• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

Nomor 02 /Pdt.G/2014/PN Smi

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Sukabumi yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:

HJ. LINA HERLINA, jenis kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah

tangga, bertempat tinggal di Jalan Cipelang Leutik No.09 Rt. 004 / Rw. 002 Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Elan Suparlan, S.H., Pangacara /advokat, beralamat di Jalan Gotong Royong No.05 Kel.Gotong Royong Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 08 Januari 2014, selanjutnya disebut sebagai Penggugat;

Lawan:

1. MARYONO, Jenis Kelamin laki-laki, pekerjaan wiraswasta,

bertempat tinggal di Jalan Cipelang Leutik No.37 Rt.004 / Rw. 002 Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Beliher Situmorang, S.H., Tridor Boyn Simbolon, S.H., dan Hermanto Sidebang, S.H., Pangacara/Advokat yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan No.45 Rt.01/ Rw.03 kelurahan Sudajaya hilir Kecamatan Baros Kota Sukabumi, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Februari 2014, selanjutnya disebut sebagai Tergugat I;

2. PURMINI, Jenis Kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan Cipelang Leutik No.37 Rt.004 / Rw. 002 Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Beliher Situmorang, S.H., Tridor Boyn Simbolon, S.H., dan Hermanto Sidebang, S.H., Pangacara/ Advokat yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan No.45

Halaman 1 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Rt.01/Rw.03 kelurahan Sudajaya hilir Kecamatan Baros Kota Sukabumi, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Februari 2014, selanjutnya disebut sebagai Tergugat II;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 17 Pebruari 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sukabumi pada tanggal 17 Pebruari 2014 dalam Register Nomor 02/ Pdt.G/ 2014/PN Smi, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

1. Bahwa para Tergugat semula kenal baik sebagai tetangga dimana para Tergugat adalah merupakan suami isteri ;

2. Bahwa Tergugat 1 (satu) saat ini adalah sebagai Ketua Rukun Tangga (RT) dilingkungan kedua belah pihak ;

3. Bahwa, pada bulan Januari 2009 para Tergugat mendatangi rumah Penggugat dan mengemukakan kebutuhan para Tergugat yaitu mencari dana untuk modal usaha para Tergugat di bidang produksi Jamu-jamu (jamu tradisional) ;

4. Bahwa, para Tergugat dalam hal di maksud pada point 1 (satu) mengajukan dana kepada Penggugat dengan menjanjikan keuntungan kepada Penggugat ;

5. Bahwa, atas dasar segala pertimbangan Penggugat bersedia menyediakan modal tersebut dan kemudian diserahkan oleh Penggugat dana / uang titipan untuk kebutuhan modal tersebut kepada para Tergugat sebesar Rp.45.000.000,- (emat puluh lioma juta rupiah) yang diberikan secara bertahap ;

6. Bahwa para Tergugat juga menjanjikan uang yang diserahkan Penggugat akan dikembalikan dalam tempo 3 (tiga) bulan, dengan dalih dalam waktu 3 (tiga) bulan tersebut mendapat dana dari Arisan ;

7. Bahwa pada bulan Februari 2009 Tergugat 2 (dua) pernah menyerahkan uang kepada Penggugat sebesar Rp.2.000.000,-(dua juta rupiah),

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dengan dalih sebagai uang keuntungan, bukan uang pokok yang bharus dikembalikan kepada Penggugat ;

8. Bahwa kemudian selama waktu berjalan hingga sampai saat di ajukannya Gugatan ini para Tergugat ternyata tidak memberikan apapun kepada Penggugat baik pembagian keuntungan usaha maupun uang titipan sebagai pokok modal usaha tersebut sesuai janji-janji para Tergugat ;

9. Bahwa Penggugat telah berkali-kali menanyakan dan atau menagih pengembalian uang titipan tersebut kepada para Tergugat, namun para Tergugat selalu member alasan-alasan dan bahkan sering melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada Penggugat, dengan marah-marah, mengelak dari permasalahannya dan lain-lain ;

10.Bahwa para Tergugat telah bersikap tidak mengindahkan penyelesaian secara kekeluargaan dan bahkan menantang untuk menempuh jalur hukum;

11.Bahwa para Tergugat dalam hal ini telah nyata-nyata lalai dan atau “ wanprestasi” dengan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai pihak yang menerima titipan uang dant idak pula memberikan keuntungan yang selayaknya sesuai janji-janji para Tergugat kepada Penggugat ;

12.Bahwa para Tergugat pula telah mengabaikan kesempatan untuk melakukan penyelesaian secara kekeluargaan dengan pihak Penggugat; 13.Bahwa, Akibat dari perbuatan para Tergugat tersebut nyata-nyata telah

menimbulkan kerugian kepada Penggugat baik moril maupun materiil ; 14.Bahwa kerugian yang diderita oleh Penggugat adalah, sebagai berikut :

a. Pokok uang tititpan di bulan januari 2009 sebesar Rp.45.000.000,-(empat puluh lima juta rupiah).

b. Keuntungan usaha sejak penyerahan uang sampai sekarang 60 (ena puluh) bulan dengan asumsi 2,5 % (dua setengah prosen) per – bulan (2,5 % X 60) sebesar Rp.67.500.000,- (enam puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah).

Jumlah Kerugian :

Halaman 3 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Rp.112.500.000,-(seratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah), dikurangi pemasukan sebagaimana uraian pada point 7 (tujuh) : Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah).

Jumlah Total Kerugian :

Rp.110.500.000,- (seratus sepuluh juta lima ratus ribu rupiah).

15.Bahwa Penggugat menuntut kepada para Tergugat melalui Pengadilan Negeri Sukabumi, C.q Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk mengembalikan dan uang titipan tersebut berikut membayar kerugian-kerugian yang diperhitungkan pada point 14 (empat belas) diatas secara tanggung renteng ;

16.Bahwa, para Tergugat secara tanggung renteng sudah sepatutnya menurut hukum dibebani kerugian bunga sehingga belum lunas membayar seluruh tuntutan kerugian pada point 14 (empat belas) dalam gugatan ini sebesar 6 % (enam prosen) per tahun sejak didaftarkannya Gugatan Wanprestasi ini ke Pengadilan Negeri Sukabumi ;

17.Bahwa, Penggugat mempunyai sangkaan yang sangat beralasan tentang para Tergugat akan ingkar dan lalai dalam memenuhi isi keputusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (inkracht Van Gewijsde) dalam perkara ini dan karenanya mohon Pengadilan Negeri Sukabumi menghukum para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) untuk setiap harinya kepada Penggugat, apabila ternyata para Tergugat lalai memenuhi isi putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap (inkracht Van Gewijsde) dalam perkara ini ;

18.Bahwa, Penggugat mempunyai sangkaan yang beralasan Para Tergugat akan mengalihkan, menghabiskan, memindahkan, atau mengasingkan harta kekayaannya guna menghindarkan diri dari tanggung jawab membayar semua hak-hak Penggugat atau ganti kerugian yang ditimbulkkan akibat perbuatan Tergugat sesuai dengan putusan yang dijatukan dalam perkara ini. Maka untuk menjamin pemenuhan tuntutan Penggugat, dengan ini Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas harta kekayaan Para Tergugat, berupa : sebidang tanah dan bangunan rumah tempat tinggal para Tergugat seluas 100 M2 (seratus meter

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

persegi) yang terletak di Jalan Cipelang Leutik No.37 Rt.004 / Rw.002 Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole Kota Sukabumi ;

19.Bahwa, oleh karena Para Tergugat telah melakukan Wanprestasi, maka patutlah dan adil untuk dihukum membayar biaya-biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ;

Berdasarkan segala uraian yang telah Penggugat kemukakan, maka Penggugat memohon kepada Ketua pengadilan Negeri Sukabumi, untuk memanggil para pihak yang bersengketa pada suatu persidangan yang ditentukan untuk itu guna memeriksa dan mengadili gugatan ini dan selanjutnya agar Majelis Hakim yang terhormat dan yang ditunjuk untuk memeriksa perkara ini dapat memutuskan dan mengabulkan dengan amar sebagai berikut :

PRIMAIR :

1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan sah dan berharga hubungan hukum Penggugat dan para

Tergugat dengan objek uang titipan tersebut sebagai dasar munculnya Wanprestasi tersebut ;

3. Menyatakan perbuatan Para Tergugat yang telah merugikan Penggugat merupakan Wanprestasi ;

4. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat secara Tunai dan seketika sebesar Rp.110.500.000,- (seratus sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) ;

5. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar bunga 6 % (enam persen) per tahun sejak di daftarkannya gugatan ini di Pengadilan Negeri Sukabumi sampai dengan lunasnya pembayaran seluruh kerugian dalam gugatan ini ;

6. Menghukum para Tergugat menurut hukum untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) untuk setiap harinya, apabila para Tergugat lalai memenuhi isi putusan ini ;

7. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang telah diletakkan dalam perkara ini ;

Halaman 5 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

8. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ;

SUBSIDAIR :

Apabila Majelis Hakim yang memutus perkara ini berpendapat lain, mahon putusan yanag seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Penggugat dan para Tergugat masing-masing menghadap Kuasanya tersebut;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk Donny Dortmund, S.H., M.H., Hakim pada Pengadilan Negeri Sukabumi sebagai Mediator;

Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 02 April 2014 upaya perdamaian tersebut tidak berhasil;

Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut para Tergugat memberikan jawaban pada tanggal 17 April 2014 pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Gugatan yang diajukan oleh Penggugat adalah kabur atau tidak jelas (obscure libel). Dan Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak berdasar pada hukum yang jelas;

2. Bahwa Tergugat I tidak pernah tahu (memberi persetujuan) pada Tergugat (II untuk meminjam sejumlah uang dari Penggugat:

3. Bahwa pada point 3 (tiga) dalam dasar Gugatan, Tergugat I tidak pernah menandatangi rumah Penggugat dan mengemukakan kebutuhan para Tergugat yaitu mencari dana untuk modal usaha para Tergugat di bidang produksi jamu tradisional;

4. Bahwa pada point 5 (lima) Tergugat II tidak pernah menerima uang titipan untuk kebutuhan modal sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah), tetapi Tergugat II menerima pinjaman uang dari Penggugat sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang di terima Tergugat II secara bertahap :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

a. Pengambilan pinjaman uang tahap pertama pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);

b. Pengambilan uang tahap kedua pada tanggal 1 September 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

5. Bahwa Tergugat II sudah mengembalikan uang pinjaman tersebut kepada Penggugat sebesar Rp. 64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah) dengan cara mencicil;

Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita acara persidangan perkara ini, untuk menyingkat putusan ini dianggap telah termuat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;

Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada hal-hal yang diajukan lagi dan mohon putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati Jawaban dari para Tergugat, walaupun tidak secara tegas dinyatakan, namun Jawaban angka 1, para Tergugat ternyata memuat mengenai keberatan prosedural dengan alasan Gugatan Penggugat Obscuur libel karena Gugatan Penggugat tidak memiliki dasar hukum yang jelas;

Menimbang, bahwa para Tergugat dalam dupliknya menjelaskan bahwa Gugatan Penggugat obscuur libel dan tidak memiliki dasar hukum yang jelas adalah karena perihal Gugatan Penggugat adalah mengenai Wanprestasi tetapi dalam uraian Posita tertulis Gugatan Melawan Hukum;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam Repliknya membantah dan menyatakan bahwa Gugatan Penggugat telah menguraikan dengan sedemikian rupa sesuai dengan azas-azas dan ketentuan yang mengatur mengenai suatu Gugatan;

Menimbang, bahwa atas perbedaan tersebut, setelah Majelis Hakim mempelajari Gugatan Penggugat maupun Jawaban para Tergugat, Majelis Hakim menyimpulkan bahwa Gugatan Penggugat khususnya dalam posita Gugatan Penggugat, telah menerangkan mengenai dasar hukum (rechtelijke ground) dan dasar fakta (feitelijke ground) yang menjelaskan mengenai hubungan hukum dan peristiwa hukum yang terjadi antara Penggugat dengan

Halaman 7 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Para Tergugat sebagaimana termuat dalam posita angka 3 sampai dengan angka 8 dimana Penggugat mendalilkan bahwa para Tergugat datang menemui Penggugat dan mengemukakan bahwa para Tergugat memutuhkan modal untuk usaha jamu para Tergugat sehingga Penggugat bersedia menyediakan modal secara bertahap dengan perjanjian bahwa modal tersebut akan dikembalikan dalam tempo 3 (tiga) bulan namun janji para Tergugat untuk mengembalikan modal dalam waktu 3 (tiga) bulan tersebut tidak dilakukan oleh para Tergugat sehingga menimbulkan kerugian pada pihak Penggugat sebagaimana diuraikan dalam Posita ke 14 Gugatan Penggugat;

Menimbang, bahwa selain itu secara tegas Penggugat telah menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah gugatan Wanprestasi sebagaimana perihal Gugatan Penggugat dan bersesuaian dengan Posita angka 11 dan angka 19 serta Petitum angka 2. Majelis Hakim tidak menemukan dalam Posita maupun Petitum yang menyatakan bahwa Gugatan dari Penggugat adalah Gugatan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana dalil para Tergugat dalam Jawaban dan Dupliknya, sehingga cukup alasan untuk menolak eksepsi dari para Tergugat;

Menimbang, bahwa oleh karena Ekspesi dari para Tergugat tersebut telah dinyatakan ditolak, maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai pokok perkaranya;

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat yang pada pokoknya adalah mengenai gugatan wanprestasi/ingkar janji;

Menimbang, bahwa oleh karena telah diakui atau setidak-tidaknya tidak disangkal maka menurut hukum harus dianggap terbukti hal-hal :

1. Bahwa, Penggugat mengenal para Tergugat karena bertetangga karena tinggal berdekatan yaitu di Jalan Cipelang Leutik, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi;

2. Bahwa para Tergugat adalah sepasang suami isteri;

3. Bahwa sebagaimana Jawaban angka 4 para Tergugat, Tergugat II pada tahun 2009 menerima pinjaman uang sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dari Penggugat yang diberikan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

a. Pengambilan pinjaman uang tahap pertama pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

b. Pengambilan uang tahap kedua pada tanggal 1 September 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

4. Bahwa sebagaimana angka 7 posita Gugatan Penggugat, Penggugat telah menerima pembayaran pada bulan Pebruari 2009 dari Tergugat II sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah);

Menimbang, bahwa yang menjadi persengketaan antara kedua belah pihak adalah mengenai:

1. Bahwa para Tergugat tidak menerima uang titipan modal dari Penggugat tetapi Tergugat II meminjan uang pada Penggugat;

2. Tergugat I tidak pernah memberikan ijin dan tidak mengetahui Tergugat II melakukan peminjaman pada Penggugat;

3. Bahwa jumlah hutang para Tergugat pada Penggugat bukanlah sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) melainkan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);

4. Bahwa para Tergugat mendalilkan bahwa Tergugat II telah melakukan pembayaran terhadap hutang tersebut dengan cara mencicil sebesar Rp.64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah) sedangkan Penggugat mendalilkan, para Tergugat baru melakukan pembayaran sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah);

Menimbang, bahwa kemudian Majelis Hakim harus menyimpulkan pokok sengketa antara Penggugat dengan para Tergugat yaitu :

1. Apakah bentuk hubungan hukum antara Penggugat dengan para Tergugat?

2. Berapakah jumlah kewajiban yang harus dibayar para Tergugat kepada Penggugat?

3. Apakah para Tergugat telah membayar kewajiban tersebut tersebut? Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 163 HIR Penggugat berkewajiban untuk membuktikan dalil Gugatannya demikan pula para Tergugat berkewajiban membuktikan dalil sanggahannya;

Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat berkewajiban membuktikan mengenai adanya hubungan hukum dan berapa besar jumlah kewajiban yang harus para Tergugat bayarkan sedangkan para Tergugat

Halaman 9 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berkewajiban membuktikan mengenai pembayaran kewajiban tersebut berikut jumlah yang telah dibayarkan pada Penggugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka Majelis Hakim perlu mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai hubungan hukum antara Penggugat dengan para Tergugat;

Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata syarat syahnya perjanjian adalah :

a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak. Maksud dari kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang membuat perjanjian setuju mengenai hal-hal yang pokok dalam perjanjian.

b. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Asas cakap melakukan perbuatan hukum, adalah setiap orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya. Ketentuan sudah dewasa, menurut KUHPerdata, dewasa adalah 21 (dua puluh satu) tahun bagi laki-laki,dan 19 (sembilan belas) tahun bagi wanita. c. Adanya Obyek. Sesuatu yang diperjanjikan dalam suatu

perjanjian haruslah suatu hal atau barang yang cukup jelas. d. Adanya kausa yang halal.

