• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Adaptasi Interaksi Pemain Game Online Defense of The Ancients 2 di Team Cornerstone, Team Senate Dota Gaming, dan Team Friendship T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Adaptasi Interaksi Pemain Game Online Defense of The Ancients 2 di Team Cornerstone, Team Senate Dota Gaming, dan Team Friendship T1 BAB V"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB V

PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE

DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM

CORNERSTONE, TEAM SENATE DOTA GAMING DAN TEAM

FRIENDSHIP

Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan hasil dari rumusan masalah di bab satu yaitu bagaimana proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the

Ancients 2 (Dota 2) di Team. Seperti yang ada di dalam tujuan yang ingin penulis capai yaitu menjelaskan proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the

Ancients 2 (Dota 2) di Team dalam bentuk kebutuhan, harapan dan keinginan pemain dalam beradaptasi interaksi dengan Team.

Dalam Teori Adaptasi Interaksi yang dikembangkan oleh Jurde Burgoon

dimana teori ini dimuat dalam Theories of Human Communication (Little John, Foss, 2011) mengungkapkan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh kombinasi dari tiga factor yang dinamakan RED , yaitu :

1. Requirements ( Kebutuhan ) yaitu segala hal yang seseorang perlukan dalam interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis, seperti meminta makanan atau kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk berafiliasi atau kebutuhan berteman. Ia seperti terminology sosial dari pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi, menjalin persahabatan atau sampai pada hal-hal yang lebih menarik dalm sebuah interaksi. 2. Expectation ( Harapan) yaitu pola-pola yang seseorang perkirakan akan terjadi.

Harapan berdiri untuk pola, yang diantisipasi untuk interaksi mendatang. Prediksi ini akan bergantung baik pada pengalaman masa lalu (jika orang lain akrab) atau norma-norma sosial (jika orang lain tidak dikenal).

(2)

40 Di dalam teori ini juga dipaparkan bahwa dalam setiap interaksi yang dilakukan, perilaku seseorang akan berubah-ubah begitu pula perilaku seorang yang lain. Hal ini sangat saling mempengaruhi dan memberikan efek yang signifikan dan bahkan dapat mengubah rencana seseorang sebelumnya. Di dalam penelitian ini pun, peneliti akan menjelaskan adaptasi interaksi dari tiap pemain di team dota 2 yang di setiap team memiliki perbedaan yang cukup signifikan selama pemain berada di dalam masing – masing team .

5.1 Profil Demografis Informan

Dari data yang diperoleh peniliti, tiap – tiap team memiliki usia, tingkat pendidikan, asal, agama, suku dan waktu bermain yang beragam. Hasil ini didapat dari masing-masing pemain di tiga team berbeda yaitu Team Cornerstone, Team Senate Dota Gaming dan Team FriendShip. Data ini diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan masing-masing team dengan masing-masing waktu yang berbeda.

Tabel 5.1

Profil Demografis Informan Team Cornerstone (CSE)

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

(3)

41 pemain di team. Dari segi usia, perbedaan usia antara Patrick dengan pemain lainnya yang cukup terpaut jauh dengan pemain yang lain. Ade dan Elnatan pun juga memiliki usia cukup jauh dengan pemain yang lain. Sedangkan Suhaile dan Edwin memiliki jarak usia yang tidak cukup jauh. Walaupun jarak usia yang berbeda-beda , hal ini tidak membuat Suhaile, Patrick, Ade dan Elnatan menjadi tidak canggung satu sama lain ketika beradaptasi di team. Namun berbeda dengan keempat pemain ini, Edwin yang merupakan salah satu dari Team Cornerstone yang dianggap sebagai yang paling tua di team mengaku cukup merasa canggung di awal ia ikut tergabung dengan team ini .

Terbentuknya Team Cornerstone bermula dari sebuah komunitas rohani

gereja yang akhirnya membuat para pemain antusias untuk membuat sebuah Team Dota. Pemain di Team Cornerstone terdiri dari pemain yang beragama Kristen. Keempat pemain di Team Cornerstone yaitu Ade, Suhaile, Edwin, Elnatan merupakan pemain yang cukup aktif di gereja. Kedekatan keempat pemain berawal dari pertemanan mereka di gereja dan karena memiliki hobi yang sama yaitu bermain Dota membuat pemain semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk satu persatu tergabung di team ini. Keempat pemain ini menjadi Team Cornerstone sebagai suatu team yang mampu membangun mereka tidak hanya dari kemampuan saja, tapi dari agama pun para pemain berharap team ini bisa menjadi team yang bisa kuat dalam kerohanian.

Para pemain yang ada di Team Cornerstone berasal dari suku dan asal yang berbeda-beda. Keberagaman ini dapat terlihat dari kelima pemain yang berasal dari suku Tionghoa yaitu Suhaile, Edwin, dan Elnatan. Sedangkan Ade dan Patrick berasal dari suku yang berbeda dengan ketiga pemain lainnya. Ade berasal dari suku

(4)

42 mengenal satu sama lain di daerah asal mereka masing-masing. Selain itu, Suhaile berasal dari Lampung, Patrick berasal dari Ambon, dan Edwin berasal dari Semarang.

Walaupun kelima pemain berada dari suku dan asal yang berbeda, kelima pemain dipertemukan di tingkat pendidikan yang sama yaitu di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Meskipun menempuh pendidikan di universitas yang sama, kelima pemain berasal dari fakultas yang berbeda. Ade, Suhaile dan Patrick berasal

dari fakultas yang sama yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ketiga pemain pun sudah cukup saling mengenal satu sama lain sebelum mereka tergabung dengan team ini, karena mereka berasal dari fakultas sama. Sementara itu Edwin dan Elnatan berasal dari fakultas yang berbeda yaitu Fakultas Teknologi Informatika (FTI) dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Team Cornerstone merupakan team yang cukup aktif dalam bermain Dota 2. Team ini memiliki waktu luang untuk bisa bermain bersama dengan pemain yang lain. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan secara langsung dengan beberapa pemain, hanya ada tiga pemain aktif yang hingga saat ini masih bermain bersama dalam satu team yaitu Ade Raynaldi, Suhaile dan Patrick. Terlihat dari durasi lama waktu informan bermain yaitu 5 jam. “ 5 jam , kayak gini nih sampe pagi kita main

haha ..”13. Menurut ketiga pemain, 5 jam merupakan waktu yang sangat efektif dan

sangat sering mereka habiskan untuk bermain bersama. Namun Edwin dan Elnatan, kedua pemain di Team Cornerstone ini merupakan pemain yang tidak terlalu aktif dalam bermain Dota 2. Bahkan ketika Team Cornerstone bermain bersama pun, kedua pemain ini tidak terlihat ikut bermain secara bersama Team ini.

13

(5)

43 Tabel 5.2

Profil Demografis Informan Team Senate Dota Gaming (SDG)

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

Data di atas merupakan data yang di dapat secara langsung dari kelima pemain di Team Senate Dota Gaming (SDG). Berbeda dengan Team Cornerstone, pemain yang ada di Team Senate Dota Gaming (SDG) memiliki usia yang tidak

terpaut jauh antar satu sama lain. Jarak usia yang tidak terlalu jauh ini tidak membuat masing – masing pemain di team menjadi canggung dan menjadi sulit untuk beradaptasi satu sama lain. Albert yang merupakan anggota yang cukup muda di dalam Team ini tidak merasa cukup kesulitan ketika berinteraksi dengan pemain yang lain. Usia tidak menghambat pemain yang ada di team menjadi sulit untuk beradaptasi interaksi satu sama lain.

Kelima pemain yang ada di Team SDG sedang menjalankan studi mereka di salah satu Universitas di kota Salatiga yaitu Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Walaupun berasal dari lingkungan pendidikan yang sama, para pemain berasal dari fakultas yang beragam. Sebastian dan Christian berasal dari fakultas yang sama, yaitu Fakultas Teknologi Informatika (FTI). Kedua pemain sudah cukup saling mengenal satu sama lain dan kedua pemain cukup dekat jauh sebelum team SDG terbentuk. Sementara itu, Anka dan Nathanael berasal dari fakultas yang sama yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Walaupun berasal dari fakultas yang sama,

(6)

44 terbentuk. Albert memiliki fakultas yang berbeda dengan keempat pemain lainnya. Albert berasal dari Fakultas Biologi.

Setiap pemain yang ada di Team SDG berasal dari suku dan asal yang beragam. Sebastian, Nathanael, dan Christian berasal dari suku yang sama yaitu Tionghoa. Sedangkan, Ankaa dan Albert berasal dari suku Jawa dan Minahasa. Kelima pemain pun memiliki daerah asal yang berbeda satu sama lain. Sebastian

berasal dari Semarang, sementara Nathanael dan Christian berasal dari daerah yang sama yaitu Lampung. Kedua pemain sudah cukup saling mengenal satu sama lain ketika keduanya masih berada di Lampung, dan cukup tidak sulit bagi mereka berdua untuk bisa berinteraksi dan mengenal dengan baik. Ankaa dan Albert juga berasal

dari daerah yang sama yaitu Salatiga. Namun berbeda dengan Nathanael dan Christian, kedua pemain ini sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain. Kedua pemain saling mengenal sejak menempuh pendidikan di UKSW.

