PENGGAMBARAN KONTUR PARTIKULAT DI KECAMATAN
GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (GIS)
A Description of Particulate Contour in Gresik Sub-district
Using Geographical Information System
Dimas Adhy Nugroho Kecamatan Gresik
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan model alternatif pencitraan pencemaran udara di Kecamatan Gresik yang bisa juga dikembangkan untuk mencitrakan pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia. Target khusus yang ingin diraih adalah ingin mengetahui dampak pencemaran udara, partikel debu khususnya di Kecamatan Gresik, mengetahui kerapatan polusi (pollution density) di Kecamatan Gresik dan menyajikan seluruh data tersebut dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan sampling udara di 10 titik dan pengambilan sampel yang dibagi atas waktu pagi, waktu siang, dan waktu malam mengacu pada Kep. Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jatim No. 128 Th. 1997 dengan menggunakan alat yang dinamakan HVS (High Volum Sampler). Kata kunci : partikulat,pola sebaran partikulat,HVS,transportasi
The research was intend to presenting air pollutant model at Gresik subdistrict which can also developed to project an air pollutant image in other big cities in Indonesia. Special target that tried to be reach was wanted to know the air pollution impact, especially dust particulate, and also wanted to know the pollution density at Gresik subdistrict and presenting all the data using GIS approach. The sample was drawn in ten point predicted as the main pollutant source at Gresik subdistrict, in which the sampling times was
devided in three intervals, notably morning, midday, and evening accordance to the East Java Governors decree No. 128/1997 using equipment called HVS (High Volum Sampler).
Keyword : particulate, particulate distribution, HVS, transportation.
PENDAHULUAN a. Latar belakang
Udara yang dibutuhkan semua organisme berupa campuran berbagai macam gas. Udara, selain dimanfaatkan untuk keperluan hidup semua organisme termasuk manusia, juga sebagai sumber alam yang mendatangkan keuntungan. Udara menjadi tidak murni karena ada zat-zat lain, gas atau partikel, yang mencampurinya. Organisme dapat hidup baik dalam udara yang tidak murni, karena memang ada dan dibesarkan dalam keadaan seperti itu. Unsur-unsur yang mencampuri tersebut sering disebut “pollution”, yaitu sesuatu yang membuat cemar, yang mengotori udara. Umumnya dikatakan bahwa udara itu mengalami pencemaran atau polusi apabila mengandung zat-zat tertentu, entah karena sifatnya atau karena jumlahnya yang terlalu banyak, sehingga menimbulkan pencemaran udara.
b. Permasalahan
Dari kondisi yang melatarbelakangi penelitian tugas akhir ini, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
(a) Memetakan Wilayah Studi dengan menggunakan GIS?
(b) Mengetahui konsentrasi partikulat di wilayah studi?
(c) Menghitung, intensitas kendaraan yang melintasi wilayah studi?
c. Tujuan penulisan
Tujuan dari Penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk:
2. Membuat peta dari hasil pengukuran tersebut dari beberapa titik sampling pada wilayah studi dengan menggunakan program ArcView 3.1
d. Landasan teori
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak dapat memenuhi fungsinya. Menurut Sayid (2001) udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang diperlukan dan mempengaruhi kesehatan manusia dan makhluk hidup serta unsur lingkungan lainnya. Pencemaran udara telah lama menjadi fenomena global, walau diskusi tentang efek rumah kaca mungkin baru berkembang ramai pada dua dasawarsa terakhir ini, sehubungan dengan makin
signifikannya dampak perubahan iklim dunia, berupa pemanasan global (global warming)
akibat paparan gas rumah kaca (GRK) yang konsentrasinya makin hari makin tinggi. Gas
rumah kaca antropogenik yang penting ialah CO2, klorofluorokarbon, (KFK) ozon, metan
dan NO2 (Soemarwoto, 2001). Faktor utama penyebab tingginya konsentrasi gas rumah
kaca adalah pembabatan dan pembalakan hutan tropis yang semena-mena sehingga jumlah dan jenis vegetasi penangkap gas karbondioksida (CO2) di mana-mana makin berkurang.
Hal ini menjadi semakin parah karena di banyak negara, penataan kota belum mengedepankan perlunya memberi ruang bagi adanya hutan kota sebagai suatu sistem yang berkontribusi besar terhadap kualitas ekologi kota.
METODOLOGI
Penyusunan metode dan bahan penelitian dalam pelaksanaan penelitian sangat diperlukan untuk:
1. Memudahkan pelaksanaan tahapan penelitian.
2. Mendapatkan gambaran mengenai tahapan penelitian yang sistematis untuk pelaksanaan
penelitian dan penulisan laporan akhir.
3. Memperkecil tingkat kesalahan dalam melaksanakan penelitian dan penulisan laporan akhir.
4. Mengevaluasi segala sesuatu yang terjadi dalam pelaksanaan.
Penelitian tentang penyebaran pencemar udara partikulat (PM10) pada udara ambien ini
dilaksanakan di kawasan Kecamatan Gresik. Pada wilayah studi ini terdapat beberapa titik yang diteliti. Titik yang dipilih didasarkan pada peta eksisting dan data meteorologi daerah tersebut. Pembagian titik ini bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan penelitian. Masing-masing titik sampel mempunyai hasil konsentrasi partikulat yang berbeda dimana nantinya dapat digunakan untuk pembuatan kontur pola pesebarannya.
Berikut ini adalah Tabel 1, Lokasi tiap titik pengambilan sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Lokasi Titik Sampel TITIK
SAMPEL LOKASI
A Jl. Harun Tohir
B Depan P T PERTAMINA
C Jl. M Ibrahim Zahir
E Jl. Kapt. Dulasim
F Jl. Amak Khasim
G Jl. Veteran(dpn semen Gresik)
H Jl. Veteran Tama Utara
I Jl. Indro
J Jl. Kapt. Dharmo Sugondo (Dpn
PT. B.I)
Prosedur pelaksanaan penelitian ini secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan penelitian, pengujian berat kertas saring dan pembuatan kontur iso konsentrasi partikulat dengan program GIS.
Ide Penelitian:
Penggambaran Kontur Partikulat Di Kecamatan Gresik Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis(GIS)
Studi Literatur - Teori partikulat
- Teknik dan waktu sampling - Teori penanggulangan partikulat
Pengambilan Data Sekunder Peta Tata Guna Lahan
Peta Kawasan Studi Data Meteorologi
Pengambilan Data Primer Pengambilan sampling daun Perhitungan Jumlah Kendaraan Pengamatan dan Pencatatan Data
Meteorologi
Pengolahan Data Primer Persiapan Penelitian - Persiapan Peralatan
- Persiapan Pustaka
- Penentuan Lokasi Titik Sampling - Penentuan Waktu Sampling
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Pembuatan pola peta sebaran tingkat konsentrasi partikulat dilakukan dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai nilai tingkatan konsentrasi yang sama. Pembuatan peta ini menggunakan program GIS. Peta pola sebaran tingkat partikulat yang dibuat adalah:
Peta pola sebaran tingkat partikulat pada pagi hari Peta pola sebaran tingkat partikulat pada siang hari Peta pola sebaran tingkat partikulat pada malam hari
Dalam penelitian ini diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan untuk mengetahui tingkat konsentrasi partikulat, memetakan tingkat konsentrasi partikulat, menghubungkan tingkat konsentrasi partikulat dengan kondisi Kecamatan Gresik, serta melakukan Perbandingan dengan data yang didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ada beberapa data yang diperoleh pada penelitian ini yang dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Data lapangan, yaitu data-data primer yang diperoleh di lapangan selama dilakukannya sampling. Data-data primer tersebut adalah:
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Penyusunan Laporan
- Data arah angin
- Data tekanan udara
- Data temperatur udara
2. Data laboratorium, yaitu data berupa berat partikulat yang diperoleh dari proses penimbangan berat kertas saring sebelum dan sesudah penelitian. Serta volume standar HVS yang ditentukan.
Pengukuran tingkat konsentrasi partikulat pada wilayah studi dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009 Senin,dan selasa tanggal 01-02 Juni 2009 dengan jumlah titik sampling sebanyak 10 titik.
Untuk hasil perhitungan konsentrasi partikulat di setiap titik pada hari Sabtu, Senin dan Selasa di setiap masing-masing interval dapat dilihat pada tabel 2 s.d 4.
Tabel 2. Nilai Konsentrasi Partikulat di 10 Titik Sampling pada Hari Sabtu
No. Titik Sampel SABTU PAGI SABTU SIANG MALAM SABTU (06.00 - 12.00) (13.00 - 19.00) (20.00 - 05.00) 1 A 411.59 129.91 123.94 2 B 203.43 66.12 72.33 3 C 90.60 147.71 586.94 4 D 368.16 169.56 129.74 5 E 82.62 35.44 589.02 6 F 85.88 418.75 33.86 7 G 75.17 194.79 271.00 8 H 42.77 47.59 224.77 9 I 20.51 84.43 71.10 10 J 601.06 487.03 25.14
Tabel 3 Nilai Konsentrasi Partikulat di 10 Titik Sampling pada Hari Senin
No. Titik Sampel SENIN PAGI SENIN SIANG MALAM SENIN (06.00 - 12.00) (13.00 - 19.00) (20.00 - 05.00) 1 A 254.78 68.24 204.82 2 B 211.82 418.61 194.79 3 C 724.99 221.16 336.03 4 D 589.87 184.79 236.12 5 E 495.32 66.74 223.76 6 F 470.04 655.17 115.77 7 G 418.25 70.22 137.11 8 H 169.04 116.28 91.27 9 I 105.95 53.80 63.36 10 J 212.35 324.15 199.14
Tabel 4 Nilai Konsentrasi Partikulat di 10 Titik Sampling pada Hari Selasa
No. Titik Sampel SELASA PAGI SELASA SIANG MALAM SELASA (06.00 - 12.00) (13.00 - 19.00) (20.00 - 05.00) 1 A 155.99 299.45 178.99 2 B 382.80 221.08 78.35 3 C 148.47 153.12 241.44 4 D 47.33 126.67 154.50 5 E 144.52 274.26 171.57 6 F 167.19 140.16 106.86 7 G 753.48 181.44 213.44 8 H 84.58 314.68 199.65 9 I 158.23 218.42 313.08 10 J 305.71 275.93 249.02
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada titik sampling G diperoleh konsentrasi partikulat yang tertinggi yaitu sebesar 753,48 g/m3, sedangkan untuk titik terendah berada pada titik
sampling D yaitu sebesar 47,33 g/m3. Pada titik sampling H konsentrasi partikulat yaitu sebesar
84,58 g/m3.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari hasil pengamatan dan perhitungan titik sampling ini, antara lain pada titik sampling G yang merupakan jalan Veteran yang dimana daerah tersebut mempunyai jam sibuk pada waktu pagi, hingga malam hari. Walaupun pada malam hari ada beberapa kendaraan berat yang melintasi wilayah tersebut dan daerah pemukiman memiliki konsentrasi partikulat yang dipengaruhi oleh adanya kendaraan yang melintas pada jalan tersebut. Sedangkan pada waktu pagi hari, Titik sampling G merupakan titik sampling yang memiliki konsentrasi partikulat terbesar/maksimum, dimana titik sampling ini merupakan jalur kendaraan berat yang hendak menuju ke Pelabuhan, ataupun menuju ke area industri yang berada di wilayah Kecamatan gresik. Sedangkan untuk titik sampling D merupakan titik sampling terendah karena lokasi tersebut Pada jam sampling kendaraan yang melintas intensitasnya sedikit.
ada peta kontur pemetaan konsentrasi partikulat hari Selasa dengan interval waktu pagi dapat dilihat bahwa semua titik memiliki tingkat konsentrasi partikulat yang melebihi standar baku mutu udara ambien yaitu lebih besar dari 150 g/m3 seperti yang telah ditentukan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999. Kecuali pada titik D, dan H yang hanya memiliki tingkat konsentrasi partikulat sebesar (47,33µg/m3 dan 84,58µg/m3).
Berikut ini merupakan perhitungan prosentase perubahan jumlah kendaraan dan tingkat konsentrasi partikulat pada hari Selasa dengan perbandingan tiap interval waktu pagi, siang dan malam pada pengambilan titik sampel.
Perhitungan jumlah kendaraan dan tingkat konsentrasi partikulat interval waktu pagi.
o Tingkat konsentrasi partikulat 753,48 µg/m3.
