• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Good Corporate Governance Ukura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Good Corporate Governance Ukura"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini Corporate Social Responsibility (CSR) atau disebut pertanggungjawaban sosial sedang marak dibicarakan banyak kalangan. Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan suatu elemen yang penting dalam kerangka sustainability, yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Dalam wikipedia (2015) menjelaskan bahwa Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Konsep Corporate Social Responsibilty (CSR) dapat diartikan sebagai sebagai komitmen

perusahaan dalam menjaga keharmonisan dengan lingkungan sosial di sekitar tempatnya berusaha dan tidak hanya berupaya mencari keuntungan dalam menjalankan bisnisnya.

(2)

dibuktikan dengan progres perkembangan perbankan syariah yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir menurut Otoritas Jasa keuangan (2014). Dengan

berkembangnya perbankan syariah maka meningkatkan perhatian masyrakat dalam hal pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan

perspektif islam.

Fitria dan Hartanti (2010) menyatakan bahwa indeks Islamic Social reporting (ISR) diyakini dapat menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam. ISR pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Othman et al. (2009) di Malaysia.

Pengungkapan ISR adalah hal yang wajib dilakukan oleh institusi bisnis yang berbasis syariah, menimbang bahwa pengungkapan CSR pada bank

konvesional merupakan suatu kewajiban sesuai dengan Undang Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang perseroan terbatas (PT) yang berkaitan dengankewajiban perusahaan yang menjalankan usahanya dibidang atau yang berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Oleh karena itu perbankan syariah harus

mengungkapkan ISR yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam.

(3)

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji “PENGARUH GOOD

CORPORATE GOVERNANCE (GCG), UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) PADA PERBANKAN UMUM SYARIAH DI

INDONESIA TAHUN 2010-3013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

2. Apakah ukuran dewan pengawas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(4)

2. Mengetahui apakah dewan pengawas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

3. Mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

4. Mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Bagi perusahaan: diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan tanggung jawab sosial di luar perusahaan.

(5)

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Legitimasi

Legitimasi diartikan sebagai seberapa jauh masyarakat mau menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau kebijakan yang diterapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Legitimasi merupakan hal yang penting bagi organisasi karena legitimasi mengandung batasan berupa norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksinya sehingga mendorong organisasi agar berperilaku dengan memperhatikan nilai-nilai sosial di lingkungan perusahaan.

Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan definisi teori legitimasi sebagai suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan bagiannya.

(6)

dapat menutup diri dari lingkungan sekitarnya, perusahaan harus memposisikan diri dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Dapat didefinisikan bahwa legitimasi adalah suatu bentuk tanggung jawab perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus bertanggung jawab terhadap

lingkungan sekitar dan berpihak sesuai dengan harapan masyarakat.

Septi (2012;12) Teori legitimasi telah menjadi salah satu teori yang paling sering digunakan terutama ketika berkaitan dengan wilayah sosial dan akuntansi lingkungan meskipun masih terdapat pesimisme yang kuat yang dikemukakan oleh banyak peneliti, teori ini telah menawarkan sudut pandang yang nyata mengenai pengakuan sebuah perusahaan secara sukarela oleh masyarakat.

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

Daniri(2008) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategi stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya.

(7)

namun sebagai kewajiban bagi perusahaan yang harus diungkapkan perusahaan dalam rangka tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan.

Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa regulasi, antara lain pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyarankan perusahaan agar mengungkapkan tanggung jawab mengenai sosial dan lingkungan sebagaimana dituangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (added value statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.”

Daniri (2008) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom line yaitu selain aspek finansial juga aspek sosial dan lingkungan. Perusahaan tidak hanya berfokus pada

keuntungan atau laba tetapi juga harus memperhatikan dampak terhadap masyarakat dan juga terhadap lingkungan.

(8)

perbankan. Dalam perbankan syariah yang merupakan suatu organisasi yang menjalankan bisnisnya berlandaskan prinsip islam juga memiliki konsep CSR.

Islamic Social Reporting (ISR) diartikan sebagai suatu konsep tanggung jawab sosial dimana konsep ini menekankan prinsip syariah yang merupakan salah satu prinsip yang ada dalam agama islam sebagai landasannya. Siwar dan Hossain (2009) menyatakan bahwa landasan dasar dari agama Islam adalah aqidah (belief and faith), ibadah (worship), dan akhlaq (morality and ethics).

IslamicSocial Reporting (ISR) merupakan perluasan dari pelaporan sosial yang tidakhanya berupa keinginan besar dari seluruh masyarakat terhadap perananperusahaan dalam ekonomi melainkan berkaitan dengan perspektif spiritual (Haniffa,2002).

