• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan Tahun 2017 TW3 SMRU PT. SMR Utama Tbk (Sept 30, 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Keuangan Tahun 2017 TW3 SMRU PT. SMR Utama Tbk (Sept 30, 2017"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

1 -2

3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian

3

4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

4

5. Laporan Arus Kas Konsolidasian

5

(3)
(4)

2017 2016

Catatan (30 September) (31 Desember)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank 2e,2g,2h,4 1.749.233 815.861

Investasi jangka pendek 2g,2h,5 1.503.943 1.510.211 Piutang usaha - pihak ketiga - neto 2e,2g,2h,6 18.342.163 17.057.771 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 2g,2h,7 3.707.243 3.746.007

Pihak berelasi 2f,2g,2h,29 13.987.383 16.466.088

Persediaan - bersih 2i,2q,8 3.312.139 2.861.610

Pajak dibayar di muka 2v,17a 5.390.546 5.538.354 Biaya dibayar di muka 2k,9 397.992 397.990

Uang muka 2g 332.321 277.451

Jumlah Aset Lancar 48.722.963 48.671.343

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain - Pihak ketiga 2g,2h,7 12.140.528 12.191.128 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar US$ 117.086.968 dan US$ 101.969.028

pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 2l,2q,11 50.393.319 59.265.502

Aset tak berwujud 2n,12 27.060.364 30.368.275

Aset tak berwujud 2n,12 27.060.364 30.368.275

Aset eksplorasi dan evaluasi 2m,2o,13 29.650.961 29.622.710

Uang jaminan 2g 55.604 98.176

Aset tidak lancar lainnya 2q 179.143 208.038

Jumlah Aset Tidak Lancar 119.479.919 131.753.829

(5)

2017 2016

Catatan (30 September) (31 Desember)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank jangka pendek 2e,2g,14,30 550.000 1.100.000 Hutang usaha - pihak ketiga 2e,2g,15,30 10.206.438 13.377.675 Hutang lain-lain

Pihak ketiga 2g,30 380.307 464.005

Hutang pajak 2v,17b 75.828 104.516

Beban masih harus dibayar 2u,16,30 618.653 672.375 Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun

Hutang pembiayaan konsumen 2g,2p,19,30 16.269 -Hutang bank jangka panjang 2e,2g,18,30 11.253.680 7.175.822 Hutang sewa pembiayaan 2e,2g,2p,20,30 1.515.994 7.278.254

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 24.617.169 30.172.648

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang lain-lain 2g,30 4.251.269 4.251.269

Liabilitas pajak tangguhan - bersih 2v,17e 7.541.308 9.103.485 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Hutang pembiayaan konsumen 2g,2p,19,30 24.320 -Hutang bank jangka panjang 2e,2g,18,30 58.356.521 61.594.363 Hutang sewa pembiayaan 2e,2g,2p,20,30 9 371.532 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2r,21 1.614.295 1.502.509

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 71.787.722 76.823.158

JUMLAH LIABILITAS 96.404.891 106.995.806

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham Modal dasar 48.000.000.000 saham

pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, Modal ditempatkan dan disetor penuh

masing-masing 12.499.385.782

pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, 22 110.469.517 110.469.517 Tambahan modal disetor - bersih 1b,2t,23 25.074.870 25.074.870 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 2e (9.577.778) (9.508.991) Selisih nilai atas transaksi dengan pihak nonpengendali 2c (1.374) (1.374)

Defisit (54.163.058) (52.597.854)

Ekuitas neto yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 71.802.177 73.436.168

Kepentingan nonpengendali 2c (4.186) (6.802)

JUMLAH EKUITAS 71.797.991 73.429.366

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 168.202.882 180.425.172

(6)

2017 2016 Catatan (Sembilan bulan) (Sembilan bulan)

PENDAPATAN 2u,24 44.781.859 28.820.436

BEBAN POKOK PENJUALAN 2u,25 (36.655.951) (29.933.556)

LABA (RUGI) BRUTO 8.125.908 (1.113.120)

Beban umum dan administrasi 2u,26 (8.013.014) (7.338.642) Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto 2u,27 (154.813) 7.574

RUGI USAHA (41.919) (8.444.188)

Beban keuangan 2p (3.134.227) (1.478.376)

RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (3.176.146) (9.922.565)

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2v,17d 1.575.022 899.077

RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN (1.601.124) (9.023.488)

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Pengukuran kembali atas imbalan pasca 51.381 -Pajak penghasilan terkait (12.845) -Pajak penghasilan terkait (12.845) -Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (68.787) 1.318.280

JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN (1.631.375) (7.705.207)

Rugi yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 2c (1.603.740) (9.025.971)

Kepentingan nonpengendali 2.616 2.484

JUMLAH (1.601.124) (9.023.488)

Rugi komprehensif periode yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk (1.633.991) (7.707.812)

Kepentingan nonpengendali 2.616 2.605

JUMLAH (1.631.375) (7.705.207)

Rugi per saham dasar yang dapat diatribusikan

(7)

Modal saham Tambahan Selisih Selisih Defisit Jumlah Kepentingan Total

ditempatkan modal disetor- Penjabaran Transaksi Non ekuitas

-dan disetor neto Laporan Kepentingan Pengendali Bersih

penuh Keuangan Nonpengendali

Saldo tanggal 31 Desember 2015 110.469.517 25.074.870 (10.116.138) - (35.866.678) 89.561.571 (8.936) 89.552.635 Pendapatan (rugi) komprehensif lain

periode berjalan - - 1.318.280 - - 1.318.280 92 1.318.372 Tambahan modal disetor lainnya 18.663

Total rugi komprehensif periode berjalan - - - - (9.026.064) (9.026.064) 2.484 (9.023.581)

Saldo tanggal 30 September 2016 110.469.517 25.093.533 (8.797.858) - (44.892.742) 81.853.788 (6.360) 81.847.428

Saldo tanggal 31 Desember 2016 110.469.517 25.074.870 (9.508.991) (1.374) (52.597.854) 73.436.168 (6.802) 73.429.366 Pendapatan (rugi) komprehensif lain

periode berjalan - - (68.787) - 38.536 (30.251) - (30.251) Total rugi komprehensif periode berjalan - - - - (1.603.740) (1.603.740) 2.616 (1.601.124)

Saldo tanggal 30 September 2017 110.469.517 25.074.870 (9.577.778) (1.374) (54.163.058) 71.802.177 (4.186) 71.797.991 110.469.517

25.074.870 (9.577.775) (1.374) (54.201.605) 71.802.170 (4.186) 71.797.984

(3) (0) 38.547 0 7 Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk

(8)

2017 2016 Catatan (Sembilan bulan) (Sembilan bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 43.497.467 30.858.874 Pembayaran kas kepada pemasok (15.660.695) (4.985.574) Pembayaran kas kepada karyawan (10.062.781) (7.554.164) Pembayaran beban operasional lainnya (6.432.500) (1.229.390)

Kas diperoleh dari operasi 11.341.491 17.089.747 Penerimaan taksiran tagihan pajak 2.584.128 3.607.310 Kas bersih diperoleh dari

aktivitas operasi 13.925.619 20.697.057

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Aset tetap 2l,2q,11

Penerimaan hasil penjualan - 140.880

Perolehan (6.495.005) (12.538.362)

Uang muka investasi - 3.402.252 Piutang lain-lain - pihak ketiga - (12.601.939) Aset tidak lancar lainnya 71.468 (83.072) Penambahan aset eksplorasi dan evaluasi 2m,2o,13 (41.825) (5.936) Pinjaman dari pihak berelasi 2f,2g,2h,29 2.478.705 189.841 Kas bersih digunakan untuk

Kas bersih digunakan untuk

aktivitas investasi (3.986.657) (21.496.336)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran bunga 2e,2g,14,18,19,20 (3.242.542) (1.491.578) Pembayaran utang sewa pembiayaan 2e,2g,2p,20,30 (6.133.783) (6.328.030) Penerimaan utang pembiayaan konsumen 2g,2p,19,30 40.589 -Penerimaan hutang bank 2e,2g,14,30 (550.000) 9.086.157 Pembayaran hutang bank 2e,2g,14,30 840.016 (3.574.864) Kas yang dibatasi penggunaanya - 2.756.063 Penambahan modal disetor lainnya - 18.663

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)

aktivitas pendanaan (9.045.720) 466.411

Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank 893.242 (332.868) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 815.861 1.679.988

DAMPAK PERUBAHAN SELISIH

KURS MATA UANG ASING 40.130 (287.113)

(9)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H., No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir beadasarkan Akta Notaris No. 5 o1eh Notaris Rini Yulianti, S. H., tanggal 10 Juni 2016 tentang perubahan Struktur Pemegang Saham Perusahaan. Akta tersebut telah disetujui o1eh Meriteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH. 01.03-0056494 tanggal 12 Juni 2016.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company), Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72, Jakarta, Indonesia.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan.

Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.

Tindakan Perusahaan (corporate action) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan laporan akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak

c. Entitas Anak

Jenis Persentase Mulai 2017 2016

Entitas Anak Domisili usaha Kepemilikan Beroperasi 30 September 31 Desember Jakarta Perdagangan 99,99% *) 17.696.308 20.206.796

Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi

PT. Adikarsa

(AKAR) PT. Ricobana

laporan akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-307/D.04/2014 dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada setiap 21 saham baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham, dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah 14 Januari hingga 13 Juli 2015.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, saham Perusahaan yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia berjumlah 12.499.385.782 saham.

(10)

1. UMUM - LANJUTAN c. Entitas Anak - lanjutan

Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi

Jenis Persentase Mulai 2017 2016

Entitas Anak Domisili usaha Kepemilikan Beroperasi 30 September 31 Desember PT. Troposfir Jakarta Investasi 99,97% *) 3.323.256 3.302.277 Mega Raya (TMR)

- (melalui TPS)

PT. Delta Jakarta Pertambangan 99,99% *) 3.329.351 3.301.495 Samudra (DS)

- (melalui TMR)

Pendirian Entitas Anak

d. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2017 adalah sebagai berikut:

SMR didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tanggal 4 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, S.H. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0027233.AH.01.11.TH 2015 tanggal 6 Maret 2015.

Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 7 Agustus 2017 oleh Harra Mieltuani Lubis, SH, Notaris di Jakarta, PT. Synergy Metal Raya (SMR) berubah nama menjadi PT. Kalimantan Infra Gemilang (KIG). Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0016139.AH.01.02 Tahun 2017 tertanggal 8 Agustus 2017.

: Wijaya Mulia

: Supandi Widi Siswanto

Direktur Utama (tidak terafiliasi) : Gani Bustan

Direktur : Rinatri Prahastiwi

Ketua : Supandi W.S

Anggota : Chandy Williem

Anggota :

Sekretaris Perusahaan : Ricky Kosasih

e. Area eksplorasi dan eksploitasi/ pengembangan Batubara

Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, DS sedang dalam proses permohonan IPPKH di daerah Kalimantan. Area tersebut terletak di Desa Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

Dewan Komisaris Komisaris Utama

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2017 adalah sebagai berikut: Komite Audit

Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci Perusahaan.

DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No. 545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT).

Berdasarkan Laporan Eksekutif Review dan Verifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara oleh ahli yang independen dan kompeten Komisaris Independen

Dewan Direksi

(11)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Laporan keuangan konsolidasian juga disusun dengan menggunakan basis akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian yang disusun berdasarkan basis kas. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, kecuali untuk penerapan beberapa amandemen dan penyesuaian PSAK, PSAK dan ISAK baru yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2016 dan 1 Juli 2016 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai “Kelompok Usaha”) telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik ".

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dan biaya perolehan, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.

Penerapan Amandemen dan Penyesuaian PSAK, PSAK dan ISAK Baru

- Amandemen PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri”

-- Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” - Amandemen PSAK No. 19, “Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi” - Amandemen PSAK No. 24, “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”

- Amandemen PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi” - Amandemen PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama”

-- ISAK No. 30, “Pungutan”

- PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi”

- PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” - PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015), “Properti Investasi”

- PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap” - PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015), Aset Takberwujud" - PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015), Kombinasi Bisnis"

- PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan" - PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015), Pembayaran Berbasis Saham"

- PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015), Pengukuran Nilai Wajar" - PSAK No. 70, Pengampunan Pajak"

yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian.

Kelompok Usaha telah menerapkan beberapa kali atas amandemen dan penyesuaian PSAK, PSAK dan ISAK baru, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2016 dan tanggal 1 Juli 2016 Penerapan atas amandemen dan penyesuaian PSAK, PSAK dan ISAK baru berikut tidak menghasilkan perubahan yang mendasar atas kebijakan akuntansi Kelompok Usaha dan tidak mempunyai dampak material atas nilai yang yang dilaporkan pada periode keuangan tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

Amandemen PSAK No. 15, “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”

Amandemen PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

c. Dasar Konsolidasian

Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas Entitas Anak dan berakhir ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Penghasilan dan beban Entitas Anak dimasukkan atau dilepaskan selama tahun berjalan dalam laba rugi dari tanggal diperolehnya pengendalian sampai dengan tanggal ketika Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas entitas anak.

Entitas Anak adalah seluruh entitas di mana Kelompok usaha memiliki pengendalian. Kelompok usaha mengendalikan investee ketika (a) memiliki kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil. Kelompok usaha menilai kembali apakah Kelompok usaha mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian.

Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan nonpengendali, meskipun hal tersebut kepentingan nonpengendali memiliki saldo mengakibatkan defisit. Jika diperlukan, dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha. Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam intra Kelompok Usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam Kelompok Usaha.

Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk.

Jika Kelompok usaha kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai selisih antara (i) jumlah nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa investasi dan (ii) Jumlah tercatat aset, termasuk goodwill, dan liabilitas Entitas Anak dan setiap kepentingan nonpengendali sebelumnya. Seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain terkait dengan Entitas Anak tersebut dicatat dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika Entitas Induk telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan

d. Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis

e. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing

(a). Mata Uang Fungsional dan Penyajian

telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi ke laba rugi atau dialihkan ke kategori lain di ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh standar terkait.

Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akun-akun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat ($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian denganspot rateyang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim.

(13)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

e. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing - Lanjutan

(b). Transaksi dan Saldo

f. Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi

g. Instrumen keuangan Aset keuangan

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim. Bagian non-moneter yang diukur dalam nilai historis dalam mata uang asing tidak ditranslasi kembali. Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, nilai tukar yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah masing-masing Rp 13.492 dan Rp 13.276.

Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalamCatatan 29 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Aset keuangan

Liabilitas keuangan

Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan. Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang terdiri dari utang usaha, utang lain-lain, beban masih harus dibayar, utang bank dan utang sewa pembiayaan. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghapusan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laba rugi, termasuk setiap beban atau fee yang timbul.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

g. Instrumen keuangan - lanjutan

Saling hapus aset dan liabilitas keuangan

Penurunan nilai wajar

h. Penurunan nilai aset keuangan

Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Kelompok Usaha menggunakan teknik penilaian dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan relevan serta meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur (orderly transaction) antara pelaku pasar (market participants) pada tanggal pengukuran di pasar utama atau, jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan di mana Kelompok Usaha memiliki akses pada tanggal tersebut. Nilai wajar liabilitas mencerminkan risiko wanprestasinya.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut dikurangi baik secara langsung maupun melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi.

i. Persediaan

j. Investasi pada Entitas Asosiasi

Keteika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun dimana pendapatan terkait diakui.

Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Kelompok Usaha atau Entitas Anak mempunyai pengaruh signifikan, biasanya mempunyai kepemilikan saham 20% atau lebih dari hak suara entitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi termasuk goodwill yang teridentifikasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi bersih, penerimaan dividen dari investee dan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai sejak tanggal perolehan.

Laba rugi mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi di eliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi, disesuaikan jika diperlukan, untuk menjamin konsistensi kebijakan akuntansi dengan yang digunakan oleh Kelompok Usaha. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi.

Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

(15)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi.

Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut:

Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan.

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

m. Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan pengakuannya.

Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:

sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu;

setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan terbukti.

pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika; pengeboran, penggalian dan sampel;

menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.

Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin.

Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam keadaan berikut:

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

m. Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi - lanjutan

Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang diterkait tersebut. Sejauh biaya eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan pada laba rugi.

Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.

Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas konsolidasian, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.

Ketika cadangan terbukti telah ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi direklasifikasi ke "Tambang dalam pembangunan", yang merupakan bagian dari "Properti Pertambangan". Semua biaya pengembangan setelah perolehan awal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai "Tambang dalam pembangunan”. Biaya pengembangan dicatat bersih setelah dikurangi hasil penjualan atas mineral yang diekstraksi selama tahap pengembangan.

Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” direklasifikasikan ke “Tambang berproduksi” dalam properti pertambangan atau ke dalam komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada.

Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, serta aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi. Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai.

Pada saat proyek konstruksi tambang bergerak ke tahap produksi, kapitalisasi atas konstruksi tambang tertentu biaya tersebut dan dicatat sebagai bagian dari biaya persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi syarat untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan penambahan dan pengembangan aset pertambangan dan pengembangan cadangan ditambang.

n. Aset tak berwujud

a. Goodwill

b. Hubungan terkait pelanggan

c. Piranti lunak komputer

o. Beban ditangguhkan

Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut.

Pengakuan awalgoodwill dijabarkan pada Catatan 2c.Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak berwujud.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.

Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun.

(17)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

p. Sewa

a. Sewa operasi

b. Sewa pembiayaan

Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.

Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki olehlessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima darilessor) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.

Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagailessee, menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo hutang setiap periode.

Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun, ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.

q. Penurunan nilai aset non-keuangan

Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.

Untuk tujuan pengujian penurunan nilai,goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Peninjauan atas penurunan nilai padagoodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan, yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitugoodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

r. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

s. Provisi

Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalan yang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui di laba rugi pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.

Kelompok Usaha menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pascakerja jangka panjang neto dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunan untuk mengukur liabilitas imbalan kerja jangka panjang selama periode berjalan.

Kelompok Usaha mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada saat penyelesaian terjadi. keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakan selisih antara nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang ditetapkan pada tanggal penyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk program yang dialihkan dan setiap pembayaran setiap aset yang dilakukan secara langsung oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan penyelesaian tersebut.

Kelompok usaha mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiap keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto di laba rugi pada saat terjadinya.

Kelompok Usaha menyediakan imbalan pascakerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003.

Liabilitas neto Kelompok usaha atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalan pascakerja pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada. Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan.

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan.

Restorasi, rehabilitasi dan pengeluaran lingkungan lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.

Pendapatan dari sewa alat berat diakui dengan metode garis lurus selama masa sewa.

Tambahan modal disetor merupakan selisih antara agio saham (yaitu kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal) dengan biaya-biaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam penawaran umum (lihat Catatan 1b).

Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang sama seperti metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan proporsi nilai buku aset neto entitas anak yang diakuisisi dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor" pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi realisasi maupun reklasifikasi ke saldo laba.

Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon.

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Kelompok Usaha dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui:

Pendapatan yang timbul dari jasa penambangan diakui berdasarkan jasa yang diberikan kepada pelanggan, sesuai dengan syarat dan ketentuan dari setiap perjanjian layanan.

(19)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN

u. Pengakuan pendapatan dan beban - lanjutan

-v. Pajak penghasilan

Pajak kini

Pajak tangguhan

Uang muka yang diterima dari pelanggan untuk barang dan jasa yang akan diberikan pada periode berikutnya disajikan sebagai "Uang Muka Pelanggan" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

Beban pajak penghasilan meliputi jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.

Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak yang timbul dari transaksi atau kejadian diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas.

Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah ekspektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi. Jika diperlukan, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.

Pajak tangguhan

w. Laba (rugi) per saham

x. Informasi segmen

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfaatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan.

Laba atau rugi per saham dilusian dihitung ketika Kelompok Usaha memiliki instrumen efek berpotensi saham biasa dilutif.

Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode balance sheet liability atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya pada laporan keuangan konsolidasian interim.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.

(20)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING

Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Penentuan mata uang fungsional

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Pajak Penghasilan

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode-periode pelaporan berikutnya.

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, selain dari yang melibatkan estimasi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian interim:

Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing entitas masing-masing.

Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari.

Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014) telah dipenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2g atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi

Sewa

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Penurunan Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Di mana hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pendapatan pajak dan ketentuan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Kelompok Usaha diungkapkan di dalam Catatan 19b laporan keuangan konsolidasian interim.

Seperti diungkapkan dalamCatatan 2o, kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk biaya eksplorasi dan evaluasi menimbulkan adanya sejumlah biaya yang dikapitalisasi untuk suatuarea of interest yang dipertimbangkan dapat terpulihkan oleh kegiatan eksploitasi di masa depan atau penjualan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan berdasarkan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi ekstraksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Pertimbangan tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru.

Jika setelah dilakukan kapitalisasi biaya berdasarkan kebijakan, tidak tampak adanya kemungkinan pemulihan biaya, biaya yang dikapitalisasi tersebut akan dibebankan dalam laba rugi.

Kelompok Usaha telah menandatangani beberapa perjanjian sewa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kelompok Usaha menilai apakah risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Kelompok Usaha membukukan perjanjian sewa tersebut sebagai sewa pembiayaan jika risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha, jika tidak sewa dicatat sebagai sewa operasi.

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini.

(21)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN Penurunan Persediaan

Masa Manfaat Aset Tetap

Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Perhitungan penyisihan ini mempertimbangkan beberapa variabel, terutama waktu di mana persediaan tersebut diharapkan akan terjual dan tingkat harga di mana persediaan dapat dijual. Ketidakpastian yang terkait dengan faktor-faktor ini mengakibatkan jumlah realisasi akan berbeda dari jumlah tercatat persediaan yang dilaporkan. Jumlah tercatat persediaan diungkapkan di dalam Catatan 8 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha telah membentuk penyisihan untuk persediaan usang dan lambatnya perputaran berdasarkan perkiraan persediaan yang akan dijual di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan nilai realisasi neto dari persediaan tersebut.

Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa dari aset tetap. Dan karenanya, biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Jumlah tercatat aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalam Catatan 11 laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha mengestimasi umur manfaat aset takberwujud yang berhubungan dengan piranti lunak dan hubungan terkait pelanggan. Estimasi umur manfaat tersebut ditelaah setiap tahun dan diperbaharui jika terjadi perbedaan perkiraan dari estimasi awal dikarenakan perubahan situasi pasar atau batasan lainnya. Namun terdapat kemungkinan hasil operasi masa yang akan datang terpengaruh secara material oleh perubahan estimasi yang terjadi dikarenakan perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan waktu biaya yang dicatat untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan pada faktor-faktor dan keadaan. Penurunan nilai estimasi masa manfaat ekonomi aset takberwujud, kecualigoodwill, Kelompok Usaha akan menambah pencatatan beban amortisasi dan mengurangi nilai aset takberwujud. Jumlah tercatat aset takberwujud Kelompok Usaha pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalamCatatan 12 Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, aset tetap diestimasi berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 4 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis.

Beban Eksplorasi dan Evaluasi

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk biaya eksplorasi dan evaluasi mengakibatkan biaya tertentu dikapitalisasi untuk sebuah area of interest yang dianggap dapat dipulihkan oleh eksploitasi di masa depan atau penjualan atau di mana kegiatan tambang belum mencapai tahap tertentu yang memungkinkan dilakukan penilaian yang wajar atas keberadaan cadangan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tertentu atas peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya apakah operasi eksploitasi dapat dilaksanakan secara ekonomis.

tercatat aset takberwujud Kelompok Usaha pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalamCatatan 12 laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha meninjau jumlah tercatat aset non-keuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, estimasi jumlah yang dapat dipulihkan akan dilakukan dan kerugian penurunan nilai akan diakui sejauh jumlah tercatat melebihi jumlah yang dapat dipulihkan.

Penentuan nilai wajar dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang produksi yang diharapkan dan volume penjualan, harga komoditas (mengingat harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan dan lain-lain. Estimasi ini dan asumsi berdasarkan pada risiko dan ketidakpastian; maka ada kemungkinan bahwa perubahan dalam situasi akan mengubah proyeksi ini, yang mungkin berdampak pada jumlah terpulihkan aset.

Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua jumlah tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan atau biaya penurunan dikurangi dengan dampak yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim.

Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Pertimbangan diterapkan oleh manajemen dalam menentukan kelayakan suatu proyek secara ekonomis. Dalam melakukan pertimbangan ini, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu yang serupa dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi yang dijelaskan di atas.

Setiap perkiraan dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika, setelah dilakukan kapitalisasi atas biaya berdasarkan kebijakan ini, suatu pertimbangan dibuat bahwa pemulihan biaya dianggap tidak dimungkinkan, biaya yang telah dikapitalisasi tersebut akan dibebankan ke dalam laba rugi.

(22)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

4. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari :

2017 2016

(30 September) (31 Desember) Pengujian penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini,goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.

Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dicatat sesuai dengan kebijakan yang dimaksudkan di dalam Catatan 21 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut adalah wajar dan sesuai. Perbedaan signifikan dalam Kelompok Usaha pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban imbalan kerja. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan di dalam Catatan 21 laporan keuangan konsolidasian interim.

Kelompok Usaha menerapkan akuntasi akuisisi yang mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkangoodwill.Goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Jumlah tercatatgoodwill diungkapkan di dalam Catatan 14 laporan keuangan konsolidasian interim.

(30 September) (31 Desember)

Kas

Rupiah 7.500 6.305

Dolar Amerika Serikat 4.619 5.170

Bank Rupiah

PT. Bank Permata Tbk 375.479 104.780 PT. Bank Sinar Mas Tbk 3.112 2.363 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 94.631 85.744 PT. Bank Capital Indonesia Tbk 17.718 325 PT. Bank CIMB Niaga Tbk 14.658 9.566 PT. Bank Central Asia Tbk 678 8.572 PT. Bank Sinar Mas Syariah 267 268 Dolar Amerika Serikat

PT. Bank Permata Tbk 1.221.629 568.474 PT. Bank Capital Indonesia Tbk 6.359 21.622 PT. Bank Sinar Mas Tbk 2.583 2.672 Jumlah 1.749.233 815.861

5. INVESTASI JANGKA PENDEK

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat bank yang ditempatkan pada bank pihak berelasi, dibatasi penggunaanya ataupun yang digunakan sebagai jaminan.

(23)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) b. Rincian umur atas piutang tersebut adalah sebagai berikut:

2017 2016

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, akun ini meliputi tagihan kepada para pelanggan sehubungan dengan pendapatan jasa penambangan dan penyewaan alat berat.

Rincian saldo piutang usaha - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2017 2016 Penyisihan penurunan piutang usaha ditentukan berdasarkan penilaian individual. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang usaha cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang usaha.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat piutang usaha - pihak ketiga yang digunakan sebagai jaminan.

(24)

7. PIUTANG LAIN-LAIN - LANJUTAN

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, tidak terdapat piutang lain-lain yang digunakan sebagai jaminan.

Para pihak sepakat untuk melakukan tindakan:

1. Kedua pihak sepakat bahwa penyertaan dalam bentuk uang muka investasi AKAR pada MKD telah dibayarkan oleh AKAR. 2.

3. 4.

5. GBU akan menyerahkan asli dokumen-dokumen korporasi termasuk ijin-ijin pertambangan MKD kepada AKAR.

Piutang dari PT. Mega Merpati Borneo (MMB) merupakan pinjaman dengan plafond pinjaman sebesar Rp 250.000.000.000. Tujuan penggunaan pinjaman tersebut adalah untuk membiayai proyek pembangunan di bidang properti yang akan dilaksanakan oleh MMB. Pinjaman ini jatuh tempo 40 bulan sejak tanggal 6 Juni 2016, tidak dikenakan bunga dan tambahan klausul denda bilamana MMB tidak dapat mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Seperti tercantum dalam perjanjian, apabila dikehendaki Perusahaan berhak untuk merubah Pinjaman menjadi investasi dalam Penerima Pinjaman.

Piutang kepada PT. Mega Karya Dwipa merupakan uang muka investasi saham yang dibayarkan oleh AKAR, Entitas Anak, sehubungan dengan rencana untuk mengakuisisi saham PT Mega Karya Dwipa (MKD). Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Gunung Badigung Utama (GBU) dan AKAR tanggal 31 Maret 2015 dimana kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penyertaan pada PT Mega Karya Dwipa (MKD). Uang muka investasi oleh AKAR sebesar Rp 100.000.000.000 dimana penyertaan tersebut akan digunakan oleh para pihak untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang pertambangan.

MKD akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan perubahan pemegang saham apabila uang muka investasi AKAR akan dikonversikan menjadi saham MKD.

MKD akan mengembalikan uang muka investasi kepada AKAR dalam hal pihak AKAR membatalkan perjanjian ini. MKD telah melakukan pengumuman Koran sehubungan dengan perubahan pemegang saham (apabila diperlukan).

Pada bulan Juni 2016, AKAR memutuskan untuk membatalkan perjanjian kerjasaman dengan GBU sehingga MKD wajib untuk mengembalikan uang muka investasi kepada AKAR (Lihat Catatan No. 33).

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang

lain-8. PERSEDIAAN

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain-lain pihak ketiga cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang lain-lain.

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang lain-lain.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016.

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, beberapa persediaan milik RBA, Entitas Anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari Indonesia Eximbank (Lihat Catatan 14).

(25)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

2017 2016

(30 September) (31 Desember)

Biaya perolehan 43.567 43.567 Penurunan nilai investasi (43.567) (43.567) Neto - -

Domisili Aset Liabilitas Pendapatan Laba/Rugi % Kepemilikan PT. Gunung Berkat

Utama Indonesia 34.931.190.339 54.377.349.264 - (30.991.619) 40%

Domisili Aset Liabilitas Pendapatan Laba/Rugi % Kepemilikan PT. Gunung Berkat

Bagian kepemilikan Perusahaan atas laba neto entitas asosiasi, yang seluruhnya merupakan Perusahaan tertutup, dan jumlah aset dan liabilitasnya, adalah sebagai berikut:

30 September 2017 (Nilai penuh dalam Rupiah)

31 Desember 2016 (Nilai penuh dalam Rupiah)

Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, investasi pada entitas asosiasi mewakili 40% kepemilikan di PT Gunung Berkat Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 600.000.000 atau ekuivalen dengan $AS 43.567, dengan rincian sebagai berikut:

Tidak terdapat mutasi pada investasi pada entitas asosiasi pada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

PT. Gunung Berkat

(26)

11. ASET TETAP

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Saldo Akhir

Penjabaran Laporan Keuangan Biaya perolehan

Kepemilikan langsung

Bangunan 2.628.040 15.687 - 7.822 - 2.651.549 Kendaraan dan alat berat 79.548.879 1.666.202 151.377 36.123.239 (8) 117.186.935 Peralatan dan inventaris kantor 24.486.773 227.016 97.832 9.470.183 (32) 34.086.108 Aset dalam penyelesaian 5.663.280 4.586.100 - (8.730.795) - 1.518.585

-30 September 2017

Sub jumlah 112.326.972 6.495.005 249.209 36.870.449 (40) 155.443.177

Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 2.227.185 - - (747.210) - 1.479.975 Kendaraan dan alat berat 46.680.373 - - (36.123.239) - 10.557.134 Jumlah biaya perolehan 161.234.530 6.495.005 249.209 - (40) 167.480.286 Akumulasi penyusutan

Kepemilikan langsung

Bangunan 1.315.122 206.854 - - - 1.521.976 Kendaraan dan alat berat 58.291.036 8.518.952 89.128 23.971.056 (4) 90.691.911 Peralatan dan inventaris kantor 14.674.053 4.119.458 97.832 395.515 (97) 19.091.097 Sub jumlah 74.280.211 12.845.263 186.960 24.366.571 (101) 111.304.984

Aset sewa pembiayaan

(27)

(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP - LANJUTAN

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Saldo Akhir

Penjabaran Laporan Keuangan Biaya perolehan

Kepemilikan langsung

Bangunan 3.674.488 31.414 1.107.084 29.222 - 2.628.040 Kendaraan dan alat berat 74.954.425 978.216 7.150.725 10.766.945 18 79.548.879 Peralatan dan inventaris kantor 20.680.520 1.633.692 1.893.506 4.065.846 221 24.486.773 Aset dalam penyelesaian - 8.890.989 - (3.227.709) - 5.663.280 -Sub jumlah 99.309.433 11.534.311 10.151.315 11.634.304 239 112.326.972

31 Desember 2016

Sub jumlah 99.309.433 11.534.311 10.151.315 11.634.304 239 112.326.972

Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 2.265.069 554.975 - (592.859) - 2.227.185 Kendaraan dan alat berat 55.509.901 2.211.917 - (11.041.445) - 46.680.373 Jumlah biaya perolehan 157.084.403 14.301.203 10.151.315 - 239 161.234.530 Akumulasi penyusutan

Kepemilikan langsung

Bangunan 1.219.959 437.492 342.329 1.315.122

Kendaraan dan alat berat 48.614.823 9.014.754 6.260.670 6.922.142 (13) 58.291.036 Peralatan dan inventaris kantor 12.401.056 3.442.891 1.892.528 722.533 101 14.674.053 Sub jumlah 62.235.838 12.895.137 8.495.527 7.644.675 88 74.280.211

Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan inventaris kantor 1.339.795 359.710 - (593.778) - 1.105.727 Kendaraan dan alat berat 27.496.273 6.137.714 - (7.050.897) - 26.583.090 Jumlah akumulasi penyusutan 91.071.906 19.392.561 8.495.527 - 88 101.969.028

(28)

11. ASET TETAP - LANJUTAN

a.

2017 2016

(30 September) (30 September)

Beban pokok penjualan (Lihat Catatan No. 25) 13.677.682 13.320.337

Beban umum dan administrasi (Lihat Catatan No. 26) 1.627.319 1.220.450

Jumlah 15.305.001 14.540.787

b. Perhitungan laba (rugi) penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:

Penyusutan dialokasikan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 adalah sebagai

2017 (sembilan bulan)

Pada tanggal 30 September 2017 terdapat aset tetap yang tidak digunakan sementara oleh kelompok usaha sejumlah $AS11.010.055, jumlah penyusutan selama periode berjalan adalah sebesar $AS.401.451.

Penjualan Penghapusan Jumlah

Aset Tetap Aset Tetap

Hasil penjualan - - -

Harga perolehan - 249.209 249.209

Akumulasi penyusutan - (186.960) (186.960)

Nilai buku neto - 62.249 62.249

Laba (rugi) penjualan dan/atau penghapusan aset tetap (Lihat Catatan No. 27) - (62.249) (62.249) c.

e. Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, beberapa alat berat RBA, entitas anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari Indonesia Eximbank dan Cheviot Investment Ltd (Lihat Catatan No. 18)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa para peserta Lokakarya Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Program Studi Pendidikan: Pendidikan Bahasa Inggris,

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukan bahwa penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara serta penyampaiannya pada Dinas Pendapatan, Pengelola

Jika semua nilai akhir siswa telah memenuhi nilai KKM, maka pada sub menu ini akan tampil pemberitahuan bahwa tidak ada mata pelajaran yang harus di remedial.. sub menu

Ketentuan Pengawasan terhadap produk rokok juga diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.3.1.3322 Tentang Tata Laksana

Gambar merupakan hasil pengujian SEM/EDS dengan perbesaran 1000x terhadap morfologi permukaan hasil coating setelah perlakuan thermal cycle pada 50 cycle.. Dari

Melihat transaksi menggunakan layanan Branchlees banking masih terbilang relatif baru di BRI Syariah maka hal yang menarik untuk diteliti adalah sejauh mana

1) Semut adalah kombinasi dosen, mata kuliah dan kelas 2) Sumber makanan adalah pasangan ruang, hari dan jam 3) Feromon adalah jadwal yang diambil oleh dosen. 4) Jarak yang

Namun ‘tsunami politik bandar’ menyebabkan BN telah tewas dengan majoriti yang lebih besar di kawasan majoriti kaum Cina namun demikian berjaya menawan kembali kerusi Parlimen