Perhitungan jumlah kendaraan dan tingkat konsentrasi partikulat interval waktu siang.
o Jumlah kendaraan 489 buah
o Tingkat konsentrasi partikulat 181,44 µg/m3.
Perhitungan jumlah kendaraan dan tingkat konsentrasi partikulat interval waktu malam.
o Jumlah kendaraan 549 buah
o Tingkat konsentrasi partikulat 213,44 µg/m3.
Dari data diatas dapat dihitung prosentase perubahan jumlah kendaraan dan tingkat konsentrasi partikulat pada hari Selasa, sebagai berikut :
Perubahan interval waktu pagi ke siang
o Per sen perubahan jumlah kendaraan
100 x kendaraan kendaraan kendaraan siang pagi siang % 100 489 203 489 x % = 58,5 %
Perubahan interval waktu siang ke malam
o Per sen perubahan jumlah kendaraan
100 x kendaraan kendaraan kendaraan malam siang malam % 100 549 489 549 x % = 11 %
o Per sen perubahan tingkat konsentrasi partikulat
x100 partikulat partikulat partikulat malam siang malam %
100 44 , 213 44 , 181 44 , 213 x % = 15 %
Dari hitungan diatas dapat diketahui bahwa tingkat konsentrasi yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan memiliki prosentase perubahan kendaraan dari pagi ke siang sebesar 58,5 % Dan untuk interval waktu siang ke malam prosentase perubahan kendaraan yang terjadi sebesar 15%.
Hasil analisis yang telah dilakukan pada sub bab ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat konsentrasi partikulat yang dihasilkan dari aktifitas transportasi sesuai dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 dimana baku mutu udara ambien memiliki konsentrasi sebesar 150µg/m3. Apabila pada hasil peneklitian didapatkan tingkat konsentrasi partikulat yang tidak sesuai/tidak memenuhi baku mutu, maka dapat dilakukan alternatif-alternatif penangannnya seperti perancangan barrier untuk mereduksi konsentrasi partikulat yang relatif tinggi.
Berikut akan disajikan Tabel 5.10 tentang data tingkat konsentrasi partikulat yang paling maksimum selama dilakukannya pengamatan, dimana tingkat konsentrasi yang tertinggi terjadi pada hari selasa dengan interval waktu pagi yaitu antara jam 06.00-12.00 WIB
Untuk melakukan pembahasan, agar lebih mudah diperlukan bentuk gambar profil tingkat konsentrasi partikulat pada hari Selasa dengan interval waktu pagi dan dapat dilihat pada gambar 5.13.
Adapun peruntukan lainnya wilayah studi sudah banyak yang berubah alih fungsi menjadi area perumahan, pergudangan. dapat dilihat hasil perhitungan tingkat konsentrasi partikulat yang
diperoleh pada wilayah studi telah melampui standar baku mutu yang sudah ditetapkan, dan diijinkan. Dimana hanya beberapa titik yang kadar konsentrasi partikulatnya berada di bawah ambang baku mutu. Yakni, pada titik sampling D, dan titik sampling H. Yaitu sebesar (47,33µg/m3 dan 84,58µg/m3)
Dari hasil pengamatan, perhitungan tingkat konsentrasi partikulat dan pengamatan di lapangan bahwa daerah wilayah studi diperlukan adanya penelitian, dan peninjauan lebih lanjut, mengingat hasil konsentrasi partikulat yang melebihi ambang baku mutu udara ambien.Dari berbagai bahasan, maka hendaknya perlu adanya upaya atau solusi untuk menyelesaikan masalah pencemaran udara saat ini.
Ada beberapa cara dan upaya dalam menanggulangi masalah udara saat ini yaitu dengan cara melakukan pengembangan barrier alami yang sudah ada di lapangan guna mereduksi tingkat konsentrasi partikulat yang tinggi ataupun dengan cara dilakukannya peninjauan ulang di wilayah studi.
Dilakukannya peninjauan kembali mengenai peruntukan lahan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi yang sudah ada menjadi kondisi yang lebih baik agar pada tahun-tahun yang akan datang hasil konsentrasi partikulat yang dihasilkan dari kegitan transportasi ataupun kegiatan yang lainnya dapat ditekan seminim mungkin.
