• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merencanakan Penulisan Karangan Ilmiah P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Merencanakan Penulisan Karangan Ilmiah P"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Merencanakan Penulisan Karangan Ilmiah Populer1 Oleh: Agus Budi Wibowo2

Sebelum membahas masalah ini ada baiknya, penulis ilustrasikan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah ini.

Ilustrasi I

"Ketika penulis sedang mengadakan penelitian untuk skripsi, penulis bertempat tinggal di rumah seorangguru.Saat itu, telah berlaku sistem kenaikan pangkat dengan memakai kum. Salah satu cara mendapatkan kum tersebut adalah melalui menulis. Di satu sisi, ia sangat bergembira karena ia dapat dengan cepat naik pangkat. Namun di sisi lain, ia menjadi sedih karena ia tidak terbiasa menulis sebuah karangan ilmiah. Selama ini iabelum pernah mendapatkan atau mempelajari cara-cara menulis karangan ilmiah tersebut.

Ilustrasi II

"Setelah penulis menyelesaikan studi dari Program Pascasarjana ada seseorang yang memohon kepada penulis untuk menulis karangan ilmiah populer di koran-koran. Menurutnya, penulis pantas dan mempunyai kemampuan untuk itu. Teman-teman penulis sendiri sejak masih mahasiswa sudah pernah menulis di media massa.

Apa yang penulis ilustrasikan di atas mengandung maksud bahwa dalam dunia tulis menulis (penelitian) banyak faktor yang mempengaruhi. Pada kasus pertama tampak bahwa ketidakmampuan seseorang untuk menulis adalah karena ketidaktahuan bagaimana caranya menulis karangan ilmiah sedangkan pada kasus kedua lebih mengarah kepada masalah ketersedian waktu, kemauan.

Selain itu, menurut Singarimbun (1989, 317) ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi dunia tulis menulis. Menurutnya, salah satu lagi ramuan yang diperlukan untuk memasuki dunia tulis-menulis, yaitu kemampuan menulis. Ini tentunya erat berkaitan dengan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir logis dan runtut. Selanjutnya, berkaitan pula dengan

1 Disampaikan pada Lokakarya Teknik Penulisan Ilmiah di Balai Kajian Sejarah dan Nilai

Tradisional Banda Aceh tanggal 24 Juni 1998 di Banda Aceh

(2)

rasa bahasa yang dimiliki, kebiasaan membaca, kebiasaan memberi dan meminta komentar. Dengan demikian, apabila seseorang akan memasuki dunia tulis menulis ia juga harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut. Oleh karena itu, penulis akan membahas bagaimana merencanakan penulisan ilmiah popular yang diarahkan penerbitannya melalui media massa, seperti koran-koran, majalah, atau majalah ilmiah populer. Ada beberapa langkah yang harus dilalui untuk menulis karangan ilmiah populer,yaitu:

A. Pemilihan Masalah

Kedudukan masalah yang akan ditulis dalam tulisan ilmiah populer sangat sentral. Ada masalah-masalah yang apabila hal itu diungkap hasilnya akan sangat berguna. Sebaliknya, ada pula masalah-masalah yang apabila diungkap hasilnya tidak menimbulkan kegunaan yang berarti. Selain itu, ada pula masalah yang apabila diungkapkan akan menimbulkan polemik yang berkepanjangan di masyarakat. Karenanya, pemilihan masalah ini haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh.

Masalah3 merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan

(Mantra, 1985). Semakin besar harapan kita terhadap sesuatu, namun apabila kenyataan yang dihadapi tidak lagi sesuai, maka semakin besar masalah yang terjadi. Mengacu padadefinisi ini, maka kita akan dapat menemui banyak masalah yang terjadi di masyarakat, baik ekonomi, sosial, politik maupun masalah-masalah yang lain.

