• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Plumbing Kel. 2_ Tek. Sipil, s1 Rombel 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Plumbing Kel. 2_ Tek. Sipil, s1 Rombel 1"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING

M. HAMZAH FANSURI KURNIA DWI ANGGRAINI TIGO MINDIASTIWI

SAFRUDIN KHUZAENI N

UNIVERSITAS NEGERI

MAKALAH

UTILITAS BANGUNAN

PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING

Oleh:

M. HAMZAH FANSURI 5113412002

KURNIA DWI ANGGRAINI 5113412011

TIGO MINDIASTIWI 5113412012

SAFRUDIN KHUZAENI N 5113412026

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

(2)

PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING

untuk memenuhi salah satu persyaratan

M. HAMZAH FANSURI KURNIA DWI ANGGRAINI TIGO MINDIASTIWI

SAFRUDIN KHUZAENI N

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING MAKALAH

Diajukan kepada

Dosen Pengajar Utilitas Bangunan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan tugas Utilitas Bangunan

Oleh:

M. HAMZAH FANSURI 5113412002

KURNIA DWI ANGGRAINI 5113412011

TIGO MINDIASTIWI 5113412012

SAFRUDIN KHUZAENI N 5113412026

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, S1

SEMARANG 2014

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah “ Pekerjaan Pipa dan Sanitasi Plumbing” untuk tugas mata kuliah Utilitas Bangunan.

Kami menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Dosen Pengajar Mekanika Tanah 2 dan teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam pembuatan gagasan dalam makalah ini, besar harapan kami atas kesediaan Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk memberikan kritik, saran, koreksi atas banyaknya kekurangan yang kami perbuat.

Semarang, 6 Juli 2014

(4)

iv Daftar Isi

Halaman kulit muka ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv Bab 1 Pendahuluan 1 1. Latar belakang 1 2. Rumusan masalah 2 3. Tujuan 2 Bab 2 Pembahasan 3

1. System sanitasi atau Plumbing 3

a) Jenis peralatan plumbing 3

b) Syarat-syarat dan mutu bahan plumbing 3

c) Alat-alat pendukung plumbing 4

2. Air dalam plumbing 2

a) Sumber air 6

b) Kebutuhan air 6

3. System Instalasi Plumbing 11

a) Instalasi air bersih 11

1. Up feed distribution 11

2. Down feed distribution 12

3. Zone system 13

4. Up feed pumping 14

5. Penyimpanan air bersih 15

b) Instalasi air panas 16

1. Pemanas air dengan gas 17

2. Pemanas air dengan listrik 18

a. Pemanas air listrik pakai tangki 18 b. Pemanas air listrik tanpa tangki 19

(5)

v

3. Pemanas air energy surya 21

c) Instalasi air kotor 25

1. System pembuangan air bekas 25

2. System pembuangan air limbah 26

3. System pembuangan air hujan 27

6. Contoh perhitungan sanitasi atau plumbing 32

Bab 3 Kesimpulan 37

Daftar Pustaka 38

Lampiran Tanya Jawab 39

Daftar Gambar

Gambar 1. Alat-alat plumbing 5

Gambar 2. Siklus air 7

Gambar 3. Pompa air 7

Gambar 4. System up feed distribution 12

Gambar 5. System down feed distribution 13

Gambar 6. System zone 14

Gambar 7. System up feed pumping 15

Gambar 8. Tangki penyimpanan air bersih 16

Gambar 9. Pemanas air dengan gas 17

Gambar 10. Pemanas air listrik pakai tangki 19

Gambar 11. Pemanas air tanpa pakai tangki 20

Gambar 12. Pemanas air energi surya 21

Gambar 13. Pemanas air energi surya 23

Gambar 14. Pemanas air energi surya 24

(6)

vi

Gambar 16. System pembuang air hujan 31

Gambar 17. System pembuang air khusus 31

Gambar 18. System pembuang air limbah 32

Daftar Tabel

Tabel 1. Kesimpulan pemanas air dengan memakai tangki

dibandingkan tanpa tangki 20

Tabel 2. Ukuran pipa vertical atau tegak untuk

menampung air hujan dari atap 28

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka penghunian bangunan bertingkat banyak baik itu perkantoran, perhotelan, rumah sakit, flat, ataupun bangunan bertingkat banyak lainnya, penghuninya memerlukan pengadaan atau penyaluran air bersih dingin, panas ataupun air es untuk tata udara, dan pembuangan air kotor, air hujan serta pertangkapan sanitasi yang diperlukan.

Untuk pemahaman bertingkat banyak diperlukan pipa penyalur gas untuk dapur, dan proyek rumah sakit diperlukan pipa penyalur oksigen. Prasarana yang diperlukan adalah pipa dari besi cor atau pipa hitam, pipa putih atau pipa galvanis, pipa, PVC atau plastic bertuang, atau pipa baja tahan karat untuk peyaluran oksigen. Pekerjaan pipa disimpan (disembunyikan) dalam tabung pipa (pipe shaft) dalam inti bangunan (building core).

Dalam proyek perhotelan maupun rumah sakit mempunyai kamar mandi bertumpuk, sedangkan di lantai bawah adaruang-ruang penunjang seperti lobby, restoran atau ruang penunjang produktif maupun nonproduktif lainnya, maka pipa pembuang tegak (standpipe) ditampung oleh pipa penampung horizontal yang disembunyikan dalam ruang instalasi yang terletak antara blok kamar tidur dan ruang penunjang bertingkat rendah. Untuk menghemat pipa pembuang tegak, perlengkapan saniter diletakka bertolak belakang atau pada satu seri pipa pembuang mendatar.