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa regulasi menanggapi perkambangan CSR pada perbankan syariah yang semakin pesar, diantaranya adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Pada pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa bank syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

(9)

bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pegelola wakaf (nazir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

Indeks ISR merupakan suatu indikator dalam pengungkapan dalam pelaporan kinerja institusi bisnis syariah. Haniffa (2002) membuat enam tema pengungkapan indeks ISR, yaitu tema pendanaan dan investasi (Finance and Investment Theme), tema produk dan jasa (Product And Service Theme), tema karyawan (Employee Theme), tema masyarakat (Society Theme), tema lingkungan hidup (Environtment Theme), dan tema tata kelola persahaan (Corporate Governance Theme), yang kemudian dibagi kembali menjadi 42 sub-tema (Rizkiningsih: 2012).

Scoring indeks ISR dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis tanpa pembobotan. Masing-masing item pengungkapan memiliki nilai 1 atau 0. Nilai 1 akan diberikan apabila item pada ISR terdapat dalam data perusahaan dan nilai 0 akan diberikan apabila sebaliknya. Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan baik menurut masing-masing tema maupun secara keseluruhan.. Berikut rumus untuk menghitung besarnya disclosure level setelah scoring pada indeks ISR selesai dilakukan.

(10)

2.1.3 Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu tata kelola perusahaan yang Corporate Governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien. Corporate Governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien (Setyapurnama dan Norpratiwi; 2007).

Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan atau GCG adalah agar pihak-pihak yang berperan dalam menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai wewenang dan tanggung jawab. Pihak yang berperan meliputi pemegang saham, dewan komisaris, komite, direksi, pimpinan unit dan karyawan.

(11)

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern BUS.

3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS).

4. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern. 5. Batas maksimum penyaluran dana

6. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS.

2.1.4 Ukuran Perusahaan (Size)

Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001), mengemukakan bahwa ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Dengan kata lain, ukuran

perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.

(12)

Perusahaan dengan skala yang lebih besar berpotensi untuk

mengungkapkan laporan tanggung jawab dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki keterbatasan kesediaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan. Seorang menajeman khawatir apabila dengan adanya pengungkapan yang lebih banyak akan membahayakan posisi perusahaan terhadap kompetitor lain. Ketersediaan sumber daya dan dana membuat perusahaan merasa perlu membiayai penyediaan informasi untuk pertanggungjawaban sosialnya.

Francis (1986), Grubber dan Elton (1995) serta Fama dan French (1995) dalam Panjaitan, dkk (2004) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar.

Seperti telah dipaparkan bahwa ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan, maka dalam

(13)

2.1.5 Profitabilitas

Profit adalah suatu keuntungan atau laba sebenarnya yang sudah terealisasi. Sedangkan Profitablitas merupakan kemampuan dalam memperoleh laba yang diukur dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.

Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan

Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan dalam mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan (Bowman dan Haire, 1976 dalam Sembiring, 2003).

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio

Return on Equity (ROE), yakni:

(14)

2.2 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel dependen

X1 X2 X3

X4

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

Dewan Komisaris merupakan fungsi yang penting dalam institusi bisnis syariah. Dewan komisaris bertugas mengawasi perusahaan dan

menyampaikan semua informasi kepada stakeholders, termasuk

informasi pengungkapan tanggung jawab sosial. Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan akan semakin baik.

Hasil penelitian sebelumnya (Amirul:2013) menunjukan bahwa ukuran dewan komsiaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan ISR pada pebankan di Indonesia. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H 1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap Islamic Social Reporting (ISR)

Ukuran dewan komisaris

Pengungkapan Islamic Social reporting (ISR)

(Y) Ukuran dewan pengawas

Ukuran perusahaan

(15)

2.3.2 Pengaruh dewan pengawas terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

Dewan pengawas Syariah mempunyai fungsi untuk mengawasi jalannya operasional perusahaan agar sesuai dengan prinsip syariah. Fungsi tersebut antara lain mengawasi kegiatan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang termasuk bentuk ISR perusahaan. Selain itu terdapat dana kebajikan (qard) yang dapat dikategorikan sebagai ISR dan DPS memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan ini.

Chariri (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh Islamic corporate governance terhadap pengungkapan CSR pada bank syariah di Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islamic corporate governance terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada bank syariah di Asia. Penelitian ini menunjukkan bahwa DPS memiliki pengaruh terhadap penggungkapan CSR. Semakin banyak jumlah DPS maka akan semakin efektif pengawasan terhadap prinsip syariah dan pengungkapan ISR yang sesuai dengan syariah. Bedasarkan uraian diatas diajukan hipotesis sebagai berikut:

H 2 : Ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif terhadap Islamic Social reporting (ISR)

(16)

Ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam pengungkapan laporan tanggung jawab sosial. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi kualitas pengungkapan laporan tanggung jawab sosial, begitu pula sebaliknya semakin kecil ukuran suatu perusahaan maka semakin rendah tingkat kualitas pengungkapan pelaporannya.

