• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI CREATE MODELING TIGA DIMENSI 3D VISUAL EFEK REAL TEXTURE DAN ANIMASI 3D PADA FILM FIKSI LIVE ACTION NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI CREATE MODELING TIGA DIMENSI 3D VISUAL EFEK REAL TEXTURE DAN ANIMASI 3D PADA FILM FIKSI LIVE ACTION NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI CREATE MODELING TIGA DIMENSI

3D VISUAL EFEK REAL TEXTURE DAN ANIMASI 3D

PADA FILM FIKSI LIVE ACTION

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Januareza Satria Mandala Putra

10.11.3800

Kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)

IMPLEMENTASI CREATE MODELING TIGA DIMENSI 3D VISUAL EFEK REAL TEXTURE DAN ANIMASI 3D PADA FILM FIKSI LIVE ACTION

IMPLEMENTATIONS CREATE THREE DIMENSIONAL MODELING 3D VISUAL EFFECTS REAL TEXTURE 3D ANIMATION IN LIVE ACTION FICTION FILM

Januareza Satria Mandala Putra Tonny Hidayat

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Computer Animation development of the world is now very rapidly especially since the creation of animations based Three Dimensional (3D). that has length, width, height (Z - Axis) where object and its movement is nearing its original reality. Only those objects made through the virtual world (Virtual Reality). With Animation And Visual 3D, can create an impression or interest of the audience as the 3D Animation and Visual Effects in combination with Film Live Action so that the film became more interesting when seen.

Display animation and visual effects are as real in the scene fight, and texture building in modifications to the visual attributes of a 3D texture to use as the original. Applying animation, 3D visual effects in every scene Battle, monsters, explosions, illusions and building attributes make a spectacular movie.

Animate the monsters may senyatal coupled with action film set explosion scenes role during the fight with the monsters generated animation visual effects featuring real sense as the original.

(4)

1 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan pesat, termasuk dengan perkembangan didunia film live action dengan animasi dan visual efek tiga dimensi (3D). Animasi dan Visual efek tiga dimensi merupakan suatu teknik yang telah banyak dipakai dalam dunia film.

Saat ini telah banyak bermunculan berbagai macam film yang menggunakan animasi dan visual efek tiga dimensi 3D yang beraneka ragam cerita dan adegannya terlihat natural dan nyata, contoh saat adegan laga seperti menembak, memukul dan bertarung.

Proses pembuatan film live action animasidan visual efek 3D memang sangat membutuhkan banyak persiapan yang matang dan kuat untuk menghasilkan sebuah tampilan film yang digabungkan dengan animasi dan visual efek 3D yang baik dan kuliatas yang sangat menarik dengan menjadikan animasi dan visual efek 3D seperti nyata.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Membuat Model, Visual efek dan Animasi tiga dimensi 3D pada perfilman fiksi live action.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah pada studi ini hanya mencangkup tentang proses pembuatan sebagai berikut :

1. Modeling/karakter3D

Pembuatan modeling atau karakater dari bantuk dasar, dari drawing atau sketsa bentuk gambar dan dibentuk ke banetuk digital / objek 3 dimensi 3D. 2. Animasi 3D

Pembuatan animation 3D dengan metode frame by frame di autodesk maya 2011.

3. Visual efek

Pembuatan efek dengan grafis atau tampilan gambar dengan texture yang nyata.

Dalam Pembuatan film live action dengan animasi dan visual efek 3D “Reversal Age”, software yang akan digunakan sebagai berikut :

- Autodesk maya 2011 - Adobe Photoshop CS6 - Adobe After Effect CS6

(5)

2 2. Landasan Teori

2.1 Sejarah Animasi

Animasi merupakan suatu teknik yang banyak dipakai didalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film live. Dunia film sebetulnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu ilustrasi desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masing-masing, baik fotograf maupun ilustrasi mendapatkan demensi dan wujud baru didalam film live dan animasi.

2.2 Pengertian Animasi

Animasi sebenarnya adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan atau dikenal dengan istilah frame. Satu frame terdiri dari satu gambar jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantiandengan waktu tertentu maka akan terlihat bergerak. Satuan yang dipakai adalah frame per second (fps).1 Misalkan animasi diset 25 fps berarti animasi tersebut terdiri dari 25 gambar dalam satu detik. Semakin besar nilai fps, maka akan dapat terbentuk animasi yang terkesan halus.