(8)

2 B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?

2) Bagaimana dengan air yang digunakan untuk sistem plumbing? 3) Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan? 4) Bagaimana cara merencaakan sanitasi atau plumbing?

C. Tujuan

1) Mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing. 2) Menjelaskan mengenai instalasi air bersih, kotor, dan panas.

(9)

3 BAB II

PEMBAHASAN

1) Sistem Sanitasi atau Plumbing

Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluara air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pecemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

a) Jenis peralatan plumbing

Peralatan plumbing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperluka dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan. Perlatan tersebut terdiri dari:

1. Peralatan untuk penyediaan air bersih 2. Peralatan untuk peyediaan air panas

3. Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan

4. Peralatan-peralata lain yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan

b) Syarat-syarat dan mutu bahan plumbing

Dalam perencanaan pelaksanaan plumbing, harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan plumbing, yaitu:

1. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan 2. Tidak menimbulkan gangguan suara 3. Tidak menimbulka gaggua radiasi

4. Tidak merusak perlengkapa bangunan, dan 5. Instalasi harus kuat dan bersih

(10)

4 Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan yang baik, seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya. Instalasi plumbing harus mengguakan bahan-bahan yang mutu bahannya memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:

1. Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun 2. Permukaan harus halus dan tahan air

3. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/ meyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud

4. Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain 5. Mudah pemiliharaannya

6. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

c) Alat-alat pendukung plumbing

Dalam perencanaan plumbing, perlu diperhatikan bahan/ alat plumbing. Untuk bahannya dapat digunakan: pipa besi tuang (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas). Penggunaan pipa ini tergatung dari jenis bagunan dengan suatu tekenan tertentu sesuai besar dan tinggi bangunannya. Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter 1/2”nsampai dengan 2” untuk rumah tinggal, dan 1/2” sampai 6” untuk bangunan tinggi.

Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub, shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai.

(11)

5

Bath tub Kloset duduk

Kran air Urinoir

Wastafel Bidet

(12)

6 2) Air dalam Plumbing

Air yang merupaka kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus disediakan dalam alat plumbing. Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi air bersih (dingin/ panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan, dan air khusus).

Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu iar yang dapat diminum dan diguakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak megganggu kesehatan manusia dan peralatan-peralatan, diperlukan suatu syarat-syarat fisik, kimia, dan bakteriologis yang ditetukan oleh dinas kesehatan Negara. Syarat-syarat fisik air minum:

o Jerih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidk mempunyai rasa. o Mempunyai suhu rata-rata 10-20 derajat Celcius

o Memenuhi syarat kesehatan

a) Sumber Air

Air yag berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah. Biasanya terdapat pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air sungai. Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai air minum. Air sungai yang dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh Perusahaan Air Minum/PAM. Air dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur pompa utuk kebutuhan sendiri-sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil degan kedalaman tergantung dari tinggi permukaan air tanah, berkisar 5 sampai 15 meter. Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah:

1. Sumur pompa/ sumur galian = 5-15 m 2. Sumur pompa dengan mesin = 15-40 m

3. Sumur pompa dengan mesin/ semi deep well = 50-100 m 4. Sumur pompa dalam/ deep well = kedalaman 100 m lebih

(13)

7 Gambar 2. Siklus Air

(14)

8 b) Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam bagunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninyaataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya denga fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:

1. Keperluan-keperluan: untuk minum, memasak, mandi, buang air kecil dan buang air besar, mencuci, serta proses untuk industri.

2. Kebutuhan air yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur/ taman.

3. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler. 4. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi keguaan bangunan dan jumlah penghuinya. Untuk mendapatkan jumlah yang besardigunakan sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi. Besar kebutuhan air, khususnyauntuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata per orang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk manusia tersebut. Kebutuhan Air Bersih Bangunan

1. Flat/Rumah tinggal 150 liter/orang/hari 2. Sekolah 75 liter/orang/hari 3. Industri 100 liter/orang/hari 4. Institusi 400 liter/orang/hari 5. Rumah Sakit 500 liter/orang/hari 6. Hotel 3000 liter/kamar/hari 7. Penjara 50 liter/orang/hari 8. Binatu 40 liter/kg cucian

(15)

9 9. Tempat cuci mobil 200 liter/kali

Pedoman cepat untuk perancangan 1. Flat 2 m3/hari/100m2 2. Kantor 1 m3/hari/100m2 3. Rumah sakit 1,5 m3/hari/100m2 4. Hotel 3 m3/hari/100m2 5. Pertokoan 0,5 m3/hari/100m2

Kebutuhan perlengkapan saniter:

1. Closet 8 liter/ kali

2. Urinoir 30 liter/ kali 3. Badkulp 250 liter/ kali 4. Douche/ mandi pancuran 25 liter/ kali Kebutuhan air perlengkapan banguan

1. Airconditionig 0,2 m3/menit/ TR 2. Mesin uap 20 liter/ HP/ jam 3. Pengaman kebakaran 20 m3

(16)

10 Daya buang rata-rata perlengkapan saniter

1. Closet 120 liter/ menit

2. Badkuip/bak mandi 90 liter/ menit 3. Wastafel/ urinoir 60 liter/ menit 4. Kebutuhan closet 1 buah/ 40 orang

Data untuk menentukan diameter pipa penyalur(atas dasar kehilangan tekanan 0,2 m/m2)