Penelitian terdahulu Desta Swastiningrum (2012) yang meneliti Pengaruh Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe

kepemilikan terhadap Islamic Social responsibility (ISR) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ISR. Berdasarkan fakta yang ada maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Islamic social reporting (ISR).

2.3.4 Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin besar pula kewajiban perusahaan tersebut dalam

(17)

Penelitian sebelumnya Amalia (2012) menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ISR. Namun, hasil penelitian Desta Swastiningrum (2012) dan Priyesta Rizkiningsih (2012) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap ISR. Maka hipotesis yang diajukan yakni

H 4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Islamic Social reporting (ISR)

2.4 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul penelitian Variabel Hasil

1 Amalia Nurul Raditya (2012) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah (DES) Independen: Penerbitan sukuk, ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis industri, dan umur perusahaan. Dependen: Islamic Social Reporting Penerbitan sukuk, jenis industri dan umur perusahaan terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR. Sedangkan, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ISR.

(18)
(19)

Social responsibility (ISR)

Laporan tahunanyang terdapat pada bank syariah tahun 2011-2013

kepemilikan Dependen: Islamic Social Reporting (ISR)

profitabilitas, leverage, dan tipe kepemilikan tidak

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang tidak seluruhnya diobservasi tetapi merupakan objek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi pada penelitian ini adalah semua bank umum syariah yang ada di Indonesia yang berjumah 11 bank.

3.1.2 Sampel Penelitian

(21)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara media, yakni laporan tahunan perbankan syariah yang diambil baik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) ataupun melalui laporan tahunan yang dipublikasikan dalam website perbankan syariah di Indonesia.

3.3 Metode Analisa Data

3.3.1 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).

3.3.2 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel-variabel dependen, variabel independen, dan keduanya

memiliki distribusi yang normal. Pada proses uji normalitas dilakukan dengan uji statistik dan analisis grafik, yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik histogram.

(22)

Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan pengujian normalitas dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Apabila nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan yang

signifikan dan jika nilai signifikan bawah 0,05 maka terdapat adanya perbedaan yang signifikan atau hasil tidak normal sehingga perlu dilakukan uji grafik histogram untuk mengetahui kemencengan grafik (ke kanan atau kiri).

2. Grafik Histogram

Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Adanya uji ini dapat diketahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak berdasarkan kemencengan grafik, baik ke kiri ataupun ke kanan. Selain itu, grafik histogram dapat digunakan untuk menentukan bentuk transformasi data yang akan digunakan untuk menormalkan data yang tidak berdistribusi secara normal.

3.3.3 Uji Asumsi Klasik

(23)

konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya bersifat efisien (Ghozali, 2009). Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar variabel independennya sama dengan nol (Ghozali, 2011).

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamat lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbedadisebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

3. Uji Autokorelasi

(24)

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Apabila nilai signifikansinya di bawah 0,05 berarti tedapat gejala autokorelasi.

3.3.2 Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Linear Regression) dengan alasan bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan

antara ISR dengan variabel-variabel independennya Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel independen dengan variabel independen dengan variabel dependen. Model persamaan analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

Keterangan:

Y = Pengngkapan ISR yang berdasarkan Islamic Social Reporting Index

α = regresi yang diterima βi = Parameter yang diestimasi

UDK = Ukuran dewan komisaris

UDPS = Ukuran Dewan Pengawas Syariah SIZE = Ukuran Perusahaan, Ln (Asset) PROFIT = Profitabilitas, ROE

Referensi

Dokumen terkait

MATRIKS MEMORANDUM PROGRAM RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN PASER.. Program investasi Kabupaten Paser merupakan rekapitulasi dari dokumen

Dan jika dibandingkan dari hasilnya atau nilainya, VSWR pada pengukuran memiliki hasil yang lebih bagus dibandingkan hasil dari simulasi walaupun dengan perbedaan yang

C-Organik penting untuk mikroorganisme tidak hanya sebagai unsur hara, tetapi juga sebagai pengkondisi sifat fisik tanah yang mempengaruhi karakteristik agregat dan air

[r]

Pancasila sebagai suatu sistem dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan YME, dengan

Pada pengujian indikasi pln on bertujuan untuk mengetahui bahwasannya pada saat alat perangkat hardware sistem monitoring genset dihidupkan selama tidak ada indikasi

Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat peningkatan keterampilan pengasuhan positif orangtua anak berkebutuhan khusus melalui metode pelatihan helping parents with

bahwa penerapan pengendalian gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a bertujuan untuk memudahkan masyarakat, Pegawai Negeri, atau Penyelenggara Negara dalam