• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 02 Desember 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 02 Desember 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Sinyal teknikal masih mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Indikasi positif bagi IHSG tercermin dari indikator MACD dan Stochastics. Selain itu dari lagging indikator juga masih mengkonfirmasikan positif bagi IHSG, tercermin dari MA5 dan MA20. Resistance level IHSG di 4695 dan support level di 4452.

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4557.668 +111.210 4,311.67 5,794.01

LQ-45 785.639 +30.177 1,191.48 4,316.98

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Selasa (1/12), IHSG berhasil rebound dengan menguat 111.21 (2,50%) ke level 4446.46. Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi bulan November 2015 mencapai 0,21 persen MoM dibanding deflasi selama dua bulan berturut-turut yakni 0,08 persen di Oktober dan 0,05 persen di September lalu. Inflasi tahun kalender (Januari-November) 2015 sebesar 2,37% dan ini merupakan level terendahnya selama lima tahun terakhir. Inflasi November secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar 4,89% atau terendah sepanjang 2015. Untuk inflasi inti pada November 2015 ini sebesar 0,16% MoM dan 4,77% YoY atau terendah sepanjang 2015. Inflasi year on year itu masih dialami kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang sebesar 0,44 persen. Ini lebih dikarenakan kenaikan harga rokok. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) terbuka, dengan tekanan inflasi yang relatif rendah ini. Dari pasar global, indeks Wall Street melemah pada perdagangan hari Senin (30/11) ditekan oleh kekhawatiran mengenai lemahnya musim belanja liburan kali ini. Sebagian besar emiten pengecer terkemuka ditutup di zona merah, dengan raksasa global Wal-Mart Stores kehilangan 1,8 persen dan Target jatuh 1,3 persen. Perusahaan lain yang mencatatkan penurunan antara lain Macy`s,

Gap dan Williams-Sonoma. Raksasa belanja online, Amazon,

menyusut 1,3 persen. Sementara, Best Buy masuk dalam jajaran yang membukukan kenaikan, setelah naik 1,0 persen. Dari pasar regional, indeks Shanghai Composite menguat 10.90 poin (0,32%) ke level 3456.31. Penguatan didukung oleh masuknya Yuan kedalam SDR IMF, yang mengalahkan sentimen negatif dari aktivitas pabrik China yang melemah. Yuan skrng masuk dalem kategori mata uang elit SDR IMF bersama Euro, USD, GBP, dan Yen. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 menguat 264.93 poin (1,34%) ke level 20,012.40 didukung oleh kenaikan data belanja modal korporasi yang bertumbuh 11,2% pada 3Q15, lebih tinggi signifikan dari pertumbuhan 5,6% pada 2Q15, dan 7,3% pada 3Q15. Adapun, indeks Hang Seng menguat 384.94 poin (1,75%) ke level 22,381.35 mengikuti rally dari indeks saham regional. Dari eropa, saham-saham eropa tentatif menguat, dengan pelaku pasar menunggu hasil pertemuan kebijakan ECB pada minggu ini yang diekspektasikan akan memberi tambahan stimulus ekonomi.

Dana Moneter Internasional (IMF) akhirnya mengakui keberadaan Yuan sebagai bagian special drawing rights (SDR) dipakai untuk simpanan di kas lembaga ini. Direktur IMF, Christine Lagarde, mengatakan bahwa Keputusan Dewan Eksekutif untuk menjadikan Yuan sebagai bagian SDR sebagai langkah penting yang menandai masuknya Cina ke dalam sistem keuangan global. Yuan resmi masuk ke dalam keranjang SDR, dan memantapkan statusnya sebagai satuan pembayaran transaksi internasional. Pemerintah Cina sebelumnya sudah melakukan berbagai cara untuk mendorong Yuan supaya bisa diakui oleh dunia internasional. Di satu sisi, masuknya Yuan ke dalam keranjang SDR bisa mengurangi beban terhadap dolar AS, termasuk Indonesia, punya alternatif mata uang selain dolar AS sebagai alat transaksi dan cadangan devisa. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengingatkan masuknya Yuan ke dalam SDR perlu dicermati secara hati-hati. Kemungkinan Cina tidak akan membiarkan mata uangnya menguat terlalu tinggi karena bisa mengurangi daya saingnya dibandingkan Yen dan Won. Kalau Yuan kembali didevaluasi, maka akan berdampak besar terhadap Indonesia. Sementara itu, dari sisi perdagangan penguatan Yuan bisa menekan impor barang-barang Cina.. Dari sisi rupiah, masukkannya yuan ke dalam SDR tidak akan memengaruhi fundamental rupiah, terkecuali jika dilakukan sangat berarti dimana PBoC melepas Yuan yang overvalued ke pasar, maka dapat berdampak bagi rupiah yang berpotensi melemah. Dampaknya jika terjadi gejolak pada rupiah, dikhawatirkan bisa berpengaruh terhadap pasar modal Indonesia, seperti ketika Cina mendevaluasi Yuan, IHSG mendapat tekanan kuat saat itu. Namun, berkenaan dengan masuknya Yuan ke dalam mata uang elit dunia, pelaku pasar lebih menyikapi dugaan Cina akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut pasca hasil survey resmi sektor manufaktur. PMI manufaktur yang turun ke 49,6 pada bulan November, terendah dalam lebih dari 3 tahun, dari 49,8 pada bulan Oktober. Sementara itu bursa AS naik pada Selasa, seiring penurunan data manufaktur yang menjadi sinyal pendukung spekulasi The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga di bulan ini. Namun Sentimen data manufaktur AS justru disikapi negatif pelaku bursa Eropa. Saham-saham Eropa di tutup melemah. Sedangkan bursa utama Asia pada pembukaan perdagangan hari ini, untuk sementara di buka di zona negatif. Jika trend bursa Asia berlanjut melemah sepanjang perdagangan, sentimen ini dapat menjadi tekanan bagi IHSG hari ini.