2.3 Prinsip film Animasi 2.3.1 Pose to pose

Pose to pose atau penentuan posisi gambar key animation dan inbetween adalah cara animator menentukan posisi gerak karakter dari posisi awal gerak, posisi gerak selanjutnya hingga pada posisi ahkir gerak. Penentuan posisi-posisi gerak ini disebut sebagai key animation. Penentuan key animation ini dimaksudkan untuk menentukan gerak dn arah gerak yang tepat dan baik, sesuai dengan sketsa cerita yang direncanakan, sehingga depat sesuai dengan sketsa cerita yang direncanakan.

2.3.2 Time

Seperti yang telah disebutkan pada pengertian dasar film, bahwa suatu gambar dimungkinkan hidup dan bergerak, karena serangkaian gambar dimana terdapat suatu perubahan beruntun, dan bila diputar pada mesin proyektor dalam satuan waktu tertentu akan memperlihatkan suatu gerak dari gambar tersebut

.

2.3.3 Stretch & Squash

Gerak sebuah obyek agar terlihat hidup dan luwes dalam film animasi, khususnya film kartun, perlu ada asedikit sentuhan kelenturan agar tak terlihat kaku atau seperti sebuah benda tak berbobot.2Stretch & squash merupakan prinsip animasi yang memberikan sentuhan kelenturan pada suatu benda tertentu sesuai

1

Munir. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan,(Bandung: ALFABETA, 2012). Hal. 317

2

(6)

3

dengan karakter materialnya, sehingga memberikan kesan obyek tersebut memiliki bobot dan muatan tertentu bila sedang melakukan gerak animasi.

2.3.4 Anticipation

Anticipatio3n adalah gerak ancang-ancang ketika hendak melakukan gerak

utama. Seperti sistem kerja sebuah panah, bila hendak menembakan anak panah melesat ke depan, perlu menarik busur panah ke belakang, sejauh kecepatan melesat anak panah yang di inginkan.

2.3.5 Secondary Action

Secondary actio4n atau aksi kedua merupakan gerakan yang muncul

dikarenakan adanya akibat suatu gaya dari gerakan atau akski pertama sebuah obyek benda animasi, setelah gerak atau aksi pertama itu berhenti dengan tiba-tiba. Contohnya, bila sebuah anak panah meluncur dengan cepat dan tiba-tiba menancap pada sebatang kayu, maka ekor anak panah yang bergetar itulah yang disebutkan dengan gerakan kedua atau secondary action.

2.3.6 Follow Trough & Over Lappig Action

Prinsip ini melibatkan dua benda yang bisa saja sama atau berbeda namun saing berkaitan satu dengan yang lain, dan bisa saling mempengaruhi dalam setiap gerakannya. Benda A, misalnya, akan selalu mengikuti gerak benda B yang telah lebh dulu bergerak, prinsip ini disebut follow troug5h.

2.3.7 Easy in & Easy out

Prinsip animasi Easy in & easy out merupakan suatu kaidah animasi yang berprinsip pada dasar hukum ilmu fisika yang berlaku yang berkaitan dengan gerak animasi, agar tempak logis, wajar, berbobot, dan berkesan hidup pada saat ditonton. Seperti pada hukum fisika, yang berkaitan dengan bobot sebuh benda, misalnya mobil, bila dalam kecepatan tertentu, terkesan mobil itu tertarik ke belakang atau seakan terseret dengan sesuatu daya yang cukup kuat sehngga depat menarik mobl tersebut.

2.3.8 Arch

Semua gerakan di alam ini bersifat melingkar atau melengkung. Itu semua sudah menjadi hukum alam, karena setiap benda yang memiliki bobot tertentu, pada pergerakan tertentu dipengaruhi oleh gaya gravitasi pada titik tertentu, sehingga pada kecepatan tertentu, tidak serta merta dapat dibelokan pada sudut yang tajam, parti ada gerak melengkungnya.

3

Zaharudin. The making 3D animation Movie using 3DstudioMax,(Bandung, BI-OBSES, 2007). Hal 32

4

Zaharudin. The making 3D animation Movie using 3DstudioMax,(Bandung, BI-OBSES, 2007). Hal 33

5

(7)

4 2.3.9 Exaggeration

Prinsip animasi ini merupakan bentuk akumulasi sebagai bentuk prinsip animasi sebelumnya karena seluruh kegiatan pergerakan animasi yang berkaitan dengan exaggeration atau mendramiatisasi secera ektrim suatu gerakan atau adegan tentunya manfaatkan sebagai prinsip-prinsip animasi sebelumnya, seperti strecth & squash, anticipation hingga secondary action,, dan lain sebagainya.

2.3.10 Staging

Dalam penataan paggung pertunjukan dikenal dengan staging, yaitu mengatur posisi pemain agar panggung sebagai bidang (freme) pandangan penonton terisi dengan komposisi yang baik, proporsional enal dilihat atau komukatif, sehingga penonton tidak perlu lelah dalam menyimak jalan cerita dan merasa terlibat disana.

2.3.11 Appeal

Prinsip Appreal merupakan cara yang baik untuk menyampaikan sesuatu pesan dalam bentuk kesan yang menarik, cantik, dan komunikatif dari sebuah karakter yang ingin disampaikan .

2.3.12 Personality

Penelusuran pemahaman karakter semacam ini disebut dengan personality, sebagai suatu bentuk prinsip animasi yang perlu dipahami.

2.4 Jenis animasi 3D 2.4.1 Animasi 3D Full

Jenis animasi menggunakan animasi objek 3D secara penuh (full). Seluruh tampilan 3D maupun proses pembuatannya menggunakan teknik animasi 3D. Contohnya, film animasi “Toy Story” , “Monster Inc” , “Ice Age” , “Kungfu Panda” , “Final Fantasy VII” , “Bolt” dan lain-lain.

2.4.2 Animasi 3D & 2D

Jenis animasi ini merupakan penggabungan antara animasi 3D dengan animasi 2D. Biasanya tokoh atau karakter animasinya berupa animasi 2D dengan latar belakang (Background) maupun peralatan, serta propertinya menggunakan animasi 3D. Ini dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan yang lebih tinggi dan proses pembuatan animasi karena pembuatan karakter 3D memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dan proses yang lebih medetail dibandingkan dengan karakter 2D. Contohnya, Fim animasi “Titan A.E” , “Brother bear” , dan lain-lain.6

2.4.3 Animasi 3D dan Live Shoot

Jenis animasi ini menggabungkan antara animasi 3D dengan syuting langsung (live shoot) animasi jenis ini banyak diterapkan pada film-film Hollywood, misalnya film “Jurrasic Park” , “Harry Potter” , “Spiderman” dan lain-lain. Teknik ini digunakan

6

(8)

5

untuk membuat film dengan adegan yang rumit, yang tidak mungkin, dan bahkan yang mustahil dilakukan dengan kondisi yang sebenarnya (nyata).

2.5 Modeling

Dalam grafik komputer 3D, 3D modeling adalah proses mengembangkan matematika representasi dari setiap tiga-dimensi benda (baik benda mati atau hidup) melalui perangkat lunak khusus. Produk ini disebut sebagai model 3D. Hal ini dapat ditampilkan sebagai gambar dua dimensi melalui proses yang disebut 3D rendering atau digunakan dalam komputer simulasi fenomena fisik. Model juga dapat secara fisik dibuat menggunakan perangkat Printing 3D.

2.6 Visual efek

Serangkaian proses pembuatan gambar yang menyertakanproses manipulasi tertentu di luar adegan pengambilan gambar syuting asli. Efekvisual merupakan perpaduan dari gambar syuting asli dengan objek rekayasa komputer, serta objek lainnya untuk menciptakan adegan yang realistis sesuai dengan tuntutan skenario. Hal ini dilakukan misalnya karena adegan tersebutberbahaya untuk dilakukan oleh para pemeran, atau berbiaya tinggi, atau bahkan mustahil untuk divisualkansecara nyata.Efek visual7 pada film era modern dapat ditemukan pada film King Kong (Merian C.Cooper dan Ernest B. Schoedsack, 1933). Kera besar itu, sebenarnya, hanya bonekaberukuran 18 inci dengan tungkai dan lengan yang dapat digerakkan.

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisi kebutuhan perangkat keras

Analisis ini mengemukakan kebutuhan perangkat keras atau hardware apa saja yang dibutuhkan baik dalam proses pra-produksi hingga sampai pasca produksi, perangkat-perangkat diantaranya adalah :

1. Komputer 2. Kamera 3. Kertas

3.2 Analisi kebutuhan perangkat lunak

Analisis ini mengemukakan perangkat lunak atau software apa saja

yang digunakan. Diantaranya adalaha sebagai berikut :

1. Windows System : Microsoft Windows 7 Professional x64 2. Autodesk Maya 2011

7

(9)

6

3. Adobe Creative Suite 3 Master Collection a. Adobe Photoshop CS6

b. Adobe After Effect CS6

3.3 Pra-Produksi

Pra produksi merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam pembuatan film. Karena dengan adanya tahapan ini sangat membantu dalam persiapan pembuatan projek film dan projek film pun teratur rapi serta terkoodinasi lebih baik. Penulis bermaksud menjelaskan apa saja yang ada ditahapan pra produksi. 3.3.1 Logline 3.3.2 Sinopsis 3.3.3 Pembuatan karakter 3.3.4 Diagram Scene 3.3.5 Storyboard

4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi

Produksi proses selanjutnya setelah praproduksi, dimana disini akan menjelaskan proses-proses apa saja dan dalam pembuatan modeling, animasi, efek, dan lainnya sampai dengan rendering finishing.

Dalam proses produksi yang penulis lakukan sebagai berikut :

1. Modeling : Proses Pembuatan karakter ke bentuk digital dengan tampilan 3D.

2. Mapping : Proses Pewarnaan dan memberi texture atau material pada modeling

3. Animasi : Proses Pembuatan Gerakan karakter atau animation modeling 3D.

4. Visual efek : proses pembuatan efek animasi untuk tambahan efek dalam film.

4.1.1 Modeling

Proses pembuatan modeling 3 dimensi dari bentuk sketsa akan diolah menjadi modeling berbentuk digital dengan menggunakan software Autodesk Maya 2011, meliputi juga proses pemberian colouring, attribute, smooth, hingga proses rendering modeling, dengan software ini dapat membuat sebuah modeling ke dalam bentuk 3 dimensi (3D), berikut tahap pembuatan modeling 3 dimensi.

(10)

7

Pertama memulai pembuatan modeling set pengaturan aplikasi ke pengaturan Polygons karena cara penulis lakukan dari tahap sebuah polygons

cube hingga menjadi bentuk sebuah modeling 3D. 4.1.2 Mapping

Proses mapping texture, merupakan proses mewarnai, memberi tekstur, atau memberikan efek aterial pada sebuah model 3D. Texturing mapping ini sering di sebut dengan teknik shading untuk pengolahan gambar yang memetakan sebuah fungsi pada permukaan tiga dimensi 3D sehingga penampilan yang realistik.

Pertama persiapkan sebuah material yang akan di gabungkan ke dalam modeling. Penulis menggunakan software Adobe photoshop cs3 untuk editing material / texture untuk modeling.

4.1.3 Animasi / Rigging

Animation, proses pembuatan gerakan modeling menggunakan frame-frame pada graph editor. Dalam Frame mempunyai key / keyframe, berarti memberikan sebuah pergerakan objek pada waktu tertentu. Animasi pada dasarnya dapat dibagi mendjadi , Keyfreame , set driven key, animasi path dan trax editor.

Buka file / open scene...(Body fix). Pertama persiapkan pengaturan untuk animation.Pilih window > setting/preferences > preferences, pada area category > klik setting > time = 24 fps. Pada area Display > Kinematics > set Joint size = 0.4, lalu klik tombol save.Pada Menu set pilih Animation. Pilih Skeleton >Joint

Tool. Tool ini digunakan untuk membuat joint chain atau tulang pada modeling.

Ubah tampilan / workspace menjadi side . Klik titik joint pada modeling untuk membuat bentuk susunan Joint Tool.

4.1.4 Visual efek

Visual efek, Proses pembuatan efek berupa animasi tidak mengacuh pada

audio, penulis akan menjelaskan pembuatan visual efek dengan menggunakan efek dari particle di autodesk maya 2011, Penulis akan membuat visual efek partikel fire menjadi booster pesawat. Tentukan menu set menjadi Dynamics.

