• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Analisis dan Perancangan Sistem

2.1.1.1 Pengertian Sistem

“A system is an interrelated set of business procedures (or

components) used within one business unit, working together for some

purpose.” Dikutip dari Valacich (2004:6) Sistem adalah sekelompok

elemen yang saling berhubungan digunakan untuk fungsi bisnis dengan

batasan yang teridentifikasi, yang bekerjasama untuk mencapai beberapa

tujuan.

“A system defined as a set of interrelated components, with a clearly

defined boundary, working together to achieve a common set of objectives

by accepting inputs and producing outputs in an organized transformation

process.” Dikutip dari O’Brien (2008:24), sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang terdefinisi

dengan jelas, bekerjasama untuk memperoleh beberapa tujuan tertentu

dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses

transformasi yang teratur.

Menurut Mulyadi (2001:3) menyatakan, “Sistem pada dasarnya

adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya,

yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap

sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara

rutin terjadi.”

(2)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah kumpulan dari

komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya

membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

“We can define information as data that have been converted into a

meaningful and useful context for specific end users.” Menurut O’Brien

(2005:32), “Informasi adalah data yang ditempatkan pada suatu konteks

yang berarti dan berguna untuk pengguna akhir dari suatu sistem.”

“Information is data that has been processed or reorganized into a

more meaningful for someone. Information is formed from combinations of

data that hopefully have meaning to the recipient.” Dikutip dari Whitten

(2004:27), Informasi adalah data yang telah diproses atau disusun ke dalam

suatu pengertian yang lebih berguna bagi seseorang. Informasi ditunjukkan

dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti bagi si penerima.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:432), “Informasi

adalah :

1. Penerangan

2. Keterangan; Pemberitahuan; Kabar atau Berita

3. Keseluruhan makna yang menunjang amanat, telah terlihat dalam

bagian amanat-amanat itu.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah

diproses atau sudah mempunyai arti dan berguna untuk pengguna khusus.

(3)

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Whitten (2004:12), “An arrangement of people, data,

processes, and information technology that interact to collect, process,

store, and provide as output the information needed to support an

organization.”

Dari kutipan di atas, dapat diartikan bahwa, Sistem informasi adalah

suatu kumpulan orang-orang, data, proses-proses, dan teknologi informasi

yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan memperoleh sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk

mendukung suatu organisasi.

2.1.1.4 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Mulyadi (2001:40), Analisis sistem adalah sebuah tahapan

dalam pengembangan sistem yang akan menghasilkan berbagai dokumen

yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk

mengembangkan sistem tersebut.

“System analysis is the study of an existing system for the purpose of

designing a new or improved system.” Menurut McLeod (2001:128),

“Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan

untuk merancang sistem baru atau diperbarui.”

“System analysis is a problem –solving technique that decomposes a

system into its component pieces for the purpose of studying how well those

component parts work and interact to accomplish their purpose.” Dikutip

dari Whitten (2004:186), Analisis sistem adalah suatu tehnik pemecahan

masalah yang mengubah suatu sistem ke dalam potongan-potongan

(4)

komponen dengan tujuan seberapa baik komponen-komponen tersebut

bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuannya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah

suatu kegiatan penguraian kembali sebuah sistem informasi menjadi

elemen-elemennya dengan tujuan untuk mempelajari kembali kekuatan,

kelemahan, serta solusi yang mungkin diusulkan untuk meningkatkan

kinerja sistem.

2.1.1.5 Pengertian Perancangan Sistem

“System design is a complementary problem-solving technique (to

system analysis) that resembles a system’s component pieces back into a

complete system─hopefully, and improved system. This may involve

adding, deleting, and changing pieces relative to the original system.”

Dikutip dari Whitten (2004:186), Perancangan sistem adalah teknik

komplementer pemecahan masalah (yang bekerjasama dengan system

analysis) yang menyusun kembali komponen-komponen sebuah sistem

kembali ke sistem yang utuh dengan harapan menghasilkan sistem yang

lebih baik. Teknik ini dapat melibatkan penjumlahan, penghapusan dan

perubahan komponen-komponen terhadap sistem yang sebelumnya.

Menurut Mulyadi (2001:51), Perancangan sistem adalah proses

penterjemahan hubungan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan

sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk

dipertimbangkan.

Dari definisi di atas dapat disimpukan bahwa perancangan sistem

adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk menentukan elemen-elemen

dasar di dalam sebuah sistem sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(5)

2.1.1.6 Tahapan Analisis Perancangan

Menurut Edi Purwono (2002:25), tahapan analisis perancangan

terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :

a.

Menentukan secara tepat mengenai sasaran sistem (pengolahan data).

Untuk keperluan ini harus dilakukan pemeriksaan terhadap kebijakan

dan prosedur pengolahan data dan sistem informasi yang diterapkan

pada saat itu.

b. Mempelajari bentuk organisasi perusahaan.

Melakukan studi terhadap organisasi perusahaan, meliputi bagan

perusahaan, uraian jabatan dan pekerjaan, mempelajari aliran data

yang berlangsung di dalam perusahaan tersebut, hubungan dan

keterkaitan fungsi dan pekerjaan di antara bagian dalam organisasi,

serta kemungkinan adanya pihak-pihak yang secara informal memiliki

pengaruh terhadap penyelenggaraan kerja dalam organisasi tersebut.

c.

Menganalisis laporan yang saat ini sudah dihasilkan oleh sistem

pengolahan data yang saat ini berjalan.

Menganalisis isi laporan, bentuk dan jenis frekuensi laporan, siapa

yang membuat laporan tersebut dan siapa saja yang menggunakan

laporan tersebut serta dengan tujuan apakah yang bersangkutan harus

menerima suatu laporan.

d. Melakukan penelitian terhadap penyelenggaraan sistem dan prosedur

yang saat ini dijalankan dalam kegiatan pengolahan data aplikasi

tertentu.

e.

