Menara Kuningan Lantai 1 Suite A, M & N Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-7 Kav. 5 Jakarta Selatan 12940
www.apbi-icma.org
Pengurus APBI-ICMA periode 2015 – 2018 dibawah pimpinan Bpk. Pandu Sjahrir sebagai ketua umum dengan dibantu oleh Bpk. Harry Asmar (Ketua I), Bpk. Priyadi (Ketua II), Bpk. Dharma Djojonegoro (Ketua III) dan Bpk. Sudirdjo Widjaja sebagai bendahara merumuskan arahan dan agenda prioritas APBI-ICMA di tahun 2017. Agenda dibahas oleh Pengurus Pembahasan rencana kerja dan agenda dilaksanakan di akhir tahun 2016 yang disosialisasikan ke anggota melalui forum CEO Gathering. Acara CEO Gathering 2016 diadakan 24 Nopember 2016 di Dubai Room, Raffles Hotel Jakarta. Acara diikuti oleh sekitar 50 orang peserta pimpinan dan utusan dari beberapa perusahaan anggota dan juga dihadiri oleh beberapa anggota dewan penasehat. Pengurus juga melalukan rapat bulanan membahas berbagai isu prioritas serta agenda kerja.
Konten Isi
ISU PRIORITAS
SINERGITAS DENGAN STAKEHOLDERS
ADVOKASI
EVENTS
KEGIATAN & AGENDA PRIORITAS KOMITE
“
THE VOICE OF INDONESIA
COAL INDUSTRY AT HOME AND
ABROAD”
REPORT
Courtesy call
ke
Menteri ESDM
P
engurus APBI-ICMA telah melakukan courtesy call keMenteri ESDM Bpk. Ignasius Jonanpada tanggal 2 Desember 2016.Mengingat pada saat itu terjadi penumpukan massa di sekitar Tugu Monas sehingga pihak Kementerian ESDM mengusulkan agar pertemuan APBI-ICMA dengan Menteri ESDM dipindahkan ke klub Bimasena. Menteri ESDM didampingi oleh Dirjen Minerba dalam pertemuan tersebut. Sedang dari APBI-ICMA, hadir para pengurus yaitu: Bpk. Pandu Sjahrir, Bpk. Dharma Djojonegoro, Bpk. Priyadi, Bpk. Harry Asmar serta
beberapa wakil pemilik (owner) perusahaan anggota.
Pertemuan berlangsung sekitar 1 jam membahas beberapa hal termasuk soal harga jual batubara untuk keperluan domestik. Dalam pertemuan tersebut pihak APBI-ICMA menyampaikan hasil kajian APBI-ICMA dengan PwC dimana hasil kajian merekomendasikan agar penyusunan kebijakan harga jual batubara mempertimbangkan aspek konservasi dan kepastian hukum untuk jaminan pasokan jangka panjang.
ISU
Harga Jual Batubara
Domestik
P
ermasalahan terkait penetapan harga jual batubara untukkeperluan domestik khususnya ke PT PLN (Persero) menjadi salah satu prioritas utama Pengurus di tahun 2017. Isu tersebut juga disampaikan oleh Ketua Umum APBI-ICMA Bpk. Pandu Sjahrir yang diterima secara resmi oleh Menteri ESDM Bpk. Ignasius Jonan dalam pertemuan yang diadakan tanggal 2
Desember 2016 di Bimasena. Dalam pertemuan tersebut Bapak Menteri mengupayakan untuk mencari solusi terbaik. Adapun
usulan mengenai penerapan metode cost plus argi menteri
ESDM menyatakan bahwa metode tersebut hanya diberlakukan di PLTU mulut tambang saja. Adapun untuk non-mulut tambang menteri akan menggodok berbagai opsi yang diharapkan dapat diterima baik oleh produsen batubara dan pihak PT PLN (Persero).
Menguatnya harga komoditas sejak kuartal keempat 2016 yang berlanjut disepanjang 2017 mengakibatkan PT PLN (Persero) mengalami defisit yang besar. Pihak PT PLN (Persero) menginformasikan akibat kenaikan harga yang drastis tersebut,
perusahaan BUMN tersebut di tahun 2016 mengalami defisit sekitar Rp. 14 triliun rupiah. Sementara disisi lain pemerintah bersama DPR sepakat untuk mengurangi subsidi ke PT PLN
(Persero). Kerugian tersebut membuat debt service ratio (DSR)
PT PLN (Persero) semakin mengkhawatirkan yang memicu terbitnya surat dari Menteri Keuangan ke pimpinan PT PLN (Persero). Hal itu yang mendorong pihak PT PLN (Persero) untuk berupaya mendapatkan pola penetapan harga yang dapat mengurangi defisit keuangan PT PLN (Persero) yang semakin membesar. Di sisi lain, pemerintah
dalam hal ini Menteri ESDM
menyerukan agar PT PLN (Persero)
melakukan efisiensi secara
menyeluruh untuk memperkecil
defisit.
Di tahun 2017 ada beberapa
pertemuan yang diinisasi oleh pihak Ditjen Minerba membahas beberapa opsi harga batubara domestik.Pertemuan di Minerba juga melibatkan pihak PT PLN
(Persero) untuk mendapatkan kesepakatan di tahap awal sebelum diajukan ke tingkat pimpinan (pengambil keputusan). Beberapa opsi yang ditawarkan oleh PT PLN (Persero) adalah
antara lain opsi progressive discou t di a a disko aka
diterapkan jika harga mencapai level tertentu yang mana opsi tersebut tidak diterima oleh produsen batubara. Rencana
pe erapa cost plus margin seperti ya g diberlakuka di PLTU
mulut tambang kembali diwacanakan oleh PT PLN (Persero) di tahun 2017 ketika perusahaan tersebut menderita kerugian besar akibat melonjaknya harga batubara. Seperti yang
dii for asika di awal opsi cost plus margin tersebut tidak
mendapat sambutan positif dari Menteri ESDM yang tetap
e pertaha ka etode cost plus margin ha ya diterapka
di PLTU ulut ta ba g. “elai itu, etode floor da ceiling
juga sempat dibahas sebagai salah satu opsi alternatif yang ditawarkan.Di dalam opsi tersebut pemerintah menetapkan
batas bawah (floor) dan batas atas (ceiling) harga jual batubara
domestik. Penerapan opsi tersebut juga dikhawatirkan akan merugikan perusahaan dan negara juga dirugikan karena potensi penerimaan negara menjadi berkurang.
PERPAJAKAN/
PENERIMAAN
NEGARA
I
su perpajakan masih menjadi salah satu isu terpenting industripertambangan batubara yang perkembangan regulasi/kebijakan perlu senantiasa dipantau.Secara umum kebijakan perpajakan masih kondusif meski ada beberapa regulasi sektoral yang menimbulkan beban usaha tinggi. Di tahun 2017 pemerintah
menggenjot upaya tax amnesty untuk memperluas basis
pengenaan pajak dan penerimaan negara dimana beberapa pemilik dan eksekutif perusahaan anggota turut mendukung
kebijakan tersebut. Di tahun 2017 ada beberapa isu penting yang ditindaklanjuti oleh APBI-ICMA, yaitu formula biaya penyesuaian untuk perhitungan royalty, perlakuan pajak atas
jasa transshipment, revisi PP No. 9/2012, paket RUU perpajakan.
Biaya penyesuaian perhitungan royalty
pemerintah mempertimbangkan perubahan formula biaya penyesuaian royalti agar penerimaan negara dari sektor pertambangan minerba bisa meningkat. Dalam formula
perhitungan royalty FOB vessel yang berlaku hingga saat ini,
biaya-biaya yang dapat dikurangkan (deductible costs) antara
lain: biaya barging, transshipment, asuransi, dan surveyor.
Formula yang diusulkan pemerintah yang sudah dibahas oleh kementerian ESDM dan Badan Kebijakan Fiskal adalah biaya-biaya tersebut diatas dihilangkan. APBI-ICMA mengajukan keberatan dan akhirnya dalam suatu pertemuan yang dipimpin
oleh Dirjen Minerba usulan deductible costs direvisi dimana
biaya-biaya barging dan transshipment yang komponennya
lebih besar masih dapat diakui sedangkan biaya surveyor dan asuransi tidak diakui. Namun, hingga saat ini revisi formula
deductible costs tersebut belum difinalisasi sehingga formula
existing masih tetap berlaku.
Revisi PP No. 9/2012 tentang PNBP yang berlaku di
sektor ESDM: salah satu regulasi yang penting untuk terus
dipantau adalah revisi PP No. 9/2012 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah dalam menetapkan jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berlaku di Kementerian ESDM. Di tahun 2013 dan 2015 yang lalu,
pemerintah mewacanakan peningkatan tarif royalti batubara bagi pemegang IUP. APBI-ICMA sebagai mitra pemerintah
melakukan inisiatif sebagai mitra pemerintah untuk
memberikan masukan mengenai dampak negatif yang akan ditimbulkan jika kebijakan tersebut dilaksanakan. Pemerintah akhirnya mempertimbangkan usulan dari APBI-ICMA tersebut sehingga tarif royalti batubara tidak berubah. Di dalam wacana revisi PP 9/2012 yang dibahas dalam rapat di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian pada November 2017,
APBI-ICMA mengajukan keberatan jika windfall profit tax
diterapkan atas harga komoditas batubara yang terus menguat sejak kuartal keempat 2016. APBI-ICMA juga mengusulkan agar insentif bagi pengembangan investasi nilai tambah batubara
melalui coal upgrading, coal gasification, coal liquefaction, dan
lain-lain agar diatur juga di dalam PP No. 9/2012 sama seperti insentif fiskal yang ditawarkan bagi investasi peningkatan nilai tambah (PNT) mineral. Hingga akhir 2017 revisi PP tersebut
belum diundangkan dan APBI-ICMA terus memantau
perkembangannya.
PPh final atas jasa transshipment: Pada tanggal 6
November 2017 diadakan pertemuan antara pihak APBI – ICMA
dengan pihak BKF yang diwakili oleh Pak Rofyanto Kurniawan selaku Kepala PKPN (Pusat Kebijakan Pendapatan Negara)
dengan agenda pembahasan isu PPh Transhipment, dimana
adanya perlakuan pajak transhipment yang masih tidak stabil
dan ada beberapa perusahaan yang bahkan tidak membayar
pajak transhipment .Saat ini pelaku pasar pada industry
pengangkutan pindah kapal (transhipment)Indoneisa secara
historis diklasifikasikan sebagai perusahaan pelayaran dan telah menerapkan rezim pajak penghasilan final. Namun ada 3 hal yang perlu diperhatikan pengenai penetapan pajak
transhipment ini :
- Direktorat Jendral Pajak (DJP) telah mulai menerapkan defenisi
ya g lebih se pit atas Peredara Bruto ya g diterima perusahaan pelayaran
- Definisi untuk Peredaran Bruto telah diterapkan secara sangat sempit sehingga hanya mencakup pendapatan yang diperoleh secara eksklusif dari transportasi orang dan/atau barang dari "pelabuhan ke pelabuhan
- Definisi yang sempit ini tidak mengakui bahwa perusahaan
pengangkutan pindah kapal (transhipment) berpartisipasi dalam
bagian rantai "pelabuhan ke pelabuhan", dan oleh karena itu terdapat keraguan untuk menerapkan Pajak Final atas
penghasilan dari jasa pengangkutan pindah kapal (transhipment)
Renegosiasi PKP2B
APBI-ICMA turut memfasilitasi aspirasi dari para anggota untuk mencari solusi terbaik penyelesaian permasalahan yang dihadapi terkait dengan renegosiasi PKP2B.Pertemuan anggota diadakan beberapa kali di sekretariat APBI-ICMA yang bertujuan
untuk saling bertukar informasi (sharing) serta usulan
langkah-langkah yang perlu diambil oleh APBI-ICMA ke pemerintah.
Sebagai organisasi yang menjadi wadah perusahaan
pertambangan batubara, APBI-ICMA telah mengirim surat ke Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk pertemuan membahas pandangan para anggota pemegang PKP2B generasi III atas usulan poin-poin penerimaan negara di dalam draft amandemen PKP2B.
Logistik/Pengangkutan
Kelancaran pengangkutan & pengiriman batubara merupakan aspek penting dalam rangkaian aktifitas pertambangan batubara.Aspek logistik yang ditangani oleh APBI-ICMA meliputi kepelabuhanan, dan perkeretaapian.Meskipun komite logistik
belum dibentuk secara khusus namun sekretariat APBI-ICMA mengambil inisiatif untuk memantau berbagai isu yang
berpotensi menghambat aktifitas pengapalan/logistik
perusahaan anggota.Maraknya pencurian batubara di atas tongkang sejak meningkatnya harga batubara juga menjadi kendala yang dihadapi oleh perusahaan di lapangan.
Peraturan Menteri Perdagangan No. 82/2017
Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag No. 82/2017 tanggal 26 Oktober 2017 yang salinan peraturannya baru dikirim ke APBI-ICMA tanggal 18 Desember 2017.
Peraturan yang mewajibkan ekspotir batubara untuk menggunakan kapal dan asuransi nasional tersebut akan efektif berlaku 26 April 2018 (enam bulan sejak diundangkan). APBI-ICMA ikut dalam 3 rapat yang diadakan di Kementerian
Perdagangan di periode April – Mei 2017 dan telah
menyampaikan keberatan baik secara verbal maupun melalui surat tertulis. Setelah Permendag diterbitkan APBI-ICMA di akhir bulan Desember 2017 telah menyampaikan keluhan kepada Dirjen Minerba dan APBI-ICMA bersama-sama dengan IMA ikut dalam pertemuan dengan pihak GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) yang juga terkena dampak dari aturan tersebut. Selanjutnya, APBI-ICMA akan bertemu dengan Dirjen Perdagangan Luar Negeri untuk meminta klarifikasi dan menyampaikan keberatan ke pemerintah terkait potensi dampak Permendag 82/2017 terhadap aktifitas ekspor batubara yang selama beberapa tahun ini menjadi andalan penghasil devisa.
Rencana Induk Pelabuhan Ekspor Batubara Terpadu (RIPT)
Kementerian Perhubungan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut (DItjen Hubla) menginisiasi suatu kajian untuk pembangunan pelabuhan induk terpadu ekspor batubara (RIPT). Konsep RIPT tersebut berbeda dengan wacana pembangunan pelabuhan ekspor batubara (14 pelabuhan
ekspor) yang sebelumnya diinisiasi oleh Kementerian
ESDM.RIPT yang digagas oleh Kementerian Perhubungan masih dalam tahap awal yaitu studi kelayakan dimana Kementerian Perhubungan menunjuk pihak konsultan untuk melaksakan
studi awal. APBI-ICMA dilibatkan dalam rapat-rapat
pembahasan RIPT dan memfasilitasi koordinasi kunjungan tim konsultan ke beberapa tempat yang menjadi fokus RIPT seperti di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
APBI-ICMA juga menyampaikan isu RIPT tersebut kepada anggota dengan memfasilitasi rapat anggota membahas posisi dan masukan ke pihak Kementerian Perhubungan.Selain itu, APBI-ICMA juga ikut aktif berpartisipasi dalam rapat-rapat yang dilakukan di Kementerian Perhubungan dimana dalam rapat-rapat tersebut APBI-ICMA tetap menyampaikan posisi agar kebijakan pemerintah tersebut tidak menambah beban biaya
produsen batubara.Selain itu, pemerintah perlu
mempertimbangkan lagi RIPT dan sebaiknya fokus untuk mengembangkan kapasitas pelabuhan ekspor batubara yang
saat ini beroperasi (existing ports) secara baik seperti misalnya
di Taboneo, Samarinda, Balikpapan, dll. APBI-ICMA juga menyampaikan ke pemerintah untuk mempetimbangkan lagi
RIPT mengingat untuk jangka panjang trend ekspor batubara
akan menurun karena perubahan kebijakan pemanfaatan batubara yang difokuskan ke dalam negeri seperti yang tertuang di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), RPJM, dan RUPTL PLN. Dalam rapat terakhir paparan hasil kajian konsultan, belum ada rencana lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan mengenai RIPT.
Tarif OPP/OPT di KSOP Samarinda
Penetapan tarif OPP/OPT (Ongkos Pelabuhan Pemuatan/Ongkos Pelabuhan Tujuan) di Samarinda merupakan salah satu isu yang banyak menyita perhatian mengingat dampak dari penetapan tarif secara sepihak oleh TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) memberikan dampak keuangan yang tidak sedikit bagi
perusahaan. Isu tersebut mencuat setelah kepolisian
Untuk mendukung upaya anggota dalam membahas usulan tarif, APBI-ICMA memfasilitasi rapat anggota di sekretariat dan pertemuan informal dengan pejabat terkait di pihak Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan pandangan APBI terkait dengan isu OPP/OPT guna menjadi perhatian pemerintah.
Pencurian Batubara di Tongkang
Sepanjang tahun 2017 kami banyak menerima keluhan dari perusahaan anggota yang dirugikan oleh maraknya aktifitas
Kehutanan & Lingkungan Hidup
Permasalahan tarif PNBP pemegang IPPKH dan kewajiban penanaman kembali dalam rangka reklamasi daerah aliran sungai (DAS) hingga tahun 2017 masih menjadi kendala utama. Di akhir tahun 2016 APBI-ICMA mengajak IMA untuk bersama-sama mengajukan uji materi ke Mahkamah Agung (MA) atas
dua regulasi kehutanan setelah upaya lobby secara formal dan
informal tidak membuahkan hasil. Untuk isu lingkungan di tahun 2017 tidak banyak inisiasi dari pemerintah meskipun regulasi
yang mengatur tentang limbah tambang (dalam hal ini fly-ash,
bottom ash) belum direvisi oleh pemerintah.Dari segi pengelolaan lingkungan hidup, beberapa anggota APBI-ICMA
memperoleh penghargaan pengelolaan lingkungan baik
penghargaan PROPER (yang diberikan oleh KLHK) maupun penghargaan di sektor Kementerian ESDM.
Judicial Review ke Mahkamah Agung
Pihak konsultan yang ditunjuk oleh IMA dan APBI-ICMA terkait dengan uji materi ke Mahkamah Agung (MMS Consulting)
memberikan ini belum diperoleh.Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengenai dasar pertimbangan Mahkamah Agung dalam mengeluarkan putusan tersebut. Di sisi lain ada indikasi
terdapat kelalain di pihak Mahkamah Agung karena beberapa bulan lalu, setelah putusan Mahkamah Agung dimuat di situs Mahkamah Agung, ada beberapa staf di MA yang meminta bahan/file uji materi yang IMA & APBI-ICMA ajukan. Hal ini menimbulkan keanehan sehingga ada dugaan terjadi kelalaian dalam putusan Mahkamah Agung tersebut. Oleh karena itu, APBI-ICMA dan IMA meminta pihak MMS Consulting untuk mencari tahu lebih lanjut dan mengirim surat resmi kepada Mahkamah Agung.
SINERGITAS
DENGAN
EITI (Extractive Industries Transparency
Initiative)
APBI berperan aktif sebagai anggota dari Tim Pelaksana EITI yang dibentuk oleh Pemerintah berdasarkan Perpres No. 26/2010 yang diketuai oleh Kemenko Perekonomian.Rapat-rapat dan kegiatan yang dilakukan oleh EITI cukup intens sehingga memerlukan perhatian serius untuk bisa berpatisipasi secara aktif. Sebagaimana diketahui APBI-ICMA menjadi bagian
dari tim multi stakeholders group (MSG) yang terdiri dari unsur
asosiasi industri (IMA, APBI-ICMA, dan IPA untuk migas), pemerintah (ESDM, Kemenko Perekonomian, Kemenkeu,
Pemprov), dan civil society organization(CSO). Cakupan atau
fokus dari EITI yang selama ini memprioritaskan aspek transparansi dan berkembang menjadi reformasi tata kelola pertambangan mensyaratkan partisipasi aktif APBI-ICMA dalam tim pelaksana. Di tahun 2017, EITI memfokuskan pembahasan terkait dengan laporan EITI Indonesia untuk tahun 2015 yang akan diajukan ke EITI Global paling lambat akhir tahun 2017. Laporan tersebut merupakan syarat bagi kepesertaan suatu
negara dalam sistem EITI dimana status Indonesia saat ini masih
sebagai applicant .Oleh kare a itu, rapat-rapat terkait penyusunan Laporan EITI yang intens wajib untuk diikuti agar APBI-ICMA dapat memberikan konstribusi positif. Terkait dengan hal tersebut, sekretariat APBI-ICMA juga mendukung tim konsultan yang ditunjuk oleh EITI Nasional untuk
mendapatkan data-data ke beberapa perusahaan
pertambangan batubara.
Adapan terkait dengan pembahasan reformasi tata kelola
pertambangan melalui upaya sosialisasi beneficial ownership
(BO). Beberapa aktifitas penting dari EITI di tahun 2017:
Diskusi Road Map Beneficial Ownership: diskusi internal lingkup MSG yang diadakan beberapa kali untuk membahas isu
Beneficial Ownership terutama pembahasan mengenai Road Map BO yang oleh pemerintah akan diusulkan diperkuat melalui penerbitan peraturan presiden (Perpres).
Konferensi Internasional tentang Beneficial Ownership: Konferensi internasional tersebut merupakan yang pertama diadakan oleh EITI yang dihadiri oleh Chairman EITI Frederick Reitzfeld (mantan perdana menteri Swedia) dan oleh lebih dari 300 orang peserta dari lebih 40 negara. Beberapa menteri seperti Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Kepala Bappenas hadir di acara tersebut.
Regional Training di Manila: APBI-ICMA diundang untuk berpartisipasi dalam regional training yang diikuti oleh beberapa wakil dari MSG dari negara-negara seperti Filipina, Myanmar, Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands, dll. Acara training tersebut juga dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan pertemuan tahunan Board EITI yang diketuai oleh Freidrich Renzfeld mantan perdana menteri Swedia.
Penyusunan Rencana Kerja EITI: APBI-ICMA ikut partisipasi memberikan masukan dalam penyusunan program kerja EITI Indonesia 2018 yang fokus pada validasi laporan EITI tahun 2015 yang telah diajukan ke EITI Global. Pembahasan program kerja
LINTAS ASOSIASI & STAKEHOLDERS
Komunikasi dengan stakeholders terkait sangat penting bagi
APBI-ICMA dalam menjalankan misi memperjuangkan
kepentingan anggota dan industri pertambangan batubara.
KADIN Indonesia: APBI-ICMA berpartisipasi
dalam beberapa agenda kegiatan KADIN
termasuk pelaksanaan Rapat Pimpinan
Nasional (Rapimnas) di Batam, dan juga beberapa Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di sektor ESDM, Perdagangan, dan Perindustrian.
APINDO: Direktur Eksekutif
APBI-ICMA dan Bpk. Muliawan Margadana ikut aktif dalam anggota Komite ESDM APINDO yang secara aktif berkontribusi memberikan masukan
ke pemerintah. Komite ESDM
APINDO secara resmi telah diterima oleh Menteri ESDM dalam audiensi di bulan Agustus 2017 yang lalu.
IMA: APBI-ICMA senantiasa melakukan
koordinasi yang erat dengan asosiasi industri di sektor pertambangan termasuk dengan API-IMA untuk membahas dampak dari kebijakan yang perlu dihadapi secara bersama-sama. Pengajuan uji materi ke Mahkamah Agung atas 2 (dua) peraturan kehutanan, yaitu PP 33/2014 dan PP 105/2015 merupakan salah satu bentuk koordinasi kedua asosiasi di sektor pertambangan tersebut.
ASPINDO: APBI-ICMA berkoordinasi secara intens ASPINDO
dengan membentuk sekretariat bersama yang beranggotakan asosiasi industri pengguna alat-alat berat yang terdampak dengan penerapan pajak kendaraan bermotor atas alat berat sejak penerbitan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. APBI turut berkontribusi
mendukung sekretariat bersama yang aktif untuk mengawal proses pengajuan uji materi ke Mahkamah Konstitusi serta melakukan diskusi yang intens dengan pemerintah di bawah
koordinasi Kementerian Koordinator bidangPerekonomian.
Kegiatan advokasi merupakan salah satu bagian terpenting APBI-ICMA dalam mewujudkan visi dan misi yang telah digariskan.Advokasi difokuskan pada penyampaian pesan-pesan
utama (key messages) mengenai peranan dan kontribusi
penting sektor industri pertambangan batubara terhadap
perekonomian nasional, regional serta ketahanan energi.Key
SEMINAR & KONFERENSI DI DALAM DAN LUAR NEGERI
Sumatera Coal: Bpk. Hendra Sinadia mewakili APBI-ICMA
sebagai narasumber kegiatan konferensi yang dilaksanakan di
Palembang Sumatera Selatan. APBI-ICMA berpartisipasi
mendukung kegiatan tersebut sejak pertama kali
diadakan.Paparan yang disampaikan oleh APBI-ICMA terkait dengan peluang investasi di sektor penambangan batubara di provinsi Sumatera Selatan.Selain itu dipaparkan juga tantangan yang dihadapi khususnya terkait dengan masalah kewenangan
antara pemerintah provinsi dan kabupaten pasca
diundangkannya UU Pemerintah Daerah yang baru yang mendelegasikan kewenangan penerbitan izin pertambangan minerba ke pemerintah provinsi.
Coaltrans Filipina: Bpk. Supriatna Suhala hadir mewakili APBI
sebagai narasumber di acara konferensi yang dilaksanakan oleh
Coaltrans Conference sebagai rangkaian dari konferensi yang digelar di beberapa negara. Pada konferensi di Manila, APBI-ICMA menyampaikan peran dan kontribusi penting batubara
Indonesia untuk perekonomian nasional dan dukungan
terhadap pembangunan energi di wilayah Asia
tenggara.Indonesia selama ini masih menjadi negara importir batubara terbesar di Filipina. Keikutsertaan APBI-ICMA di ajang tersebut cukup bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai kelangsungan pasokan batubara dari Indonesia yang sempat terhambat oleh kejadian penyanderaan atas anak buah kapal tongkang dari Indonesia oleh gerilyawan di Mindanao Selatan yang sempat memicu seruan dari pemerintah Indonesia untuk menghentikan sementara (moratorium) ekspor batubara ke Filipina demi prioritas keamanan bagi anak buah kapal dari Indonesia.
Asia Mining Investment 2017: Bpk. Hendra Sinadia mewakili
APBI-ICMA sebagai narasumber di kegiatan yang dilaksanakan di Marina Bay Sands, Singapura yang diikuti oleh lebih dari 150 orang peserta dari berbagai negara. Paparan APBI-ICMA menitik
beratkan akan pada outlook sektor pertambangan Indonesia
serta tantangan yang dihadapi kedepannya. Banyak pertanyaan dari audiens yang menanyakan prospek pasokan batubara
jangka panjang dari Indonesia ditengah upaya pemerintah dalam membatasi produksi batubara seperti yang tercantum di dalam RPJM dan RUEN.
MEDIA MAINSTREAM
APBI-ICMA juga sering diundang untuk menyampaikan gambaran prospek dan peluang di sektor usaha pertambangan batubara di beberapa televisi swasta.Di kanal IDX, sebuah
saluran televisi kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan MNC grup yang fokus pada pengembangan bursa efek, APBI-ICMA sering diundang sebagai narasumber. Partisipasi APBI-ICMA cukup penting mengingat beberapa anggota asosiasi juga listing di bursa efek Indonesia dan saham-saham emiten batubara mengalami penguatan di tahun 2017 seiiring dengan meningkatnya harga komoditas batubara.
Di media cetak, APBI juga turut aktif dalam membangun opini (opinion building) terkait peran penting sektor pertambangan batubara.Di tahun ini beberapa artikel opini dimuat di harian Bisnis Indonesia serta majalah Tambang dan Porto News.Secara regular hampir setiap bulan majalah Coal Asia memberikan ruang tulisan tentang kebijakan dan regulasi pertambangan yang dalam hal ini diisi oleh Bpk. Hendra Sinadia.Kompilasi
tulisan di majalah Coal Asia dalam format e-book tersebut sudah
di publikasikan oleh majalah Coal Asia.Di majalah Listrik
Indonesia dan Porto News pandangan APBI secara
komprehensif juga dimuat dalam beberapa edisi.
DUKUNGAN TERHADAP KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Meneruskan dukungan yang selama ini diupayakan oleh pengurus APBI-ICMA periode-periode sebelumnya, Pengurus APBI-ICMA di tahun 2017 tetap berkomitmen mendukung kegiatan kemahasiswaan khususnya kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di lingkup program studi pertambangan. Bentuk dukungan yang diberikan adalah sponsorship kegiatan dan partisipasi sebagai narasumber. Di tahun 2017 beberapa kegiatan kemahasiswaan yang didukung seperti antara lain: Seminar Nasional "Masa Depan Industri Pertambangan" yang diselenggarakan oleh HMTP Universitas Syiah Kuala, Kegiatan Mining Fair 2017 diselenggarakan oleh HMTP Universitas Negeri Padang, Seminar Nasional Minespace III diselenggarakan oleh HMTP Universitas Hasanuddin Makasar, Seminar Pengemba-
angan Invenstasi bagi
Menghadapi Energi Terbarukan untuk Membangun
Keta gguha E ergi I do esia .
KEGIATAN &
AGENDA
Komite-komite merupakan tulang punggung (backbone) dari APBI-ICMA dalam mengkaji berbagai isu, permasalahan yang memiliki potensi dampak terhadap kegiatan para anggota. Beberapa aktifitas dari komite-komite di APBI-ICMA sepanjang tahun 2017 adalah antara lain:
Komite LH & CSR: prioritas di tahun 2017 adalah mengawal
permohonan uji materi atas PP No. 105/2015 ke Mahkamah Agung yang diajukan oleh APBI-ICMA bersama dengan IMA. Proses penyiapan materi uji materi dilakukan oleh firma hukum MMS Consulting yang ditunjuk oleh APBI dan IMA. Meskipun proses penyusunan uji materi dilakukan secara intensif oleh komite LH & CSR APBI-ICMA bekerjasama dengan IMA dengan bantuan MMS Consulting namun hasilnya belum sesuai dengan harapan karena MA di situsnya menginformasikan bahwa permohonan uji materi APBI dan IMA ditolak. Namun, hingga kini salinan putusan MA tersebut belum didapatkan.
Komite Perpajakan: proses negosiasi PKP2B khususnya
terkait dengan ketentuan penerimaan negara merupakan fokus dari Komite Perpajakan di tahun 2017. Beberapa pertemuan
anggota PKP2B khususnya generasi I dan III di fasilitasi oleh APBI untuk berbagi informasi terkait dengan proses renegosiasi amandemen PKP2B. Selain itu Komite Perpajakan juga mengadakan pertemuan untuk update perihal RUU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang sedang dibahas di parlemen.
Komite Eksternal: komite yang beranggotakan public relation
officer perusahaan anggota melakukan pertemuan untuk sharing mengenai isu/permasalahan yang perlu mendapat perhatian APBI. Dalam pertemuan komite juga dibahas mengenai strategi komunikasi dan langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapi beragam isu negatif terhadap sektor batubara.Dalam rangka hari listrik nasional, Komite juga membuat beberapa materi publikasi mengenai peran penting batubara sebagai sumber energy primer untuk ketahanan energy nasional.
Komite Hukum: mengadakan beberapa pertemuan
membahas isu penting seperti antara lain rancangan peraturan menteri perdagangan yang mewajibkan eksportir batubara menggunakan kapal dan asuransi nasional. Masukan dari
Komite Hukum dituangkan dalam surat yang disampaikan ke Dirjen Perdagangan Luar Negeri di Mei 2017.
Komite Kelistrikan: melakukan pertemuan membahas
masukan dan pandangan APBI terkait dengan berbagai usulan/wacana terkait formula harga jual batubara dalam negeri. Komite juga berpartisipasi dalam pertemuan yang diinisiasi oleh pemerintah dalam hal ini DItjen Minerba.Komite juga berpartisipasi dalam acara coffee morning yang dilaksanakan oleh Ditjen Ketenagalistrikan.
Kegiatan Coaltrans Asia yang ke 23 diselenggarakan tanggal 14-16 Mei 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center diikuti sekitar lebih dari 600 orang peserta dari lebih 20 negara. Menguatnya harga batubara sejak akhir tahun 2016 dan berlanjut di tahun 2017 turut berpengaruh terhadap jumlah peserta yang hadir di gathering industri batubara terbesar di dunia tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir di acara Coaltrans Asia di 2017 terlihat sedikit lebih meningkat dibandingkan di tahun 2016.
Rangkaian acara Coaltrans Asia 2017 diawali dengan resepsi jamuan makan malam (Welcome Reception) dimana acara dibuka dengan sambutan singkat oleh bpk. Pandu Sjahrir, Ketua Umum APBI-ICMA dilanjutkan sambutan singkat dari Senior
Conference Producer Coaltrans Conference. Acara jamuan makan malam terasa meriah dengan sajian musik yang dibawakan oleh Wayan Balawan, gitaris ternama asal Bali yang tampil membawakan nomor-nomor musik
fusion jazz yang dikolaborasikan dengan instrument gamelan tradisional Bali. Acara juga dimeriahkan dengan tari tradisional Bali menyambut tamu-tamu di pulau dewata.
Dalam sesi konferensi, sambutan dari pemerintah dibawakan oleh Bpk. Bambang Gatot Ariyono Direktur Jenderal Mineral dan Batubara mewakili Menteri ESDM.Dalam sesi diskusi bpk.Agung Pribadi selaku Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara juga hadir mewakili pemerintah. Pada acara Coaltrans Asia tahun 2017 hadir beberapa pimpinan puncak (CEO) perusahaan pertambangan Indonesia seperti Bpk. Garibaldi Thohir (Adaro), Bpk. M. Arsjad Rasjid (Indika Energy), Bpk. Ronald Sutarja (BUMA), dll.
APBI
–
ICMA Golf 2017
Di tahun 2017 APBI-ICMA kembali mengaktifkan kegiatan turnamen golf APBI-ICMA setelah sekian lama vakum.Kegiatan turnamen golf tersebut dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Coaltrans Asia yang dilaksanakan di Nusa Dua Golf Course di tanggal 14 Mei 2017.Acara golf tersebut diikuti sekitar 140
orang peserta dan shoot gu oleh dirjen minerba yang beserta
memberi dorongan bagi pengurus APBI-ICMA untuk mempersiapkan acara serupa di tahun-tahun mendatang. Ketua APBI-ICMA dalam sambutannya di acara ramah tamah mengapresiasi dukungan pemerintah dan para sponsor yang berpartisipasi seperti, antara lain:
Eagle Sponsor: PT Anugerah Bara Kaltim, PT Adaro Indonesia- PT
Adimitra Baratama Nusantara, PT Berau Coal, Dragon Energy Corp., PT Indika Resources, PT Tanito Harum.
Birdie Sponsor: PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA)
BUKA PUASA BERSAMA PENGURUS
Untuk mempererat tali silaturahim antara Pengurus, Penasehat dan Pemerintah, APBI-ICMA mengadakan acara buka puasa bersama yang diadakan di Hotel Ritz Carlton pada tanggal 20 Juni 2017. Sambutan singkat disampaikan oleh Bpk. Supriatna Suhala selaku Direktur Eksekutif disusul oleh Ketua Umum Bpk. Pandu Sjahrir. Dirjen Minerba Bpk. Bambang Gatot Ariyono juga memberikan sambutan singkat dan mengapresiasi sumbangsih pemikiran dari APBI-ICMA dalam perumusan kebijakan regulasi pemerintah
Di awal Oktober 2017 Bpk. Hendra Sinadia secara resmi menggantikan Bpk. Supriatna Suhala sebagai Direktur Eksekutif APBI-ICMA. Bpk Supriatna memutuskan untuk beristirahat setelah menjabat selama 11 tahun sebagai direktur eksekutif, dimasa kepengurusan 3 ketua umum yaitu sejak Bpk. Jeffrey Mulyono, Bpk. Bob Kamandanu, dan terakhir dengan Bpk. Pandu Sjahrir. Sebagai apresiasi terhadap kontribusi dan peran
Bpk. Supriatna Suhala terhadap APBI-ICMA, pengurus
mengadakan acara pisah sambut di restoran Aroma Sedap Menteng yang dihadiri para pengurus, penasehat, dan anggota komite serta beberapa senior pertambangan yang diundang. Pada acara tersebut juga sekaligus acara penyambutan terhadap Bpk. Hendra Sinadia sebagai direktur eksekutif yang baru. Dalam proses pemilihan direktur eksekutif APBI-ICMA,
pengurus menyeleksi beberapa kandidat melalui proses wawancara.
Di akhir tahun 2017 sekretariat APBI-ICMA yang dikelola oleh Bpk. Hendra Sinadia merekrut 2 staf baru yang juga merupakan
lulusan baru (new graduates) sarjana teknik pertambangan,
yaitu: Marvin Gilbert Juliano lulusan Universitas Trisaksi dan Soma Herningtiyas lulusan dari Institut Teknologi Bandung.
Kehadiran 2 staf baru yang sebagai external relation officer
tersebut memperkuat tim sekretariat yang telah bekerja selama beberapa tahun di APBI-ICMA yaitu: Rostina (Sekretaris Senior),
Suharsono (Office Manager), Elsie Ruliani (Keuangan), dan Linda Nurmala (Sekretaris).
.
www.apbi-icma.org
apbi.icma
@APBI_ICMA
Menara Kuningan Lantai 1 Suite A, M & N Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-7 Kav. 5