• Tidak ada hasil yang ditemukan

Celebes Education Review Vol2, No, 2 April 2020, p-issn: dan e-issn: DOI: //doi.org/10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Celebes Education Review Vol2, No, 2 April 2020, p-issn: dan e-issn: DOI: //doi.org/10."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Celebes Education Review

http://journal.lldikti9.id/CER/index Vol2, No, 2 April 2020, p-ISSN:2656-7385 dan e-ISSN: 2684-7124

DOI: //doi.org/10.37541/

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SMAN 1 SIMBORO KABUPATEN MAMUJU Sudirman¹ 1SMAN 1 Simboro Kabupaten Mamuju Email: ekhafitriana88@gmail.com Artikel info Artikel history: Received; xx-xx Revised:xx-xx Accepted;xx-xx

Abstract:Setiap proses pasti selalu meliputi tiga kegiatan utama yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Demikian pula yang terjadi dengan proses belajar mengajar di sekolah. Seorang guru diharuskan melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Proses perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru meliputi kegiatan utama sebagai berikut:(1) membuat program tahunan; (2) membuat program semester; (3) membuat silabus; (4) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; dan (5) membuat program ulangan/evaluasi. Dari kelima unsur tersebut di atas, silabus dan RPP merupakan persiapan paling minimal seorang guru ketika hendak mengajar. Berdasar kepada hasil analisa pada tahun pelajaran 2019/2020 di SMA Negeri 1 Simboro Kabupaten Mamuju, muncul permasalahan rendahnya guru yang membuat perencanaan pembelajaran khususnya penyusunan silabus dan RPP. Untuk meneliti lemahnya kinerja guru dalam hal tersebut, dilakukanlah penelitian untuk melihat sejauhmana langkah supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, disimpulkan bahwa:(1) melalui supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP di SMA Negeri 1 Simboro Kabupaten Mamuju. Ini terbukti dengan meningkatnya jumlah silabus guru yang baik dari 25% menjadi 75% setelah supervisi akademik dan jumlah RPP yang berkualitas baik juga meningkat dari 31% menjadi 87%; (2) langkah-langkah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP adalah sebagai berikut: (1) pengumuman rencana supervisi terhadap guru; (2) pelaksanaan supervisi individual; (3) pengecekan terhadap keoriginalitas silabus dan RPP yang disusun oleh guru. Untuk kepala sekolah disarankan bahwa pelaksanaan supervisi individual sangat cocok digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP yang selama ini masih menjadi administrasi yang masih sulit diminta dari guru-guru dan kepala sekolah dapat memberikan masukan yang lebih jelas, bimbingan yang berkelanjutan dan terarah dalam pembinaan terhadap administrasi guru

(2)

Kompetensi guru, Silabus dan RPP, Supervisi akademik. Email: jialamadi1234@gmail.com

artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY -4.0

Pendahuluan

Pendidikan adalah proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan strategi yang disebut dengan strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung tiga hal pokok yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran. Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja.

Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar. Hasil pengamatan pada tahun pelajaran 2019/2020 di SMA Negeri 1 Simboro Kabupaten Mamuju didapatkan data sebagai berikut: (1) hanya 60% guru yang menyusun Silabus dan RPP; (2) secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervisi akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi minimal 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi minimal 80%. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah:” (1) Apakah supervisi akademik yang berkelanjutan mampu meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP?; (2) Bagaimanakah langkah-langkah pemberian supervisi akademik yang dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP melalui supervisi akademik berkelanjutan; (2) mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melakukan supervisi akademik agar mampu meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) sebagai referensi bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru; (2) meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga menjadi lebih professional; (3) meningkatkan prestasi siswa dalam

(3)

pembelajaran, dan (4) pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah (PTS), sebagaimana paradigma penelitian tindakan sekolah yang meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observating) atau evaluasi (evaluating), dan refleksi (reflecting) yang bersiklus. Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri 1 Simboro yang beralamat di Jl. Poros Mamuju – Tapalang Km. 10 Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 1 Simboro yang terdiri atas 16 orang dengan rincian bahwa jumlah laki-laki 4 orang dan perempuan 12 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang berlangsung selama 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan(planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observating) atau evaluasi (evaluating) dan refleksi (reflecting). Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan melaksanakan supervisi akademik yang meliputi supervisi tradisional dan supervisi klinis yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: Siklus pertama 1) Tahap perencanaan (planning) Pada tahap ini, peneliti merencanakan langkah-langkah sebagi berikut: a. Mengidentifikasi jumlah guru yang sudah membuat Silabus dan RPP. b. Meminta guru untuk mengumpulkan perangkat pembelajaran. c. Peneliti memeriksa administrasi guru secara kuantitas dan kualitatif. d. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan.

e. Menyusun rencana tindakan (berupa penjadwalan supervisi individual atau kelompok disesuaikan dengan temuan pada identifikasi masalah). Tahap perencanaan pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan peneliti pada minggu pertama Oktober 2019.

2) Tahap pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan rencana tindakan supervisi individual/kelompok untuk menilai administrasi guru yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan pertemuan individual office-conference. Hal ini dilakukan terutama kepada guru yang tidak mengumpulkan perangkat pembelajaran, untuk mengetahui penyebab/masalahnya. Tahap ini peneliti rencanakan berlangsung selama 2 minggu dan dilaksanakan bersama-sama dengan kolaborator. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan pada minggu ke-2 Oktober 2019.

3) Tahap observasi (observating) atau evaluasi (evaluating)

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan dan mengobservasi hasil awal yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus 1. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan yang

(4)

timbul dari pelaksanaan tindakan di siklus 1. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. 4) Tahap refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bersama kolaborator untuk membahas hasil evaluasi dan penyusunan langkah-langkah untuk siklus kedua. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang diperoleh.

Siklus kedua

1) Tahap perencanaan (planning)

Tahap perencanaan pada siklus kedua ini, peneliti melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk menyusun penjadwalan supervisi kelas dan menyiapkan instrument supervisi untuk siklus kedua. Tahap perencanaan pada siklus kedua ini, peneliti melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk menyusun penjadwalan supervisi kelas dan menyiapkan instrument supervisi untuk siklus kedua.

2) Tahap pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ini, guru-guru yang sudah siap perangkat perencanaan pembelajarannya disupervisi kelas oleh peneliti. Hal ini untuk melihat kesesuaian perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini, guru-guru yang sudah siap perangkat perencanaan pembelajarannya disupervisi kelas oleh peneliti. Hal ini untuk melihat kesesuaian perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran.

3) Tahap observasi (observating) atau evaluasi (evaluating)

Di tahap observasi siklus kedua, peneliti mengobservasi kesesuaian perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran serta melihat kebersamaan siswa dalam proses belajar mengajar. Pada tahap ini pula, peneliti mengumpulkan data-data yang terjadi selama tahap pelaksanaan. Di tahap observasi siklus kedua, peneliti mengobservasi kesesuaianperencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran serta melihat keberterimaan siswa dalam proses belajar mengajar. Pada tahap ini pula, peneliti mengumpulkan data-data yang terjadi selama tahap pelaksanaan.

4) Tahap refleksi (reflekcting)

Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru yang disupervisi terhadap hasil observasi di siklus kedua. Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru yang disupervisi terhadap hasil observasi di siklus kedua.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1) Kompetensi Guru Sebelum Kegiatan Penelitian

(5)

Pada tahun pelajaran 2019/2020, peneliti mencatat guru yang menyetorkan perangkat pembelajaran untuk ditandatangani. Hasil perhitungan perangkat pembelajaran yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Daftar Setoran Perangkat Pembelajaran Tahun Pelajaran 2019/2020

No Mata Pelajaran X IPS Silabus RPP

XI IPS.1 XI IPS.2 XII IPS.1 XII IPS.2 X IPS XI IPS.1 XI IPS.2 XII IPS.1 XII IPS.2 1 Pendidikan Agama Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 2 PKn Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 3 Bahasa Indonesia Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 4 Matematika Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 5 Bahasa Inggris Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö 6 Sejarah Ö Ö Ö - - Ö Ö Ö - - 7 Biologi Ö Ö Ö Ö Ö Ö 8 Fisika Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 Kimia Ö Ö - - - - 10 Geografi Ö Ö Ö Ö Ö Ö 11 Sosiologi Ö Ö Ö Ö Ö Ö 12 Ekonomi Ö Ö Ö Ö Ö Ö 13 Seni Budaya Ö Ö Ö - - Ö Ö - Ö Ö 14 PenjasOrkes Ö - - - - Ö Ö Ö Ö - 15 TIK - - - - 16 Bahasa Arab - Ö Ö - Ö Ö Ö - Ö Ö JUMLAH 14 11 11 7 8 14 11 10 10 10 Sumber : Lembar kontrol setoran perangkat pembelajaran 2019/2020 Dari hasil pebelitian dijelaskan bahwa data dasar guru yang meyusun perangkat pembelajaran adalah sebesar 199 dan 62%. Dari silabus dan RPP yang terkumpul ini, kemudian penulis melakukan penelaahan terhadap kualitas dari perangkat pembelajaran yang dikumpulkan terutama pada silabus dan RPP. Data yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat digambarkan pada tabel kualitas silabus dan RPP SMA Negeri 1 Pangale pada sub berikut.

b) Kualitas Silabus dan RPP guru tahun pelajaran 2019/2020

Kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru SMA Negeri 1 Simboro secara umum dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dikarenakan masih banyak Silabus dan RPP yang masih menggunakan format lama dan terkesan tidak original (copy paste dari orang lain). Hal ini terlihat dari tidak timbulnya visi dan misi serta tujuan sekolah pada silabus dan RPP yang dibuat oleh guru. Secara lebih jelas berikut penulis gambarkan hasil penilaian penulis terhadap kualitas silabus dan RPP 16 orang guru SMA Negeri 1 Pangale tahun pelajaran 2019/2020.

(6)

Dari hasil penelitian kualitas silabus dan RPP guru SMA Negeri 1 Pangale pada tahun pelajaran 2019/2020 masih sangat rendah. Dari 16 orang guru yang silabus dan RPP-nya dianalisa oleh peneliti, hanya rata-rata 50% guru yang memiliki silabus dan RPP yang sesuai dan dinilai baik. Lebih rinci, persentase guru yang silabusnya baik (di atas 70) adalah 50% dan guru yang RPP-nya baik (di atas 70) adalah 50%. Untuk lebih jelasnya tentang data penilaian Silabus dan RPP dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. Pembahasan

Pada rapat awal tahun pelajaran 2019/2020, peneliti memerintahkan kepada seluruh guru untuk membuat perangkat pembelajaran. Setelah berjalan selama hampir tiga bulan, peneliti mengumumkan kepada seluruh guru bahwa pada bulan Oktober 2011 akan dilakukan supervisi terhadap administrasi guru. Pada siklus ini seluruh guru diminta untuk mengumpulkan perangkat pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan analisis dan penilaian terhadap kuantitas guru yang menyetorkan perangkat pembelajaran terutama silabus dan RPP. Dari hasil perhitungan peneliti terhadap jumlah guru yang mengumpulkan silabus dan RPP didapatkan data sebagai berikut: Dari data jumlah guru yang mengumpulkan silabus dan RPP pada awal siklus 1, dapat terlihat bahwa dengan informasi adanya supervisi akademik terhadap guru dapat meningkatkan kuantitas jumlah guru yang menyusun silabus dan RPP yang sebelumnya hanya 62% , mengalami peningkatan kuantitas menjadi 82%. Dari data tersebut juga dapat dilihat adanya guru yang hanya menyerahkan silabus tanpa dengan RPP-nya serta ada yang belum menyetorkan silabus dan RPP (Klasifikasi D). Gambar grafik rekapitulasi perhitungan pengumpulan Silabus dan RPP seperti di bawah ini: 0 10 20 30 40 50 60 70 80

SILABUS

RPP

Daftar Nilai Kualitas Silabus dan RPP

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Jumlah<70 Jumlah>70 Persentase<70

(7)

b) Kualitas silabus dan RPP setelah siklus ke-1

Sebelum melakukan supervisi individual terhadap seluruh guru terutama kepada guru yang belum menyetorkan silabus dan RPP. Peneliti melakukan analisa kedua terhadap sampel silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.

Sementara itu, hasil analisa kualitas penyusunan silabus dan RPP setelah dilakukan supervisi individual (setelah direvisi) dapat dilihat pada tabel berikut: 0 2 4 6 8 10 12 14

SILABUS

RPP

Rekapitulasi Perhitungan Pengumpulan Silabus dan RPP pada Siklus I

KLS X KLS XI IPA KLS XI IPS KLS XII IPA KLS XII IPS 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SILABUS

RPP

Rekapitulasi Penilaian Silabus dan RPP pada Siklus I

A=BAIK SEKALI (86-100) B=BAIK (71-85)

C=CUKUP (51-70) D=KURANG (0-50) Gambar 2. Grafik Rekapitulasi Perhitungan Pengumpulan Silabus dan RPP

(8)

Tabel 14. Rekapitulasi Penilaian Silabus dan RPP Setelah Revisi (Siklus I)

No

Klasifikasi

Penilaian

Rentang

Nilai

Silabus

RPP

f

Persentase

f

Pesentase

1

A : Baik Sekali

86 - 100

2

13%

2

13%

2

B : Baik

71 - 85

10

62%

12

74%

3

C : Cukup

51 - 70

4

25%

2

13%

4

D : Kurang

0 - 50

-

-

-

-

Jumlah

16

100%

16

100%

Persentase A dan

B

75%

87%

Sumber : Lembar penilaian kualitas silabus tanggal 11 Oktober 2019 Hasil analisa revisi silabus dan RPP pada tabel di atas memperlihatkan terjadinya peningkatan kualitas silabus dan RPP. Dimana kualitas A dan B meningkat dari 9 dan 28% menjadi 26 dan 81%. Dari sini pula terlihat bahwa jumlah guru yang mengumpulkan sampel silabus dan RPP menjadi 100%.

Gambar grafik rekapitulasi penilaian Silabus dan RPP setelah revisi pada Siklus I seperti di bawah ini. 2) Kompetensi guru menyusun silabus dan RPP setelah siklus ke-2 Pada siklus kedua ini, penelitian dilanjutkan dengan menganalisa/menguji keaslian silabus dan RPP yang disusun oleh guru. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan supervisi kelas. Dari pelaksanaan rencana pembelajaran ini, dapat terlihat keaslian penyusunannya. Hasil dari

0 2 4 6 8 10 12

SILABUS

RPP

Rekapitulasi Penilaian Silabus dan RPP Setelah Revisi (Siklus I)

A=BAIK SEKALI (86-100) B-BAIK (71-85)

C=CUKUP (51-70) D=KURANG (0-50)

(9)

analisa penguat tersebut, menunjukkan bahwa silabus dan RPP yang dikumpulkan benar disusun oleh guru yang bersangkutan. Karena terjadi kesesuaian scenario antara perencanaan dan pelaksanaan di kelas. Data kesesuaian tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 15. Hasil Penilaian Supervisi Kelas

No Klasifikasi Penilaian

Rentang nilai

F

Persentase

1

A : Sesuai

76 – 100

14

88%

2

B : Cukup Sesuai

51 – 75

2

12%

3

C : Kurang Sesuai

26 – 50

-

-

4

D : Tidak Sesuai

0 – 25

-

-

Jumlah

16

100%

Sumber: Lembar penilaian pelaksanaan silabus dan RPP Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa silabus dan RPP yang dikumpulkan guru adalah bersifat original. Hal ini terlihat dengan cukup besarnya guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat. Hasil penilaian supervisi kelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

SILABUS RPP 0 2 4 6 8 10 12 14

Hasil Penilaian Supervisi Kelas

A=SESUAI (76-100) B=CUKUP SESUAI (51-75) C=KURANG SESUAI (26-50)

D=TIDAK SESUAI (0-25)

(10)

PENUTUP

1) Melalui supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP di SMA Negeri 1 Pangale. Ini terbukti dengan meningkatnya jumlah silabus guru yang baik dari 25% menjadi 75% setelah supervisi akademik dan jumlah RPP yang berkualitas baik juga meningkat dari 31% menjadi 87%. (Dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 12).

2) Langkah-langkah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP adalah sebagai berikut: (1) pengumuman rencana supervisi terhadap guru; (2) pelaksanaan supervisi individual; (3) pengecekan terhadap keoriginalitas silabus dan RPP yang disusun oleh guru.

Saran

1) Untuk kepala sekolah, pelaksanaan supervisi individual sangat cocok digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP yang selama ini masih menjadi administrasi yang masih sulit diminta dari guru-guru.

2) Kepala sekolah dapat memberikan masukan yang lebih jelas, bimbingan yang berkelanjutan dan terarah dalam pembinaan terhadap administrasi guru.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah; Jakarta: Depdiknas. Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sapari, Achmad. 2002. Pemahaman Guru Terhadap Inovasi Pendidikan. Artikel. Jakarta: Kompas (16 Agustus 2002).

Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka.

Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidikan, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.

Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya Suryasubrata.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahidin; 13 Faktor untuk menjadi Kepala Sekolah Yang Efektif, 2008 Wardani, IGK. 1996. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: Dirjen Dikti.

(11)

Gambar

Tabel	9.	Daftar	Setoran	Perangkat	Pembelajaran	Tahun	Pelajaran	2019/2020
Gambar 1. Grafik Daftar Nilai Kualitas Silabus dan RPP
Gambar	 grafik	 rekapitulasi	 penilaian	 Silabus	 dan	 RPP	 setelah	 revisi	 pada	 Siklus	 I	 seperti	 di	 bawah	ini.	 	 	 	 2)	Kompetensi	guru	menyusun	silabus	dan	RPP	setelah	siklus	ke-2	 Pada	siklus	kedua	ini,	penelitian	dilanjutkan	dengan	menganalisa/m
Gambar 5. Hasil Penilaian Supervisi Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan strategis sistem informasi Klinik Bersalin Bunda bertujuan untuk menyusun kerangka kerja perencanaan strategi sistem informasi yang dapat membantu mengoptimalkan

Kesimpulan dari hasil analisis variabel dari faktor risiko infeksi E.coli O157:H7 menunjukkan bahwa sapi dengan jenis kelamin jantan yang mendapat sumber air non-PAM

Melalui kegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman padi dan palawija petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran Bahasa Jawa (materi tembang dolanan) berbasis pendidikan karakter religius dalam kurikulum 2013.. Jenis

Kinerja pada sistem lama pada dasarnya masih bersifat kurang efektif dan membutuhkan biaya lebih, waktu kurang efisien dan informasi bagi pengguna tidak dapat

Berdasarkan interpretasi data diketahui bahwa klasifikasi baik sebesar 40 % untuk klasifikasi cukup baik sebesar 32 % dan klasifikasi kurang baik sebesar 28%, Dengan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melihat faktor-faktor implementasi Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan perusahaan dengan Leverage Keuangan dan

mayoritas masih berupa daerah pedesaan sehingga masyarakatnya masih identik dengan minim pendidikan dan pengetahuan, kegiatan dalam Kebijakan KUM memiliki manfaat dan dampak yang