(7)

45 Tabel 5.3

Profil Demografis Informan Team FriendShip

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

Data di atas merupakan data yang didapat secara langsung dari Team FriendShip. Team FriendShip (FS) perbedaan usia antar pemain ini tidak terhitung jauh, namun para pemain mampu beradaptasi dengan baik tanpa canggung satu dengan yang lain. Perbedaan usia yang hanya terhitung satu tahun, membuat para pemain cukup mampu untuk berkomunikasi satu sama lain dengan baik walaupun awal terbentuknya team ini bukan dari seorang yang saling mengenal satu sama lain. Dalam beradaptasi pun setelah mereka saling mengenal satu dengan yang lain, para pemain pun tidak mengalami kesulitas untuk berinteraksi dan kelima pemain beranggapan bahwa cukup mudah bagi mereka dengan perbedaan usia yang tidak terlalu jauh untuk bisa mengenal kepribadian masing – masing.

Berdasarkan tingkat pendidikan sendiri, para pemain sedang menyelesaikan pendidikan mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kelima pemain berasal dari

(8)

46 Keduanya hanya saling mengetahui dan sebatas saling mengenal saja, sebelum akhirnya ikut bergabung dengan team ini.

Berbeda dengan kedua team sebelumnya, Team Friendship memiliki keberagaman agama. Agama Muslim dianut oleh Adi dan Hendrik. Surya menganut agama Katolik dan Steven serta Yosua menganut agama Kristen. Meskipun memiliki agama yang beragam, kelima pemain di team ini dapat saling menghargai dan

mentoleransi satu sama lain. Ketika para pemain tersebut bermain bersama, salah satu pemain mengingatkan pada pemain yang beragama muslim untuk terlebih dahulu menjalankan sholat jumat. Ini terlihat dari interaksi yang mereka lakukan pada saat team ini sedang berkumpul untuk bermain bersama. Tidak hanya mendukung untuk

semakin baik dalam permainan saja, kelima pemain pun saling mendukung dalam segi kerohanian.

Selain itu, Team FriendShip memiliki keberagaman suku dan asal. Steven dan Surya berasal dari suku Tionghoa. Adi dan Hendrik berasal dari suku Jawa. Sementara itu, kelima pemain pun memiliki daerah asal yang berbeda-beda. Adi berasal dari Salatiga, Surya berasal dari Surabaya. Hendrik berasal dari Yogyakarta, Steven berasal dari Jakarta dan Yosua berasal dari Bandung. Walaupun kelima pemain berasal dari beberapa suku yang sama dan daerah yang berbeda, interaksi mereka dapat terbangun dengan baik.

Dalam durasi waktu bermain pun, Team FS memiliki waktu yang berbeda dalam bermain dibandingkan dengan Team Cornerstone dan Team SDG. Walaupun terhitung sebagai team baru di Dota 2, team ini memiliki waktu yang cukup lama dan semua pemain terhitung cukup aktif dalam bermain bersama team ini yaitu kisaran waktu antara 4-7 jam. Walaupun kelima pemain memiliki durasi waktu bermain yang berbeda, namun kelima pemain lebih banyak menghabiskan waktu bermain bersama

(9)

47 5.2 Proses Adaptasi Interaksi Pemain Di Masing -Masing Team

Setiap pemain di team masing-masing memiliki kriteria nya sendiri dan proses saat beradaptasi mereka pun bervariasi. Awal pertemuan para pemain di dalam team sangat mempengaruhi adaptasi interaksi para pemain dan karakter masing- masing pemain di team akan terlihat sangat jelas baik saat para pemain sudah tergabung di team dan ketika para pemain ikut bermain bersama dalam satu team. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengurai seperti apa Kebutuhan , Keinginan dan Harapan para pemain baik ketika pertama kali ikut tergabung di dalam team maupun sesudah ikut tergabung di dalam team.

5.2.1 Team Cornerstone (CSE)

Team Cornerstone merupakan sebuah team yang dibentuk pada tahun 2013. Team ini beranggotakan lima orang pemain yang terdiri dari Ade (Leader), Suhaile (anggota), Patrick (anggota), Edwin (anggota) dan Elnatan (anggota). Awal mula terbentuknya team ini adalah ide dari Ade dan Suhaile .

“Sebenarnya karna gua yang buat ini team dari awal sih sama sule juga jadinya kita yang nawarin ke mereka

buat join sama team ini”14

Terbentuknya team merupakan siasat bagi mereka untuk bisa mengajak pemain lain tergabung dalam komunitas gereja. Mereka berharap dengan adanya team ini, akan menjadi wadah untuk saling membangun dalam hal yang positif baik secara rohani maupun secara skill. Setelah terbentuknya team ini, Ade dan Suhaile pun

kemudian merekrut pemain lain yang juga merupakan pemain yang aktif dalam lingkungan gereja yaitu Elnatan dan Edwin.

14

(10)

48 Menurut mereka ini juga merupakan cara yang cukup mudah untuk bisa saling mengerti dan mengenal kemampuan masing-masing. Ade, Suhaile, Elnatan dan Edwin merupakan pemain yang sudah saling mengenal satu sama lain dan awal permulaan mereka bertemu dan berkenalan di gereja tersebut. Karena dalam permainan Dota 2 dibutuhkan team yang beranggotakan lima orang dan Team CornerStone sendiri masing kekurangan satu anggota lainnya, akhirnya Ade pun mengajak Patrick untuk ikut masuk bersama Team ini. Patrick sebelumnya tidak mengenal anggota yang lain kecuali Ade dan Suhaile. Menurut Patrick tidak cukup sulit untuk beradaptasi di awal memasuki team ini. Komunikasi bagi Patrick sendiri merupakan kunci utama untuk membangun interaksi menjadi lebih baik.

Kelima pemain di Team Cornerstone juga sepakat bahwa karakter menjadi awal bagi mereka untuk bisa beradaptasi interaksi dan mengenal lebih dalam satu sama lain. Kelima pemain di team ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Ade yang merupakan Leader dari Team Cornerstone sendiri dianggap oleh keempat pemain sebagai seseorang yang memiliki karakter yang keras dan punya ego yang tinggi dan Ade memiliki karakter yang sama dengan Suhaile. Patrick sendiri digambarkan oleh pemain yang lain sebagai seseorang yang memiliki karakter yang pendiam, dan pintar. Patrick dianggap sebagai pemain yang cukup baik di dalam team dan mampu bergerak cepat. Ade, Suhaile dan Patrick setuju bahwa mereka adalah pemain yang sangat cocok di team karena mereka mampu menyeimbangi dan dalam berinteraksi pun mereka sepakat bahwa mereka tidak mengalami kesulitan ketika beradaptasi interaksi satu sama lain. Bahkan pada saat ketiga pemain ini bermain bersama pun, interaksi mereka dapat berjalan dengan baik dan tidak cukup sulit bagi mereka untuk menyamakan pendapat saat bermain.

(11)

49 karakter sangat cenderung lemot14 sehingga pemain yang lain cukup mengeluhkan kesulitan mereka ketika berinteraksi dengan Edwin.

“Kalo HanHan (Edwin) dia tu mikirnya lama dan

lemot..”15

“Gua paling suka sebel tu sama HanHan (Edwin) ..

Soalnya kadang HanHan (Edwin) suka ngelakuin apa yang gak harus dilakuin dan suka bikin kita rugi .. jadi kalah gara – gara dia dan bikin sakit hati tuh hahaha..”16

Gambar 2.

Suasana Team Cornerstone saat bermain di Putra Abadi Net Center Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 9 April 2017

Pada saat observasi di lapangan pun, ketiga pemain pun saling menertawai dan saling menyetujui karakter yang dimiliki Edwin. Bagi mereka karakter Edwin adalah karakter yang cukup unik dan membutuhkan penangan yang baik untuk bisa mengendalikan karakternya.

14

Lemot = Lemah otak ( sebutan untuk orang yang lambat berpikir atau lambat bekerja) https://kitabgaul.com/word/lemot 15

Hasil wawancara dengan Suhaile (Team Cornerstone) pada 9 April 2017 16

(12)

50 Emosi ketiga pemain pun cukup terbawa ketika menceritakan cara bermain Edwin yang tidak bisa menyesuaikan dengan pemain yang lain bahkan salah satu pemain mengatakan kata-kata negative yang menggambarkan Edwin sebagai seorang yang rela berkorban, namun tidak bisa menempatkan dirinya dengan baik saat bermain dan membuat pemain lain cukup sulit untuk bisa bermain bersama dengannya.

Berbeda dengan Patrick, Ade dan Suhaile memiliki pendapat sendiri

mengenai Edwin. Walaupun memiliki sifat yang lama untuk berfikir tapi menurut kedua pemain ini, Edwin memiliki sifat yang baik dan rela berkorban. Hal ini yang dianggap oleh kedua pemain sebagai nilai positif dari Edwin. Sementara itu, Elnatan dianggap sebagai seseorang yang memiliki keras kepala dan suka semaunya sendiri.

Para pemain mengaku cukup mengalami kesulitan dengan sifat Elnatan yang dianggap tidak mampu menyeimbangi permainan di Team ini. Hal inilah yang akhirnya terkadang memancing emosi para pemain di team dan mengubah interaksi pemain ketika permainan berlangsung.