DAILY REPORT

02 Desember 2015

• ADHI catat kontrak baru Rp 11,1 triliun hingga November 2015 • WSKT butuh dana Rp 15 triliun, akan terbitkan obligasi dan pinjam bank • WSKT targetkan laba 2016 tumbuh 112%, pendapatan naik 100% YoY • Rajawali dan Felda kaji bentuk JV

• SSMS bidik perkebunan di Kalteng

• ELSA bidik proyek di luar negeri, optimis laba Rp 325 miliar di 2015 • GDST siapkan USD50 juta untuk capex

• TELE targetkan pendapatan tahun 2016 tumbuh 20%, laba naik 20,4% • UNIC akan bangun dermaga pada kuartal II 2016 di Merak, Banten • APOL hentikan operasi di 3 anak usaha di Panama

• SIDO perpanjang masa buy back saham hingga 29 Februari 2016 • UNIC bidik pertumbuhan 5% pada 2016

• SMSM peroleh dividen interim MYR 3 juta dari Bradke Synergies • SMMA negosiasi penjualan saham Rp 3,1 triliun

• WOMF catat rugi sebelum pajak Rp 22 miliar per 9M 2015 • Pembiayaan WOMF tumbuh 0,2% per September • BSIM kaji rights issue pada tahun depan

• BNII akan revaluasi tanah & bangunan dan terbitkan subdebt Rp 1-1,5 T • BBTN akan revaluasi aset (tanah) sebelum akhir tahun 2015

• WINS prediksi kinerja turun hingga akhir 2015, tapi positif di 2016 • WINS akan tambah armada kapa 30%

• MDLN realisasikan 55,6% capex

• Anak usaha PNSE sertakan modal di PT. Hotel Jaya Bali • Kemperin prediksi produksi rokok 2016 naik 5,7%

• BI turunkan GWM primer IDR jadi 7,5% dari 8% per 1 Desember 2015

Support Level 4522/4486/4469

Resistance Level 4575/4593/4629

Major Trend Down

(2)

     

           

 

 

2 December 2015

2 December 2015

Adhi Karya (ADHI) mencatatkan kontrak baru hingga November 2015 mencapai Rp 11,1 triliun. Pencapaian realisasi kontrak baru itu melampaui realisasi perolehan kontrak baru ADHI sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 9,2 yaitu triliun. Lini bisnis konstruksi mendominasi perolehan kontrak baru hingga Oktober 2015 sebesar 90,1%. Realisasi kontrak baru itu terdisi dari swasta/lainnya sebanyak 34,7%, BUMN 21,9% dan APBN/APBD 43,4%. Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari gedung sebanyak 50,8%, jalan dan jembatan 33,6% serta demaga dan infrastruktur lainnya sebesar 15,6%. Hingga November 2015, ADHI telah mengikuti total tender Rp 57,4 triliun dan sepanjang bulan November 2015, selain realisasi perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,1 triliun, terdapat Rp 856,9 miliar yang sudah pada proses penetapan pemenang dan Rp 1,9 triliun merupakan penawar terendah. Realisasi kontrak baru di bulan November 2015 antara lain proyek Gayanti City di Gatot Subroto, Jakarta Selatan senilai Rp 354 miliar dan Pembangunan Pengaman Pantai tahap II senilai Rp 137 miliar.

Waskita Karya (WSKT) akan mendorong anak usaha, yaitu PT Waskita Beton Precast (WBP) untuk melaksanakan penawaran saham umum

perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun 2016. Perseroan

akan melepas saham melalui IPO Waskita Beton Precast sebesar 35%-40% ke pasar modal sekitar kuartal II 2016. Perseroan menargetkan dapat menyerap dana dari pasar modal sebesar Rp 3,5 triliun-Rp 4 triliun. Perolehan dana IPO tersebut akan digunakan WBP untuk ekspansi di bisnis beton. WSKT menargetkan WBP dapat memproduksi beton hingga 2,4 juta ton per tahun di tahun 2016 atau naik 33,33% dibandingkan produksi beton sebesar 1,8 juta per tahun di tahun 2015. Perusahaan juga akan menggunakan dana IPO untuk pembangunan pabrik beton baru di beberapa wilayah Indonesia, seperti pembangunan pabrik di Palembang, Sumatera Selatan. Waskita Karya (WSKT) membutuhkan dana segar sebesar Rp 15 triliun pada tahun 2016. Kebutuhan dana itu mayoritas untuk akuisisi tol. Rencananya WSKT akan mencari pendanaan tersebut di pasar modal melalui penerbitan obligasi atau mencari pinjaman dari perbankan. Perseroan akan mencari dana sebesar Rp 15 triliun secara bertahap. Perseroan akan membagi kebutuhan dana tersebut di dalam setiap kuartal.

Waskita Karya (WSKT) menargetkan laba tahun 2016 tumbuh 112% menjadi Rp 1,7 triliun dari target tahun 2015 sebesar laba Rp 850 miliar. Pendapatan tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp 30 triliun atau naik 100% YoY dibandingkan target pendapatan Rp 15 triliun pada tahun 2015.

Elnusa (ELSA) optimistis laba bersih dan profitabilitas perseroan akhir tahun ini mampu mencapai minimal Rp 325 miliar, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Marjin laba operasi dan marjin EBITDA diperkirakan juga akan tumbuh dari tahun sebelumnya. Proyeksi tersebut optimis tercapai karena semua proyek seismik yang perseroan dapatkan sudah mulai berjalan akhir tahun ini. ELSA memenangkan proyek seismik senilai USD 86 juta pada 2015.

Elnusa (ELSA) saat ini dikabarkan tengah membidik beberapa proyek di Iran, Uni Emirate Arab (UEA), Myanmar dan Nigeria. Perseroan saat ini masih mengikuti tender proyek di negara-negara tersebut. Tahun depan, ELSA menargetkan mampu meraih kontrak sebesar USD 400-500 juta.

Rajawali Corpora dan Felda Global Ventures Holdings Bhd menargetkan penetapan hasil negosiasi ulang terkait investasi Eagle High Plantations (BWPT) tahun depan. Salah satu skema kerja sama yang dikaji adalah pendirian perusahaan patungan (JV). Felda dikabarkan membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk negosiasi

ulang dengan Rajawali.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) kembali menjajaki akuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Tengah tahun depan. Pendanaan bersumber dari pinjaman bank. Tahun depan, perseroan memilih untuk memperkuat pertumbuhan non organik dengan akuisisi perusahaan perkebunan, dibandingkan penanaman baru. Penanaman baru dinilai lebih mahal akibat kenaikan harga tanah yang terus naik dan biaya pemeliharaan kebun dari awal penanaman hingga siap dipanen.

Tiphone Mobile Indonesia (TELE) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 24 triliun atau naik 20% YoY dari target tahun 2015 yang sebesar Rp 20 triliun. Pendapatan terbesar

Tiphone di tahun 2016 tetap akan berasal dari bisnis voucher isi ulang

pulsa dan kartu perdana. Tiphone juga akan tetap mendorong bisnis telepon seluler. Hingga kuartal III 2015, TELE membukukan pendapatan sebesar Rp 14,7 triliun atau mencapai 73,5% dari target

tahun 2015. Sementara laba bersih tumbuh 20,4% YoY menjadi Rp

289,8 miliar. Pada tahun 2016, TELE akan fokus pada ekspansi pembukaan jalur distribusi. TELE melalui anak usahanya yaitu PT Adi Reka Mandiri juga akan segera membangun riset dan pengembangan

(R&D) teknologi smartphone dengan perusahaan elektronik asal

Taiwan, Arima Communications Corp. Kerja sama ini untuk memenuhi aturan kandungan komponen lokal di produk ponsel 4G. Perseroan memiliki 55% saham di perusahaan patungan, sedangkan sisanya dimiliki Arima. Arima berpengalaman memproduksi ponsel Android, seperti Motorola, Acer, LG atau NTT DoCoMo. Investasi untuk perusahaan patungan ini mencapai USD 50 juta. Rencananya perusahaan patungan tersebut akan membangun pabrik di Delta Silikon, Cikarang Jawa Barat di lahan 7.000 m². Untuk pembangunan tahap I, Tiphone akan mengeluarkan dana USD 5 juta–USD 6 juta dan akan selesai akhir Desember 2015. Pabrik akan beroperasi mulai Januari 2016 dengan kapasitas awal 300.000 unit per bulan pada enam bulan pertama. Kapasitas akan terus meningkat hingga mencapai 1 juta unit per bulan. Pada tahun pertama kandungan komponen lokal produk ponsel di pabrik ini berkisar 20%.

Anak usaha Pudjiadi & Sons (PNSE), yaitu PT Hotel Juwara Warga, telah melakukan penyertaan modal pada PT Hotel Jaya Bali yang berdomisili di sebanyak 90% dari modal dasar sebesar Rp 40 miliar dan modal disetor Rp 30 miliar. Penyertaan saham ini merupakan usaha anak perusahaan untuk melakukan pengembangan dalam meningkatkan pendapatan. PT Hotel Jaya Bali adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan dan pariwisata serta jasa terkait.

Unggul Indah Cahaya (UNIC) akan membangun dermaga pada kuartal II 2016 untuk membantu logistik perseroan sehingga dapat mengurangi beban biaya logistik. Pembangunan dermaga diperkirakan sekitar 6-9 bulan. Dana pembangunan dermaga itu telah dialokasikan dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 USD sekitar 4-5 juta. Nantinya dermaga itu akan dibangun di sekitar pabrik milik perseroan yang terletak di Merak, Banten. Sido Muncul (SIDO) memperpanjang masa buyback sahamnya selama tiga bulan ke depan terhitung 1 Desember 2015 hingga 29 Februari 2016. Perpanjangan dilakukan karena rencana pembelian saham sebesar paling banyak 2,2% pada periode sebelumnya belum terpenuhi dan dana yang dicadangkan Rp 198 miliar masih tersisa. Wintermar Offshore Marine (WINS) memprediksi kinerja pendapatan akhir tahun 2015 masih akan turun. Penurunan pendapatan tersebut dikarenakan harga minyak dunia yang masih melemah sepanjang tahun 2015. Pada tahun 2016 perseroan memperkirakan kinerja bisnis akan mengalami perubahan yang cukup positif, karena kegiatan

(3)

     

           

 

 

2 December 2015

2 December 2015

pengeboran rig yang sudah mulai perseroan kerjakan kembali. Wintermar Offshore Marine (WINS) meyakini kinerja bisnis akan kembali membaik pada tahun 2017, sebab tender pada kuartal IV 2015 akan dikerjakan pada tahun 2016. Untuk itu perseroan akan menambah armada kapal sebanyak 30%. Langkah itu dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan pendapatan di tahun 2016.

Arpeni Pratama Oceanline (APOL) melakukan penghentian aktivitas operasional di beberapa anak perusahaan tidak langsungnya, yaitu Ever Joy Navigation, Ever Win Maritime Incorporation dan Rafflesia Marine. Ketiga perusahaan itu berdomisili di Panama dimana penghentian operasional Rafflesia Marine sejak 24 November dan dua lainnya sejak 25 November 2015. Penghentian aktivitas operasional dilakukan karena ketiganya tidak memiliki kegiatan operasional kapal sejak tahun 2009. Kepemilikan tidak langsung perseroan melalui anak usahanya sebesar 100% di ketiga perusahaan tersebut.

Selamat Sempurna (SMSM) kembali memperoleh dividen interim dari salah satu anak usahanya, yaitu Bradke Synergies Sdn Bhd. untuk tahun buku 2015. Nilai dividen yang diterima sebesar 3.000.000 ringgit Malaysia atau setara dengan USD 705.952,02.

Gunawan Dianjaya Steel (GDST) menyiapkan belanja modal untuk 2 tahun ke depan sebesar USD50 juta yang akan digunakan untuk menambah mesin pelat baja di pabrik Plate Mill 2 yang akan beroperasi pada akhir 2017 itu. Dengan adanya pabrik tersebut perseroan akan meningkatkan porsi ekspor, untuk itu perseroan akan bersinergi dengan Nippon Steel Group Japan.

Unggul Indah Cahaya (UNIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3-5% pada tahun depan. Perseroan telah menyiapkan strategi, salah satunya efisiensi biaya produksi. Ke depan, UNIC berusaha untuk meminimalisasi kerugian, salah satunya dengan melakukan lindung nilai sebesar 50% dari penjualan dan lainnya. Sinarmas Multiartha (SMMA) akan mengeksekusi rencana penambahan modal tanpa HMETD paling cepat kuartal I-2016. Perseroan siap menerbitkan sebanyak 623,78 juta saham baru atau setara 10% dari modal disetor. Nilai transaksi mencapai Rp 3,12 triliun dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 5.006 per saham. SMMA berencana mengalokasikan sebagian dana hasil non-HMETD untuk sejumlah anak usaha, terutama di sektor perbankan.

Bank Sinarmas (BSIM) tengah mengkaji rencana penambahan modal dengan HMETD atau rights issue tahun depan. Hal ini bertujuan meningkatkan struktur permodalan menjadi BUKU III dari saat ini BUKU II.

