• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes sp.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes sp.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

83

BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (

Citrus hystrix

) TERHADAP

RAYAP TANAH (

Coptotermes

sp.)

Sri Lestari1*, Afghani Jayuska1,Yuliati Indrayani2 1

Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,

2

Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H.Hadari Nawawi

*e-mail: srilestarichemistry08@gmail.com

ABSTRAK

Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap yang diperoleh dari tanaman dengan cara destilasi. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri adalah tanaman daun jeruk purut (Citrus hystrix) yang berpotensi sebagai antirayap. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi dan bioaktivitas minyak atsiri dari daun jeruk purut terhadap kematian rayap tanah (Coptotermes sp.). Penelitian dilakukan dengan mendestilasi daun jeruk purut kemudian dilakukan uji GC-MS dan uji bioaktivitasnya terhadap rayap tanah (Coptotermes sp). Pada uji bioaktivitas minyak atsiri daun jeruk purut terhadap rayap tanah (Coptotermes sp.) digunakan variasi konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2% serta pestisida buatan (fipronil) dengan konsentrasi 0,5% dan 2%. Hasil GC-MS menunjukkan senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri daun jeruk purut adalah sitronelal sebesar 65,63% dan rendemen kadar minyak atsiri sebesar 0,92% (b/b%). Konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 2% menunjukkan mortalitas tertinggi yaitu 46%, sedangkan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 0,5% menyebabkan mortalitas terendah yaitu 8%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bioaktivitas minyak atsiri daun jeruk purut yang berpengaruh terhadap mortalitas rayap tanah adalah pada konsentrasi 2% dengan total kematian rayap tanah sebesar 46 % dalam waktu 4 hari.

Kata kunci : daun jeruk purut, minyak atsiri, sitronelal, antirayap

PENDAHULUAN

Jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah satu kelompok genus Citrus yang bisa menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan salah satu metabolit sekunder yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari hewan pemangsa dan hama serangga. Minyak atsiri menghasilkan wangi yang tidak disukai oleh serangga dan hama pengganggu tanaman seperti rayap.

Rayap tanah (Coptotermes curvignathus) dikenal sebagai hama tanaman yang utama. Rayap ini banyak menyerang tanaman perkebunan seperti pohon kelapa, karet, coklat dan kelapa sawit. Rayap bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus ( Nandika, dkk., 2003).

Menurut Noverita, dkk,. (2014) kandungan sitronelal yang terdapat di dalam minyak atsiri kulit jeruk purut (C. hystrix) sebesar 14,18% serta memiliki aktivitas antirayap dengan nilai mortalitas

rayap tanah sebesar 100% pada konsentrasi minyak kulit jeruk purut 20% dan 25% dalam waktu uji selama kurang dari 5 hari. Kartini, dkk., (2014) melakukan uji aktivitas biotermitisida minyak atsiri daun Citrus nobilis terhadap rayap tanah (C. curvignathus) menghasilkan mortalitas rayap 100% pada hari keempat dengan konsentrasi 20%.

Mayasari, dkk., (2014) menyatakan bahwa waktu optimum untuk destilasi uap minyak atsiri adalah 4 jam dan menggunakan daun jeruk utuh. Penelitian ini merupakan lanjutan dari Mayasari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi minyak atsiri dari daun jeruk purut yang berpengaruh terhadap mortalitas rayap tanah (Coptotermes sp.) dan mengetahui bioaktivitas minyak atsiri daun jeruk purut terhadap rayap tanah (Coptotermes sp.).

(2)

84 METODOLOGI PENELITIAN

AlatdanBahan

Alat yang digunakan antara lain alumunium foil, batang pengaduk, botol vial, cawan petri, corong pisah, corong kaca, erlenmeyer 100 mL, gelas plastik, kapas, kawat kasa plastik, neraca analitik merk OHAUS Adventurer, pengaduk kaca, piknometer, pipet tetes, pipet ukur (1 mL dan 10 mL), refraktofotometer, spatula, seperangkat alat destilasi uap-air, seperangkat alat Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa (GC-MS) merk Shimadzu QP 2010 dan wrapping plastik.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain akuades, daun jeruk purut, es batu, kertas saring Whatman No. 1, natrium sulfat anhidrat (Na2SO4 anhidrat), pasir, plaster paris, pelarut dietil eter (C2H5OC2H5) dan rayap tanah (Coptotermes sp.).

Preparasi Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jeruk purut yang berasal dari desa Sungai Radak II kecamatan Terentang kabupaten Kubu Raya provinsi Kalimantan Barat. Sebanyak 6 kg daun jeruk purut disiapkan dalam keadaan segar kemudian dibersihkan dari kotoran yang masih melekat pada daun dengan cara dilap.

Penyulingan Minyak Atsiri

Merangkai alat destilasi uap, alat ini memiliki dua bagian yaitu ketel 1 sebagai penampung air dan ketel 2 sebagai penampung sampel yang akan digunakan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan akuades kedalam ketel 1, kemudian memasukkan 2 kg daun jeruk purut kedalam ketel 2. Kemudian ketel yang berisi akuades tersebut dipanaskan pada suhu 100oC dan dibiarkan mendidih hingga uap panas yang dihasilkan mengalir kedalam ketel sampel. Setelah ketel sampel terisi penuh dengan uap air panas kemudian dialirkan melalui kondensor sehingga didapatkan isolat. Proses destilasi ini berlangsung selama 4 jam (Mayasari, dkk., 2013).

Karakteristik Minyak Atsiri

Perhitungan rendemen dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Cepeda,dkk., 2011) :

massa minyak atsiri (g)

Rendemen x 100%

massa daun (g) 

Perhitungan berat jenis dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ketaren, 2008) :

( ) ( )

Indeks bias minyak atsiri daun jeruk purut dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer yang telah disterilkan memakai alkohol 70%. Sampel minyak atsiri daun jeruk purut diteteskan kedalam lubang uji dan hasil indeks bias dari minyak atsiri akan tertera pada refraktometer (Hidayanto, dkk., 2008).

Uji Bioaktivitas Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut terhadap Rayap Tanah (Coptotermes sp.)

Sebelum penelitian dimulai rayap tanah sebagai organisme uji di kumpulkan dari kayu-kayu yang terserang rayap, kemudian dipelihara dalam bak plastik berisi kayu-kayu sebagai makanannya. Pemeliharaan sebelum penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa hanya rayap yang sehat dan aktif yang digunakan dalam penelitian.

a. Persiapan Gelas Uji

Gelas uji dibuat dari gelas plastik berbentuk silinder dengan ukuran diameter atas 6 cm, diameter bawah 5 cm dan tinggi 5 cm. Kedalam gelas uji dimasukkan 10 g pasir steril berukuran 30-40 mesh. Pada bagian bawah gelas dialasi dengan plaster paris (Ohmura, dkk., 2000 dan Indrayani, dkk., 2012). Gelas-gelas uji tersebut kemudian disimpan di dalam wadah plastik yang telah dialasi kapas basah.

b. Pengujian minyak atsiri terhadap rayap tanah (Coptotermes sp.) (Ohmura, dkk., 2000 dan Indrayani, dkk., 2012)

Pengujian minyak atsiri menggunakan kertas whatman yang sudah dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 12 jam dan dimasukkan kedalam desikator vakum

(3)

85 selama 1 hari. Setelah itu, ditimbang untuk mengetahui berat awalnya. Kemudian kertas saring direndam selama 1 menit dalam minyak atsiri daun jeruk purut dengan konsentrasi berturut-turut yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2% (v/v) dan dikering anginkan selama 1 menit. Sebagai kontrol negatif digunakan pelarut dietil eter dengan konsentrasi 0%, sedangkan kontrol positif digunakan termitisida sintesis fipronil dengan konsentrasi 0,5% dan 2%. Berikut ini gambar metode pengujian rayap:

Gambar 1. Metode pengujian rayap Kertas saring yang telah diteteskan minyak atsiri, pelarut dietil eter dan fipronil masing-masingdimasukkan ke dalam gelas uji yang terlebih dahulu diisi dengan pasir steril (di atas pasir diletakkan alas plastik agar kertas saring tidak bersentuhan langsung dengan pasir). Selanjutnya, kedalam tiap-tiap gelas uji tersebut dimasukkan 50 ekor rayap sehat yang terdiri atas 45 ekor rayap pekerja dan 5 ekor rayap prajurit. Unit pengujian disimpan dalam ruangan gelap selama 7 hari. Pada akhir pengujian, kertas saring diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C selama 12 jam dan disimpan dalam desikator selama 1 hari kemudian ditimbang.

Uji daya racun minyak atsiri daun jeruk purut terhadap rayap dilakukan secara kuantitatif yaitu meliputi :

1. Tingkat kematian rayap (Mortalitas) Pengamatan mortalitas rayap dilakukan setiap hari. Mortalitas rayap di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

Keterangan:

A = jumlah individu rayap yang mati B = total individu rayap mula-mula

Mortalitas rayap yang diperoleh kemudian di analisis dengan metode analisis ANOVA dan diuji lebih lanjut menggunakan SPSS Tukey-HSD (BNJ).

2. Kehilangan berat (Weight Loss)

Persentase kehilangan berat contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

( )

Keterangan:

KB = Kehilangan berat

W0 = Berat kertas saring sebelum diumpankan ke rayap (g)

W1 = Berat kertas saring setelah diumpankan ke rayap (g)

Kehilangan Berat yang diperoleh kemudian di analisis dengan metode analisis ANOVA dan diuji lebih lanjut menggunakan SPSS Tukey-HSD (BNJ).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Minyak Atsiri

Minyak atsiri daun jeruk purut dianalisa karakteristik mutunya berdasarkan rendemen, berat jenis dan indeks bias. Besar rendemen rata-rata yang dihasilkan dari minyak atsiri daun jeruk purut sebesar 0,92% (b/b%). Hasil rendemen ini tidak jauh berbeda dengan Mayasari (2013) yaitu sebesar 0,88% (b/b%).Berat jenis minyak atsiri daun jeruk purut sebesar 0,863 g/ml. Nilai indeks bias hasil penelitian ini diperoleh sebesar 1,451.

Analisis Kandungan Minyak Atsiri Menggunakan GC-MS

Minyak atsiri daun jeruk purut yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). Kandungan minyak atsiri daun jeruk purut yang dihasilkan dari analisis GC-MS memiliki beberapa komponen mayor yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komponen Mayor Penyusun Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut No. Waktu Retensi (menit) Luas Area (%) Dugaan Komponen 1 10,75 65,63 Sitronelal 2 12,22 6,42 .beta.-Sitronelol 3 9,50 4,56 Linalool L 4 15,08 2,31 2,6-Oktadiene 5 13,00 2,06 6,7-Epoksi-3,7-dimetiloktanal 6 11,03 1,73 (-)-Isopulegol Kertas saring Plaster paris

(4)

86 Uji Bioaktivitas Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (C. hystrix) terhadap Rayap Tanah (Coptotermes sp.)

Uji bioaktivitas minyak atsiri daun jeruk purut terhadap rayap tanah mengikuti prosedur Ohmura, dkk., (2000) dan Indrayani, dkk., (2012). Rayap yang digunakan sebagai organisme uji dipelihara selama 3 minggu di dalam bak yang berisi pasir dan potongan kayu untuk mengetahui rayap yang aktif dan sehat yang akan digunakan dalam penelitian.

Parameter yang digunakan dalam pengujian sifat anti rayap minyak atsiri daun jeruk purut adalah mortalitas rayap serta kehilangan berat kertas uji. Uji bioaktivitas anti rayap dilakukan sebanyak 3 kali (triplo) dan masing-masing gelas uji berisi 50 ekor rayap tanah (5 ekor rayap dari kasta prajurit dan 45 ekor rayap dari kasta pekerja). Nandika, dkk., 2003 mengatakan bahwa peranan rayap dari kasta prajurit adalah melindungi koloni terhadap gangguan dari luar, khususnya semut dan vetebrata predator. Rayap dari kasta pekerja bertugas memberi makan dan memelihara ratu. Mortalitas Rayap

Mortalitas rayap merupakan parameter pertama yang digunakan dalam melihat bioaktifitas antirayap dari minyak atsiri daun jeruk purut. Semakin besar mortalitas rayap maka semakin besar pula sifat anti rayap minyak atsiri (Tabel 2). Tabel 2. Mortalitas rayap tanah dari

berbagai konsentrasi minyak daun jeruk purut setelah 4 hari pengumpanan Bahan Konsentrasi (%) Rata-Rata Rayap yang Mati Persen tase Mortalitas (%) Dietil Eter 0 2 4 Minyak atsiri 0,5 4 8 Minyak atsiri 1 6,33 12,66 Minyak atsiri 1,5 9,33 18,66 Minyak atsiri 2 23 46 Fipronil 0,5 50 100 Fipronil 2 50 100

