• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Alam, Zhong Xing HY21

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Alam, Zhong Xing HY21"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN ALAM WAY ELA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ZHONG XING HY21

Lutfianto Cahya Rachmadan1, Pitojo Tri Juwono2, Runi Asmaranto2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia mbunulsiti@yahoo.co.id

ABSTRAK

Analisa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dimaksudkan untuk mendapatkan perilaku banjir yang menggambarkan genangan dan waktu tiba gelombang banjir ke arah hilir khususnya ke Desa Negeri Lima. Karena Bendungan Alam Way Ela telah runtuh pada 25 Juli 2013, maka didapatkan juga hasil kalibrasi genangan banjir hasil running program Zhong Xing HY21 dengan kenyataan di lapangan.

Analisa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dalam studi ini menggunakan program Zhong Xing HY21 yang dapat membuat hidrograf banjir, kedalaman banjir, kecepatan banjir serta peta genangan banjir di lokasi terpilih yang diplot sepanjang sungai di hilir bendungan. Masukan dari program Zhong Xing HY21 berupa peta RBI digital yang diolah, kemudian data teknis Bendungan Alam Way Ela dan lengkung kapasitas waduk.

Dari penelitian ini, diketahui bahwa keruntuhan Bendungan Alam Way Ela disebabkan oleh piping atas yang diawali oleh runtuhnya spillway dan menyebabkan timbulnya rekahan pada tubuh bendungan bagian atas. Hasil running program Zhong Xing HY21 dengan skenario keruntuhan piping atas menghasilkan luas genangan banjir sebesar 66.879,24 m2 atau prosentase 16,52% dari luas total Desa Negeri Lima. Jika dibandingkan dengan luas genangan banjir versi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), hasil running program Zhong Xing HY21 dengan skenario keruntuhan piping atas memiliki kesalahan relatif sebesar 56,73%. Waktu tiba banjir menuju Desa Negeri selama 86 menit dengan waktu puncak banjir mencapai 2 jam 40 menit, waktu surut banjir mencapai 9 jam sesuai dengan data historis runtuhnya Bendungan Alam Way Ela.

Kata Kunci: Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Alam, Zhong Xing HY21 ABSTRACT

Dam break analysis for Way Ela Natural Dam was intended to get a flood inundation and the arrival time of flood waves, especially in the village of Negeri Lima. Way Ela Natural Dam has been collapsed on July 25, 2013, the calibration results are also obtained the results of running Zhong Xing HY21 program with the real condition.

In this study, Zhong Xing HY21 is used to analysis of Way Ela dam break that can create a flood hydrograph, flood depth, flood velocity and flood inundation maps are plotted in the selected locations along the downstream of the dam. Input of the Zhong Xing HY21 program is a digital map of RBI, the technical data of Way Ela Natural Dam and the storage and reservoir capacity curve.

(2)

From this research, its known that the fall down of Way Ela Natural Dam was caused by top piping and the beginning was came from the collapse of the spillway which can causes breach at the top of the dam. The result of running Zhong Xing HY21 program produces flood inundation above 66.879,24 m2 or 16,52% percent from the total area of Negeri Lima village. If it's compared with flood inundation map from National Disaster Management Agency was called BNPB, produced a relative error above 56,73 %. Flood travel time into the village of Negeri Lima for top piping condition is above 86 minutes. Time peak of flood under these conditions up to 2 hours 40 minutes and when the flood receded up to 9 hours in accordance with the historical collapse data of the Way Ela Natural Dam.

Key words: Dam Break Analysis, Natural Dam, Zhong Xing HY21

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bendungan Alam Way Ela telah mengalami keruntuhan pada tanggal 25 Juli 2013. Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) data korban jiwa berjumlah 1 orang sedangkan pengungsi mencapai 3000 orang. Selain itu kerusakan yang diakibatkan runtuhnya bendungan alam tersebut setidaknya merusak 350 unit rumah serta 5 unit fasilitas umum lainnya seperti sekolah, kantor dan jembatan. Hal itu membuktikan potensi bahaya yang besar bagi masyarakat di bagian hilir suatu bendungan jika sewaktu-waktu bendungan tersebut mengalami keruntuhan. Apalagi Bendungan Alam Way Ela tidak diketahui life time nya karena terbentuk secara alami.

