• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tembok Penahan Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tembok Penahan Tanah"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Click to edit Master subtitle style

6/28/12

Bab VI

(2)

6/28/12

Pengertian

Tembok penahan adalah suatu

bangunan

yang

dibangun

untuk

mencegah keruntuhan tanah yang

curam

atau

lereng,

melindungi

kemiringan tanah, dan melengkapi

kemiringan dengan pondasi yang kokoh.

(3)

6/28/12

Macam-macam tembok

penahan

Tembok Penahan Tembok Batu dan Yang Berupa Balok

Jenis ini digunakan untuk mencegah keruntuhan tanah apabila tanah asli di belakang tembok cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil. Terbagi menjadi penembokan kering ( dry masonry ) dan penembokan basah ( water masonry ). Dibagi juga menjadi penembokan tak searah dan searah tergantung cara penterasan. Biaya pekerjaan rendah dan pelaksanaan mudah dilakukan sesuai sumbu jalan.

Tembok Penahan Beton Type Gravitasi ( Type Semigravitasi )

Bertujuan memperolaeh ketahanan berat terhadap tekanan tanah dengan berat sendiri. Bentuk sederhana dan pelaksanaan mudah sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak yerlalu tinggi atau tanah pondasinya baik.

Tembok Penahan Beton Dengan Sandaran ( Lean Against Type )

Jenis ini direncanakan supaya keseimbangan tetap terjaga dengan keseimbangan berat sendriri, badan tembok dan tekanan tanah pada permukaan bagian belakang ( dorongan dari dua gaya tersebut ). Volume beton lebih ekonomis dan bias digunakan dengan jangkauan yang luas, tetapi tidak bias digunakan bila tanah pondasi tidak kuat dan mudah tergelincir.

(4)

6/28/12

Tembok Penahan Beton Bertulang dengan Balok Kantiliver

Tersusun darisuatu tembok memanjang dan suatu pelaat lantai. Masing-masing berlaku senagai balok Kantilever dan kemantapan dari tembok didapatkan dengan berat sendiridan berat tanah di atas tumit pelat lantai.Relatif ekonomis dan mudah jadi bias dipakai dalam jangkauan luas.

Tembok Penahan Beton Bertulang dengan Penahan ( Buttress )

Dibangun pada sisi tembok di bawah tanah tertekan untuk memeperkecil gaya irisan yang bekerja pada tembok memanjang dan pelat lantai. Hanya membutuhkan sedikit bahan. Digunakan untuk tembok penahan yang cukup tinggi dengan pelaksanaan yang cukup sulit.

Tembok Penahan Beton Bertulang dengan Tembok Penyokong

Tembok penyokong yang berhubungan dengan penahan ditempatkan pada sisi yang berlawanan dengan sisi dimana tekanan tanah bekerja. Berat tanah diatas bagian tumit pelat lantai tidak digunakan untuk menjadi kemantapan, maka diibutuhkan pelat lantai yang besar.

Tembok Penahan Khusus

Jenis ini dibagi menjadi tembok penahan macam rak, type kotak, terbuat di pabrik, menggunakan jangkar, cara penguatan tanah, dan berbentuk Y terbalik.

(5)
(6)

6/28/12

Hal-hal Dasar Dalam

Merencanakan Tembok Penahan

Beban yang dipakai untuk perencanaan :

Berat sendiri tenbok penahan :

Berat sendiri tembok penahan yang digunakan dalam perhitungan kemantapan (stability) adalah berat tembok penahan itu sendiri dan berat tanah pada atas tumit pelat lantai seperti diperlihatkan pada gambar 6.4, dalam hal dipakai tembok penahan type balok kantilever.

Tekanan tanah :

Tekanan tanah dicari seperti pada pasal mengenai tekanan tanah.

Beban pembebenan :

Apabila permukaan tanah di belakang dinding akan digunakan untuk jalan raya atau lainnya, maka pembebanan itu harus dimasukkan dalam perhitungan.

Beban lainnya :

Beban lainnya seperti daya apung dan tekanan air bila disebutkan maka beban itu harus dimasukkan dalam perhitungan.

(7)

6/28/12

Kemampuan tembok penahan:

a)

Kemantapan terhadap guling

b)

Kemantapan terhadap longsor

c)

Kemantapan dalam daya dukung tanah

pondasi

d)

Kemantapan keseluruhan sistem

termasuk penanggulan/pengisian pada

bagian belakang dan tanah pondasi

(8)

6/28/12

Pendekatan Terhadap Perencanaan

Bermacam-macam Tembok Penahan dan Contoh-contoh

Perencanaan

1.Tembok

penahan

tembok batu

(

stone

masonry)

dan

pasangan

balok (

balok

work)

:

Struktur

dasar

dari tembok

penahan

ini

seperti

diperlihatkan

pada gambar 6.6.

Pondasi tidak

terkukuhkan oleh

ketahanan

monolit

seperti

halnya pada

tembok penahan

beton, tetapi oleh

sifat

saling

mengait tiap balok

atau

batu.

Apabila

sesuatu sebab

keseimbangan

tersebut hilang,

akan

tejadi

penggembungan

permukaan

tembok

atau

copotnya

batu, dan akhirnya

berakibat

terjadinya

keruntuhan.

Gambar 6.6 : Tembok batu dan pasangan balok

(9)

6/28/12

2.

Tembok

penahan type

gravitasi

(gravity type)

Pada tembok

penahan tanda

type gravitasi,

maka dalam

perencanan harus

tidak terjadi

tegangan tarik

pad setiap irisan

badannya.

Mengingat

bentuk dan ukuran

badannya, lebih baik

perhatikan hal-hal

berikut ini (gambar

6.7)

Pada umumnya

lebar pelat lantai

B dianggap antara

0,5H – 0,7H dari

tinggi tembok

penahan.

Lebar bagian

puncaknya B’

dianggap lebih

dari 0,2m dari

titik pelaksanaan.

Bila dibuat pagar

pengaman maka

ditetapkan lebih

dari 30cm.

Gambar

6.7

Bentuk

penahan

tanah

type

gravitasi

(10)

6/28/12

Tabel 6.1 Tinggi tegak lurus,

perbandingan kemiringan tebing dan

panjang balok (batu)

Tinggi tegak lurus (m) 0 – 1,5 1,5 – 3,0 3,0 – 3,5 5,0 – 7,0 Kemiringan lereng Penaggulan 1 : 0,3 1 : 0,4 1 : 0,5 1 : 0,6 Pemotongan tanah 1 : 0,3 1 : 0,3 1 : 0,4 1 : 0,5 Panjang balok (batu) (cm)

pasangan batu kering 35 35 – 45 - - Pasangan batu dengan

adukan (hanya badan yang diisi)

25 35 – 45 45 - Pasangan batu adukan

(pengisian badan dan pengisian belakang) 25 x 5* = 30 (25 – 35) + 10* = 35 - 45 (35 – 45) + 15* = 50 - 60 (35 – 45 ) + 20* = 55 - 65

(11)

6/28/12

Tinggi tegak lurus (m) 0 – 1,5 1,5 – 3,0 3,0 – 5,0 5,0 – 7,0

Tebal (cm)

Bagian atas 20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 – 40 Bagian

bawah 30 - 60 45 - 75 60 - 100 80 – 120

(12)

6/28/12

Contoh perencanaan diperlihatkan

dibawah ini :

a) Kondisi perencanaan :

Ø

Tinggi tembok penahan dan kondisi

permukaan belakang (lihat gamabar 6.8)

Tekstur tanah :

Tanah berpasir dengan permeabilitas

rendah/kecil termasuk juga lanau dan

lempung (s = 1,9 t/m3)

Tekanan tanah : berdasarkan rumus

terzaghi

Ø

Tegangan satuan yang diijinkan

Beton (berat sendiri c = 2,35 t/m3)

Kekuatan rencana : ck = 180 kg/cm2

Tegangan tekan lentur yang diijinkan :

ca = 60 kg/cm2

Tegangan geser yang diijinkan : a = 8

kg/cm2

Ø

Faktor keamanan

Titik peralihan : titik kerja resultante

dianggap berada dalam daerah sepertiga

lebar pelat lantai dari pusat pelat lantai.

Daya dukung yng diijinkan : Qa = 15

t/m2

(13)

6/28/12

b) Berat sendiri dan tekanan tanah :

Apabila penampang dibagi dalam beberapa

penampang seperti pada gambar 6.9 dan berat

sendiri tiap penampang ditetapkan sebagai W1 –

W8 dan jarak mendatar dari titk A ke pusat gaya

berat masing-masing penampang ditetapkan

berturut-turut sebagai 11-18, maka hasilnya

disusun seperti pada tabel 6.3.

Untuk tekanan tanah, koefisien tekanan tanah

dicari dari gambar tekanan tanah terzaghi

(gambar 6.10).

Karena tekstur dari permukaan tanah

dipermukaan belakang adalah (2) seperti yang

telah diuraikan maka dengan membaca titik

perpotongan (2) dengan 1;2 akan didapatkan:

(14)

Click to edit Master subtitle style

6/28/12

Gambar 6.7 Bentuk penahan tanah type gravitasi

Gambar 6.8 Bentuk penampang dan kondisi permukaan belakang

(15)

6/28/12

Gambar 6.9 Pembagian

penampang

(16)

6/28/12

Tabel 6.3 momen terhadap titik A

i

Wi

Ii

Wi.Ii

1

2

3

4

5

6

7

8

2,400 x 0,500 x 2,35

1,900 x 0,200 x 2,35

0,500 x 0,200 x ½ x

2,35

0,500 x 3,300 x ½ x

2,35

0,300 x 3,300 x 2,35

1,100 x 3,300 x ½ x

2,35

1,100 x 3,300 x ½ x

1,9

1,100 x 0,550 x ½ x

1,9

2,82

0,89

0,12

1,94

2,33

4,27

3,45

0,57

1,200

1,450

0,333

0,833

1,150

1,667

2,033

2,033

3,38 1,29 0,04 1,62 2,68 7,12 7,01 1,16 ∑

16,39

24,30

Kh = 0,27 t/m3 : Kv = 0,35 t/m3

Seterusnya,

Pv = Kv . /2 = 0,35 x /2 = 3,62 t/m

Ph = Kh . /2 = 0,72 x /2 = 7,45 t/m

Titik kerja pada ketinggian H/3 = 4.55/3 = 1,51 m,

dari dasar.

(17)

Click to edit Master subtitle style

6/28/12

 c)

Analisa kemantapan (stability) :

Momen terhadap titik A pada gambar 6.9 dan gaya pada tabel 6.4. oleh karena itu titk kerja resultante dihitung dari titk A adalah sebagai berikut :

(18)

6/28/12

Tabel 6.4 ikhtisar gaya terhadap titik

A

Berat sendiri total Gaya vertikal 1,639 Jarak mendatar -Momen tahan Mr 24,30 Gaya mendatar -Jarak vertikal -Momen guling Mo

-Tekana

tanah

vertikal

3,62

2,400

8,69

-

-

-Jarak

mendata

r

-

-

-

7,45

1,51

11,25

20,01

-

32,99

7,45

-

11,25

(19)

6/28/12

d = (

∑Mr – Mo)/W

= (32,99 – 11,25)/20,01=

1,08 m

Akibatnya eksentrisitas dari tengah –

tengah alas titik kerja adalah sebagai

berikut: karena harga dalam daerah

sepertiga lebar pelata lantai dasar

dihitung

dari

tengahnya

maka

kemantapan dapat terjamin.

e = B/2 – d = 2,40/2 – 1,08 = 0,12 m <

B/6=0,4 m

Kemantapan terhadap gelincir adalah

sebagai berikut :

Fs =

Wµ/Ph=(20,01 x 0,6)7,45 =1,61 >

1,5

Dapat ditambahkan, untuk daya dukung,

kemantapan tetap terjamin sebagai

berikut : karena resultante bekerja

dalam daerah sepertiga lebar alas dari

pusat.

q1/q2 = (∑W/B)1 ± (6 x e)/B ± (6 x 0,12)/2,40 =

10,83 t/m2 < Qa

(20)

6/28/12

d)

Perhitungan tegangan beton :

v

Pengamatan irisan pada tumpuan

Apabila irisan N – N dibagi menjadi

beberapa bagian, seperti terlihat pada

gambar 6.11 dan momen tiap bagian

terhadap titik B dihitung maka akan

didapatkan tabel 6.5.

Gambar 6.11 Beban yang bekerja pada

penampang N - N

(21)

6/28/12

§

Kemudian dalam hal ini tekanan tanah

untuk

H= 3,85m

Pv = Kv . /2 = 0,35 x = 2,59 t/m

Ph = Kk . /2 = 0,72 x = 5,33 t/m

§

Titik kerja adalah setinggi 3,85/3 = 1,28

m dari irisan yang disebabkan gaya bekerja

pada titik B dihitung maka akan didapatkan

seperti yang tercantum pada tabel 6.6.

Apabila tegangan dihitung berdasarkan

hasil tersebut, maka hasilnya sebagai

berikut dan kemantapan akan terjamin.

d = (∑Mr –Mo)/∑W = (18,21 – 6,84)/15,15 = 0,75 m

e = 1,9/2 – 0,75 = 0,20 m

σc/σt =(∑W/B) 1 ± (6 x e)/B = (15,15/1,9 1) ± (6 x 0,20)/1,9 =

1,301 kg/cm/0,294 kg/cm

(22)

6/28/12

v

Pengamatan pelat ujung

Apabila momen lentur dan gaya geser

pada irisan A – A dalam gambar 6.12

dicari, maka akan didapat tabel 6.7.

karena SA sama dengan 4,45 t dan MA

sama dengan 1.15 tm, maka

(23)

6/28/12

Tabel 6.5 momen terhadap berat sendiri terhadap titik B

i

Wi

Ii

Wi.Ii

4 0,500 x 3,300 x ½ x

2,35

1,94 0,333

0,64

5 0,300 x 3,300 x

2,35

2,33 0,650

1,51

6 1,100 x 3,300 x ½ x

2,35

4,27 1,167

4,98

7 1,100 x 3,300 x ½ x

1,9

3,45 1,533

5,29

8 1,100 x 0,550 x ½ x

1,9

0,57 1,533

0,87

12,56

13,29

(24)

6/28/12

Tabel 6.6 Ikhtisar keselamatan gaya terhadap titik B

Gaya

vertika

l

Jarak

mendata

r

Momen

tahan

Gaya

horisonta

l

Jarak

vertika

l

Momen

guling

Berat

sendiri

12,56 -

13,29 -

-

-Tekanan

tanah

vertikal

2,59

1,90

4,29

-

-

-Tekanan

tanah

horisont

al

-

-

-

5,33

1,283 6,84

15,15 -

18,21

5,33

-

6,84

(25)

6/28/12

3.

Tembok penahan beton dengan

sandaran

(lean against)

Ø

Kondisi perencana

Tinggi tembok penahan dan kondisi

permukaan belakang apabila suatu jalan raya

sepanjang sisi suatu aliran akan dibangun

kembali, pelaksanan pembangunannya

seringkali harus tetap membiarkan

berlalunya kendaraan bermotor karena jalan

putar tak mungkin didapatkan dalam keadaan

ini.

Tekstur tanah dipermukaan belakang dan

pemakaian rumus tekanan tanah sangatlah

diharapkan untuk mempergunakan

bahan-bahan bermutu baik seperti kerikil atau

pecahan karang berasal dari tempat

pembangunan tersebut (dengan tujuan

pengurangan tekanan tanah karena badannya

lebih ringan).

Berat isi tanah : s = 2,0 t/m3.

Daya dukung yang diijinkan : Qa = 30 t/m2

Kondisi lainnya dianggap sama seperti pada tembok

penahan type gravitasi yang telah diuraikan pada pasal

sebelumnya

(26)

6/28/12

Ø

Penaksiran penampang

Penampang dianggap seperti pada gambar 6.14

dan perhitungan selanjutnya dilakukan per meter

lebar.