Keberadaan Elnatan di team yang cukup jarang untuk bermain bersama dengan Team membuat para pemain terbawa emosi saat bermain. Menurut para pemain, Elnatan merupakan pemain yang cukup penting di dalam team. Pemain pun cukup kesulitan saat bermain ketika Elnatan tidak berada di team pada saat team ini bermain. Ade yang merupakan ketua dari Team Cornerstone pun mengaku cukup kesusahan untuk mengajak Elnatan bermain bersama dengan team. Bahkan pada saat team sedang bermain pun, Ade menyempatkan diri untuk menelfon Elnatan dan mengajaknya untuk bermain bersama dengan Team. Pada saat ditanyakan pun, status Elnatan yang bukan lagi single menjadi pengaruh utama Elnatan menjadi jarang untuk bermain bersama lagi dengan Team. Bahkan salah satu pemain memberikan

(13)

51 Kelima pemain memiliki tanggapan yang berbeda pada saat menjawab kesulitan yang mereka alami ketika beradaptasi dengan pemain yang lain di team. Menurut Ade dan Suhaile, bagi mereka tidak cukup sulit untuk beradaptasi dengan pemain lain karena awal permulaan dari sebuah pertemanan membuat kedua pemain ini saling mengerti karakter masing-masing. Bagi Patrick sendiri, adaptasi merupakan hal yang tidak terlalu sulit baginya ketika ikut tergabung dengan team ini. Namun Patrick menegaskan bahwa mengenal karakter dan kecocokan karakter menjadi kunci yang paling penting dalam beradaptasi.

“Enggak sulit sulit amat sih, yang susah tu Ochu (Elnatan) tapi anaknya sebenarnya selow sih jadi gampang – gampang susah .. Kalo HanHan (Edwin) gua udah terlanjur emosi agak susah sama dianya haha . Kalo sama ade karna satu organisasi di kampus gampang terus sama sule ya dah kenal jadi gak susah sih”17

Edwin dan Elnatan memiliki pendapat yang sama mengenai kesulitan beradaptasi dengan pemain yang lain di team ini. Karakter yang berbeda – beda membuat Edwin dan Elnatan cukup sulit untuk menerima dan memahami setiap pemain yang ada di team ini. Disimpulkan bahwa kedua pemain ini cukup sulit untuk

beradaptasi interaksi dengan pemain lain yang ada di team ini. Dengan karakter yang berbeda di tiap pemain, kelima pemain pernah mengalami “crash”. Kelima nya menyatakan bahwa hal tersebut terjadi jika mereka sedang bermain bersama. Bahkan pengakuan dari Leader Team Cornerstone sendiri yaitu Ade menyatakan bahwa salah

satu anggota sempat memutuskan untuk tidak lagi tergabung di team ini. “Sampe ada dulu yang gak mau maen bareng gitu .. Ya walaupun sih akhirnya dia maen lagi sama kita

hahaha..”18

17

Hasil wawancara dengan Patrick (Team Cornerstone) pada 10 April 2017 18

(14)

52 Hal ini sempat terjadi di dalam team karena salah satu pemain menganggap bahwa para pemain tidak bisa saling memahami dan saling mengerti satu dengan yang lain. Pemain tersebut tidak bisa menerima apa yang salah satu pemain ucapkan padanya saat permainan berlangsung. Kata-kata kasar yang dilontarkan oleh salah satu pemain membuat pemain tersebut pada akhirnya memutuskan untuk sejenak tidak bermain bersama dengan Team Cornerstone. Namun jangka waktu yang cukup lama akhirnya pemain tersebut memutuskan untuk tergabung kembali dengan team.

Selama permainan berlangsung pun, interaksi yang terjalin pun cukup baik diantara para pemain satu sama lain. Walaupun keberadaan Elnatan dan Edwin pada saat bermain tidak ada, ketiga pemain yang cukup aktif yaitu Suhaile, Ade dan

Patrick cenderung mampu bisa saling menyeimbangi satu dengan yang lain. Namun ketika permainan tersebut mencapai puncaknya, emosi ketiga pemain semakin terbawa. Kata-kata kasar pun sering keluar dari ketiga pemain saat mereka bermain bersama. Walaupun ketiganya mengaku sebagi pemain yang cocok satu sama lain, namun tanpa mereka sadari berbagai kata-kata makian sering terlontar dari mulut mereka dan ditujukan untuk pemain yang lain. Namun hal ini dikondisikan dengan baik oleh ketiga pemain dan tahapan setiap permainan dapat mereka selesaikan dengan baik.

Gambar 3.

(15)

53 Kondisi cukup tidak terkontrol pada saat team bermain denga dua pemain yang tidak mereka saling kenal satu dengan yang lain. Kata-kata kasar sempat terlontar oleh salah satu pemain karena melihat pemain lawan yang mengeluarkan kata-kata yang berisi makian dan cacian buat Team Cornerstone. Tanpa mereka sadari pun, Ade, Suhaile dan Patrick ikut terbawa suasana yang cukup memanas selama mereka bermain. Kata-kata kasar seperti “Babi, Asu, Bajingan” pun sempat dilontarkan oleh Patrick melihat team lawan yang memancing kemarahan Team Cornerstone pada saat bermain. Suhaile pun ikut terbawa suasana pada saat permainan hampir selesai, kemarahannya pun memuncak di akhir permainan. Tanpa

Suhaile sadari pun, kata-kata kasar mulai disebutkan olehnya seperti kata “Goblok,

Tolol, Asu” dan kata-kata cacian lainnya yang diperuntukkan untuk team lawannya.

Namun di akhir pertandingan pun, Ade yang merupakan ketua dari team mulai mengontrol situasi dan kondisi para pemain dengan mulai membuat kelucuan yang akhirnya membuat suasana mulai kembali normal.

Untuk bisa saling mengenal hingga saat ini, menurut Ade butuh waktu yang cukup lama dan tidak cukup mudah untuk para pemain untuk bisa saling menerima dan mengenal satu sama lain. Walaupun berawal dari sebuah pertemanan , tapi bukan berarti di dalam team ini para pemain dapat saling mengenal satu sama lain dengan baik. Menurutnya, butuh waktu untuk dari seseorang yang tidak dekat menjadi dekat sampai sekarang dan kekompakkan yang terjaga hingga saat ini diperlukan waktu sekitar 3 bulan. Bagi para pemain, waktu tersebut masih dianggap cukup untuk bisa saling mengenal dan beradaptasi interaksi dengan baik antar pemain di team.

Dalam beradaptasi interaksi selama kelima pemain ada di team, para pemain pun juga me merasakan perubahan yang cukup besar dari sebelum mengenal hingga saling mengenal satu sama lain. Bahkan dari cara interaksi dan cara berpikir pun para pemain mengaku mengalami perubahan ketika mereka beradaptasi interaksi satu sama lain. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh interkasi mereka yang cukup

(16)

54 mengalami perubahan dari cara para pemain beradaptasi interaksi dengan pemain lain bahkan menurut Edwin sendiri dirinya juga sering terbawa cara berinteraksi dengan orang lain .

“… Misalkan saat kita udah berinteraksi di team ini trus habis itu kita berinteraksi ke orang lain pasti tetep

kebawa yang di team tadi ..”19

Selain bermain bersama dalam satu team, kelima pemain pun juga saling menjaga hubungan mereka dengan baik yaitu dengan cara melakukan kegiatan secara bersama-sama atau sekedar jalan- jalan dan quality time20 bersama dengan team. Hal ini diharapkan agar hubungan antar pemain tidak hanya terbangun di permainan saja, namun di luar permainan pun kelima pemain sepakat untuk semakin lebih mengenal dan semakin membangun interaksi antar pemain agar semakin lebih baik satu sama lain. Bertahannya para pemain di team pun disebabkan oleh pertemanan mereka yang sudah dimulai di awal sebelum mereka membentuk team ini dan kelima pemain merasa sudah cocok satu sama lain walaupun salah satu diantaranya sempat ditawarkan untuk masuk di team yang lebih baik lagi.

“ Gua sempat sih diajakin buat gabung sama team lain dan team itu memang jago – jago semua .. Tapi percuma kalo kita punya personil dengan skill yang bagus tapi kita gak ngerti satu sama lain. Nah sama mereka gua kan dah paham jadi gua juga gak mau ninggalin mereka karna dah cocok dan udah pas sih kita -kitanya ..”21

Bagi kelima pemain, rasa cocok dan saling mengenal adalah faktor yang membuat kelima pemain di team ini untuk bisa saling beradaptasi interaksi dengan lebih baik dan mampu bertahan di team dengan baik.

19

Hasil wawancara dengan Edwin (Team Cornerstone) pada 11 April 2017 20

Quality Time adalah menikmati waktu bersama dengan orang – orang terkasih (http://www.dorar.info/2014/04/arti-quality-time.html

(17)

55 Dengan berbeda karakter yang dimiliki tiap -tiap pemain di Team Cornerstone, tidak menghalangi mereka untuk semakin menjadi lebih baik dan saling membangun satu sama lain.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team Cornerstone

Dalam Teori Adaptasi Interaksi yang dikembangkan oleh Judee Burgoon mengatakan bahwa Kebutuhan adalah segala hal yang seseorang perlukan dalam interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis, seperti meminta makanan atau

kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk berafiliasi atau kebutuhan berteman. Di

dalam buku Little John yang berjudul “Theories of Human Communication(10th ed) ,

Kebutuhan diibaratkan seperti terminology sosial dari pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi, menjalin persahabatan atau sampai pada hal – hal yang lebih menarik dalam sebuah interaksi. Di masing-masing team , beberapa pemain mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda ketika ikut tergabung bersama di team.

Team Cornerstone yang memiliki lima anggota memiliki kebutuhan yang hampir sama di team ini. Dasar utama para pemain membentuk team adalah sebuah kebutuhan pertemanan. Beberapa pemain mengungkapkan bahwa dengan adanya sebuah team, membuat permainan Dota menjadi terasa lebih mudah dan gampang. Kedekatan antar pemain yang sudah terjalin sejak sebelum team ini terbentuk membuat para pemain lainnya enggan untuk pindah ke team yang lain. Namun karena adanya anggota yang kurang cukup aktif di team, membuat beberapa pemain sangat menyayangkan hal ini.

(18)

56 kesenangan yang mereka dapatkan ketika mereka bermain permainan ini dengan bersama-sama, berbeda dengan kesenangan yang mereka dapatkan jika bermain sendiri dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Bahkan menurut Ade yang merupakan leader dari team ini, kesenangan yang ia dapatkan dari permainan ini sangat berbeda dengan kesenangan yang dimainkan dalam sebuah permainan individual dan hal ini pun tidak disukai oleh Ade.

“Kesenangan sih gue karna game yang lain tu lebih banyak individual dan gua gak senang kalo main yang

sendirian”22

Suhaile pun juga menyetujui bahwa kelengkapan pemain di team saat bermain secara bersama, sangat diperlukan. Sudah mengenal karakter masing-masing dan mampu saling membangun dengan baik merupakan kunci utama yang dibutuhkan oleh sebuah Team Dota. Menurutnya, cukup sulit di dalam permainan ini untuk bermain dengan karakter orang yang tidak mereka kenal dan hal inilah yang terkadang membuat team menjadi tidak seimbang dan sering kalah dalam bermain. Selain itu, sebuah pertemanan menurut Patrick, Edwin dan Elnatan merupakan kunci yang paling mereka butuhkan dalam sebuah team. Bagi ketiga pemain ini kebutuhan dalam sebuah game tidak hanya dibutuhkan oleh team ini, namun sebuah pertemanan yang cukup baik pun sangat mereka butuhkan dalam team ini. Menurut mereka, menjadi lebih dekat satu sama lain tidak hanya di dalam permainan saja, namun di

pertemanan pun mereka saling membangun hubungan yang lebih baik satu dengan yang lainnya. Patrick yang merupakan anggota termuda dan sebelumnya kurang mengenal tiap-tiap pemain satu sama lain, merasa bahwa di dalam team ini ia pun sangat dibutuhkan dalam sebuah pertemanan.

22

(19)

57 “Gua dapet sebuah pertemanan tu disini .. Jadi menurut

gua mereka tu gak butuh gua di game doang, tapi mereka juga butuh gua dalam pertemanan ..”23

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team Cornerstone

Di dalam buku Little John yang berjudul “Theories of Human Communication(10th ed), Jurde Burgoon menjelaskan bahwa keinginan adalah suatu

tujuan dan preferensi dari apa yang akan dicapai dengan bantuan interaksi individu itu sendiri. Preferensi dan tujuan personal yang menggambarkan hal yang kita inginkan dalam suatu interaksi. Keinginan tersebut dapat terjadi ketika seseorang berinteraksi satu dengan yang lain. Di dalam Team Dota pun, masing – masing

pemain memiliki keinginannya sendiri selama ikut tergabung di dalam team. Berbagai pendapat disampaikan oleh para pemain dengan tujuan mereka dan keinginan yang sudah dicapai oleh para pemain selama ikut tergabung dengan team ini.

Pemain di Team Cornerstone memiliki keinginannya sendiri selama ikut tergabung di dalam team. Team Cornerstone memiliki keinginan untuk bisa menjadikan team ini sebagai tempat untuk bisa berbagi,saling belajar dan saling mendekatkan diri satu dengan yang lain. Namun secara individu pun kelima pemain memiliki keinginan tersendiri untuk bisa mempertahankan team dengan baik. Bagi Ade, team ini merupakan sebuah wadah untuk menyalurkan kesenangan dari hobi yang dimilikinya dan bisa memenangkan pertandingan Dota bersama dengan Team. Selain itu, Ade juga menjelaskan sejak pertama kali terbentuknya team ini Ade membentuk team ini dari sebuah pelayanan gereja yang mereka lakukan bersama.

23

(20)

58 Ade berharap ini juga akan menjadi suatu tempat yang bisa menumbuhkan para pemain secara rohani dan pertumbuhan tersebut juga dapat dilakukan secara bersama-sama dengan pemain di team ini dan hal-hal positif pun sangat diinginkan ada di dalam team ini. Memiliki pendapat yang hampir sama, Suhaile juga menyetujui bahwa ia berkeinginan mempunyai sebuah komunitas yang sehat seperti team ini. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi Suhaile, daripada hanya melakukan kegiatan yang tidak membangun satu dengan yang lain. Selain itu, Suhaile juga berharap setidaknya team ini mempunyai orang-orang yang bisa saling memberikan semangat dan dukungan satu dengan yang lain dengan begitu mereka dapat

memenangkan pertandingan secara bersama dengan team ini.

Patrick dan Elnatan memiliki komentarnya sendiri mengenai keinginannya selama tergabung di team ini. Bagi Patrick dan Elnatan, sebuah keinginan untuk menyalurkan kesenangan bersama dalam bermain Dota 2 merupakan keinginannya secara individu. Hal ini disetujuinya melihat susahnya untuk mendapatkan hal ini di team lain. Selain itu, Patrcik secara individu memiliki keinginan untuk bisa menjuarai pertandingan dunia Dota 2 yang setiap tahun diselenggarakan oleh Valve Corporation yang merupakan pengembang dari game online Dota 2. Hal ini pernah dilakukan oleh Patrick dan pemain yang lain untuk bisa masuk ke dalam kejuaran dunia Dota2. Namun hal tersebut gagal dilakukan oleh team mereka, namun baginya tidak menutup kemungkinan untuk bisa memenangkan perlombaan tersebut bersama dengan team ini.

Sementara bagi Edwin sendiri keinginannya untuk tergabung di team ini bukan hanya sebagai kesenangan saja, tapi Edwin sendiri meyakinkan bahwa lewat permainan ini ada suatu keinginan untuk menjadikan team ini sebagai tempat pengenalan yang membuat para pemain bisa semakin dekat di team. Permainan ini baginya mengajarkan seseorang untuk saling dekat satu sama lain dan mampu berinteraksi dengan lebih baik antar pemain untuk bisa memenangkan sebuah

(21)

59 diinginkan oleh Edwin untuk bisa mempertahankan team ini dengan baik. Keakraban yang lebih dekat lagi sangat diinginkan oleh Edwin tidak hanya dari permainan saja, namun dari kegiatan lainnya dapat mereka lakukan bersama-sama untuk menjaga hubungan antar pemain yang ada di team ini.

Ketika ditanya mengenai keinginan yang sudah tercapai selama tergabung di team ini, Ade, Patrick, Edwin dan Elnatan memberikan jawaban yang sama yaitu

keinginan mereka sudah cukup terpenuhi selama tergabung dengan team ini. Bagi keempat pemain ini, keinginan untuk bisa menyalurkan hobi mereka bersama team ini sudah mereka capai sampai saat ini. Bisa menjuarai pertandingan bersama team ini bagi mereka sudah cukup membuat keempat pemain ini merasa senang, walaupun

bagi Patrick sendiri untuk memenangkan sebuah kejuaran dunia Dota 2 merupakan hal yang cukup sulit bagi team mereka. Namun melihat perkembangan team yang cukup baik hingga saat ini, membuat Patrick cukup senang bisa tergabung dengan team ini. Bagi Edwin sendiri, keakraban antar pemain di team ini pun sangat membuat dirinya sangat senang dan bisa bertahan di team ini hingga saat ini.

(22)

60 3. Harapan Pemain SelamaTergabung Di Team Cornerstone

Menurut Jurde Burgoon Di dalam buku Little John yang berjudul “Theories of Human Communication(10th ed), Harapan adalah pola-pola yang seseorang

perkirakan akan terjadi. Harapan berdiri untuk pola, yang diantipasi untuk interaksi mendatang. Prediksi ini akan bergantung baik pada pengalaman masa lalu (jika orang lain akrab) atau norma-norma sosial (jika orang lain tidak dikenal). Ketiga team

memiliki pendapat nya masing-masing saat ditanya mengenai harapan yang mereka miliki saat tergabung dengan masing-masing team.

Team Cornerstone memiliki pendapat masing-masing mengenai harapan mereka saat tergabung dengan team ini. Ade sebagai Leader dari team ini memiliki harapan yang cukup unik selama ikut tergabung dengan team ini. Bisa bermain Dota menggunakan toga merupakan harapan yang ia miliki sejak membentuk team ini. Hal ini diungkapkannya secara serius karna melihat beberapa pemain yang akan menyelesaikan perkuliahan mereka di tahun ini, membuat Ade memiliki harapan untuk bisa menggunakan pakaian wisuda secara bersama-sama. Hal ini pun dianggapnya sebagai motivasi untuk para pemain bisa menyelesaikan perkuliahan lebih cepat walaupun team ini masi bermain Dota hingga saat ini.