Upaya yang dilakukan pemerintah seperti membuat spillway masih dalam proses pengerjaan, tetapi karena kondisi cuaca yang ekstrim serta curah hujan yang tinggi membuat penanganan terhadap Bendungan Alam Way Ela menjadi terhambat.

PP Nomor 37 Tahun 2010, tentang Bendungan, menyebutkan bahwa setiap bendungan harus dilengkapi dengan Dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD) dalam rangka antisipasi penyelamatan jiwa dan harta benda, apabila terjadi keruntuhan bendungan. Maka atas dasar tersebut, Analisis

Keruntuhan diperlukan untuk Bendungan Alam Way Ela. Apalagi bendungan tersebut bukan merupakan pembangunan bendungan hasil perencanaan yang mampu menampung banjir PMF (Probable Maximum Flood) sehingga hal ini menyebabkan makin bertambahnya tingkat bahaya keruntuhan bendungan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam kaitannya dengan

penyusuan studi ini, dimana keruntuhan bendungan disimulasikan, maka analisis dan evaluasi terhadap beberapa hal berikut ini harus menjadi perhatian lebih dahulu sebelum keruntuhan bendungan disimulasikan, agar hasil simulasi yang dilakukan benar-benar mendekati keadaan yang sesungguhnya akibat keruntuhan Bendungan Alam Way Ela yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Dengan bantuan program Zhong Xing HY21 diharapkan bisa diketahui beberapa hal antara lain:

a. Pengaruh kondisi topografi dan geografis daerah aliran sungai di hilir bendungan

b. Dampak genangan banjir akibat keruntuhan bendungan pada daerah di hilir bendungan dengan berbagai indikatornya, seperti : jarak dan waktu datangnya banjir, periode genangan banjir, tinggi maksimum genangan banjir, dan lain sebagainya

(3)

c. Analisis keruntuhan bendungan dilakukan dalam beberapa alternatif (skenario):

1. Disebabkan oleh overtopping

dengan debit PMF 2. Disebabkan oleh piping:

a) Piping terjadi pada tubuh

bendungan bagian atas

b) Piping terjadi pada tubuh

bendungan bagian tengah

c) Piping terjadi pada tubuh

bendungan bagian bawah d. Tinggi dan kecepatan air banjir serta

kapasitas palung sungai/lembah terhadap banjir yang terjadi akibat keruntuhan bendungan

1.3 Maksud dan Tujuan

Mengingat malapetaka yang diakibatkan oleh runtuhnya Bendungan Alam Way Ela dan situasi di bagian hilir bendungan, dimana terdapat daerah pemukiman, daerah pertanian dan bangunan fasilitas umum, misalnya jembatan, jalan raya, gedung sekolah, dan lain-lain, maka perlu dilakukan analisa mengenai perilaku/pergerakan banjir akibat runtuhnya bendungan ke arah hilir.

Dengan demikian maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana daerah rambatan banjir di hilir bendungan setelah dilakukan simulasi keruntuhan bendungan meliputi peta banjir, waktu datang banjir, waktu surut banjir dan hidrograf banjir pada lokasi terpilih di daerah hilir sehingga dapat diterapkan untuk bendungan-bendungan lain khususnya bendungan alam mengingat program Zhong Xing HY21 merupakan

software baru dalam melakukan suatu analisa keruntuhan bendungan. Selain itu, dengan kondisi bendungan yang telah mengalami keruntuhan beberapa waktu lalu, didapatkan pula perbandingan antara simulasi yang dilakukan dengan kondisi runtuh yang ada di lapangan.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Zhong Xing HY21

Program ini dapat menirukan

(mensimulasikan) keruntuhan

bendungan, menghitung hidrograf aliran keluar (outflow hydrograph) dan mensimulasikan gerakan gelombang banjir akibat keruntuhan bendungan (dam break flood) lewat lembah di hilir bendungan beserta animasi pergerakan aliran air hasil simulasi keruntuhan bendungan.

Hasil hitungan dengan program Zhong Xing HY21 ini dapat dipakai untuk membuat peta genangan yang potensial, menetapkan waktu tempuh (travel time) dari berbagai bagian gelombang banjir ke lokasi di hilir, dan mengevaluasi pengaruh hal-hal yang tidak menentu (uncertainties) dalam parameter keruntuhan bendungan.

