Percepatan Pemberantasan
Korupsi
Diklat Prajabatan Golongan
III
2 LAN
Pengertian Korupsi
• Asal kata dari bahasa latin corruptio atau corruptus
• Dari bahasa latin turun ke banyak bahasa Eropa seperti
Inggris: corruption, corrupt; Perancis corruption; dan
Belanda: corruptie (korruptie)
• Dari bahasa belanda itulah turun ke bahasa Indonesia
menjadi korupsi
• Arti harfiah kata tersebut ialah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral.
• Menurut kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta,
korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok, dsb.
• Di Malaysia dipakai istilah rasuah yang diambil dari
3 LAN
• Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran
pelayanan publik
• IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN hanya sedikit lebih baik dari Myanmar dan Kamboja.
• PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16. • 2004, 2005, dan 2006 terkorup se-Asia. P E R C L td . • The World Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49; Singapura 3. Institute of Management Development (IMD) Geneva • Growth Competitiveness
Index  Indonesia ranking
50 dengan skor 4,26.
• Jumlah hari
mendapatkan ijin di
Indonesia  contoh waktu
yang diperlukan untuk
mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia. • The World Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49; Singapura 3.
Korupsi Dilihat Dari :
Indikator
4 LAN
PERC -
Annual Graft Ranking
IPK Institute of Management Development (IMD) Geneva The World Competitiveness Scoreboard
Growth Competitiveness Index (GCI) rankings, dalam Global Competitiveness Reports
Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis
Apakah
ini
Korupsi ?
Mutu Pelayanan Publik Country Risk Daya saing P E R C L td .LAN 5
Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi
Indeks Persepsi Korupsi mencerminkan ‘persepsi’ masyarakat, khususnya pebisnis tentang tingkat korupsi
suatu negara  diturunkan dari
bagaimana layanan publik mereka
6 LAN
Daya Saing (Competitiveness
)
Michael Porter : teori Value Chain
Indonesia  High cost
economy
infrastruktur
Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan :
1. Overall cost leadership
2. Product/service differentiation
3. Focus/product niche
penegakan hukum
isu perburuhan
unfair competition
korupsi, dll.
Banyak lembaga dunia, lembaga manajemen dunia, maupun lembaga nasional yang melakukan survei seputar daya saing, antara lain : World Economic
Forum; Institute of Management Development (IMD) Geneva; Economist Intelligence Unit; World Bank dan LPEM UI, dll.
7 LAN
• Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak
satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.
• Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai
tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatan
kita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan
represif.
• Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah
attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak
benar
• Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi
juga merupakan gambaran dari bad systems.
• Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2:
Corruption by need
Corruption by greed
perbaikan penggajian dan sistem
penggajian yang perlu upaya sistematis dan melibatkan berbagai instansi
penegakan hukum diyakini sebagai upaya yang lebih efektif agar tidak lagi terjadi kejahatan-kejahatan yang sama
8 LAN
KORUPSI
sebagai sebuah
attitude yang negatif
•
Pemborosan, inefisiensi
•
‘Ungkapan terima kasih’ atas jasa yang memang
seharusnya diberikan
•
Tidak menghargai waktu
•
Memperlambat/menghambat pelayanan untuk
mendapatkan uang/’ongkos administrasi’
•
Aneka ‘biaya pendidikan’ sekalipun dikatakan SPP gratis
•
Perencanaan kegiatan dibuat dengan ‘pertimbangan’
tertentu
•
Mem-proyek-kan kegiatan rutin instansi pemerintah
•
dll
.
Perilaku ini telah dianggap sebagai perilaku yang
wajar/biasa dalam seluruh aspek kehidupan kita
9 LAN
Corruption as the product of
failed/weak/bad systems
• Sistem sosial kita tidak mengenal pembatasan yang tegas antara yang private dan yang publik (mobil dinas wajar saja digunakan untuk antar menjemput anak sekolah).
• Materialisme dan konsumerisme membuat kita lebih memandang tampak luar sesorang.
Sistem Sosial
• Sistem politik juga lemah, seharusnya sistem politik memberi ruang yang cukup untuk partisipasi publik dan memberi mandat dan
dukungan kepada lembaga-lembaga pemberantasan korupsi. • Sistem politik bermuara pada pelaksanaan pemilu, dan untuk
mendapatkan pemilu yang sehat, sistem politik kita harus diperbaiki.
Sistem Politik
• Sistem hukum kita lemah, salah satu dampaknya adalah judiciary corruption yang tampak dalam bentuk abuse of power maupun
bribery dan embezzlement dalam proses penegakan hukum dan
pencarian keadilan merupakan bukti lemahnya sistem hukum. • Kelemahan sistem hukum ini menghasilkan putusan yang tidak
berkualitas dan ketidakpastian hukum.
Sistem Hukum
10 LAN
Corruption as the product of
failed/weak/bad systems
• Banyak sistem di departemen yang masih memberi peluang korupsi.
• Molekulisasi birokrasi dan kekuasaan, sehingga sulit mencapai birokrasi yang profesional dan bukan sekedar kepanjangan tangan dari kekuasaan.
• Manajemen SDM masih sangat lemah. Manajemen SDM tidak sekedar membahas masalah cukup tidaknya gaji pegawai negeri/pegawai birokrasi, namun dimulai saat perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen; pendidikan & pelatihan; pengukuran kinerja; pengembangan karir;
hubungan antar pegawai; hak keuangan pegawai; sampai pada pemutusan hubungan kerja.
Sistem
Administrasi Pemerintahan
• Konsep ‘rejeki’ sudah banyak berubah, uang lelah, uang pelicin, uang sidang, dll dianggap sebagai rejeki.
• Lebih parah lagi ada semacam kewajiban untuk berbagi sehingga menjadi berjamaah.
Sistem Budaya
11 LAN
Pengertian Korupsi Berdasarkan
UU 30 tahun 2002
Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam UU 31 / 1999 jo
UU 20 / 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi – pasal 1 UU 30 Tahun 2002.
Didalam undang-undang tersebut kita dapat
melihat berbagai-bagai delik yang dirumuskan
sebagai tindak pidana korupsi
LAN 12
PENGGOLONGAN KORUPSI (1)
 Korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan/perekonomian negara (pasal 2 -3)
 Korupsi yang terkait dengan suap menyuap • Pasal 5 ayat (1) huruf a & b
• Pasal 13
• Pasal 5 ayat (2)
• Pasal 12 huruf a, b, c & d • Pasal 11
• Pasal 6 ayat (1) huruf a & b • Pasal 6 ayat (2)
 korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan • Pasal 8
• Pasal 9
LAN 13
PENGGOLONGAN KORUPSI (2)
Korupsi yang terkait dengan perbuatan pemerasan
• Pasal 12 huruf e, f & g
Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang
• Pasal 7 ayat (1) huruf a, b, c & d
• Pasal 7 ayat (2)
• Pasal 2 huruf h
Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan
dalam pengadaan
• Pasal 12 huruf i
Korupsi yang terkait dengan gratifikasi
• Pasal 12 B jo, pasal 12 C
14 LAN
Dampak Korupsi
• Rendahnya kualitas
pelayanan publik
• Harga barang dan jasa
menjadi mahal
• Meningkatnya masyarakat
miskin
• Meningkatnya
kesenjangan
• Meningkatnya masalah
sosial dan kejahatan
• Mengancam kesatuan
nasional
15 LAN
Pemberantasan TPK
Pemberantasan TPK adalah serangkaian
tindakan untuk :
mencegah
dan
memberantas
TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan
peran serta masyarakat
.
UU No. 30 Tahun 2002
16 LAN Koordinasi (Pasal 7) TUGAS KPK Supervisi (Pasal 8) Penyelidikan, Penyidikan & Penuntutan (Pasal 11) Pencegahan (Pasal 13) Monitoring (Pasal 14) Visi KPK
Tugas K
P
K
sebagai amanat pasal 6 UU 30/2002
Misi KPK Strategi KPK
Terkait dg tugas monitoring, KPK diberi wewenang melakukan pengkajian thd sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah.
LAN 17
Tugas Supervisi
(Pasal 8)
Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:
Melakukan pengawasan, penelitian, atau
penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas dan wewenang berkaitan dg pemberantasan tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan publik
Mengambil alih penyidikan atau penuntutan thd pelaku tpk yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan
BPK BPKP Itjen Dep Bawasda Departemen, LPND, Kementerian (pelayanan publik) Kepolisian Kejaksaan (1) Pasal 9, 10 Kepolisian Kejaksaan
LAN 18
Tugas Pencegahan
Tugas Pencegahan
(Pasal 13)
UU No. 30 Tahun 2002
KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb: Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan thd laporan
harta kekayaan penyelenggara negara
Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi
Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi
pada setiap jenjang pendidikan
Merancang dan mendorong terlaksananya program
sosialisasi pemberantasan tpk
Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tpk
Melakukan kampanye antikorupsi kpd masyarakat umum Depdiknas & semua Lemb. pendidikan lain Media Massa, LSM, Lemb keagamaan Masy umum Luar negeri
LAN 19
Tugas Monitoring
(Pasal 14)
KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb: Melakukan pengkajian thd sistem
pengelolaan administrasi
di semua lembaga negara & pemerintah
Memberi saran perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi
Kepada semua pimpinan lembaga negara &
pemerintah
Melaporkan jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan
Kepada :
20 LAN
INPRES Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
1. Kepada seluruh Pejabat Pemerintah yang termasuk dalam kategori Penyelenggara Negara sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang belum melaporkan harta kekayaannya untuk segera melaporkannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi 2 Membuat penetapan kinerja dengan Pejabat dibawahnya
secara berjenjang, yang bertujuan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja tertentu dengan sumber daya tertentu,
melalui penetapan target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya baik berupa hasil maupun manfaat.
21 LAN
INPRES Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
1.
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik baik dalam
bentuk jasa ataupun perijinan melalui transparansi dan
standarisasi pelayanan yang meliputi
persyaratan-persyaratan, target waktu penyelesaian, dan tarif biaya
yang harus dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan
dan menghapuskan pungutan-pungutan liar.
2.
Menetapkan program dan wilayah yang menjadi lingkup
tugas, wewenang dan tanggungjawabnya sebagai program
dan wilayah bebas korupsi.
3.
Melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara
konsisten untuk mencegah berbagai macam kebocoran dan
pemborosan penggunaan keuangan Negara.
22 LAN
4 Menerapkan
kesederhanaan
baik dalam kedinasan
maupun dalam kehidupan pribadi
serta penghematan
pada
penyelenggaraan kegiatan yang berdampak langsung pada
keuangan Negara.
5 Memberikan dukungan maksimal terhadap upaya-upaya
penindakan korupsi
yang dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia dan
Komisi Pemberantasan Korupsi dengan cara mempercepat
pemberian informasi yang berkaitan dengan perkara tindak
pidana korupsi dan mempercepat pemberian ijin
pemeriksaan terhadap saksi/tersangka.
6 Melakukan kerjasama dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi untuk melakukan
penelaahan dan pengkajian
terhadap sistem-sistem
yang berpotensi menimbulkan
tindak pidana korupsi dalam ruang lingkup tugas,
23 LAN
7 Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan
aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif
dilingkungannya.
Khusus kepada :
Gubernur dan Bupati/Walikota
1.
Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang
baik dilingkungan pemerintah daerah.
2.
Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan
pungutan liar dalam pelaksanaannya.
3.
Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah melakukan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadi kebocoran keuangan Negara baik
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
24 LAN
3 Pilar utama good governance
Good Governance (UNDP) = memadukan political,
economic, dan administrative authority untuk mengelola pelaksanaan governance pada setiap tingkatan.
T R A N S P A R A N S I
Political governance berkaitan dengan proses perumusan
kebijakan yang menyerap sebanyak mungkin aspirasi masyarakat. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi kegiatan ekonomi dan menjamin adanya persaingan yang sehat diantara pelaku
ekonomi. Sedangkan administrative governance berkaitan dengan sistem implementasi kebijakan yang memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat.
P A R T IS IP A S I A K U N T A B IL IT A S
25 LAN
Karakteristik good governance
Strategic Vision
Participation
Accountability
Transparency
Responsiveness
Effectiveness & Efficiency
Equity
Rule of Law
Consensus orientation
7 1 3 2 5 8 9 4 6Jika karakteristik ini dijiwai maka tidak sulit melaksanakan good governance sbg upaya pencegahan
26 LAN
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
melalui Penerapan
Island of Integrity
1. Penerapan Manajemen Berbasis Kinerja
2. Penerapan Pakta Integritas di antara penyelenggara negara dan pada proses pengadaan abarang dan jasa pemerintah
3. Penerapan Mekanisme Pengaduan Masyarakat
4. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Daerah
5. Reformasi Pelayanan Publik
6. Memberikan Akses Informasi kepada Publik
7. Pelibatan masyarakat melalui pendidikan dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap masalah korupsi
8. Pelatihan dan Bimbingan Teknis
27 LAN