni, philosophia yang terdiri dari 2 kata yakni, philein(cinta) dan shopia (kebijaksanaan). Sehingga filsafat berarti cinta kebijaksaan.

- Secara terminology : filsafat diawali dengan adanya keragu-raguan yang menimbulkan banyak hal yang dipertanyakan.

- Menurut para ahli

Plato : filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.

Aristoteles : filasafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dslsm ilmu-ilmu metsafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.

Al Faribi : filsafat adalah pengetahuan tentang alam, wujud bagaimana hakikat tang sebenarnya.

Ali mudhofir : memberikan berbagai arti filsafat yang beragam: Filsafat sebagai sifat

Filsafat sebagai suatu metode Filsafat sebagai kelompok persoalan

Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran Filsafat sebagai analisis logis

Dengan memperhatikan pengertian-pengertian yang dijelakan diatas, dapat diambil sebagai kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakekatnya dengan menggunakan akal atau pikiran.

 Tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan

Tujuan : untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam. Ciri-ciri pikiran kefilsafatan : dengan pikiran berfilsafat seseorang tidak akan menganggap sesuatu masalah yang manapun sebagai hal sepele, tidak akan mudah dipengaruhi eleh sesuatu, bersikap bebas, dapat mengatasi suatu prasangka tertentu, bersikap jujur, menanyakan kebenaran perbuatan tertentu dan pada akhinya akan menemukan kebenaran.

 Alasan Berfilsafat

Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni; keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.

 Peranan Filsafat

Ada tiga peranan filsafat yakni; pendobrak, pembebas, dan pembimbing. b. Pengertian Filsafat pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksannanya.

Filsafat dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004, 5) dapat dibagi 2 macam yakni; - Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana

seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.

- Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang pendidikan dan konsep-konep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan teori-teori belajar, pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur sistematis tentang penyusunan kurikulum, dan sebagaimana akhinya menjadi teori pendidikan.

2. Bab II : Filsafat Pendidikan a. Filsafat pendidikan sebagai sistem

Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf.

Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.

b. Substansi filsafat pendidikan

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

c. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sisten norma-norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan pedoman pelaksaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan fungsional anatara filsafat dan teori pendidikan adalah:

- Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.

- Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.

- Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

a. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

 Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan. Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar. Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.  Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau

lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.

Salah seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama, menyatu dalam hidup yang meruoakan kualitas hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai dan kebahagiaan yang abadi.

 Filsafat pendidikan Materialisme

Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber segalanya.  Filsafat pendidikan Pregmatisme

Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok:

- Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup - Pendidikan sebagai pertumbuhan

- Pendidikan sebagai fungsi sosial  Filsafat pendidikan Eksistensialisme

Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.  Filsafat pendidikan Progresivisme

Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.

 Filsafat pendidikan Perenialisme

Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.

 Filsafat pendidikan Esensialisme

Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial dan perlu dipertahankan.

 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

Merupakan kelanjutan dari cara berfikir progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di sekolah tetapi sekolah harus mempelopori masyarakat.

4. Bab IV : Filsafat Pendidikan Pancasila

- Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh manusia

- Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.

- Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan

Pendidikan berlansung di keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat. - Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.

b. Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional

Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:

- Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. - Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

- Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

5. Bab V : Hakekat Ilmu Pendidikan a. Hakekat Pendidikan

 Pengertian Hakekat pendidikan

Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu menyadarkan anak tentang potensi seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses pembelajaran.

Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan, berikut ini sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

- pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.

- dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu

- pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.

- pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan segala pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

- hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan.  Tujuan Pendidikan

Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Hirarki tujuan pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut:

Jenis tujuan kontinum

Tujuan pendidikan Nasional sangat umum Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi inti Kompetensi dasar

Indikator sangat spesifik

 Pilar Pendidikan

Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya pengabdian warga negara.

 Aliran-aliran Pendidikan

- Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir

- Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa - Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan

- Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.

- Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan masyarakat.

b. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi.

c. Hakekat Mnusia

Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa ingin tahu.

Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.

d. Hakekat Masyarakat e. Hakekat peserta didik f. Hakekat Pembelajaran

g. Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan sosiologi, landasan hukum, landasan moral.

h. Asas-asas pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas demokrasi, asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung jawab, panca darma taman sisiwa.

B. Ringkasan buku Utama

1. Bab I : Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan a. Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa Inggris Dan Yunani. Dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani philein dan sofein.dengan demikian filsafat dapat diartikan “cinta kebijaksanaan”.

Beberapa defenisi filsafat dapat dikemukakan sebagai berikut:

- Filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri. - Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu.

- Filsafat adalah pengembaraan alam pikir manusia yang tidak mengenal kenyang dengan ilmu pengetahuan.

- Filsafat adalah pencarian kebenaran dengan cara befikir kritis.

- Filsafat dengan pengertian formal adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan aakan sikap yang dijunjung tinggi.

Manfaat Filsafat dalam kehidupan adalah - Dasar dalam bertindak

- Dasar dalam mengambil keputusan - Mengurangi salah paham dan konflik

- Bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang slalu berubah - Mendalami konsep yang sudah baku dengan melihat substansinya - Merumuskan teori atau kerangka pemikiran

- Membangun sikap saling menghargai pendapat satu sama lain - Mengembangkan pemahaman berbagai persoalan

b. Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut W.J.S. Poerwadarminta sebagai berikut: - Pendidikan adalah pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan.

- Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina,membantu dan membimbing.

- Pendidikan adalah usaha mendewasakan manusia yang seutuhnya.

- Pendidikan adalah pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspek.

- Pendidikan adalah sistem pengajaran yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan disepakati.

c. Pengertian filsafat pendidikan

Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki sibstansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar brlakang,cara ,hasil, dan hakekat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaanya.

d. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah sebagai berikut: - Pendidik

- Murid anak didik - Materi pendidikan - Perbuatan mendidik - Metode pendidikan - Evaluasi pendidikan - Tujuan pendidikan - Alat-alat pendidikan - Lingkungan pendidikan

1.4 Bab II : Seluk Beluk Dan Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan a. Dorongan Sejarah Filsafat Yunani Terhadap Filsafat Pendidikan

Sejarah perkembangan filsafat pada umumnya dimulai dari mitologi yang berkembang dimasyarakat Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dengan jati dirinya yang asli sebagai filsafat itu sendiri yang menurut penciptanya sama sekali bukan mitos, melainkan cara berpikir empiris, logis dan realistis.

Adapun zaman perkembangan filsafat adalah sebagai berikut:

- Zaman Purba merupakan zaman batu yang dipandang para sejarawan sebagai zaman pengetahuan ilmiah.

- Zaman Yunani : (600 SM-200M) memiliki tiga zaman yaitu masa awal, masa keemasan, dan masa Helenitas dan romawi.

- Zaman Praristik dan Pertengahan (200 M-1600M) : dibagi menjadi 4 periode yaitu zaman patristik, zaman awal skolastik, zaman keemasan, dan zaman akhir abad pertengahan.

- Zaman awal Skoliastik : perkembangan menyatakan bahwa perkembangan berhubungan dengan perpindahan penduduk.

- Zaman Akhir Abad Petengahan : sudah mulai mempersiapkan ilmu pengetahuan alam modern.

- Zaman Modern : pemikiran membawa manusia kearah yang lebih maju. Dapat dilihat dari adanya berbagai perubahan mental yang menunjukan perbedaan dibandingkan dengan masa pertengahan.

- Zaman Baru : dimulai dengan aliran fenomenologi.

- Zaman Pasca-modernisme : yang mengacu pada keyakinan yang prevalen. b. Perkembangan Metolodologi Filsafat Pendidikan

Metodologi filsafat ada tiga yaitu:

- Metode Deduksi : metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum kemudian pada sesuatu yang bersifat khusus.

- Metode induksi : metode berpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip khusus.

- Metode dialektika : metode berpikir yang menarik kesimpulan melalui tiga tahap yaitu tesis, antitesis, dan sintesis.

c. Manusia dan Ilmu pengeetahuan

Manusia adalah satu-satunay makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling misterius.

Manfaat pendidikan dalam kehidupan adalah sebagai berikut: - Sebagai dasar dalam bertindak

- Sebagai dasar dalam mengambil tindakan - Untuk mengurangi salah paham dan konflik

- Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

Pandangan tentang manfaat pendidikan dikembangkan oleh aliran filsafat pendidikan, yaitu sebagai berikut:

- Filsafat pendidikan progresivisme : berpandangan bahwa pendidikanyang baik adalah yang terus berkembang maju, dinamis, dan memberi keuntungan bagi kehidupan manusia.

- Filsafat pendidikan esensialisme ; pendidikan lebih menekankan sikap yang berpegang pada prinsip manfaat pendidikan bagi kehidupan manusia.

- Filsafat pendidikan perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang, jalan yang harus ditempuh adalah kembali ke prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Parenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual karena hakekat manusia ada pada jiwanya.

a. Filsafat Pendidikan Positivisme

Posititivisme yang diperkenalkan oleh August Comte berpandangan bahwa pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta. August Comte menjelakan, pandangan-pandangan religius mengenai berbagai gejala di sebagian besar kalangan penduduk modern masih diberikan dengan cara ini.

b. Filsafat Pendidikan Empirisisme

Penganut empirisisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Sebagai penganut empirisme, Hobbes berpendapat bahwa pengenalan atau pengetahuan diperoleh karena pengalaman. Pengalaman awal dari segala pengetahuan, juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman.

Pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan didalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lain.

Pada dasarnya, pengetahuan memiliki tiga kriteria, yaitu: - Adanya suatu sistem gagasan dalam pikiran

- Persesuaian antara gagasan dan benda-benda yang sebenarnya - Adanya keyakinan tentang persesuaian.

1.6 Bab IV : Filsafat Pendidikan Tentang Manusia Dan Alam Semesta a. Filsafat Pendidikan Tentang Manusia

Ciri-ciri filsafat pendidikan tentang manusia adalah:

- Merupakan pengetahuan filsafat yang universal karena seluruh kajian filsafat akan membicarakan manusia

- Menjadi manusia sebagai subjek dan objek pengembangan

- Memerlukan pemahaman mendalam agar manusia menyadari kepentingan hidup berdampingan dengan seluruh alam jagat raya.

- Memahami keberadaan manusia secara komprehensif dan kontemplatif.

Adapun manfaat filsafat pendidikan tentang manusia adalah memberikan pengetahuan empiris dan terukur pada manusia, sebagai gejala kemanusiaan yang dapat dihitung secara matematis sehingga lebih waspada menghadapi berbagai perubahan kehidupan yang akan mendatangkan malapetaka.

Tujuan filsafat pendidikan tentang manusia mengarahkan pembentukan tingkah laku manusia yang rasional, adftif dengan alam, selektif dengan perubahan, berjiwa reformis, modernis, kritis, dan progresif.

b. Filsafat pendidikan tentang alam

Filsafat pendidikan tentang alam menjelaskan awal mula kejadian alam semesta secara mendalam, baik hakekatnya maupun sumber-sumber yang menjadi penyebab eksistensinya, bahkan para ilmuan memberikan nama, konsep, dan teori pada seluruh hasil pengamatannya.

c. Filsafat tentang kehidupan

Teori-teori yang mencakup filsafat tentang kehidupan:

- Teori generatio spontanea : mahluk hidup ada dengan sendirinya - Teori cosmazoa : mahluk hidup terdapat dibumi berasal dari planet lain - Omme vivum ex ovo : kehidupan bukan ketidaksengajaan

- Teori uray : zat-zat merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.

1.7 Bab V : Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan a. Ontologi Pendidikan

Pendekatan ontologi atau metafisik menekankan pada hakekat keberadaan, dalam hal ini keberadaan pendidikan sendiri.

b. Epistemologi Pendidikan

Epistemologi dalam bahasa latin dengan arti pengetahuan.sehingga epistemologi adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan.

c. Aksiologi Pendidikan

Aksiologi pendidikan berkaitan dengan masalah ilmu dan pengetahuan, maksudnya adalah memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hakikat keberadaan segala sesuatu yang bersifat fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun khusus.

Aksiologi pendidikan juga berkaitan dengan aliran-aliran pendidikan yang terus berkembang. Di antara aliran-aliran pendidikan tersebut adalah sebagai berikut

- Positivisme : pendidikan bertujuan agar masyarakat manyadari bahwa kebenaran harus ditandai oleh sesuatu yang empiris, realistis, dan indriawi.

- Renaisans : humanisme dan individualisme merupakan ciri renaisans yang penting. Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. - Humanisme

- Naturalisme :materi yang membentuk alam, akal, dan kesadaran, termasuk segala proses fisikalnya.