Dari peruntukan lahan yang ada saat ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan banyak sekali dampak bagi masyarakat Kecamatan Gresik meskipun tidak berdampak langsung bagi kesehatan namun apabila kondisi sekarang tidak diperbaharui maka kondisi kesehatan masyarakat lambat laun akan semakin berbahaya mengingat dampak partikulat yang berukuran kurang dari 100 mikron merupakan partikel yang paling berbahaya yang jika sudah ada di paru-paru dapat merangsang otot polos sirkulat sehingga menimbulkan kontraksi penyempitan pada saluran pernapasan dan apabila dibiarkan akan mengakibatkan infeksi paru-paru akut atau kanker paru.
Dari berbagai upaya yang sudah dijelaskan di atas perlu adanya penelitian lebih lanjut dari pihak pemerintah Kabupaten Gresik sebagai upaya untuk mengetahui secara pasti bagaimana kondisi sebenarnya dan bagaimana penanggulangannya secara efektif dan efisien.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut sebagai upaya pembanding sekaligus monitoring terhadap tingkat konsentrasi partikulat di jalan-jalan wilayah studi pada khususnya dan juga di jalan-jalan Kota Gresik pada umumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui solusi apakah yang dapat diambil untuk mereduksi partikulat di jalan-jalan utama Kecamatan Gresik, karena permasalahan yang dihadapi pada masing-masing jalan sangat berbeda sehingga diperlukan solusi yang berbeda dalam penanganannya.
KESIMPULAN
Dari pembahasan penelitian tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat konsentrasi partikulat maksimum terletak di titik sampling G yang berada di Jl. Veteran depan PT. Semen Gresik yaitu sebesar (753,48µg/m3) dimana sampling dilakukan pada hari selasa pada (interval waktu pagi yaitu antara pk. 06.00-12.00) Sedangkan untuk tingkat konsentrasi partikulat minimum terletak di titik sampling I yaitu Jl. Indro yaitu sebesar (20,51µg/m3) dimana sampling dilakukan pada hari sabtu pada (interval waktu pagi yaitu antara pk. 06.00-12.00)
2. Dari pola pemetaan pesebaran tingkat konsentrasi partikulat pada wilayah studi yang dihasilkan oleh program GIS dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a. Tingkat konsentrasi partikulat yang dihasilkan dari aktifitas transportasi ini mengikuti perubahan jumlah kendaraan, apabila jumlah kendaraan meningkat maka konsentrasi partikulat yang dihasilkan juga akan ikut meningkat begitu juga sebaliknya.
b. Tingkat konsentrasi partikulat yang dihasilkan telah melebihi baku mutu udara ambient yaitu lebih dari 150µg/m3 disebabkan karena lahan tempat wilayah studi sebagai pusat
industry, dan trafik kendaraan yang tinggi, sedangkan sarana penangkal konsentrasi partikulat sangat kurang.
DAFTAR PUSTAKA
(Anonim). (1997). Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 128
tahun 1997 tentang Baku Cara Pengambilan Contoh Udara Ambien, Dinas Lingkungan
Hidup Kota Surabaya, Surabaya.
(Anonim). (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, Kantor Menteri Negara Sekretaris Negara, Jakarta.
(Ambient Air-Particulate Matter). (1984). Determination of Total Particulates (TSP)-High, Volume Sampler Gravimetric Method, Standart Association of Australia, Australia.
(Boedisantoso, R). (2002). Teknologi Pengendalian Pencemar Udara, Surabaya.
(Mukono, H.J). (1997). Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan, Surabaya : Airlangga University Press.
(Peavy, H.S. Rowe, D.R, Tchobanoglous, G). (1985). Environmental Engineering, Mc.Graw-Hill, New York.
(Soedomo, M). (1992). Status Pencemaran Udara di Lima Kota Besar, DKI Jakarta, Surabaya,
Bandung, Semarang dan Medan, LPM ITB – BAPEDAL, Jakarta.
(Prasasti, I.S). (2006). Pemetaan Tingkat Konsentrasi Partikulat Akibat Aktivitas Transportasi dan
Pengembangan Barrier di Wilayah Surabaya Pusat, Tugas Akhir Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya.
(Soedomo, M). (2001). Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara, LPM ITB, Bandung.
(Rio, P). (2004), Analisis Pola Persebaran Pencemar Udara Partikulat dan Konsentrasinya di Wilayah Industri PT. SIER, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya