TEORI ORGANISASI NEO KLASIK
TEORI ORGANISASI NEO KLASIK
Teori neo klasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi. Teori neo klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai kelompok kerjanya.
Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di howthorne dan dari tulisan huga Munsterberg. Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924-1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neo klasik. Pada akhirnya percobaan howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi. Teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap hubungan sosial dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai tujuan organisasi yang paling utama.
Dalam teori neo klasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
•
Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
•
Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
•
Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para junior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Karakretistik Teori Neo Klasik
•
Teori organisasi neo klasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang dengan
tujuan bersama.
•
Teori organisasi neo klasik berkembang dengan pembenahan teori organisasi klasik
berdasar percobaan hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu sistem
terbuka dimana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap
karyawan merupakan faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
•
Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses scalar dan fungsional, struktur
organisasi, serta rentang kendali.
•
Teori organisasi neo klasik memahami adanya organisasi “informal” yang muncul
Tokoh-tokoh yang mengemukakan Teori Neo Klasik
• Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neo klasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
• Heindrich Gossen
Pencetus teori ini adalah Heindrich Gossen yang akhirnya menjadi Hukum Gossen I. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan dalam hukum Gossen II dikatakan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif terhadap kebutuhan - kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan hampir tak terbatas dan bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
• Schumpeter (Aliran Neo Klasik)
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam ekonomi. Hal ini bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan perekonomian jika para