Kemampuan program Zhong Xing HY21 yang lain adalah sebagai berikut:

a. Kesanggupan simulasi pengaruh alur sungai meandering dalam dataran banjir yang lebar

b. Kesanggupan untuk simulasi aliran subkritis dan superkritis dalam

routing yang sama

c. Kesanggupan untuk menelusur (routing) hidrograf tertentu dengan menggunakan dynamic routing

dengan cepat dalam berbagai kondisi skenario keruntuhan

d. Kesanggupan simulasi pengaruh

breakwater dari kehancuran

bendungan yang merambat lewat pertemuan anak sungai dengan sungai induknya

e. Kesanggupan untuk membuat animasi perjalanan banjir beserta waktu tiba banjir dan waktu surut banjir

Selain memiliki banyak

kemampuan, program Zhong Xing HY21 juga memiliki keterbatasan dalam prosesnya antara lain:

(4)

a. Keruntuhan bendungan untuk suatu deretan bendungan yang hancur dalam sungai tunggal tidak dapat dilakukan dalam satu kali proses komputer

b. Keruntuhan bendungan di jaringan sungai dendritik (dimana bendungannya tidak tersusun secara seri tetapi dalam jaringan berbentuk dahan-dahan pohon dalam jaringan sungai), tidak dapat disimulasikan c. Alur sungai di hilir bendungan pada

umumnya tidak dapat kering pada permulaan simulasi, dengan kata lain harus ada aliran dasar (meskipun kecil)

2.2 Curah Hujan Rancangan

Curah hujan rancangan yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hujan maksimum boleh jadi (PMP) yang dihitung menggunakan metode

Hersfield sebagai berikut (RSNI T-02-2004):

(2-1)

dimana :

= hujan maksimum boleh jadi

= nilai rata-rata hujan km = faktor koefisien Hersfield

s = standar deviasi

2.3 Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah

Salah satu manfaat dari pembangunan bendungan dengan waduknya adalah untuk pengendalian banjir suatu sungai. Ini dapat terjadi karena air banjir ditampung dalam waduk yang volumenya relatif besar, sehingga air yang keluar dari waduk debitnya sudah mengecil. Apabila terjadi banjir, maka permukaan air dalam waduk naik sedikit demi sedikit dan dari beberapa kali banjir, waduk akan penuh air dan mencapai ambang bangunan pelimpah. Kemudian air mulai melimpah melewati bangunan pelimpah. Apabila banjirnya belum reda, maka permukaan air di dalam waduk terus meninggi hingga mencapai

tinggi maksimal. Tinggi air maksimal pada waduk ini dapat dihitung menggunakan routing banjir di atas pelimpah.

Prosedur penelusuran banjir pada prinsipnya berdasar pada perhitungan persamaan kontinuitas massa aliran sederhana sebagai berikut:

Inflowoutflow = perubahan kapasitas

(2-2)

2.4 Analisa Keruntuhan Bendungan

Sebelum bendungan mengalami keruntuhan total, didahului oleh terjadinya rekahan (breaching). Rekahan adalah lubang yang terbentuk dalam tubuh bendungan pada saat runtuh. Sebenarnya mekanisme keruntuhan tidak begitu dipahami, baik untuk bendungan urugan tanah maupun bendungan beton. Untuk meramal banjir di daerah hilir akibat keruntuhan bendungan, biasanya dianggap bahwa bendungan runtuh secara total dan secara mendadak. Bendungan Urugan Bendungan Beton Bendungan Lengkung Lebar rekahan 0,5 hingga 4 x tinggi bendungan Beberapa kali lebar monolit Lebar total bendungan Lereng samping rekahan 0 sampai 1 0 Lereng dinding lembah Waktu keruntuhan (jam) 0,5 sampai 4 0,1 hingga 0,5 Mendekati tiba-tiba (0,1 jam) Elevasi muka air waduk saat runtuh 1 sampai 5 feet di atas puncak bendungan 10 sampai 50 feet di atas puncak bendungan 10 sampai 50 feet di atas puncak bendungan Sumber : User’s Manual Boss Dambrk, 1991

Rekahan karena overtopping

disimulasikan berupa rekahan yang berbentuk segiempat, segitiga atau trapesium. Rekahan tersebut makin lama makin membesar dengan waktu secara progresif dari puncak bendungan ke bawah sampai mencapai pondasi. Aliran yang melewati rekahan diperhitungkan sebagai aliran yang melewati ambang lebar.