- Materialisme - Pragmatisme

1.8 Bab VI : Filsafat Tentang Hakikat Pendidikan a. Hakekat Pendidikan Di Masyarakat

Pendidikan dimasyarakat tidak terlepas dari beberapa pemetaan aliran yang terbagi 3 yaitu: - Paham Konsevatif : bagi kaum konservatif, ketidaksejajaran merupakan sesuatu

keharusan hukum alam, suatu hal yang mustahil dihindari, serta sudah menjadi ketentuan sejarah atau takdir dari Tuhan.

- Paham Liberalistik : keyakinan bahwa ada masalah dalam masyarakat.

- Paham radikalistik : merupakan menciptakan ruang agar muncul sikap kritis terhadap sistem dan struktur ketidakadilan.

b. Hakikat Pengembangan kurikulum Pendidikan

Prinsip-prinsip kurikulum pendidikan diarahkan sepenuhnya pada tujuan pendidikan. Olehkarena itu, semua komponen kurikulumnya harus berbasis visi dan misi lembaga pendidikan, baik secara lansung maupun tidak lansung.

Dalam filsafat pendidikan, hakikat kurikulum adalah pola pembentukan karakter peserta didik. Demikian pendidik yang menjalani suatu kompetensi dalam pengembangan ilmunya, diharuskan memperoleh sertifikasi sebagai guru.

c. Hakekat Tujuan Pendidikan Berbasis Fitrah Manusia

Fitrah, artinya bersih tanpa dosa dan noda, baik dalam akal maupun nafsunya. Dengan fitrahnya, manusia dapat mengembangkan kekuatan jiwanyauntuk mengetahui dan menganal lebih dekat dengan Tuhan penciptanya.

d. Hakikat Pengembangan Metode Pendidikan

Pengembangan metode pendidikan berkaiatan dengan pengembangan strategi pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran diterapkan berbagai teknik atau metode belajar mengajar.

1.9 Bab VII : Epistemologi sistem Pengembangan Kepemimpinan dalam Pendidikan

a. Pengertian Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan merupakan himpunan unsur pendidikan yang saling berhubungan untuk mencapai target yang disepakati dalam visi dan misi kependidikan.

b. Sistem Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan merupakan pelaksanaan dari keterapilan mengelola orang lain sebagai bawahannya.dan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan. Kepemimpinan dalam sistem pendidikan berfungsi membantu seluruh bawahan.

c. Sistem Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter untuk membangun keberadapan bangsa adalah kreatifan dari keragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat.

1.10 Bab VIII : Filsafat Pendidikan tentang Tanggung Jawab Pendidikan

a. Tanggung Jawab Keluarga dalam Pendidikan

Pada hakekatnya, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab yang besar dan penting karena pada tatanan operasionalnya, pendidikan merupakan pemberian bimbingan, pertolongan dan bantuan dari orang dewsa atau orang yang bertanggungjawag atas pendidikan kepada anak yang belum dewasa. Penanggung jawab pendidikan adalah sebagai berikut:

- Seluruh manusia bertanggung jawab untuk mendidik dirinya sendiri. - Orang tua

- Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah - Pendidikan merupakan kewajiban para guru di sekolah - Pendidikan merupakan berkewajiban seluruh warga bangsa.

Perkembangan anak memerlukan bimbingan orangtuanya sehingga harus melakukan : - Memberi teladan yang baik

- Membiasakan anak dengan kebiasaan yang baik - Menyajikan cerita-cerita yang baik

- Menerangkan segala hal yang baik - Membina daya kratif anak

- Mengontrol, membimbing, dam mengawasi perilaku anak dengan baik - Memberikan sanksi yang bernilai pelajaran dengan baik.

b. Tanggung Jawab Pendidik Dan pemerintah dalam Pendidikan

Dalam undang-undang sistem pendidiksan nasional BabXI tentang pendidikan dan tenaga kependidikan pada pasal 39 dikatakan sebagai berikut:

- Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, penegembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pedidikan.

- Pendidikan merupakan tenaga profesinal yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Masih banyak pasal-pasal yang menjelaskan tentang kependdikan yang menjelaskan status para pendidik dan tenaga kependidikan yang menggambarkan hak dan kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan dan melaksanakan tugasnya sebagai pengembang pendidikan.