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan hubungan hutang piutang dengan bunga adalah hubungan pinjam meminjam dalam bentuk uang dimana kreditur berkewajiban memberikan sejumlah uang kepada debitur dan debitur berkewajiban membayar kembali uang tersebut dalam tempo yang telah disepakati disertai dengan membayarkan sejumlah bunga sebagai keuntungan dari kreditur;

Menimbang, bahwa yang dimaksudkan dengan hubungan penyertaan modal adalah menyertakan sejumlah uang sebagai modal suatu usaha dengan imbalan deviden atau keuntungan sebagai investasi;

Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan bahwa Penggugat memberikan titipan uang untuk modal usaha para Tergugat sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) yang harus dikembalikan para Tergugat dalam tempo 3 (tiga) bulan dengan disertai dengan pembayaran keuntungan sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah). Dalil Penggugat tersebut tidak didukung oleh alat bukti apapun;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa para Tergugat mendalilkan bahwa Tergugat II meminjam uang pada Penggugat sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan pembayaran dilakukan secara mencicil disertai dengan bunga sehingga Tergugat II membayar sebesar Rp.64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah). Dalil para Tergugat mengenai hutang piutang tersebut dikuatkan dengan keterangan Saksi Rosgita Firni, Saksi Irni Susanti yang menyatakan bahwa para Tergugat meminjam uang pada Penggugat dan keterangan Saksi Purwanti yang menyatakan bahwa Tergugat II meminjam uang pada Penggugat dan harus membayar bunga pada setiap bulannya sampai dapat membayar pokok hutangnya;

Menimbang, bahwa dari dari uraian Gugatan dan Replik Penggugat serta Jawaban dan Duplik para Tergugat serta keterangan para Saksi, Majelis Hakim dapat menyimpulkan bahwa pada hakekatnya hubungan hukum antara Penggugat dengan para Tergugat adalah hubungan hutang piutang yang disertai dengan bunga dimana Penggugat dan Tergugat II sepakat bahwa Penggugat adalah pihak yang memberi hutang (kreditur) sedangkan Tergugat II adalah pihak yang berhutang (debitur) dengan ketentuan bahwa pihak Penggugat harus membayar bunga pada setiap bulannya sampai dapat membayar pokok hutangnya;

Menimbang, bahwa dipersidangan tidak ada bukti bahwa pihak Penggugat maupun Tergugat II adalah pihak yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum;

Menimbang, bahwa perjanjian hutang piutang dengan bunga adalah bentuk perjanjian yang dibenarkan secara hukum sebagaimana ketentuan Pasal 1765 KUHPerdata;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa perjanjian hutang piutang dengan bunga yang dilakukan oleh Penggugat dengan Tergugat II adalah perjanjian yang telah memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata sehingga harus dinyatakan sah menurut hukum;

Menimbang, bahwa para Tergugat, dalam Jawabannya menyatakan bahwa Tergugat I tidak pernah memberi ijin dan tidak mengetahui mengenai hutang piutang yang dilakukan Tergugat II dengan Penggugat;

Halaman 11 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa berdasarkan ketarangan Saksi Rosgita Firni, Saksi Irni Susanti dan Saksi Purwati, dan tidak disangkal oleh para Tergugat, hubungan Tergugat I dan Tergugat II adalah suami isteri;

Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi MARI No.80 K/Sip/1976 tanggal 25 April 1979, bahwa terhadap hutang keluarga, sekalipun hutang tersebut dibuat oleh pihak suami atau isteri sendiri, pihak lain juga bertanggung jawab dengan harta pribadinya;

Menimbang, bahwa dengan demikian Tergugat I selaku suami dari Tergugat II harus bertanggung jawab terhadap hutang dari Tergugat II selaku isteri;

Menimbang, bahwa kemudian harus dipertimbangkan berapakah nilai hutang yang diperjanjikan antara Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, bahwa Penggugat untuk menguatkan dalilnya bahwa Para Tergugat telah meminjam uang sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah), Penggugat telah mengajukan bukti berupa bukti P-1 dan 2 (dua) orang Saksi yang memberi keterangan dibawah sumpah yaitu Saksi ke-1 Rosgita Firni dan Saksi ke-2 Irni Susanti serta seorang Saksi bernama Resha Mahrani yang memberi keterangan tanpa disumpah sebagaimana Pasal 145 ayat (1) HIR karena merupakan anak kandung dari Penggugat;

Menimbang, bahwa keterangan Saksi Resha Mahrani diberikan tanpa disumpah dan hubungan kekerabatan yang dimiliki Saksi Resha Mahrani secara garis lurus sangat dekat dengan Penggugat yang merupakan ibu kandungnya, sehingga keterangan dari Saksi Resha Mahrani sesuai dengan Pasal 145 ayat (1) HIR tidak memiliki nilai pembuktian dan harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa dari alat-alat bukti yang diajukan oleh Penggugat yaitu:

1. Alat bukti surat P-1 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Bu Hj. Nanang (Penggugat) uang sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) untuk uang titipan, tanggal 30 Januari 2009 ditanda tangani oleh Purmini (Tergugat II);

2. Keterangan Saksi Rosgita Firni yang pada pokoknya memberi keterangan bahwa pada sekitar bulan Januari tahun 2009 Saksi Rosgita Firni melihat para Tergugat datang ke rumah Penggugat yang terletak di

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jalan Cipelang Leutik, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi kemudian setelah para Tergugat pulang, Saksi Rosgita Firni mendapat cerita dari Penggugat bahwa para Tergugat datang untuk meminjam uang pada Penggugat sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) untuk modal usaha jamu para Tergugat dengan perjanjian uang tersebut akan dikembalikan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Bahwa pinjaman tersebut menurut cerita Penggugat pada Saksi Rosgita Firni tersebut diberikan dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap pertama Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), tahap kedua Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dan tahap ketiga Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Saksi Rosgita Firni tidak mendengar dan menyaksikan sendiri pembicaraan Penggugat dan para Tergugat karena pada saat itu berada di dalam kamar. Saksi Rosgita Firni juga tidak melihat sendiri Penggugat menyerahkan uang kepada para Tergugat dan hanya melihat Penggugat masuk ke dalam kamar untuk mengambil uang;

3. Keterangan Saksi Irni Susanti yang pada pokoknya memberi keterangan bahwa Penggugat bercerita pada Saksi Irni Susanti bahwa para Tergugat memiliki hutang pada Penggugat sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) sambil menunjukan bukti P-1 yang bertuliskan bahwa telah diterima dari Bu Hj. Nanang (Penggugat) bernilai uang sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) untuk uang titipan, tanggal 30 Januari 2009 ditanda tangani oleh Purmini (Tergugat II). Saksi Irni Susanti pernah diajak Penggugat untuk menagih hutang tersebut kerumah para Tergugat namun tidak bertemu dengan para Tergugat;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang diajukan Penggugat untuk membuktikan dalil Penggugat mengenai jumlah hutang para Tergugat, Majelis Hakim akan menilai sebagai berikut :

