Pengauditan 2
Pengauditan 2
Analisis Penipuan PT.
Latar Belakang Masalah
Tidak bisa di pungkiri bahwa di Indonesia banyak terjadi kasus penipuan, apalagi dalam dunia perbankan. Banyak orang yang tergiur dengan banyaknya uang yang ada di bank, sehingga mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang tersebut. Berkaitan dengan kejahatan perbankan di Indonesia, Strategi Indonesia melalui Badan Reserse Kriminal Mabes olri mencatat ada ! kasus tindak kriminal di bidang perbankan yang terjadi di tahun "#$$, salah satunya adalah kasus Bank Mega
dengan T.%lnusa.
Salah satu kasus penipuan perbankan di Indonesia adalah pembobolan deposito T.%lnusa di Bank Mega yang baru terungkap pada tahun "#$$ lalu. Berikut adalah kronologis kasus T.%lnusa dengan Bank Mega&
• ' September "##!& T.%lnusa menempatkan dana di Bank Mega cabang
(ababeka, )ikarang sebesar Rp $*$ miliar. +ana tersebut terbagi dalam lima bilyet deposito berjangka waktu antara $- bulan.
• Maret "#$$& T.%lnusa mencaikan deposito senilai Rp # miliar. Sehingga
dana T.%lnusa pada Bank Mega tersisa Rp $$$ miliyar.
• $! /pril "#$$& terjadi permasalahan mengenai dana deposito T.%lnusa.
Ketika T.%lnusa ingin mencaikan deposito, penempatan dana sudah tidak ada karena telah dicairkan. T.%lnusa merasa baru satu kali melakukan pencairan deposito yaitu sejumlah Rp # miliar dari total penempatan dana sebesar Rp $*$ miliar.
ihak direktur keuangan %lnusa yaitu ak %teng 0+irut %lnusa sebelumnya1 dan +irektur S+M merangkap +irektur Keuangan %lnusa, 2ucy Syicilia 0+irut %lnusa sekarang1 tidak pernah membubuhkan tanda tangan perintah pencairan sehingga tanda tangan yang ada di dalam surat tersebut diduga palsu. encairan dana tersebut diduga dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur perbankan yang berlaku. +an di duga bahwa dana deposito tersebut ditrans3er ke pada dua perusahaan lain yaitu +isco4ery dan 5ar4estindo.
Setelah kasus ini diserahkan kepada pihak yang berwajib akhirnya olda Metro (aya berhasil mengungkap bahwa +irektur Keuangan T.%lnusa, kepala cabang Bank
Mega (ababeka, Komisaris T +isco4ery, +irektur 6tama T.+isco4ery adalah oknum yang melakukan penipuan atas kasus ini. enipuan yang dilakukan oleh
oknum 7 oknum tesebut dikategorikan sebagai tindakan fraud penyalahgunaan asset dan pencucian uang.
Kepala Satuan 8iskal Moneter +e4isa +itreskrimsus olda Metro (aya, /jun Komisaris Besar olisi /rismunandar menyatakan pelaku melakukan modus mencairkan dana deposito milik T %lnusa pada Bank Mandiri dengan memalsukan tanda tangan +irektur 6tama T %lnusa berinisial %. Selanjutnya, tersangka mengirimkan dana senilai Rp $*$ miliar untuk kepentingan in4estasi pada T +isco4ery dan 5ar4estindo ke rekening penampung pada Bank Mega )abang (ababeka. ara tersangka tidak menggunakan dana milik T %lnusa untuk kepentingan in4estasi, namun dibagikan kepada pelaku.
Fraud
Fraud 0penipuan1 menurut IS/ "9# merupakan kejahatan atau penipuan yang sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang antara manajemen, pemerintah, karyawan, atau oramg ketiga dengan melakukan penipuan untuk mendapatkan keuntungan yang bersi3at ilegal. Fraud banking merupakan kejahatan yang dilakukan terkait dengan industri perbankan yang bisa melibatkan pihak perbankan maupun nasabahnya, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Managerial frauds yang melibatkan laporan keuangan biasanya cukup sulit untuk dideteksi oleh auditor. :alaupun auditor sudah menyiapkan plan dan melaksanakan audit test untuk mendeteksi fraud dan irregularities, tapi tetap saja auditor tidak dapat menjamin sanggup mendeteksi semua frauds dan errors. (ika auditor yakin bahwa memang terjadi fraud, maka auditor harus melakukan audit test tambahan dan berdiskusi dengan pihak manajemen atau komite audit.
+alam Fraud biasanya dikenal teori The Fraud Triangle. +imana fraud biasanya terjadi karena ada tiga hal utama yang mendasarinya, yaitu&
$. Preasuure: adanya insenti3 atau tekanan untuk melakukan penipuan. Tekanan pada pelaku fraud bisa memiliki banyak moti3, salah satu contohnya adalah
3inansial.
". Opportunity& adanya kesempatan yang bisa diman3aatkan oleh pelaku fraud, dimana pelaku bisa melihat risiko untuk tertangkap sangatlah kecil. Kesempatan untuk melakukan fraud muncul karena adanya kontrol yang tidak e3ekti3.
-. Rationalization1 & adanya pembenaran terhadap tindakan tersebut. )ontohnya saat ada karyawan yang sering melihat bahwa temannya sering melakukan fraud dan dia tidak pernah tertangkap atau bahkan itu adalah hal yang biasa di
lakukan, maka karyawan tersebut juga akan mengikuti kegiatan tersebut.
Selain tiga hal utama yang mendasari fraud. Fraud juga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti&
$. Memanipulasi pencatatan akuntansi ". Tidak menyajikan data secara benar
-. rinsip akuntansi yang digunakan tidak sesuai 9. engklasi3ikasian akun yang tidak benar
Fraud dapat dibedakan menjadi - jenis, yaitu $. Kecurangan laporan keuangan
". enyalahgunaan asset -. Korupsi.
Analisis
Fraud pengambilan dana T.%lnusa dilakukan melalui kerjasama antara oknum dari T.%lnusa, Bank Mega, dan pihak perusahaan in4estasi, yaitu T.+isco4ery dan T.5ar4est. Fraud dalam kasus ini merupakan fraud penyalahgunaan asset dan pencucian uang. +imana ada oknum yang dengan sengaja mengambil uang dari
deposito T.%lnusa dan memindahkannya ke rekening lain.
ara oknum pelaku fraud mengambil dana deposito T.%lnusa yang hanya diabaikan oleh perusahaan. )ara yang dilakukan oknum penipuan cukuplah sederhana, mereka hanya memalsukan akta dan tanda tangan pada blangko pencairan depotiso.
Kemudian para oknum menggelapkan dana deposito T.%lnusa yang sudah jatuh masanya. Mereka mencairkan dana deposito dan mengalikannya ke rekening T.+isco4ery dan T.5ar4est. setelah uangnya mereka terima, uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribai masing 7 masing oknum.
+alam sidang Mahkamah /gung 0M/1 T.%lnusa memenangkan gugatan banding dana miliknya sebasar Rp $$$ miliar di Bank Mega. ;amun Bank Mega menolak asetnya dieksekusi. :alupun Bank Mega sudah menyiapkan escrow account yang berisi dana deposito T.%lnusa, Bank Mega masih bertahan untuk tidak
mengembalikan dana deposito T.%lnusa karena prosedur pencairan dana tidak menyalahi aturan yang ada.
5asil audit eksternal T.%lnusa menyatakan bahwa ada bukti penempatan dana berupa deposito di Bank Mega. +an penemuan hilangnya deposito milik T.%lnusa di Bank Mega tidak atas sepengetahuan manajemen. ;amun menurut Bank Mega pencairan deposito berjalan dengan normal dan sewajarnya. +an perlu diingat bahwa auditor bukanlah penanggung jawab utama atas fraud, manajemen yang memiliki tanggung jawab utama. /uditor hanya bertanggung jawab untuk mengidenti3ikasi risiko material isstateent yang disebabkan fraud dan mengumpulkan bukti 7 bukti yang menandakan adanya fraud.
Moti3 terjadinya fraud ini berhubungan dengan segitiga fraud. Berdasarkan teori ini tekanan, kesempatan, dan rasionalitas yang datang secara bersamaan akan memperbesar peluang terjadinya fraud.
$. Tekanan adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud. +alam kasus ini mungkin tekanan berasal dari diri para oknum, dimana mereka sedang membutuhkan uang atau hanya sekedar ingin menambah kekayaan mereka.
". Kesempatan adalah peluang yang memungkinkan terjadinya fraud . 5al ini bisa terjadi karena lemahnya internal kontrol di T.%lnusa dan Bank Mega, kurangnya pengawasan, atau penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan pada masing 7 masing perusahaan. Sehingga ada oknum yang menggunakan kesempatan ini untuk memperoleh keuntungan.
-. Rasionalitas adalah pembenaran atas tindakan kejahatan yang dilakukan. +alam kasus ini bisa saja para oknum berpikir bahwa tidak apaapa mengambil dana deposito T.%lnusa karena T.%lnusa sudah memiliki keuntungan yang sangat besar.
6ntuk mencegah terjadinya fraud perusahaan harus menciptakan internal kontrol yang baik. /uditor dapat mengujinya terlebih dahulu dengan menggunakan test of control untuk mengetahui e3ekti4itas dari kontrol disebuah perusahaan. (ika hasil dari test of control adalah <ya, design sudah baik= maka auditor dapat bergantung pada akun 7 akun balances yang sudah dibuat perusahaan. (ika hasil dari test of
control adalah <tidak atau belum= maka dapat dipastikan kontrol dalam perusahaan tersebut belum dijalankan sehingga memungkinan terjadinya fraud. (ika kontrol internal dalam perusahaan belum baik, maka auditor dapat berdiskusi dengan manajemen untuk memperbaiki kontrol yang ada atau memberikan opini terkain hasil test of control.
Kontrol internal yang baik harus mencakup integritas, nilai etika, dan kompetensi sumber daya manusia, dan lain 7 lain yang sudah di design oleh manajemen dan di implementasikan di dalam perusahaan. Tidak ada kontrol internal yang tidak mempan dalam menghadapi fraud dan e3ekti4itasnya sangat bergantung pada pengimplementasiannya di perusahaan. Manajemen dan karyawan harus saling memastikan pelaksanaan internal kontrol sudah tepat dan berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Kontrol internal adalah salah satu 3aktor yang dapat mencegah terjadinya fraud.
Menciptakan low fraud en!ironent dengan adanya dukungan dari budaya kejujuran yang tinggi, keterbukaan, dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menciptakan low fraud en!ironent pada perusahaan adalah dengan mempekerjakan orang 7 orang yang jujur dan selalu memberikan pelat ihan kepada karyawan mengenai kesadaran mengenai fraud, merotasi karyawan, dan lain 7 lain.
Daftar Pustaka
• IS/ "9#
• >ray, Iain. "#$$. The /udit rocess& rinciples, ractice and )ases. )engage
2earning.
• http&??bisnis.news.4i4a.co.id?news?read?"$**"@kronologipembobolan
depositoelnusa
• http&??www.elnusa.co.id?kasusdepositoelnusarp$$$miliardibankmega