Bank Tabungan Negara (BBTN) akan merevaluasi aset sebelum akhir tahun 2015 agar dapat menikmati tarif PPh atas selisih revaluasi aktiva tetap (revaluasi aset) hingga 3% dari sebelumnya dikenakan sebesar 10%. Perhitungan atas revaluasi aset ini hanya memperhitungkan aset berupa tanah saja, tidak memperhitungkan bangunan sebagai tambahan aset. Hal ini karena untuk memperhitungkan bangunan harus didepresiasi dari sisa umur bangunan. Perseroan memperkirakan akan mendapat penambahan aset sebesar Rp 1,3 triliun dari hasil revaluasi aset. Nominal tersebut dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan sebesar 1,6%. Nantinya penambahan dari revaluasi aset akan masuk dalam perhitungan modal inti Tier 1 BTN, sehingga modal Tier 1 BTN akan meningkat menjadi 15,1% dari posisi Tier 1 saat ini di level 13,5%.

Bank Maybank Indonesia (BNII) memperkuat permodalan agar bisa meningkatkan kinerja dan penyaluran kredit. Untuk itu BNII menyiapkan dua strategi, yaitu memanfaatkan revaluasi aset untuk

meningkatkan modal dan menerbitkan obligasi subordinasi atau subdebt pada kuartal II 2016. BNII akan melakukan revaluasi dari aspek tanah dan gedung. Revaluasi aset ini bisa meningkatkan nilai buku perseroan sebesar 1,5 kali. Total nilai aset tetap dan inventaris Maybank Indonesia sampai September 2015 tercatat sebesar Rp 2,18 triliun. Sedangkan aset non produktif dalam bentuk properti terbengkalai tercatat sebesar Rp 38,4 miliar. Selain melakukan revaluasi aset, Maybank Indonesia juga akan menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun pada tahun 2016. Surat utang atau subdebt ini akan diterbitkan perseroan pada kuartal II 2016. Dari revaluasi aset dan penerbitan obligasi subordinasi ini, Maybank Indonesia memprediksi rasio permodalan (CAR) perseroan bisa meningkat dibanding posisi per September 2015 sebesar 14,64%.

Per Kuartal III 2015, Wahana Otho Muliartha/WOM Finance (WOMF), anak usaha Bank Maybank Indonesia (BNII), mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp 22 miliar dibandingkan sebelumnya mencatatkan laba sebesar Rp 54 miliar. Hingga September 2015, beban perseroan naik 13,2% menjadi Rp 1 triliun. Di sisi lain pembentukan cadangan penurunan nilai kerugian meningkat 52,1% menjadi Rp 235 miliar. Pendapatan naik 11,1% menjadi Rp 1,2 triliun. Namun perseroan optimis masih bisa membukukan laba Rp 10 miliar di akhir tahun 2015. Untuk mencapainya, penjualan produk bermargin lebih tinggi seperti pembiayaan multiguna dijadikan andalan. Peningkatan kualitas pembiayaan akan terus dilakukan untuk menekan beban.

Di tengah lesunya aktivitas perekonomian, pembiayaan Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) pada September 2015 mampu tumbuh 0,2%, dengan volume penjualan pembiayaan sepeda motor baru dan bekas mencapai 439 ribu unit dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebanyak 438 ribu unit. Sedangkan pembiayaan sampai dengan September 2015 mencapai Rp4,87 triliun, naik dibandingkan periode sama tahun lalu Rp4,5 triliun.

Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan ATM, Bank Central Asia (BBCA) berencana mengkonversi layanan mesin ATM dari setor atau tarik tunai saja menjadi mesin ATM setor tarik tunai atau ATM multifungsi. Hal ini sekaligus menjadi strategi perseroan untuk mengurangi transaksi tarik tunai. Saat ini jumlah mesin ATM BCA sudah mencapai lebih dari 16.000 unit dan dinilai sudah memenuhi kebutuhan layanan ATM nasabah. Saat ini ada sekitar 100 mesin ATM yang usia operasionalnya sudah 7 tahun atau lebih dan akan diutamakan untuk diganti.

Garuda Indonesia (GIAA) tengah mematangkan rencana penerbitan obligasi global senilai USD 500 juta pada kuartal I atau II tahun depan. Dengan adanya penerbitan global bond, perseroan berharap dapat menata ulang sumber pendanaan ekspansi pesawat baru. Porsi operating lease diharapkan turun dari 95% menjadi 85-90% pada tahun depan. Tahun depan, GIAA menyiapkan dana ekspansi sekitar USD 500 juta.

Modernland Realty (MDLN) diperkirakan hanya merealisasikan belanja modal (capex) sebesar Rp1 trilun hingga akhir 2015, atau setara 55,6% dari alokasi capex tahun ini sekitar Rp1,8 triliun. Rendahnya serapan capex tersebut akibat lesunya daya beli masyarakat dan seiring dengan penurunan target prapenjualan unit properti sebesar 24% menjadi Rp4,1 triliun dari sebelumnya Rp5,4 triliun.

Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat kebutuhan konsumsi rokok dari tahun ke tahun terus meningkat. Produksi rokok tumbuh di kisaran 5% - 7,4% per tahun. Kemperin memprediksi produksi rokok pada tahun 2015 mencapai 398,6 miliar batang, dan pada tahun 2016 diperkirakan naik sekitar 5,7% menjadi 421,1 miliar batang. Pada

(4)

     

           

 

 

2 December 2015

2 December 2015

tahun 2020 diproyeksikan mencapai 524,2 miliar batang. Sekitar 97% produksi tembakau digunakan untuk industri rokok dan sangat sedikit yang digunakan untuk kebutuhan lain. Saat ini ada 700 unit usaha pabrik rokok yang tercatat, dan diprediksi 200-300 unit saja pabrik rokok yang benar-benar aktif dan membayar cukai. Pada tahun 2015, produksi rokok diberi ruang untuk memproduksi rokok hingga 338 miliar batang. Meski demikian Kemperin yakin target ini tidak mungkin tercapai karena kenaikan cukai menjadi 11% dan PPn dari 8,3% menjadi 8,7%. Di tengah proyeksi naiknya produksi rokok hingga 5 tahun ke depan, pemerintah masih dihadapkan pada proyeksi naiknya impor tembakau dari tahun 2015 sebesar 434.000 ton menjadi 599.000 ton pada 2020. Meski impor tembakau tinggi, Indonesia masih bisa ekspor rokok putih dalam jumlah besar. Ekspor rokok putih mencapai 1 miliar batang per tahun untuk tujuan 39 negara.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional berlaku efektif pada Selasa, 1 Desember 2015. Ketentuan itu mengenai penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah dari 8% menjadi 7,5% mulai. Dalam PBI No.17/21/PBI/2015 juga dilakukan penyesuaian persentase GWM Primer dalam Rupiah yang mendapat jasa giro dari Bank Indonesia, yaitu dari semula 3% dari DPK dalam Rupiah, turun menjadi sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. Sementara tingkat bunga jasa giro untuk GWM tersebut tetap sebesar 2,5% per tahun (tingkat bunga efektif tahunan). Bagi bank yang melakukan merger atau konsolidasi, BI masih memberikan kelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah sebesar 1% untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak merger atau konsolidasi berlaku efektif. Dengan pemberian kelonggaran tersebut, maka GWM Primer dalam Rupiah yang wajib dipenuhi oleh bank yang melakukan merger atau konsolidasi berubah dari semula sebesar 7,5% menjadi sebesar 6,5% dari DPK Rupiah.

PT. PLN menaikkan tarif listrik bagi pelanggan listrik 1.300 dan 2.200 volt ampere (VA) mengikuti mekanisme penyesuaian tarif menggunakan Tariff Adjustment per 1 Desember 2015, setelah ditunda dari bulan Mei 2015. Dengan penyesuaian tarif ini, maka tidak ada lagi subsidi bagi pelanggan listrik dengan daya 1.300 dan 2.200 VA. Pelanggan listrik berdaya 1.300 dan 2.200 VA harus membayar tarif sebesar Rp 1.509 per kilo Watt hour (kWh). Tarif tersebut lebih rendah atau turun dari bulan November 2015, yaitu Rp 1.533 per kWh. Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Nomor 09/2015, tariff adjustment akan diberlakukan setiap bulan dan

disesuaikan dengan tiga indikator, yaitu perubahan nilai tukar mata uang dollar AS terhadap rupiah, harga minyak dan inflasi bulanan. PT PLN (Persero) akan menerapkan penyesuaian tarif kepada dua golongan pelanggan PLN, yaitu tarif dasar listrik (TDL) rumah tangga dengan daya 1.300 Volt Ampere (VA) dan 2.200 VA dengan kenaikan tarif dari Rp 1.352 per kWh menjadi Rp 1.509 per kWh. Kenaikan TDL sebesar 11% tersebut disebabkan oleh 3 unsur, yaitu inflasi, Indonesia Crude Price (ICP), dan pergerakan mata uang rupiah. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo, menilai kenaikan tarif listrik tersebut tak akan mendorong inflasi Desember 2015 karena tagihan listrik terdapat dua jenis, yakni prabayar dan pascabayar. Bobot inflasi sebesar 3% yang disebabkan oleh kenaikan TDL akan terbagi ke dalam dua bulan, yakni Desember 2015 dan Januari 2016.

Pada 9 Desember 2015 Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Sasmito Hadi Wibowo, menyatakan Pilkada tersebut diyakini tidak memberikan dampak signifikan terhadap laju inflasi Desember 2015, karena kampanye Pilkada tahun 2015 tidak

sama dengan tahun sebelumnya. Tahun 2015 ini lebih banyak bakal calon pemimpin daerah berkampanye menggunakan media sosial. Namun masih ada dampak inflasi dari Pilkada di kota-kota kecil, mengingat aktivitas kampanye di kota kecil biasanya lebih besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2015 inflasi komponen inti mencapai sebesar 0,16% dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,77% YoY. Kondisi ini membuat inflasi November 2015 sebesar 0,21% MoM dan yang terendah selama lima tahun terakhir. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan kondisi inflasi yang rendah tersebut memberi peluang bagi otoritas moneter melonggarkan kebijakannya. Bank Indonesia (BI) berpeluang menurunkan suku bunga acuan atau BI rate.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2015 mengalami inflasi 0,21% MoM dibandingkan Oktober 2015 deflasi 0,08% dan September 2015 deflasi 0,05%. Salah satu penyebab inflasi yang terjadi pada bulan November 2015 adalah kenaikan harga rokok kretek filter sebesar 1,16%. Kenaikan Rokok memiliki andil 0,02% dan bobot dalam IHK sebesar 1,85%. Hal ini karena dampak Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai pungutan cukai 2016 yang seharusnya dibayar Januari sampai Februari 2016 dimajukan dan dibayar pada Desember 2015, serta adanya rencana pemerintah menaikkan target cukai 2016.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender 2,37% YTD, dan inflasi tahun ke tahun 4,89% YoY. Sementara inflasi komponen inti 0,16% MtM dan inflasi inti 4,77% YoY. Inflasi inti YoY merupakan yang terendah sepanjang tahun 2015. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, menyatakan inflasi YTD yang mencapai 2,37% merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir. Sedangkan inflasi YoY yang menurun dari sebelumnya pada Oktober sebesar 6,25% menjadi 4,89%. Inflasi saat ini tertinggi MtM masih dialami oleh kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau sebesar 0,47%, dengan andil inflasinya sebesar 0,08%. Selanjutnya pada kesehatan sebesar 0,44% dengan andil 0,02% akibat kenaikan tarif rumah sakit, dan yang ketiga kelompok bahan makanan jadi 0,33% dengan andil 0,07% karena kenaikan harga beras, ayam ras, telur, dan sayur-sayuran

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, meyakini inflasi Indonesia akan di kisaran target BI dan bahkan bahkan lebih rendah dari target yang di canangkan 4 plus minus 1%. BI memperkirakan inflasi bisa berada di bawah 3% hingga akhir tahun 2015.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju kenaikan harga atau inflasi pada November 2015 sebesar 0,21% MtM. Dengan kondisi itu, maka sepanjang tahun 2015 dari Januari-November 2015 tercatat inflasi sebesar 2,37% YTD. Realiasasi inflasi ini jauh lebih rendah dibandingkan target laju inflasi 2015 yang sebesar 4%. Bank Indonesia (BI) yakin laju inflasi hingga akhir tahun 2015 paling tidak akan menyentuh level 3%, jika diasumsikan inflasi bulan Desember 0,6%-0,7%. Tren inflasi tersebut menunjukkan kondisi fundamental Indonesia baik. Apalagi perbaikan juga terjadi pada sisi defisit neraca

transaksi berjalan atau current account deficit yang sudah di bawah

2%. Bank Indonesia memiliki ruang untuk mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih longgar atau menurunkan suku bunga acuan

BI rate. Namun Bank Indonesia menyatakan tidak hanya melihat kedua

hal tersebut. Ada faktor lain yang menjadi perhatian bank sentral dalam mengeluarkan kebijakan moneternya, d antaranya adalah isu kenaikan suku bunga The Fed, serta pelambatan ekonomi di China.

(5)

      

 

 

 

 

 

2 December 2015

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 41,67 -0,18 TLKM (US) 42 14.563 -124

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,22 -0,02 ANTM (GR) 0,01 176 -73

Gold (US$)/Ounce 1070,49 1,19

Nickel (US$)/MT 8980,00 80,00

Tin (US$)/MT 15125,00 75,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 53,20 -9,20

Coal (RB) (US$)/MT* 53,00 -10,36

CPO (ROTH) (US$)/MT 625,00 -2,50

CPO (MYR)/MT 2091,00 -4,00

Rubber (MYR/Kg) 600,00 0,50

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 801,42 -0,19

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17888,35 0,95 0,37 16,27 15,25 3,09 2,95 5.343,6

USA NASDAQ COMPOSITE 5156,31 0,93 8,87 23,31 20,01 3,71 3,41 8.027,4

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6395,65 0,62 -2,60 16,07 15,15 1,79 1,73 1.674,3

CHINA SHANGHAI SE A SH 3618,81 0,32 6,77 14,73 13,33 1,70 1,56 4.455,0

CHINA SHENZHEN SE A SH 2300,07 -0,25 55,57 31,47 22,76 3,53 3,16 2.773,0

HONG KONG HANG SENG INDEX 22381,35 1,75 -5,18 11,20 10,62 1,18 1,10 1.780,4

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4557,67 2,50 -12,80 16,78 14,60 2,45 2,21 350,5

JAPAN NIKKEI 225 20012,40 1,34 14,68 19,44 17,54 1,71 1,60 2.946,0

MALAYSIA KLCI 1682,37 0,61 -4,48 16,57 15,21 1,81 1,72 236,7

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2870,26 0,50 -14,71 12,55 11,94 1,11 1,07 280,0

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.784,13 -62,87 1000 IDR/ USD 0,07 0,0003

EUR/IDR 14.647,43 20,61 EUR / USD 1,06 -0,0007

JPY/IDR 112,14 0,08 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.803,09 25,30 SGD / USD 0,71 0,0001

AUD/IDR 10.096,88 44,58 AUD / USD 0,73 0,0002

GBP/IDR 20.779,99 -64,39 GBP / USD 1,51 -0,0007

CNY/IDR 2.154,16 -0,01 CNY / USD 0,16 0,0000

MYR/IDR 3.261,36 4,82 MYR / USD 0,24 0,0003

KRW/IDR 11,94 0,04 100 KRW / USD 0,09 0,0003

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.23

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

2 December 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description November-15 October-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 2.37 2.16 SBI (9M) 7.10

Inflation YOY % 4.89 6.25 SBIS (9M) 7.10

Inflation MOM % 0.21 -0.08 SBI (12M) 7.15

Foreign Reserve (USD) 100.71 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15

GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

02 Des US Unit Labor Costs Turun menjadi 1.0% dari 1.4%

03 Des US Initial Jobless Claims Naik menjadi 270 ribu dari 260 ribu

03 Des US Continuing Claims Turun menjadi 2188 ribu dari 2207 ribu

03 Des US Factory Orders Naik menjadi 1.4% dari -1.0%

03 Des US Durable Goods Orders --

04 Des US Unemployment Rate Tetap 5.0%

04 Des US Underemployment Rate Turun menjadi 9.7% dari 9.8%

04 Des US Trade Balance Defisit turun menjadi $40.50 Bn dari $40.81

04 Des Indonesia Foreign Reserves Naik menjadi $100.71 Bn dari $100.70 Bn

04 Des Indonesia Net Foreign Assets --

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

BBCA IJ 13250 7.07 21.26 HMSP IJ 100200 -1.67 -3.94 ASII IJ 6375 7.59 18.14 MIKA IJ 2350 -2.69 -0.94 BBRI IJ 11250 4.41 11.55 SMCB IJ 1065 -6.58 -0.57 BMRI IJ 8900 4.71 9.20 AMRT IJ 570 -1.72 -0.41 INTP IJ 20425 9.22 6.32 BTPN IJ 2550 -2.49 -0.37 UNVR IJ 37400 1.77 4.94 JKON IJ 790 -2.47 -0.33 GGRM IJ 51000 4.29 4.02 ITMG IJ 6475 -4.07 -0.31 BBNI IJ 4970 4.19 3.68 PWON IJ 455 -1.30 -0.29 CPIN IJ 3390 7.11 3.67 BIRD IJ 6850 -1.44 -0.25 INDF IJ 5225 7.18 3.06 INCO IJ 1620 -1.52 -0.25

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Dua Putra Utama Makmur

Agriculture Fishery

550.00 1675.00 24-25 Nov 2015 08 Dec 2015 DBS Vickers, BNI Securities

Sucorinvest Central Gani PT Indonesia Pondasi

Raya ( Indopora)

Infrastructure & Construction

1280.00 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia

Minna Padi Investama Tbk

PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse

Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques

D'Indonesis (Atmindo)

Manufacture & Industries

120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk

PT Buyung Poetra Sembada

(7)

      

 

 

 

 

 

 

2 December 2015

2 December 2015

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

MPPA 7.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 23 Dec-15

UNVR 342.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 17 Dec-15

SOBI 10.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 23 Dec-15

TOTO 50.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 29 Dec-15

SCMA 55.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 22 Dec-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15

 

27 Nov – 03 Dec’15

 

BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15

 

01 Dec – 07 Dec’15

 

BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15

 

14 Dec – 21 Dec’15

 

GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15

TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

SAFE RUPSLB 02-Dec-15

BBRI RUPSLB 02-Dec-15

ARGO RUPSLB 03-Dec-15

AISA RUPSLB 03-Dec-15

TBLA RUPSLB 03-Dec-15

BSWD RUPSLB 03-Dec-15

GMCW RUPSLB 04-Dec-15

INTP RUPSLB 04-Dec-15

BAJA RUPSLB 04-Dec-15

AGRS RUPSLB 08-Dec-15

MAGP RUPSLB 08-Dec-15

GSMF RUPSLB 08-Dec-15

BACA RUPSLB 09-Dec-15

SIMA RUPSLB 09-Dec-15

BBRI RUPSLB 14-Dec-15

PSKT RUPSLB 15-Dec-15

UNVR RUPSLB 15-Dec-15

TMPI RUPSLB 16-Dec-15

AKSI RUPSLB 16-Dec-15

(8)

      

 

 

 

 

 

2 December 2015

2 December 2015

ASII

TRADING BUY

S1 6150 R1 6500 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 5800 R2 6850

Closing

Price 6375

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 6150-Rp 6500

• Entry Rp 6375, take Profit Rp 6500

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 9.65 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) -12.59 Positif

Bollinger Band (Mid) 6381 Negatif

MA5 6185 Positif 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800 8,400

May Jun Jul August September October November December

ASII Downward Sloping Channel

6,375 6,215.63 6,185 6,175 5,925 5,037.5 5,037.5 6,375 6,375 6,381.25 6,834.09 6,834.09 6,850 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 27.68, Stochastic %K = 45.45, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

27.6768 27.6768 20 45.4545 45.4545 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = -10.81, Signal() = 14.39

-10.811 14.3922 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = -12.59, Volume() = 51,791,000.00

-12.5901 -30.4746 0.00000

51,791,000

ASII - William's % R(14) = -47.06, Volume() = 51,791,000.00 -47.0588 51,791,000

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

GGRM

TRADING BUY

S1 50000 R1 51500 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 48500 R2 53000

Closing

Price 51000

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 50000-Rp 51500

• Entry Rp 51000, take Profit Rp 51500

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 62.54 Positif

MACD 201.82 Negatif

True Strength Index (TSI) 3.63 Positif

Bollinger Band (Mid) 49126 Positif

MA5 50380 Positif 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 56,000

May Jun Jul August September October November December GGRM Broadening Wedge 50,380 50,256.3 49,126.3 48,975 43,708 42,162.5 42,162.5 51,000 51,000 51,000 51,600 55,720.6 55,720.6 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 48.19, Stochastic %K = 38.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

38.9418 38.9418 20 48.1885 48.1885 80 -1,200 -800 -400 0 400 800 0 GGRM - MACD (5,3) = -99.99, Signal() = -46.12 -99.9921 -46.123 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GGRM - TSI(3,5,3) = 3.63, Volume() = 1,527,900.00 3.62605 0.00000 5.63323 1,527,900 GGRM - William's % R(14) = -27.73, Volume() = 1,527,900.00 -27.7311 1,527,900 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

(9)

      

 

 

 

 

 

2 December 2015

2 December 2015

ADHI

TRADING BUY

S1 2190 R1 2260 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2120 R2 2330

Closing

Price 2235

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 2190-Rp 2260

• Entry Rp 2235, take Profit Rp 2260

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 55.16 Positif

MACD -1.74 Negatif

True Strength Index (TSI) -14.99 Positif

Bollinger Band (Mid) 2233 Positif

MA5 2235 Negatif 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400

May Jun Jul August September October November December

ADHI Downward Sloping Channel

2,235 2,235 2,233 2,150 2,094.39 1,997.86 1,997.86 2,235 2,235 2,248.13 2,305 2,323.08 2,323.08 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 32.24, Stochastic %K = 27.75, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

27.7512 27.7512 20 32.2437 32.2437 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = 3.71, Signal() = 3.99

3.71206 3.99448 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = -14.99, Volume() = 18,837,800.00

-8.5678

-14.9918 0.00000

18,837,800

ADHI - William's % R(14) = -52.78, Volume() = 18,837,800.00 -52.7778 18,837,800

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

LPKR

TRADING BUY

S1 1315 R1 1395 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 1250 R2 1460

Closing

Price 1360

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 1310-Rp 1395

• Entry Rp 1360, take Profit Rp 1395

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 92.06 Positif

MACD 17.27 Positif

True Strength Index (TSI) 34.72 Positif

Bollinger Band (Mid) 1237 Positif

MA5 1324 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400

May Jun Jul August September October November December

LPKR Downward Sloping Channel

1,280 1,280 1,236.75 1,134.06 1,110 1,023.33 1,023.33 1,309.38 1,315 1,324 1,360 1,360 1,360 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 84.04, Stochastic %K = 79.89, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

79.8889 79.8889 20 80 84.0393 84.0393 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 LPKR - MACD (5,3) = -12.28, Signal() = -11.75 -12.2763 -11.7486 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LPKR - TSI(3,5,3) = 34.72, Volume() = 96,334,704.00 34.7186 0.00000 40.563 96,334,704 LPKR - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 96,334,704.00 0.00000 96,334,704

(10)

      

 

 

 

 

 

2 December 2015

2 December 2015

BDMN

TRADING BUY

S1 2950 R1 3200 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2700 R2 3450

Closing

Price 3110

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 2940-Rp 3200

• Entry Rp 3110, take Profit Rp 3200

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 59.90 Positif

MACD 21.47 Positif

True Strength Index (TSI) 28.87 Positif

Bollinger Band (Mid) 2870 Positif

MA5 2898 Positif 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000

May Jun Jul August September October November December

BDMN Downward Sloping Channel

Bullish Breakout 2,901.54 2,898 2,895.63 2,869.5 2,805 2,626.5 2,626.5 2,901.54 2,980 3,110 3,110 3,110 3,121.51 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BDMN - Stochastic %D(6,3,3) = 36.90, Stochastic %K = 43.68, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

36.904 36.904 20 43.6772 43.6772 80 -50.0 0.0 50.0 100.0 150.0 0.0 BDMN - MACD (5,3) = -41.51, Signal() = -19.98 -41.506 -19.9795 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BDMN - TSI(3,5,3) = 28.87, Volume() = 4,934,500.00 15.8379 0.00000 28.8719 4,934,500 BDMN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 4,934,500.00 0.00000 4,934,500

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

CPIN

TRADING BUY

S1 3260 R1 3455 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 3065 R2 3650