Di bidang pendidikan, misalnya, masalah putus sekolah, masalah link

and match, masalah pendidikan umum dan kejuruan, masalah prestasi

siswa, dan lain-lain. Di bidang pembangunan, misalnya ada, masalah pemerataan hasil-hasil pembangunan, masalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan masalah yang lain. Di bidang budaya, misalnya ada, masalah tentang kesesuaian budaya lama dengan kehidupan masa kini, perubahan budaya, dan lain-lain.

Dari contoh-contoh di atas, masalah yang diungkapkan sudah barang tentu belumlah lengkap. Masih banyak masalah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Boleh dikatakan tiada hari tanpa masalah. Salah satu

3Pada bagian lain, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 562), masalah adalah sesuatu

(3)

redaktur sebuah surat kabar pernah mengungkapkan bahwa setiap hari ia menerima kurang lebih 10 buah tulisan yang berisi masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat yang mungkin dapat dimuat dalam rubrik opini dalam surat kabarnya. Namun demikian, dari masalah-masalah itu, tentunya tidak semua dimuat dalam surat kabar atau majalah ilmiah populer.

Ada kriteria-kriteria tertentu yang perlu dipertimbangkan mengungkapkan suatu masalah yang dapat dianggap sebagai masalah yang bernuansa ilmiah. Pertimbangan pemilihan masa-lah itu dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek pertimbangan yang tidak termasuk kawasan kriteria ilmiah dan aspek pertimbangan yang termasuk dalam kawasan ilmiah. Pada aspek pertama meliputi pertimbangan yang berasal dari penulis sendiri dan pertimbangan yang berasal dari pihak media massa yang bersangkutan. Pada aspek pertama, penting diperhatikan, bahwa penulis akan bergairah dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan minat, kepentingan, dan kecondongan pribadinya. Begitu halnya, didalam mengungkap suatu masalah; bila masalahnya termasuk dalam kawasan yang diminati dan menjadi kepentingannya, tentunya akan mengundang kegairahan dan kesungguhannya didalam menulis masalah tersebut dan begitu pula sebaliknya. Karenanya, dalam memilih suatu masalah yang akan diungkap, si penulis perlu pula mempertimbangkan daya tarik tersebut bagi dirinya; ia minati betul atau tidak; sebaiknya memilih masalah yang memang diminati. Pertimbangan lain yang diperhatikan dalam pemilihan persoalan adalah kita harus tahu kriteria apa saja yang ditetapkan oleh media masaa itu dalam menerima tulisan dari pihak luar. Salah satu media massa terkemuka di Indonesia Kompas, menetapkan kriteria sebagai berikut:

1. Masalah yang diungkap bersifat asli, bukan jiplakan/saduran/terjemahan belum pernahdimuat dalampenerbitan lain dan hanya ditulis khusus untuk Kompas.

2. Topik masalah harus aktual, sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

3. Mengandung unsur baru, haik data konkrit, pandanganbaru, saran-saran dan atau opini.

4. Menyangkut kepentingan sebagian besa pembaca meng-ingat sifat Kompas sebagai harian umum, bukan majalah vak.

(4)

masalah baru dapat ditelaah secara ilmiah manakala gejala atau indikasi atau realitanya dapat diamati (Faisal, 1992: 39-40). Gambaran kehidupan sesudah mati, misalnya, jelas tidak dapat diamati; berarti tidak dapat diteliti atau ditelaah secara ilmiah, yang berarti pula masalah ini tidak dapat diungkap. Masalah yang dapat diteliti ialah masalah yang jawaban atau pemecahannya berasal dari basil pengumpulan data atau penganalisaan data. Kalau datanya tidak dapat dikumpulkan berarti masalah itu tidak dapat diungkap.

B. Pemeriksaan Tulisan-tulisan yang Bersangkutan (Studi Pustaka)

Seperti tulisan-tulisan ilmiah (penelitian, makalah seminar), tulisan ilmiah popular tidak ada bedanya dengan membangun suatu gedung. Setiap usaha baru didasarkan atas usaha-usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Sebagai sebuah bangun ilmiah, maka tidak mungkin mendirikan gedung/bangunan tanpa bagian-bagian lain. Dalam satu masalah yang dibahas mungkin ada orang lain yang telah membahas masalah yang dimaksud. Dengan demikian, suatu masalah yang ingin diteliti/ditulis tidak dapat dianggap seakan-akan masalah baru yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain (G. Tan,1994: 18).

Tidak jarang terjadi, seorang peneliti/penulis dengan sadar atau tidak bertindak seakan-akan tidak ada tulisan mengenai masalah yang yang diteliti atau ditulisnya. Mungkin, hal ini terjadi karena tulisan-tulisan yang ada tidak dapat diperolehnya atau tulisan-tulisan yang ada tertulis dalam bahasa yang tidak dikuasainya. Memang memeriksa tulisan orang lain (termasuk di dalamnya teori, pernyataan, hipotesa, hasil penelitian atau pengamatan) dapat mempengaruhi jalan pikiran kita sehingga hilanglah sifat aslinya. Namun seharusnya, sikap kita adalah meskipun pikiran kita dapat dianggap baru atau asli, tidak ada salahnya kita harus pula memeriksa tulisan orang lain. Pemeriksaan terhadap tulisan ini amat penting untuk menghindarkan diri dari plagiat.

(5)

dilakukan melalui penelusuran sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia.

C. Melakukan Pengamatan untuk Mendapatkan Fakta.

Karangan ilmiah populer bukanlah karangan yang imaginatif. Karenanya, ia ditulis berdasarkan kepada fakta-fakta yang ada. Fakta-fakta ini didapat melalui pengamatan terhadap masalah yang dimaksud melalui pengamatan langsung.

Dari pengamatan ini banyak sekali kenyataan yang dapat dipelajari, dijadikan sasaran pengamatan, tetapi karena hanya sebagian kecil saja yang dapat dilihat sendiri, lagi pula tidak semua yang terlihat perlu diketahui, maka bilamana seseorang hendak mengadakan pengamatan yang cermat, haruslah ia membatasi sasaran pengamatannya. Tanpa pembatasan pengamatan ini kita akan menghadapi kesukaran dalam menentukan apa yang harus diperhatikan, diamati dengan seksama, dan kebalikannya, apa saja yang dapat diabaikan.

Apakah yang harus diamati supaya diperoleh semua keterangan dan pengertian mengenai apa yang akan kita tulis ? Jawaban atas pertanyaan ini sebaiknya dipertimbangkan sebelum kita mulai mengadakan pengamatan (Webster, 1970; Bachtiar, 1994: 111). Oleh karena itu, amat penting diperhatikan, kita harus menguasai pengetahuan teori, konsep yang ada. Pengetahuan teori ini dapat memberikan gambaran mengenai kenyataan-kenyataan atau fakta-fakta yang perlu diperhatikan bilamana kita hendak mempelajari suatu masalah sosial tertentu. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka kita sering tertarik kepada gejala atau peristiwa yang seolah-olah menonjol meminta perhatian. Gejala atau peristiwa yang bersangkutan nyata sekali terwujud memperlihatkan diri, mengalahkan gejala atau peristiwa yang seharusnya kita amati. Gejala atau peristiwa yang kita amati tersebut kemudian kita tafsirkan artinya sesuai dengan masalah atau kerangka teori, konsep, penyataan yang kita ungkap dalam tulisan.

D. Penulisan

(6)

Penting diingat, bahwa karangan ilmiah popular dimaksudkan untuk konsumsi kelompok masyarakat umum (katakanlah untuk lembaga pemerintah, swasta yang berminat atau masyarakat awam), maka penulisan yang menggunakan patokanstandar menjadi kurang pentin.4 Di sini

diperlukan ulasan dan sajian secara populer dan sekomunikatif mungkin. Hal-hal yang rinci dan teknis, lebih-lebih formula statistik yang “angker-angker”, yang membuat dahi berkerut, malah dapat membuat kurang komunikatif. Karenanya, perlu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih populer dan lebih komunikatif. Di bagian lain, segi-segi teknis penulisan biasanya juga tidak kaku. Tata tulis seperti bagaimana menulis judul, kutipan, juga tidak perlu terlalu memperhatikan kaidah tulisan baku dalam tulisan ilmiah. Malah, kadang-kadang judul dibuat agak menarik.

Perlu diingat pula disini, bahwa menulis termasuk bagi kebanyakan penulis bukanlah sesuatu yang mudah. Menuangkan pikiran ke dalam kalimat yang baik, menyusun kalimat kedalam alinea dan merangkaikan alinea-alinea tersebut memerlukan banyak latihan. Jika ingin menghasilkan tulisan yang bermutu jangan diharapkan selesai sekali jalan atau sekali dimuat dalam media massa. Perbaikan sampai tiga kali adalah hal yang biasa. Karenanya, penuli menyarankan pemakaian buku Gorys Keraf, Komposisi; sebuah Pengantar kepada Kemahiran Bahasa atau buku-buku yang bersangkut paut dengan karang-mengarang. Para penulis seyogyanya juga meminta saran kepada kolega atau ahli bahasa sebelum dikirim ke surat kabar jika memang ingin meningkatkan mutu.

Penutup

Suatu kerangka ilmiah popular adalah suatu karangan yang tidak lepas dari kaidah-kaidah yang dilakukan dalam sebuah metode ilmiah. Ia harus melalui tahapan-tahapan tertentu agar tidak keluar dari "rel" yang harus dilaluinya. Kalaupun ada penyimpangan hanya terbatas pada tata cara penulisan karena karangan ilmiah ditujukan kepada masyarakat awam, lembaga-lembaga swasta atau pemerintah yang berminat. Dengan demikian, tata cara penulisannya dibuat dengan sekomunikatif mungkin, tidak membuat dahi berkerut dan bosan membacanya.

4Pada laporan penelitian yang bersifat i1miah (skripsi, tesis, disertasi), telah ada patokan standar

(7)

Daftar Pustaka

Bachtiar, Harsja W. 1994. “Pengamatan sebagai Suatu Metode Penelitian”, dalam Koentjaraningrat (ed.), Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Faisal, Sanapiah.1992. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan

Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

G. Tan, Melly. 1994 “Masalah Perencanaan Penelitian”, dalam Koentjaraningrat (ed.), Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demograf. Yogyakarta: Nur Cahya.

Singarimbun, Masri. 1989. “Penulisan Hasil Penelitian”, dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed.), Metode Penelitian Survai.Jakarta: LP3ES.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.1990. Kamus Besar Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 5 Parindu Kabupaten Sanggau

First is to know how the main character, Jamal Hicks, is characterized, second is to know the internal and the external conflicts of the main character and how these conflicts relate

Bagi anggota komunitas APR, batu akik merupakan media komunikasi yang unik, berbeda dengan media lainnya.Batu akik berhasil menjadi pembuka komunikasi yang efektif

2. Jenis Koleksi yang Biasa Digunakan dalam Proses Belajar-Mengajar Koleksi perpustakaan SMP Negeri 3 Alla Kalosi adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan/diadakan, diolah,

Diluar sidang Pengadilan, penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan baik oleh mereka sendiri (yang melakukan perdamaian) tanpa melibatkan pihak lain, atau meminta

Jika pada tingkat rasio solvabilitas kinerja perusahaan dalam kondisi kurang baik, menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu dalam membayar kewajibannya sehingga

Penilaian atas risiko kecurangan dianggap sebagai alat yang efektif untuk pencegahan fraud dan karena dengan sarana ini dapat meningkatkan kompetensi auditor dalam

Berdasarkan beberapa modus-modalitas kalimat, serta bentuk sapaan dalam negosiasi tersebut begitu nampak jelas sebuah gilir tutur antara tokoh Habibie dan