• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AKUNTABILITAS, TINGKAT PENDIDIKAN, PENDIDIKAN

BERKELANJUTAN DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA

TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

(Studi Empiris: Inspektorat Kabupaten Buleleng)

1

I Gede Arya Satya Prattama,

1

Ni Kadek Sinarwati,

2

Anantawikrama Tungga Atmaja

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail:

prattama7@gmail.com,

kadeksinar20@gmail.com, anantawikrama_t_atmadja@yahoo.com

Abstrak

Pengelolaan keuangan harus diawasi baik secara internal maupun eksternal. Inspektorat Kabupaten Buleleng adalah lembaga pengawas yang berada di lingkup pemerintah Kabupaten Buleleng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausatif yang berguna untuk menganalisis hubungan variabel dengan variabel lainnya. Populasi penelitian 48 orang staf pemeriksa Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik sampel yang digunakan adalah sensus. Variabel independen penelitian ini adalah akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi pemeriksa dan variabel dependen adalah kualitas hasil pemeriksaan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dengan menyebar kuesioner kepada seluruh staf pemeriksa Inspektorat Kabupaten Buleleng. Metode analisis penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan software Statical Product and Service Solution (SPSS) 19.00. Pengujian hipotesis menggunakan dua uji, yaitu: Uji F dan Uji t.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Namun, tingkat pendidikan dan pendidikan berkelanjutan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa independensi pemeriksa memiliki pengaruh yang paling dominan dalam kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Independensi Pemeriksa, Kualitas Hasil Pemeriksaan, Pendidikan Berkelanjutan, Tingkat Pendidikan.

(2)

Abstract

Financial management must be controlled both internally and externally. Inspektorat Kabupaten Buleleng is a controlling department in the scope of Buleleng government. The purpose of this study was to determine the influence of the accountability, level of education, continuing education and independence of auditor on the quality of inspection result at Inspektorat Kabupaten Buleleng.

The type of the study was a causative research useful for analyzing the relationship of the variables with other variables. The study population was 48 auditors of Inspektorat Kabupaten Buleleng. Sampling technique used is the census. Independent variables of this study were the accountability, level of education, continuing education, independence of auditor and dependent variable was the quality of inspection result. The data used is primary data obtained directly by distributing questionnaires for all auditors of Inspektorat Kabupaten Buleleng. The analytical method of the study was multiple linear regressions using software Statical Product and Service Solution (SPSS) 19.00. Hypothesis analysis used 2 tests, namely: F-test and t-test.

The result of this study states that the accountability, level of education, continuing education, and independence of auditor simultaneously have a significant effect on the quality of the inspection result at Inspektorat Kabupaten Buleleng. However, the level of education and continuing education partially no significant effect on the quality of inspection result. This study also shows that the independence of auditors is most dominant on the quality of inspection result at Inspektorat Kabupeten Buleleng.

Keywords: Accountability, Continuing Education, Independence of Auditor, Level of Education, Quality of Inspection Result

PENDAHULUAN

Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan peluang kepada seluruh daerah di Indonesia untuk mengelola potensi daerahnya masing-masing. Pengelolaan potensi daerah ini mencakup seluruh aspek baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia maupun pengelolaan keuangan yang ada di daerah. Penerapan Undang-Undang ini dimaksudkan agar pengelolaan bisa dilakukan secara efektif dan efesien, karena hanya daerah yang mengetahui potensi daerahnya sendiri.

Pemerintah daerah sebagai pemegang mandat otonomi daerah memiliki wewenang dalam pengelolaan sumber daya dan keuangan yang ada. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat membuat kebijakan dan aturan untuk mendukung pengelolaan tersebut.

Namun penerapan Undang-Undang tentang pemerintah daerah memiliki dampak negatif. Ini dikarenakan pemberian ruang dan wewenang yang terlalu luas bagi pemerintah daerah yang dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Hal ini terlihat

dari banyaknya tindak pidana yang terjadi dalam pengelolaan keuangan seperti: korupsi, dan menyeret para petinggi pemerintah daerah. Ini sangat memprihatinkan, otonomi daerah yang dimaksudkan bisa membangun daerah lebih baik tetapi bisa disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, proses pengelolaan keuangan daerah ini perlu diawasi secara internal maupun eksternal.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2005, pengawasan terhadap urusan pemerintah di daerah dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan wewenangnya. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah terdiri dari Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota.