(5)

Gambar 2.1 Pola Rekahan akibat

overtopping

Keruntuhan bendungan akibat

piping dapat disimulasikan dengan menentukan elevasi sumbu dari

pipingnya. Ini disimulasikan sebagai rekahan lubang (orifice) berbentuk segipanjang. Untuk memberikan gambaran pola rekahan karena piping, dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini (User’s Manual Boss Dambrk, 1991):

Gambar 2.2 Pola Rekahan akibat

piping

3. METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Lokasi Studi

Sungai Way Ela berada pada

Wilayah Sungai Ambon-Seram

berdasarkan Keputusan Presiden RI No.12 Tahun 2012. Lokasi Bendungan Alam Way Ela terletak 2 km dari hulu Desa Negeri Lima, Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku.

Lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat hingga tepi sungai di hilir bendungan, kemudian dengan berjalan kaki sepanjang ± 1 km melewati beberapa bukit dari timbunan longsoran tanah hingga menuju puncak bendungan alam tersebut pada EL. 215 mdpl.

Gambar 3.1 Lokasi Bendungan Alam Way Ela

3.2 Survei Lokasi dan Pengumpulan Data

Survei lokasi dan pengumpulan data lapangan baik primer dan sekunder dilakukan pada Bendungan Alam Way Ela dan Sungai Way Ela. Dalam menjalankan program Zhong Xing HY21, untuk mendapatkan hasil analisis penelusuran banjir akibat kehancuran bendungan maka diperlukan berbagai data sebagai input program. Secara garis besar data-data utama yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Data lengkung kapasitas waduk 2. Koefisien manning

3. Data topografi 4. Data hidrologi

5. Data pasang surut air laut

3.3 Langkah Pengerjaan

Sebelum melakukan proses running

program Zhong Xing HY21, dilakukan beberapa analisis sebagai berikut: b hb m hf hd b h b m h b h o D d v d s v Br ea ch h 1 2

(6)

1. Analisis Hidrologi

Sebagai masukan data pada program Zhong Xing HY21 adalah hidrograf banjir PMF, sehingga hujan rancangan yang dipakai adalah PMP (Probable Maximum Precipitation) dengan perhitungan menggunakan metode Hersfield. Selanjutnya mentransformasikan bentuk curah hujan tersebut menjadi debit banjir rancnagan menggunakan Hidrograf satuan sintetik Nakayasu.

2. Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah

Routing ini bertujuan untuk

mengetahui apakah debit banjir yang lewat melalui pelimpah merupakan debit PMF (Probable Maximum

Flood) ketika Bendungan Alam Way

Ela runtuh pada tanggal 25 Juli 2013. 3. Proses running program Zhong Xing

HY21 dilakukan di PT. Caturbina Guna Persada bertempat di Jakarta Selatan yang telah menerima lisensi program dari Sinotech Engineering Group.

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Hidrologi

Hujan maksimum boleh jadi (PMP) merupakan asal mula dari debit maksimum boleh jadi (PMF). Debit tersebut yang nantinya menjadi salah satu input dalam proses running

keruntuhan bendungan menggunakan program Zhong Xing HY21.

Tabel 4.1 Perhitungan PMP Metode Hersfield

Tahun Curah Hujan (mm)

2002 53,203 2003 32,840 2004 80,828 2005 62,763 2006 102,929 2007 163,146 2008 105,536 2009 60,404 2010 138,997 2011 116,524 2012 223,736 Perhitungan Rerata 103,719 Sd 55,679 km dari grafik 8,6 Sn-m 41,038 Xn-m 91,717 f1 dari grafik 96,80% f2 dari grafik 104,80% f3 dari grafik 84% f4 dari grafik 125% Xp 105,219 Sp 58,463 PMP Hersfield (mm) 608,000 Sumber: Perhitungan

Gambar 4.1 Hidrograf Banjir Rancangan Metode Nakayasu

(7)

Tabel 4.2 Hidrograf Banjir Q PMF Metode Nakayasu Jam Q banjir PMF (m3/dt) Jam Q banjir PMF (m3/dt) ke ke 0 5,823 18 8,728 1 222,968 19 8,052 2 291,598 20 7,533 3 198,401 21 7,135 4 142,504 22 6,830 5 107,964 23 6,595 6 81,334 24 6,416 7 59,369 25 6,278 8 46,907 26 6,172 9 37,345 27 6,091 10 30,008 28 6,028 11 24,380 29 5,981 12 20,061 30 5,944 13 16,747 31 5,916 14 14,205 32 5,894 15 12,254 33 5,878 16 10,757 34 5,865 17 9,609 35 5,855 36 5,848 Sumber: Perhitungan

4.2 Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah

Perhitungan penelusuran banjir melewati pelimpah didasarkan pada lengkung kapasitas waduk. Jadi terdapat suatu inflow dari banjir dengan kala ulang tertentu kemudian ditampung ke dalam waduk sehingga terdapat ouflow

yang dilepaskan melewati pelimpah menuju ke sungai.

Gambar 4.2 GrafikPenelusuran Banjir Melewati Pelimpah Q 1000 tahun

Gambar 4.2 GrafikPenelusuran Banjir Melewati Pelimpah Q PMF

Tabel 4.3 Hasil Penelusuran Banjir Melewati Pelimpah

Elevasi Puncak Bendungan

(m)

Elevasi Tinggi Air Maksimum diatas Pelimpah (m)

Q 1000 tahun Q PMF

201,00 200,134 200,462

Sumber: Perhitungan

Dari hasil di atas membuktikan bahwa disaat Bendungan Alam Way Ela runtuh, debit yang melewati pelimpah bukan merupakan debit PMF karena ketinggian muka air pada saat itu berada pada elevasi +199 m.

4.3 Running Program Zhong Xing HY21

Dalam skripsi ini, lokasi- lokasi yang penulis tinjau tidak mencakup sepanjang sungai di hilir bendungan hingga mencapai laut tetapi hanya dibuat lokasi terpilih yang terdapat pada Desa Negeri Lima, sehingga dari as bendungan ke laut terdapat 3 lokasi yang akan ditinjau yaitu:

1. Desa Negeri Lima Hulu 2. Desa Negeri Lima Tengah 3. Desa Negeri Lima Hilir

Skenario mekanisme keruntuhan bendungan akibat piping diasumsikan bahwa waduk dalam kondisi penuh dan terjadi banjir PMF. Analisis keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dilakukan dalam beberapa skenario atau kondisi seperti dibawah ini:

 Kondisi 1

Terjadi Overtopping pada bendungan ketika banjir datang

(8)

 Kondisi 2A

Terjadi Piping di bagian atas bendungan pada elevasi 197 m, ketika banjir datang

 Kondisi 2B

Terjadi Piping di bagian tengah bendungan pada elevasi 161 m, ketika banjir datang

 Kondisi 2C

Terjadi Piping di bagian bawah bendungan pada elevasi 125 m, ketika banjir datang

Untuk menjalankan program Zhong Xing HY21 guna mendapatkan hasil analisis kehancuran bendungan maka diperlukan data-data untuk menunjang analisis tersebut. Data-data utama maupun proses running dengan program Zhong Xing HY21 adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Peta RBI

2. Boundary Condition

3. Lengkung Kapasitas 4. Data Teknis Bendungan 5. Hidrograf Inflow

4.4 Hasil Running Program Zhong Xing HY21

1. Hidrograf banjir dan kurva deplesi waduk

Program Zhong Xing HY21 dapat memperlihatkan debit puncak dan kurva pengosongan waduk ketika bendungan tersebut runtuh. Debit puncak untuk masing-masing kondisi sebagai berikut:

a. Overtopping : 2311,6 m3/det b. Piping Atas : 2132,0 m3/det c. Piping Tengah : 6355,6 m3/det d. Piping Bawah : 7088,2 m3/det 2. Kedalaman banjir

Untuk kedalaman banjir, elevasi muka air banjir, kecepatan banjir serta hidrograf banjir di plot pada lokasi terpilih dan berikut adalah contoh dari 1 kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela.