Sementara itu, Suhaile memiliki harapan agar team ini bisa mendapatkan sesuatu yang cukup bermakna bagi tiap individu. Sesuatu tersebut tidak hanya dalam bentuk kemenangan juara saja tapi hal lain yang bisa membuat team ini semakin lebih baik. Walaupun baginya, harapan terbesarnya adalah bisa menjuarai pertandingan Dota dengan tingkatan yang lebih tinggi lagi bersama team ini.

(23)

61 Selain itu Patrick berharap ketika para pemain sudah menyelesaikan pendidikan mereka dan memiliki karir masing-masing, team ini tetap bertahan dan ketika para pemain berada di kota yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bisa bermain secara bersama-sama.

Edwin dan Elnatan memiliki harapan yang sama mengenai team ini. Hubungan antar pemain baginya sangat penting selama dirinya tergabung dengan

team ini. Edwin berharap team ini akan selalu bertahan walaupun para pemain nantinya akan berada di kota yang berbeda. Harapan untuk bisa bermain secara bersama-sama dengan team ini menjadi harapan bagi Edwin dan Elnatan walaupun pada akhirnya para pemain satu sama lain akan berpisah dan berada di tempat yang berbeda – beda.

Selain memiliki harapan masing-masing bagi team, para pemain juga memiliki harapan bagi setiap individu yang ada di Team Cornerstone. Elnatan memiliki harapan agar setiap individu yang ada di team ini menjadi seseorang yang semakin baik, tidak hanya di game saja namun di luar game pun para pemain bisa menjadi semakin lebih baik lagi dan menjadi pemain-pemain yang tetap solid36 satu sama lain. Edwin juga memiliki harapan agar setiap pemain yang ada di team ini lebih mengerti dan terbuka lagi satu dengan yang lain. Menurutnya, pemain yang ada di team ini sudah saling mengerti dan saling memahami satu sama lain. Namun, Edwin berharap tidak adanya perselisihan antar pemain supaya pemain di team dapat saling belajar dan bisa mempraktekkannya di luar team.

Patrick sendiri memiliki harapan agar pemain di team bisa saling mengontrol diri ,seperti emosi yang lebih dikontrol lagi. Selain itu, para pemain mampu menjadi pendengar yang baik bagi pemain yang ada di team dan lebih memiliki inisiatif untuk berbagai hal.

24

(24)

62 Ade memiliki pendapat yang berbeda mengenai harapannya bagi setiap pemain yang ada di team ini. Setiap pemain memiliki awal kedekatan yang berbeda-beda satu sama lain, Ade memiliki harapan ketika para pemain sudah menyelesaikan pendidikan mereka ataupun para pemain tidak berada di satu kota yang sama tidak membuat para pemain saling melupakan satu sama lain. Ade berharap agar tetap bisa menyalurkan hobi dengan team ini dan bisa tetap selalu bersama di dalam game ini. Suhaile pun memiliki harapan agar para pemain menjadi pemain yang semakin oke baik saat bermain bersama atau secara individu para pemain menjadi pribadi yang semakin baik.

5.2.1 Team Senate Dota Gaming (SDG)

Team Senate Dota Gaming (SDG) dibentuk pada tahun 2015. Team ini terdiri dari lima pemain aktif yaitu Sebastian (Leader), Nathanael (anggota), Ankaa (anggota), Christian (anggota), dan Albert (anggota). Awal mula terbentuknya team ini merupakan ide dari Sebastian dan Christian yang merupakan anggota Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW.

Ide tersebut muncul karna melihat begitu tingginya minat anggota SMU akan Dota dan ini menjadi wadah bagi anggota SMU untuk lebih dekat lagi satu sama lain dan untuk mengajak mahasiswa lainnya untuk ikut tergabung di SMU.Setelah terbentuknya team ini, Sebastian dan Christian pun mengajak anggota SMU lainnya yaitu Ankaa dan Albert untuk ikut tergabung dengan team ini. Bagi kedua pemain ini tidak cukup sulit bagi mereka untuk beradaptasi dengan Christian dan Sebastian karna dari awal pun mereka sudah saling mengenal di lingkungan Senat Mahasiswa Universitas (SMU).

Namun karena kurangnya orang di team ini , akhirnya Christian pun mengajak Nathanael yang bukan anggota SMU untuk ikut gabung bersama team ini. Sebelum

(25)

63 posisi pemain di Team Cornerstone sendiri sudah terisi akhirnya Nathanael memutuskan untuk ikut bergabung dengan Team SDG. Menurut Nathanael sendiri , cukup sulit baginya ketika beradaptasi dengan team ini karena posisi nya sebagai orang yang hanya mengenal Christian dan Sebastian dan tidak mengenal anggota lainnya.Namun Nathanael belajar untuk mengenal tiap – tiap pemain dengan berinteraksi lebih baik dengan pemain lain dan mengenal sifat masing – masing pemain agar cocok dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Saat ditanyakan perihal karakter tiap pemain, kelima pemain memiliki pendapatnya masing – masing. Karakter ini mempengaruhi mereka di awal beradaptasi interaksi dengan pemain lain hingga tergabung bersama team ini sampai

sekarang. Sebastian yang merupakan leader dari team ini dianggap oleh keempat pemain sebagai seseorang yang pendiam, kritis, dan ketika bermain bersama pun Sebastian dianggap sebagai seseorang yang tidak bisa mengontrol emosi dengan baik. Hal ini sempat membuat interaksi dengan salah satu anggota yaitu Nathanael menjadi tidak berjalan dengan baik.

“ Kalo bastian (Sebastian) di game dia susah gak ke control kalo ngomong di game dan pas di POM kemaren aku sempat badmood25 juga dengan omongannya dia ..”

Christian memiliki karakter yang hampir sama dengan Sebastian yaitu pendiam dan kritis. Namun menurut keempat pemain, Christian dianggap sebagai seseorang yang cukup baik dan mampu memahami anggota lain yang ada di team. Nathanel yang merupakan anggota terkahir yang ikut bergabung dengan team ini

dianggap oleh anggota lain sebagai seseorang yang cukup aktif, baik dalam bermain dan seseorang yang cukup welcome.

25

(26)

64 Pemain lain mengganggap Nathanael sebagai seseorang yang cukup aktif untuk mengajak pemain lainnya untuk ikut bermain bersama. Namun menurut Anka sendiri, Nathanael sering terbawa emosi ketika sedang bermain bersama. Ini membuat Nathanael sering melakukan kesalahan dan membuat anggota menjadi terbawa emosi.

“Dia ngelakuin kesalahan karena emosionalnya sendiri

dan ego nya sendiri jadi akunya juga greget sama dia..”26

Albert yang merupakan anggota termuda di Team SDG dianggap oleh para pemain sebagai seseorang yang baik, pintar, jenis dan mampu mengkoordinir dengan baik saat bermain. Bagi keempat pemain, tidak cukup sulit untuk beradaptasi interaksi dengan Albert pada saat bermain bersama. Albert mampu menyeimbangi permainan setiap pemain. Di luar permainan pun, Albert merupakan seseorang yang lebih banyak memberikan saran kepada pemain yang lain.

Gambar 4.

Suasana Team SDG saat bermain di Ruang LKU UKSW Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

Dari kelima pemain yang ada di team ini, sosok Anka menjadi sosok yang kurang disukai di dalam Team. Menurut keempat pemain, Anka memiliki karakter yang terkadang kurang bisa menerima, emosi yang tinggi, unik, kurang mampu

mengatur diri, dan suka bermasalah dalam bermain.

26

(27)

65 Karakter ini yang membuat Ankaa di nilai sebagai seseorang yang cukup sulit untuk beradaptasi dengan pemain lain yang ada di team. Pada saat Sebastian, Nathanael, Christian ditanyakan mengenai karakter ini, mereka secara serentak tertawa dan meneriaki karakter Anka yang pada saat itu keberadaan Anka jauh dari ketiga pemain ini. Menurut mereka, karakter ini adalah karakter yang butuh penangan khusus. Namun Anka pada saat itu hanya menjawab dengan tertawa dan membuat ketiga pemain semakin tertawa dan menggelengkan kepala melihat kelakukan Anka yang bagi mereka cukup unik. Namun menurut Albert sendiri selain memiliki sifat buruk yang terkadang sulit diterima oleh pemain lain, Ankaa merupakan seseorang yang

tulus dalam berteman dan merupakan seseorang yang baik di team.

Pada saat kelima pemain bermain secara bersama pun, hal yang cukup unik terjadi di dalam team ini. Berbeda dengan Team Cornerstone yang lebih ramai pada saat bermain, para pemain di Team SDG lebih fokus dan membuat suasana lebih hening dan sangat kondusif pada saat itu. Dari awal permainan pun dimulai, kondisi pun lebih terlihat tenang dan para pemain lebih banyak fokus di permainan. Keheningan pun akhirnya sedikit berubah pada saat pertandingan mencapai puncaknya dimana Sebastian pada saat itu mulai mengatur pemain lain untuk fokus ke permainan lawan. Namun ditengah-tengah permainan, Sebastian pun tanpa sadar mengeluarkan kata- kata kasar yang ditujukan untuk kesalahan dirinya sendiri seperti “Asu, Taik”.

Gambar 5.

(28)

66 Karena fokusnya pemain lain pada saat itu, keempat pemain yang lain tidak menanggapi kata – kata Sebastian dan lebih banyak bermain sendiri.