1. Bukti P-1 adalah berupa kwitansi pembayaran berdasarkan Pasal 1878 ayat (2) KUHPerdata yang ditegaskan dalam Yurisprudensi MARI No.4069 K/ Pdt/1985 tanggal 14 Juli 1987, kwitansi pembayaran digolongkan sebagai akta bawah tangan yang bersifat sepihak sehingga kekuatan pembuktiannya tidak sempurna oleh karenanya tidak dapat berdiri sendiri dan harus dikuatkan oleh bukti lain untuk dapat membuktikan kebenaran dari apa yang tertulis dalam kwitansi tersebut;

Halaman 13 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Saksi Rosgita Firni dan Saksi Irni Susanti tidak menyaksikan sendiri ketika Penggugat dan para Tergugat bertemu dan menyepakati hutang piutang antara Penggugat dengan para Tergugat dan tidak pula menyaksikan penyerahan uang yang dilakukan oleh Penggugat pada para Tergugat. Saksi Rosgita Firni dan Saksi Irni Susanti mendapat cerita dari Penggugat sehingga keterangan yang diberikan oleh Saksi Rosgita Firni dan Saksi Irni Susanti bukanlah keterangan yang didasarkan pada pengalaman, pengelihatan atau pendengaran secara langsung sebagaimana disyaratkan Pasal 171 HIR jo Pasal 1907 ayat (1) KUHPerdata oleh karenanya hanya berkualitas sebagai testimonial de auditu yang berdasarkan Yurisprudensi MARI No.803 K/Sip/1970 tanggal 5 Mei 1971 jo Yurisprudensi MARI No.547 K/Sip/1971 tanggal 15 Maret 1972 bukanlah alat bukti yang sah sehingga harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat untuk membuktikan para Tergugat berhutang sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) hanya menghadirkan bukti P-1 yang kekuatan pembuktiannya tidak sempurna dan harus dikuatkan oleh bukti lain sedangkan 2 (dua) orang Saksi yang dihadirkan oleh Penggugat adalah Saksi testimonial de auditu yang tidak sah sebagai alat bukti, maka Majelis Hakim berpendapat tidak terdapat bukti sah yang cukup untuk menyatakan bahwa para Tergugat berhutang sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) kepada Penggugat;

Menimbang, bahwa namun demikian setelah Majelis Hakim mencermati Jawaban dari para Penggugat yang merupakan mix statement terdiri dari sebagian pengakuan dan sebagian sangkalan dari para Tergugat terhadap dalil Gugatan Penggugat, ternyata pada angka 4 Jawaban para Tergugat tersebut, para Tergugat mendalilkan bawa Tergugat II pada tahun 2009 menerima pinjaman uang sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dari Penggugat yang diberikan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

c. Pengambilan pinjaman uang tahap pertama pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);

d. Pengambilan pinjaman uang tahap kedua pada tanggal 1 September 2009 sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa Jawaban angka 4 dari para Tergugat tersebut merupakan pengakuan suatu fakta bahwa telah terjadi suatu hubungan hukum hutang piutang antara Penggugat dan Tergugat II dengan jumlah total sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi Penggugat dan para Tergugat.

Menimbang, bahwa dalil para Tergugat tersebut bersesuaian dengan keterangan Saksi Purwati yang menyatakan pernah bersama-sama Tergugat II meminjam secara gabungan kepada Penggugat masing-masing sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) dan sebelumnya pinjaman tersebut, Tergugat II juga pernah meminjam pada Penggugat namun Saksi Purwati tidak mengetahui besarannya;

Menimbang, bahwa Pengakuan tersebut dilakukan para Tergugat dalam Jawabannya sehingga Pengakuan tersebut dilakukan di depan Majelis Hakim dalam suatu peroses persidangan sehingga menurut Pasal 174 HIR jo Pasal 1925 KUHPerdata, Pengakuan tersebut merupakan bukti yang sempurna dan memberatkan pihak yang mengaku dan menyebabkan Penggugat tidak lagi perlu membuktikan sebagaimana Yurisprudensi MARI No.858 K/Sip/1971 tanggal 27 Oktober 1971 jo Yurisprudensi MARI No.117 K/Sip/1956 tanggal 12 Juni 1957;

Menimbang, bahwa dengan adanya Pengakuan dari para Tergugat tersebut cukup bukti untuk menyatakan bahwa telah terjadi hubungan hukum yang sah berupa hutang piutang antara Penggugat dengan Tergugat II sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dimana Penggugat adalah pihak yang memberi hutang (kreditur) sedangkan Tergugat II adalah pihak yang berhutang (debitur);

Menimbang, bahwa dengan demikaian cukup alasan hukum untuk mengabulkan petitum angka 2 dari Penggugat menyatakan telah terjadi hubungan hukum yang sah berupa hutang piutang antara Penggugat adalah pemberi hutang (kreditur) dengan para Tergugat adalah pihak yang berhutang (debitur);

Menimbang, bahwa kemudian harus dibuktikan dalil para Tergugat yang menyatakan bahwa para Tergugat telah membayar hutang Tergugat II secara mencicil sebesar Rp.64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah);

Halaman 15 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa Tergugat untuk menguatkan dalilnya telah mengajukan bukti berupa bukti T-1 sampai dengan T-7 dan serorang Saksi yaitu Saksi Purwanti;

Menimbang, bahwa dari alat-alat bukti yang diajukan oleh Tergugat yaitu alat bukti berupa:

1. Surat T-1 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.1.100.000,-(satu juta seratus ribu rupiah) untuk cicilan bayar hutang ke-I, tanggal 1 Oktober 2009 ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