4.1.5 Composition

Proses ini adalah proses penggabungan model 3D dan elemen-elemen animasi serta visual effect tambahan yang dibutuhkan untuk mempernarik tampilan hingga di produksi ke dalam bentuk format video per-scene dan cut, dengan panjang waktu view atau durasi video pendek yang telah di tentukan didalam storyboard.

(11)

8

Pertama-tama setting composition pada composition layer dengan pengaturan yang diingin seperti set durasi waktu pada video dengan kualitas gambar HD / HDTV 720 pixel, dengan panjang 29.27 frame yang sesuai dengan size Video HD.

karena teknik yang akan digunakan adalah dengan mappainting gambar atau dengan menempel gambar menjadi satu dengan gambar lainnya, cara ini bagus untuk digunakan apabila sarana yang di ambil tak memenuhi dan dapat mempermudah pembuatan video yang mempunyai keterbatasan lokasi environment.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Objek yang telah dihasilkan melalui teknik Polygons cube low poly yang kemudian di bentuk menggunakan extrude dengan menambahkan objek baru dari bagian face objek, hingga membentuk bagian-bagian model dan di perhalus menggunakan smooth hingga level high. Teknik ini bagus digunakan bagi yang baru mengenal dan memulai untuk pembuatan modeling.

2. Pembuatan animasi 3D dengan penggunaan Joint Tool dengan mengkombinasikan titik-titik engkel sehingga memungkinkan untuk membuat pergerakan atau rigging pada modeling .

3. Dalam mengkomposisikan hasil yang akan dijadikan sebuah video, membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang cukup, karena dalam compositing video animasi mempunyai kesulitan tersendiri, dan harus paham akan tata letak objek yang akan di gabungkan dan mensetting waktu durasi yang pass dengan telah di tentukan.

5.2 Saran

Dalam pembuatan model dan animasi 3D yang di kerjakan dengan bantuan aplikasi autodesk maya sangat diharapkan kemampuan yang cukup tinggi, teliti dan sabar dalam tiap-tiap proses pembuatannya. Dan tidak mengembankan atau memberikan job ganda pada satu individu dalam beberapa suatu project dalam proses produksi film. Untuk industri film mempunyai skala yang besar dan harus memiliki banyak pendukung sehingga dapat mendapatkan hasil yang bagus.

(12)

9 DAFTAR PUSTAKA

Thabrani ,IR. Suryanto & Adjie, IR. Bayu (2002). Maya 4.0 Unlimitied Modeling Animasi, Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.

Zaharudin (2007). The Making 3D Movie Using 3Dstudio Max, Bandung: BI-OBSES. Suyanto, M & Yuniawan Aryanto (2006). Merancang Film Kartun Kelas Dunia,

Yogyakarta:ANDI.

Suyanto, M (2005). MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta:ANDI.

Anonim. 2008. Panduan Lengkap ADOBE AFTER EFFECTS CS3. Madiun: MADCOMS.

Sofyan, Amir Fatah dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta: ANDI.

Anonim. 2008. Seri Panduan Praktis: Menguasi Adobe Photoshop CS3. Semarang: WAHANA KOMPUTER

Referensi

Dokumen terkait

Didapatkan 7 failure mode yaitu: kantong semen tidak mau lepas dari spout pengisian, pengisian kantong semen tidak bisa penuh dan kantong berputar-putar dalam mesin

Alasan dilakukan kajian pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Torong Makmur Batu-Malang, karena gapoktan merupakan organisasi petani diperdesaan yang dibentuk secara musyawarah

Program sea farming adalah program pengelolaan sumberdaya dengan aktifitas utama marikultur dan aktifitas terkait lainnya (marine tourism) serta perbaikan kualitas dan kuantitas

Baju putih lengan panjang/pendek dengan dasi panjang memakai papan nama dan lencana KORPRI bawahan rok 15 cm dibawah lutut/celana panjang warna gelap (bukan

Sebagai contoh, lisensi itu tidak boleh memaksakan bahwa program lain yang didistribusikan pada media yang sama harus bersifat open source atau sebuah software compiler yang

Setelah data mengenai Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang-Undang no 52 Tahun 2009 di Tinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara ( studi badan

Jika dituliskan dalam latex edmodo adalah sebagai berikut [math]\mathbf{A}[/math] atau [math]\vec{A}[/math].. Sebuah vektor dapat juga diuraikan atas komponen-komponen vektor dan