Ketika memasuki akhir pertandingan, kelima pemain pun akhirnya mulai memecah suasana yang di awal. Suasana pun mulai memanas dan Anka yang merupakan salah satu anggota yang memiliki karakter yang kurang disukai oleh pemain lain mulai melakukan kesalahannya pada saat bermain yang sedikit membuat

keempat pemain terpancing emosi. Sebastian pun mulai mengeluarkan kata-kata yang mengeluhkan permainan Ankaa yang salah dengan sebutan “Unik-unik”. Nathanael yang pada saat itu terlihat fokus dengan permainannya pun mulai mengikuti Sebastian dengan mengatakan “Karakter Anka sangat unik” sambil menertawai Ankaa yang saat itu terlihat tidak peduli dan fokus dengan permainannya sendiri. Ketika permainan usai pun, kelima pemain mengadakan evaluasi yang dimana Sebastian sebagai Leader mulai mengevaluasi cara bermain masing-masing pemain.

Karakter yang berbeda dari masing-masing pemain di team ini membuat kelima pemain memiliki pendapat yang berbeda pada saat ditanyakan kesulitan ketika beradaptasi interaksi di team ini. Bagi Sebastian sendiri cukup sulit ketika beradaptasi dengan masing – masing pemain yang ada di team ini. Perbedaan kemampuan dalam bermain dan menyeimbangkan karakter para pemain membuat Sebastian menjadi susah untuk menyesuaikan dengan pemain yang lain. Ketika permainan pun berlangsung, Sebastian lebih banyak memimpin selama permainan berlangsung agar tidak terjadi salah komunikasi dan berusaha untuk menyeimbangi kemampuan pemain lain. Sementara itu, Nathanael dan Albert memiliki kesulitan tersendiri yang dialaminya ketika di awal tergabung dengan team ini walaupun hingga saat ini karakter para pemain hampir sama dengan sebelumnya, namun Nathanael dan Albert merasa sudah cukup mampu untuk menyeimbangi dengan pemain lain.

(29)

67 Kelima pemain di team ini pun juga menjelaskan tentang perubahan yang mereka alami ketika mereka ikut tergabung di team ini. Jawaban yang sama diberikan oleh kelima pemain yaitu menjadi seseorang yang cukup sabar dan semakin mengerti karakter masing-masing yang cukup mempengaruhi ketika beradaptasi interaksi satu sama lain . Dengan karakter yang berbeda-beda membuat para pemain semakin belajar untuk menangani tiap-tiap karakter dari pemain di team dengan lebih baik lagi.

Jawaban yang cukup unik diutarakan oleh Nathanael. Selain menjadi lebih sadar, Nathanael beranggapan bahwa dia menjadi sosok seorang “bapak” di dalam Team ini. Melihat begitu kurang aktifnya para pemain di team ini untuk latihan ketika

persiapan turnamen online bulan lalu membuat Nathanael semakin menjadi lebih peduli dengan pemain yang lain.

“ Jadi Bapak mereka sih gua, kayak mau tanding pas turnamen online kemaren jadi gua yang nelfon mereka satu – satu trus gua samperin mereka ke kos mereka satu – satu.. Istilahnya jadi peduli sama mereka sih ..”27

Di dalam team ini pun, para pemain sempat mengalami perselisihan satu dengan yang lain. Perselisihan di dalam game lebih banyak terjadi di Team ini hingga membuat beberapa pemain adu debat dan memunculkan emosi yang tidak terkontrol satu dengan yang lain. Bagi salah satu pemain, Game ini merupakan game yang cukup memuci potensi untuk perselisihan antara satu dengan yang lain. Namun perselisihan tersebut dapat di atasi oleh para pemain di team dengan saling memahami dan mengerti satu dengan yang lain.

27

(30)

68 “Potensi permainan ini cukup tinggi, kadang kita gak

sadar sama omongan kita suka keluar trus kadang kesinggung sama salah satu diantara kita juga .. Tapi ya

kita berusaha mengerti sih hahaha ..”28

Berbeda dengan Team Cornerstone, Team SDG memiliki cara tersendiri dalam menjaga dan membangun hubungan agar interaksi antar pemain semakin lebih baik di team. Kelima pemain cukup sering menghabiskan waktu bersama seperti jalan -jalan . Hal ini dianggap oleh kelima pemain sebagai cara yang cukup mudah untuk

bisa saling mengenal dan saling dekat satu sama lain. Karna bagi kelima pemain sendiri untuk berinteraksi dan membangun sebuah hubungan lebih baik tidak harus di dalam permainan ini saja,namun perlu waktu lain untuk bisa saling mengenal dan mengerti satu dengan yang lain. Dan menurut pemain sendiri hal ini menjadi cara untuk menjaga kekompakkan antar pemain dan mengerti perasaan satu sama lain agar tidak terjadi perselisihan antar pemain.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG) Team Senate Dota Gaming memiliki pendapat yang berbeda dengan Team Cornerstone tentang kebutuhan mereka masing-masing di team. Menurut Sebastian yang merupakan Leader di Team ini, kerjasama team sangat ia butuhkan selama tergabung dengan Team SDG. Sebuah perubahan besar sangat dibutuhkan untuk menjadi sebuah team yang baik . Tidak hanya di game, Sebastian pun berharap perubahan tersebut juga mempengaruhi pemain lain di dunia nyata. Sebastian memiliki tujuan awal yang sama dengan Nathanael yaitu hanya untuk bersenang – senang bersama dengan Team ini. Namun karna cukup seringnya pemain di team ini

ikut dalam perlombaan, membuat Nathanael dan Sebastian ingin memenangkan berbagai lomba bersama dengan team ini dan ingin semakin meningkatkan kemampuan masing – masing pemain di team.

(31)

69 dibutuhkan Nathanael di dalam team ini. Baginya seiring berjalannya waktu membuat team ini mampu menjalani kedua hal tersebut walaupun permasalahan dan perselisihan kecil masi terjadi di dalam team ini, namun menurutnya sampai sekarang para pemain mampu mengatasi semuanya dengan baik. Sedangkan bagi Ankaa, Christian dan Albert memiliki tujuan yang sama yaitu untuk bersenang – senang bersama team ini. Hal ini sangat membantu mereka untuk semakin mengenal satu sama lain, selain itu bagi Albert sendiri team ini dapat membuatnya semakin memperluas jangkauannya dalam berteman dengan siapa pun.

Namun bagi Ankaa sendiri, ia sangat membutuhkan sebuah kemenangan secara bersama – sama dengan team ini. Baginya team ini mengajarkannya untuk bisa

merasakan berbagai perlombaan yang bisa memberikan pelajaran tidak hanya bagi dirinya, namun bagi masing-masing pemain di team untuk semakin lebih baik lagi bermain bersama dalam satu team. Christian dan Albert sendiri memiliki pendapat yang cukup sama ketika ditanyakan mengenai kebutuhan mereka selama tergabung dengan team ini. Bagi mereka sebuah keluarga menjadi dasar kebutuhan mereka ketika tergabung dengan team ini. Christian berpendapat bahwa ketika pemain berada di dalam satu team pasti akan memiliki sebuah kekurangan dan kelebihan, dan ketika bermain bersama pun setiap pemain memiliki Role29 nya masing – masing, oleh karena itu Christian berharap masing-masing pemain dapat menerima kekurangan dan kelebihan yang ada di antara pemain baik di dalam game Dota sendiri maupun di luar game. Saling menyemangati dan saling mengerti juga menjadi hal yang sangat dibutuhkan Albert di dalam team ini.

28

Hasil wawancara dengan Albert (Team SDG) pada 12 April 2017 29

Role = peran atau tugas

(32)

70 Baginya, di dalam team ini sangat dibutuhkan sebuah keluarga yang dapat saling membangun satu sama lain, membangun tidak hanya di game namun di luar game pun mereka dapat saling membangun satu sama lain. Team ini tidak hanya memberikan Albert sebuah pelajaran tentang menjadi seorang pemain yang baik saja, namun team ini memberikan dia pelajaran untuk mengenal orang dengan baik dan membangun relasi dengan lebih baik.

“ .. Kita bisa bangun relasi dengan baik ya walaupun di game dan di luar game gitu.. Team ini ngajarin saya

buat mengenal orang dengan baik sih ..”30

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG) Pemain di Team Senate Dota Gaming juga memberikan pendapatnya sendiri mengenai keinginan mereka selama tergabung dengan team ini. Sebastian dan Nathanael memiliki jawaban yang sama saat ditanya mengenai keinginan mereka selama ikut bersama dengan team SDG. Bagi kedua pemain ini bisa bersenang-senang dan memenangkan perlombaan secara bersama dengan team ini merupakan keinginan dasar mereka tergabung di team ini. Menang atau kalah merupakan hal yang tidak dipentingkan oleh kedua pemain ini. Bagi mereka, bisa memenangkan dan mengikuti perlombaan bersama team ini sangat diinginkan oleh kedua pemain ini.

Berbeda dengan Sebastian dan Nathanael, Ankaa memiliki keinginan untuk bisa menjadi team yang kompak. Pemain semakin belajar untuk menjadi team yang

kompak agar bisa memenangkan setiap perlombaan yang diikuti oleh team ini. Ankaa berharap team ini bisa semakin kompak dan menjadi team terbaik Dota 2 . Selain itu, Christian memiliki keiinginan untuk team ini bisa tetap menjadi seperti keluarga.