Inspektorat Kabupaten Buleleng adalah inspektorat yang berada di lingkup pemerintah Kabupaten Buleleng. Kedudukan inspektorat ini sejajar dengan badan atau dinas yang lainnya. Dalam Peraturan Bupati Nomor 39 tahun 2008,

(3)

tugas pokok Inspektorat Kabupaten Buleleng adalah melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang meliputi bidang pembangunan, kemasyarakatan, pemerintahan dan pembinaan serta pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Adapun fungsi Inspektorat Kabupaten Buleleng adalah:

Pertama, perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan fasilitas pengawasan, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati. Kedua, perencanaan program pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah, pemerintahan desa/kelurahan serta tugas pemerintah kabupaten meliputi bidang pemerintahan, sosial politik, perekonomian, kesejahteraan sosial, aparatur, pendapatan daerah, kekayaan daerah dan perusahaan daerah. Ketiga, pemeriksaan, pengusutan atas laporan atau pengaduan terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan di bidang pemerintahan, sosial politik, perekonomian, kesejahteraan sosial, aparatur, pendapatan daerah, kekayaan daerah dan perusahaan daerah. Keempat, pelaksanaan pengujian dan penilaian tugas pengawasan atas laporan keuangan setiap unsur dan/atau instansi di lingkungan Pemerintah Daerah. Kelima,pengelolaan tata usaha Inspektorat

.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, staf Inspektorat Kabupaten Buleleng melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemerintahan Kabupaten Buleleng. Hasil dari pemeriksaan ini berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang berisi tentang temuan kecurangan dan penyimpangan serta saran kepada Kepala Daerah/Bupati Kabupaten Buleleng.

Hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Buleleng yang baik sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang ada. Semakin berkualitas sumber daya manusia di Inspektorat Kabupaten Buleleng, semakin berkualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan. Umumnya kualitas sumber daya manusia bisa dilihat dari tingkat pendidikan dan pendidikan

berkelanjutannya yang dimiliki oleh staf Inspektorat Kabupaten Buleleng. Tingkat pendidikan yang berbeda bisa mencerminkan kemampuan yang berbeda pula. Staf pemeriksa yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA akan memiliki kemampuan yang berbeda, jika dibandingkan dengan staf pemeriksa berlatar belakang sarjana dan pasca sarjana. Pendidikan berkelanjutan staf pemeriksa juga bisa mencerminkan kualitas sumber daya di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Semakin sering seorang pemeriksa mengikuti pelatihan/ seminar akan memberikan tambahan ilmu dalam pemeriksaan.

Selain sumber daya manusia, dalam sebuah proses pemeriksaan seorang pemeriksa juga harus bebas dari segala gangguan yang dapat mengganggu akuntabilitas dan independensinya. Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari dalam Sibero, 2010). Sedangkan independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga dapat diartikan sebagai kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan obyektif tidak memihak dalam memutuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002). Hal ini dimaksudkan agar proses pemeriksaan dilakukan tepat waktu, benar-benar murni dan tidak ada kepentingan lain yang dimasukkan ke dalam pemeriksaan tersebut.

Yohana Rotua Yosefin (2008) meneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaa di Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

(4)

Inspektorat Kabupaten Buleleng dipilih sebagai lokasi penelitian karena perlunya peningkatan kualitas hasil pemeriksaan di Kabupaten Buleleng, agar kasus tindak pidana korupsi dan kesalahan prosedur akuntansi bisa dideteksi sedini mungkin. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apakah tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan? 2) Apakah pendidikan berkelanjutan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan? 3) Apakah akuntabilitas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan? 4) Apakah independensi pemeriksa mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan? 5) Apakah tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, akuntabilitas, dan independensi pemeriksa mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan?

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kausatif yang berguna untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memberikan bukti empiris dan menganalisa akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan maupun parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Populasi penelitian ini adalah staf yang melaksanakan fungsi pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik sampling ini juga sering disebut sensus. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:85). Jadi, sampel penelitian ini adalah seluruh staf di Inspektorat Kabupaten Buleleng yang berjumlah 48 orang.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan

4 variabel independen dan 1 variabel dependen. Akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa sebagai variabel independen, sedangkan kualitas hasil pemeriksaan sebagai variabel dependen.

Pengukuran variabel-variabel menggunakan skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, serta persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93).

Pada penelitian ini instrumen diuji menggunakan 2 uji, yaitu uji validitas (validity test) dan uji reliabilitas (reliability test). Kemudian, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas.

Hipotesis penelitian ini diajukan untuk menemukan pengaruh akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Uji F (F-test) digunakan untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan, sedangkan secara parsial menggunakan uji t (t-test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 48 kuesioner yang disebar, sebanyak 38 kuesioner kembali dan 10 kuesioner lainnya tidak kembali karena saat penyebaran kuesioner responden sedang melakukan tugas dan tidak berada di tempat. Jadi penelitian ini menggunakan 38 buah kuesioner dalam pengolahan datanya.

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Uji validitas dihitung dengan membandingkan Corrected Item-Total Correlation setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel.

(5)

Jika angka korelasi lebih besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel) maka instrumen dikatakan valid.

Berikut adalah tabel hasil uji validitas:

Tabel 1.1. Hasil Uji Validitas

Variabel Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

Akuntabilitas 1 2 3 4 5 6 0.404 0.614 0.468 0.531 0.455 0.426 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tingkat Pendidikan 7 8 - - - - Valid Valid Pendidikan Berkelanjutan 9 10 11 12 0.566 0.601 0.474 0.343 0.329 0.329 0.329 0.329 Valid Valid Valid Valid Independensi Pemeriksa 13 14 15 16 17 0.347 0.565 0.622 0.699 0.588 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 Valid Valid Valid Valid Valid Kualitas Hasil Pemeriksaan 18 19 20 21 22 0.532 0.673 0.499 0.641 0.435 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 Valid Valid Valid Valid Valid Pada tabel 1.1, dapat dilihat bahwa

variabel akuntabilitas yang diukur dengan pernyataan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki

rhitung masing-masing sebesar 0.404,

0.614, 0.468, 0.531, 0.455 dan 0.426. Nilai rtabel variabel akuntabilitas adalah 0.339. Jadi, nilai rhitung > rtabel (0.404 > 0.339), (0.614 > 0.339), (0.468 > 0.339), (0.531 > 0.339), (0.455 > 0.339) dan (0,614 > 0,339), maka variabel akuntabilitas yang diukur dengan pernyataan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 dikatakan valid. Variabel-variabel lain yaitu : Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa dan Kualitas Hasil Pemeriksaan serta pernyataan pembentuknya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Berdasarkan hasil uji validitas penelitian ini, maka semua butir pernyataan untuk mengukur variabel-variabel pada penelitian ini dikatakan valid karena memiliki rhitung > rtabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Setelah uji validitas, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen adalah dengan membandingkan nilai Cronbach’s Alpha variabel.

Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach’s Alpha variabel > 0,60.

Adapun uji reliabilitas variabel penelitian ini disajikan pada tabel 1.2.

(6)

Tabel 1.2. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items 0.801 0.878 22

Pada tabel 1.2, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha kuesioner penelitian ini adalah 0,801. Nilai ini lebih besar dari 0,60 atau (0,801 > 0,60) sehingga instrumen penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang konstan.

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik. Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, maka data penelitian mempunyai distribusi yang normal. Berikut adalah tabel pengujian normalitas:

Tabel 1.3. Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai p

Akuntabilitas (X1) 0.244 Tingkat Pendidikan (X2) 0.140 Pendidikan Berkelanjutan (X3) 0.322 Independensi Pemeriksa (X4) 0.360 Kualitas Hasil Pemeriksaan (X5) 0.085 Berdasarkan hasil pengujian

Kolgomorov-Smirnov, menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan telah berdistribusi normal karena semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini juga didukung dengan gambar Q-Q plot pada gambar 2.1.

Gambar. 2.1 Uji Q-Q Plot

Pada gambar 2.1 terlihat bahwa semua data dalam penelitian ini yang menggambarkan variabel akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa mempunyai distribusi normal karena data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal.

Uji multikolinearitas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model regresi berganda.

Multikolinearitas menyebabkan fluktuasi yang besar hasil regresi, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala multikolinearitas.

Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10. Adapun pengujian multikolinearitas disajikan pada tabel 1.4.

(7)

Tabel 1.4. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance Variance Inflaction Factor (VIF)

Akuntabilitas (X1) 0.678 1.475

Tingkat Pendidikan (X2) 0.992 1.008

Pendidikan Berkelanjutan (X3) 0.548 1.825

Independensi Pemeriksa (X4) 0.550 1.820

Berdasarkan tabel 1.4., dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda penelitian ini tidak memiliki multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas ini menunjukkan nilai VIF (Variance Inflation Factor) variabel-variabel independen kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1.

Uji Heteroskedastisitas penelitian ini dilakukan dengan uji gambar. Hasil pengujian heteroskedastisitas bisa dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006).

Heteroskedastisitas bisa terjadi karena terdapat variansi dari residual yang tidak konsisten pada model regresi. Ini menyebabkan hasil regresi yang meragukan karena estimator yang digunakan tidak efesien.

Pengujian heteroskedasitas penelitian ini menyimpulkan bahwa model regresi berganda bebas dari gejala heteroskedasitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.2, penyebaran titik-titik pada yang tidak membentuk pola tertentu dan tersebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Hipotesis penelitian ini diajukan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara parsial dan simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan hasil pengolahan data statistik, diperoleh hasil summary sebagai berikut:

Tabel 1.5. Hasil Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .728a 0.53 0.473 1.528

Pada penelitian ini, nilai R square sebesar 0,728 menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas, tingkat pendidikan pendidikan berkelanjutan dan

independensi pemeriksa memiliki hubungan yang kuat terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

(8)

Pada tabel 1.5, nilai adjusted R square penelitian ini adalah 0,473. Nilai ini berarti bahwa variabel dependen (kualitas hasil pemeriksaan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan

independensi pemeriksa) sebesar 47,3 %, sedangkan (100% - 47,3% = 52,7%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

Berikut adalah tabel koefisien regresi yang disajikan pada tabel 1.6:

Tabel 1.6. Tabel Koefisien Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.424 3.86 0.887 0.381 Akuntabilitas 0.378 0.154 0.357 2.46 0.019 Tingkat Pendidikan -0.157 0.148 -0.127 -1.056 0.298 Pendidikan Berkelanjutan 0.034 0.224 0.025 0.153 0.879 Independensi Pemeriksa 0.431 0.159 0.436 2.706 0.011 Untuk menguji hipotesis-hipotesis

dalam penelitian ini dilakukan 2 (dua) pengujian yaitu Uji t (t-test) dan Uji F (F-test).

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel - variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Adapun hipotesis dalam uji t ini adalah sebagai berikut:

H0 : Akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Ha : Akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Dengan kriteria: H0 diterima jika thitung < ttabel untuk α = 5%, Ha diterima jika thitung > ttabel untuk α = 5%.

Pada tabel 1.6 menunjukkan nilai

thitung variabel akuntabilitas terhadap

kualitas hasil pemeriksaan adalah 2,460. Sedangkan nilai ttabel untuk tingkat signifikansi (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (38-5) adalah 2,034515. Nilai thitung > ttabel (2,460 > 2,034515) sehingga Ha diterima. Ini berarti

akuntabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sibero (2010) menyatakan bahwa akuntabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Nilai thitung variabel tingkat pendidikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah -1,056. Sedangkan nilai ttabel untuk tingkat signifikansi (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (38-5) adalah

2,034515. Nilai thitung < ttabel (-1,056 < 2,034515) sehingga H0 diterima.

Ini berarti tingkat pendidikan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosefin (2008) tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Nilai thitung variabel pendidikan berkelanjutan terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah 0,153. Sedangkan nilai ttabel untuk tingkat signifikansi (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (38-5) adalah 2,034515. Nilai thitung < ttabel (0,153 < 2,034515) sehingga H0 diterima. Ini berarti pendidikan berkelanjutan secara parsial tidak berpengaruh signifikan

(9)

terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yosefin (2008) menyatakan bahwa pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Nilai thitung variabel independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah 2,706. Sedangkan nilai ttabel untuk tingkat signifikansi (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (38-5) adalah 2,034515. Nilai thitung > ttabel (2,706 > 2,034515) sehingga Ha diterima. Ini berarti independensi pemeriksa secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yosefin (2008) dan Sibero (2010) menyatakan bahwa independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Berikut adalah uji statistik F yang disajikan pada tabel 1.7:

Tabel 1.7. Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 86.809 4 21.702 9.3 .000a Residual 77.007 33 2.334 Total 163.816 37

Pada tabel 1.7, Fhitung penelitian ini adalah 9,3 dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa koefisien regresi signifikan, karena nilai probabilitas < 0,05. Perbandingan nilai F juga menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (9,300 > 2,658867) sehingga Ha diterima.

Maka ditarik kesimpulan bahwa akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, nilai Standard Error of the Estimate (SEE) adalah 1,528. Nilai ini lebih kecil dari standar devisiasi variabel kualitas hasil pemeriksaan yaitu 2,104 atau (1,528 < 2,104). Ini berarti model regresi penelitian ini layak digunakan. Kemudian nilai adjusted R square adalah 0,473 yang berarti bahwa variabel dependen (kualitas hasil

pemeriksaan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa) sebesar 47,3 %, sedangkan (100 % - 47,3 % = 52,7%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diiuji dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas dan independensi pemeriksa memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan tingkat pendidikan dan pendidikan berkelanjutan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat

seseorang berusaha

mempertanggungjawabkan semua tindakan keputusan yang diambil kepada lingkungannya (Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari dalam Sibero, 2010). Variabel akuntabilitas (X1) penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil

(10)

pemeriksaan, artinya setiap kenaikan akuntabilitas akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riani (2008) dan Sibero (2010) yang menyatakan bahwa akuntabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Variabel tingkat pendidikan (X2) menunjukkan pengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, artinya setiap kenaikan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosefin (2008).

Variabel pendidikan berkelanjutan (X3) menunjukkan bahwa pendidikan berkelanjutan berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan artinya setiap kenaikan pendidikan berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Akan tetapi, tidak berpengaruh secara signifikan karena nilai

thitung < ttabel (0,153 < 2,034515).

Pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, ini dikarenakan tidak menyeluruhnya staf pemeriksa Inspektorat Kabupaten Buleleng yang mengikuti pelatihan/seminar secara berkala sehingga menyebabkan pendidikan berkelanjutan berpengaruh positif tetapi tidak secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, Inspektorat Kabupaten Buleleng perlu memberikan pelatihan/seminar kepada seluruh staf pemeriksa agar bisa meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Independensi berarti kejujuran diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan obyektif tidak memihak dalam memutuskan dan menyatakan pendapat (Mulyadi, 2002). Variabel independensi pemeriksa (X4) penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, artinya setiap kenaikan independensi pemeriksa akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yosefin (2008) dan Sibero (2010) yang menyatakan bahwa independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Pengujian hipotesis secara simultan dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini dapat dilihat dari pengujian nilai F yaitu Fhitung > Ftabel (9,300 > 2,658867) sehingga Ha diterima, berarti akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yosefin (2008) dan Sibero (2010). Yosefin (2008) menyatakan bahwa tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independesi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasda Kabupaten Dairi. Hasil penelitian Sibero (2010) menemukan bahwa akuntabilitas, kompetensi dan independensi pemeriksa memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kota Medan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, akuntabilitas, tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng. Kedua, secara parsial, akuntabilitas dan independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan tingkat pendidikan dan pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Ketiga, independensi pemeriksa adalah variabel berpengaruh paling dominan.

(11)

Adapun saran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Inspektorat Kabupaten Buleleng perlu memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan akuntansi, auditing, dan adminstrasi agar bisa meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. 2) Penelitian selanjutnya perlu memperbanyak sampel yang digunakan, seperti Inspektorat kabupaten lain agar penarikan kesimpulan bisa lebih baik. 3) Variabel lain yang kemukinan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan seperti pengalaman kerja, kecukupan waktu, obyektifitas, intergritas, pengetahuan audit, dan kecakapan profesional sebaiknya ditambahkan ke dalam model penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-2. Semarang: Universitas Diponegoro

Iskadar, Batubara. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris: Bawasko Kota Medan). Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi. 2002. Auditing. PT. Salemba: Jakarta.

Riani, Febri. 2008. Pengaruh Pengetahuan Audit, Akuntabilitas, dan Independensi terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor (Studi Empiris pada Auditor BPK-RI Perwakilan Wilayah Sumbar). Skripsi Universitas Negeri Padang.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Peraturan Bupati Nomor 39 tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Buleleng. Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Sibero, Bona Manuel Tarigan. 2010. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa (Studi Empiris: Inspektorat Kota Medan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujana, Edi. 2012. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Kabupaten (Studi Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Badung dan Buleleng). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika vol. 2 No. 1 Desember.

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Yosefin, Yohana Rotua. 2008. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksa (Studi Empiris: Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, Medan). Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 1.1. Hasil Uji Validitas
Tabel 1.2. Hasil Uji Reliabilitas  Cronbach's  Alpha  Cronbach's  Alpha Based on Standardized Items  N of  Items  0.801  0.878  22
Gambar 2.2 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 1.6. Tabel Koefisien Regresi

Referensi

Dokumen terkait

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I