Closing

Price 3390

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 3260-Rp 3455

• Entry Rp 3390, take Profit Rp 3455

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 92.73 Positif

MACD 69.55 Positif

True Strength Index (TSI) 48.92 Positif

Bollinger Band (Mid) 2893 Positif

MA5 3254 Positif 1,600 2,000 2,400 2,800 3,200 3,600

May Jun Jul August September October November December

CPIN Upward Sloping Channel

3,190 3,110 3,110 2,893 2,820 2,560 2,139.15 3,254 3,390 3,390 3,390 3,637 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 77.83, Stochastic %K = 71.77, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

71.7695 71.7695 20 77.8324 77.8324 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0.0 CPIN - MACD (5,3) = -48.91, Signal() = -44.73

-48.9128 -44.7347 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = 48.92, Volume() = 7,695,100.00

48.9212

0.00000

54.9715 7,695,100

CPIN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 7,695,100.00 0.00000 7,695,100

(11)

      

 

 

 

 

 

 

2 December 2015

2 December 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

01-12-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 17900 17900 18125 16725 17425 18125 18825 Positif Positif Negatif 22100 16950

LSIP Trading Buy 1250 1250 1270 1180 1225 1270 1315 Positif Positif Negatif 1585 1200

SGRO Trading Buy 1445 1445 1465 1365 1415 1465 1515 Positif Positif Positif 1480 1010

Mining

PTBA Trading Sell 5725 5725 5500 5150 5500 5850 6200 Positif Positif Negatif 7825 5600

ADRO Trading Sell 545 545 535 515 535 555 575 Negatif Positif Negatif 695 525

MEDC Trading Sell 1030 1030 975 870 975 1080 1185 Negatif Negatif Negatif 1450 1000

INCO Trading Sell 1620 1620 1595 1540 1595 1650 1705 Positif Negatif Negatif 2515 1645

ANTM Trading Sell 318 318 314 305 314 323 332 Negatif Negatif Negatif 436 306

TINS Trading Sell 530 530 515 490 515 540 565 Positif Positif Negatif 715 520

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Buy 910 910 935 875 895 915 935 Positif Positif Negatif 1090 885

SMGR Trading Sell 11025 11025 10925 10700 10925 11150 11375 Negatif Negatif Positif 11775 9625

INTP Trading Buy 20425 20425 20800 18550 19675 20800 21925 Positif Positif Positif 21400 17700

SMCB Trading Sell 1065 1065 1035 950 1035 1120 1205 Negatif Negatif Negatif 1140 995

Miscellaneous Industry

ASII Trading Buy 6375 6375 6500 5800 6150 6500 6850 Positif Positif Positif 6850 5725

GJTL Trading Sell 550 550 535 510 535 560 585 Negatif Positif Negatif 645 535

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 5225 5225 5350 4750 5050 5350 5650 Positif Positif Negatif 6425 4875

GGRM Trading Buy 51000 51000 51500 48500 50000 51500 53000 Positif Positif Positif 52650 42300

UNVR Trading Sell 37400 37400 36850 35825 36850 37875 38900 Negatif Negatif Negatif 39200 34500

KLBF Trading Buy 1390 1390 1405 1325 1365 1405 1445 Positif Positif Positif 1490 1305

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1740 1740 1790 1685 1720 1755 1790 Positif Positif Positif 1795 1550

PTPP Trading Buy 3670 3670 3715 3625 3655 3685 3715 Positif Positif Negatif 3930 3595

WIKA Trading Buy 2865 2865 2900 2825 2850 2875 2900 Positif Positif Positif 3150 2690

ADHI Trading Buy 2235 2235 2260 2120 2190 2260 2330 Positif Positif Negatif 2410 2050

WSKT Trading Buy 1675 1675 1735 1600 1645 1690 1735 Positif Positif Negatif 1770 1605

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 2725 2725 2765 2605 2685 2765 2845 Positif Positif Negatif 3095 2560

JSMR Trading Buy 4770 4770 4820 4530 4675 4820 4965 Positif Positif Negatif 5625 4500

ISAT Trading Sell 5600 5600 5550 5450 5550 5650 5750 Negatif Positif Positif 5700 3955

TLKM Trading Buy 2940 2940 2980 2850 2915 2980 3045 Positif Positif Positif 2980 2660

Finance

BMRI Trading Buy 8900 8900 9000 8550 8775 9000 9225 Positif Positif Negatif 9650 8150

BBRI Trading Buy 11250 11250 11350 10800 11075 11350 11625 Positif Positif Negatif 11700 10200

BBNI Trading Buy 4970 4970 5025 4750 4885 5025 5150 Positif Positif Negatif 5375 4650

BBCA Trading Buy 13250 13250 13475 12225 12850 13475 14100 Positif Positif Positif 13775 12375

BBTN Trading Buy 1285 1285 1305 1225 1265 1305 1345 Positif Negatif Positif 1290 1085

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 16300 16300 15975 15300 15975 16650 17325 Negatif Positif Negatif 21200 16050

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya dalam melangsungkan perkawinan nyentana, keluarga perempuan relatif lebih sibuk karena berbagai hal yang harus disiapkan dan dilaksanakan terkait dengan

E-Journal Tadulako Physical Education, Health And Recreation, Volume 2, Nomor 6 Agustus 2014 ISSN 2337 – 4535 Berdasarkan Hasil Analisis Deskriptif Prosentase kesegaran

844.472.580,76 (delapan ratus empat puluh empat juta empat ratus tujuh puluh dua ribu lima ratus delapan puluh.. rupiah tujuh puluh enam sen), tidak sepenuhnya dari

Keberhasilan penyelengaraan program pendidikan di sekolah tidak terlepas dari peranan dan tanggung jawab guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan

Pedoman Pengujian Lapang dalam Rangka Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan disusun untuk memberikan penjelasan kepada pelaksana uji lapang dan pelaku usaha

Berdasarkan penelitian Namru-2 selama tahun 2001-2003 di Kabupaten Purworejo (Kawasan Bukit Menoreh), An.vagus positif mengandung protein circum sporozoite

Hasil lainnya adalah pada kelompok dengan indeks syok > 0.8 memiliki rerata denyut jantung yang lebih tinggi dan tekanan darah lebih rendah. Penelitian ini menyarankan

Proses tersebut berlangsung melalui dua cara, yaitu (1) melalui mutasi balik sebenarnya yang terjadi pada tempat yang sama atau (2) melalui mutasi yang terjadi pada tempat yang