30

(33)

71 Baginya, team ini merupakan sebuah keluarga yang dimana-mana setiap pemain dapat diajak berbagi tidak hanya mengenai Game saja, tapi pemain yang ada di team ini dapat diajak berbagi mengenai kehidupannya sehari-hari.

Christian ini menginginkan keluarga yang bisa saling membangun tidak hanya di game , namun dalam pertemanan pun bisa saling menyemangati satu sama lain layaknya sebuah keluarga. Albert yang merupakan anggota termuda di Team SDG memiliki keinginan yang cukup simple selama tergbaung di team ini. Baginya sendiri keinginan untuk mengikuti POM Dota bersama team ini merupakan sebuah kesempatan yang tidak bisa dilupakannya selama tergabung dengan Team SDG.

Walaupun tidak menjadi peringkat teratas di POM Dota bulan lalu, namun melihat perkembangan Team SDG yang semakin baik membuat Albert bangga bisa tergabung dengan team ini dan bisa menjadi bagian dari Team ini merupakan sebuah kesempatan baik untuk bisa mengasah kemampuannya selama bermain Dota.

(34)

72 Bagi Ankaa sendiri, keinginan individu nya belum tercapai selama mengikuti team ini. Keinginannya untuk bisa memenangkan perlombaan seperti di POM Dota bulan lalu sebagai juara tiga saja,belum tercapai di team ini. Hal ini sangat disayangkan oleh Ankaa melihat perkembangan pemain di team ini cukup bagus dan baginya bisa memenangkan pertandingan di POM adalah sebuah kesempatan yang langka. Kesalahan team seperti ketika persiapan lomba dimana para pemain yang jarang untuk latihan merupakan alasan yang memperkuat team ini hanya bisa mencapai juara 4 di turnamen tersebut. Berbeda dengan Ankaa, Christian merasa bahwa keinginannya sudah cukup tercapai selama ia tergabung di team ini. Bisa

memenangkan POM Dota sebagai juara 4 sudah cukup bagus baginya. Hal ini bisa menjadi alat ukur untuk melihat kemampuan para pemain di team ini dan para pemain bisa belajar untuk meningkatakan kemampuan mereka untuk perlombaan selanjutnya.

Albert sendiri mengungkapkan bahwa keinginannya selama tergabung dengan team ini sudah cukup terpenuhi hingga saat ini. Baginya bisa mencicipi POM Dota menjadi keinginan yang sudah dicapainya selama tergabung dengan team ini. Dan baginya tidak ada tanggung jawab lain dan keinginan lainnya untuk Albert lakukan selama bergabung dengan Team ini. Merasakan perlombaan Dota bersama team, sudah menjaadi hal yang cukup membuatnya senang dan semakin belajar untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi.

3. Harapan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG) Bagi Sebastian yang berasal dari Team Senate Dota Gaming memiliki harapan agar Team ini bisa tetap bermain Dota bersama – sama dan pemain di team ini tidak terpecah-terpecah. Keutuhan para pemain di team adalah harapan Sebastian agar Team SDG dapat bertahan dengan baik. Berbeda dengan Sebastian, Nathanael berharap agar permainan yang dimainkan para pemain dapat semakin baik agar di

(35)

73 dalam team memiliki harapan agar keempat pemain dapat bermain secara bersama walaupun setiap pemain memiliki kesibukannya sendiri-sendiri mengingatkan para pemain sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan mereka masing – masing di UKSW. Selain itu, Ankaa berharap agar para pemain tidak menonaktifkan permainan Dota mereka, agar para pemain di dalam team ini tetap bermain bersama di dalam kondisi apapun

Tergabungnya pemain di dalam team ini, menurut Christian bukanlah atas dasar money oriented31 tapi baginya tergabung di team ini ada harapan untuk bisa tetap kepada visi dan hobi yang sama. Menurutnya bertahannya pemain yang ada di team ini karena setiap pemain memiliki visi dan hobi yang sama. Selain itu, harapan

yang cukup unik pun juga disampaikan oleh Albert tentang team ini. Dota memberikan sebuah makna yang cukup dalam bagi diri Albert. Menurutnya, dari Dota sebuah hubungan bisa terbangun di lingkungan Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW. Dan sampai terbentuknya SDG pun, Albert berharap SDG ini akan tetap terus ada dan bisa diturunkan secara turun temurun ke generasi selanjutnya. Baginya, hubungan di lingkungan Senat Mahasiswa Universitas sendiri bisa terbangun akibat team SDG ini.

Bagi setiap individu yang ada di team, Albert berharap agar setiap pemain bisa menyelesaikan perkuliahannya dengan cepat dan setiap pemain tetap stay32 sebagai keluarga di SDG. Menurutnya, SDG adalah sebuah keluarga yang mengajarkannya arti sebuah pertemanan dan kekeluargaan. Christian sendiri juga memiliki harapan bagi setiap individu di team ini, agar setiap pemain yang ada di SDG semakin kompak dan dapat lebih serius untuk berlatih agar di setiap perlombaan team bisa menjuarai perlombaan selanjutnya.

31

Money Oriented memiliki arti bekerja berdasarkan hasrat dan keinginan; bukan untuk uang.

(http://www.kompasiana.com/evansiusraka/money-oriented-disorientation-or-a-need_55ed9de80d9773a505d428ee) 32

(36)

74 Keempat pemain yang ada di Team SDG merupakan pemain yang membuat Ankaa cukup salut dengan mereka. Menurut Ankaa, keempat pemain tidak hanya jago dalam bermain game saja tapi keempat pemain juga cukup jago dalam pendidikan mereka masing-masing. Bagi Ankaa kesuksesaan setiap pemain yang ada di team ini sangat diharapkan oleh dirinya, melihat keempat pemain memiliki kemampuan multitasking33 yang membuat mereka sangat unggul di dua hal tersebut. Berbeda dengan Ankaa, Nathanael dan Sebastian memiliki harapan yang sama yaitu agar setiap pemain memiliki kemampuan yang semakin meningkat di dalam team. Kekompakkan team juga diharapkan oleh kedua pemain ini agar semakin tetap

terjaga dan semakin mengerti dan saling menyemangati satu dengan yang lain menjadi harapan utama kedua pemain ini. Selain itu, Nathanael pun juga berharap agar team bisa menyelesaikan misi mereka di pendidikan dengan bisa lulus secara bersama-sama.

5.2.3 Team FriendShip (FS)

Berbeda dengan team sebelumnya, Team FriendShip merupakan team termuda diantara kedua team sebelumnya. Team ini dibentuk pada tahun 2016 dengan beranggotakan Adi (Leader), Surya (anggota), Hendrik (anggota), Steven (anggota), dan Yosua (anggota). Awal terbentuknya team ini dimulai dari Adi dan Hendrik yang memiliki ide untuk membentuk sebuah team agar memudahkan mereka untuk bermain. Namun karna dalam sebuah Team Dota diperlukan pemain dengan lima team maka mereka pun mengajak pemain lain untuk ikut tergabung dengan team ini yaitu Yosua, Surya dan Steven. Berbeda dengan Team Cornerstone dan Team SDG yang bermula dari pertemanan yang cukup dekat satu sama lain, Team ini terbentuk bukan dari pertemanan yang cukup dekat satu dengan yang lainnya.

33

(37)

75 Oleh karena itu, cukup sulit buat kelima pemain ini di awal terbentuknya team ini untuk beradaptasi satu sama lain.

Dalam beradaptasi interaksi pun, pemain di team ini juga menggambarkan karakter dari tiap-tiap pemain yang ada di team ini. Adi yang merupakan Leader dari Team FriendShip diungkapkan oleh keempat pemain sebagai ketua yang baik, dewasa dan cukup aktif untuk mengajak anggota lainnya berkumpul. Inisiatif yang cukup

tinggi membuat Adi lebih banyak aktif untuk mengajak pemain yang lain untuk bermain bersama. Pemikirannya yang cukup dewasa sangat dihargai oleh pemain lain di team dan dianggap mampu untuk memimpin team dengan baik. Adi mampu menjadi penengah bagi anggota lainnya ketika situasi cukup memanas pada saat pemain sedang bermain bersama di team.

“ Kalo Adi, dia itu leader yang baik, dia istilahnya

kayak penengah kalo situasi agak panas hahahaha ..”34

Surya dan Steven menurut pemain yang lain memiliki karakter yang sama yaitu pintar dan mampu mencari solusi. Mereka dianggap sebagai seseorang yang cukup mudah untuk diajak saling bertukar pikiran dan saling berbagi pemikiran di team. Dalam bermain pun, kedua pemain ini dianggap sebagai seseorang yang sangat strategis, mampu mengarahkan team di dalam permainan Dota.Tidak hanya di team, Surya dan Steven dikenal sebagai anak yang pintar di lingkungan sekolah.

“Trus Surya sama Steven itu anaknya sama – sama

pinter mbak, mereka cepet nyari strategi dan gampang buat diarahin.. Di sekolah katanya mereka juga pinter..”35

34

Hasil wawancara dengan Hendrik (Team FS) pada 19 April 2017

35

(38)

76 Sementara itu Hendrik dikenal dengan karakter yang welcome namun emosional. Hal ini diungkapkan oleh keempat pemain, karena karakter tersebut membuat Hendrik menjadi sosok yang sangat sulit ditebak keadaannya. Keempat pemain sepakat bahwa selain itu, Hendrik memiliki karakter yang cenderung cerewet. Ini membuat interaksinya dengan pemain lain terkadang memancing interaksi yang kurang baik antara Hendrik dengan pemain yang lainnya. Dan yang terakhir adalah Yosua. Yosua memiliki karakter yang Humble36 dan sosok yang cukup peduli dengan pemain yang ada di team. Sosok nya yang cukup pengertian membuat Yosua cukup disenangi oleh teman-temannya di team.

Namun di dalam permainan, Yosua adalah sosok yang kurang disukai oleh

pemain di team. Yosua dianggap sebagai seseorang yang sering tidak fokus sehingga hal ini yang membuat interaksi Yosua dengan pemain lain di team pada saat bermain sering kurang baik. Namun walaupun karakter tersebut cukup membuat para pemain dalam beradaptasi interaksi sedikit susah, mereka percaya bahwa ini tidak terlalu susah dan membuat hubungan dengan pemain lain menjadi tidak bagus. Bagi mereka hal ini justru membuat mereka semakin menjadi lebih baik dalam berinteraksi antara satu dengan yang lain di team ini.

Gambar 6.

Team FriendShip setelah bermain di salah satu warnet di Blotongan Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

(39)

77 Karakter yang digambarkan oleh setiap pemain yang ada di team terlihat pada saat mereka bermain bersama. Kelima pemain lebih banyak fokus di awal dengan permainan masing-masing. Namun ketika pertengahan permainan, salah satu pemain

yaitu Hendrik secara tidak sengaja mengeluarkan kata “Setan” pada saat permainan

berlangsung. Hal ini membuat Surya pun menegur Hendrik untuk bisa mengontrol perkataan dan fokus kembali ke permainan. Suasana panas pun dimulai pada saat permainan semakin mencapai puncak akhir. Keributan cukup terjadi diantara Yosua dan Hendrik pada saat permainan sedang berlangsung. Keduanya hampir mengeluarkan kata-kata makian satu sama lain, akibat salah satu diantara mereka

salah menempatkan posisi permainan pada saat itu. Namun hal ini mengundang tawa di antara Adi dan Steven. Bagi mereka, hal ini sudah cukup biasa terjadi diantara mereka karena kesalahan salah satu diantara mereka atau kesalahan kedua pemain tersebut.

Gambar 7

Yosua saat bermain Dota 2 di salah satu warnet di Blotongan Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

(40)

78 Bahkan beberapa pemain pun mengungkapkan bahwa tidak butuh waktu yang cukup lama untuk bisa beradaptasi dengan pemain lain. Keberadaan kelima pemain di dalam team pun hingga saat ini masih membuat beberapa pemain susah untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Saat permain sedang berlangsung pun, Surya sedikit terbawa emosi saat berinteraksi dengan Yosua yang pada saat itu Yosua tidak bisa mengerti posisinya saat dibutuhkan di permainan ini. Namun Yosua pada saat itu cepat menanggapi apa yang disampaikan Surya kepadanya dan dengan cepat mulai menempatkan posisinya dengan baik di permainan.

Selama tergabung dengan team ini, kelima pemain pun juga tidak lepas

dengan perselisihan. Perselisihan kecil yang sering terjadi selama pemain di team lebih banyak terjadi ketika kelima pemain sedang bermain bersama. Bahkan perselisihan tersebut terkadang membuat kondisi di dalam team sedikit memanas . Namun perselisihan tersebut bisa di atasi oleh pemain di team ini dan menurut Hendrik sendiri hal tersebut bisa diatasi karena ada penengah yang akan membuat suasana pemain di team kembali bisa kondusif.

“ Pernah pastinya mbak, tapi ya itu uniknya team kita ada penengahnya kalo misalkan kita udah mulai panas gitu situasinya. Jadi ada yang nenangin kitanya gitu..”37

Kelima pemain juga setuju bahwa team ini memberikan perubahan bagi diri mereka masing-masing baik dari cara berinteraksi maupun pemikiran mereka secara individu. Tiap-tiap individu yang ada di team ini saling belajar satu sama lain dari

setiap karakter yang ada di team ini. Menurut kelima pemain di team, perubahan tersebut biasanya berupa pembentukan karakter mereka yang semakin menjadi lebih baik dan menurut salah satu pemain yaitu Steven perubahan tersebut dialaminya dari cara berinteraksinya dengan orang lain.

37

(41)

79 Steven yang di team dikenal sebagai seseorang yang pendiam, kini ia merasa menjadi seseorang yang lebih terbuka dengan orang lain dan hal tersebut diakuinya sangat mempengaruhi interaksinya dengan orang-orang di luar teamnya. Selama bermain bersama dengan team pun, Steven juga lebih banyak mengatur posisi pemain dan strategi saat permainan sedang berlangsung. Pemain lain pun juga menyetujui bahwa perubahan tersebut lebih membawa mereka ke arah yang positif dan semakin membangun karakter mereka menjadi lebih baik lagi tidak hanya di team saja ,namun di luar team mereka pun dapat berinteraksi dengan lebih baik.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team FriendShip

(42)

80 “ Ehmm mungkin lebih kompak aja sih .. Soalnya gini,

kebanyakan kalo misalkan orang yang dalam satu kelompok gitu misalkan ikut lomba trus bisa menang gara-gara apa yaa itu karna mereka kompak .. Jadi karna kita juga punya visi yang sama jadi ya kalo misalkan mau menang ya kita satu team harus

kompak..”38

Bagi kelima pemain , rasa senang menjadi tujuan utama buat kelima pemain di team ini. Menurut Steven sendiri, rasa senang ketika memiliki hobi yang sama dengan orang lain dapat dilakukan bersama – sama sangat didapatkannya di dalam team ini. Selain rasa senang untuk melakukan hobi yang sama, kemampuan pun dapat ditingkatkan dengan adanya team ini, hal ini pun dapat bermanfaat bagi para pemain. Selain itu, bagi Hendrik dan Yosua membangun relasi sangat diperlukan oleh team untuk semakin mengenal satu sama lain . Bagi mereka dengan menambah teman dan menjalankan hobi yang sama akan membuat team ini semakin kuat dan semakin saling banyak belajar satu sama lain agar semakin hebat dalam bermain.

“Relasi dan latihan yang banyak aja sih mbak .. Biar

masing-masing dari kita bisa semakin pro dalam

bermain ..”39

Menurut Hendrik sendiri, selama dia tergabung di dalam team ini para pemain tidak salah menjatuhkan satu sama lain dan baginya team ini sudah menambah pertemananya semakin baik. Bagi Yosua sendiri, Latihan yang banyak pun sangat dibutuhkan untuk team bisa semakin lebih baik dan semakin jago dalam bermain. Selain itu ,Adi yang merupakan ketua dari Team FS juga menyetujui bahwa kebutuhan untuk menambah pertemanan menjadi dasar utamanya ikut tergabung di dalam team ini.

38

Hasil wawancara dengan Surya (Team FS) pada 19 April 2017

39

(43)

81 Hal ini membuatnya semakin ingin lebih akrab dengan pemain yang ada di team yang di pimpinnya dan membuat Adi semakin ingin memenangkan lomba bersama dengan team ini.

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team FriendShip

Team FriendShip juga memiliki pendapatnya masing-masing saat ditanyakan keinginan mereka selama tergabung dengan team ini. Adi, Surya, Steven dan Yosua memiliki keinginan yang sama selama tergabung dengan team ini. Menurut keempat pemain ini memenangkan perlombaan bersama-sama dengan satu team menjadi keinginan yang ingin mereka capai di dalam team ini. Bagi mereka, tanpa team yang

cukup baik seperti team ini mereka tidak akan pernah merasakan yang namanya turnamen Dota. Selain itu, menurut Hendrik sendiri sebuah pertemanan sangat ia inginkan selama tergabung dengan team ini. Memiliki hobi yang sama membuat team ini dapat bertahan sebagai team yang baik satu sama lain. Hal ini juga diungkapkan oleh Adi, bahwa pertemanan yang baik juga tidak akan bisa membuat team ini bisa merasakan sebuah perlombaan yang sebenarnya di Dota.

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Gambar 2.  Suasana Team Cornerstone saat bermain di Putra Abadi Net Center
+6

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga apabila Wajib Pajak selain pemeluk agama Islam membayar sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia bukan kepada lembaga

Dengan pencitraan yang baik yang selama ini dimiliki oleh IKM Dedi Konveksi, pengajuan modal pinjaman pada Bank atau ikut serta dalam program pemerintah untuk

(3) Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran

Faktor kedua, adalah faktor penegak hukum terkait kualitas SDM aparat penegak hukum terhadap penanganan dan penindakan perkara TPPO meliputi 4 (empat) subsistem

Sejalan dengan Pendit (1990), pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, karena dapat menyediakan lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor produksi, serta

dan bagaimana contoh cara menghitung pajak BPHTB yaitu bea perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, disini akan kita coba uraikan tutorial khusus tentang ini, menmgingat

The 2 strategies that included feeding the infant directly from the breast were associated with longer dura- tion of breastfeeding after return to work than the strategy of

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS.. II-A MI MIFTAHUL FALAH SUKOREJO KARANGREJO