Diameter debit liter/ menit

3/8’’ 5 ½’’ 12,5 ¾’’ 30 1’’ 65 1 ¼’’ 130 1 ½’’ 200 2’’ 425 3’’ 1500 4’’ 2000 Kran ½’’ 20 wastafel, badkuip ¾’’ 40

(17)

11

1’’ 70

1 ¼’’ 110

Pipa pembuangan air hujan (hujan 500 mm/ m2/ jam)

Pipa luas atap m2

2’’ 75 2 1’2’’ 150 3’’ 250 4’’ 500 5’’ 1000 6’’ 1500 8’’ 3000

3) Sistem Instalasi Plumbing

Instalasi plumbing pada suatu bangunan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a) Instalasi air bersih

Air bersih untuk memenuhi kebutuhan penghuni bangunan bisa berasal dari PAM atau sumur artetis. Sedangkan syarat air bersih yang dapat digunakan adalah tidan berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Adapun sistem-sistem air bersih pada bangunan bertigkat banyak adalah sebagai berikut:

1. Up feed distribution

Pada system ini, air langsung dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan. System ii hanya digunakan pada bangunan-bangunan yang tidak begitu tinggi (tidak lebih dari 5 lantai). Sedangkan utuk banguan berlatai banyak (lebih dari 6 lantai) system ini tidak memugkinkan, karena

(18)

12 dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk meaikkan ke lantai atas. Untuk menambahkan tekanan air di lantai atas, biasanya diadakan penambahan pompa.

Gambar 4. System up feed distribution

2. Down feed distribution

Pada system ini, air dipompakan ke atas dan ditampug dalam bak penampung (hose tank), baru kemudian disalurkan ke tempat-tempat yang memerlukan. Tanki penampung (hose tank) selai sebagai penampung air utuk keperluan sehari-hari, juga sebagai penyedia air untuk proteksi/ pemadama kebakaran (fire protection). Tanki peampung ini dibagi menjadi dua, bagian atas untuk kebutuhan sehari-hari (hose supply). Sedangkan bagian bawah dipersiapkan untuk cadangan pemadam kebakaran (fire reserve).

(19)

13 Maksud penyediaan suction tank adalah untuk mengatur penyedotan air. House tank dan suction tank terbuat dari plat besi, dibagi dua secara vertical dengan masing-masing memepunyai pipa dan control sendiri-sendri. Hal ini dimaksudkan agar selama direparasi tidak perlu mematikan seluruh system yang ada. Sedangkan untuk memenuhi air panas, direncanakan salura khusus yang membawa air dingin dari house tank ke boillers, kemudian dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan secara up feed system.

Gambar 5. System down feed distribution

3. Zone system

Untuk bangunan yang sangat tinggi (lebih dari 23 lantai) system down feed distribution ini mengalami kesulita karena tekanan air menjadi lebih besar dan pompa bekerja lebih berat. Pemecahannya yaitu dengan membagi system dalam beberapa zone, di mana setiap zone memiliki hose tank dan pompa sendiri. Demikian pula bila diperlukan boiler untuk pemanas air. Keuntungan meggunakan system zone ini adalah: house tank dapat dibuat

(20)

14 lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan setiao zone, pekerjaan pompa lebih ringan dan tekanan air akibat gaya grfitasi menjadi lebih kecil.

Gambar 6. System zone

4. Up feed pumping

Up feed pumping adalah penambahan tekanan pada system distribusi, system ini merupakan system paling baik untuk bangunan yang tidak terlalu tinggi. Pada system ini digunakan tiga pompayang dipakai dengan bentuk masing-masing berbeda.

(21)

15 Gambar 7. Up feed pumping

5. Penyimpanan air bersih

Untuk menyimpan air bersih dari pompa atau PAM, volume air disesuaika dengan keperluan penghuni seluruhnya, dihitung 8 per jam. Air bersih tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air

Ground reservoir

Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi memerlukan ruangan yang besar untuk ground reservoir. Oleh karena itu, perancang harus dapat memikirkan tempatnya. Begitu pula ruangan lai sebagai penunjang, seperti ruang pompa dan tempat-tempat pengurasannya. Untuk memenuhi persyaratan sebagai tempat penyimpanan air, diguakan bahan beton.

(22)

16 Tangki air di atap

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang diletakkan di atas bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang ringan/ bukan beton, seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai ukuran yang dikehendaki.

Gambar 8. Tangki penyimpanan air bersih b) Instalasi air panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. System air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit, dan bangunan-bangunan umum. Pada daerah-daerah yang beriklim atau berudara sejuk, air panas sangat diperlukan. Oleh karena itu, sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang

(23)

17 dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas).

Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-alat pemanas dengan system yang berbeda-beda. Alat pemanas yang sering digunakan adalah:

1. Pemanas air dengan gas: air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yag dipanaskan. Sistem Penyediaaan Air Panas Ke Pancuran Mandi Dengan Pemanas Air Gas pemanas air dari gas memerlukan tekanan minimum antara 0,25-0,7 kg/cm, sedangkan tekanan maksimum 3,0-4,0 kg/cm (yang diizinkan).

(24)

18 2. Pemanas air listrik

Pemanas air jenis ini menggunakan energi listrik untuk memanaskan airnya. Pemanas air energi listrik ini juga terbagi dua jenis, yang menggunakan tangki (storage) atau yang tidak menggunakan tangki (tankless).

a. Pemanas air listrik pakai tangki (Storage - Electric Water Heater) Pemanas air listrik jenis ini menggunakan tangki sebagai tempat menyimpan air panas sebelum digunakan. Ciri-cirinya berbentuk silinder horisontal atau vertikal dan karena ukurannya cukup besar dan makan tempat, biasanya dipasang di luar kamar mandi. Dan air di dalam tangki inilah yang dipanaskan sampai mencapai suhu yang dikehendaki. Komponen dan cara kerjanya terlihat seperti gambar sebelah. Komponen utama alat ini adalah elemen pemanas listrik yang terletak di bagian atas dan bawah tangki. Saat air dingin masuk ke tangki, elemen pemanasnya mulai bekerja memanaskan air dalam tangki sampai mencapai suhu yang dikehendaki. Dan ketika suhu air dalam tangki mulai turun, ke dua elemen pemanas ini bekerja kembali memanaskan air sampai mencapai suhu yang telah di setting. Dengan dimikian suhu air di dalam tangki selalu terjaga dan selalu tersedia setiap dibutuhkan.

Karenanya, pemanas air listrik pakai tangki ini pemakaian daya listriknya lebih boros. Daya listrik terus tersedot untuk menjaga kestabilan suhu air dalam tangki sekalipun tidak ada yang menggunakan air panas. Berikut contoh produknya merk Reliance dari Amazon dengan kapasitas 6 gallons.

(25)

19 Gambar 10. Pemanas air listrik pakai tangki

b. Pemanas air listrik tanpa tangki (Tankless - Electric Water Heater) Untuk jenis yang ke dua ini tidak memerlukan tangki. Jadi airnya tidak perlu ditampung dulu. Sama seperti pemanas air gas tanpa tanki, pemanas air listrik tanpa tangki ini baru bekerja memanaskan air saat kran air di buka. Air dari kran tidak langsung panas, perlu waktu beberapa saat untuk mendapatkan air panas yang diinginkan. Lama nunggunya tergantung dari besar kecilnya watt listrik alat tersebut. Semakin besar watt-nya semakin cepat air panas keluar dari krannya, begitu juga sebaliknya.

Cara kerja sama seperti pemanas air gas tanpa tangki. Saat kran di buka, aliran air terdeteksi oleh sensor aliran air (flow-switch) dan mengaktifkan elemen pemanas di dalam heating module dan memanaskan air sampai suhu yang diinginkan. Setelah mencapai suhu yang diinginkan atau kran di matikan (flow switch tidak mendeteksi adanya aliran air lagi), secara otomatis elemen pemanas pun mati. Jadi saat dibutuhkan saja alat

(26)

20 ini bekerja. Dengan demikian konsumsi listriknya lebih hemat, walaupun air panasnya tidak tersedia setiap saat. Harus nunggu dulu beberapa saat setelah alat bekerja.

Gambar 11. Pemanas air listrik tanpa tangki

Tabel 1. Kesimpulan Pemanas Air dengan Memakai Tangki dibandingkan tanpa Tangki:

Memakai Tangki Tanpa Tangki

Ukuran: Besar makan tempat Kecil, tidak makan tempat

Listrik: Boros, bekerja terus Lebih hemat, bekerja saat dubutuhkan Harga: Mahal >2 jt-an Lebih murah, < 1 jt-an

Ketersediaan air panas: selalu ada Mau air panas? nunggu dulu Cocok untuk keluarga besar Cocok untuk keluarga kecil

(27)

21 3. Pemanas air energi surya

System pemanas energy surya meggunakan tabung penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas atap bagunan untuk mendapatkan panas matahari. Air panas dipanaskan oleh matahari digunakan dalam banyak cara. Sementara mungkin paling dikenal dalam lingkungan perumahan untuk menyediakan air panas domestik, air panas surya juga memiliki aplikasi industri, misalnya untuk menghasilkan listrik. Desain cocok untuk iklim panas dapat jauh lebih sederhana dan lebih murah, dan dapat dianggap sebagai teknologi yang tepat untuk tempat-tempat ini. Adapun kelemahan sistem pemanas air tenaga surya adalah masih memakai heating element.

(28)

22 Untuk memanaskan air menggunakan energi matahari, kolektor, sering diikat ke atap atau dinding menghadap matahari, memanaskan fluida kerja yang baik dipompa (sistem aktif) atau didorong oleh konveksi alami (sistem pasif/Thermosyphon) melalui itu. Kolektor dapat terbuat dari kotak kaca beratap sederhana terisolasi dengan penyerap surya datar terbuat dari lembaran logam, yang melekat pada pipa tembaga dan berwarna gelap, atau set tabung logam dikelilingi oleh silinder kaca dievakuasi (dekat vakum). Dalam kasus industri cermin parabola dapat berkonsentrasi sinar matahari pada tabung. Panas yang disimpan dalam tangki penyimpanan air panas. Volume tangki ini harus lebih besar dengan sistem pemanas surya untuk memungkinkan untuk cuaca buruk, dan karena suhu akhir yang optimal bagi kolektor surya lebih rendah dari perendaman khas atau pemanas pembakaran. Perpindahan panas cairan (HTF) untuk penyerap mungkin air panas dari tangki, tapi lebih sering (setidaknya dalam sistem aktif) adalah loop terpisah dari cairan yang mengandung anti-beku dan inhibitor korosi yang memberikan panas ke tangki melalui penukar panas (umumnya sebuah kumparan pipa tembaga dalam tangki). Konsep lain yang lebih rendah pemeliharaan adalah 'drain-kembali': tidak ada anti-freeze diperlukan, melainkan semua pipa yang miring menyebabkan air mengalir kembali ke tangki. Tangki tidak bertekanan dan terbuka untuk tekanan atmosfer. Begitu pompa menutup off, arus berbalik dan pipa kosong sebelum pembekuan dapat terjadi.

(29)

23 Gambar 13. Pemanas air energi surya

Perumahan instalasi panas matahari jatuh ke dalam dua kelompok: pasif (kadang disebut "kompak") dan aktif (kadang-kadang disebut "dipompa") sistem. Kedua biasanya meliputi sumber energi tambahan (elemen pemanas listrik atau koneksi ke gas atau bahan bakar minyak sistem pemanas sentral) yang diaktifkan bila air dalam tangki turun di bawah pengaturan suhu minimum seperti 55 ° C Oleh karena itu, air panas selalu tersedia. Kombinasi air surya pemanasan dan menggunakan panas back-up dari cerobong asap tungku kayu untuk memanaskan air dapat mengaktifkan sistem air panas untuk bekerja sepanjang tahun di iklim dingin, tanpa persyaratan tambahan panas dari sistem pemanas air surya yang bertemu dengan fosil bahan bakar atau listrik.

(30)

24 Gambar 14. Pemanas air energi surya

Ketika sebuah pemanas air tenaga surya dan air panas sistem pemanas sentral yang digunakan bersama, baik panas matahari akan terkonsentrasi dalam tangki pemanasan awal yang feed ke dalam tangki dipanaskan oleh pemanas sentral, atau penukar panas matahari akan menggantikan pemanasan yang lebih rendah unsur dan elemen atas akan tetap di tempat untuk memberikan untuk setiap pemanas surya yang tidak dapat menyediakan. Namun, kebutuhan primer untuk pemanasan sentral adalah

(31)

25 pada malam hari dan di musim dingin ketika matahari mendapatkan yang lebih rendah. Oleh karena itu, pemanas air surya untuk mencuci dan mandi sering merupakan aplikasi yang lebih baik daripada pemanasan pusat karena penawaran dan permintaan yang lebih baik yang cocok. Dalam iklim banyak, sistem air panas matahari dapat memberikan sampai 85% energi air panas domestik. Hal ini dapat mencakup domestik non-listrik berkonsentrasi sistem panas matahari. Di negara-negara Eropa utara, air panas gabungan dan sistem pemanas ruang (combisystems surya) digunakan untuk menyediakan 15 sampai 25% dari energi pemanas rumah.

c. Instalasi air kotor

Air buangan atau air kotor air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunannya.

1. Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacam-macam lain pengguaanya.

2. Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.

3. Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.

4. Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.

Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung pembuanannya supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan lingkungan. Selain itu pipa-pipa dibuang/ dipasang dalam ukuran yang besar mulai dari diameter 3” sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air kotor trsebut.

1. System pembuangan air bekas

Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakaian, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian

(32)

26 lainnya. Untuk pipa pembuangan dapat digunakan pipa PVC; untuk pipa-pipa vertical dan pembuangan horizontal digunakan pipa-pipa PVC atau pipa-pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 400 cm, maka system pemipaan pembuangan air bekas, baik vertical maupun horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/ dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertical, diusahaka hubungan meggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air balik. Untuk sambungan-sambungan horizontal, juga dapat digunakan sambungan-sambungan bersudut lebih dari 90 derajat atau menggunakan bak-bak control. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota praja.

2. System pembuangan air limbah

Air limbah adalah air bekas buangan yag bercampur kotoran. Air bekas/ air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarang/ dibuang ke seluruh lingkungan, tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.

System Pembuangan Air Limbah

Saluran air limbah di tanah/ di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-beloka tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang disebut septic tank. Bak penampungan air limbah tidak diperbolehka bercampur dengan air bekas buangan apalagi yang megandung sabun.

Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperluka septic tank dengan volume 1-1.5 m3 dengan dibuat perembesan. Untuk bngunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampung air limbah harus menggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut sebagai pengolah limbah (sewage treatment). Sewage Treatment Plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.

(33)

27 Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diaduk, diberi udara supaya bakteri-bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera memproses kotoran-kotoran/ limbah tersebut. Hasil pengolaha limbah diberi zat pembersih sehingga air bekas pengolahan limbah dapat dipompa keluar untuk dibuang melalui saluran-saluran kota atau mendinginkan alat pendingin (air condition).

Sewage treatment dapat diletakkan di luar gedung/ halaman atau dapat juga dibuat di bagian lantai yang paling bawah/ lebih rendah dari toilet yang rendah. Di dalam ruangan sewage tersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga diperlukan penerangan dan ventilasi (exhaust van). Air Limbah Khusus

Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti restoran-restoran besar, pabrik-pabrik/ industry kimia, bengkel, rumah sakit, da laboratorium. Air limbah khusus ini harus ditampunng di tempat tertentu, dengan treatment tersendiri , lalu dapat dibuag bersama-sama dengan air bekas biasa. Sebagai cotoh, restoran besar yang membuang air limbah khusus/air buangan yang mengandung lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/ menyatu dengan air bekas buangan. Oleh karena itu, perlu diadakan treatment terlebih dahulu. Alat ini disebut grease trap atau perangkap lemak.

3. System pembuangan air hujan

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Mengingat air yang jatuh tidak sama dialami oleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan kondisi banguna berada, maka untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa plumbing tersendiri yang dihitung dan diukur dari atap yang menerima air hujan tersebut.

(34)

28 Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut disalurkan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yag terpisah dengan pipa air bekas.

Untuk daerah-daerah tertentu yang penyerapan air tanahnya cukup baik, dibuat bak penampung air hujan, lalu diresapkan pada tanah gembur dengan dasar yang dibuat dari pasangan koral-koral dan ijuk. Peresapan air ini bertujuan supaya air hujan yang dating tidak terbuang percuma ke selokan lingkungan, tetapi meresap sehingga tanah tersebut mejadi daerah yang mengandung banyak air, yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan air di daerah tersebut. Air hujan yang jatuh pada atap bangunan tinggi, perlu diadakan peyelesaiaan yang baik sehingga tidak terjadi kebocoran dan tumpahan yag tidak teratur.

Pipa pembuangan/pipa vertical dipasang pada shaft untuk air hujan yang dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa plumbing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang menampung air hujan tersebut. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran pipa pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:

Diameter (inci) Luasan atap (m2) Volume (liter/menit)

3 s.d-180 255

4 385 547

5 698 990

6 1135 1610

8 2445 3470

(35)

29 Untuk mencari/ menghitung jumlah dan besar pipa tegak air hujan, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Luas atap = 1200 m2. Hujan rata-rata di Indonesia anatara 300-500 mm/m2/jam = 5-8 liter/menit. Curah hujan = 1200 m2 x 5 - 8 liter/ menit = 6000 – 9600 liter/ menit. Luas atap 1200 m2, dalam tabel paling efisien menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/- 1610 liter/ menit. Jika curah hujan 8000 liter/ menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8000 : 1610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang ke luar dalam waktu 1 (satu) menit.

Setelah mengetahu jumlah dan besar diameter tegak pipa air hujan, air hujan tersebut dapat dialirkan melalui saluran-saluran kota praja atau dapat dialirkan ke sumur-sumur beton yang ditanam ke dalam galian tanah yang di luarnya dipasang batu-batu koral/ batu karang dan ijuk, sebagai tempat penyerapan. Utuk memperlancar aliran penyerapan air hujan

(36)

30 Gambar 15. System Pembuangan Air Limbah

(37)

31 Gambar 16. System Pembuangan Air Hujan

(38)

32 Gambar 18. System Pembuangan Air Limbah

4) Contoh Perhitungan Sanitasi/ Plumbing

1. Suatu Bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan luas 1400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8 m2/oang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinual pada bangunan tersebut sesuai dengan Tabel Jumlah Peralatan untuk Plumbing No.6

Jumlah karyawan per lantai = 1400 m2 : (6-8) m2/orang = 200 orang, yang terdiri dari karyawan pria = 110 orang, dan karyawan wanita = 90 orang Sesuai dengan table tersebut, kebutuhan :

Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah Wastafel untuk karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah Urinial karyawan pria = kloset = 5 buah

(39)

33 Jumlsh kloset wastafel, dan urinial tersebut merupakan kebutuhan peralatan plumbing untuk setiap lantai.

2. Suatu Sekolah Menengah/Lanjutan diketahui jumlah guru, karyawan dan siswanya

Guru pria = 12 orang Guru wanita = 8 orang Karyawan pria = 6 orang Karyawan wanita = 3 orang Siswa terdiri dari:

Siswa laki-laki = 400 anak Siswa perempuan = 200 anak

Untuk menghitung kebutuhan kloset, wastafel, dan urinial dapat menggunakan Tabel Jumlah Peralatan untuk Plumbing no.3 dan 7

- Kebutuhan kloset guru dan karyawan pria = (12+6) orang : 8 = 2,5 ~ 3 buah

- Kebutuhan kloset guru dan karyawan wanita = (8+3) orang : 10 = 1 buah

- Kebutuhan wastafel pria = 18 orang : 12 = 1,5 ~ 2 buah

- Kebutuhan wastafel wanita = 11 orang : 12 = 1 buah

- Kebutuhan urinial pria = 18 orang : 8 = 2

buah

Kebutuhan kloset wastafel dan urinial untuk siswa (lihat Tabel 1.3 no 7) - Jumlah kloset siswa laki-laki = 400 siswa : 40 = buah - Jumlah kloset siswa perempuan = 200 siswa : 40 = 5 buah

(40)

34 - Jumlah wastafel siswa laki-laki = 400 siswa : 35 = 11

buah

- Jumlah wastafel siswa perempuan = 200 siswa : 35 = 6 buah - Jumlah urinial siswa laki-laki = 400 siswa :40 = 10

buah

Untuk bangunan sekolah tersebut kalu dibangun dalam jumlah 3 lantai maka kebutuhan peralatan kloset dibagi 3 dengan hasil pembulatan keatas.

Tabel 3. Jumlah Peralatan untuk Plumbing

No Tipe Bangunan Closet Urinal Wastafel 1 Gedung pertemuan, R. rapat, tempat ibadah Setiap 150 wanita sebanyak 1 bh, setiap 300 pria sebanyak 300 bh Setiap 300 pria sebanyak 1 bh Sejumlah sama dengan kloset 2 Auditorium, Convention Hall, Bioskop 1-100 orang perlu bh, 101-200 orang perlu 2 bh, 201-400 orang perlu 3 bh, diatas 400 orang setiap 500 pria perlu 1 bh, setiap 300 wanita 1-200 org perlu 1 bh, 201-400 org perlu 2 bh, 401-600 org perlu 3 bh, diatas 600 org setiap 300 pria perlu 1 bh 1-200 org perlu 1 bh, 201-400 org perlu 2 bh, 401-750 org perlu 3 bh, diatas 750 org setiap 500 org perlu 1 bh

(41)

35 perlu 1 bh 3 Asrama, Sekolahan, Kampus Setiap 8 wanita perlu 1 bh, setiap 10 pria perlu 1 bh Setiap 8 pria perlu 1 bh Setiap 12 org perlu 1 bh

4 Pabrik 1-10 org perlu 1 bh, 11-25 org perlu 2 bh, 26-50 org perlu 3 bh, 51-75 org perlu 4 bh, 76-100 org perlu 5 bh, diatas 100 orang setiap 30 pria/wanita perlu 1 bh 1-30 org perlu 1 bh, 31-80 org perlu 2 bh, 81-160 org perlu 3 bh, 161-240 org perlu 4 bh, diatas 250 org setiap 50 org perlu 1 bh Setiap 10 org perlu 1 bh, diatas 100 org setiap 15 org perlu 1 bh 5 Rumah sakit: - Perawat - Kamar Pasien -R. tunggu + karyawan Setiap 8 pasien perlu 1 bh, setiap kamar= 1 bh, sama dengan kebutuha bangunan umum Setiap 10 pasien perlu 1 bh, setiap kamar 1 bh 6 Bangunan umum (kantor dan sebagainya) 1-15 org perlu 1 bh, 16-35 org perlu 2 bh, 36-55 org perlu 3 Sama dengan jumlah toilet pria 1-15 org perlu bh, 16-5 org perlu 2 bh, 36-60 org perlu 3

(42)

36 bh, 56-80 org perlu 4 bh, 81-110 org perlu 5 bh, 111-150 org perlu 6 bh, diatas 150 org setiap tambahan 40 org perlu 1 bh bh, 61-90 org perlu 4 bh, 91-125 org perlu 5 bh, diatas 125 org setiap penambahan 45 org perlu 1 bh 7 Sekolah: - Dasar - Lanjutan Setiap 30 anak laki-laki perlu 1 bh, setiap 25 anak perempuan perlu bh, setiap 40 anak laki-laki perlu 1 bh, setiap 30 anak perempuan perlu 1 bh Setiap 40 anak laki-laki perlu 1 bh Setiap 35 anak laki-laki perlu 1 bh, setiap 35 anak perempuan perlu 1 bh

(43)

37 BAB III

KESIMPULAN

Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluara air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pecemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub, shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai. System Instalasi Plumbing:

1. Instalasi air bersih a) Up feed distribution b) Down feed distribution c) Zone system

d) Up feed pumping 2. Istalasi air panas

a) Pemanas air dengan gas b) Pemanas air listrik c) Pemanas air energi surya 3. Instalasi air kotor

a) Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacam-macam lain pengguaanya.

b) Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.

c) Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.

d) Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.

(44)

38

DAFTAR PUSTAKA

Tangoro, Dwi. 2010. Utilitas Bangunan, Jakarta: UI-Press. Poerbo, Hartono. 1998. Utilitas Bangunan, Jakarta: Djambatan.

Dermawan. Moch Husni. 2003. Paparan Kuliah Instalasi Bangunan, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Jaringan Air Bersih II, Jogjakarta: Universitas Gajah Mada

http://proyeksipil.blogspot.com/2013/06/sistem-dan-cara-kerja-mesin-pemanas-air.html http://www.heatpumpwaterheater.info/pemanasairsurya.htm http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-Air-Listrik.html http://smt-tangerangselatan.blogspot.com/2010/09/pemanas-air-tenaga-panas-buang-freon-ac.html http://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/

(45)

39 Lampiran Tanya Jawab:

Termin I 1. Bahar Ardianto (5113412028)

Bagaimana cara menstabilkan aliran air pada up feed distribution ? agar aliran air tetap stabil sampai lantai paling bawah?

Jawab :

Cara menstabilkan air pada up feed distribution yaitu tangki penampung bawah (ground tank) air yang tersedia harus stabil (tetap)sesuai dengan perhitungan agar aliran air sampai ke lantai bawah stabil dan tetap tersedia.

2. Esti Nur Taufik (5113412055)

a) Apa saja persyaratan kualitas air bersih ?

b) Apakah bakteri yang di septic tank sudah ada atau di berikan bakteri ? Jawab :

a) Persyaratan kualitas air bersih meliputi : Persyaratan fisik :

a. Suhu: merupakan suhu kamar antara 10 - 25 derajat Celcius b. Warna: tidak berwarna

c. Rasa: tidak berasa d. Bau: tidak berbau

e. Kekeruhan: tidak boleh mengandung S102 25 mg/l

Persyaratan kimiawi :

(46)

40 b. H2S menimbulkan pembusukan

c. NH4 zat organik harus dihindari

d. Cl kurang dari 150 mg/l, bila lebih rasanya tidak enak e. SO4 kurang dari 250 mg/l, bila lebih dapat merusak beton f. Fe kurang dari 0,2 mg/l, bila lebih tidak sehat

g. Kandungan Pb maksimum 0,05 mg/I h. Kandungan Cu maksium 3 mg/l i. Ph antara 6,5 -9,0

j. Yodium kurang lebih 60 mg/l k. FI antara 1-1,5 mg/l

Persyaratan biologis

Air minum tdiak boleh mengandung bakteri penyakit dan biota lain. Hal ini dapat diperiksa dengan alat coliliter. Dalam pengolahan air minum dapat dilakukan treatmen tertentu untuk memastikan ketidakberadaan bibit penyakit tersebut.

Persyaratan radioaktif

Air minum tidak boleh tercemar dan mengandung unsur-unsur radioaktif.

b) Bakteri yang berada di septic tank sudah ada secara otomatis pada septic tank. Karena bakteri dapat hidup dimana saja. Termasuk bakteri pengurai yang berada pada septic tank yang merupakan bakteri yang menguntungkan bagi manusia.

(47)

41 3. Ririn Anggraini (5113412058)

a). Berapa jumlah pompa yang dibutuhkan untuk up feed distribution, down feed distribution dan zone system ?

b). Apakah pemanas air dengan menggunakan Freon tidak boros ? bagaimana sistem kerja alat ini ?

Jawab :

a) Perhitungan pompa hisap :

Pada intinya pompa ini mempunyai kekuatan yang disebut Total Head yang dijabarkan atas kekuatan hisap dan kekuatan tekan. Biasanya dinyatakan dalam meter. Pada pompa hisap sebagian besar total head yang ada dikonsentrasikan pada kekuatan menghisap atau menarik aliran.

Perhitungan pompa tekan :

Secara fungsional diefisiensikan untuk menekan aliran sehingga perletakannya lebih cenderung dekat dengan permukaan aliran yang akan dipindah. Pemanfaatan pompa tekan ini misalnya pada pompa limbah dan pompa sumur dalam (submersible pump/deep well).

(48)

42 b) Pemanas dengan menggunakan Freon

Pemaas dengan menggunakan Freon tidak boros, karena hanya memanfaatkan panas buangan dari outdoor AC. Cukup dengan menyalakan AC ± 3 jam sehari akan tersedia air panas yang tersimpan dalam tabung isolator. Manfaat lain yang didapat adalah mengoptimalkan system pendingin kipas elektrik di outdoor di AC, menjadikan tekanan gas refrigerant di kondensor menurun dan beban kerja kompresor akan berkurang sehingga kosumsi listrrik menurun, biaya listrik dapat dihemat (5%-10%)

(49)

43 Termin II

1. Aditya Wisudawati Eka Purnama Putri (5113412074)

Bagaimana tentang masalah aliran balik pada pipa dan bagaimana cara pencegahan aliran balik tersebut ?

Jawab :

Pada saluran pipa pesat terdapat tabung peredam (surge tank), yang berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik, saat katup pengatur ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi potensial air menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi energi listrik. Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan dibangkitkan pada putaran turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu cepat dapat menimbulkan kerusakan pada turbin dan generator, dimana hal ini dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang. Untuk mengatasi putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup. Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini diredam dalam tabung peredam. Hal ini dapat dicegah dengan pemasangan pipa dengan benar dan dilakukan perawatan dan perbaikan saluran pipa secara rutin

2. Arif Setiawan Ariav (5113412027)

Bagaimana dengan instalasi air panas dengan menggunakan (panel surya) bagiamana jika cuaca tidak menentu (musim penghujan ) ?

(50)

44 Instalasi air panas dengan menggunakan tenaga surya merupakan pemanasan air dengan menggunkan energi matahari (surya). Jika cuaca tidak menentu (musim penghujan) maka alat ini tidak dapat digunakan, karena setiap alat mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika terjadi musim penghujan maka pemanasan air dialihkan ke sistem lain seperti listrik dll.

3. Rizki Julia Rachmawati (5113412078)

Bagaimana pendapat kelompok anda mengenai sistem penyaringan air yang sedang berkembang saat ini ( pure it) bagaimana cara kerja sistem tersebut dan bagaimana efek samping terhadap kesehatan dan bagaimana cirri-ciri fisik dari air yang sudah tercemar ?

Jawab :

Sistem pure it merupakan sistem yang sangat efisien untuk penjernihan air. Cara kerja sistem pure it ini menggunakan 4 tahap penyaringan yaitu :

1. Saringan Serat Mikro. Air yang dituang akan melewati saringan serat mikro untuk menghilangkan kotoran yang terlihat

2. Filter Karbon Aktif. Kemudian melewati filter karbon aktif untuk menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya

3. Prosesor Pembunuh Kuman. Selanjutnya processor pembunuh kuman dengan ‘Teknologi Pembunuh Kuman Terprogram’ membunuh semua virus dan bakteri berbahaya

4. Penjernih. Akhirmya, air akan melalui penjernih yang akan menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dan dengan rasa yang alami

Gambar

Gambar 1. Alat-alat Plumbing
Gambar 3. Pompa Air
Gambar 4. System up feed distribution
Gambar 5. System down feed distribution
+6

Referensi

Dokumen terkait

2) Variabel evaluasi (tanggapan konsumen setelah setelah mengkonsumsi) Komponen-komponen harus sama dengan komponen-komponen di atas. Desain botol minuman ringan ini menarik,

2. Seorang mukmin boleh marah. tetapi lebih baik kalau dia memberikan maaf. Misalnya jika ia merasa terganggu oleh seseorang dalam batasan yang wajar, dengan

jalan bebas hambatan, yaitu jalan dengan spesifikasi pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan,

 Meskipun jenis material clay nya berbeda, ternyata clay sangat mempengaruhi proses pemanasan dari material organik tersebut, dibanding material karbonat, sehingga hasil

Kegiatan awal, pada pertemuan kedua ini pertama-tama guru memeriksa kerapian siswa dengan menyuruh siswa berdiri di tempat masing-masing, selanjutnya guru memeriksa

The aims of the present study were to investigate the ability of Lactobacillus paracasei SNP2 and Lactobacillus plantarum Dad 13 to ferment peanut milk and to produce acid, and

Latar belakang masalah merujuk pada kendala pada pembelajaran IPS di SD, ketelitian dalam berfikir dan mengerjakan tugas atau soal harus sudah dilatih sejak dini agar

Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan gatekeeper yang harus dioperasikan di setiap node (mesin) jaringan LAN (Local Area Network). Gatekeeper tersebut berfungsi