(9)

3. Elevasi muka air banjir

Gambar 4.4 Elevasi Muka Air Banjir Kondisi Piping Atas 4. Kecepatan banjir di lokasi terpilih

(10)

5. Hidrograf banjir di lokasi terpilih

Gambar 4.6 Hidrograf Banjir Kondisi Piping Bawah 6. Peta genangan banjir

Tabel 4.4 Rekapitulasi Daerah Tergenang Desa Negeri Lima Genangan Banjir Versi BNPB

Program Zhong Xing HY21 Kondisi Overtopping Kondisi Piping Atas Kondisi Piping Tengah Kondisi Piping Bawah Luas (m2) 404.945,33 154.544,81 71.079,58 66.879,24 169.836,86 194.198,27 Desa tergenang (%) - 38,17 17,55 16,52 41,94 47,96 Kesalahan relatif (%) - - 54,01 56,73 9,89 25,66

(11)

Hasil peta genangan banjir untuk 1 contoh skenario keruntuhan Bendungan Alam Way Ela dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.7 Peta Genangan Banjir Hasil Running kondisi Piping Atas di-overlay

dengan Peta Genanagan Banjir Versi BNPB

Gambar 4.8 Peta Genangan Banjir Hasil Running kondisi Piping Atas Memperlihatkan Desa Tergenang

(12)

7. Waktu tiba, waktu puncak dan waktu surut banjir

Hasil waktu tiba, waktu puncak dan waktu surut banjir untuk 1 contoh kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela sebagai berikut:

Tabel 4.5 Waktu Tiba Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas

Cross Section Bendungan (m) Jarak Dari Waktu Tiba Banjir Kedalaman (m)

Jam Menit

Desa Negeri Lima Hulu 1963 1,400 84,000 2,252

Desa Negeri Lima Tengah 2305 1,433 85,980 2,179

Desa Negeri Lima Hilir 2717 1,467 88,020 0,502

Sumber: Running program Zhong Xing HY21

Tabel 4.6 Waktu Puncak Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas Cross Section Bendungan (m) Jarak Dari

Waktu Puncak

Banjir Kedalaman

(m)

Jam Menit

Desa Negeri Lima Hulu 1963 2,700 162,000 5,073

Desa Negeri Lima Tengah 2305 2,667 160,020 6,461

Desa Negeri Lima Hilir 2717 2,700 162,000 2,277

Rata-Rata Waktu Puncak Banjir 2,689 161,340

Sumber: Running program Zhong Xing HY21

Tabel 4.7 Waktu Surut Banjir Keruntuhan Akibat Piping Atas

Cross Section Bendungan (m) Jarak Dari Waktu Surut Banjir Kedalaman (m)

Jam Menit

Desa Negeri Lima Hulu 1963 9 540 1,660

Desa Negeri Lima Tengah 2305 9 540 2,331

Desa Negeri Lima Hilir 2717 9 540 0,470

Sumber: Running program Zhong Xing HY21

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Hasil running program Zhong Xing HY21 beserta hasil analisa menunjukkan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Perhitungan debit banjir rancangan untuk debit puncak PMF (Probable

Maximum Flood) dengan

menggunakan metode Nakayasu sebesar 291,598 m3/det.

2. Kondisi keruntuhan Bendungan Alam Way Ela melalui video dari

BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana)

menunjukkan terjadinya kegagalan

konstruksi pada spillway, dibuktikan dengan awal runtuhnya bendungan yang berasal dari spillway yang

collapse serta indikasi adanya piping

dikarenakan terdapat 47 titik rembesan sebelum terjadinya keruntuhan. Elevasi pusat piping

adalah 197 m yang merupakan crest spillway, sehingga keruntuhan yang terjadi merupakan piping atas. Debit

puncak yang menyebabkan

bendungan runtuh pada kondisi

piping atas tersebut sebesar 2136,033 m3/det. Kejadian yang mendukung adanya runtuh akibat piping juga terlihat pada hasil penelusuran banjir

(13)

menunjukkan bahwa debit PMF yang lewat tidak sampai melebihi puncak bendungan, sehingga tidak terjadi

overtopping pada Bendungan Alam Way Ela.

3. Hasil analisis peta banjir menunjukkan bahwa kecocokan dengan data historis yang ada adalah dengan kondisi runtuh piping tengah. Luas daerah tergenang dari keruntuhan akibat piping tengah seluas 169.836,86 m2 dengan prosentase 41,94 % Desa Negeri Lima tergenang banjir dan terjadi kesalahan relatif sebesar 9,89 % jika dibandingkan dengan luas genangan banjir versi BNPB. Untuk kondisi

piping atas, luas Desa Negeri Lima yang tergenang seluas 66.879,24 m2 dengan prosentase desa tergenang sebesar 16,52 % dan kesalahan relatif mencapai 56,73 %.

4. Waktu tiba banjir ke Desa Negeri Lima pada kondisi keruntuhan akibat

piping atas selama 86 menit. Waktu puncak banjir pada kondisi tersebut mencapai 2 jam 40 menit dan waktu surut banjir mencapai 9 jam sesuai data historis runtuhnya Bendungan Alam Way Ela dan juga mengikuti

end of the simulation time pada input

program Zhong Xing HY21.

5.2 Saran

Diharapkan ada pelajaran terkait runtuhnya bendungan ini bagi instansi terkait maupun pemerintah agar pelaksanaan konstruksi seperti pembangunan spillway yang merupakan awal mula penyebab runtuhnya bendungan, dapat dilaksanakan dengan baik. Perlu adanya tindak lanjut secara khusus kepada bendungan alam dikarenakan umur bendungan tersebut yang tidak dapat diprediksi sehingga ketika runtuh tidak sampai menyebabkan kerugian yang parah di daerah hilir bendungan.

6. DAFTAR PUSTAKA

a. Anonimous. 1991. User’s Manual

Boss Dambrk. USA: Boss Corporation.

b. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2004. Tata Cara Perhitungan

Hujan Maksimum Bolehjadi dengan Metode Hersfield(RSNI T-02-2004).

c. Chow, Ven Te. 1959. Open Channel Hydraulics. New York. Mc Graw – Hill.

d. Chow, Ven Te. 1988. Applied Hydrology. New York. Mc Graw – Hill.

e. Loebis, Joesron. 1987. Banjir Rencana untuk Bangunan Air. DPU, Bandung.

f. Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Banjir Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu.

g. Montarcih Limantara, Lily. 2010.

Hidrologi Praktis. CV Lubuk Agung Bandung.

h. Priyono. 2009. Analisa Perilaku Banjir Akibat Keruntuhan

Bendungan Nipah Menggunakan Program Boss Dambrk. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

i. PT. Indra Karya (Persero) Wilayah I. 2012. Laporan Pendahuluan

Rencana Tindak Darurat (RTD) Natural Dam Way Ela, Maluku Tengah. Malang.

j. Sinotech Engineering Group. 2010.

User Manual Zhong Xing HY21. k. Soemarto, CD. 1999. Hidrologi

Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta. l. Sosrodarsono, Suyono. 1980.

Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. m.Virgiawan Aryadi, Eric. 2012.

Analisa Keruntuhan Bendungan Gondang Dengan Menggunakan Program Zhong Xing HY21. Proposal Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Bendungan Alam  Way Ela
Tabel 4.1 Perhitungan PMP Metode  Hersfield
Gambar 4.2 Grafik Penelusuran Banjir  Melewati Pelimpah Q 1000 tahun
Gambar 4.3 Kedalaman Banjir Kondisi Overtopping
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan POCT dilakukan berdekatan dengan penderita, sehingga dapat memutus mata rantai penyerahan permintaan pemeriksaan, pengiriman (transportasi) sampel ke

$eorang laki:laki berumur % tahun datang menemui dokter spesialis rheumatologi dengan keluhan nyeri pada persendiannya7 kemudian laki:laki tersebut mengeluh

Pengukuran terhadap efek atau yang dalam penelitian ini disebut respons dihitung menggunakan Costumer Response Index (CRI) dengan mengimplementasikan konsep AISAS

Pada dunia telekomunikasi trafik merupakan hal yang perlu diketahui untuk mengukur kinerja dari suatu layanan jaringan telekomunikasi, baik dalam mobile data pelanggan atau

Hasil dari pemakaian sensor load cell pada sebuah timbangan yang telah digunakan menunjukkan hasil bahwa dalam 10 kali percobaan, sistem mampu untuk

Perubahan kepribadian akibat kondisi medis lain dapat dibedakan dengan gangguan kepribadian dengan kebutuhan untuk perubahan klinis signifikan dari fungsi kepribadian

Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak-pihak antara lain, bagi Puskesmas agar pengelola program (perawat) atau tenaga kesehatan lain terutama bidan

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS EKUITAS dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Pemesanan Pembelian Unit