• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BELAJAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

25 A. Umpan Balik

Umpan balik mempunyai peranan yang penting, baik bagi siswa maupun guru. Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan dapat dikuasai. Guru dengan umpan balik, ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang disampaikan dapat dikuasai siswa, karena melalui kegiatan umpan balik guru dapat mengetahui dengan pasti tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.

1. Pengertian Umpan Balik

Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan peserta didik dalam mentransformasikan bahan-bahan pelajaran. Dari proses interaksi tersebut, diharapkan peserta didik mencapai taraf perubahan dalam hal wawasan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap, kepribadian, dan penghayatan. Untuk mendapatkan taraf perubahan tersebut, seorang guru perlu mengingat para peserta didik yang memiliki perbedaan dalam hal bakat, kecerdasan, latar belakang, emosi, motivasi, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, dari perbedaan yang mendasar itulah yang menyebabkan perubahan pada anak didikpun juga berbeda-beda.

Peserta didik ada yang tekun dan penuh antusias dalam mengikuti pelajaran, ada yang biasa-biasa saja, ada yang setengah hati, ada pula yang

▸ Baca selengkapnya: umpan balik layanan dasar

(2)

tidak peduli. Diantara murid-muridpun juga ada yang cepat paham dengan penjelasan guru, ada yang cukup, bahkan ada pula yang tampak belum mengerti. Dari keadaan itulah yang nantinya akan memunculkan feedback yang berbeda-beda, semua tergantung dari bagaimana cara seorang guru memotivasi belajar peserta didiknya. Untuk menciptakan motivasi dan semangat belajar dari peserta didik, seorang guru perlu menguasai bahan ajar sehingga akan melahirkan kegiatan pembelajaran yang tidak kaku.

Kemudian dalam menyampaikan bahan pokok sebaiknya seorang guru perlu memanfaatkan bahan penunjang sebagai upaya untuk memberikan atau mendapatkan umpan balik dari peserta didik. Umpan balik atau “Feedback” adalah kondisi psikologis peserta didik dan guru yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar yang terlihat dalam sikap, gerak-gerik, respon, dan perubahan lainnya yang terjadi antara guru dan murid.1 Menurut Suke Silverius, umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajarnya.2

Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya dengan menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa, dan umpan balik baru bermanfaat apabila guru dan siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab benar ataupun jawaban-jawaban salah, dan siswa

1

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Cet. Ke 2 (Jakarta: kencana : 2011) hlm. 324.

2Suke Silverius, Evaluasi Hasil belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT. Grasindo, 1991),

(3)

diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawabannya yang salah. Dengan demikian umpan balik berbeda dengan penilaian.3

Umpan balik memiliki peranan penting baik bagi guru ataupun bagi siswa. Karena umpan balik memiliki beberapa manfaat, yaitu mengaktifkan seluruh individu dalam pembelajaran, dapat mengemukakan pendapat, mengetahui kelemahan sendiri dan mendorong untuk memperbaiki, mengetahui penguasaan materi sendiri.4 Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan balik sangat diperlukan, terlebih jika menghendaki semua siswa agar dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara maksimal.

2. Tujuan Umpan Balik

Pada umumnya, seorang pengajar kurang memahami dan memikirkan perlunya mengadakan umpan balik. Sehingga ia tidak mengetahui efek dari pengajaran yang telah terlampaui. Baru setelah anak diberi ulangan ataupun tugas terlihat bahwa murid belum menguasai seluruh rangkaian pelajaran yang diberikan, sehingga menimbulkan kesenjangan atau keterlambatan informasi dari guru terhadap anak didiknya. Untuk menghindari kesulitan-kesulitan tersebut perlu menggunakan umpan balik.5

3

Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Cet ke- 2 (Pekalongan: STAIN PRESS, 2011), hlm. 191.

4 Abuddin Nata, Op. cit., hlm. 325. 5

(4)

Umpan balik bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.6 Selain itu murid diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai di mana mereka mengerti bahan-bahan yang telah dibahas, sehingga saling melengkapi pengertian yang belum lengkap.

3. Fungsi Umpan Balik

Umpan balik perlu diketahui oleh guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan dan pengajaran yang diberikan olehnya. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar, umpan balik menjadi ciri penting yang tidak ada di dalam prosedur pengajaran yang sifatnya tradisional. Prosedur pengajaran tradisional biasanya lebih bersifat pasif, dimana guru bertindak secara penuh di dalam proses pembelajaran sementara siswa sebagai objek yang bersifat pasif. Sehingga umpan balik pun tidak terjadi dalam prosedur pengajaran yang tradisional.

Umpan balik tidak akan membantu belajar siswa belajar apabila siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang akan diujikan. Hakikat umpan balik sebagai ciri terpenting dari sebuah pengajaran adalah sebagai alat ukur untuk mengukur tercapai atau tidaknya sebuah tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, umpan balik memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut :7

6Ibid.

7

(5)

a. Fungsi informasional

Umpan balik sebagai informasi bagi guru dan anak didik. Dari hasil tes, umpan balik dapat memberikan informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam prosesatau kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi tersebut dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.8

Menurut Slameto, sebagaimana dikutip oleh Suke Silverius, ada dua macam umpan balik yang sering dilakukan di dalam proses pengajaran diantaranya umpan balik yang ditunda dan umpan balik yang segera.9 Dari kedua proses umpan balik tersebut membuahkan informasi. Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan menjadi lima, diantaranya :

1) Tidak ada umpan balik

2) Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa

3) Umpan balik berupa keterangan mengenai salah satu atau benarnya jawaban ditambah dengan menunjukan jawaban yang benar (knowledge of the correct response)

4) KCR (knowledge of the correct response) + penjelasan

5) KCR (knowledge of the correct response) + pengajaran tambahan.

8Ibid., hlm. 150.

9

(6)

b. Fungsi motivasional

Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk belajar. Dalam kaitannya dengan fungsi motivasional ini dipertanyakan manfaat penyampaian hasil belajar secara umum sebagai upaya umpan balik, misalnya melalui papan pengumuman.10Dari papan pengumuman itulah dimaksudkan agar dapat diperoleh dampak positif, situasi yang memungkinkan keterbukaan siswa menerima cara umpan balik melalui papan pengumuman tersebut.

Umpan balik atau Feedback digunakan untuk meyakinkan bahwa anak didik berada di jalan yang tepat, namun umpan balik sering digunakan sebagai sarana untuk menilai atau mengoreksi dengan demikian penggunaan umpan balik yang semacam itu, guru dapat beresiko karena terjadi penurunan motivasi pembelajar.11 Idealnya umpan balik harus berkelanjutan dan membentuk karakter serta tidak harus muncul di akhir tugas.

c. Fungsi komunikasional

Pemberian umpan balik merupakan wujud komunikasi antara siswa dengan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa dapat diketahui dimana letak kelemahan dan sendiri atau bersama dengan

10Zaenal Mustakim, Op. cit., hlm. 196.

11Gavin Reid, Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, (edisi terjemahan oleh

(7)

guru berekasi terhadap hasil belajarnya, yang selanjutnya peserta didik akan mendapatkan penguatan dari guru jika prestasi yang dicapainya sudah tepat dan akan mendapat koreksi jika prestasinya menurun. Dengan demikian komunikasi siswa dengan guru semakin baik.

4. Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik

Dalam sebuah kegiatan pengajaran tidak lain yang harus dicapai adalah bagaimana agar anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Keberhasilan pengajaran ditentukan sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk mencapai hal tersebut, sangatlah tidak mudah dan tentunya membutuhkan umpan balik, serta bagaimana umpan balik yang diberikan kepada anak didik selama pengajaran berlangsung.

Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung sangatlah bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang dikemas sang guru dengan berisi tanggapan-tanggapan dari anak didik. Rangsangan guru dalam bentuk tanya atau pertanyaan, sedangkan siswa dalam bentuk jawab atau jawaban. Tanya jawab adalah bagian yang efektif dan penting dari pelajaran karena beberapa alasan. Tanya jawab memungkinkan guru memeriksa pemahaman murid tentang pelajarannya. Umpan balik langsung dari guru tentang seberapa jauh murid menangkap topik yang diajarkan adalah salah satu keunggulan mengajar seluruh kelas secara interaktif dibanding metode individual. Tanya jawabpun

(8)

memungkinkan murid untuk mempraktikkan dan menguasai topik yang diajarkan sebelum mereka harus pindah ke topik selanjutnya.12

Interaksi tanya jawab saat dilakukan di dalam kelas, kemungkinan sebagian besar dari anak didik belum mengerti dan menguasai bahan pelajaran yang baru saja disampaikan, dengan kesulitan tersebut guru dapat memanfaatkan alat bantu pengajaran untuk mengurangi verbalisme dalam mengajar.

Sebagai seorang yang menginginkan keberhasilan mengajar, guru selalu mempertahankan umpan balik kepada anak didiknya. Umpan balik tidak hanya berbentuk fisik akan tetapi dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam memberikan umpan balik, tentu tidak luput dari cara atau teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik, diantaranya sebagai berikut :13

a. Memancing apersepsi anak didik

Apersepsi sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam mengajar, seorang guru akan memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan. Anak yang memperoleh apersepsi akan mudah memperoleh gambaran dari materi yang akan disampaikan. Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan dengan

12

Daniel Muijs dan David Reynolds, Efective Teaching Teori dan Aplikasi, (edisi terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini Soetjipto) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 67.

13

(9)

apersepsinya.14 Bahan pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anak. Sehingga peran seorang guru sebelum memasuki materi ajar hendaklah memberikan apersepsi kepada anak didiknya.

Apersepsi yang baik adalah apersepsi yang dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman anak. Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan-demi penjelasan dapat dipahami dan dicerna oleh anak didik dengan baik.15

b. Memanfaatkan taktik atau alat bantu yang akseptabel

Dalam mengajar, seorang guru tidak serta merta menyampaikan materi semata tanpa memanfaatkan taktik atau media penunjang pembelajarannya. Guru yang hanya mengajar tanpa memperhatikan dan mengerti terhadap bahan pelajaran yang disampaikan akan mendapat reaksi negatif dari anak didik. bisa jadi anak didik kurang senang, dan umpan balik dalam hal inipun tidak akan terjadi. 16

Penting bagi seorang guru untuk memanfaatkan alat bantu untuk memperjelas isi dari bahan yang akan disampaikan. Bahan-bahan yang disampaikan tidak semata-mata verbal, tetapi dapat terwakili

14

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 161-162.

15Ibid., hlm. 162-163. 16

(10)

oleh alat bantu. Alat bantu yang cocok dapat mengkongkretkan masalah rumit dan komplek menjadi sederhana.

Alat bantu dijadikan taktik untuk meningkatkan konsentrasi anak didik terhadap pelajaran yang disampaikan. Anak akan konsentrasi dan paham sehingga umpan balikpun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.

c. Memilih bentuk motivasi yang akurat

Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik.17 seorang guru tidak menutup kemungkinan bahwa diantara sekelompok anak didik ada yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada sekelompok anak didik yang lain yang belum termotivasi untuk belajar. Sehingga tugas seorang guru disini perlu memberikan motivasi belajar kepada anak didiknya, dengan motivasi belajar anak didik akan aktif di dalam kelas, tidak cenderung pasif tanpa semangat.18 Dengan demikian motivasi yang akurat, umpan balikpun dapat terjadi.

d. Penggunaan berbagai media dan metode yang bervariasi

Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan yang disesuaikan dengan karakteristik metode yang digunakan. Seperti kemampuan metode ceramah akan berbeda dengan

17Ibid., hlm. 166.

18

(11)

kemampuan yang dihasilkan oleh metode diskusi, begitupun dengan metode-metode yang lainnya.

Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak.19

Dari teknik-teknik tersebut dapat memberikan kemajuan pribadi pada anak didik, dan penting untuk diketahui bahwa kriteria kemajuan tidak dapat dilegalisir, namun kemajuan itu harus bersifat individual.

B. Motivasi Belajar

Proses belajar mengajar di kelas selalu menuntut adanya motivasi dalam diri setiap siswa. Karena perilaku atau kegiatan setiap siswa selalu terarah terhadap sesuatu dan didorong oleh suatu kekuatan atau motivasi untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab motivasi merupakan faktor kunci bagi kesuksesan pembelajaran.

19

(12)

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motif (motive) berasal dari akar kata “movere” yang kemudian bergerak menjadi “motion” yang artinya dorongan untuk bergerak.20

Motivasi merupakan kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.21 Motivasi juga dapat berarti suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.22

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.23

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Seorang peserta didik dapat belajar karena di

20Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke- 4 ( Yogyakarta: PT Tiara

Wacana, 1993), hlm. 114.

21 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (edisi terjemahan oleh Sudarsono, dkk) (Jakarta:

CV Rajawali, 1991), hlm. 214.

22

Haryu Islamudin, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke- 1 (Jakarta: pustaka Pelajar, 2012), hlm. 259.

23 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Cet. Ke-4 (Jakarta: PT Bumi

(13)

dorong oleh kekuatan mentalnya berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Para ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa kekuatan mental tersebutlah yang mendorong terjadinya belajar sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.24

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Motivasi sebagai kekuatan mental individu, menurut jenisnya motivasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer dan sekunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.25

Menurut Hanabiah dan Cucu Suhana, mengklasifikasikan jenis-jenis motivasi terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari peserta itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self awarenes) dari lubuk hati yang paling dalam. Bila anak didik sudah memiliki motivasi ini maka ia akan sadar melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari

24Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke- 1 (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1999), hlm. 80.

25

(14)

luar dirinya.26 Dalam aktivitas belajar motivasi ini sangat diperlukan terutama belajar sendiri atau secara mandiri.

Bila dilihat dari kondisi siswa di dalam kelas, umpan balik yang secara murni dapat bersifat informasi tentang kinerja seseorang, tetapi jika informasi mengkomunikasikan pujian karena kualitas kerja, maka umpan balik dapat meningkatkan motivasi intrinsik.27 b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang datangnya disebabkan oleh faktor-faktor diluar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah, kompetisi sehat antara peserta didik, hukuman dan lain sebagainya.

Dalam perilaku belajar, penguatan motivasi belajar berada ditangan para guru dan anggota masyarakat. Guru hanya sebagai pendidik yang bertugas memotivasi belajar selama siswa menempuh pendidikan di sekolah, orang tua yang memperkuat motivasi belajar anak sepanjang hayatnya. Kaitannya dengan motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal-hal yang dipelajarinya. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar.28

26

Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Cet ke- 3 (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hlm. 26.

27Gavin Reid, Op cit., hlm. 32. 28

(15)

Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar dengan memanfaatkan motivasi instrinsik dalam berbagai bentuknya.

3. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada aktivitas. Motivasi menjadi energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak dan melakukan sesuatu karena adanya tujuan, kebutuhan ataupun keinginan yang harus terpuaskan. Dengan demikian fungsi motivasi adalah sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, artinya bahwamotivasi biasa dijadikan penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksikan perbuatan. Yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 29

Menurut Eysenck dan kawan-kawan dalam Encyclopedia of Psychology, sebagaimana dikutip oleh Djaali dalam buku berjudul

29Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Cet ke-2 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(16)

Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa fungsi motivasi antara lain adalah menjelaskan dan mengontrol tingkah laku. Menjelaskan tingkah laku berarti dengan mempelajari motivasi, dapat diketahui mengapa siswa melakukan suatu pekerjaan dengan tekun dan rajin, sementara siswa lain acuh terhadap pekerjaan itu. Mengontrol tingkah laku maksudnya,dengan mempelajari motivasi dapat diketahui mengapa seseorang sangat menyenangi suatu objek dan kurang menyenangi objek yang lain.30

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam Landasan Psikologi Proses Pendidikan, mengatakan bahwa motivasi memiliki dua fungsi, yaitu: pertama mengarahkan atau directional function, dan kedua mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau activating and enegizing function. Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai.

Apabila sesuatu sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation), dan bila sasaran atau tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran (avoidance motivation). Karena motivasi berkenaan dengan kondisi yang cukup kompleks, maka mungkin pula terjadi bahwa motivasi tersebut sekaligus

30

(17)

berperan mendekatkan dan menjauhkan sasaran (approach- avoidance motivation).31

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Setiap siswa memiliki motivasi yang berbeda-beda. Hal ini didasari oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, faktor yang berasal dari dalam individu tersebut terdiri atas beberapa hal, diantaranya :32

1) Adanya kebutuhan

Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan dalam pemenuhannyapun antara satu orang dengan orang lainnya sangatlah berbeda.

Ketika keluarga memberikan motivasi kepada anak haruslah diawali dengan berusaha terlebih dahulu untuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan dimotivasi. Sehingga motivasi yang diberikan kepada anak akan tepat sasaran. Begitupun bagi seorang pendidik yang mengidentifikasi kebutuhan anak didiknya di dalam kelas, bagaimana belajarnya, bahkan bagaimana keaktifannyapun harus dimengerti.

31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Cet. Ke-3

(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2005), hlm. 62.

32

(18)

2) Persepsi individu mengenai diri sendiri

Seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak atau tidaknya bergantung pada proses kognitif berupa persepsi.

3) Harga diri dan prestasi

Faktor inilah yang mendorong atau mengarahkan individu untuk berusaha menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan memperoleh kebebasan serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.

4) Adanya cita-cita dan harapan masa depan

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil untuk belajar. Keberhasilan mencapai hal tersebut menumbuhkan kemauan untuk giat bahkan dikemudian harus menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan.

Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu akan direalisasikan dan mampu memberikan energi kepada anak untuk melakukan sesuatu aktivitas belajar. Dengan cita-cita anak dapat meraih apa saja yang diinginkan.

(19)

Keinginan tentang kemajuan diri dalam anak didik menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap individu. Seorang anak didik yang rajin belajar dirinya memiliki keinginan untuk maju, jalan fikirannya tidak sebatas statis dan pasrah menerima apa yang disampaikan oleh guru. Rasa keingin tahuannya membuat dirinya termotivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih maju. 6) Minat

Minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar mengajar akan berjalan kalau disertai dengan minat.

7) Kepuasan kinerja

Kepuasan kinerja lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai tujuam yang diinginkan dari suatu perilaku.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak agar termotivasi belajar, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Pemberian hadiah

Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai pendidik represif positif. Dari pemberian hadiah ini sebagai salah satu alat untuk mendorong siswa aktif belajar.

(20)

2) Kompetisi

Kompetisi atau yang dikenal dengan saingan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak.

3) Pujian

Apabila anak berhasil dalam pembelajaran, maka pihak keluarga ataupun pihak guru hendaknya memberikan pujian kepada anak. positifnya pujian adalah menjadi jembatan bagi anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

4) Situasi lingkungan pada umumnya.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kondisi atau situasi lingkungan yang ia tinggali. Sama halnya dengan situasi yang dirasakan oleh anak-anak, ketika lingkungannya nyaman, harmonis dan mendukung anak untuk berprestasi, maka motivasi belajar akan terus ada dalam diri anak.

5) Sistem imbalan yang diterima

Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah lakudari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. 33

33

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah bangsa

Note that the result of Lemma 15 is known in a more precise form (see the book of Montgomery and Vaughan [ 5 , pp.. We first compute the generating series of n/ϕ (

dibagi menjadi dua dengan cara acak diberikan pada responden yang sama pada waktu yang sama..

Apabila peserta yang memasukan penawaran kurang dari 3 ( tiga ) maka dilakukan Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga bersamaan dengan evaluasi dokumen penawaran untuk paket

[r]

[r]

Daerah Jawa Timur Tahun 2005 ... 75 4 Laporan Keuangan

[r]