• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN TALENT SEBAGAI STRATEGI PRODUKSI PROGRAM DAHSYAT DI RCTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMILIHAN TALENT SEBAGAI STRATEGI PRODUKSI PROGRAM DAHSYAT DI RCTI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMILIHAN TALENT SEBAGAI STRATEGI

PRODUKSI PROGRAM DAHSYAT DI RCTI

Gabriela Angelita

Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480.

Telp. (62-21) 534 5830, gabriellaangelita@ymail.com Gabriela Angelita, Rahmat Edi Irawan S.Pd., M.I.Kom

Abstract

The research deploys how the talent selection and how to improving the quality of talents as

production strategy in Dahsyat Program. The Research Methods is qualitative. To obtain the

data, conducted observations, interview, and literature study. Analysis with Open, Axial, and

Selective Coding. The Results is determine talent selection and improving the quality of talents

as production strategy in Dahsyat Program. The Conclusions, talent selection as production

strategy in “Dahsyat” is to keep a distance of guest star perform, search singer data, orbit new

artist, change the co-host, active in social media, and open casting host. To improving talent’s

quality is from personal approach and ask the talents to have an extensive knowledge.

Keywords : Dahsyat RCTI, Talent, Talent selection, Production Strategy, Dahsyat Program

Abstrak

Penelitian menjelaskan pemilihan talent dan peningkatan kualitas talent sebagai strategi

produksi program Dahsyat. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data diperoleh

melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis Data dengan open, axial, dan

selective coding. Hasil yang Dicapai, mengetahui pemilihan talent dan peningkatan kualitas

talent sebagai strategi produksi program Dahsyat. Simpulan, pemilihan talent sebagai strategi

produksi program Dahsyat yaitu dengan menjaga jarak waktu perform bintang tamu, mencari

data penyanyi, mengorbitkan artis, mengganti co-host, aktif di sosial media, dan membuka

casting. Strategi meningkatkan kualitas talent dengan melakukan pendekatan personal serta

menuntut talent memiliki wawasan yang luas.

Kata Kunci: Dahsyat RCTI, Talent, Pemilihan Talent, Strategi Produksi, Program Acara

Dahsyat

(2)

PENDAHULUAN

Media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi salah satu faktor kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Media memiliki fungsi sebagai mediator untuk menyampaikan pesan atau informasi, mengedukasi, sekaligus menghibur masyarakat.

Seiring berkembangnya zaman, muncul media massa elektronik yang dapat memberikan informasi sekaligus menghibur dengan penyampaian cepat, seperti televisi yang memadukan suara dan gambar, sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih mudah dimengerti. Televisi sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena selain harganya murah dan mudah dipasang, televisi dapat menjangkau masyarakat secara luas, serta dapat menyebarluaskan informasi secara cepat.

Produksi program televisi memiliki berbagai macam format dan materi. Menciptakan suatu program dengan materi musik pasti sangat berbeda dengan menciptakan program materi cerita atau talkshow. Untuk menciptakan suatu konten yang menarik, sangat dibutuhkan pencarian ide yang kreatif, unik, dan inovatif. Selain isi konten, ada beberapa faktor yang ikut menjadi pendukung dalam suatu program, yaitu pengemasan, presenter atau talent, jenis program, konsep, waktu tayang, hingga durasi. Masyarakat menonton televisi bukan hanya untuk sekadar mendapatkan informasi, akan tetapi juga untuk mendapatkan hiburan.

Setiap hari, stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program hiburan. Apa saja bisa dijadikan program hiburan untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai oleh penonton, serta tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Ada berbagai jenis program acara hiburan, seperti drama, olahraga, realityshow, gameshow, dan program acara musik.

Berbagai stasiun televisi di Indonesia menayangkan program acara musik untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai contoh stasiun Global TV yang menyajikan program acara musik “100% Ampuh”, stasiun televisi SCTV dengan program acara musik “Inbox”, NET TV yang menayangkan program acara “Music Everywhere”, dan lain sebagainya.

RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia telah sukses membuat program acara musik in house yang mampu bertahan selama 7 tahun dengan rating yang cukup bagus. Acara ini pertama kali tayang pada tanggal 24 Maret 2008 dan hingga sekarang masih tayang secara live setiap Senin-Jumat pukul 07:00 dan Sabtu-Minggu pukul 09:00. Acara musik ini menampilkan deretan klip-klip lagu teratas musisi dalam negeri. Tidak hanya itu, “Dahsyat” juga menampilkan penyanyi atau group band secara live ataupun lipsync. Terdapat juga sesi phone session yaitu “Kring-Kring” dengan artis atau penyanyi yang terkadang dibiarkan ditebak oleh presenter maupun bintang tamu yang hadir. Gaya lucu dan kocak

host-host Dahsyat menjadi ciri khas untuk menghadirkan kesegaran di pagi hari.

Acara musik ini dipandu oleh host utama dan host-host lain sebagai host pendamping. Pada awalnya acara Dahsyat dibawakan oleh tiga host utama yaitu alm. Olga Syahputra, Raffi Ahmad, dan Luna Maya. Namun pada bulan Juni 2010, Luna Maya keluar dari Dahsyat dikarenakan tersandung skandal video mesum. Pada tahun 2013 Raffi Ahmad juga tersandung kasus narkoba yang menyeret namanya sehingga presenter Dahsyat tersebut harus cuti menjadi host di Dahsyat. Namun setelah bebas, Raffi Ahmad kembali menjadi presenter di acara musik Dahsyat. Pada bulan Agustus 2013 Olga Syahputra mengalami sakit dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 27 Maret 2015.

Meskipun Dahsyat pernah kehilangan host-host andalannya, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang atau masalah besar bagi kelangsungan dan perkembangan program Dahsyat. Program Dahsyat membuktikan dapat terus bertahan hidup dengan host-host atau talent-talent pengganti yang baru dan tidak kalah seru serta mampu menghadirkan bintang tamu yang bisa membuat program Dahsyat tetap hidup di mata pemirsanya. Saat ini host utama Dahsyat adalah Raffi Ahmad, Ayu Dewi, dan Denny Cagur didampingi dengan talent-talent lain sebagai co-host atau sekedar pemberi gimmick seperti Dede Sunandar, Cika Jessica, Syahnaz Sadiqa, Lolita, dan Billy Syahputra.

(3)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pemilihan talent sebagai strategi produksi yang dilakukan oleh tim produksi program Dahsyat di RCTI. Penelitian ini diberi judul “Pemilihan Talent sebagai Strategi Produksi Program Dahsyat di RCTI”.

METODE PENELITIAN

Pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah. Tujuan penelitian ini untuk dapat mengetahui bagaimana pemilihan talent sebagai strategi produksi pada program acara Dahsyat di RCTI, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif lebih menggunakan perspektif enemik. Pengumpulan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, dan pandangan informan. Penelitian ini berangkat dari penggalian data berupa pandangan informan dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka.

Penelaah membutuhkan berbagai instrumen pengumpulan data, karena itu peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur, observasi, dokumentasi-dokumentasi, rekaman bukti-bukti fisik lainnya dengan melakukan wawancara terstruktur kepada para narasumber (Informan) yang dalam penelitian ini adalah executive produser, produser, dan tim creative dari program acara “Dahsyat” di RCTI yang diwawancarai berdasarkan pertanyan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan topik penelitian.

Data primer didapat dengan melakukan wawancara secara terstruktur terhadap para key informan, yaitu dilakukan tanya jawab dengan Eksekutif Produser, Produser, dan tim Creative serta dengan melakukan observasi lapangan. Untuk mencatat percakapan wawancara menggunakan alat Bantu berupa perekam suara. Sedangkan data sekunder didapat dengan cara studi kepustakaan, yaitu membaca buku-buku serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada.

Dalam melakukan klasifikasi data, peneliti melakukan analisa data yang terdiri dari koding (coding) dan kategorisasi (categorizing). Selama analisa berlangsung, terjadi perbandingan konstan (constant comparison), yaitu masing-masing data dibandingkan dengan bagian lain ketika pencarian persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubungan-hubungan. Seluruh data dikode dan dikategorikan sehingga mengarah pada pembentukan konsep utama. Tujuannya adalah untuk mencari tema-tema yang mengaitkan gagasan untuk menemukan alur riset. Langkah-langkah proses koding: (1) Koding terbuka atau open coding (memilah-milah data); (2) Koding aksial atau axial coding (memunculkan kembali data dalam bentuk baru); (3) Koding selektif atau selective coding (pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain).