Mortalitas rayap pada kontrol negatif sebesar 4%, artinya dietil eter tidak berpengaruh terhadap kematian rayap. Peningkatan mortalitas sebanding dengan peningkatan konsentrasi minyak atsiri sebab semakin besar konsentrasi semakin banyak pula minyak yang diserap oleh

kertas saring akibatnya semakin banyak pula zat aktif yang terserap kedalam kertas saring (Astuthi, dkk 2012). Konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 2% selama empat hari pengujian dapat membunuh rayap sebesar 46%. Meningkatnya konsentrasi sebanding dengan pertambahan jumlah zat aktif didalam kertas saring, semakin banyak zat aktif maka semakin banyak rayap yang mati akibat memakan kertas saring. Zat aktif yang paling banyak terkandung kedalam minyak atsiri adalah sitronelal. Sitronelal memiliki aktivitas sebagai bahan insektisida yang bekerja sebagai antifeedant dan repellent. Sitronelal juga bersifat racun kontak dengan serangga. Mekanisme racun kontak sitronelal adalah menghambat enzim asetilkolinesterase. Gejala keracunan pada rayap timbul karena adanya penimbunan asetilkolin yang menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, kejang, kelumpuhan pernapasan dan kematian (Patricia, dkk., 2013). Hal ini didukung oleh penelitian Noverita, dkk,. (2014) uji aktivitas antirayap minyak atsiri kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) terhadap rayap tanah (Coptotermes sp.) menghasilkan 100% kematian rayap dengan kandungan sitronelal sebesar 14,18% pada konsentrasi 20% dan 25% dalam waktu uji selama kurang dari 5 hari. Berdasarkan hasil penelitian, fipronil dengan konsentrasi 0,5% dan 2% mampu menyebabkan kematian rayap 100% dan tergolong dalam aktivitas sangat kuat, sedangkan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 2 % mampu membunuh rayap 46 %, walaupun aktivitas minyak atsiri tergolong sedang namun berpotensi menggantikan fipronil sebagai antirayap dan lebih ramah lingkungan sebab dapat membunuh 46 % rayap dalam 4 hari. Berdasarkan analisa ANOVA dan analisa BNJ dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 0% hingga 2% berbeda nyata dengan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05, artinya penambahan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut terhadap kertas saring berpengaruh pada mortalitas rayap.

Kehilangan Berat

Kehilangan berat merupakan parameter kedua yang digunakan dalam pengujian sifat anti rayap. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan pada kertas uji maka kehilangan berat kertas uji akan

(5)

87 semakin kecil, sebab semakin sedikit rayap yang memakannya. Persentase kehilangan kertas uji juga menunjukkan bahwa sifat aktivitas antirayap daun jeruk purut semakin tinggi seiring dengan semakin kecilnya persentase kehilangan kertas uji (Tabel 3). Tabel 3. Kehilangan Berat Kertas Saring

dari berbagai konsentrasi minyak daun jeruk purut

Persentase kehilangan berat kertas saring dengan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 0,5% lebih besar dibanding konsentrasi lainya, hal ini disebabkan minyak atsiri yang ditambahkan sangat sedikit, akibatnya rayap yang masih hidup memakan kertas saring lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Berdasarkan analisa ANOVA dan analisa BNJ dapat disimpulkan bahwa konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut 0,5% terhadap konsentrasi 0% ; 1% ; 1,5% dan 2% berbeda nyata dengan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05, sedangkan pada konsentrasi 2% hanya berbeda nyata terhadap konsentrasi 0% ; 0,5% dan 1%. Konsentrasi 2% tidak berbeda nyata terhadap konsentrasi 1,5%, artinya penambahan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut terhadap kertas saring pada konsentrasi 1,5% dan 2% tidak berpengaruh pada kehilangan berat kertas uji.

SIMPULAN

Konsentrasi minyak atsiri dari daun jeruk purut yang berpengaruh terhadap kematian rayap tanah adalah sebesar 2 % dengan total kematian rayap 46 %, dengan aktivitas sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Astuthi, M. M. M., Sumiartha, K., Susila, I.W., Wirya, G.N.A.S., dan Sudarta, I. P., 2012., Efikasi Minyak Atsiri Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Meer. &Perry), Pala (Myristica fragrans Houtt), dan Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis Dari Famili Lymantriidae, J.Agric.Sci. And Biotechnol, 1(1):12-23.

Cepeda, G. N., Santoso, B. B., Lisangan, M, M., dan Silamba, I., 2011, Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Akway, J.Makara Sains, 15(1):63-66.

Indrayani, Y., Oramahi, H.A., dan Nurhaida, 2012, Evaluasi Asap Cair Sebagai Bio-Termitisida Untuk Pengendalian Rayap Tanah Coptotermes sp., J.Tengkawang, 1(2):87-96.

Kartini, E., Jayuska. A., dan Alimuddin, A. H., 2014, Uji Aktivitas Biotermitisida Minyak Atsiri Daun Citrus Nobilis Lour Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes Curvignhatus sp.), Universitas Tanjungpura, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pontianak, (Skripsi).

Mayasari, D., Jayuska, A., Wibowo, M.A., 2013, Pengaruh Variasi Waktu dan Ukuran Sampel Terhadap Komponen Minyak Atsiri dari daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix DC.), J.Kimia Khatulistiwa, 2(2):74-77. Nandika, D., Rismayadi, Y., dan Diba, F.,

2003, Rayap Biologi dan Pengendaliannya, Universitas Muhamadiyyah, Surakarta.

Noverita, Jayuska, A., Alimuddin, A. H., 2014, Uji Aktivitas Antirayap Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut (Cytrus Hystrix D.C) Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes sp), J.Kimia Khatulistiwa, 3(2):75-78. Ohmura, W., Doi, S., Aoyama, M., dan

Ohara, S., 2000, Antifeedant Activity Of Flavonoids And Related Compounds Againts The Subterranean Termite Coptotermes

Bahan

Konsentrasi

(%)

Persentase

Kehilangan

Berat

Kertas Uji

(%)

Dietil Eter

0

7,03

Minyak Atsiri

0,5

6,49

Minyak Atsiri

1

5,55

Minyak Atsiri

1,5

4,12

Minyak Atsiri

2

3,47

Fipronil

0,5

1,31

Fipronil

2

0

(6)

88 formosanus Shiraki, J. Wood Sci, 46:149-153.

Patricia, F.P., Queiroz, V.T., Rondelli, V.M., Costa, A.V., Marcelino, T.P., dan Pratissoli, D., 2013, Insecticidal Activity Of Citronella Grass Essential Oil On Frankliniella Schultzei And Myzus Persicae,

Crenc. Agrotec., Lauras, 37(2):138-144.

Satrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, UGM Press, Yogyakarta. Sholehah, D. N., 2011, Uji Aktivitas Anti

Rayap Tembakau dan Salak Madura, Agrovigor, 4(1):30-41.

Gambar

Tabel  2.  Mortalitas  rayap  tanah  dari  berbagai  konsentrasi  minyak  daun  jeruk  purut  setelah  4  hari  pengumpanan  Bahan  Konsentrasi  (%)   Rata-Rata  Rayap  yang  Mati  Persen  tase Mortalitas (%)  Dietil Eter  0   2  4  Minyak atsiri   0,5  4
Tabel  3.  Kehilangan  Berat  Kertas  Saring   dari berbagai konsentrasi minyak  daun jeruk purut

Referensi

Dokumen terkait

(Ginting, 2013) dengan judul Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM, lembaga pembiayaan terutama bank memiliki dua peran dalam pengembangan UMKM,

Pada tahap pra tindakan membuk- tikan bahwa rendahnya hasil belajar IPA pesera didik kelas IVA SDN-3 Langkai Palangka Raya bersumber dari peserta didik dan guru

Imam Khomeini, pemimpin Revolusi Islam Iran, adalah seorang sufi yang telah berhasil meruntuhkan kekuasaan Syah Iran dengan landasan nilai-nilai tasawuf yang kuat.. Dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembuangan limbah cair industri pabrik tahu di Kelurahan Pakunden terhadap sifat fisis dan indeks pencemaran

Penelitian ini ditekankan pada pengaruh motif belanja hedonis dan motif belanja utilitarian terhadap keputusan pembelian pakaian bekas dengan jumlah responden sebanyak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakterisasi pustaka genom mikrosatelit DNA Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) dan rancangan primer dari

Berdasar pada analisis tersebut, area tangkapan mata air Sanglor 2 adalah merupakan area yang paling kompleks dengan didasarkan pada parameter TWI,

Kadar Cd dalam ikan ini melebihi Batas Cemaran Logam Berat dalam Makanan berdasarkan Dirjen POM Nomor 03725 tahun 1999; (d)Terdapat kadar Cd dalam darah subyek penelitian