2. Surat T-2 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.1.100.000,-(satu juta seratus ribu rupiah) untuk cicilan bayar hutang ke-II, tanggal 2 Oktober 2009 ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

3. Surat T-3 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.1.100.000,-(satu juta seratus ribu rupiah) untuk cicilan bayar hutang ke-III, tanggal 5 November 2009 ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

4. Surat T-4 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk cicilan bayar hutang ke-IV, tanggal 5 Desember 2009 ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

5. Surat T-5 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.1.100.000,-(satu juta seratus ribu rupiah) untuk cicilan bayar hutang ke-V, tanggal 5 Januari 2010 ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

6. Surat T-6 berupa 1 (satu) lembar kwitansi umum tanpa bermaterai yang menerangkan bahwa telah diterima dari Purmini (Tergugat II) uang sebesar Rp.1.200.000,-(satu juta dua ratus ribu rupiah) untuk cicilan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

bayar hutang ke-VI, tanggal 6 Februari 2010ditanda tangani oleh atas nama Ibu Hj. Nanang (Penggugat);

7. 1 (satu) lembar catatan hutang para Tergugat pada Hj. Nanang/Lina (Penggugat) total sebesar Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan pembayaran bunga, dengan rincian sebagai berikut:

• Tanggal 27 Februari 2009 dibayar sebesar Rp.1.400.000,-(satu juta empat ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 28 Maret 2009 dibayar sebesar Rp.2.900.000,-(dua juta sembilan ratus ribu rupiah) tercatat ;

• Tanggal 2 April 2009 dibayar sebesar Rp.2.900.000,-(dua juta sembilan ratus ribu rupiah) tercatat ;

• Tanggal 1 Mei 2009 dibayar sebesar Rp.2.900.000,-(dua juta sembilan ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 1 Juni 2009 dibayar sebesar Rp.3.100.000,-(tiga juta seratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 1 Juli 2009 dibayar sebesar Rp.3.500.000,-(tiga juta lima ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 1 Agustus 2009 dibayar sebesar Rp.4.200.000,-(empat juta dua ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 1 September 2009 dibayar sebesar Rp.4.200.000,-(empat juta dua ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 1 Oktober 2009 dibayar sebesar Rp.4.200.000,-(empat juta dua ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 5 Nopember 2009 dibayar sebesar Rp.4.600.000,-(empat juta enam ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 5 Desember 2009 dibayar sebesar Rp.4.600.000,-(empat juta enam ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 5 Januari 2010 dibayar sebesar Rp.4.600.000,-(empat juta enam ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 6 Februari 2010 dibayar sebesar Rp.4.600.000,-(empat juta enam ratus ribu rupiah) tercatat.

• Tanggal 3 Maret 2010 dibayar sebesar Rp.4.600.000,-(empat juta enam ratus ribu rupiah) tercatat.

Halaman 17 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

8. Keterangan Saksi Purwati yang pada pokoknya menerangkan bahwa pada tahun 2009, Saksi Purwati membutuhkan tambahan modal usaha, kemudian bersama dengan Tergugat II meminjam uang secara gabungan sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada Penggugat, yang peruntukannya adalah Saksi Purwati mendapat sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) dan Tergugat II mendapat sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan perjanjian tiap bulan membayar bunga 10 % (sepuluh persen) sampai dapat mengembalikan pokok hutang. Saksi Purwati menerangkan bahwa pada Saksi Purwati melakukan cicilan bunga tiap bulan sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) sampai pada tahun 2011 melakukan pelunasan dengan membayar pokok hutang sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) dan bunga terakhir sebesar Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah). Saksi Purwati menerangkan membayar cicilan bunga tersebut langsung pada Penggugat dan tanpa disertai bukti kwitansi pembayaran. Saksi Purwati menerangkan bahwa tidak mengetahui apakah Tergugat II telah melakukan pelunasan terhadap hutangnya pada Penggugat dan tidak pernah ditunjukan bukti kwitansi pembayaran yang dimiliki oleh Tergugat II;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang diajukan para Tergugat untuk membuktikan dalil para Tergugat mengenai telah melakukan pembayaran hutang pada Penggugat sebesar Rp.64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah), Majelis Hakim akan menilai sebagai berikut :

1. Bukti T-1 sampai T-6 berupa kwitansi pembayaran berdasarkan Pasal 1878 ayat (2) KUHPerdata yang ditegaskan dalam Yurisprudensi MARI No.4069 K/Pdt/1985 tanggal 14 Juli 1987, kwitansi pembayaran digolongkan sebagai akta bawah tangan yang bersifat sepihak sehingga kekuatan pembuktiannya tidak sempurna oleh karenanya tidak dapat berdiri sendiri dan harus dikuatkan oleh bukti lain untuk dapat membuktikan kebenaran dari apa yang tertulis dalam kwitansi tersebut;

2. Bukti T-7 para Tergugat berisi 2 (dua) hal yaitu catatan hutang para Tergugat mengenai jumlah hutang para Tergugat pada Hj. Nanang/Lina (Penggugat) total sebesar Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan rincian pembayaran bunga hutang dari hutang tersebut. Bukti P-7 merupakan akta

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dibawah tangan yang bersifat sepihak yang tunduk pada ketentuan Pasal 1878 KUHPerdata sehingga harus memenuhi syarat sebagai berikut :

• Syarat Formil : 1. Berbentuk tertulis; 2. Mencantumkan identitas;

3. Ditulis tangan oleh penandatangan; 4. Ditandatangani oleh penulis akta; • Syatar Materil:

1. Pernyataan Pengakuan sepihak dari yang menandatangani; 2. Penegasan utang berasal dari persetujuan timbal balik; 3. Merupakan Pengakuan sepihak tanpa syarat;

4. Jumlah hutangnya sudah pasti;

Bahwa, ternyata bukti T-7 pada lembar bagian sebelah kiri yang berisi pengakuan hutang sebesar total Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan pada bagian sebelah kanan yang berisi perincian pembayaran bunga. Bukti P-7 tersebut tidak menerangkan apakah jumlah rincian pembayaran bunga yang tertulis tersebut telah diterima oleh Penggugat atau tidak dan bukti P-7 tersebut tidak pula ditanda tangani oleh Penggugat yang seharusnya membuat rincian pembayaran tersebut sebagai pihak menerima pembayaran bunga sehingga bukti T-7 tersebut tidak memenuhi ketentuan Pasal 1878 KUHPerdata yang mengharuskan adanya tanda tangan dari pihak yang membuat akta pengakuan sepihak sehingga bukan merupakan alat bukti yang sah dan tidak memiliki nilai pembuktian sehingga harus dikesampingkan;

3. Saksi Purwati justru menerangkan tidak mengetahui apakah Tergugat II telah melakukan pembayaran hutangnya kepada Penggugat karena Saksi Purwati tidak pernah menyaksikan Tergugat II melakukan pembayaran pada Penggugat dan tidak pula pernah melihat bukti T-1 sampai bukti T-6 yang diajukan para Tergugat;

Menimbang, bahwa oleh karena para Tergugat untuk membuktikan dalilnya telah membayar hutang Tergugat II secara mencicil sebesar Rp.64.400.000,- (enam puluh empat juta empat ratus ribu rupiah), ternyata hanya didasari bukti T-1 sampai denga T-6 yang kekuatan pembuktiannya tidak sempurna dan harus dikuatkan oleh bukti lain sedangkan bukti T-7 ternyata

Halaman 19 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

adalah bukan alat bukti yang sah dan seorang Saksi yang dihadirkan oleh para Tergugat tidak mengetahui mengenai pembayaran yang dilakukan para Tergugat sehingga tidak menguatkan bukti T-1 sampai denga T-6, maka Majelis Hakim berpendapat tidak terdapat bukti sah yang cukup untuk dapat membuktikan pembayaran yang dilakukan oleh para Tergugat terhadap hutang para Tergugat pada Penggugat;

Menimbang, bahwa sebagaimana diuraikan di atas bahwa telah dapat dibuktikan bahwa antara Penggugat dan para Tergugat terdapat hubungan hukum berupa hutang piutang dimana Penggugat adalah pihak yang meminjamkan uang kepada para Tergugat sebesar Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan para Tergugat tidak dapat membuktikan secara hukum telah melakukan pembayaran terhadap hutang tersebut, maka kemudian Majelis Hakim apakah perbuatan para Tergugat tersebut dapat dikategorikan sebagai Wanprestasi;

Menimbang, bahwa Pasal 1338 KUHPerdata mengatur bahwa perjanjian yang sah berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya dan harus dilaksanakan dengan ihtikad baik;

Menimbang, bahwa dalam Pasal 1243 KUHPerdata Wanprestasi melingkupi :

(i) Tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan;

(ii) melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya; (iii) melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi terlambat; atau

(iv) melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan; Menimbang, bahwa telah dapat dibuktikan bahwa hutang piutang sejumlah Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) antara Penggugat selaku pemberi hutang (kreditur) dan para Tergugat sebagai pihak yang berhutang (debitur) adalah sah menurut hukum maka hutang piutang tersebut mengikat baik Penggugat maupun para Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi Purwati yang tidak disangkal oleh Penggugat, pinjaman yang dilakukan baik oleh Saksi Purwati maupun para Tergugat adalah hutang piutang disertai dengan bunga sebesar 10% (sepuluh persen) per bulan dengan pembayaran bunga per bulan sampai dapat mengembalikan hutang pokok;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa Penggugat mengakui dalam angka 7 dalil Gugatannya, Tergugat II pernah melakukan pembayaran pada bulan Februari tahun 2009 sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) dan para Tergugat tidak pernah lagi melakukan pembayaran pada Penggugat;

Menimbang, bahwa perjanjian antrara Penggugat dengan para Tergugat adalah membayar buka setiap bulan sampai hutang pokoknya dapat terbayar sedangkan ternyata para Penggugat terakhir melakukan pembayaran pada bulan Februari 2009 dan tidak dapat membuktikan pembayaran selanjutnya maka para Tergugat harus dinyatakan tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan sejak para Tergugat tidak melakukan pembayaran bunga yaitu bulan Maret 2009 sehingga perbuatan para Tergugat tersebut harus dinyatakan sebagai perbuatan Wanprestasi / ingkar janji;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut cukup alasan hukum untuk mengabulkan petitum ke-3 dari Penggugat untuk menyatakan perbuatan para Tergugat sebagai perbuatan Wanprestasi/ingkar janji;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1243 KUHPerdata, Wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian menimbulkan hak pada pihak lain untuk dapat menuntut penggantian kerugian berupa biaya, rugi atau bunga;

Menimbang, bahwa Pasal 1247 KUHPerdata kerugian yang dapat dimohonkan adalah kerugian yang nyata terjadi dan keuntungan yang dapat diduga akan diperoleh;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam angka 14 dalil Gugatannya meminta pembayaran kerugian perincian sebagai berikut :

a. Pokok uang tititpan di bulan januari 2009 sebesar Rp.45.000.000,-(empat puluh lima juta rupiah).

b. Keuntungan usaha sejak penyerahan uang sampai sekarang 60 (ena puluh) bulan dengan asumsi 2,5 % (dua setengah prosen) per – bulan (2,5 % X 60) sebesar Rp.67.500.000,- (enam puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah).

Jumlah Kerugian :

Rp.112.500.000,-(seratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah), dikurangi pemasukan sebagaimana uraian pada point 7 (tujuh) : Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah).

Halaman 21 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jumlah Total Kerugian :

Rp.110.500.000,- (seratus sepuluh juta lima ratus ribu rupiah).