Selain pendidik, pemerintah juga memilikintanggung jawab pengembangan pendidikan di indonesia. Kewajiban pemerintah ditetapkan UU sistem pendidikan nasional dan UU tentang guru.

Disamping kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, UU pun menetapkan tanggung jawab dan kewajiban warga negaradan masyarakat dalam penyelanggaraan pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 6 yang menyebutkan sebagai berikut:

- Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengukuti pendidikan dasar.

- Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

1.11 Bab IX : Filsafat Pendidikan tentang Penelitian Tindakan Kelas. a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitia tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tendakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.

Dapat disimpulkan PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

- Masalah penelitian berangkat dari masalah pembelajaran yang dipandang pendidik sebagai masalah yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

- Problem pembelajaran dapat berupa metode pembelajaran yang kurang efektif, siswa yang kurang konsentrasi, dan sebagainya.

- Para pendidik harus memiliki kemampuan meneliti msalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga pendidik akan mencari solusinya.

- Tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan pendidik bertujuan memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

Menurut richat Winter (1996), ada 6 karakteristik PTK, yaitu: - Kritik Reflektif : suatu upaya evaluasi atau penilaian

- Kritik Dialektis : kritik yang dilakukan terhadap fenomena.

- Kolaboratif : adanya hubungan antara tokoh-tokoh yang terlibat dalam penelitian.

- Risiko : resiko yang mungkin terjadi adalah melesetnya hipotesis dan adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi.

- Susunan jamak : PTK memiliki struktur jamak karena penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi, atau kolaboratif.

- Internalisasi teori dan praktik : tahap ini berfungsi untuk mendukung transformasi. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat PTK adalah:

- Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. - Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan siswanya

- Meningkatkan kinerja guru

- Dengan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas.

- PTK tidak mengganggu tugas pokok karena terintegrasi antara tugas pokok dalam proses pembelajaran dan kerja penelitian.

- PTK membuat guru lebih kreatif dan inovatif, selalu memperhatikan kelemahan dan berupaya mencari solusi.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Antara Kedua Buku

Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua judul buku sama namun memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Dr. Edward Purba, MA menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar dari negara indonesia.

Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan. Sedangkan buku ‘Filsafat Pendidikan’ karangan Drs. Anas Salahudin, M.Pd menerangkan lebih luas tentang filsafat pendidikan dan disertai dengan asal beluk filsafat pendidikan atau latar belakang filsafat pendidikan. Dalam buku ini menerangkan tentang pengertian, latar belakang munculnya filsafat pendidikan, alira-aliran, hubungan filsafat dengan aspek lain. Buku utama jika dibandingkan dengan buku pembanding lebih tampak kelengkapan keseluruhan isi buku karena mencantumkan lebih akan pembahasan tentang filsafat pendidikan. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami pembaca.

3.2 Kelebihan

Adapun kelebihan dari kedua buku adalah sebagai berikut :

1. Pada buku utama, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian filsafat pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.

2. Format penulisan kedua buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca 3. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab 4. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca

5. Kedua buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku 6. Kedua buku mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik

7. Kedua buku memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal bab 8. Memiliki banyak referensi yang mendukung

9. Buku utama lebih luas dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat pendidikan.

10. Buku utama menampilkan ringkasan buku yang terdapat pada belakang buku

3.3 Kelemahan

1. Kedua buku tidak melampirkan biografi penulis

2. Buku pembanding hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat pendidikan.

3. Dalam buku utama terdapat materi yang berulang pada bab yang berbeda

4. Kedua buku tidak banyak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:

1. Walaupun memiliki judul buku yang sama kedua buku memiliki perbedaan dalam pembahasan materinya

2. Buku utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku pembanding 3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang

4.2 Saran

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan supaya filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, pe review juga menyarankan kepada penulis supaya membuat tampilan isi buku yang lebih menarik misalnya dengan mencantumkan gambar gambar contoh.

 

Referensi

Dokumen terkait

Informasi pendidikan berisi tentang satuan pendidikan yang terdiri dari Taman Kanak- kanak, Sekolah Luar Biasa, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 ten tang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

18. Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak , Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah

01 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Tahun 2021 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama

Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, atau bentuk lain yang sederajat. Keputusan Kepala Dinas

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah