• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resensi Buku Larry King Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja (Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resensi Buku Larry King Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja (Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Resensi Buku Larry King

Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja (Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik)

Bab 1: Bicara Satu Lawan Satu

Sebesar apapun bakat alami kita, sehebat apapun bakat alami yang diberikan oleh Tuhan, kita masih harus melatihnya agar kemampuan alami tersebut berkembang dengan sempurna. Apalagi jika bakat tersebut baru benar-benar diasah, kita harus berani melawan ketakutan akan kegagalan yang menghantui kita. Menurut Larry King, ada empat dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil, yaitu kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap diri sendiri.

Dalam dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apa pun, biarkan para pendengar dan penonton merasakan pengalaman dan perasaaan kita. Selain itu, kita juga harus menjadikan pemirsa atau penonton menjadi bagian dari pengalaman kita dengan kejujuran tersebut. Kemauan untuk berbicara, merupakan unsur dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik. Larry King pernah mengalami demam mic dan sejak saat itu ia membuat komitmen bagi diri sendiri bahwa ia akan tetap berbicara, serta akan meningkatkan kemampuan berbicaranya dengan melatih kemampuan tersebut dengan serius. Kita dapat melakukan latihan sebagai pembicara dengan buku-buku petunjuk, video-video pembicara, bahkan dengan berbicara sendiri di seputar tempat tinggal kita. Bahkan Larry King menganjurkan kita untuk berlatih berbicara dengan hewan piaraan karena kita jadi tidak perlu khawatir akan dibantah atau diinterupsi. Selain kemauan, kita juga memerlukan perhatian yang dalam kepada orang lain, dan keterbukaan diri kepada orang lain. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka. Kita juga senantiasa harus mengingat bahwa setiap orang memiliki keahlian dalam suatu hal. Hargailah keahlian itu.

Bab 2: Memecah Kebekuan

Cara terbaik untuk mengatasi rasa malu adalah dengan mengingatkan diri sendiri bahwa kita semua adalah manusia, dan karena itu kita tidak perlu gugup ketika berbicara dengan siapapun. Orang yang kita ajak bicara akan semakin menikmati percakapan jika mereka tahu bahwa kita juga menikmati percakapan tersebut. Kita dapat menjadi pembicara yang baik jika kita mampu mengatasi kekhawatiran diri kita sendiri dan menjadi terbiasa dengan suara kita sendiri. Cara memecah kebekuan dengan orang yang pertama kali kita ajak bicara ialah dengan membuat mereka merasa nyaman.

(2)

2

Cara membuka percakapan dengan orang lain ialah dengan membicarakan topik yang diketahui oleh orang lain tersebut. Cobalah membuka dengan topik yang sedang hangat di masyarakat, atau bahkan mengenai hewan peliharaan, atau anak-anak. Hindari pertanyaan ya atau tidak karena itu sama saja dengan mencari jalan buntu.

Hukum pertama percakapan ialah jika Anda ingin belajar banyak hari ini, Anda harus melakukannya dengan mendengarkan. Jangan pernah menanyakan kabar seseorang jika Anda tidak benar-benar peduli dengan jawabannya. Perhatikanlah jawaban orang lain. Orang yang kita ajak bicara selalu lebih memperhatikan diri mereka sendiri dibandingkan dengan diri kita. Bahasa tubuh sama halnya dengan bahasa lisan. Jika terjadi secara alami, bahasa tubuh akan menjadi bentuk komunikasi yang sangat efektif. Jika dibuat-buat, akan tampak palsu.

Membuat dan mempertahankan kontak mata yang baik akan membuat kita menjadi pembicara yang hebat di mana pun. Namun, jangan terus-menerus karena banyak orang yang merasa kurang nyaman jika ditatap terus-menerus. Perliharalah kontak mata jika teman bicara kita sedang berbicara atau ketika kita mengajukan pertanyaan. Jangan pernah memalingkan mata ke awang-awang, melewati punggungnya, jelalatan, seakan mencari orang lain.

Bab 3: Pembicaraan Sosial

• Bersikaplah terbuka. Cari minat yang sama dalam diri rekan bicara dan

dengarkanlah selalu.

• Dalam pesta koktail, berbaurlah dengar yang lain. Jangan terpaku pada tempat yang sama dalam waktu yang lama.

• Ajukanlah pertanyaan ‘mengapa?’.

• Cara menghentikan percakapan: tunggu lawan bicara selesai berbicara dan katakan

sesuatu dengan wajar.

• Dalam makan malam kecil: arahkan pembicaraan dengan melibatkan orang lain.

• Cara menggiring percakapan: pilihlah topik yang dapat melibatkan semua orang, mintalah pendapat, bantulah orang yang paling pemalu dalam kelompok, jangan memonopoli percakapan, jangan menginterogasi teman, dan pancinglah pendapat. • Perhatikan bentuk setting! Buatlah setting yang nyaman, tidak harus mewah atau

dramatis.

• Berbicara dengan lawan jenis: berterus teranglah.

• Jika kita berbicara di pemakaman, jangan terlalu berlebihan, bicarakan diri kita sendiri dengan singkat, bersikap simpatik, tetapi tidak muram. Bicaralah tentang mendiang almarhum.

• Berbicara dengan selebriti: jangan menganggap mereka tidak tahu apa pun tentang

hal-hal lain di luar profesi mereka.

(3)

3

Bab 4: Delapan Hal yang Dimiliki Pembicara Terbaik

• Harry Truman adalah pembicara yang baik dalam urusan politik. Ia tidak retoris, tetapi mampu meluncurkan gagasan-gagasannya dalam bahasa Inggris yang jelas dan langsung.

• Martin Luther King Jr. merupakan pembicara publik yang luar biasa. Ia adalah ahli pidato yang dapat menggetarkan seluruh negeri dengan kemampuan berbicaranya yang tak tertandingi di depan mikrofon.

• Ciri-ciri pembicara terbaik: pandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, memiliki cakrawala yang luas, antusias, tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri, sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, punya gaya bicara sendiri, dan jadi diri sendiri.

• Ada saatnya kita lebih baik diam. Bila insting kita menyuruh untuk diam, perhatikanlah.

Bab 5: Percakapan Trendi dan Ketepatan Bahasa Politis

• Gunakanlah kata-kata yang tepat, dapat dipahami, dan dimengerti oleh pendengar

kita.

• Minimalkan penggunaan kata-kata klise dan trendi.

• Kata-kata tanpa arti seperti ‘Anda tahu’, ‘hopefully’, atau ‘whatever’ terkadang memang membantu bila kita kebingungan mencari kata yang tepat. Cobalah hindari kata-kata tersebut.

• Latihlah kedisiplinan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dalam berpidato dengan cara: dengarkan diri kita sendiri berbicara, pikirkan apa yang akan kita katakan, carilah seorang ‘pemantau pidato’ untuk mendengar dan mengingatkan kita.

• Cara kita mengatakan sesuatu sama pentingnya dengan apa yang kita katakan. • Kita harus memperhatikan perubahan pilihan kata dalam penggunaan berbagai

istilah.

• Jangan terlalu khawatir akan dianggap menyerang orang lain, sampai kita kehilangan kemampuan membedakan antara hormat dan paranoid.

Bab 6: Pembicaraan Bisnis

• Hal-hal mendasar: langsung dan terbuka serta jadilah pendengar yang baik. Bicaralah dengan jelas, lihat siapa lawan bicara kita, apakah mereka mengerti atau tidak tentang apa yang kita ucapkan. Jangan sia-siakan waktu, jangan bertele-tele. Jangan mencoba menjadi pusat perhatian dalam pertemuan itu dengan berbicara sendiri.

(4)

4 • Seni menjual: ketahuilah apa yang sedang kita jual dan tutuplah negosiasi penjualan

kita—jangan terus menjual.

• Menjual diri sendiri: jadilah kelebihan kita! Persiapkan hal-hal pokok yang ingin kita sampaikan mengenai diri kita. Bertanyalah!

• Karakteristik yang kita cari dalam diri pelamar kerja: sikap terbuka, antusias, perhatian, dan bersedia bertanya.

• Cara bicara dengan atasan: tidak perlu bersikap berlebihan, sampai merendahkan diri atau menjilat. Dekatilah atasan kita dengan sikap terbuka.

• Cara bicara dengan bawahan: beri instruksi-instruksi yang jelas, pastikan mereka memahaminya dan tentukanlah batas waktu yang jelas. Dorong mereka untuk bertanya agar kita yakin bahwa mereka memahami apa yang harus mereka lakukan dan kapan harus diselesaikan.

• Jangan mempermainkan staf kita dengan mengungkapkan kekecewaan kita kepada

seorang bawahan lain dan menggunakan mereka untuk menyampaikan pesan kita. • Bantuan dari asisten: tunjukkanlah hormat dan penghargaan terhadap kompetensi

dan pengetahuan seorang asisten.

• Berbicara dalam negosiasi: jika kita pria, kenakanlah setelan abu-abu. Jika kita wanita, kenakanlah gaun konservatif. Pakailah arloji emas mahal dan kunci Phi Beta Kappa jika kita bisa meminjamnya. Penampilan dan bahasa tubuh kita harus menampilkan keberhasilan, bukan keputusasaan.

• Bicaralah dengan integritas, profesionalisme, dan humor.

• Dalam rapat: jika sebagai peserta, semakin sedikit bicara akan semakin baik. Jangan menjatuhkan orang lain. Bersedialah menanyakan pertanyaan ‘bodoh’. Jangan bicara tanpa persiapan. Jangan takut menggunakan humor.

• Jika kita mengadakan pertemuan, mulailah tepat waktu, berani memutuskan, dan bersikap tegas.

• Dalam presentasi: salindia (slide) sangat membantu untuk menambah apa yang kita

katakan dengan apa yang kita lihat oleh audiens. Berlatihlah jauh-jauh hari sebelumnya.

• Seni mengelak: “bicara banyak tapi tidak ada isinya” jika ingin menghindari pertanyaan atau membuat bingung si penanya.

Bab 7: Tamu Terbaik dan Terburuk Saya serta Alasannya

• Tamu yang berkualitas: minat besar pada pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk

menjelaskan pekerjaan tersebut, tidak mudah tersinggung, dan memiliki selera humor terutama kepada diri sendiri.

• Banyak petinggi-petinggi yang tidak pernah menganggap diri terlalu serius dan tidak akan terlalu lama serius tentang sesuatu.

• Tamu terburuk: mengatakan hal-hal yang sama berulang kali, terlalu terobsesi pada sesuatu, terlalu melawak, hanya menjawab pertanyaan ya/tidak.

(5)

5

BAB 8: Blooper dan Cara Mengatasinya

Ketika terjadi keseleo lidah, terpeleset kata-kata, hal yang harus Anda lakukan adalah melanjutkan acaranya. Ingatlah pepatah lama, “Orang yang tak pernah membuat kesalahan, jarang berbuat apa pun”.

BAB 9: Saya Harus Berbuat Apa? Teknik berpidato

1. Tips pertama menjadi pembicara publik yang sukses: bicarakanlah apa yang Anda pahami.

2. Tips kedua adalah mengikuti prinsip pramuka: persiapkan diri. Susun dan ingatlah struktur pembicaraan seperti berikut.

• Katakan kepada mereka, apa yang akan Anda bicarakan. • Katakan isi pembicaraan Anda.

• Katakan kepada mereka, apa yang telah Anda bicarakan. 3. Tips ketiga dengan menatap audiens Anda.

4. Tips keempat, pelajarilah pemenggalan kata dan perubahan suara yang Anda gunakan.

5. Tips lima, berdiri dengan tegap.

6. Tips enam, jika ada mikrofon di depan Anda, taruhlah tepat di depan mulut Anda.

7. Tips tujuh, sisipkan humor dalam pidato Anda. Penonton akan menanggapi humor Anda karena dua alasan, yaitu lucu atau perkara itu berhubungan dengan keahlian mereka.

BAB 10: Lagi? Lebih Jauh tentang Pembicaraan Publik

1. Kenali audiens Anda. Pastikan Anda tahu siapa audiens Anda, apa minat-minat mereka, dan apa yang ingin mereka dengar dari Anda. Agar Anda mengetahui kelompok pendengar Anda, Anda dapat menanyakan hal-hal berikut.

• Apa organisasinya? Siapa saja anggotanya? Dari mana mereka berasal? Berapa lama Anda diminta bicara? Apakah audiens akan mengajukan pertanyaan setelah Anda selesai berbicara?

2. Hukum fundamental dalam berbicara, KISS : “Keep It Simple, Stupid” (Bicaralah Singkat, Bodoh). Jangan gunakan kata-kata murahan, kalimat rumit, istilah teknis, atau kata-kata trendi dalam berpidato.

(6)

6

BAB 11: Perlakuan Kejam dan Luar Biasa: Teknik Bertahan di Radio dan Televisi Kalimat untuk mengelak beberapa pertanyaan :

• “Terlalu pagi bagi saya menjawab pertanyaan itu sekarang.” • “Saya belum dapat menjawab, karena belum mendapat laporan.”

• “Insiden itu telah menjadi perkara pengadilan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar.”

• “Itu pertanyaan hipotesis, dan saya tidak berurusan dengan isu-isu hipotesis.” Senjata pamungkas lainnya:

• Lakukan apa yang membuat Anda merasa nyaman.

• Ikutilah zaman. Tetaplah “muda” dengan mengikuti zaman (fleksibel). • Jangan berpikir negatif.

• Berusahalah mengembangkan unsur-unsur penting, seperti suara, penyampaian, dan penampilan di televisi.

BAB 12: Masa Depan Pembicaraan

1. Persiapan, mengenali audiens, dan buat sederhana hal ini akan selalu membuat Anda menjadi pembicara yang sukses.

2. Kisah-kisah tak pernah menceritakan hal-hal yang tak dapat ditulis dengan lebih baik sehingga berbicara akan mutlak diperlukan. Ingat!

3. Bagaimanapun kemampuan Anda sebagai pembicara, ingatlah bahwa:

• Jika Anda merasa tidak ahli berbicara, yakinlah bahwa Anda dapat menjadi ahli.

• Jika Anda sudah merasa pandai berbicara, Anda dapat melakukannya dengan lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait