• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

STRATEGI MENANGKAP PELUANG

USAHA

Disusun oleh :

Diah Pranita

(8335141641)

Glory Livelihood (8335145473)

Septina Dyah

(8335141638)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

2015/2016

(2)

I. TANTANGAN BERKEWIRAUSAHAAN A. E-COMMERCE

E-Commerce merupakan hasil perkembangan dan bagian dari era

teknologi informasi yang mampu menciptakan jalur ekonomi baru. Internet saat ini umum digunakan oleh dunia usaha dalam mencari informasi dagang,

promosi dagang, maupun menjalin hubungan dengan secara internasional. Sarana ini, walaupun tahap awal investasinya cukup mahal, mampu membuat proses bisnis menjadi lebih cepat. Penggunanya dapat mengakses data maupun informasi bisnis dalam tempo cepat.

Hampir seluruh instansi pemerintah, termasuk perwakilan pemerintah Republik Indonesia di luar negri (kedutan besar, konsulat jenderal, maupun atase perdagangan), telah dilengkapi dengan internet yang dilengkapi dengan ecommerce.

Usaha yang menggunkan e-commerce yang dapat diakses menggunakan internet merupakan usaha yang sangat unik karena hanya dengan menggunakan satu media, perusahaan dapat melakukan usaha/bisnis, baik dengan sesame perusahaan (Business to Business – B2B) atau langsung antara pebisnis dengan konsumen, penjual dengan pembeli (Business to Consumer – B2B). Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi produk, penawaran, dan permintaan produk, tanya jawab antara konsumen dan produsen. Antara pembeli dengan penjual pun dapat berhubungan secara aktif menggunakan

e-Commerce.

o BUSINESS TO BUSINESS (B2B)

B2B berarti proses bisnis antara penjual dengan penjual atau produsen dengan produsen, atau produsen dengan grosir, pedagang, agen, dan sejenisnya yang dilakukan secara online. Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi, penawaran ataupun permintaan produk. Tanya jawab antara mereka dapat dilakukan secara online melalui internet atau mobile phone yang memiliki fitur untuk itu.

Teknologi web 1.0 adalah era kita hanya dapat mencari, browsing, dan read-only. Namun kini dunia internet telah berubah,. Teknologi internet yang masuk pada Web 2.0 telah membuat internet menjadi bersifat interaktif dan dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih leluasa karena bersifat read

(3)

and write. Internet dengan Web 2.0 membuat proses horizontal semakin cepat. Berkat teknologi internet, semua orang sekarang mempunyai kesempatan yang sama untuk terhubung, dihubungi, dan menghubungi. Kini kita telah sampai pada era di mana kita dapat melihat sekaligus menyentuh dan berinteraksi. Pendorong nomor satunya adalah perubahan teknologi dari yang bersifat one-to-many ke one-to-many-to-one-to-many.

Perubahan teknologi ini mengundang datangnya berbagai tren lain, seperti: 1. From one-to-many broadcasting to many-to-many networking. Teknologi

Web 2.0 mendorong membanjirnya aplikasi berbaasis jaringan dari banyak ke banyak yang menyebabkan internet menjadi semakin berkembang. Ternyata adalah read and write, yang mendorong orang lebih mengekspresikan dirinya, ikut berpartisipasi, melakukan

networking, membentuk komunitas lewat situs jaringan, dan banyak hal lain.

2. From Ideology to persona. Berkembangnya Internet juga telah membuat dunia politik dan birokrasi menjadi lebih transparan. Sejak adanya

internet, kita dapat melihat dengan lebih seksama dunia politik, semakin sulit untuk merahasiakan sesuatu. Saat ini semakin banyak politisi yang masuk di Facebook. Ketika profil perdana Menteri China Wen Jiabao muncul di Facebook pada 14 Mei 2008, ia langsung mendapat 14.000 kawan dalam waktu dua minggu, sedangkan Presiden Hu Jiantao waktu itu cuma mendapat 1.000 orang. Ini menunjukkan bahwa Wen lebih Horizontal, meskipun keduanya pejabat tinggi China.

3. From G7 to G2. Dalam sejarah perekonomian dunia, era sebelum krisis, G7 (AS, Inggris Raya, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang) secara rutin memakai peran konstruktif dalam mengkoordinasikan kebijakan global mengenai perekonomian dunia. Mereka mendikte Negaranegara lain, termasuk Negara-negara berkembang. Saat ini

situsnya telah berubah. Kelompok G7 secara berlahan memudar. Mereka tidak lagi merepresentasikan wajah perekonomian dunia sebagaimana yang diperlihatkan oleh G720, yaitu kelompok 20 negara perekonomian besar dunia yang menghimpun hampir 90% GNP dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia. Dalam kondisi perekonomian globa sekarang, kelompok G7 tampil lebih horizontal, lebih bersikap kompromi dan kolaboratif dengan Negara-negara

(4)

terutama China dan India, permasalahan dunia global dapat diselesaikan secara lebih horizontal melalui G20.

4. From Belief to Humanity. Dalam era teknologi informasi dan komunikasi, kita semua masuk dalam jaringan dunia social dan budaya baru yang lebih humanis. Contoh di dunia maya membuktikan bahwa agama yang bersifat vertical dapat hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan dan social budaya yang bersifat horizontal. Teknologi yang kita gunakan saat ini dapat menjelajah dunia dan membuka cakrawala baru di mana setiap manusia semakin berarti.

5. From Close to Market. Keempat tren baru tersebut di atas, menurut Hermawan Kertajaya, membawa angin baru ke pasar, yang berubah dari yang relative tertutup ke relative lebih terbuka. Pasar global telah menjadi daftar dan semua marketer memiliki kesempatan yang sama. Dengan kemajuan platform teknologi online dan mobile, pengusaha/penjual dapat menjangkau pembeli tanpa dibatasi jarak. Di sisi lain, pembeli mendapat keluasan untuk memilih produk atau jasa dari manapun dengan value yang dikehendakinya. Platform yang memfasilitasi transaksi antara pengusaha atau penjual dan pembeli ini bersifat Customer-to-Customer (C2C), seperti eBay, Alibaba, dan Kaskus.

6. From Competition to Co-opetition. Perkembangan teknologi telah

mengubah semua yang ada di lingkungan mikro hingga makro. Ditengah pasar yang semakin terbuka, persaingan menyimpan segudang peluang yang merupakan tantangan tersendiri dari pemasar. Dunia semakin transparan dan akses informasi semakin mudah dan cepat. Kita dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan competitor dan dapat mengakses konsumen mereka. Celakanya, competitor juga memiliki akses yang sama atas kekuatan dan kelemahan kita, termasuk juga ke konsumen kita. Persaingan yang sehat terjadi bila bidang permainannya sama. Semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebuh tinggi atau lebih rendah. Kita dapat menang bila kita lebih unggul. Sebaliknya, kita akan kalah bila kita tidak memiliki keunggulan. Kita tidak dapat menang hanya dengan menjelek-jelekkan competitor atau bermain licik dan kasar. Kunci untuk meredam munculnya permainan kasar dari competitor pada akhirnya ditentukan oleh siapa yang mau berkolaborasi secara adil (fair) dengan mereka. Tren ini disebut comperation. Bagaimanapun pemasaran harus semakin menghorizontalkan diri dengan para competitor

(5)

7. The Rise of New Customer: Digital Native. Salah satu dari tiga konsumen baru yang harus berkembang adalah masyarakat tulen Digital Native alias konsumen asli digital, konsumen yang well-connected dengan dunia digital. Konsumen seperti ini bersifat transcendental (diluar pengertian dan pengalaman manusia biasa), tidak terkotak-kotakkan secara umur, demografi, geografi, strata social, dan status lainnya. Benang merah konsumen baru ini adalah merasa “hidup” 24 jamsecara horizontal di planet New Wave. Sudah tiba saatnya bagi setiap pemasar untuk mengenali mereka, mengetahui perilaku mereka, dan mengenali kegelisahan atau keinginan (anxiety and desire) mereka.

8. The Rise or New Customer: New Emerging Youth. Konsumen baru ke dua adalah New Emerging Youth atau konsumen baru berumurdelapan hingga dua puluh empat tahun yang merupakan generasi muda atau baru di era millennium. Mereka yang memegang peran berikutnya di sekor ekonomi, setelah punahnya generasi babyboomer dan semakin menuanya generasi X. Beranjak dewasa dengan berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi, secara otomatis mereka memiliki paradigma yang sangat New Wave dan serba horizontal. Menjadi keharusan bagi para New Wave Marketer untuk mengenali, memahami, dan menghampiri mereka.

9. The Rise of New Customer: New Urban Women. Konsumen ketiga era New Wave adalah kaum wanita urban yang dikiaskan datang dari planet venus. Kaum wanita secara alami dipandang sebagai pembawa gerakan horizontal, terutama karena isu-isu seputar perbedaan gender. Dengan kecanggihan alat teknologiinformasi dan komunikasi saat ini, kekuatan wanita dalam melakukan word of mouth (dari mulut ke mulut) dan word of mouse menjadi lebih besar. Mereka dapat mengajari para New Wave Marketer tentang bagaimana menjadi pemasar yang lebih terlibat dan humanis.

10.The Connector. Menghubungkan para pemasar dengan lingkungan bisnis, competitor, konsumen, dan para agen pembaruan (change agents) yang aktif membentuk perubahan tatanan makro mulai dari perubahan

teknologi, politik, dan hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pasar. Konektor terdiri atas tiga jenis, yaitu mobile interaction, experiental events, dan social media baik di belahan dunia online maupun offline. Dengan adanya konektor, pemasar di area New Wave dapat menerapkan apa yang dinamakan Always-on-Connection. Setiap waktu (detik) selalu terjadi koneksi antara perusahaan (company) dengan 3C lainnya, yaitu Change Agents, Competitor, dan Customer. Tanpa konektor, pemasaran

(6)

harus bersiap menanti ajal. (Sikma, “10 Kekuatan penyebab

Horizontalisasi pemasaran” oleh Hermawan Kertajaya, Kompas, Rabu, 2 September 2009 s.d. Minggu, 6 September 2009.). Kesimpulannya, dengan teknologi internet dan mobile communication yang berkembang begitu cepat, setiap pengusaha dituntut mampu memanfaatkan berbagi terbuka, transparan, dan cepat. Pengusaha jangan sampai ketinggalan zaman atau gagap teknologi.

o BUSINESS TO CUSTOMER (B2C)

Merupakan bagian dari e-commerce yang biasanya merupakan sarana yang digunakan untuk bertransaksi / proses bisnis atau melakukan aktivitas jual beli secara online, misalnya untuk mengetahui jumlah produk yang ada di pasar, atau melakukan proses jual beli barang secara langsung. B2C merupakan salah satu model e-commerce yang muncul untuk membantu suatu perusahaan dan konsumen dapat melakukan transaksi secara elektronik atau online di mana dan kapan saja.

Berbagai pelayanan B2C :

1. Memuat sampel produk yang akan dijual berserta informasi penting lainnya di internet atau dunia maya.

2. Transaksi pemesanan barang secara online 3. Transaksi pembayaran barang.

4. Transaksi pengiriman barang.

5. Memuat berbagai informasi mutakhir berbagai produk dan atau jasa. 6. Menginformasikan lokasi penjualan dan layanan.

7. Memberikan layanan servis lengkap secara online.

(7)

1. Auction Stores  Toko lelang internet sebagai tempat untuk

memberikan pelayanan dalam bidang perdagangan.

Keuntungan auction store:

Convenience. Seseorang dapat tetap tinggal di rumah atau kantor,

tetapi dapat berpartisipasi dalam perdagangan atau melakukan tawar-menawar.

Flexibility. Dengan layanan ini dapat menyinkronisasi

tawar-menawar anatar penawar dan pelanggan bukan hanya untuk waktu saat itu saja, tetapi dapat mengetahui proses beberapa waktu

lampau.

Increased reach. Layanan internet auction ini dapat memperluas

daerah jangkauan, sehingga tentunya mampu meningkatkan

keuntungan, karena penawaran dapat menjangkau ke pelosok dunia manapun.

Economical to operate. Dengan menggunakan layanan ini makin

memperkecil biaya untuk pengembangan yang dibutuhkan.

Inspection of goods. Tidak dapat memungkinkan seseorang untuk

melakukan pemeriksaan barang secara fisik yang akan dibelinya.

Potential for fraud. Dapat memungkinkan terjadinya penipuan

karena proses pembayaran dan pengiriman barang yang cenderung tidak dilakukan secara bersama, sehingga memungkinkan penjual telah mengirim barang, namun pembayaran masih belum dapat diselesaikan bersamaan pengiriman barang.

2. Online Stores  tempat jual / beli barang secara digital dengan memilih, memesan barang dengan menggunakan internet tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Keuntungan online stores bagi perusahaan:

1. Increased demand, bertambah banyaknya permintaan.

2. Low cost route to globe reach—lini biaya yang rendah menuju capaian dunia atau global.

3. Cost reduction of promotion and sales—penurunan biaya promosi dan biaya penjualan.

(8)

Keuntungan online stores bagi konsumen: 1. Lower price—harga relatif lebih murah. 2. Wider choice—pilihan yang lebih luas.

3. Better information—informasi yang lebih baik. 4. Convenience—praktis/menyenangkan.

3. Online Services tempat untuk meminta informasi atau servis lain dari perusahaan dengan cepat dan mudah atau dapat melakukan proses jual beli jasa.

Kemampuan online service :

1. Instantaneous communications–komunikasi yang segera atau seketika.

2. Global access–akses global/seluruh dunia. 3. Customization—pembiasaan.

4. Increased availability–tersedianya peningkatan.

5. De-intermediation—de-intermediasi/perantara-penengah.

6. Consolidation and convergence—konsolidasi dan bersatu di suatu tempat.

7. Colaboration—kolaborasi/kerja sama.

B. Globalisasi

Sudah merupakan sebuah tren untuk menuju ke era ekonomi global yang menciptakan kompetisi dan kesempatan/peluang bisnis di tingkat global.

Ekonomi kesejagatan atau ekonomi global mendorong munculnya berbagai peluang pasar di tingkat dunia bagi setiap wirausahawan. Hal itu mendorong terjadinya globalisasi perdagangan dunia.

Globalisasi perdagangan dunia memiliki manfaat dan kerugian, sebagai berikut.

1. Manfaat/keuntungan dari perdagangan dunia :

a. Perdagangan bebas telah diyakini sebagai “obat mujarab” untuk menciptakan efisiensi dalam perdagangan.

b. Produk murah dan bermutu akan menyingkirkan produk mahal dan yang berkualitas rendah.

(9)

c. Posisi tawar-menawar antrarnegara akan mempunyai kekuatan yang sama. Berdasarkan manfaat ini, seorang pengusaha dituntut harus mampu menghasilkan produk yang murah, namun bermutu internasional. Hanya dengan cara itu produk mampu bersaing di kancah perdagangan global.

2. Kerugian dari perdagangan dunia :

a. Produsen di Indonesia karena proteksi oleh pemerintah akan mendapat tekanan berat dalam perdagangan bebas.

b. Pengusaha yang belum mampu bersaing di pasaran internasional akan kesulitan menghadapi komoditas yang sama dari pesaing luar negeri.

c. Ketidakpastian pengusaha Indonesia dikhawatirkan pasar dalam negeri akan dibanjiri oleh produk asing yang pada akhirnya akan mematikan pengusaha domestik/lokal.

d. Kebebasan investasi asing di Indonesia dikhawatirkan akan menyingkirkan pengusaha domestik/lokal.

e. Sumber daya alam negara berkembang, khususnya Indonesia akan terkuras habis oleh negara maju.

f. Upah buruh yang relatif murah di negara berkembang, khususnya Insonesia akan menguntungkan negara maju.

g. Menurunkan ekspor negara berkembang, khususnya Indonesia karena kalah bersaing dengan negara lain.

h. Meningkatkan impor negara berkembang, khususnya Indonesia karena telah kalah bersaing dengan harga maupun kualitas. i. Negara berkembang, khususnya Indonesia akan defisit dalam

neraca perdagangan karena impor lebih besar daripada ekspornya. j. Peluang pasar yang muncul akan direbut oleh negara maju.

II. KESEMPATAN BERKEWIRAUSAHAAN

Kesempatan berkewirausahaan di antaranya:

a. Suatu nilai yang mampu menciptakan inovasi dalam pasar yang potensial. b. Suatu inovasi yang tepat waktu dan diinginkanlah yang mampu

menciptakan nilai tambah bagi pembeli atau pengguna yang berminat.

III. MENILAI PELUANG MEMBUKA USAHA/BISNIS BARU

(10)

1. The opportunity – kesempatan. Apakah dengan adanya suatu kesempatan tersebut kita mampu menangkap dan menjalankannya di kemudian hari.

2. The entrepreneur (and the management team)—entrepreneur dan tim manajemen. Apakah kita mampu menjadi wirausahawan dengan membentuk suatu tim manajemen yang solid.

3. The resources needed to start the company and make it grow— kebutuhan berbagai sumber daya untuk memulai usaha dan pertumbuhan perusahaan. Apakah berbagai sumber daya yang mungkin kita perlukan mampu kita sediakan, minimal sumber bahan baku, sumber daya manusia, sumber daya modal. Lebih jauh jika memungkinkan mampu menguasai faktor produksi utama atau 6M (men, money, material, machine, method, dan market) plus sumber daya tanah dan manajemen.

IV. KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI PERUSAHAAN YANG BERKEWIRAUSAHAAN

Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui: 1. Fokus pada pelanggan.

Kurangi birokrasi, puaskan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan.

2. Pencapaian kualitas

Kualitas tidak terbatas hanya pada perusahaan besar. Kualitas memegang peranan penting dalam usaha, baik kualitas produk dan atau jasa, lebih-lebih kualitas lainnya seperti kualitas pelayanan. 3. Integritas dan tanggung jawab

Sebuah reputasi yang utuh dalam membangun jejaring pelanggan yang loyal/setia sangat diperlukan. Penuh tanggung jawab dan integritas kepada setiap tuntutan, utamanya pelanggan dan juga kepada pemangku kepentingan.

(11)

UKM-UKM merupakan sumber yang menonjol sebagai sumber inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas akan membawa keunggulan bersaing.

5. Produksi rendah biaya

Manajemen yang serasi dapat mewujudkan produksi rendah biaya. Bila produk dan atau jasa dapat dihasilkan dengan biaya minimum, kita akan mampu bersaing dari sisi harga. Pembeli yang sensitif terhadap harga dan kualitas umumnya akan menjadi pertimbangan penting dalam membeli ulang atas suatu produk dan atau jasa yang bersangkutan.

Agar produk dapat berdaya saing, kunci sukses wirausahawan, yaitu:

1. Memiliki integritas, tanggung jawab, kreatif, dan penuh inovasi. 2. Pandai mencari pangsa pasar yang disesuaikan dengan daya beli

masyarakat (termasuk mencari pelanggan dan supaya pelanggan lama setia dan loyal) pada produk atau jasa kita.

3. Kualitas produk/jasa harus unggul, artinya produk/jasa harus lebih baik dibandingkan dengan produk/jasa sejenis (produksi rendah biaya).

4. Harga produk/jasa harus kompetitif (mampu membuat harga lebih murah, tetapi dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing) (produksi rendah biaya), sehingga harga dapat ditekan. 5. Jika poin 1 sampai 4 terutama dari unsur inovasi, kualitas, dan

harga produk/jasa tersebut masih tetap kalah dibandingkan dengan produk sejenis atau pesaing terdekat, maka unsur pelayanan

(service) harus lebih unggul dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sejenis atau kompetitor terdekat kita.

V. STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA Menangkap peluang usaha∕ berdagang

(12)

Membuka usaha atau berusaha adalah sesuatu yang sangat berisiko dan penuh ketidakpastian, namun dibalik itu ada potensi yang menjanjikan bila usaha tersebut berhasil. Ada kalanya untung dan ada kalanya rugi. Untung rugi adalah hal yang biasa, artinya tidak ada jaminan bahwa setiap usaha∕ bisnis∕ perdagangan selalu mendatangkan keuntungan.

Poin – poin berikut merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana strategi kita untuk menghadapi usaha yang selalu berpeluang untung dan atau berpeluang rugi?

1. Pada saat usaha mengalami / berpeluang untung

Keuntungan atau laba itu harus digunakan untuk menghasilkan

keuntungan baru berikutnya. Menurut pendapat Robert T. Kiyosaki dan Sharon L. Lecheter (2005) dalam buku Rich Dads: Retire Young Retire Rich, Orang dengan konteks kaya mungkin berkata, “Saya harus

meningkatkan IQ Keuangan∕finansial saya, sehingga saya dapat bekerja lebih sedikit, tetapi mampu menghasilkan lebih banyak uang”. Dari saran ini, uang∕keuntungan harus diinvestasikan, sehingga menghasilkan uang baru, walaupun kita bekerja lebih sedikit.

2. Pada saat usaha mengalami ∕ berpeluang rugi

Pada saat usaha mengalami gagal atau rugi, jangan berputus asa. Kegagalan harus dapat dijadikan sebagai guru atau pengalaman yang baik∕berharga karena kita dapat mempelajari berbagai kesalahan,

kekurangan, kelemahan, dan atau kegagalan kita, sehingga di kemudian hari minimal dapat menghindari berbagai faktor penyebab kegagalan yang sama. Bila bisnis tidak maju seperti yang diharapkan, anda harus tetap tabah.

VI. PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN MENANGKAP PELUANG USAHA

(13)

Berbagai penyebab utama kegagalan menangkap peluang usaha:

1. Dalam berusaha kita sering bersikap bersemangat pada tahap awal – awal saja, namun lama – kelamaan dingin, putus asa atau menyerah, setelah itu berhenti, menyerah dan lenyap ∕ hilang tidak terdengar lagi.

2. Dalam berusaha kita sering kali sekedar ikut – ikutan atau mengikuti tren yang ada dis ekitar kita atau ikut – ikutan teman dekat.

3. Kurang dedikasi atau tidak sepenuh hati atas bisnis yang telah dirintisnya. 4. Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang buruk.

5. Pengalaman manajemen ∕ pengelolaan usaha yang minim dan buruk, kurang disiplin atau tidak terencana dengan matang dan tidak bersistem ∕ kurang sistematis.

6. Memilih lokasi usaha awal yang sering asal – asalan, lokasi usaha yang tidak strategis.

7. Pengendalian bisnis yang tidak konsisten, kurang teliti.

8. Manajemen piutang atau penagihan yang buruk dan tidak tegas. 9. Kurang diyakini bahwa bisnisnya dapat berhasil.

VII. BEBERAPA KEKURANGAN YANG MENJADI PENYEBAB KEGAGALAN USAHA

Ada sembilan kekurangan dalam bisnis yang sering menjadi pembuat kegagalan usaha, yakni:

1. Kuna akronim dari kurang bijaksana

Dalam mengelola bisnis terutama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga dan perusahaan∕usaha, Anda tidak ada pemisahan. Penggunaan uang harus selalu secara bijaksana.

2. Kudis akronim dari kurangnya disiplin

Dalam berusaha tidak disiplin, terutama kurang disiplin (tidak tepat waktu) dalam melayani order kepada pelanggan anda atau tidak disiplin dalam pengelolaan∕manajemen

umum∕pengawasan∕pengendalian∕dan lain – lain 3. Kutu akronim dari kurang bermutu

(14)

Produk atau jasa yang serta layanan yang diberikan kepada calon ataupun pelanggan atau para pemangku kepentingan perusahaan tidak atau kurang bermutu.

4. Kurap akronim dari kurang rapi

Dalam banyak hal, mulai rapi dalam perencanaan, pengelolaan, pengorganisasian, dan pengendalian usaha anda. Apalagi sering kurang rapi dalam hal pengepakan produk atau kurang rapi dalam pelayanan jasa Anda kepada pelanggan.

5. Kutang akronim dari kurang tanggung jawab

Terutama dalam menanggapi setiap keluhan produk – produk cacat atau yang diretur∕ditolak∕dikembalikan karena tidak sesuai selera konsumen dan atau jasa yang diberikan. Atau kurang tanggung jawab dalam menanggapi keluhan yang ada dari para pelanggan atau pembeli produk dan atau jasa Anda. Dapatkah prinsip zero complain diupayakan.

6. Kutil akronim dari kurang teliti

Dari banyak hal kurang teliti, terutama dalam pencairan bahan baku produk (ingat kualitas produk 85% ditentukan oleh bahan baku). Kurang teliti dalam perencanaan dan kurang teliti dalam pembukuan serta pengawasan usaha.

7. Kusir akronim dari kurang serius

Dalam menjalankan usaha kurang serius, terutama dalam

pengelolaan usaha Anda, sering kali hanya sambil lalu atau sebagai usaha sampingan∕iseng – isengan saja dan tidak serius

menjalankannya.

8. Kujur akronim dari kurang jujur

Kurang jujur dengan konsumen, pemasok, atau kepada para pemangku kepentingan.

9. Kuman akronim dari kurang beriman

Sering kali dalam berusaha kurang dilandasi oleh iman yang kuat. Seharusnya, dalam bisnis, ada keyakinan kuat bahwa bisnis yang dipilih dan digelutinya akan berhasil dengan baik dikemudian hari bila dikerjakan dengan dilandasi iman yang kuat.

(15)

Kekurangan versus Seharusnya

No .

Kekurangan vs Seharusnya

1 Kuna = kurang bijaksana vs Hana = harus bijaksana

2 Kudis = kurang disiplin vs Hadis = harus disiplin

3 Kutu = kurang bermutu vs Hatu = harus bermutu

4 Kurap = kurang rapi vs Harap = harus rapi

5 Kutang = kurang tanggung jawab

vs Matang = mari bertanggung jawab

6 Kutil = kurang teliti vs Watel = wajib teliti

7 Kusir = kurang serius vs Hasil = harus serius

8 Kujur = kurang jujur vs Hajur = harus jujur

9 Kuman = kurang iman vs Haman = harus beriman

VIII. STRATEGI MEMILIH JENIS USAHA

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam memilih jenis usaha, yaitu:

1. Pilihlah jenis usaha yang paling Anda sukai (bermula dari hobi Anda) 2. Sebaiknya jangan memilih bisnis yang telah besar walaupun kemampuan keuangan Anda mungkin cukup memenuhi. Lebih baik usaha dari yang kecil agar Anda dapat belajar dari setiap proses dan persoalan bisnis yang terjadi, karena masalah pasti ada dan akan selalu datang.

3. Jangan memilih jenis usaha secara musiman. Lebih baik

berusaha∕berdagang kecil – kecilan, karena berusaha∕berdagang kecil – kecilan akan memiliki peluang untuk berkembang.

4. Bisnis waralaba. Bagi calon wirausahawan yang memiliki modal dapat memilih bisnis wirausaha dengan modal atau sistem waralaba (franchise) terutama memilih yang telah terbukti sukses dalam jangka panjang dan bahkan tahan terhadap krisis moneter. Jenis usaha ini dapat dijadikan jalan pintas karena tidak repot dengan sistem atau format bisnis, tidak memakan waktu lama untuk memperkenalkan produk, dan umumnya tidak direpotkan dalam pembuatan

(16)

produk awal. Beberapa industri∕usaha yang sudah diwaralabakan, baik untuk tingkat nasional maupun internasional yang dapat dipilih disesuaikan dengan modal yang Anda miliki seperti usaha:

a) Automotive dengan ikutan bisnisnya (service, car wash, rental, dll) b) Rumah makan (Fastfood∕food and beverages) dan sejenisnya

c) Kesehatan dan olahraga (fitness center, poliklinik, klinik, salon kesehatan, dll)

d) Penginapan, seperti losmen, motel, hotel jenis penginapan lainnya e) Salon (personal care & beauty, dll.)

f) Printing∕copying∕neon signing dll

g) Agen property, ticketing, real estates, dll. h) Pelayanan komunikasi

i) Usaha wisata – tourism (tour & travel), wisata rohani, dll

j) Rental and service (mobil, bus, truk, rumah, alat – alat berat, dll.) k) Renovasi (Repairs, decoration services rumah, kantor, dll.)

l) Konsultan – consultant (tax, construction, manajemen, dll) m) Hubungan masyarakat dan periklanan

n) Jasa pendidikan dan pelayanan bagi anak – anak o) Jasa rekreasi, wisata, dan hiburan

p) Jasa bimbingan belajar

q) Jasa titipan kilat, pengangkutan

r) Jasa tenaga kerja (recruitment, head hunter and outsourcing)

s) Jasa pendidikan, pelatihan, dan pendidikan keahlian (kursus – kursus) t) Jasa penyelenggaraan seminar, meeting, event organizer (EO)

5. Memilih usaha tanpa modal (modal ringan) : menjadi agen, penyalur produk dari suatu perusahaan atau usaha tanpa modal (modal ringan) lainnya dengan menjalankan usaha sistem Multilevel Marketing (MLM). MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan

distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan) yang biasa dikenal dengan istilah Upliner (tingkat jaringan atas) dan Downliner (tingkat jaringan bawah), contoh : Oriflame, Tianshi, Prudential.

IX. PELUANG USAHA MULTILEVEL MARKETING (MLM) DAN NETWORKING

Usaha sistem MLM atau network marketing adalah bentuk bisnis atau usaha yang berbeda dibanding biasa. Secara prinsip, yang

(17)

perusahaan induknya, sistem operasional, dan sistem jaringan atau distributornya. MLM bukanlah cara cepat menjadi kaya layaknya bisnis lainnya. MLM memerlukan pendidikan khusus, skill, dana, usaha, waktu, konsistensi seta komitmen para pelaku di dalamnya. Tidak semmua orang berbakat menjalani bisnis MLM.

MLM didesain untuk menciptakan entrepreneur yang memang cocok dengan karakter dan jenis usaha MLM-nya. Untuk berhasil menjalankan bisnis ini, maka kita harus memiliki mental, ilmu, modal, dan determinasi sebagai seorang pengusaha, sehingga usaha MLM tersebut dapat dijalankan dengan penuh dedikasi dan motivasi. Faktor-faktor penentu keberhasilan bisnis MLM bukan terletak pada perusahaan,

upline, downline maupun compensation iyaplan, melainkan, diri

sendirilah. Serta kita harus memiliki ketekunan, ketabahan, kesabaran, kejujuran, dan keuletan yang menjadi modal dalam keberhasilan bisnis tersebut.

o Keuntungan Bisnis MLM :

1. Modal relatif kecil, yang penting anda memiliki personal skill yang tinggi.

2. Penjualan produk, tidak terikat waktu dan tempat karena sifat bisnis adalah networking, umumnya orang yang sukses telah memiliki jaringan luas.

3. Tidak perlu skill khusus, sebab pola marketingnya cenderung mengikuti perusahaan pemilik MLM.

4. Jaringan luas, jaringan tidak sebatas nasional saja melainkan internasional.

5. Pertemuan rutin antara orang senior (upline) dengan junior (downline) melalui sistem sharing pengalaman untuk memotivasi kemajuan bisnis tersebut.

o Kekurangan Bisnis MLM :

1. Harga produk cenderung lebih mahal dibandingkan produk sejenis yang dijual dengan sistem konvensional.

2. Negara kehilangan devisa, karena produk yang dijual tersebut sebagian adalah produk impor.

3. Pemegang bisnis MLM sekalipun telah menduduki posisi atas, dapat kembali terjun ke level bawah.

4. Informasi produk sering tidak jujur.

(18)

X. UNSUR-UNSUR UTAMA BERWIRAUSAHA

1. Modal. Uang adalah unsur utama untuk memulai usaha, namun jangan dijadikan penghalang untuk memulai berwirausaha.

2. Lokasi. Tempat harus mudah dikunjungi, dihubungi dan dicari. Lokasi yang strategis harus menjadi pertimbangan utama dalam hal bisnis awal.

3. Pelanggan. Pelanggan adalah sumber pendapatan dan

keuntungan. Pelanggan yang puas bukan hanya kembali lagi, melainkan akan mengajak orang lain yang akan diharapkan menjadi pelanggan baru. Seorang wirausahawan, harus bisa menjaga pelanggan tersebut agar tetap menjadi pelanggan loyal, wirausahawan juga harus peduli terhadap komplain sekecil apapun (zero complain).

4. Rekan/Mitra Bisnis. Kepercayaan, kesetiaan dan kejujuran adalah modal penting untuk menjaga mitra usaha (jujur kepada mitra pemasok bahan baku, pelanggan, pemerintah, dan para pemaku kepentingan bisnis lainnya), dengan menerapkan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak atau prinsip win win solution.

XI. SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG USAHAWAN SUKSES

1. Berani. Keberanian merupakan modal utama, terutama berani memutuskan untuk mengubah paradigma setelah lulus kuliah bukan menjadi pegawai melainkan entrepreneur. 2. Jujur. Kejujuran merupakan mata uang yang laku

dimana-mana, jujur kepada mitra/pemangku kepentingan usaha kita (pembeli, pelanggan, pemasok, pemerintah, atau calon pembeli lainnya.)

3. Tekun. Wirausahawan harus tetap tekun pada saat bisnis mengalami guncangan.

4. Ulet. Keuletan menjadi modal utama agar tetap tahan

banting dan tahan lama dalam kondisi apapun, baik kondisi krisis maupun tidak.

5. Sabar. Ini menjadi penentu dalam keberlanjutan usaha. Orang yang tidak sabar sering mendorong melakukan

(19)

kecurangan agar memperoleh pendapatan besar dalam jangka pendek, dan tidak memikirkan bisnis jangka panjang. 6. Tabah. Ketabahan diperlukan terutama pada saat usaha

mengalami pasang surut.

7. Positif. Berpikir positif akan mendorong dan memacu pengusaha untuk meningkatkan usahanya.

8. Rendah hati. Menjadi modal bagi pengusaha, terutama terhadap mitra usaha bahwa wirausaha tersebut dapat dijadikan mitra usaha dalam jangka panjang. Sebab orang yang rendah hati, akan menyenangkan bagi mitra usaha. 9. Kemauan (daya juang tinggi). Sikap ini akan mendorong

percepatan usaha tersebut untuk mau maju.

10.Tanggung jawab. Pengusaha yang memiliki rasa tanggung jawab akan menata usahanya lebih hati-hati dan penuh tanggung jawab terhadap mitra dan para pegawainya.

XII. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA ARTISAN DAN OPORTUNIS

1. Karakteristik Wirausaha Artisan : a. Latar belakang : pelatihan teknikal. b. Pendekatan yang paternalistik. c. Enggan mendelegasikan wewenang. d. Pandangan strategi yang sempit. e. Usaha penjualan personal.

f. Perencanaan jangka pendek. g. Pencatatan yang sederhana. 2. Karakteristik Wirausaha Oportunis :

a. Latar belakang : pendidikan formal. b. Pendekatan masalah lebih ilmiah.

c. Memiliki keinginan mendelegasikan wewenang. d. Pandangan strategi lebih luas.

e. Pendeketan pemasaran yang lebih diversifikatif. f. Perencanaan jangka panjang.

Referensi

Dokumen terkait