• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPAKAIAN KOLEKSI MAJALAH ILMIAH PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENELITI BADAN LITBANG PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETERPAKAIAN KOLEKSI MAJALAH ILMIAH PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENELITI BADAN LITBANG PERTANIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KETERPAKAIAN KOLEKSI MAJALAH ILMIAH PUSAT PERPUSTAKAAN

DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENELITI

BADAN LITBANG PERTANIAN

Budi Prawati

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jln. Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122

ABSTRAK

Pengkajian penggunaan majalah merupakan salah satu cara untuk memantau pemanfaatan sumber daya perpustakaan. Pe-nelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan majalah ilmiah yang dimiliki Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh peneliti Badan Litbang Pertanian. Pengambil-an sampel dilakukPengambil-an menggunakPengambil-an nonprobability sampling yang memilih responden secara accidental. Penentuan sampel dihitung berdasarkan rumus T. Yamane dengan presisi ±5% dan tingkat kepercayaan 95% (z=1,96). Hasilnya memper-lihatkan bahwa umumnya majalah digunakan untuk menun-jang kegiatan penelitian, karena mutakhir, bermutu, dan leng-kap. Di samping itu, mjalah lebih mudah diakses secara elek-tronis, dipesan melalui telepon, dan diperoleh melalui jasa fotokopi. Majalah yang diminati yaitu majalah yang mencakup bidang tanaman pangan dan hortikultura.

ABSTRACT

The Use of Printed Journal Collection of ICALTD by IAARD researchers.

Studies on the use of scientific journals have been one way to monitor the use of library resources. This research has been conducted to observe the use of printed journal belong to Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) by the researchers of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD). A non-probability sampling wich selects the respondents accidentally was used. The 47 samples were determined by T. Yamane formula with ±5% precision and degree of freedom 95% (z=1.96). The result showed that most of the journals were used for research activity, because most of them were current, high-referred journals and complete issues. Besides, the journals were easier to access electronically, to order through telephone line and to procure by photocopy service. The most preferred journals were on food crops and horticulture scopes.

Keywords: Scientific journals, information needs, researchers

PENDAHULUAN

Majalah ilmiah berperan sangat penting dalam kegiatan penelitian, karena artikel majalah ilmiah biasa disitir untuk menentukan kerangka pikir dan metode penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai. Artikel pada majalah ilmiah juga dapat menjadi dasar argumentasi atau pembahasan hasil penelitian yang diperoleh.

Majalah ilmiah merupakan terbitan berkala, terbit terus menerus dengan judul majalah yang sama, untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan dan dengan kala terbit yang tertentu pula. Setiap nomor terbitan memuat beberapa tulisan atau artikel, bisa dengan topik yang sama atau berbeda. Teks artikel tidak sepanjang teks buku sehingga ide pokok penulis mudah ditangkap. Majalah ilmiah berisi temuan dan ide baru, diterbitkan atas nama organisasi atau sekelompok orang yang mem-bentuk perhimpunan, dan dikelola oleh suatu tim re-daksi tertentu. Majalah memiliki sistem kontrol inter-nasional, yaitu International Standard Serial Number (ISSN).

Majalah ilmiah dapat digunakan sebagai wadah untuk menampung ide, gagasan, penemuan baru, dan pengalaman seseorang di suatu bidang ilmu tertentu; memberikan gambaran, potret peristiwa dan perkem-bangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; serta memberikan cakrawala pandang yang lebih luas kepada pembaca dengan adanya sejumlah daftar bacaan pada akhir tulisan atau artikel, sehingga pembaca dapat mengetahui informasi lain yang membahas masalah yang sama atau mirip dengan yang dibahas dalam artikel tersebut. Majalah merupakan media penyebaran infor-masi di antara ilmuwan; melalui media ini dapat dikenal siapa mengetahui apa, serta orang-orang yang ahli da-lam suatu bidang profesi tertentu.

(2)

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan salah satu unit kerja yang melakukan kegiatan pengadaan majalah ilmiah bidang pertanian dalam jumlah yang cukup besar. Di-harapkan majalah yang dilanggan tersebut dapat di-manfaatkan semaksimal mungkin oleh ilmuwan bidang pertanian. Peneliti Badan Litbang Pertanian merupakan salah satu target utama dalam pelayanan informasi.

Jasa perpustakaan yang diselenggarakan oleh PUSTAKA dinilai belum dimanfaatkan secara efektif oleh peneliti. Keadaan ini dapat disebabkan oleh ber-bagai hal, antara lain ketidaktahuan peneliti mengenai jasa yang disediakan PUSTAKA, atau perpustakaan instansi tempat peneliti tersebut bekerja sudah cukup menyediakan informasi yang diperlukannya, atau tidak tercatatnya permintaan informasi yang dilakukan melalui hubungan informal antarpustakawan. Untuk itu, pe-masaran informasi perlu diiringi promosi dan hubungan baik dengan peneliti. Promosi jasa yang diseleng-garakan PUSTAKA perlu digalakkan seiring dengan perbaikan sumber daya perpustakaan, sumber daya manusia, dan peningkatan hubungan kemitraan peneliti-pustakawan. Jasa-jasa perpustakaan yang diseleng-garakan PUSTAKA perlu disosialisasikan.

Kepuasan peneliti atas suatu layanan informasi tergantung pada berbagai faktor, antara lain kecepatan layanan, rasio ketepatan, kebaruan informasi yang disajikan, kelengkapan, dan usaha yang dibutuhkan un-tuk menggunakan layanan yang tersedia. Agar penca-rian tersebut memenuhi harapan, segala hal yang dapat memudahkan pencarian informasi harus tersedia.

Dari segi pengguna, keterpakaian majalah ilmiah di perpustakaan khusus menurut Handoko (1999) dipenga-ruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kebutuhan, motif, dan minat pengguna, sedang-kan faktor eksternal mencakup kelengkapan koleksi majalah ilmiah di perpustakaan, keterampilan pustaka-wan dalam melayani pemakai, dan ketersediaan fasilitas pencarian kembali. Selanjutnya, Trimo (1992) menyata-kan bahwa keberhasilan pelayanan perpustakaan ditentukan oleh tiga faktor: 5% oleh fasilitas dan ke-lengkapan gedung/ruang perpustakaan, 20% oleh ko-leksi yang tersedia, dan 75% oleh bantuan dari staf perpustakaan yang bersangkutan. Penelitian ini dila-kukan untuk mengetahui keterpakaian majalah ilmiah yang dimiliki PUSTAKA oleh peneliti Badan Litbang Pertanian.

Bagi peneliti, informasi diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan penelitian. Informasi merupakan pendukung kegiatan yang dilakukan seseorang dan juga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputus-an (Davis,1993). Informasi merupakkeputus-an gambarkeputus-an ke-senjangan pengetahuan manusia. Oleh karena itu, ma-nusia dituntut berusaha mencari hal-hal yang dapat me-menuhi kesenjangan tersebut (Devadason,1996).

Pola pencarian informasi menurut

Situational-Gap-Use Theory (Dervin 1999) didasarkan pada kebutuhan

informasi peneliti yang disebabkan oleh kesenjangan pada pengetahuannya, sehingga perlu diupayakan pengisian kesenjangan tersebut dengan informasi yang tepat. Berbagai cara dan taktik dapat digunakan agar informasi yang diperlukan dapat terpenuhi. Usaha me-nemukan informasi ini sering mendapat hambatan yang berasal dari metode penyediaan informasi, keterjang-kauan informasi, atau dari dalam diri peneliti itu sendiri. Ledakan informasi ilmiah di seluruh dunia meng-haruskan peneliti untuk mengetahui hasil-hasil pene-litian sebidang secara sinambung dan menyeluruh, tidak terbatas pada informasi yang dihasilkan oleh pusat-pusat penelitian terkemuka saja. Dengan demikian, kebutuhan informasi peneliti semakin bervariasi, cang-gih, dan mendalam.

Kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbedabeda sesuai dengan latar belakang pencarian informasi, antara lain untuk meningkatkan pengetahuan, mengikuti perkembangan baru, mendukung dan meren-canakan penelitian, mengajar, manajemen, serta me-ngutip sitasi bibliografi bagi karya tulis. Identifikasi ke-butuhan informasi dapat dilakukan dengan current

approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna

akan informasi mutakhir, everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari, exhaustive approach, yaitu kebutuhan peng-guna akan informasi secara menyeluruh, dan catching-up

approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi

singkat secara cepat.

Upaya pustakawan untuk mengimbangi kegiatan peneliti dapat dilakukan dengan mengikuti perkem-bangan program-program penelitian serta menyediakan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, pengadaan majalah perlu disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, penyampaian informasi kepada peneliti perlu dikelola secara baik dan sistematis agar mudah dimanfaatkan.

(3)

METODE

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei (Singarimbun dan Effendi 1989). Penelitian dilaksanakan di PUSTAKA pada bulan Februari-Maret 2002. Respon-den adalah peneliti Badan Litbang Pertanian yang me-makai koleksi majalah ilmiah di PUSTAKA dan berdo-misili di Bogor. Responden berjumlah 53 orang. Penen-tuan sampel ditentukan berdasarkan rumus T. Yamane dengan presisi ±5 %, tingkat kepercayaan 95% (z = 1,96), sehingga diperoleh sampel 47 orang. Pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling, yaitu memilih responden secara accidental.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesi-oner yang berisi pernyataan mengenai karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan dan jabatan fungsional) serta keterpakaian majalah ilmiah (keterpa-kaian, tujuan, alasan, kemutakhiran, kesesuaian subjek, reputasi, ketepatan, cara memperoleh dan cara memesan majalah, fotokopi, frekuensi kunjungan, banyaknya artikel yang dibaca, dan subjek yang paling diminati). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Data yang diperoleh ditabulasi, kemudian dihitung melalui distribusi frekuensi dan persentase. Hasilnya diinter-pretasikan secara deskriptif. Persentase jawaban respon-den dihitung dan dikelompokkan ke dalam penafsiran. Pedoman penafsiran didasarkan pada Supardi dalam Laksmi (2001) sebagai berikut:

0,00% Tidak ada 0,01 - 24,99% Sebagian kecil 25,00 - 49,99% Hampir setengahnya 50 % Setengahnya 50,01 - 74,99% Sebagian besar 75,00 - 99,99% Pada umumnya 100,00% Seluruhnya

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Responden termasuk pada usia produktif dengan kisaran usia 27-59 tahun, dan terbanyak (97,87%) pada kisaran usia 30-59 tahun. Dari persentase itu, 57,45 % berada pada usia 41-50 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut peneliti bidang pertanian diberi tanggung jawab yang besar terhadap penelitian, atau mungkin mereka yang berusia muda lebih banyak mengakses informasi dari tempat lain. Bila dugaan kedua ini tidak

benar, kondisi ini tentunya cukup memprihatinkan karena pemanfaatan informasi perlu dilakukan sejak usia muda untuk membuat peneliti lebih memerlukan informasi. Sebagaimana lazimnya, semakin banyak orang terpapar ilmu pengetahuan, semakin haus ia akan informasi.

Perbandingan persentase antara peneliti laki-laki dan perempuan yang berusaha memenuhi kebutuhan informasinya hampir sama. Peneliti yang berpendidikan S2 paling banyak mencari informasi ke PUSTAKA, di-susul mereka yang berpendidikan S1. Sedikitnya res-ponden berpendidikan S3 yang mencari informasi di PUSTAKA disebabkan jumlah mereka memang lebih sedikit, umumnya mereka tidak gagap teknologi untuk mencari informasi melalui internet, dan mungkin sudah lebih banyak yang menjadi pengambil kebijakan diban-dingkan yang masih terlibat langsung dalam penelitian. Berdasarkan jabatan fungsional peneliti, persentase kunjungan Ahli Peneliti lebih kecil dibandingkan de-ngan Ajun Peneliti hingga Peneliti (Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik responden

Karakteristik responden Frekuensi % Kelompok umur <30 tahun 1 2 , 1 3 30-40 tahun 8 1 7 , 0 2 41-50 tahun 2 7 5 7 , 4 5 >50 tahun 1 1 2 3 , 4 0 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Jenis kelamin Laki-laki 2 7 5 7 , 4 5 Perempuan 2 0 4 2 , 5 5 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Kategori pendidikan S1 1 8 3 8 , 3 0 S2 2 1 4 4 , 6 8 S3 8 1 7 , 0 2 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Jabatan fungsional Ahli Peneliti 6 1 2 , 7 7 Peneliti 1 2 2 5 , 5 3 Ajun Peneliti 2 0 4 2 , 5 5 Asisten Peneliti 9 1 9 . 1 5 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0

Keterpakaian Majalah Ilmiah

Sebagian besar (53,19%) responden menyatakan bahwa mereka memakai majalah ilmiah PUSTAKA (Tabel 2). Responden yang tidak memakai majalah ilmiah

(4)

Kondisi Majalah Ilmiah PUSTAKA

Sebagai pusat perpustakaan di bidang pertanian, PUSTAKA berusaha memutakhirkan koleksinya dengan melanggan majalah ilmiah bidang pertanian, baik tercetak maupun elektronis dalam bentuk CD. Penilaian res-ponden terhadap kemutakhiran informasi majalah ilmiah PUSTAKA dapat dilihat pada Tabel 4. Kesesuaian antara cakupan subjek majalah dan kebutuhan informasi responden (Tabel 4) ini sinkron dengan Tabel 2. Jadi majalah dipakai karena subjek informasinya sesuai dengan yang diperlukan pengguna. Dengan demikian dapat di-katakan bahwa peneliti yang tidak menggunakan majalah ilmiah PUSTAKA bukan karena mereka tidak mau meng-gunakannya, tetapi karena subjeknya kurang sesuai. Majalah ilmiah PUSTAKA dinilai bermutu oleh 91,49% responden (Tabel 4) karena penerbitnya cukup ber-kualitas.

Kelengkapan volume dan nomor majalah ilmiah yang dikoleksi PUSTAKA dapat dilihat pada Tabel 4. Jawaban ini agak kontradiktif dengan jawaban tentang keterpakaian majalah ilmiah. Biasanya kelengkapan nomor/volume majalah dapat diketahui bila pengguna benar-benar mengetahui kondisi koleksi majalah. Res-ponden yang menjawab koleksi majalah lengkap men-PUSTAKA belum tentu tidak membaca. Mereka yang

tidak menggunakan majalah PUSTAKA beralasan karena cakupan subjeknya tidak sesuai dengan penelitian yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu, kelompok ini masih dapat diikutkan untuk menilai kegunaan majalah.

Seluruh responden dapat menyatakan kegunaan majalah. Majalah ilmiah sebagian besar (70,21%) digu-nakan untuk mendukung kegiatan penelitian, artinya responden menggunakan majalah karena kandungan informasinya sesuai dengan metode dan kajian dalam penelitian, sehingga peneliti dapat menyitirnya. Seba-gian besar (57,45%) responden menggunakan majalah yang ada di PUSTAK karena tidak memiliki atau tidak tersedianya majalah tersebut di perpustakaan unit kerja-nya (Tabel 3).

Tabel 2. Keterpakaian majalah ilmiah PUSTAKA dan tujuan pemakaian oleh peneliti Badan Litbang Pertanian, 2 0 0 1 . Uraian Frekuensi % K e t e r p a k a i a n Ya 2 5 5 3 , 1 9 Tidak 2 2 4 6 , 8 1 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Tujuan pemakaian Mendukung penelitian 3 3 7 0 , 2 1 Menambah ilmu pengetahuan 7 1 4 , 9 0

Menulis karya ilmiah 4 8 , 5 1

Lainnya 3 6 , 3 8

Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0

Tabel 3. Alasan peneliti Badan Litbang Pertanian mengguna-kan majalah ilmiah koleksi PUSTAKA, 2001.

Alasan Frekuensi %

Tidak memiliki informasi yang 2 7 5 7 , 4 5 diperlukan dan tidak tersedia

di perpustakaan unit kerjanya

PUSTAKA merupakan perpus- 9 1 9 , 1 5 takaan untuk peneliti Badan

Litbang Pertanian

Pelayanan cepat dan akurat 2 4 , 2 5

Lainnya 9 1 9 , 1 5

Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0

Tabel 4. Penilaian peneliti Badan Litbang Pertanian terhadap kondisi majalah ilmiah PUSTAKA, 2001.

Uraian Frekuensi % K e m u t a k h i r a n Mutakhir 3 8 8 0 , 8 5 Kurang mutakhir 9 1 9 , 1 5 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Kesesuaian subyek Memenuhi kebutuhan 2 5 5 3 , 1 9 subjek peneliti

Kurang memenuhi kebutuhan 2 2 4 6 , 8 1 subjek peneliti

Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Reputasi majalah ilmiah

Bermutu 4 3 9 1 , 4 9 Kurang bermutu 4 8 , 5 1 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Kelengkapan informasi Lengkap 3 1 6 5 , 9 6 Kurang Lengkap 1 6 3 4 , 0 4 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0

(5)

capai 31 orang (65,96%), yang berarti melampaui jumlah pengguna majalah ilmiah yang tertera pada Tabel 2. Hal ini bisa saja terjadi, karena walaupun mereka tidak menggunakan majalah, karena pada saat itu mereka tidak memerlukannya, mereka pernah membaca dan mengeta-hui kondisi majalah PUSTAKA.

Pemanfaatan Alat Bantu Penelusuran Menurut responden, cara memperoleh informasi dari koleksi majalah ilmiah yang terbaik adalah melalui sarana penelusuran elektronik, kemudian melalui indeks/abstrak (Tabel 5). Dengan adanya teknologi informasi maka informasi dapat diperoleh lebih cepat, lebih banyak, dan lebih tepat.

Pemesanan artikel dari majalah ilmiah dapat dila-kukan dengan berbagai cara, antara lain melalui telepon, faksimile, e-mail, atau surat. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa cara pemesanan informasi dari majalah yang banyak digunakan responden adalah melalui telepon. Apabila responden berminat memiliki artikel lengkap-nya, mereka meminta untuk difotokopikan (Tabel 5).

Lebih dari separuh (53,19%) responden mengun-jungi ruang koleksi majalah ilmiah satu kali dalam satu bulan, dan hampir 30% berkunjung lebih dari tiga kali. Rata-rata jumlah artikel yang dibaca di ruang koleksi majalah adalah 1-3 judul per bulan, namun sekitar 14% responden menyatakan pernah membaca lebih dari 3 kali/bulan. Subjek/bidang ilmu pertanian paling diminati oleh sebagaian besar responden (78,72%), diikuti oleh bidang peternakan (12,77%).

KESIMPULAN

Majalah ilmiah yang disediakan PUSTAKA telah cukup dimanfaatkan oleh peneliti Badan Litbang Pertanian sebagai sumber informasi dalam kegiatan penelitian. Kandungan informasi majalah cukup mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai, meskipun mungkin subjek-nya kurang spesifik. Sesuai dengan luassubjek-nya bidang yang harus dilayani, komposisi subjek cukup beragam mewakili kebutuhan minimum subjek para pengguna, namun pada subjek setiap bidangnya cukup mendalam. Majalah umumnya mempunyai reputasi yang baik dan infor-masinya dapat dipertanggungjawabkan karena diterbitkan oleh penerbit yang terkenal dan berkualitas.

Cara memperoleh informasi yang disukai adalah melalui penelusuran secara elektronis. Hal ini sejalan dengan tuntutan perpustakaan masa depan yang lebih banyak memanfaatkan media komputer daripada media cetak karena lebih mudah, cepat, dan tepat. Sebagian besar pemesanan informasi dilakukan melalui telepon, karena praktis atau mereka kurang mempunyai waktu untuk menelusur sendiri di PUSTAKA. Kunjungan

Tabel 5. Pemanfaatan alat bantu penelusuran majalah ilmiah di PUSTAKA oleh peneliti Badan Litbang Pertanian, 2 0 0 1 .

Uraian Frekuensi %

Cara efektif memperoleh i n f o r m a s i

Melalui sarana penelusuran 2 4 5 1 , 0 7 elektronik

Melalui indeks/abstraks 1 6 3 4 , 0 4 Langsung mencari di rak 7 1 4 , 8 9 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Cara memesan informasi

Melalui telepon 2 6 5 5 , 3 2 Melalui surat 1 1 2 3 , 4 0 Melalui faksimile 5 1 0 , 6 4 Melalui e-mail 5 1 0 , 6 4 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Permintaan fotokopi Ya 3 6 7 6 , 6 0 Tidak 1 1 2 3 , 4 0 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Frekuensi kunjungan Satu kali 2 5 5 3 , 1 9

Lebih dari tiga kali 1 4 2 9 , 7 9

Dua kali 4 8 , 5 1

Tiga kali 4 8 , 5 1

Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Banyaknya artikel yang dibaca

1-3 artikel per bulan 3 1 6 5 , 9 6 4 atau lebih per bulan 1 6 3 4 , 0 4 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0 Subjek/bidang ilmu yang diminati

Pertanian (tanaman pangan dan 3 7 7 8 , 7 2 hortikultura) Peternakan 6 1 2 , 7 7 Bidang lain 2 4 , 2 5 Perikanan 1 2 , 1 3 Perkebunan 1 2 , 1 3 Jumlah 4 7 1 0 0 , 0 0

(6)

peneliti ke ruang koleksi majalah ilmiah umumnya hanya sekali dalam satu bulan, yang kemungkinan disebabkan terbatasnya waktu untuk berkunjung langsung ke per-pustakaan. Sebagian besar peneliti membaca 1-2 artikel majalah dalam satu bulan, selebihnya membaca di tempat sendiri.

Sedikit kekeliruan telah dilakukan pada waktu penelitian, yaitu responden yang diminta menjawab pertanyaan tentang majalah ilmiah tidak dibatasi pada mereka yang memanfaatkan majalah ilmiah, sehingga terkesan adanya ketidakserasian antara satu tabel dengan tabel lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, F.D. 1993. User acceptance of information technology: Systems characteristics, users perceptions and behavioral impact. International Journal of Man Machine Studies 38 (3): 475-487.

Devadson, F.J. 1996. A methodology for the identification of information needs of users. 62nd IFLA General

Conference. Conference Proceedings. 25-31 August, 1996.

Dervin, B. 1999. On studying information seeking methodologically: The implication of connecting meta theory to method. Information Processing and Management 35 (6) : 727-750.

Handoko, M. 1999. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Laksmi, V.V. 2001. Studi Tentang Pemanfaatan Koleksi Majalah Ilmiah di Perpustakaan Universitas Kristen Satyawacana Salatiga. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi. Jurusan Ilmu Perpustakaan. Unpad, 87 hlm.

Singarimbun, M. dan S. Effendi,. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. hlm. 3.

Sulastuti-Sophia. 1998. Pemanfaatan jasa perpustakaan dan informasi oleh peneliti: Kasus PUSTAKA. Jurnal Perpustakaan Pertanian 8(1): 9-14

Trimo, S. 1992. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik responden
Tabel 4. Penilaian peneliti Badan Litbang Pertanian terhadap kondisi majalah ilmiah PUSTAKA, 2001.
Tabel 5. Pemanfaatan alat bantu penelusuran majalah ilmiah di PUSTAKA oleh peneliti Badan Litbang Pertanian, 2 0 0 1 .

Referensi

Dokumen terkait