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat kepercayaan. Moleong (2007:330) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Untuk memenuhi kriteria kepercayaan dalam penelitian, peneliti melampirkan transkrip wawancara.

Menurut Moleong (2007:324) pelaksanaan keabsahan data didasarkan pada sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan kepastian (comfirmability).

1. Kepercayaan (Kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya.

(4)

2. Keteralihan (Transferbility)

Transferbilitas. Usaha membangun keteralihan dalam membangun penelitian kualitatif jelas sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif dengan validitas eksternalnya. Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh.

3. Kebergantungan (Depandibility)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

4. Kepastian (Confermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit. Untuk mengecek data dan informasi, peneliti melampirkan surat pernyataan informan.

HASIL DAN BAHASAN

Proses pemilihan talent pada program Dahsyat diawali dengan meeting tim produksi untuk melihat data rating dan share artis serta berdiskusi untuk melakukan pemilihan talent-talent yang akan ditampilkan di Dahsyat. Kemudian tim meminta persetujuan kepada produser dan

executive producer, apabila produser dan executive producer sudah setuju, tim me-request

artis-artis yang dipilih kepada talent coordinator untuk di cek jadwalnya. Setelah itu talent

coordinator akan memberikan feedback berupa daftar ketersediaan artis-artis yang sudah dipilih

pada tanggal yang sudah ditentukan. Tim melihat siapa saja artis yang bisa tampil pada tanggal yang sudah ditentukan kemudian melakukan diskusi dan menimbang-nimbang siapa artis yang akan dipilih untuk kemudian dibantu lock oleh talent coordinator.

Yang berperan dalam pemilihan talent pada program acara Dahsyat adalah executive

producer, produser, assistant producer, tim creative, dan juga talent coordinator. Sedangkan dari

hasil wawancara dengan ketiga informan, dapat disimpulkan bahwa yang memegang peranan terpenting dalam pemilihan talent adalah Executive Produser dan produser. Informan juga mengatakan bahwa kriteria yang dilihat dan menjadi pertimbangan dalam pemilihan talent antara lain adalah talent mempunyai data yang bagus serta menciptakan trend baru.

Kemudian untuk pemilihan host baru lewat casting kriteria khususnya adalah memiliki penampilan yang bagus dan menjual serta pandai membawakan acara, tidak kaku, dan mempunyai keunikan. Sedangkan menurut host program Lee Rolontz di VHI dalam buku yang ditulis oleh Nancy Reardon, kebutuhan ketrampilan dasar yang diperlukan oleh semua host antara lain adalah memiliki kepribadian yang dinamis di depan kamera, memiliki penampilan yang mengundang dan menarik, memiliki hubungan dengan kamera, memiliki ketrampilan wawancara, mampu mendengar dan memberi tanggapan, bisa berpikir cepat dan bisa memahami materi acara, cerdas, memiliki wawasan yang luas, mampu berbicara dengan tempo kecepatan yang tepat, memiliki suara yang termodulasi dengan baik dan tidak terbata-bata. (Reardon, Nancy, 2009: 246-248).

Talent bintang tamu yang diundang pada program acara “Dahsyat” tidak harus selalu sesuai dengan konten, namun apabila sedang ada moment-moment tertentu baru kemudian disesuaikan.

(5)

Dari hasil wawancara, ditemukan ada kendala ketika tim Dahsyat sudah memilih talent dan sudah masuk ke dalam rundown namun artis tersebut tidak jadi dipakai dikarenakan sakit atau datang terlambat. Hal tersebut dapat diatasi dengan diskusi cepat untuk merubah atau membuat konten baru dan memindahkan artis yang datang terlambat ke segmen akhir.

Sedangkan hambatan lain dalam proses pemilihan talent adalah ketika artis yang sudah menjadi pilihan tim tidak cocok jadwalnya dengan yang sudah ditentukan sehingga harus mencari talent lain, selain itu artis-artis yang tidak bersedia untuk melakukan gimmick-gimmick yang sudah diarahkan oleh tim creative juga menjadi sebuah hambatan. Tim Dahsyat mengatasi hal tersebut dengan cara mencari dan membuat konten lain yang lebih menarik dan berbeda dengan program acara-program acara lainnya.

Hambatan dalam komunikasi seperti penyampaian makna yang tidak sesuai seperti yang sudah diarahkan oleh produser kepada crew dan talent-talent juga terkadang dialami oleh tim produksi program acara Dahsyat.

Pemilihan Talent sebagai strategi produksi yang dilakukan oleh tim Dahsyat yang pertama adalah dengan menjaga jarak waktu perform talent bintang tamu agar satu bintang tamu tidak tampil dalam waktu berdekatan supaya tidak terlihat membosankan dan selalu update dalam mencari data atau chart melalui internet dan radio mengenai penyanyi atau band-band yang sedang hits saat ini, terutama penyanyi atau band-band Indonesia melalui radio-radio yang mempunyai komposisi lagu Indonesia lebih banyak. Kemudian mengundang penyanyi-penyanyi yang memiliki data bagus untuk tampil di program Dahsyat.

Strategi yang kedua adalah selalu update dalam melihat jadwal artis-artis luar Negeri yang akan mengadakan konser di Indonesia, dan berusaha menghubungi EO nya untuk diajak bekerjasama dengan Dahsyat supaya artisnya bisa tampil di program Dahsyat sekaligus mempromosikan artis mereka kepada pemirsa Dahsyat.

Selain itu, strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengorbitkan artis-artis baru melalui pengumpulan materi dari label. Tim Dahsyat akan melakukan review materi-materi sebanyak dua kali dalam sebulan kemudian dinilai dan menentukan yang akan dipilih untuk ditampilkan di Dahsyat.

Strategi berikutnya adalah dengan selalu mengganti host pendamping atau co-host setiap harinya. Apabila salah satu host utama tidak bisa hadir, digantikan oleh co-host. Tim juga mengadakan casting host apabila dibutuhkan dengan kriteria penilaian good looking, smart, punya keunikan, dan pandai membawakan acara.

Strategi terakhir adalah dengan mengembangkan trend yang sudah ada dan menciptakan

trend baru, aktif menjalankan sosial media untuk mendapatkan informasi-informasi, selalu update data rating dan share artis serta melihat apa yang sedang hits di masa sekarang.

Selain mempunyai strategi dalam pemilihan talent, tim Dahsyat juga mempunyai strategi dalam meningkatkan kualitas talent-talent yang sudah ada, yaitu dengan cara melakukan pendekatan personal, tetap menjaga hubungan baik dengan talent-talent sebagai teman, sahabat, dan keluarga agar dapat mengontrol talent-talent dari dekat. Selain itu para talent juga diminta untuk selalu update berita dan browsing internet supaya wawasannuya luas.

Sedangkan menurut informan 3 (Mba Sasa), dalam meningkatkan kualitas talent yang sudah ada agar dapat terus menarik perhatian audiens membutuhkan peranan dari diri talent tersebut sendiri serta management yang bisa bekerjasama dengan baik.

Opa Jahja selaku executive produser program acara Dahsyat mengatakan bahwa artis atau

talent yang berkualitas adalah artis yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan atau acara yang

dibawakan, tidak terlambat datang ke lokasi syuting, mengikuti briefing dan membawakan acara sesuai dengan flow dan briefing serta cukup dikenal oleh masyarakat dengan baik.

(6)

Menurut pandangan Informan 2 (Bang Armen) sebagai produser pada program acara Dahsyat, artis atau talent host yang berkualitas adalah yang memiliki jiwa kooperatif, memiliki talenta yang bagus, dan selalu on time.

Sedangkan menurut informan 3 (Mba Sasa) sebagai tim creative pada program acara Dahsyat, artis atau talent host yang berkualitas adalah yang memiliki penampilan menarik atau unik, dapat berimprovisasi dengan baik dan cepat saat menangkap isi konten pada saat briefing, produktif, serta memiliki pergaulan yang luas.

Saat para informan ditanya apakah host-host Dahsyat saat ini sudah termasuk dalam kategori talent yang berkualitas, para informan menjawab bahwa host-host Dahsyat sudah termasuk dalam kategori talent yang berkualitas.

Apabila dikaitkan dengan teori, pembuatan konten gimmick, pembuatan trend-trend baru, strategi pemilihan talent, dan strategi meningkatkan kualitas talent yang dilakukan oleh tim produksi Dahsyat berkaitan dengan teori budaya kritis yang dikemukakan oleh Theodor Adorno dan Max Horkheimer pada era tahun 1930-an dalam buku yang berjudul Teori Komunikasi Masa,

Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan karangan Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis.

Teori budaya kritis tersebut menyatakan bahwa media massa sebagai sebuah industri budaya, mengubah budaya tinggi dan budaya rakyat menjadi komoditas yang dijual demi keuntungan (Baran, 2010). Industri pertelevisian sebagai bagian dari sistem media, adalah industri yang sangat berorientasi pada keuntungan semata. Program acara Dahsyat mengemas dan memperbanyak konten gimmick, menyesuaikan konten dengan trend-trend yang ada, membuat

trend-trend baru, memiliki strategi dalam pemilihan talent dan strategi meningkatkan kualitas talent agar dapat menarik perhatian audiens sehingga mendatangkan banyak pengiklan yang pada

akhirnya mendatangkan keuntungan bagi stasiun televisi RCTI.

Strategi meningkatkan kualitas talent juga berhubungan dengan teori pertukaran sosial. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) menjelaskan bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu (West, Richard & Turner, Lynn H., 2009:216). Tim Dahsyat berusaha meningkatkan kualitas talent dengan cara melakukan pendekatan personal kepada para talentnya. Tim produksi Dahsyat melakukan pendekatan dengan menjaga hubungan baik, menjadikan talent sebagai teman, sahabat, dan keluarga agar dapat mengontrol talent-talent dari dekat, dengan harapan mendapat kualitas talent yang lebih baik sebagai penghargaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dalam bab ini peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah melakukan penelitian mengenai pemilihan talent sebagai strategi produksi yang diterapkan oleh tim produksi program “Dahsyat” di RCTI.

Pada penelitian yang dilakukan terhadap program “Dahsyat” yang tayang di RCTI, maka dapat disimpulkan:

1. Pemilihan talent sebagai strategi produksi program Dahsyat di RCTI berkaitan dengan teori budaya kritis yang menyatakan bahwa media massa sebagai industri budaya mengubah budaya rakyat dan budaya tinggi menjadi komoditas yang dijual demi keuntungan. Begitu pula dengan tim program acara Dahsyat sebagai bagian dari industri pertelevisian, mereka melakukan upaya pemilihan talent sebagai strategi produksi. Talent-talent Dahsyat yang dipilih adalah talent-talent yang memiliki penampilan yang bagus, ‘menjual’, dan memiliki keunikan, contohnya Raffi Ahmad yang terkenal dan mampu menarik perhatian audiens,

(7)

Denny Cagur dan Ayu Dewi yang lucu dan memiliki keunikannya masing-masing. Talent-talent tersebut dipilih dengan tujuan menarik perhatian audiens, sehingga mendatangkan banyak pengiklan, dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan.

2. Strategi Produksi Program Dahsyat dalam meningkatkan kualitas talent-talent yang sudah ada yaitu dengan cara melakukan pendekatan personal, tetap menjaga hubungan baik dengan

talent-talent sebagai teman, sahabat, dan keluarga agar dapat mengontrol talent-talent dari

dekat. Strategi produksi Dahsyat dalam meningkatkan kualitas talent ini berhubungan dengan teori pertukaran sosial (Social Exchange Theory) yang memandang suatu hubungan dalam konteks ekonomi dan menghitung pengorbanan, serta membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dari meneruskan hubungan itu. Tim Dahsyat melakukan pendekatan personal kepada para talent dengan harapan mendapatkan kualitas talent yang lebih baik sebagai bentuk penghargaan. Selain melakukan pendekatan personal kepada para

talent, mereka juga diminta untuk selalu update berita dan browsing internet supaya

wawasannya luas.

Saran

1. Pembawa acara dan pengisi acara yang perform di program “Dahsyat”

sebaiknya datang lebih tepat waktu untuk mengikuti briefing serta pengecekan audio atau materi lagu yang akan dibawakan agar acara dapat terlaksana dengan lancar serta meminimalisir kesalahan teknis pada saat produksi program “Dahsyat” berlangsung.

2. Para Pembawa Acara harus menghindari aksi-aksi dengan unsur SARA atau pornografi, karena “Dahsyat” disaksikan berbagai kalangan dan usia.

3. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam membahas program acara Dahsyat secara lebih mendalam.

4. Dapat menjadi referensi untuk menegetahui strategi-strategi yang dilakukan oleh tim Dahsyat dalam pemilihan talent serta bagaimana meningkatkan kualitas talent-talent yang sudah ada. 5. Penelitian ini untuk selanjutnya diharapkan dapat diteliti menggunakan metodologi

pendekatan kuantitatif.

REFERENSI

Buku

Ardianto, Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Badjuri, Adi. (2010). Jurnalistik Televisi. Edisi Pertama. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Baskin Askurifai. (2009). Jurnalistik Televisi. Cetakan ke 2. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika. Moleong, Lexy J. (2007) . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Morissan M.A. (2013). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Rakhmat, Jalaluddin. (2012) Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Reardon, Nancy. (2009). On Camera, Menjadi Jurnalis TV yang Andal dan Profesional. Penerbit Erlangga Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi. Edisi Pertama. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Rohim, Syaiful. (2009). “Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam & Aplikasi”.

Stanley J. Baran, Dennis K. Davis. (2010). Teori Komunikasi Massa : Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta : Salemba Humanika

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. West, Richard & Turner, Lynn H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi.

Wibowo Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Cetakan Ke 3. Jogjakarta: Pinus Book Publisher.

(8)

Jurnal

Edi Irawan, Rahmat. (2013). Representasi Pembawa Acara Program Talk Show di Televisi

Indonesia. Jurnal Humaniora, 4 (2).

Kombaitan, Yuliana. (2013). Implementasi Kebijakan TVRI dalam Meningkatkan Kualitas Penyiaran Program. Jurnal Eksekutif, 2 (1).

Ibrus, Indrek & Merivee, Astra. (2014). Strategic Management of Crossmedia Production at Estonian Public Broadcasting. Baltic Screen Media Review. 2 (1).

Doyle, Gilian & Paterson, Richard. (2008). Public Policy and Independent Television Production in The U.K. Journal of Media Business Studies. 5 (3).

Reinhard, Carrielynn D. & Amsterdam, Pooky. (2013). Virtual World Television Products and Practices : Comparing Television Production in Second Life to Traditional Television Production. Journal of Virtual World Research. 6 (2).

Website

RCTI. 2015. Company Profil. 08-06-2015. http://www.rcti.tv/profile/view/1

FGDExpo. 2015. RCTI New Logo. 08-06-2015. http://www.fgdexpo.com/wp-content/uploads/

RIWAYAT PENULIS

Gabriela Angelita lahir di kota Solo pada tanggal 16 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

18 Dalam Surah al-Baqarah 2: 280, menyatakan bahwa “ Dan jika orang Yang berhutang itu sedang mengalami kesempitan hidup, maka berilah tempo sehingga ia lapang

Deskripsi data hasil penelitian dikelompokkan berdasar pada masalah yang diajukan yaitu (1) gambaran penguasaan pengetahuan deklaratif mahasiswa, (2) hubungan antara

minimal 30% dari keseluruhan mahasiswa yang diterima. Jalur mandiri dan sejenisnya dapat diselenggarakan bagi Poltekkes yang akan melaksanakan dengan menggunakan Panduan

Studi kelayakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah studi kelayakan penggunaan mesin diesel pada PLTD Ampenan dengan metode Break Even Point.. dan

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa adap yang mesti dimiliki oleh setiap orang yang berzikir dan berdoa dalam Majelis Zikrullah Aceh,

Kepala Bagian Perencanaan, Sumber Daya Manusia Aparatur dan Arsip pada Sekretariat Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga 19-05- 2017 UNIV.. Klaten, 9 Juli

Metode penelitian kualitatif itu sendiri adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

In the operations of organizations that use information technology based on computer networks, it is necessary to take into account the security of data in information