Executive Summary
A.
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya diperlukan penelitian
untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi selama
masa layanan. Sebagai indikator terkuat ketika penurunan pelayanan
jalan menurun adalah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas.
Mengingat pertumbuhan kendaraan bermotor yang semakin meningkat,
maka perlu diantisipasi pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap
faktor utama penyebab kecelakaan dan penentuan lokasi daerah rawan
kecelakaan di jaringan jalan nasional lintas utara dan selatan Jawa.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan upaya
penangangan tepat terhadap daerah rawan kecelakaan lalu lintas di
jaringan jalan Nasional Lintas Utara dan Selatan Jawa sebagai bahan
rekomendasi bagi pemerintah untuk menyusun strategi peningkatan
keselamatan lalu lintas di jalur tersebut.
Kegiatan penelitian diawali dengan inventarisasi data kecelakaan lalu
lintas dan inventarisasi daerah rawan kecelakaan. Data kecelakaan
kemudian dikompilasi dan diolah dengan menggunakan analisi statistic
deskripsi atau statistik deduktif. Metode ini yang digunakan karena
dapat memberikan keterangan mengenai keadaan, gejala, atau
persoalan dalam studi kasus. Hasil analisis memberikan gambaran riil
secara kuantitatif sehingga mudah dipahami. Variabel yang digunakan
adalah distribusi frekuensi, data berkala, pembobotan (weighting),
z-score, dan cusum (cumulative summary).
Executive Summary
B.
HASIL PENELITIAN
Lokasi penelitian dilaksanakan di di Jalur Selatan Pulau Jawa meliputi
Ngawi, Purwokerto, dan Nagreg (Bandung). Sementara Jalur Utara
meliputi Indramayu, Semarang, Surabaya. Penelitian dilakukan untuk
Jalan Nasional yang tidak termasuk Jalan Tol.
1.
Ngawi
Kabupaten Ngawi Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama
Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, Bojonegoro-Madiun dan menjadi
gerbang utama Jawa Timur jalur selatan. Terdapat enam titik rawan
kecelakaan dalam ruas ini, yakni: Mantingan KM 30-31 (6
kecelakaan), Mantingan KM 35-36 (6 kecelakaan), Widodaren KM
27-28 (8 kecelakaan), Ngawi KM 4-5 (5 kecelakaan), Padas KM
9-10 (4 kecelakaan) dan Padas KM 12-13 (9-10 kecelakaan).
Berdasarkan hasil analisis statitika didapatkan satu titik
black spot
yakni di titik Widodaren KM 27-28 dan dua titik potensial
black
spot di titik Simpang Padas KM 12-13 dan titik Mantingan KM
30-31. Karakteristik dari masing-masing titik tersebut disajikan dalam
tabel berikut ini.
Executive Summary
Tabel 1.
Karakteristik geometrik black spot Ngawi
Karakteristik
Black spot
Potential
Black spot
Widodaren KM
27-28 (titik 3)
Simpang Padas
KM 12-13
Mantingan
KM 30-31
Kondisi
Jalan
2/2 UD, flexible
pavement, lebar
jalan 7,7/2, tidak
ada hambatan
samping (hutan),
perkerasan
bergelombang
422 tak bersinyal,
flexible pavement,
Jalan Mayor 7,7
m, Jalan Minor 2
m, ada parkir,
2/2 UD,
flexible
pavement,
lebar jalan
6,8m, kondisi
perkerasan
bergelombang
dan terjadi
kerusakan
alur, tidak ada
hambatan
samping
(hutan)
Bahu Jalan
Ada (0,5-1 m)
Posisi sejajar
dengan jalan
Ada (3,5m), tidak
sejajar dengan
jalan
Ada
(1m),posisi
menurun dari
jalan
Marka jalan
Memudar di
tengah, tidak ada
di pinggir
Baik di tengah,
Tidak ada di
pinggir
Baik di
tengah, tidak
ada di pinggir
Rambu jalan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Penerangan
jalan
Jarang – kondisi
baik
Ada,
warning
light
mati
Tidak ada
Lingkungan
Hutan lebat
Daerah komersiil,
pohon ada tidak
mengganggu
Hutan lebat
menghalangi
jarak pandang
Kendaraan
yang
melintas
HV: LV: MC =
35%: 26% : 39%
HV:LV:MC =
25%:
29%:32%
2.
Purwokerto
Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan
kota
Tegal-Purwokerto,
Purwokerto-Temangggung-Magelang/
Executive Summary
Dari hasil analisis data sekunder, terdapat 6 titik lokasi kecelakaan
pada jalan nasional Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas, yaitu:
Jln. Suparjo Rustam Sokaraja Efisiensi – Rsop (11 kecelakaan), Jln.
Pramuka Bms Smki - Rsu Bms (21 kecelakaan), Jln.Raya Simp. 4
Buntu - Rm. Waras Wareg (31 kecelakaan), Jln. Raya Sumpiuh
(Daerah Sekitar Pasar) (25 kecelakaan), Jln. Raya Kemrajen Depan
Pracetak (8 kecelakaan), Jln. Raya Patikraja (Perikanan-Masjid At
Toha) (22 kecelakaan).
Dengan distribusi normal didadapatkan bahwa lokasi
black spot
terjadi di titik Jln.Raya Simp. 4 Buntu - Rm. Waras Wareg
(Kemranjen) dan potensial
black spot di titik Jln. Raya Sumpiuh
(Daerah Sekitar Pasar). Karakteristik dari masing-masing titik
tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.
Karakteristik geometrik black spot Purwokerto
Karakteristik
Black spot
Potential
Black spot
Kemranjen
Sumpiuh
Kondisi Jalan
4/2 UD, flexible
pavement, lebar jalan
3,5m (tengah), 1,2m
(tepi), tidak ada
hambatan samping,
perkerasan baik,
2/2 UD, flexible
pavement, lebar jalan
13,5 m total 2 arah,
tidak ada hambatan
samping, kondisi
perkerasan baik sekali,
Bahu Jalan
Ada (2,3-2,5 m)
Posisi sejajar dengan
jalan
Ada (2 m), sejajar
dengan jalan
Marka jalan
Baik
Baik
Rambu jalan
Tidak ada
Ada,
warning light
berfungsi baik
Executive Summary
Penerangan jalan
Tidak ada
Ada, berfungsi baik
Lingkungan
Rumah penduduk,
pohon pinggir jalan
jarang
Daerah komersiil,
pohon ada tidak
mengganggu
Kendaraan yang
melintas
HV: LV: MC = 31%:
41% : 27%
HV: LV: MC = 31%:
35% : 26%
3.
Nagreg
Jalur transportasi Nagreg merupakan penghubung antara Bandung
dengan
kota-kota
di
Priangan
Timur,
seperti
Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Ruas jalan Nagreg melalui kontur
pegunungan dengan tanjakan dan turunan. Terdapat 2 titik lokasi
kecelakaan yaitu: Jl. Raya Nagreg, Kp. Ganjar sabar. DS. Citaman
(15 kecelakaan) dan Jl. Raya Rancaekek, Kp. Warungcina, Linggar,
Kec, RC.Engkek (10 kecelakaan).
Analisis statistika menunjukkan bahwa titik satu berpotensi menjadi
titik rawan kecelakaan (black spot). Adapun kondisi geometrik di
Jalan Raya Nagreg KM 36-37 (titik 1) adalah: jalan 4 lajur 2 arah
tidak terbagi, perkerasan merupakan Fleksibel pavement, lebar lajur
3meter, bahu jalan 1 meter dan, diperkeras, sejajar dengan badan
jalan, kondisi cat marka as jalan baik, marka tengah dan marka tepi
tidak jelas, tidak ditemukan rambu lalu-lintas, tidak adanya
penerangan pada jalan (lampu jalan rusak), dan ada tanjakan/turunan
pada ujung jalan.
Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85%
kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±35 km/jam, kendaraan
Executive Summary
ringan (LV) memiliki kecepatan ±35 km/jam, dan untuk sepeda
motor sebesar ±40 km/jam.Karena kecepatan pada daerah ini sudah
memiliki kecepatan yang relatif kecil maka tidak dibutuhkan rambu
kecepatan. Komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini
didominasi oleh kendaraan ringan (HV: LV: MC= 29%: 31%: 27%).
Diagram kecelakaan untuk lokasi tersebut dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
4.
Indramayu
Titik keramaian di Indramayu berada di kecamatan Jatibarang yang
memiliki pasar dengan akses ke Jalur Pantai Utara Jawa. Lokasi
Kecelakaan di Jalan Nasional-Provinsi Kabupaten Indramayu
terdapat 8 titik lokasi, yaitu: Kandanghaur (Desa Eretan Kulon) KM
79-80 (8 kecelakaan), Lohbener (Desa Larangan) KM 59-60 (7
kecelakaan), Widasari (Desa Bangkaloa) KM 48-49 (4 kecelakaan),
Desa Patrol KM 94-95 (6 kecelakaan), Jatibarang (Desa Plangsari)
(8 kecelakaan), Losarang (Desa Jumbleng) KM 69-70 (5
kecelakaan), Sukra (Desa Sumuradem Timur) KM 99-100 (4
kecelakaan), dan Sukagumiwang (Desa Tulungagung) KM 39-40 (3
kecelakaan)
Analisis statistika berdasarkan data selama lima tahun menunjukkan
bahwa terdapat satu titik black spot yakni di titik 1: Kandanghaur
(Desa Eretan Kulon) KM 79-80 (8 kecelakaan) dan 4 titik
berpotensi sebagai blackspot. Berikut adalah diagram distribusi
normal.
Executive Summary
Kondisi geometrik di Jalan Raya Pantura Eretan ini berupa: jalan 4
lajur 2 arah tidak terbagi, perkerasan merupakan
flexibel pavement
(arah barat) dan
rigid pavement
(arah timur),
lebar lajur 3,5 meter,
bahu jalan 2,5 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan,
kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas, tidak ditemukan
rambu lalu-lintas, kondisi permukaan perkerasan
rigid mengalami
keretakan. Terdapat Bukaan (U-Turn) yang tidak memiliki rambu
serta tidak terlindung dan komposisi kendaraan bermotor yang
melewati terdiri dari: HV: LV: MC = 25%: 29%: 32%.
5.
Semarang
Semarang merupakan jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa yang
menghubungkan kota di Jawa Barat dan Jakarta dengan
kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terdapat tiga titik rawan
kecelakaan yang dapat diidentifikasi. Titik-titik tersebut adalah
Kaligawe (Jalan raya Semarang – Surabaya Km 4,5), Jalan
Semarang-Kendal, dan Simpang Siliwangi.
Kondisi geometrik di Jalan Raya Semarang-Surabaya Km 4,5 ini
berupa: jalan 4 lajur 2 arah terbagi dengan median, lingkungan
sekitar merupakan daerah komersil (pabrik dan perguruan tinggi),
lebar untuk 2 arah sebesar 8 meter, bahu jalan 1 meter, diperkeras,
terdapat perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan,
kondisi permukaan perkerasan bagus, kondisi marka tengah dan
marka tepi masih bagus. Komposisi kendaraan yang melintas di ruas
ini didominasi oleh kendaraan berat.
Executive Summary
Kondisi geometrik di Simpang Siliwangi adalah: jalan 2 lajur 2 arah
terbagi, jalan relatif lurus dan datar, lebar untuk 2 arah sebesar 7
meter, hahu jalan 0,5 – 1 meter, tidak diperkeras, lahan di sekitarnya
berupa perdagangan (semi urban), terdapat hambatan samping
berupa parkir dan kendaraan keluar masuk jalan akses, terdapat
simpang dengan jalan akses, kondisi permukaan perkerasan relatif
baik dengan beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,
kondisi median,marka tengah baik, tidak ada marka tepi, terdapat
persimpangan dengan rambu-rambu lalu lintas
6.
Surabaya
Surabaya merupakan pusat transportasi-transportasi darat di bagian
timur Pulau Jawa, yakni pertemuan dari sejumlah jalan raya yang
menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lainnya. Terdapat 3
lokasi
black spot di Jalan Nasional Surabaya yaitu Ruas Kalianak
(prioritas penanganan pertama), Ruas Gereges, dan Simpang Duduk
Sampeyan (potential black spot).
Kondisi geometrik di Jalan Raya Surabaya Gresik (Ruas Kalianak)
adalah: jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi dan 2 lajur 2 arah tidak
terbagi pada penyempitan, perkerasan merupakan
Flexibel
pavement, lebar lajur 3,5 meter, bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak
diperkeras, sejajar dengan badan jalan, kondisi cat marka tengah dan
marka tepi tidak jelas, tidak ditemukan rambu lalu-lintas, terdapat
penyempitan jalan dan petigaan yang berdekatan (akses masuk
SPBU). Kondisi geometrik di Simpang Duduk Sampean adalah:
jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, perkerasan merupakan
Flexible
Executive Summary
pavement, lebar lajur 3,5 meter, bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak
diperkeras, sejajar dengan badan jalan, kondisi cat marka tengah dan
marka tepi tidak jelas, tidak ditemukan rambu lalu-lintas, terdapat
perempatan dengan volume lalu lintas tinggi. Berikut adalah
diagram kecelakaan untuk titik Jalan Kali Anak dan Simpang Duduk
Sampeyan.
C.
ANALISIS BLACKSPOT DAN USULAN PENANGANAN
1.
Ngawi
a)
Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 (Widodaren)
Kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan
dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak
depan-depan, kondisi permukaan jalan yang kering, kondisi cuaca
normal, dan kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan
pejalan kaki.
Executive Summary
Tabel 3.
Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko
di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan-depan. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan.
b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. a. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. 2 Kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan keluar dari badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b.Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau
pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor. 3 Tidak adanya penerangan jalan. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
Pemasangan lampu penerangan jalan.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang permukaan perkerasan jalan bergelombang peringatan mengenai kondisi permukaan jalan. perbaikan kerataan jalan (IRI). perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan. 5 Adanya tikungan dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan sebelum memasuki tikungan. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. a. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Pemasangan dynamic curve warning system. 6 Adanya korban pejalan kaki a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki. a. Pembuatan median. a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.Executive Summary
b)
Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 (Padas)
Tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe
tabrak depan-depan, depan-samping, samping-samping, dan
kecelakaan beruntun. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi
cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.
Tabel 4.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan, depan-samping, samping-samping, dan beruntun. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). d. Pengecatan marka
di simpang (marka stop untuk jalan minor). e. Pengendalian parkir di area sekitar simpang sehingga meningkatkan jarak pandang di simpang. a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan.
b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. g. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. h. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pemasangan lampu APILL. 2 Kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan keluar dari badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat.
a.Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b.Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh
a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau
pengerasan bahu
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur
khusus sepeda motor.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang pada as jalan). c.Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. 3 Tidak adanya penerangan jalan. c. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. d. Pembuatan markayang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot. Pemasangan lampu penerangan jalan. 4 Kondisi permukaan perkerasan jalan bergelombang Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan. Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI). Melakukan perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan. 5 Adanya simpang
dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum memasuki tikungan/simpang. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka
di simpang (marka stop untuk jalan minor). g. Pengendalian parkir di area sekitar simpang. a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. c. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri. 6 Adanya korban pejalan kaki a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang
a. Pembuatan median.
a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki. (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.c)
Mantingan
Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat
prioritas penanganan adalah tipe tabrak samping,
depan-depan, dan samping-samping. Kondisi permukaan jalan pada
saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk
pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan
yang kering, kondisi cuaca normal, moda kendaraan yang perlu
mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah
tipe tabrak moda sepeda motor.
Executive Summary
Tabel 5.
Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko di
Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak samping, depan-samping, dan samping-samping. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan.
b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. a. Re-alinyemen horizontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. 2 Kecelakaan yang
mengakibatkan kendaraan keluar dari badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat.
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b.Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau
pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor. 3 Tidak adanya penerangan jalan. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
Pemasangan lampu penerangan jalan.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang permukaan perkerasan jalan bergelombang peringatan mengenai kondisi permukaan jalan. perbaikan kerataan jalan (IRI). perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan. 5 Adanya tikungan dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan sebelum memasuki tikungan. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. a. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertical dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Pemasangan dynamic curve warning system. 6 Adanya korban pejalan kaki a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.Pembuatan median. a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
Executive Summary
2.
Purwokerto
a)
Jalan Raya Buntu–Kemranjen
Tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe
tabrak depan-belakang. Jenis kendaraan yang perlu mendapat
analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah mobil dan
sepeda motor.
Tabel 6.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan Raya Buntu–Kemranjen
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan-belakang. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median. d. Pelebaran jalur. e. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. f. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. g. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri. 2 Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b.Pembuatan marka yang sesuai standar (marka a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjangdua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d.Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. motor. 3 Tidak adanya penerangan jalan. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot. Pemasangan lampu penerangan jalan. 4 Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum memasuki tikungan/simpang. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka
di simpang (marka stop untuk jalan minor). g. Pengendalian akses di area sekitar a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. c. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang simpang. 5 Adanya korban pejalan kaki a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.Pembuatan median. a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
b)
Jalan Raya Sumpiuh
Tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe
tabrak
depan-belakang
sedangkan
tingkat
kepentingan
penanganan berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka
kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang perlu
diprioritaskan dalam penanganannya.
Executive Summary
Tabel 7.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan Raya Sumpiuh
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan-belakang. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median. d. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. e. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. f. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). c. Pembuatan jalur khusus sepeda motor. d. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri. 2 Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b.Pembuatan marka
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d.Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Pengerasan bahu jalan. c. Pembuatan median. a. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 3 Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum memasuki tikungan/simpang. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan markadi simpang (marka stop untuk jalan minor). g. Pengendalian parkir di sekitar simpang. h. Pengendalian akses di area sekitar simpang. a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. c. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri. 5 Adanya korban pejalan kaki a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.
Pembuatan median. a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). 6 Adanya roadside hazard (saluran drainasi terbuka, tugu, kendaraan parkir) Menghilangkan roadside hazard (memindahkan tugu, menutup saluran drainasi)
Executive Summary
3.
Jalan Raya Nagreg KM 36-37
Kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan
dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak
depan-belakang, kondisi permukaan jalan pada saat terjadi kecelakaan
yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan
adalah kondisi permukaan jalan yang kering, sedangkan kondisi
cuaca pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis
untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi cuaca normal,
dan tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan
yang terlibat maka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan
truk yang perlu diprioritaskan dalam penanganannya.
Tabel 8.
Usulan penanganan berdasarkan analisis resiko di Jalan
Raya Nagreg KM 36-37
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan-belakang. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan markayang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan
continuous shoulder rumble strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median. d. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. e. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. a. Pembuatan jalur khusus sepeda motor. b. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri. 2 Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. a.Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai
a. Pembuatan continuous shoulder rumble
Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang standar. b.Pembuatan markayang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c.Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d.Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor
strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan. b. Pembuatan median.
3 Adanya daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka di
simpang (marka stop untuk jalan minor).
a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
4 Penerangan jalan yang kurang
Pengecatan marka yang bersifat reflektif
a.Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b.Pembuatan
continuous shoulder rumble
strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan. c.Pemasangan median
Pemasangan lampu penerangan jalan.
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjangdenga reflector post. 5 Tanjakan yang terlalu panjang terutama bagi kendaraan berat Pemasangan rambu peringatan dan informasi tanjakan. Pembuatan lajur pendakian Re-alinyemen vertikal
4.
Indramayu
a.
Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80
Kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan
dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak
depan-samping, kondisi permuaan jalan kering, kondisi cuaca cerah,
kecelakaan yang melibatkan moda sepeda motor dan mobil.
Tabel 9.
Usulan penanganan berdasarkan uraian permasalahan di
Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan
Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
1 Tidak adanya marka tepi dan marka tengah sehingga menyebabkan pengemudi sepeda motor yang lebih rentan keluar dari jalur.
Melakukan pengecatan marka tepi dan marka tengah yang sesuai standar
a. Pembuatan continuous shoulder rumble
strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan..
a. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
2. Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
Pemasangan rambu batas kecepatan dan
pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan
kewaspadaaan. 3. Tidak adanya rambu
putar balik pada bukaan dan
perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pemasangan rambu putar balik dan pembuatan bukaan terlindung a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
Executive Summary
1)
Larangan, Lohbener KM 59-60
Kecelakaan
yang
berpotensi
besar
mengakibatkan
kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan
tabrak depan-samping dan samping-samping, kondisi
permukaan jalan kering, dan kondisi cuaca cerah, serta moda
kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan
usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor.
Tabel 10.
Usulan penanganan berdasarkan analisis resiko di
Jalan Raya Larangan, Lohbener KM 59-60
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
1 Tidak adanya marka tepi dan marka tengah sehingga menyebabkan pengemudi sepeda motor yang lebih rentan keluar dari jalur.
Melakukan pengecatan marka tepi dan marka tengah yang sesuai standar a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudi nal rumble strips pada bahu jalan. b. Pembuatan median. a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor. 2. Tidak adanya rambu
pembatasan kecepatan pada daerah rawan
Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. 3. Tidak adanya rambu
putar balik pada bukaan dan perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pemasangan rambu putar balik dan pembuatan bukaan terlindung a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
Executive Summary
2)
Jalan Widasari, Bangkaloa
Tipe kecelakaan dengan kategori cukup berbahaya untuk tipe
tabrakan samping-samping, samping, dan
depan-depan, pada kondisi kering, dan cuaca cerah, moda
kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan
usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor.
Tabel 11.
Usulan
penanganan
berdasarkan
uraian
permasalahan di Jalan Widasari, Bangkaloa
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang 1 Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depan, depan-samping, samping-samping, dan beruntun. a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). d. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). a. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. b. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). Pemasangan lampu APILL. 2. Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak
a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpan g sebelum memasuki tikungan/simpan a. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. b. Re-alinyemen simpang a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang
Executive Summary
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang memadai). g. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatanmarka di simpang (marka stop untuk jalan minor). (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). masuk ke jalan arteri.
5.
Semarang
a.
Jalan Raya Semarang - Surabaya KM 4,5 (Kaligawe)
Kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas
adalah tipe kecelakaan tabrak depan-depan, pada kondisi
permukaan jalan kering, cuaca cerah, dan moda kendaraan yang
perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan
adalah tipe tabrak moda sepeda motor.
Executive Summary
Tabel 12.
Usulan penanganan berdasarkan uraian permasalahan
di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5
No
Uraian
Permasalahan
Usulan
Penanganan
Teknis Jangka
Pendek
Usulan
Penanganan
Teknis Jangka
Menengah
Usulan
Penanganan
Teknis Jangka
Panjang
1.
Pengemudi tidak
berkonsentrasi,
termasuk karena
penumpang dan
penggunaan telpon
genggam
Pembuatan papan
pengumuman
daerah rawan
kecelakaan dan
hati hati untuk
meningkatkan
kewaspadaan
Pembuatan
Continuous
Shoulder
Rumble Strips
pada bahu jalan.
-
2.
Banyaknya
penyeberang jalan
dari jalur lambat ke
jalur cepat
Pembuatan
rambu-rambu lalu
lintas
Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.-
Pembuatan
fasilitas khusus
untuk pejalan
kaki
3
Kondisi permukaan
perkerasan banyak
yang bergelombang
Pemasangan
rambu peringatan
mengenai kondisi
permukaan jalan.
Melakukan
perbaikan
kerataan jalan
(IRI)
4
Tidak adanya
rambu-rambu untuk
pengendara dari
jalur lambat ke jalur
cepat atau untuk
memutar arah
Pemasangan
rambu-rambu
tanda hati-hati
atau batas
kecepatan
maksimumc
Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.-
b.
Jalan Siliwangi
Kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas
tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak samping-samping,
depan samping dan depan-depan. Kecelakaan sering terjadi pada
kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.
Executive Summary
Tabel 13
. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan Siliwangi
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
1 Marka tepi yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips - 2 Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan. - Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) 3 Kurang adanya rambu-rambu lalu-lintas Penambahan rambu-rambu lalu-lintas sesuai dengan
kondisi jalan Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang- Pembuatan fasilitas khusus untuk pejalan kaki
c.
Jalan Raya Semarang – Kendal (Depan Terminal Mangkang)
kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas
tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-belakang,
depan-samping dan kecelakaan beruntun. Kecelakaan yang
terjadi di daerah ini sering melibatkan sepeda motor. Kecelakaan
sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang
hari.
Executive Summary
Tabel 14.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan raya Semarang-Kendal
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
1 Marka tepi yang tidak ada
Pengecatan kembali marka tepi yang sesuai standar
Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips - 2 Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.- - Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) 3 Kurang adanya rambu-rambu lalu-lintas Penambahan rambu-rambu lalu-lintas sesuai dengan kondisi jalan Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang- Pembuatan fasilitas khusus untuk pejalan kaki
6.
Surabaya
a.
Jalan Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak)
Kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan
dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak
depan-samping, pada kondisi permukaan kering, dan cuaca cerah, serta
tipe tabrakan yang sering terjadi melibatkan sepeda motor.
Executive Summary
Tabel 15.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Jalan Raya Kalianak
No Permasalahan Uraian Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
1 Marka tepi dan tengah yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar
a. Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips b. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. c. Pembuatan median Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. 2 Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan median - Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. 3 Tidak adanya rambu penyempitan dan pertigaaan serta informasi adanya SPBU Pemasangan rambu penyempitan jalan dan pertigaan ganda dengan jarak 100 m dan 200 m dari pertigaan
- Penambahan
lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m (Pelebaran jalan untuk menghilangkan penyempitan) 4 Penerangan
malam hari yang kurang
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan
marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot. Pemasangan lampu jalan
b.
Simpang Duduk Sampeyan
Kecelakaan yang sering dan berpotensi besar mengakibatkan
kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan
Executive Summary
tabrak depan-samping, pada kondisi permukaan jalan kering,
dan cuaca cerah, serta kecelakaan yang melibatkan sepeda
motor.
Tabel 16.
Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan
kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan
No Uraian Permasalahan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang 1 Lajur yang relative sempit dengan marka tepi dan tengah yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips Pembuatan median Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. 2 Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. - Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.-
3 Tidak adanya rambu perempatan serta marka dan rambu stop pada lengan sekunder
Pemasangan rambu perempatan dengan jarak 200 m dari perempatan serta marka dan rambu stop pada lengan sekunder
- Pemasangan APILL
4 Penerangan malam hari yang kurang
- - Pemasangan lampu
jalan 5 Tidak ada fasilitas
untuk pejalan kaki
- Pembuatan fasilitas penyeberangan jalan
Pembuatan jalur pejalan kaki/
Berikut ini merupakan estimasi biaya dari contoh usulan
penanganan.
Executive Summary
Tabel 17
. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan
jangka pendek
Usulan Penanganan Teknis
Jangka Pendek
Perkiraan Biaya
Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai
standar
Rp. 30.000 / meter
Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan,
pengarah (
chevron
)
Rp.600.000/rambu
Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah.
Rp. 30.000 / meter
Rp.600.000/rambu
Tabel 18.
Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka
menengah
Usulan Penanganan Teknis
Jangka Menengah
Perkiraan Biaya
Pembuatan
continuous shoulder rumble strips
pada bahu
jalan dan pada
centerline rumble strips
jalan.
Rp.11.600.000/km
Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun
tanah
Rp. 200.000/m
3Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah
blackspot
Rp. 315.000/buah
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Rp. 3.000.000/km
Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan
memperkeras daerah bahu
Rp.500.0000/m
3Re-alinyemen simpang
Rp. 3.000.000 / m3
Pemasangan
reflector post
pada seluruh daerah blackspot
Rp. 315.000/buah
Pembuatan pulau lalu lintas.
Rp. 200.000/m
3Pembuatan fasilitas penyeberangan pejalan kaki
Rp. 20.0000.000/set
Pembuatan median jalan
Rp. 4.000.000/m3
Tabel 19.
Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka
panjang
Usulan Penanganan Teknis
Jangka Panjang
Perkiraan Biaya
Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m.
Rp. 5.000.000/m
3Pemasangan lampu penerangan jalan
Rp. 10.000.000/buah
Re-alinyemen horisontal/vertikal
Rp. 5.000.000/m
3Pemasangan
dynamic curve warning system
Rp. 200.000.000/sistem
Pemasangan APILL
Rp. 200.000.000/sistem
Pembuatan lajur khusus sepeda motor
Rp. 5.000.000/m
3Pembuatan jalur pejalan kaki
Rp. 5.000.000/m
3Executive Summary
D.
BENCHMARKING
PENURUNAN
ANGKA
DAN
RESIKO
KECELAKAAN
a.
Manajemen Informasi Cuaca (Road Weather Management)
Kondisi cuaca dapat mempengaruhi keselamatan jalan melalui
peningkatan risiko kecelakaan, serta bahaya-bahaya lain yang
berkaitan dengan cuaca. Peningkatan dampak buruk dari cuaca
dapat dilakukan dengan mengurangi volume lalu lintas dan
kecepatan yang lewat di ruas jalan, meningkatkan variasi
kecepatan, yaitu ukuran keseragaman kecepatan, dan penurunan
kapasitas jalan, yaitu tingkat maksimum di mana kendaraan dapat
melakukan perjalanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi
cuaca selain akan menurunkan produktivitas perjalanan, juga akan
meningkatkan biaya operasi dan biaya pemeliharaan jalan.
Di beberapa negara maju, untuk menekan dampak negatif terhadap
cuaca, khususnya yang terkait dengan peningkatan keselamatan
pengguna jalan, dilakukan suatu manajemen informasi cuaca (road
weather management) sedemikian sehingga apabila terjadi cuaca
yang cukup ekstrim (misalnya hujan yang sangat lebat, angin
puting beliung, dan lain-lain), maka dampak cuaca tersebut
terhadap kecelakaan bisa diminimalisir.
b.
Sistem Komunikasi Antar Kendaraan (Vehicle-to-Vehicle
Communications for Safety)
Sistem Komunikasi antar kendaraan bermotor, merupakan sebuah
teknologi di mana antarkendaraan akan saling berkomunikasi,
Executive Summary
menyediakan informasi antar satu sama lain seperti peringatan
keamanan dan informasi lalu lintas. Sebagai pendekatan kooperatif
, sistem komunikasi kendaraan dapat lebih efektif untuk
menghindari kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Secara singkat, prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan
menggangap dua node yaitu (1) kendaraan (2) stasiun yang
diletakkan di pinggir jalan, yang dihubungkan dengan perangkat
Dedicated Short Range Communications (DSRC), yang kemudian
saling berkomunikasi untuk mencapai sebuah tujuan keselamatan
dan produktivitas melalui sebbuah sistem yang mengintegrasikan
komunikasi antara kendaraan dan stasiun tersebut (fixed node).
c.
Vehicle Infrastructure Integration (VIM)
Vehicle infrastucture Integration
(VIM)
merupakan aplikasi
serangkaian teknologi yang secara langsung menghubungkan
kendaraan dengan jalan dan lingkungannya. Prinsip kerja utama
dari VIM ini adalah untuk menyediakan
link komunikasi antara
kendaraan dan infrastruktur pinggir jalan (melalui
Roadside
Equipment) dengan suatu
link khusus, di mana sistemnya hampir
sama dengan sistem Komunikasi antarkendaraan. Beberapa contoh
aplikasi VIM yang saat ini banyak digunakan antara lain
peringatan terhadap pengemudi tentang kondisi tidak aman atau
tabrakan; peringatan terhadap pengemudi jika kecepatannya terlalu
tinggi; informasi kepada pengemudi mengenai kemacetan, kondisi
cuaca yang
real-time dan insidentil; informasi kepada pengemudi
tentang kapasitas jalan terkait dengan
real time management,
Executive Summary
sampai pemberian saran untuk ruas-ruas jalan yang harus dilewati
pengendara
d.
Point to point Speed Enforcement (P2SE)
Point-to-Point Speed Enforcement bekerja dengan mengukur
jumlah waktu yang dibutuhkan kendaraan berat untuk berkendara
antara dua titik dan kemudian menghitung rata-rata kecepatan
kendaraan. Jika kecepatan rata-rata kendaraan adalah lebih tinggi
dari batas kecepatan untuk panjang jalan tertentu, maka si
pengendara akan diberi pesan untuk mengurangi kecepatannya.
Semua panjang penegakan
Point-to-Point
Speed Enforcement
disertifikasi untuk memastikan keakuratan perhitungan kecepatan
rata. Jarak yang digunakan ketika menghitung kecepatan
rata-rata kendaraan di seluruh panjang jalan penegakan
Point-to-Point
Speed Enforcement akan menjadi jarak praktis yang terpendek
yang menjamin bahwa tidak ada kemungkinan bahwa kecepatan
pengemudi dapat melebihi kecepatan yang sudah ditentukan.
Penegakan
Point-to-Point
Speed Enforcement digunakan pada
daerah dengan kecepatan tinggi yang tidak ditopang oleh
kelayakan alinyemen vertikal dan horisontal. Dampak penegakan
Point-to-Point
Speed Enforcement
di
luar
negeri
telah
menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan sebesar 50 persen
pada kecelakaan fatal dan serius.
Point-to-Point
Speed Enforcement hanya menargetkan untuk
Executive Summary
kecelakaan akibat kecepatannya yang tinggi, maka korban
kecelakaan kemungkinan besar adalah fatal atau meninggal dunia.
Dari beberapa contoh penerapan teknologi untuk mengurangi
angka kecelakaan dan tingkat resiko kecelakaan di atas, Tabel 20
mencoba merangkum teknologi-teknologi di negara maju yang
dapat diaplikasikan di wilayah studi sepanjang jalur pantai utara
dan jalur pantai selatan.
Tabel 20. Benchmarking
Penerapan ITS di Negara Maju untuk
Kasus Jalur Pantai Utara dan Jalur Pantai Selatan Guna
Penurunan Angka dan Resiko Kecelakaan
Lokasi RWM V2C VIM P2SE
Jalur Lintas Utara Kabupaten Indramayu
Loh Bener - v v -
Kadangheur - v v v
Widasari - v v -
Kota Semarang Kaligawe v v v v
Jl. Semarang-Kendal - v v v Simpang Siliwangi - v v v
Kota Surabaya Kalianak - v v v
Simpang Duduk Sampeyan
- v v v
Jalur Lintas Selatan
Ngawi Widodaren - v v Mantingan - - v - Simpang Padas - v v v Purwokerto Kemrajen - v v v Sumpiuh - v v v Nagreg Nagreg KM 36-37 - - v v