Melakukan evaluasi terhadap efektifitas sistem kini.

Pengambilan kesimpulan dilakukan seraya mengajukan alternatif

sistem baru untuk memperbaiki sistem yang lama.

(6)

2.1.1.7 Tujuan Analisis Perancangan

Tujuan analisis perancangan yang didefinisikan oleh Edi Purwono

(2002:25), adalah sebagai berikut :

a.

Untuk

mengetahui

pengaruh

yang

akan

terjadi

terhadap

penyelenggaraan operasional perusahaan, khususnya yang berkenaan

dengan kebutuhan informasi oleh manajemen.

b.

Agar bisa mengatasi kelambanan dalam sistem yang sekaligus menjadi

sumber ketidakefisienan sistem yang ada.

c.

Untuk memudahkan sistem yang terarah dan memudahkan para

pengguna sistem tersebut dalam menggunakan sistem tersebut.

d.

Untuk mengetahui proses aliran pekerjaan yang berlangsung. Juga

informasi mengenai berapa lama waktu penyelenggaraan suatu jenis

pekerjaan tertentu serta jadwalnya.

2.1.2 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Whitten et al (2004:31), “Object oriented Analysis and Design

(OOAD) is a collection of tools and techniques for systems development that will

utilize object technologies to construct a system and its software.”

Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah kumpulan peralatan dan

teknik untuk pengembangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi objek untuk

mengkonstruksi sebuah sistem dan perangkat lunaknya.

(7)

2.1.3 Workflow Table

“A workflow table is a two-column table that identifies the actors and actions

in a process.” Jones dan Rama (2006:87). Workflow table adalah suatu tabel

berkolom-dua yang menerangkan actors dan actions dalam suatu proses.

2.1.4 Class Diagram

“A class diagram describes a collection of classes and their structural

relationship. UML has class diagrams; they are a central description in

object-oriented analysis and design.” Mathiassen et al (2000:336), Class Diagram

merupakan sebuah diagram yang menggambarkan sekumpulan class-class dan

hubungan strukturalnya. UML class diagram merupakan pusat pendeskripsian dalam

Object Oriented Analysis and Design.

Whitten et al (2004:431). “A class containts the components. The components

are :

a.

Object is something that is or is capable of being seen, touched, or otherwise

sensed and about which users store data and associate behavior.

b.

Attribute is the data that represents characteristics of interest about an object.

c.

Behavior is the set of things that an object can do and that correspond to

function that act on the object’s data (or attributes).”

Komposisi-komposisi yang ada di dalam suatu class yaitu :

1.

Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh atau dirasakan dan

pengguna dapat menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu.

2.

Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah objek.

3.

Behaviour adalah sekumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan

(8)

2.1.5 Use Case

Dikutip dari Jones dan Rama (2006:267), “A use case is a sequence of steps

that occur when an “actor” is interacting with the system for a particular purpose.

An actor can be a person, a computer, or even another system, but we will focus on

human actors. A use case diagram is a graphical presentation that can provide a list

of use cases that occur in an application.”

Melalui kutipan di atas, dapat diterjemahkan sebagai berikut : “Suatu use case

adalah suatu rangkaian dari langkah-langkah yang terjadi ketika seorang actor

berinteraksi dengan sistem untuk tujuan tertentu. Suatu actor dapat menjadi

seseorang, suatu komputer, atau bahkan suatu sistem lain, tapi kita akan fokus pada

human actors. Use case diagram merupakan suatu penyajian grafis yang dapat

menyediakan suatu daftar dari use cases yang terjadi dalam suatu aplikasi.”

“A use-case diagram shows the relationships among actors and use cases.

Actor and use case are the two main elements in the description. They can be

connected to each other, thereby indicating that a given actor participates in a given

use case. Actors and use cases can also be mutually related through the use of

class-diagram structures.” Mathiassen et al (2000:343).

Dari kutipan di atas, dapat diterjemahkan bahwa, Use-case diagram

merupakan sebuah diagram yang menunjukkan hubungan antara actor dan use case.

Actor dan use case adalah dua elemen utama dalam hal ini. Keduanya dapat

berhubungan satu sama lain, dengan demikian menunjukkan bahwa suatu actor

mengambil bagian dalam suatu use case. Actor dan use case dapat juga berhubungan

secara mutual melalui penggunaan struktur kelas diagram itu sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Use case diagram merupakan suatu rangkaian

dari langkah-langkah yang terjadi ketika seorang actor berinteraksi dengan sistem

lain untuk tujuan tertentu sehingga didapat suatu penyajian grafis yang dapat

(9)

menyediakan suatu daftar dari use case yang terjadi juga hubungan actor dan use

case itu sendiri dalam suatu aplikasi. Use case diagram terdiri dari actor dan use

case, dimana actor adalah suatu abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi

dengan sistem target. Sedangkan use case adalah suatu pola untuk interaksi sistem

dan actor.

2.1.6 Activity Diagram

“Activity diagram is a diagram that can be used to graphically depict the flow

of a business process, the steps of use case, or the logic of an object behavior

(method).” Dikutip dari Whitten (2004:450), Activity diagram adalah suatu diagram

yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafik aliran suatu proses bisnis,

langkah-langkah dari use-case, atau logika sikap dari suatu objek (metode).

“The UML activity diagram plays the role of a “map” in understanding

business process by showing the sequence of activities in the process.” Jones dan

Rama (2006:60).

Jones and Rama (2006:61) organize activity diagrams into two types :

1.

The overview diagram presents a high-level view of the business process by

documenting the key events, the sequence of these events, and the information

flows among these events.

2.

The detailed diagram is similar to a map of a city or town. It provides a more

detailed representation of the activities associated with one or two events shown

on the overview diagram.

Diterjemahkan dari kutipan di atas, “Activity diagram adalah sebuah diagram

yang menunjukkan urutan aktivitas dalam sebuah proses.”

(10)

1.

Overview diagram menggambarkan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses

bisnis dengan mendokumentasikan peristiwa penting, urutan dari peristiwa ini

dan informasi yang mengalir di antara peristiwa tersebut.

2.

Detailed diagram mirip dengan peta kota besar satu kota. Detailed diagram

menyediakan penyajian yang lengkap dari aktivitas-aktivitas yang ditunjukkan

pada overview diagram.

“A swimlane is column in an activity diagram that separates activities or

event according to the person or department responsible for the particular event or

activity.” Dikutip dari Jones dan Rama (2006:62), Swimlane merupakan kolom

dalam suatu activity diagram yang memisahkan aktivitas-aktivitas atau event sesuai

orang atau departemen yang bertanggungjawab pada event atau aktivitas tertentu.

2.1.7 Database

“A database is comprehensive collection of related data.” Jones dan Rama

(2006:156). Basis data merupakan kumpulan dari berbagai data yang saling

berhubungan.

“A database is a collection of persistent data that is used by the application

systems of some given enterprise.” Menurut Date (2000:10), Basis data adalah

kumpulan data yang digunakan dalam sistem aplikasi pada beberapa perusahaan.

“A database is a shared collection of logically related data, and a description

of this data, designed to meet the information needs of an organization.” Dikutip dari

Connolly dan Begg (2002:15), Basis data adalah sebuah kumpulan data yang saling

berhubungan secara logis, dan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang didesain

untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi.

(11)

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan kumpulan

data yang saling berhubungan yang digunakan dalam sistem aplikasi perusahaan dan

untuk menemukan data yang diperlukan.

“Benefits of data approach :

a.

The data can be shared

b.

Redundancy can be reduced

c.

Inconsistency can be avoided (to some extent)

d.

Transaction support can be provided

e.

Integrity can be maintained

f.

Security can be enforced

g.

Conflicting requirements can be balanced

h.

Standards can be enforced”

Menurut Date (2000:16), keuntungan basis data adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan data bersama

b. Mengurangi redundancy data atau pengulangan data

c. Menghindari inkonsisten

d. Dukungan transaksi dapat diperoleh.

e.

Integrity dapat dirawat.

f.

Jaminan keamanan

g. Menyeimbangkan kebutuhan yang bertentangan.

h. Standarisasi dapat diadakan.

The disadvantages of database :

a.

Complexity

The provision of the functionally we expect of a good DBMS makes the DBMS

an extremely complex piece of software.

(12)

The complexity and breadth of functionally makes the DBMS an extremely

large piece of software, occupying many megabytes of disk space and

requiring substantial amounts of memory to run efficiently.

c.

Cost of DBMSs

The cost DBMSs varies significantly, depending on the environment and

functionally provided.

d.

Additional hardware costs

The disk storage requirements for the DBMS and the database may necessitate

the purchase of additional storage space.

e.

Cost of conversion

In some situations, the cost of the DBMS and extra hardware may be

significant compared with the cost of converting existing applications to run

on new DBMS and hardware.

f.

Performance

Typically, a files based system is written for a specific applications, such as

invoicing. As a result, performance is generally very good. However, the

DBMS is written to be more general, to cares for many applications rather

than just one. The effect is that some applications may not run as fast as they

used to.

g.

Higher impact of a failure

The centralization of resources increase the vulnerability of the system. Since

all users and applications rely on the avaibility of the DBMS, the failure of

certain components can bring operations to a halt.

Dikutip dari Connolly dan Begg (2002:29), kekurangan dalam penggunaan

basis data adalah:

(13)

a. Kompleksitas

Ketentuan fungsionalitas yang kita harapkan dari DBMS yang baik membuat

DBMS menjadi sepotong perangkat lunak yang kompleks.

b. Ukuran

Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat DBMS menjadi sebuah

perangkat lunak yang luas, memakan begitu banyak megabytes dari kapasitas

disk dan membutuhkan sejumlah memori yang besar untuk berjalan secara

efisien.

c. Biaya DBMS

Biaya DBMS bervariasi secara signifikan, tergantung pada lingkungan dan

fungsionalitas yang diperoleh.

d. Biaya untuk penambahan perangkat lunak

Kebutuhan penyimpanan pada piringan (disk) untuk DBMS dan basis data

mungkin mengharuskan pengguna untuk membeli ruang penyimpanan

tambahan.

e. Biaya konversi

Pada beberapa situasi, biaya dari DBMS dan perangkat keras tambahan

mungkin penting dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk

mengubah aplikasi-aplikasi yang ada untuk beroperasi pada DBMS dan

perangkat keras yang baru.

f.

Performa

Secara khas, suatu file basis data masukkan bagi suatu aplikasi tertentu, seperti

faktur. Sebagai hasilnya, diperoleh performa yang sangat baik pada umumnya.

Bagaimanapun, DBMS dimasukkan untuk lebih biasanya, memelihara banyak

aplikasi daripada hanya satu. Akibatnya adalah beberapa aplikasi mungkin

tidak berjalan secepat sebagaimana biasanya.

(14)

g. Resiko yang tinggi dari gangguan

Sentralisasi sumber daya dengan mudahnya bertambah pada sistem. Sejak

semua pengguna dan aplikasi-aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS

itu sendiri, gangguan terhadap komponen-komponen tertentu dapat terhenti

operasionalnya.

Menurut Connolly dan Begg (2002:293), Proses perancangan basis data dibagi

menjadi 3 tahap utama, yaitu :

1.

Conceptual Database Design

The first phase of database design is called conceptual database design,

and involves the creation of a conceptual data model of the past of the

enterprise that we are interested in modeling. The data model is built using the

information documented in the user’s requirements specification. Conceptual

database design is entirely independent of implementation details such as the

target DBMS software, applications programs, programming language,

hardware platform, or any other physical considerations.

2.

Logical Databse Design

The process of constructing a model of the data used in an enterprise

based on a specific data model, but independent of a particular DBMS and

other physical considerations.

3.

Physical Database Design

The process producing a description of the implementation of the

database on secondary storage; it describes the base relations, file

organizations, and indexes used to achieve efficient access to the data, and

any associated integrity constraints and security measures.

Desain Konseptual Basis Data. Langkah awal dalam desain konseptual basis

data ini adalah dengan membuat model data secara konseptual dari perusahaan

(15)

yang bersangkutan. Data tersebut merupakan informasi mengenai perusahaan.

Dalam menentukan model data secara konseptual data yang tidak termasuk

dalam sasaran DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, dan masalah

dalam pembuatan basis data.

Desain Logis Basis Data. Desain logis basis data adalah proses konstruksi

suatu informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan sebuah

model yang spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan

pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya.

Desain Fisik Basis Data. Desain fisik basis data merupakan proses pembuatan

tugas akhir dari implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder;

fase ini mendeskripsikan dasar relasi, berkas organisasi, dan indeks untuk

mencapai akses data yang efisien, dan beberapa batasan hubungan yang utuh

dan tingkatan keamanan.

2.1.8 Sistem Basis Data

“A database system is basically a computerized record-keeping system; it is a

computerized system whose overall purpose is to share information and to allow

users to retrieve and update that information on demand .” Date (2000:5).

Menurut Date, Sistem basis data adalah suatu sistem terkomputerisasi yang

mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi, dan memperbolehkan users untuk

memperbaiki dan memperbaharui informasi yang diminta pada saat yang dibutuhkan.

2.1.9 Database Management System (DBMS)

“DBMS (Data Base Management System) is a set programs that enables the

user to store, modify, and extract information from a database.” Menurut Jones dan

(16)

Rama (2006:181), Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu set program yang

memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mengatur, dan mengutip informasi dari

suatu basis data.

“Database Management System is a software system that enables users to

define, create, maintain, and control access to the database.” Connolly dan Begg

(2002:16).

Dikutip dari Connolly dan Begg, Database Management System (DBMS)

merupakan suatu sistem piranti lunak yang membuat pemakai dapat mendefinisikan,

menciptakan, mengatur, dan mengontrol akses ke dalam basis data. DBMS

menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut :

a.

Data Definition Language (DDL) : memperbolehkan pemakai untuk membuat

spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis data, struktur data dan constraint data

untuk disimpan dalam basis data.

b.

Data Manipulation Language (DML) : memperbolehkan pemakai untuk

memasukkan, memperbaharui, menghapus, dan mengirim atau mengambil data

dari basis data.

2.1.10 Event

“An event is a logical unit of work that must be completed as a whole. An

event is triggered by a discrete input and is completed when the process has

responded with appropriate outputs.” Whitten (2004:349) menerangkan, Event

merupakan suatu unit kerja yang logis yang pasti melengkapi sebagai satu kesatuan.

Suatu event digerakkan oleh suatu input tersendiri dan terlengkapi ketika proses

tersebut telah merespon dengan output yang tepat.

(17)

“Events are activities that happen at a particular point in time.” Jones dan

Rama (2006:4). Dari kutipan , dapat diterjemahkan, “Events adalah aktivitas-aktivitas

yang terjadi pada suatu titik waktu tertentu.”

Dari dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu aktivitas

yang logis yang terjadi pada suatu titik waktu tertentu yang pasti melengkapi antara

satu aktivitas dengan aktivitas lainnya sebagai satu kesatuan.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Definisi Jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:204), Layanan adalah suatu aktivitas

pada setiap kegiatannya menawarkan satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

2.2.1.1 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:225-226),

Karakteristik-karakteristik jasa adalah :

1.

Intangibility

Jasa tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dicium

sebelum dibeli.

2.

Inseparability

Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia manapun.

3.

Variability

Kualitas layanan tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan,

dimana, dan bagaimana.

(18)

Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan di kemudian hari atau

digunakan.

2.2.2 Definisi Penyewaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1057) Penyewaan adalah :

a. Pemakaian sesuatu dengan membayar uang sewa.

b. Uang yang dibayarkan karena memakai atau meminjamkan sesuatu

c. Yang boleh dipakai dengan membayar dengan uang.

2.2.3 Definisi Jasa Penyewaan

Berdasarkan kutipan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kotler dan

Amstrong, dapat disimpulkan bahwa jasa penyewaan adalah suatu aktivitas pada

setiap kegiatan sewa yang menawarkan satu pihak ke pihak lain yang dibayar dengan

tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, sifatnya tidak berwujud.

2.2.4 Definisi Formulir

Dikutip dari Mulyadi (2001:75), Formulir adalah secarik kertas yang memiliki

ruang untuk diisi. Formulir sering pula disebut dengan dokumen.

2.2.4.1 Manfaat Formulir

Menurut Mulyadi (2001:78), Dalam perusahaan, formulir bermanfaat

untuk :

a.

Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

b.

Merekam data transaksi bisnis perusahaan.

c.

Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua

kejadian dalam bentuk tulisan.

(19)

d.

Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam

organisasi yang sama atau ke organisasi lain.

Menetapkan Tanggung Jawab Timbulnya Transaksi Bisnis Perusahaan.

Dalam suatu organisasi, setiap transaksi terjadi karena adanya otorisasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk melaksanakan transaksi tersebut.

Pelaksanaan wewenang tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk

tertulis dengan menggunakan formulir. Dalam formulir, setiap orang yang

bertanggungjawab atas terjadinya transaksi membubuhkan tanda tangan atau

paraf, sebagai bukti pertanggungjawaban pemakaian wewenang atas

pelaksanaan transaksi yang terjadi. Dengan demikian formulir digunakan

dalam organisasi untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi.

Untuk Merekam Data Transaksi Bisnis Perusahaan. Formulir berfungsi

sebagai alat untuk merekam data yang bersangkutan dengan transaksi. Semua

data yang diperlukan untuk identifikasi transaksi direkam pertama kali dalam

formulir. Seperti telah disebutkan di atas, dalam transaksi penjualan tunai

misalnya, perusahaan memerlukan data berikut ini untuk direkam dalam

formulir faktur penjualan tunai :

a.

Tanggal penjualan,

b.

Nama wiraniaga (dan kodenya) yang melayani penjualan.

c.

Nama barang yang dijual.

d.

Kuantitas barang yang dijual.

e.

Harga jual per satuan.

f.

Total harga jual setiap jenis barang yang dijual.

g.

Total harga jual semua barang yang dijual.

h.

Tanda tangan wiraniaga yang melaksanakan penjualan.

i.

Tanda penerimaan kas dari Bagian Kas.

(20)

j.

Tanda penyerahan barang kepada pembeli.

k.

Tanda pencatatan transaksi penjualan dalam catatan akuntansi.

Semua data tersebut perlu direkam dalam formulir, sebagai bukti telah

dilaksanakannya transaksi penjualan tunai. Dengan demikian, perancang

formulir perlu menyediakan ruang dalam formulir faktur penjualan tunai

untuk memungkinkan perekaman semua data tersebut (lihat Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Faktur Penjualan Tunai

Untuk Mengurangi Kemungkinan Kesalahan dengan Cara Menyatakan

Semua Kejadian dalam Bentuk Tulisan. Semua perintah pelaksanaan atau

transaksi perlu ditulis dalam suatu formulir untuk mengurangi kemungkinan

kesalahan. Jika misalnya order pembelian barang X sebanyak 100 ton

disampaikan secara lisan oleh Kepala Bagian Pembelian, kemungkinan order

ini diterima salah oleh pemasok adalah besar. Oleh karena itu, order

No. 7689076

FAKTUR PENJUALAN TUNAI

Tgl.: _____

No.

Urut. Kode Barang Nama Barang Satuan Harga Satuan Kuantitas

Jumlah Harga

Jumlah

Nama Pramuniaga

No. Kode

_______________

________

______________________

(21)

pembelian yang disampaikan secara lisan, untuk mengurangi kemungkinan

kesalahan, biasanya diusul kemudian dengan pengiriman surat order

pembelian kepada pemasok.

Untuk Menyampaikan Informasi Pokok dari Orang Satu ke Orang Lain

di dalam Organisasi yang Sama atau ke Organisasi Lain. Formulir

berfungsi pula sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern

organisasi atau antarorganisasi. Bagian Gudang menggunakan formulir surat

permintaan pembelian untuk memberitahu Bagian Pembelian bahwa Bagian

Gudang memerlukan barang dengan spesifikasi dan kuantitas seperti yang

ditulis dalam formulir tersebut.

2.2.4.2 Golongan Fomulir Menurut Sumbernya

Dikutip dari Mulyadi (2001:80), Formulir yang digunakan dalam suatu

organisasi dapat digolongkan menurut sumbernya. Menurut sumbernya,

formulir dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

a.

Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan.

b.

Formulir yang dibuat dan dikirimkan kepad pihak luar perusahaan.

c.

Formulir yang diterima dari pihak luar perusahaan.

Formulir yang Dibuat dan Disimpan dalam Perusahaan. Formulir ini

dibuat dalam perusahaan, digunakan secara intern, dan kemudian disimpan

dalam perusahaan. Contoh formulir ini adalah : surat permintaan pembelian,

memo kredit, memo debit, kartu jam kerja, bukti permintaan dan pengeluaran

barang gudang.

Formulir yang Dibuat dan Dikirimkan kepada Pihak Luar Peruahaan.

Formulir ini dibuat dalam perusahaan dan digunakan untuk menyampaikan

informasi kepada pihak luar perusahaan. Contoh golongan formulir ini

(22)

adalah : faktur penjualan tunai, faktur penjualan kredit, surat order

pembelian, surat permintaan penawaran harga, bukti kas keluar, dan surat

order penjualan.

Formulir yang Diterima dari Pihak Luar Perusahaan. Formulir ini

diterima dari pihak luar sebagai akibat dari transaksi bisnis antara perusahaan

dengan pihak luar tersebut. Contoh golongan formulir ini adalah : faktur

pembelian, surat order dari pembeli, pernyataan piutang yang diterima dari

kreditur, dan rekening koran bank (bank statement).

2.2.4.3 Golongan Formulir Menurut Tujuan Penggunaannya

Dikutip dari Mulyadi (2001:81), Pada dasarnya formulir dapat dibagi

menjadi dua menurut tujuan penggunaannya :

1.

Formulir yang Dibuat untuk Meminta Dilakukannya Suatu

tindakan. Formulir dalam golongan ini digunakan oleh suatu unit

organisasi untuk meminta unit organisasi lain melakukan sesuatu untuk

kepentingan unit organisasi peminta. Sebagai contoh adalah formulir

surat permintaan pembelian. Formulir ini digunakan oleh Bagian

Gudang untuk meminta Bagian Pembelian melaksanakan transaksi

pembelian guna memenuhi kebutuhan persediaan barang di Bagian

Gudang. Contoh lain formulir yang termasuk dalam golongan ini

adalah:

Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang (materials

requisition)

Surat permintaan penawaran harga (price quotation)

Memo kredit dan memo debit (debit or credit memo)

(23)

2.

Formulir yang Digunakan untuk Mencatat Tindakan yang Telah

Dilakukan. Formulir dalam golongan ini digunakan untuk merekam

data transaksi yang telah dilaksanakan. Sebagai contoh adalah formulir

laporan penerimaan barang. Formulir ini digunakan oleh Bagian

Penerimaan untuk mencatat data barang yang diterima dari pemasok.

Contoh formulir lain yang termasuk dalam golongan ini adalah :

Faktur penjualan

Faktur pembelian

Kartu jam kerja

Surat muat (bill of lading)

Pernyataan piutang (account receivable statement)

2.2.4.4 Prinsip Dasar yang Melandasi Perancangan Formulir

Dikutip dari Mulyadi (2001:81), Dalam merancang suatu formulir,

prinsip-prinsip berikut ini perlu diperhatikan :

1.

Sedapat mungkin manfaatkan tembusan atau copy formulir.

2.

Hindari duplikasi dalam pengumpulan data.

3.

Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin.

4.

Masukkanlah unsur internal check dalam merancang formulir.

5.

Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan

digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar.

6.

Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi.

7.

Beri nomor untuk identifikasi formulir.

8.

Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir, jika

formulir lebar digunakan, untuk memperkecil kemungkinan salah

pengisian.

(24)

9.

Cetaklah garis pada formulir, jika formulir akan dilakukan dengan

mesin ketik, garis tidak perlu dicetak karena mesin ketik akan dapat

mengatur spasi sendiri, dan juga jika bergaris, pengisian formulir

dengan mesin ketik akan memakan waktu yang lama.

10.

Cantuman nomor urut tercetak

11.

Rancanglah fromulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisi hanya

membubuhkan tanda √, atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak,

untuk menghemat waktu pengisiannya.

12.

Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau

dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah dengan

kertas tanpa karbon (carbonless paper).

13.

Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut

blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait.

2.2.4.5 Keadaan yang Mendasari Perlunya Penggunaan Formulir

Dikutip dari Mulyadi (2001:86), Ada 4 keadaan yang mendasari

perlunya penggunaan formulir :

1.

Jika suatu kejadian harus dicatat, maka formulir perlu digunakan.

2.

Jika informasi tertentu harus dicatat berulangkali, penggunaan formulir

akan mengurangi waktu penulisan informasi tersebut.

3.

Jika berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan dalam

tempat yang sama, untuk memudahkan pengecekan yang cepat

mengenai kelengkapan informasinya, maka formulir harus digunakan.

4.

Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya transaksi,

(25)

Jika Suatu Kejadian Harus Dicatat. Jika suatu peristiwa perlu dicatat,

maka diperlukan formulir untuk merekamnya. Misalnya suatu perusahaan

perlu mencatat transaksi penjualan tunai yang dilakukannya setiap hari.

Untuk itu perusahaan tersebut perlu menciptakan formulir faktur penjualan

tunai untuk merekam transaksi tersebut setiap harinya.

Jika Suatu Informasi Tertentu Harus Dicatat Berulang Kali. Jika suatu

informasi harus dicatat berulangkali, penggunaan formulir akan mengurangi

waktu penulisan informasi tersebut. Sebagai contoh, jika setiap kali

mengajukan permintaan pembelian, Bagian Gudang harus menuliskan nama

barang, spesifikasi, kuantitas, dan sifat permintaan (biasa, segera, atau

mendesak), maka perlu dibuat formulir dengan kolom-kolom untuk

menampung informasi tersebut, sehingga mengurangi waktu penulisan

informasi yang harus disampaikan oleh Bagian Gudang kepada Bagian

Pembelian.

Jika Berbagai Informasi yang Saling Berhubungan Perlu Disatukan

dalam Tempat yang Sama. Untuk dapat memenuhi permintaan pembelian

yang diajukan oleh Bagian Gudang, Bagian Pembelian memerlukan

informasi lengkap mengenai nama barang yang akan dibutuhkan, spesifikasi

kuantitas, dan kapan barang tersebut diperlukan. Semua informasi tersebut

perlu disatukan di tempat yang sama untuk memungkinkan Bagian

Pembelian melaksanakan pemesanan kepada pemasok dengan benar. Untuk

memudahkan pengecekan secara cepat mengenai kelengkapan informasi

tentang barang yang diminta oleh Bagian Gudang, maka formulir surat

permintaan pembelian harus digunakan.

Jika Diperlukan Penetapan Tanggung Jawab Terjadinya Transaksi.

Seperti telah disebutkan di atas, formulir digunakan untuk menetapkan

(26)

tanggung jawab terjadinya transaksi. Jika tanggung jawab terjadinya

transaksi akan dibebankan kepada seseorang, diperlukan formulir untuk

merekam pertanggungjawaban pelaksanaan transaksi tersebut.

2.2.4.6 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang

Formulir

Dikutip dari Mulyadi (2001:90), Dalam merancang suatu formulir,

seorang analis sistem harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

1.

Siapa yang memerlukan atau akan mendapat informasi yang dicatat di

dalam formulir-formulir tersebut? Hal ini akan menentukan berapa

lembar formulir tersebut harus dibuat.

2.

Adakah formulir lain yang sekarang dirancang atau sekarang digunakan

berisi informasi yang sama? Jika ya, apakah ada kemungkinan

menyatukan informasi di dalam formulir yang dirancang ini dengan

formulir lain tersebut? Banyak perusahaan yang membuat faktur

penjualan, surat muat (bill of lading), slip pembungkus (packing slip)

dan surat order pengiriman dalam 1 kali penulisan.

3.

Apakah elemen-elemen yang harus dicantumkan di dalam formulir

telah disusun menurut urutan yang logis? Hal ini akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengisian formulir dan akan

mengurangi waktu pengisian dan penggunaan formulir.

4.

Apakah formulir tersebut akan memerlukan penulisan dengan tangan

atau pemrosesan dengan mesin, atau kedua-duanya? Hal ini akan

menentukan lebar spasi dan penggunaan garis atau hanya spasi saja.

(27)

5.

Apakah formulir tersebut akan diisi dengan pensil, tinta, mesin ketik

atau mesin khusus atau dengan proses penggandaan yang lain? Hal ini

akan menentukan jenis dan mutu kertas yang akan digunakan serta

jumlah ruang yang harus disediakan untuk memungkinkan pencatatan

informasi.

6.

Apakah formulir tersebut akan disimpan di dalam suatu arsip? Hal ini

akan menentukan mutu kertas yang harus digunakan, ukuran kertas, dan

preforasi yang harus dibuat, jika hal ini diperlukan.

2.2.4.7 Informasi yang Diperlukan dalam Merancang Kembali Suatu

Formulir

Dikutip dari Mulyadi (2001:91), Formulir yang digunakan oleh

perusahaan perlu ditinjau secara periodik untuk menentukan perlu tidaknya

diadakan penyempurnaan, penggantian, atau penghentian pemakaian

formulir yang sekarang digunakan. Untuk itu perlu dilakukan survei guna

mengumpulkan informasi :

a.

Yang bersangkutan dengan formulir itu sendiri, misalnya mengenai

isinya, jumlah lembar tembusannya, dan jenis kertas yang digunakan.

b.

Yang bersangkutan dengan kegiatan penyediaan, pengisian, dan

pencatatan informasi dari formulir tersebut.

2.2.5 Definisi Laporan

“A report is a formatted and organized presentation of data.” Jones dan Rama

(2006:201). Laporan merupakan suatu penyajian data yang tersusun dan

terkoorganisir.

(28)

Jones dan Rama (2006:212), Four models of reports based on the organization

of the data in the reports :

a.

Simple list reports,

b.

grouped detail report,

c.

summary report, and

d.

single entity report.

Empat model dasar laporan dalam organisasi :

a.

Laporan daftar sederhana,

b.

laporan detail berkelompok,

c.

laporan ringkasan, dan

d.

laporan entitas tunggal.

2.2.6 Definisi Penjualan

Menurut Warren et al (2006:300) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita,

Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang

yang dijual, baik secara tunai maupun kredit.

2.2.6.1 Definisi Penjualan Tunai

Dikutip dari Mulyadi (2001:445), Penjualan Tunai yaitu penjualan

yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli dengan

melakukan pembayaran barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan

ke pembeli.

(29)

2.2.6.2 Definisi Pembayaran Dimuka (Down Payment)

Dikutip dari Allan R. Drebin (1996:121), Pembayaran Uang Muka

(Down Payment) yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara

tunai yang jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga jual barang atau

sebesar dalam jumlah yang telah ditentukan.

2.2.6.3 Definisi Penjualan Angsuran

Dikutip dari Hadori Yunus Harnanto (1987:6), Penjualan Angsuran

adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayaran

dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada

pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga

penjualan (down payment) dan sisanya dibayar dalam beberapa kali

angsuran.

2.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Dikutip dari Mulyadi (2001:456), Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua

sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini :

1.

Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales.

2.

Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).

3.

Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

2.3.1 Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales

Dikutip dari Mulyadi (2001:456), Penerimaan kas dari over-the-counter sales

dilaksanakan melalui prosedur berikut ini :

(30)

1.

Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di Bagian

Penjualan.

2.

Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai,

cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.

3.

Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan

barang kepada pembeli.

4.

Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

5.

Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.

6.

Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.

7.

Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal

penerimaan kas.

2.3.2 Penerimaan Kas dari COD Sale

Dikutip dari Mulyadi (2001:456), COD sales melalui pos dilaksanakan dengan

prosedur berikut ini :

1.

Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos.

2.

Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi

formulir COD sales di kantor pos.

3.

Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan

instruksi penjual kepada kantor pos penerima.

4.

Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales,

memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD

sales.

5.

Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan

pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos

(31)

penerima menyerahkan barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari

pembeli.

6.

Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah

dilaksanakan.

7.

Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah selesai

dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari

pembeli.

Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan,

penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman

perusahaan. Pencatatan COD sale dilakukan dalam dua jurnal sebagai berikut :

Jurnal Penjualan. Pada saat barang dikirim, Bagian Jurnal membuat jurnal sebagai

berikut :

Penjualan Tunai

xx

Pendapatan Penjualan COD

xx

PPN Keluaran

xx

Jurnal Penerimaan Kas. Pada saat kas diterima oleh Bagian Kasa, Bagian Jurnal

membuat jurnal dalam jurnal penerimaan kas sebagai berikut :

Kas

xx

Penjualan Tunai

xx

Jika COD sale dilakukan oleh perusahaan kepada pembeli luar kota atau luar

pulau, pengiriman dan penagihan harga barang dapat dilakukan lewat kantor pos atau

perusahaan angkutan umum. Pencatatan COD sale dilakukan pada saat barang

diserahan kepada kantor pos atau perusahaan atau perusahaan angkutan umum,

dengan jurnal sebagai berikut :

(32)

Piutang COD

xx

PPN Keluaran

xx

Penjualan COD

xx

Biaya Angkutan

(yang dibayar oleh pembeli)

xx

Pada saat kas diterima dari pembeli melalui kantor pos atau perusahaan

angkutan umum, jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Kas

xx

Piutang

xx

2.3.3 Penerimaan Kas dari Credit Card Sales

Dikutip dari Mulyadi (2001:459), Sebenarnya credit card bukan merupakan

suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan

sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan bagi pembeli maupun

bagi penjual. Credit card dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli, baik

dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya

dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-the-counter sale,

pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan

dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam

penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli tidak

perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis

penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan

perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit

kartu kredit.

Kartu kredit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok :

1.

Kartu kredit bank (bank cards).

(33)

3.

Kartu kredit bepergian dan hiburan (travel and entertainment cards).

Jika perusahaan menjual barang dengan menerima kartu kredit sebagai sarana

pembayaran dari langganan, jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut

adalah :

Kas

xx

Biaya Kartu Kredit

xx

PPN Keluaran

xx

Penjualan Kartu Kredit

xx

2.3.4 Fungsi yang Terkait

Dikutip dari Mulyadi (2001:462), Fungsi yang terkait dalam sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1.

Fungsi penjualan

2.

Fungsi kas

3.

Fungsi gudang

4.

Fungsi pengiriman

5.

Fungsi akuntansi

Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan

tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan

pembayaran harga barang ke fungsi kas.

Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.

Fungsi Gudang. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli serta

menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.

(34)

Fungsi Pengiriman. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi

ini bertanggungjawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang

telah dibayar harganya kepada pembeli.

Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan

pembuat laporan penjualan.

2.3.5 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Dikutip dari Mulyadi (2001:462), Informasi yang umumnya diperlukan oleh

manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1.

Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk

selama jangka waktu tertentu.

2.

Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

3.

Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

4.

Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk

tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak

diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.

5.

Kuantitas produk yang dijual.

6.

Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

7.

Otorisasi pejabat yang berwenang.

2.3.6 Dokumen yang Digunakan

Dikutip dari Mulyadi (2001:463), Dokumen yang digunakan dalam sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

(35)

2.

Pita register kas (cash register tape)

3.

Credit card sales slip

4.

Bill of lading

5.

Faktur penjualan COD

6.

Bukti setor bank

7.

Rekapitulasi harga pokok penjualan.

2.3.7 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Dikutip dari Mulyadi (2001:468), Catatan akuntansi yang digunakan dalam

sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1.

Jurnal penjualan

2.

Jurnal penerimaan kas

3.

Jurnal umum

4.

Kartu persedian

5.

Kartu gudang

2.3.8 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Dikutip dari Mulyadi (2001:469), Jaringan prosedur yang membentuk sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1.

Prosedur order penjualan

2.

Prosedur penerimaan kas

3.

Prosedur penyerahan barang

4.

Prosedur pencatatan penjualan tunai

5.

Prosedur penyetoran kas ke bank

6.

Prosedur pencatatan penerimaan kas

(36)

7.

Prosedur pencatatan harga pokok penjualan.

Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order

dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli

melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi

gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada

pembeli.

Prosedur Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran

harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register

kas dan cap “lunas” dari faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk

memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari

fungsi pengiriman.

Prosedur Penyerahan Barang. Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan

barang kepada pembeli.

Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi

melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal

penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya

persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.

Prosedur Penyetoran Kas ke Bank. Sistem pengendalian intern terhadap kas

mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada

suatu hari. Dalam prosedur ini, fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi

mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank

yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi

akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat

(37)

dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi

akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga

pokok penjualan ke dalam jurnal umum.

2.3.9 Unsur Pengendalian Intern

Dikutip dari Mulyadi (2001:470), Unsur pengendalian intern yang seharusnya

ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai.

a.

Organisasi

1.

Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

2.

Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3.

Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi

kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

b.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

4.

Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

5.

Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap

“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada

faktur tersebut.

6.

Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi

dari bank penerbit kartu kredit.

7.

Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

8.

Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

(38)

c.

Praktik yang Sehat

9.

Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

10. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank

pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja

berikutnya.

11. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan

secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

2.4 Sistem Penerimaan Kas dari Piutang

Dikutip dari Mulyadi (2001:482), Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan,

sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan :

1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan melalui

rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek

dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin

kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan.

Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening

giro bank perusahaan.

2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam

jumlah penuh.

2.4.1 Fungsi yang Terkait

Dikutip dari Muyadi (2001:487), Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan

kas dari piutang adalah :

(39)

2.

Fungsi penagihan

3.

Fungsi kas

4.

Fungsi akuntansi

5.

Fungsi pemeriksa intern.

Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat

bertanggungjawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (reminder

ad-vice) melalui pos dari para debitur perusahaan. Fungsi sekretariat bertugas untuk

membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima

bersama cek dari para debitur.

Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada

debitur melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggungjawab untuk

melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang

yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan cek dari fungsi secretariat

(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi

penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih

perusahaan). Fungsi Kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima

dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.

Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggungjawab dalam pencatatan

penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya

piutang ke dalam kartu piutang.

Fungsi Pemeriksa Intern. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi

pemeriksa intern bertanggungjawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang

ada di tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa intern

bertanggungjawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian

catatatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.

(40)

2.4.2 Dokumen yang Digunakan

Dikutip dari Mulyadi (2001:488), Dokumen yang digunakan dalam sistem

penerimaan kas dari piutang adalah :

1.

Surat pemberitahuan

2.

Daftar surat pemberitahuan

3.

Bukti setor bank

4.

Kuitansi.

Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud

pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan

bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang

dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang

menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen

sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang.

Daftar Surat Pemberitahuan. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi

penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika

penerimaan kas dari piutang perusahaan dilaksanakan melalui pos, fungsi sekretariat

bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan

membuat daftar surat yang diterima setiap hari. Jika penerimaan kas dari piutang

dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuat daftar surat pembritahuan

dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi

kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi

sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke

dalam jurnal penerimaan kas.

Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran

kas yang diteriman dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan

oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank. Dua

Gambar

Gambar 2.1 Faktur Penjualan Tunai
Gambar 2.2 Tujuan Pokok Pengendalian Intern

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat meminta bantuan dosen wali dalam mendapatkan informasi tentang program pendidikan di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, pengarahan dalam

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi niat pembelian ulang pada toko online dapat dikemukakan jika terdapat beberapa faktor utama

2.2.6 Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berdasarkan Pasal 1, Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 06 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan gramatikal, khususnya kesalahan dalam artikel dan pembentukan jamak pada kata benda serta konjugasi kata

Trend Bullish & Fase Akumulasi; Candle Long Legged Doji, Stochastic Bearish. Trend Bullish & Fase Akumulasi; candle Bullish Hammer, Stochastic Bullish.. 3997

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan penjelasan kepada pembaca tentang perbedaan pengelolaan konflik dari masing-masing

Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu dengan yang lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling

Saran untuk bidang penelitian Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya, mengenai