Menimbang, bahwa telah dapat dibuktikan bahwa perbuatan hukum yang dilakukan adalah hutang piutang dengan hutang pokok dari para Tergugat adalah sebesar Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan Penggugat mengakui bahwa para Tergugat telah melakukan pembayaran pada Februari 2009 sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) sebagaimana angka 7 dalil Gugatan Penggugat, maka kerugian yang nyata terjadi pada Penggugat adalah sebesar hutang pokok dikurangi dengan pembayaran yang telah dilakukan oleh para Tergugat yaitu sebesar Rp.23.000.000,-(dua puluh tiga juta rupiah);

Menimbang, bahwa dalam perjanjian tersebut ternyata berdasarkan keterangan Saksi Purwati dalam perjanjian hutang piutang tersebut diperjanjikan bunga per bulan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari besar hutang pokok para Penggugat;

Menimbang, bahwa dengan demikian dapat diukur bahwa keuntungan yang seharusnya didapat oleh Penggugat apabila para Tergugat melakukan prestasinya adalah 10 % (sepuluh persen) dari hutang pokok para Tergugat per bulan;

Menimbang, bahwa Penggugat hanya memohon keuntungan sebesar 2,5 % (dua setengah persen) per bulan dari hutang pokok para Tergugat sebagaimana uraian posita angka 14 Gugatannya;

Menimbang, bahwa namun demikian Yurisprudensi MARI No.1076 K/ Pdt/1996 tanggal 9 Maret 2000, mengatur bahwa walaupun telah diperjanjikan besaran bunga tetapi bunga tersebut perlu disesuaikan dengan bunga yang berlaku di bank pemerintah yaitu 18% (delapan belas persen) setahun;

Menimbang, bahwa oleh karena itu walaupun bunga yang menjadi keuntungan dari Penggugat telah diperjanjikan besarnya tetapi sesuai dengan Yurisprudensi MARI No.1076 K/Pdt/1996 tanggal 9 Maret 2000 Yurisprudensi MARI No.1076 K/Pdt/1996 tanggal 9 Maret 2000 dan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat keuntungan bunga yang akan diperoleh Penggugat tersebut harus disesuaikan menjadi 18% (delapan belas persen) setahun atau 1,5 % (satu koma lima persen) per bulan;

Menimbang, bahwa telah dapat dibuktikan bahwa sejak bulan Maret 2009 para Tergugat telah melakukan Wanprestasi, maka sebagaimana

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

permohonan Penggugat, keuntungan yang akan diperoleh Penggugat adalah 60 (enam puluh) bulan dikalikan dengan keuntungan yang akan didapat yaitu 1,5 % (satu koma lima persen) dikalikan jumlah hutang pokok atau 60 x 1,5% x Rp.23.000.000,-(dua puluh tiga juta rupiah) atau sebesar Rp. 20.700.000,- (dua puluh juta tujuh ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa sehingga jumlah total kerugian Penggugat adalah sebesar Rp.43.700.000,- (empat puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) dengan rincian kerugian nyata berupa hutang pokok yang belum dibayar sebesar Rp.23.000.000,-(dua puluh tiga juta rupiah) ditambah keuntungan yang seharusnya diperoleh sebesar Rp. 20.700.000,- (dua puluh juta tujuh ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa total jumlah kerugian dari Penggugat telah dapat ditentukan yaitu sebesar Rp.43.700.000,- (empat puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah), maka beralasan hukum untuk menghukum para penggugat secara tanggung renteng untuk membayar kerugian dari Penggugat tersebut secara tunai dan seketika;

Menimbag, bahwa selain menuntut pembayaran terhadap kerugian yang diderita, Penggugat juga menuntut bunga dari kelalaian para Tergugat sebagaimana petitum angka 5 yang besarnya adalah 6% per tahun dari total kerugian Penggugat sejak didaftarkannya gugatan Penggugat;

Menimbang, bahwa Lembaran Negara No. 22 Tahun 1948 telah menetapkan bunga dari suatu kelalaian/kealpaan (bunga moratoir) yang dapat dituntut oleh kreditur dari debitur adalah sebesar 6 (enam) % per tahun. ketentuan tersebut sejalan dengan Pasal 1250 KUHPerdata, bunga yang dituntut oleh kreditur tersebut tidak boleh melebihi batas maksimal bunga sebesar 6 (enam) % per tahun;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas, maka cukup alasan hukum untuk mengabulkan petitum angka 5 dari Penggugat;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum angka 6 memohon dibayarkannya dwangsom sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap hari apabila para Tergugat lalai memenuhi putusan ;

Menimbang, bahwa karena berdasarkan Pasal 606 RV dan Yurisprudensi MARI Nomor 307K/Sip/1976 tanggal 7 Desember 1976,

Halaman 23 dari 26Putusan Perdata Gugatan Nomor 02/Pdt.G/2014/PN Smi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum, Bank Syariah dan UUS dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa pelaksanaan pelaksanaan prinsip- prinsip GCG minimal

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai persepsi mahasiswa perempuan tentang tayangan serial drama Korea dengan mengambil tujuh dari delapan

Untuk itu akan dilakukan penelitian nilai delay untuk mengetahui kinerja dari jaringan nirkabel 4G di Surabaya, agar didapatkan hasil performansi dari TCP/IP, sehingga

Secara hukum, perjanjian yang dibuat menimbulkan akibat hukum dan para pihak yang terkait berhak mengajukan pembatalan perjanjian atau menjadikannya sebagai alasan

Hasil penelitian terhadap nilai bau menunjukkan perbedaan jarak tungku tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap bau ikan asap, namun dengan semakin

Pada angket no 12 yang menjawab benar atau tahu berjumlah 63 orang atau 63%, kemudian yang menjawab salah/ tidak tahu berjumlah 37 orang atau 37% maka rata-rata

Hal itu sejalan dengan penelitian dari D (2017) nilai OR 11,7 sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian preeklamsia pada

Dalam tugas akhir ini penulis mengangkat sebuah judul tentang “Pembangunan Aplikasi Mobile Donor Darah Berbasis Geolocation Menggunakan Metode Reactive