• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN TEKHNOLOGI INFORMASI ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) DALAM LINGKUP KEPERAWATAN MATERNITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN TEKHNOLOGI INFORMASI ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) DALAM LINGKUP KEPERAWATAN MATERNITAS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN TEKHNOLOGI INFORMASI ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) DALAM LINGKUP KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah SIM Keperawatan

O l e h

ANNY FAUZIYAH

1006755254

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MATERNITAS

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN TEKHNOLOGI INFORMASI ELECTRONIC HEALTH RECORD(EHR) DALAM LINGKUP KEPERAWATAN MATERNITAS

ABSTRAK

Transisi dokumentasi keperawatan dari bentuk dokumentasi yang menggunakan kertas kepada dokumentasi elektronik harus mulai dilakukan. Dalam era global, Electronic Health Record

(EHR) menjadi kebutuhan Negara bukan hanya kepentingan tiap – tiap rumah sakit. Dalam hal

penerapan EHR, Indonesia tertinggal jauh dari Amerika yang telah memulai sejak tahun 1999, Inggris sejak tahun 2000, dan New zeland sejak tahun 2002.

EHR memiliki keuntungan diantaranya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

kepada pasien dengan sistem peringatan aktif, serta data yang lengkap. EHR Memudahkan bagi pihak yang membutuhkan dalam pencarian data, dan kemudahan kontinuitas layanan kesehatan di tempat layanan yang berbeda.

Komitmen yang diperlukan dalam upaya penerapan EHR adalah, kesiapan petugas berkerja dengan perangkat komputer sebagai pengganti menulis diatas kertas. Issue penting dalam penerapan EHR adalah keamanan data pasien agar hanya bisa diakses oleh yang berwenang.

Dalam keperawatan maternitas, ada pengalaman penggunaan EHR dalam bentuk ePR

(elektronik Pregnancy Record) dan EEPD ( Elekronik Encyclopedia of Perinatal Data).

(3)

I. LATAR BELAKANG

Eletronic Health Record (EHR) telah banyak digunakan di berbagai rumah

sakit di berbagai belahan dunia untuk menggantikan atau melengkapi rekam medik berbentuk kertas. Di dalam lingkungan rumah sakit, catatan elektronik yang merupakan bagian dari EHR adalah Electronic Medical Record (EMR) dan

Electronic Patients Record (EPR). Dalam implementasinya penggunaan

tekhnologi EHR memerlukan kesiapan petugas kesehatan termasuk perawat dan juga kesiapan pasien ketika berhadapan dengan tekhnologi sistem informasi ini.

Eletronic Health Record (EHR) ketika diterapkan di rumah sakit, memiliki

keuntungan yang banyak, disamping juga masih memiliki berbagai hambatan. Tujuan utama perubahan Catatan Kesehatan dari catatan kertas ke bentuk

EHR adalah untuk mengurangi kesalahan pelayanan kesehatan kepada pasien dan

mengurangi harga dari pelayanan kesehatan yang diberikan (Heinzer, 2010). Dengan EHR, pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu dan harga yang dibayar oleh pasien menjadi lebih rendah. Di Amerika, presiden Goerge Bush pada tahun 2004 telah menyatakan dalam ONCHIT (Office of the National Health

Information Technology Coordinator) bahwa perubahan yang terjadi setelah

penerapan sistem EHR di negaranya dapat menurunkan biaya pelayanan kesehatan menjadi lebih rendah 20 % di tiap tahunnya (Sidorov, 2006).

Di Indonesia, perubahan rekam medik kertas ke rekam medik elektronik belum banyak dilakukan, tertinggal jauh dari Amerika yang telah memulai sejak tahun 1999 (Campbell et.al,2006), Inggris sejak tahun 2000 (Fawdry, 2007), dan New zeland sejak tahun 2002 (Hendry, 2008). Ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah menggunakan catatan rekam medik termasuk catatan keperawatan dengan komputer, namun sebenarnya semata-mata merupakan rekam medik yang diproses dengan program pengolahan kata ( word processed medical

record) bukan EHR. Dengan word processed medical record , klien belum dapat

memiliki ataupun mempunyai akses terhadap rekaman catatan kesehatannya. Namun upaya melalui langkah ini patut mendapatkan pujian, karena telah

(4)

memulai menggunakan tekhnologi komputer, yang jika saatnya EHR diaksanakan, pelayanan kesehatan tersebut telah terbiasa melakukan dokumentasi menggunakan komputer / jaringan internet. Belum diterapkannya EHR pada lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia adalah karena terkendala berbagai faktor, seperti biaya pengadaan tekhnologi, ketidakksiapan sumberdaya kesehatan termauk perawat dalam penggunaaan tekhnologi komputer, serta kebijakan pimpinan rumah sakit yang belum sepenuhnya mendukung dalam perubahan sistem informasi kesehatan dari kertas ke elektronik.

Dalam pelayanan Keperawatan Maternitas, sistem EHR telah banyak dilakukan oleh perawat diberbagai belahan dunia dengan berbagai kemanfaatan yang telah didapat juga beberapa masalah yang menyertai selama menggunakan

EHR dalam pelayanan kepada klien.

Dalam tulisan makalah ini akan di jelaskan analisis penggunaan technologi “Electronic Health Record” pada pelayanan keperawatan maternitas.

II. KAJIAN LITERATUR

A. Definisi :

Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS)

mendefinisikan Electronic Health Record ( EHR) adalah catatan rekam medik pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien.

EHR bisa diakses dengan computer dari suatu jaringan dengan tujuan utama

menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu (Potter dan Perry, 2009). Terdapat beberapa istilah yang memiliki kegunaan yang hampir sama dalam pencatatan kesehatan klien dalam technology system informasi kesehatan seperti EMR (Electronic Medical

Record), EPR (Electronic Patient Record ) yang berfokus pada data individu

(5)

B. Konsep Dokumentasi

Membicarakan dan menganalisa EHR , kita perlu mengetahui tentang konsep dokumentasi. Dokumentasi didefinisikan sebagai catatan yang berupa tulisan atau informasi umum secara elektronik mengenai klien yang diandalkan sebagai bukti atau rekaman bagi pihak – pihak yang berwenang. Dokumentasi yang efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat waktu dan biaya , serta meminimalkan resiko kesalahan. (CRNBC, 2007)

Tujuan Dokumentasi :

Rekaman dokumentasi merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan. Tujuannya meliputi komunikasi, dokumentasi, hukum, tagihan keuangan, edukasi, penelitian dan audit-monitor.

Metode Dokumentasi :

Terdapat beberapa Metode dokumentasi dalam perekaman data klien. Yaitu dokumentasi naratif, rekam medis yang berorientasi pada masalah, rekaman sumber, Diagram pengecualian (charting by exception ) , model dokumentasi rencana manajemen kasus, dan dokumentasi yang berbasis tehnologi Informasi yang disebut Rekaman Kesehatan Elektronik yang merupakan arti kata dari system Electronic Health Record (EHR) (Potter dan Perry, 2009) (CRNBC, 2007)

Sistem Dokumentasi Electronic Health Record (EHR)

Manajemen informasi kesehatan adalah merupakan masalah nasional suatu Negara, yang bukan tidak mungkin di era global, informasi kesehatan seseorang menjadi kebutuhan individu dalam area dunia, dimana kebutuhan informasi tentang status kesehatan seseorang dapat diakses dimanapun seseorang menjumpai petugas kesehatan di berbagai Negara. Dalam industri pelayanan kesehatan masa kini, dokumentasi yang berupa kertas hanya dapat diakses pada satu periode dan terpisah pada setiap kunjungan klien pada lembaga pelayanan

(6)

kesehatan yang berbeda ( baik di rumah sakit, atau pusat pelayanan kesehatan lainnya ) (Potter dan Perry, 2009) . Jika klien mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang berbeda karena alasan tempat tinggal yang berpindah, sedang dalam perjalanan di luar daerahnya, atau pada kondisi tertentu klien tidak dapat berkunjung ke pelayanan kesehatan asalnya, maka rekaman mengenai kesehatannya akan dimulai dari awal kembali. Hal ini tentunya menjadi masalah mulai dari informasi penting yang hilang seperti riwayat alergi, pengobatan saat ini, sampai catatan komplikasi terapi pada periode sebelumnya. Dalam hal mengulang pengkajian status kesehatan tentunya dokumentasi kertas dalam hal ini memberikan kerugian baik dari sisi keuangan karena memerlukan pemeriksaan ulang sampai kerugian waktu karena proses pemeriksaan yang lama ( Bansler dan Hava, 2009)

Dalam Keperawatan maternitas, Electronic health record dikembangkan sesuai dengan kebutuhan layanan keperawatan maternitas. Ada yang menerapkan

EHR dalam bentuk ePR (electronic Pregnancy Record) ( Bansler dan Hava, 2009)

dan ada yang menerapkan dalam bentuk EEPD ( Electronic Encyclopaedia of Perinatal Data) (Fawdry, 2007). Data yang direkam pada EHR pada klien maternitas dalam antenatal kunjungan pertama meliputi : data demografik, data kehamilan, data persalinan yang lalu, data periode menstruasi yang lalu, perkiraan tanggal kelahiran, berat badan ibu, riwayat kesehatan ibu, data imunisasi tetanus dalam kehamilan. Data antenatal dalam tiap kunjungan meliputi berat badan, tekanan darah, kondisi gestasi, peningkatan tinggi uterus, kondisi denyut jantung janin, posisi bayi serta beberapa tes yang lainnya. Pada persalinan, data EHR meliputi : tanggal kelahiran, tempat lahir, proses persalinan, tindakan keperawatan yang lain saat persalinan, problem persalinan pada ibu, Informasi mengenai kondisi bayi seperti jenis kelamin, berat badan bayi, status kesehatan bayi. Data EHR pada post partum meliputi kondisi ibu, suhu, penurunan kontraksi uterus, kondisi payudara ibu, perencanaan keluarga berencan, Kondisi bayi yang di rekam meliputi status dan tindakan keperawatan yang diberikan pada ibu dan bayi selama proses perinatal ( Fawdry, 2007)

(7)

C. Keuntungan dan kelemahan

Sebelum memaparkan keuntugan maupun kelemahan EHR, kita perlu melihat dahulu bagaimana kelemahan rekam medik yang selama ini masih digunakan, yaitu rekam medic kertas. Rekam medik kertas memiliki kelemahan diantaranya adalah sebagai berkas yang berisi data pasien, rekam medik kertas tidak mudah ditemukan dengan cepat. Data yang ada didalamnya juga tidak dapat dengan mudah ditemukan jika dibutuhkan sebagian data pasien dalam rekam medik kertas. Dokumentasi dengan kertas seringkali inefesien karena data seringkali dilakukan berulang-ulang. Jika pasien juga mengunjungi beberapa pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatannya, maka di tiap lembaga pelayanan kesehatan, maka data pasien akan dibuat catatannya kembali dengan pengulangan pemeriksaan ataupun pengulangan pengkajian. Kelemahan lainnya adalah data dokumetasi kertas bersifat pasif, tidak dapat memberikan

critical warning ( peringatan aktif ) seperti halnya EHR.

1. Keuntungan EHR

a. Dapat meminimalkan human eror , karena rekam medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik.

b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan layanan kesehatan.

c. Rekam medic elktronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara otomatis.

d. Dengan rekam medic elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran utuk penanganan pasien

e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medic.

(8)

2. Kelemahan EHR

a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang. b. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam

mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama.

c. Konversi Rekam medic kertas ke rekam medic elektronik memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan.

d. Resiko kegagalan pada system computer

e. Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan. (Thede, 2008), (Moody, 2004)

3. Issue penting penggunaan EHR

Dalam menerapkan EHR ada yang menjadi kekhawatiran pasien yang menyangkut kerahasiaan. Bahwa sangat mungkin data kesehatan klien menjadi konsumsi publik jika sistem software yang digunakan tidak dapat menjamin keamanan data. ( Thede, 2008)

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Electronic Health Record (EHR) mulai digunakan dibeberapa Negara.

Penerapannya dalam sistem informasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menurunkan biaya pelayanan kesehatan. Dampak yang telah dilaporkan di Amerika adalah efesiensi biaya kesehatan yang dapat turun menjadi hingga 20 %. Dalam keperawatan maternitas, EHR memberikan kemudahan bagi wanita hamil untuk memeriksakan kehamilannya pada tempat pemeriksaan yang berbeda tanpa kehilangan data sebelumnya.

(9)

B. Rekomendasi

Perawat dan petugas kesehatan di Indonesia perlu untuk segera mengupayakan diterapkannya EHR dari sekarang. Upaya yang bisa dilakukan adalah memulai dahulu melakukan perubahan pencatatan dari kertas ke pencatatan elektronik walaupun hanya berbentuk word processed medical record (program pengolahan kata). Untuk menerapkan EHR tentunya memerlukan waktu yang lama, juga komitmen yang kuat untuk melakukan upaya-upaya perbaikan software. PPNI sebagai organisasi profesi perawat dalam penerapan EHR berperan sebagai pembuat standar dokumentasi elektronik beserta pemilihan dan penggunaan model yang tepat. Sedangkan Perawat praktisi perlu untuk tidak takut menggunakan komputer dalam mengentry data klien dan memiliki tekad yang kuat untuk berlatih, membiasakan penggunaan komputer dan jaringan internet.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bansler dan Hava, 2009. Pilot Implementation of Health Information Systems: Issues and challenges. Proceedings of Fifteenth Americas Conference on Information Systems, San Francisco.

Campbell, et.al, 2006, The Impact of Health Information Technology on Work Process and Patient Care in Labor and Delivery. AHRQ No.HSO15321 OHSU, Portland.

CRNBC, 2007. Nursing Documentation, Pub. No.151, British Columbia

Fawdry, 2007. ElectronicRecords in Maternity Care: Coping with two unavoidable hybrids and a potentially infite workload, Birmingham, UK.

Heinzer,M, 2010.Essential Elements of Nursing Notes and the Transition to Electronic Health Records , JHIM-FALL, Vol 24, No. 4 :53-59.

Hendry, 2008. The challenge of developing an electronic health record for use by mobile community based health practitioners, Christchurch, New Zealand.

Moody, L.E, et.al , 2004. Electronic health records documentation in nursing: Nurses,

perception, attitues, and preferences, Journal Computer, Informatics, Nursing. Vol 22, No.6, 337-344, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Potter dan Perry, 2009. Fundamental of Nursing, 7 th Edition , St. Louis, Missouri.

Sidorov, J, 2006. It Ain’t Necessarily So : The Electronic Health Record And The Unlikely Prospect Of Reducing Health Care Costs, Health Affairs, 2 No. 4 : 1079-1085

Thede, L, 2008. Electronic Personal Health Records: Nursing’s Role. OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing Vo. 14 No. 1

Referensi

Dokumen terkait