Ø

Berat sendiri dan tekanan tanah

Apabila luas penampang badan dihitung dalam

hal seperti pada gambar 6.15 maka akan didapatkan

tabel 6.8. Berat sendiri badan adalah :

wl = 6,0 m x 2,35 t/m3 = 14,.1 t/m

sedangkan jarak dari titik C pusat adalah :

x = 9,84 / 6,0 = 1,64 m

apabila luas penampang bagian pondasi seperti

pada gambar 6.16 dihitung maka akan didapatkan

tabel 6.9

(27)

6/28/12

Gbr. 6.14 Bentuk

(28)

6/28/12

Tabel 6.8 Momen geometris dari luas terhadap titik C

Tabel 6.9 Momen geometris dari luas terhadap titik D

b.h

A

x

A.x

6.00 x 3,40

6,00x 1,80 x

½

6,00 x 3,00

x ½

20,40

Ø 50 Ø 9,00

1,70

0,60

2,40

34,680

Ø 3,240 Ø 21,600 ∑

6,00

9,840

b.h

A

x

A.x

2,30 x 1,00

0,53x 0,148 x ½

(0,5 + 0,47) x

1,00 x ½

2,30

Ø 0,04 Ø 0,05

1,150

0,049

0,051

2,645

Ø 0,002 Ø 0,001 ∑

2,21

Ø 2,640

(29)

6/28/12

Gambar 6.16 Penampang pondasi

untuk perencana

W2 = 2,21 x 2,35 = 5,19 t/m x = 2,64 / 2,21 = 1,95 m

Selanjutnya, tekanan tanah didapat dengan persamaan berikut ini apabila rumus tekanan tanah Coulomb digunakan.

k

(30)

6/28/12

==

Digunakan harga – harga dibawah ini

karena

0 = -16,7º ; α = 0º ; δ =2/3ø dan δ =

23,3º

cos2 0 = cos2 16,7 =0,917

cos2 (ø – 0 ) = cos2 51,7º = 0,384

cos (0 + δ)= cos 6,6º = 0,993

sin (ø + δ)= sin 58,3º = 0,851

sin (ø - 0)= sin 35º = 0,574

cos (x – 0)= cos 16,7º = 0,958

Selanjutnya tinggi ekivalen tanah

karena beban

pembebanan hs adalah :

hs = q/c = 0,5 m

(31)

6/28/12

Gambar 6.17 beban yang bekerja pada

irisan A – A

(32)

6/28/12

Menurut hasil diatas maka tekanan tanah yang bekerja pada tembok dan tinggi garis kerjanya adalah sebagai berikut. (lihat gambar 6.17) P1= γc/2H (H + 2hs) ka = (2,0 x 6,0)/2 (6,0 + (2 x 0,5)) x 0,152 = 6,384

Karena sudut yang dibentuk P1 dengan bidang mendatar adalah δ + 0 = 6,6 °

Komponen gaya mendatar dan gaya vertikal adalah : PH1 = P1 cos β = 6,34 t/m

PV1 = P1 sin β = 0,73 t/m

Sedangkan tinggi garis kerja adalah :

h1 = (h/3) x (H + 3hs)/(H + 2hs) = (6,0/3) x ((6+1,5)/(6+1,0)) Gaya tekan tanah yang bekerja pada pondasi dan tinggi garis kerjanya adalah sebagai berikut (lihat gambar 6.18)

P2 = γc/2 x ho (ho +2h1)ka= (2,0 x 1,0)/2(1,0 + (2x 6,5)) x 0,152 = 2,128 t/m

PH2 = P2 cos β =2,11 t/m PV2 = P2 cos β = 0,24 t/m

(33)

6/28/12

Gambar 6.18 Beban yang bekerja pada bagian pondasi

(34)

Click to edit Master subtitle style

6/28/12

Tabel 6.10 ikhtisar gaya yang bekerja pada irisan a-a

Gaya

vertika

l

Panjan

g kerja

Mome

n

tahan

Gaya

horisont

al

Panjan

g kerja

Momen

guling

Berat

sendiri

tembok

14,10 0,960 13,54

Gaya

vertikal

tekanan

tanah

0,73 1,442 1,05

Gaya

horisont

al

tekanan

tanah

6,34

2,142 13,58

14,83

14,59

6,34

13,58

(35)

6/28/12

Ø Pengamatan terhadap penampang taksiran

Berat sendiri persatuan tembok, gaya luar yang bekerja dan posisi kerja diperlihatkan pada gambar 6.17 dan bila gaya penampang yang dihitung dari titik tengah E pada penampang a-a disusun dalam tabel 14.10.

M = 14,59 – 13,58 = 1,01 tm

e = M/N = 1,01 / 14,83 = 0,068 m

Dianggap bahwa luas penampang dari irisan a-a adalah A1 dan modulus penampang adalah z,

A1= b . h = 1,0 x 1,6 = 1,6 z = b . h2/6 = 0,43

Selanjutnya, tegangan dihitung seperti dibawah ini dan

masing-masing tegangan serat ekstrim lebih kecil daripada harga yang diijinkan supaya kemantapan tetap terjaga.

(36)

6/28/12

Tabel 6.11 ikhtisar gaya irisan pada dasar

pondasi

Gaya

vertika

l (t)

Panjang

kerja (m)

Momen

tahan

(t.m)

Gaya

horisonta

l (t)

Panjang

kerja

(m)

Momen

guling

Momen pada

titik tengah

dari irisan

a-a

1,01

Gaya yang

bekerja

pada titik

tengah dari

irisan a-a

1,483

0,40

5,93

6,34

1,00

6,34

Berat

sendiri

pondasi

5,19

0,095

0,49

Tekana

tanah yang

bekerja

pada

pondasi

0,24

1,10

0,25

2,11

0,488

1,03

20,26

7,19

8,45

7,86

(37)

6/28/12

Ø

Gaya penampang dihitung dari titik tengah O dari

dasar pondasi seperti pada gambar 6.18, dan disusun

pada tabel 6.11

M = 7,19 -7,86 = -0,67 t.m

e = M/N = -0,67/20,26 = -0,033 m<B/6 = 0,367

Melihat hasil diatas maka resultante berada pada

daerah seperti lebar dasar dihitung dari tengah – tengah

dasar, hal ini menjaga kemantapan terhadap guling.

kemudian dapat dihitung reaksi tanah sebagai berikut

:

Harga diatas adalah kurang dari daya dukung yang

diijinkan, oleh karena itu kemantapannya terjaga. Untuk

tergelincir, dihitung dibawah ini, yang juga menghasilkan

kestabilan pula.

(38)

6/28/12

4. Tembok Penahan Type Kantilever

contoh perencanaan tembok penahan type balok kantilever diperlihatkan sebagai berikut :

 Kemiringan muka tembok longitudinal dianggap paling sedikit 1 : 15  Lebar pelat sebagian besar bergerak antara 0,5 sampai 0,8 H

 Secara ekonomis lebih baik apabila pelat ujung diambil H/8

 Dalam perhitungan harga B’ ; C1 ; dan C2 diambil lebih dari 30 cm a) Kondisi perencanaan

Gambar 6.19 beban yang bekerja pada pelat Gambar 6.20 bentuk tembok penahan tanah type balok kantilever

(39)

6/28/12

 Tinggi balok penahan dan kondisi permukaan belakang dapat

dilihat pada gambar 6.12

 Tekstur tanah di belakang dan penggunaan rumus tekanan

dianggap sama dengan contoh perencanaan untuk tembok penahan type gravitasi

 Tekanan yang diijinkan :

Beton bertulang ( berat isi c = 2,5 t/m3)

Kekuatan rencana : σck = 270kg/cm2

Tegangan tekanan akibat lentur : caσ = 70kg/cm2 Tegangan geser : aσ = 8kg/cm2

Tegangan tarik tulangan : saσ = 1600kg/cm2

Faktor keamanan dianggap sama seperti contoh

perencanaan penahan type gravitasi

Daya dukung yang diijinkan dan koefisiensi gesek dasar

(40)

6/28/12 b) Berat sendiri tekanan tanah

Bila penampang dibagi menjadi empat segmen seperti diperlihatkan pada gambar 6.22 dan sebutlah berat sendiri tiap penampang adalah W1 – W4, jarak mendatar dari titik A ke pusat gaya berat tiap penampang adalah I1 –I4, maka akan didapatkan tabel 6.12. Karena dalam hal ini beban pembebanan yang bekerja adalah q = 1,0 maka dengan mengubah beban ini menjadi tebal tanah maka didapatkan,

hs = q/c = 1,0/1,9 = 0,53 m

Kh adalah 0,6 t/m3 dan kv = 0. Dan PH1, PH2yang terlibat pada

gambar 6.22 adalah sebagai berikut :

PH1 = KH . hs = 0,6 x 0,53 = 0,32 t/m

(41)

6/28/12

Resultante tekanan tanah dan tinggi garis

kerjanya adalah :

Gambar pembagian penampang

Gambar

6.21

Bentuk

penampang dan kondisi beban

pada permukaan belakang

(42)

6/28/12

Tabel 6.12 Gaya irisan karena berat

sendiri

i

Wi

Ii

Wi.Ii

1

2

3

4

0,40 x 6,20 x

2,50

0,40 x 6,20 x 1,2

x 2,50

0,80 x 4,00 x

2,50

2,20 x 6,20 x

1,90

6,20

3,10

8,00

25,92

1,60

1,26

6

2,00

2,90

9,92

3,92

16,00

75,168

43,22

105,01

(43)

6/28/12

Tabel 6.13 Ikhtisar gaya irisan terhadap titik A

Gaya

vertika

l

Jarak

mendata

r

Mome

n

tahan

Gaya

horisont

al

Jarak

vertika

l

Momen

guling

Berat

sendiri

43,22

105,01

Beban

pembebana

n

2,20

2,90

6,38

Tekanan

tanah

horisontal

16,94

2,48 42,01

45,42

111,39 16,94

42,01

PH=(PH1+PH2)/2=(0,32+4,52)/7,0=16,94 t/m

he= H/3 x (H+3hs)/(H+2hs)=7,0/3 x (8,59/8,06) =

2,48 m

(44)

6/28/12

c)

Analisa kemantapan

•)

kontrol terhadap guling

titik kerja resultante dihitung dari

titik A adalah

d = (∑Mr – Mo)/∑W= (111,39 –

42,01)/45,42 =1,53 m

besarnya eksentrisitas adalah sebagi

berikut :

e = B/2 – d = 4,0/2 – 1,53 = 0,47 m

;B/6 = 0,67 m

•)

kontrol terhadap gelincir

Koefisien gesekan antara dasar dinding

penahan dan tanah pondasi µ adalah 0,6 ,

perhitungan terhadap gelincir adalah

dibawah ini yang menghasilkan

kemantapan.

Fs = W.µ/pH = 45,42 . 0,6/19,4 = 1,61 >

1,5

•)

kontrol terhadap daya dukung

Karena resultante berada dalam

daerah sepertiga dari tengah dasar,

reaksi tanah menunjukkan distribusi

berbentuk trapesium.

Terlihat bahwa kemantapan tetap

terjaga.

(45)

6/28/12

d) Perencanaan bagian – bagian penampang

•)Gaya penampang yang bekerja pada tembok longitudinal

seperti terlihat pada gambar 6.23, gaya yang bekerja pada tembok longitudinal hanya gaya mendatar maka momen lentur Mx dan Sx pada jarak x dari puncak dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Dari hasil itu maka momen lentur dan gaya geser tiap penampang disusun seperti tabel 6.14

(46)

6/28/12

• Gaya penampang yang bekerja

adalah :

Tabel 6.14 Gaya irisan pada tiap irisan tembok longitudinal

Gambar 6.23 gaya yang bekerja pada tiap irisan

x

Mx (tm)

Sx(t)

2

4

6,2

1,44

8,94

29,94 (=M1)

1,84

6,07

13,50

Gaya yang bekerja pada irisan B – B pada gambar 14.22 adalah berat sendiri pelat ujung dan reaksi tanah. M2 = 15,36 x 0,5 + ½ x 4,00 x 2/3 - 0,8 x 2,5 = 8,013

Ss =((19,36 + 15,36) x 1,0)/2 – 0,8 x 1,0 x 2,5 = 15,36 t

(47)

6/28/12

• Gaya penampang yang bekerja pada pelat tumit

Gaya yang bekerja pada irisan c – c pada gambar 6.23 adalah berat sendiri, berat tanah di atas pelat tumit, beban pembebanan dan tekanan tanah vertikal (dalam hal ini Pv = 0) dengan arah ke bawah dan reaksi tanah dengan arah ke atas.

Q3 = ((12,16 + 3,35)x2,2)/2 = 17,06 t

Titik kerja Q3 dihitung dari irisan penampang c – c : IQ3 = (2,2/3) x (2 x 3,35 + 12,16)/(3,35 + 12,16) = 0,89

Dari hasil di atas maka momen lentur dan gaya pada irisan c – c disusun pada tabel 14.15.

Dari perhitungan di atas didapat bahwa M1 lebih besar dari M3 dan oleh karenanya tidak perlu mengambil M3 sama dengan M1.

(48)

6/28/12

e)

cara menyusun tulangan untuk tembok longitudinal. tabel efektif dx pada setiap titik tembok longitudinalyang terlihat pada :

Tabel 6.15 ikhtisar gaya irisan dari pelat tumit

Wi

xi

Wi.xi

Berat sendiri pelat

tumit

Berat tanah

Beban

pembebanan

Reaksi tanah

4,40

25,92

2,20

-

17,06

1,10

1,10

1,10

0,89

4,84

28,51

2,42

- 15,18

15,46

20,50

(=M3)

Gambar 6.24 Simbol setiap

(49)

6/28/12

Gambar 6.24 dapat dicari dengan persamaan berikut dengan menganggap bahwa lapisan penutup tulangan adalah 8 cm.

dx = b4 + (b2 – b4)X/h3 – 0,08= 0,4 + (0,8-0,4)X/6,22 – 0,08 Selanjutnya, dalam menghitung jumlah batang tulangan yang dibutuhkan pada setiap titk digunakan sa σ = 1600 kg/ dan akan

didapatkan tabel 14.16, hasil ini kemudian diplot dalam bentuk grafik maka akan didapatkan grafik seperti terlihat pada 6.25, yang

menunjukkan jumlah tulangan As pada ujung terbawah dimana harga x sama dengan 4,7 m.

f) Pelat ujung (toe slab) dan pelat tumit (heel slab)

Karena tidak timbul persoalan bila perencanaan penampang

dibuat dengan anggapan sebagai papan kantilever dimana timbul gaya penampang M2 dan S2 pada pelat ujung, M3 dan S3 pada pelat tumit, maka perhitungan untuk pelat – pelat ini tidak

(50)

6/28/12

Tabel 6.16 volume yang dibutuhkan untuk tulangan x d (cm) Mx(kgcm) σsa/d (kg/cm) As(cm2) 2 4 6,2 45 58 72 144000 894000 2994000 63000 81200 100800 2,28 11,00 29,70

Gambar

Gambar  6.6  :  Tembok  batu  dan  pasangan  balok
Gambar  6.7  Bentuk  penahan  tanah  type  gravitasi
Tabel 6.2 Tinggi tegak lurus dan tebal bahan pengisi bagian belakang
Gambar 6.8 Bentuk penampang dan  kondisi permukaan belakang
+7

Referensi

Dokumen terkait

diadakan proses Pengadaan langsung sesuai entang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan diterbitkan Surat Penetapan Penyedia unan Tembok Penahan Dinas Kebuadayaan. Dan

Sehubungan dengan Dokumen Kualifikasi dari perusahaan Saudara untuk Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan/ Supervisi Kegiatan Perbaikan Tembok Penahan Sei Padang

Memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi pada Perusahaan Saudara untuk pekerjaan Pembangunan Tembok Penahan di Kawasan Permukiman Jln. Tarutung

• Bangunan dinding penahan tanah berguna untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil.. • Dinding penahan tanah banyak digunakan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Studi Stabilitas Tembok Penahan Dan Tanah Di Bawah Timbunan Pada Pekerjaan Pembangunan

Konstruksi penahan tanah seperti dinding penahan, dinding bangunan bawah tanah (basement), dan turap baja, pada umumnya digunakan dalam teknik pondasi; konstruksi

Cuaca juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tembok penahan tanah agar pekerjaan dapat terlaksana tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang

• Bangunan dinding penahan tanah berguna untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil.. • Dinding penahan tanah banyak digunakan